Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG


TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2020-2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini perkembangan ekonomi berdampingan erat dengan persaingan yang ketat, hal
ini mengharuskan perusahaan untuk mempunyai strategi yang baik dan tepat agar dapat
menghadapi persaingan dipasar. Perusahaan tentunya merupakan organisasi bisnis yang
memiliki tujuan untuk di capai, dan untuk mencapai tujuan tersebut melibatkan para anggota
organisasi yang harus terlebih dahulu dipenuhi kebutuhannya agar mencapai keberhasilan.
Keberhasilan tujuan organisasi dapat disebut prestasi manajemen, penilaiannya diukur dari
seberapa baik dalam mengambil keputusan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Dari
sudut pandang ekonomi, aktivitas perusahaan dilakukan terus-menerus untuk menghasilkan
produk dari proses produksi dan menyerahkan produk dalam bentuk penjualan, atau dengan
perjanjian-perjanjian untuk mendapatkan penghasilan, tentu perusahaan akan menghadapi
persaingan pasar dalam prosesnya. Untuk menghadapi persaingan dipasar, perusahaan
memerlukan strategi yang baik dalam meningkatkan daya saing agar meningkatnya pula nilai
perusahaan pada titik yang paling maksimal.
Nilai perusahaan merupakan kondisi pemenuhan bisnis yang dicontohkan dengan
kepercayaan konsumen terhadap kinerja dan produk perusahaan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa nilai perusahaan merupakan penilaian investor terhadap tingkat keberhasilan
pengelolaan dan pengelolaan sumber daya serta hubungannya dengan harga saham perusahaan
itu sendiri. Nilai perusahaan dapat dikatakan baik bisa dilihat dari kepercayaan investor dalam
berinvestasi pada perusahaan tersebut. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh banyak factor
diantaranya adalah keputusan keuangan dan struktur kepemilikan, keputusan keuangan sendiri
terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan deviden kemampuan
perusahaan menghasilkan laba, kebijakan hutang, skala perusahaan, harga saham serta
pendapatan perusahaan. Struktur kepemilikan adalah suatu mekanisme untuk mengurangi
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham, harus memiliki komposisi yang
efisien agar pengambilaan keputusan keuangan mendapatkan hasil yang baik yang akan
berdampak pada nilai perusahaan. Struktur kepemilikan dibagi menjadi 2 yaitu kepemilikan
manajerial dan kepemilikan instituasional
Dalam mendapatkan kepercayaan investor perusahaan dapat menunjukannya dengan tata
kelola perusahaan yang baik akan membangun persepsi yang baik dimata investor mengenai
nilai perusahaan. Tata kekola perusahaan sendiri berupa tindakan yang tidak mementingan
kepentingan sendiri melainkan mementingkan kepentingan investor yang dapat menaikan
harapan investor atas pengembalian investasi yang telah di tanamkan oleh investor. Dengan
demikian, hal tersebut akan menaikan arus modal yang masuk. Tata kelola perusahaan adalah
suatu sistem yang terdiri dari seperangkat struktur, prosedur dan mekanisme yang dirancang
untuk mengelola perusahaan berdasarkan prinsip akuntabilitas untuk mengelola perusahaan
yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dari jangka panjang, Tata kelola Perusahaan diukur
dengan corporate governance perception index (CGPI), yaitu dengan mekanisme Komite audit
dan dewan komisaris independen, komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan
komisaris independen dengan tujuan mengawasi efektifitas system pengendalian internal dan
pelaksanaan tugas auditor perusahaan. Dewan komisaris independen, memiliki tanggung
jawab pokok untuk menerapkan tata kelola perusahaan, fungsinya sebagai penghubung antara
pemegang saham dan manajer serta sebagai pengawas dan penasehat dewan direksi. Sistem
tata kelola perusahaan mengacu pada seperangkat aturan dan insentif yang digunakan
manajemen untuk mengarahkan dan memantau jalannya aktivitas perusahaan. Oleh karena itu,
tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan peluang peningkatan laba dan nilai
perusahaan jangka panjang bagi pemegang saham.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyaningsih, F., & Utomo, S. W. (2013)
hasil penelitian menunjukan menunjukkan bahwa penerapan corporate governance yang
efektif akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan struktur kepemilikan baik
kepemilikan institusional ataupun kepemilikan manajerial tidak berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajerial
dengan pihak institusional (stakeholder) sehingga kebijakan yang seharusnya diterapkan tidak
dihiraukan dalam proses pengelolaan kinerja perusahaan. Menurut penelitian yang dilakukan
Yohanna Rosa Angeline & Rudi Setiadi Tjahjono (2019) hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh proporsi dewan komisaris independen, leverage, dan profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Sementara komite audit, ukuran dewan komisaris, ukuran
perusahaan, likuiditas, dan aktivitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Ricky Kosasih & Mungniyati hasil dari penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan ukuran perusahaan, dan return on equity memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan, tetapi kepemilikan manajerial, komite audit, kepemilikan institusional, board size
dan leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Pada penelitian sebelumnya terdapat hasil yang berbeda untuk beberapa penilitian
mengenai tata kelola perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan.
Dikarenakan terdapat perbedaan hasil penelitian sebelumnya terhadap nilai perusahaan,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai nilai perusahaan. Perbedaan penelitian
yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumya terletak pada rentang waktunya yang
menggunakan periode 2010-2011, sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan periode
terbaru yaitu tahun 2020-2022 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dibahas diatas, rumusan masalah yang menjadi pokok
pembahasan, yaitu:
1. Apakah Tata Kelola Perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2020-2022
2. Apakah Struktur Kepemilikan yang berupa proporsi kepemilikan manajerial berpengaruh
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2020-
2022
3. Apakah Struktur Kepemilikan yang berupa proporsi kepemilikan instituasional
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2020-2022
4. Apakah Tata Kelola Perusahaan dan Struktur Kepemilikan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2020-2022
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2020-2022
2. Menganalisis pengaruh Struktur Kepemilikan yang berupa proporsi kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2020-2022
3. Menganalisis pengaruh Struktur Kepemilikan yang berupa proporsi kepemilikan
instituasional terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
periode 2020-2022
4. Menganalisis pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Struktur Kepemilikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2020-2022

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang kami lakukan, sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
Dapat menjadikan hasil penelitian sebagai bahan masukan untuk bagaimana Pengaruh
Tata Kelola Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2020-2022
2. Bagi investor
Sebagai bahan referensi dan sumber informasi mengenai nilai perusahaan berdasarkan tata
kelola perusahaan dan struktur kepemilikan
3. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi untuk peneliti selanjutnya, sebagai acuan
melakukan penelitian sejenis
1.5 Batasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu luas dan lebih terarah maka perlu adanya batasan penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka ruang lingkup peneitian dibatasi pada hal-hal
berikut ini:

1. Periode yang diteliti yaitu tahun 2020-2022


2. Sampel yang diteliti yaitu pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan pada tahun penelitian

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan didefinisikan sebagai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli
dalam penjualan perusahaan yang disepakati. Jika suatu perusahaan menerbitkan saham
kepada publik, maka nilai perusahaan di mata investor akan tercermin dari naik turunnya harga
saham. Suatu perusahaan dibentuk dengan harapan dapat berkelanjutan (going concern), bukan
hanya jangka pendek. Tujuan utama perusahaan tidak lagi hanya untuk memaksimalkan
keuntungan, tetapi untuk memaksimalkan nilai perusahaan sebanyak mungkin (Kosasih &
Mungniyati, 2022).
2.1.2 Faktor-faktor nilai perusahaan
Nilai perusahaan dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya adalah:
1. Keputusan Keuangan
Keputusan keuangan sendiri terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan,
kebijakan deviden kemampuan perusahaan menghasilkan laba, kebijakan hutang, skala
perusahaan, harga saham serta pendapatan perusahaan.
2. Struktur kepemilikan
Struktur kepemilikan adalah suatu mekanisme untuk mengurangi konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham, harus memiliki komposisi yang
efisien agar pengambilaan keputusan keuangan mendapatkan hasil yang baik yang akan
berdampak pada nilai perusahaan. Struktur kepemilikan dibagi menjadi 2 yaitu
kepemilikan manajerial dan kepemilikan instituasional
2.1.3 Jenis-jenis Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan terbagi menjadi 5 jenis berdasarkan metode perhitungannya, antara lain:
1. Nilai Nominal, adalah nilai yang secara formal tercantum pada anggaran dasar
perseroan, secara eksplisit disebutkan pada neraca perusahaan juga secara jelas ditulis
dalam surat saham kolektif
2. Nilai Pasar, diperoleh dengan mengalikan harga pasar dengan jjumlah yang
dikeluarkan saat suatu saham berlangsung di bursa efek sampai harga penutupan
(Clossing price)
3. Nilai Intrinsik, mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan, nilai intriksik adalah
konsep paling abstrak, dalam konsep ini nilai perusahaan bukan sekedar harga dari
sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki
kemampuan menghasilkan keuntungan dikemudian hari.
4. Nilai Buku, adalah nilai saham setiap waktu akan berbeda mulai dari perusahaan
didirikan, dikarenakan terjadi perubahan berupa kenaikan atau penurunan harga saham
dan adanya laba ditahan.
5. Nilai Likuidasi, adalah milai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua
beban yang harus dipenuhi, dapat dihitung dengan cara seperti nilai buku yaitu
berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika perusahaan dilikuidasi
2.1.4 Pengukuran Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat diukur dengan price to book value (PBV) dan Price Earning
Rasio (PER), yaitu perbandingan antara harga saham de (Brigham dan Gapenski, 2006).
Penilaian adalah suatu rasio yang terkai dengan penilaian
1. Price Earning Ratio (PER)
Price earning ratio (PER) menunjukan seberapa banyak investor mengeluarkan
uang untuk membayarkan laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston). PER digunakan
untuk mengukur perbandingan antara harga saham dan keuntungan dari suatu perusahaan
yang diperoleh pemegang saham. Rasio penilaian ini dapat memberi informasi kepada
masyarakat sehingga tertarik membeli saham yang lebih tinggi disbanding nilai bukunya.
Berikut adalah cara untuk mengukur nilai perusahaan
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
PER = 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

Rumus Price Earning Ratio (PER)


2. Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang menunjukan harga saham yang
dijual overvalued atau undervalue dari nilai buku saham. Makin tinggi PBV perusahaan
dinilai memiliki prospek yang baik, menunjukan nilai perusahaan yang relative terhadap
modal yang diinvestasikan

𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒


PBV = 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒

Rumus Price to Book Value (PBV)

2.2 Tata kelola Perusahaan


Tata Kelola Perusahaan yang baik adalah seperangkat sistem tata kelola yang mengatur
hubungan antara pemangku kepentingan dan pemangku kepentingan internal-eksternal dalam
hal hak dan kewajiban mereka untuk meningkatkan nilai tambah melalui pengaturan dan
kontrol yang dirancang perusahaan (Effendi, 2016), sehingga menghasilkan peningkatan
keuangan dan non-keuangan. pertunjukan. Menurut Siamat dalam Setyahadi & Narsa (2020).
Penerapan Tata Kelola Perusahaan harus ditinjau dan dievaluasi secara berkala untuk
memastikan bahwa kualitas penerapannya selalu terjaga dan sejalan dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Cara penilaian penerapan tata kelola perusahaan
berbeda-beda, antara lain dengan melakukan self assessment sesuai dengan metode dan
prosedur penilaian tata kelola perusahaan yang diterbitkan oleh sejumlah regulator atau
menyewa konsultan GCG untuk melaksanakan tata kelola perusahaan.
2.2.1 Prinsip-Prinsip Tata Kelola Perusahaan
Prinsip tata kelola menurut forum for corporate governanance Indonesia,
meliputi :
a). Transparansi, berperan dalam pengambilan keputusan yang harus di
informasikan dengan tepat waktu mengenai perusahaan mengenai perubahan atas
keuntungan perusahaan, terkait semua hal penting bagi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan pemegang kepentingan.
b). Akuntabilitas, pengawasan efektif oleh manajemen yang bertanggung jawab
atas keseimbangan kekuasaan antara manajer, pemegang saham, dewan komisaris,
dana auditor
c). Respontabilitas, pemegang saham wajib diakui sesuai dengan hokum dan
kerjasama yang ditetapkan oleh pemegang kepentingan dalam mewujudkan
kekayaan, lapangan kerja dan keuangan yang sehat
d). Keadilan. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham terutama
pemegang saham minoritas dan asing dengan keterbukaan informasi yang penting
Pengukuran tata kelola perusahaan

2.2.2 Pengukuran Tata Kelola Perusahaan

Tata kelola Perusahaan diukur dengan corporate governance perception index


(CGPI). Terdapat beberapa mekanisme dalam tata kelola perusahaan yang sering
digunakan, antara lain:

1. Komite audit, merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris


independen dengan tujuan mengawasi efektifitas system pengendalian internal
dan pelaksanaan tugas auditor perusahaan. Pengukuran komite audit adalah
dengan mengukur anggota komite audit yang dimiliki perusahaan pada periode
tertentu
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛
Komite audit = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 x 100%

2. Dewan komisaris independen, memiliki tanggung jawab pokok untuk


menerapkan tata kelola perusahaan, fungsinya sebagai penghubung antara
pemegang saham dan manajer serta sebagai pengawas dan penasehat dewan
direksi
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛
DKI = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑥 100%

2.3 Struktur Kepemilikan


Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme tata kelola yang penting untuk
mengendalikan masalah keagenan, terutama pada lingkungan dimana tata kelola seperti
market of corporate control, external auditors, rating agencies dan kerangka kerja institusi
(system hokum dan lembaga) yang lemah.di Indonesia dengan system hokum dan lembaga
yang terbilang masih rendah,struktur kepemilikan berperan penting dalam mengontrol
masalah keagenan melalui pemilihan agen dan dewan perusahaan untuk pengelolaan da
pengawasan.
2.3.1 Pengukuran struktur kepemilikan
1. Kepemilikan asing, merupakan porsi outstanding share yang dimiliki
pemegang saham asing yakni perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan
hokum, pemerintah,serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri terhadap
jumlah seluruh modal saham yang beredar
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑎𝑠𝑖𝑛𝑔
Kepemilikan asing = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

2. Kepemilikan pemerintah, adalah jumlah kepemilikan saham oleh pemerintah


dari seluruh saham yang dikelola
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎ℎ
Kepemilikan pemerintah = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

3. Kepemilikan instituasional, merupakan proporsi kepemilikan seperti LSM,


perusahaan swasta, perusahaan efek, asuransi, dana pension, bank dan
perusahaan-perusahaan investasi, diukur dengan rasio antara jumlah lembar
saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah saham beredar secara
keseluruhan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Kepemilikan instituasional = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

4. Kepemilkan manajerial, diukur menggunakan rasio antara jumlah saham yang


dimiliki manajer dengan dewan komisaris terhadap jumlah saham yang beredar
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑖ℎ𝑎𝑘 𝑚𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
Kepemilikan manajerial = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

2.4 Penelitian Terdahulu


Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyaningsih, F., & Utomo, S. W. (2013)
hasil penelitian menunjukan menunjukkan bahwa penerapan corporate governance yang
efektif akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan struktur kepemilikan baik
kepemilikan institusional ataupun kepemilikan manajerial tidak berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan hal ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajerial
dengan pihak institusional (stakeholder) sehingga kebijakan yang seharusnya diterapkan tidak
dihiraukan dalam proses pengelolaan kinerja perusahaan.
Menurut penelitian yang dilakukan Yohanna Rosa Angeline & Rudi Setiadi Tjahjono
(2019) hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh proporsi dewan
komisaris independen, leverage, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Sementara
komite audit, ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, likuiditas, dan aktivitas tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ricky Kosasih & Mungniyati hasil dari penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan ukuran perusahaan, dan return on equity memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan, tetapi kepemilikan manajerial, komite audit, kepemilikan
institusional, board size dan leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

2.5 Pengembangan Hipotesis


2.5.1 Tata Kelola Perusahaan dan Nilai Perusahaan
Tata kekola perusahaan secara singkat dapat diartikan sebagai seperangkat
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai
tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan yang mempengaruhi nilai
perusahaan. Selama sepuluh tahun ini istilah tata kelola perusahaan sangat populer
bahkan menjadi sesuatu yang terhormat, pertama good corporate governance
adalah salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar, bahkan dengan menerapkan
tata kelola perusahaan secara baik diyakini dapat menolong perusahaan dan
perekonomian negara yang sedang tertimpa krisis untuk bangkit menuju ke arah
yang lebih sehat dan perusahaan yang menerapakan tata kelola perusahaan juga
mampu bersaing mengelola secara dinamis serta profesional. Menurut Teori
Agency Jensen dan Meckling 1976 hubungan antara pemilik dan manajer pada
hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan
(confllict of interest). Dengan adanya itu maka penerapan tata kelola perusahaan
diharapkan mampu mengurangi masalah keagenan yang terjadi sehingga kinerja
suatu perusahaan dapat berjalan baik

H1: Tata Kelola Perusahaan Berpengaruh Positif Terhadap Nilai Perusahaan


2.5.2 Kepemilikan manajerial dan Nilai Perusahaan
Kepemilikan manajerial dapat dikatakan dimana manajer sekaligus
pemegang saham, dimana semakin besar saham yang dimiliki manajer maka
tindakan manajer dalam meningkatkan nilai perusahaan akan lebih produktif.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa kepemilkan saham manajerial
dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer.
Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kepemilikan saham oleh manajerial dapat
mengurangi konflik keagenan. Dikarenakan segala keputusan yang diambil oleh
pihak manajer akan dirasakan langsung oleh manajer karena turut serta memiliki
perusahaan tersebut. Sehingga kepemilikin manajerial yang cukup tinggi
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

H2: Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Positif Terhadap Nilai Perusahaan

2.5.3 Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan


Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam
meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham
dan dalam memonitor manajemen karena akan mendorong pengawasan yang lebih
optimal. Menurut Wahyudi dan Pawestri (2006) semakin tinggi kepemilikan
institusional maka akan mengurangi perilaku opportunistic manajer yang dapat
mengurangi agency cost yang diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan.

H3: Kepemilikan Institusional Berpengaruh Positif Terhadap Nilai Perusahaan

2.5.4 Tata Kelola Perusahaan, Kepemilikan manajerial, kepemilikan Instituasional dan


Nilai Perusahaan
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik sangat mendukung tercapainya
tujuan perusahaan dan sebagai dasar dari pengambilan kebijakan dan keputusan
perusahaan untuk memberikan nilai yang baik dan memberi keuntungan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan. Artinya segala proses kerja dapat lebih
nyaman, dan teratur, yang berarti berjalan lebih rapi, terkontrol dan terciptanya
kerja tim yang solid, sehingga perusahaan dapat menggambarkan laporan keuangan
yang sehat, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa mekanisme tata kelola
perusahaan serta struktur kepemilikan (manajerial dan instituasional) berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
H4: Tata Kelola Perusahaan, Kepemilikan manajerial, kepemilikan
Instituasional Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian


3.1.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah metode penelitian berdasarkan filosofi positivisme, yang digunakan oleh
peneliti dari populasi atau sampel tertentu. Data dikumpulkan dengan menggunakan
instrumen penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif untuk menguji hipotesis yang
telah dirumuskan.
3.1.2 Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2020-2022
3.1.3 Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek dengan kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2020-2022.
Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode. Adapun kriteria pemilihan
sampel sebagai berikut:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2020-2022
2. Perusahaan Manufaktur yang mempublikasi laporan keuangan secara konsisten
pada tahun 2020-2022
3. Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dengan bentuk satuan
mata uang rupiah
4. Perusahaan Manufaktur yang memiliki data Tata Kelola Perusahaan dan Struktur
Kepemilikan berupa kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional pada
tahun 2020-2022
3.1.4 Jenis data dan sumber data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang
dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2020-2022 yang diperoleh dari webseite www.idx.co,id dan
website resmi perusahaan
3.1.5 Metode pengumpulan data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi, yaitu
mengumpulkan dan mempelajari data dari dokumen-dokumen yang dibutuhkan, data-
data tersebut adalah dokumen laporan keuangan tahunan yang diperoleh dari website
www.idx.co.id yang merupakan situs resmi Bursa Efek Indonesia dan situs resmi
perusahaan
3.1.6 Definisi operasional variable
3.1.6.1 Variabel dependen (Y)
Nilai Perusahaan merupakan presepsi investor terhadap perussahaan yang
sering dikaitkan dengan harga saham dan merupakan aspek utama yang dilihat
oleh investor sebelum mereka memutuskan untuk menginvestasikan dana disuatu
perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi,
namun dalam realitanya tidak semua perusahaan menginginkan harga saham yang
tinggi karna khawatir tidak laku dipasar dan tidak menarik dimata investor. Hal ini
dapat dibuktikan banyak perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia yang
melakukan stock split atau memecahkan saham, yang berarti harga saham tidak
boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Harga yang rendah akan membangun citra
yang buruk untuk perusahaan dimata para investor. Nilai perusahaan yang tinggi
mencerminkan tingkat kemakmuran pemegang saham dan membuat pasar percaya
bahwa kinerja perusahaan mendukung untuk prospek yang baik di masa depan,
hal ini tentunya diinginkan setiap pemilik perusahaan.
3.1.6.2 Variabel independen (X)
a. Tata Kelola Perusahaan (X1)
Tata kelola perusahaan adalah seperangkat aturan yang menentukan hak
dan kewajiban pemegang saham, manajemen, kreditur, pemerintah, karyawan, dan
pemangku kepentingan internal dan eksternal lainnya, atau dengan kata lain, sistem
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tata kelola perusahaan
digunakan untuk memastikan bahwa penyedia keuangan atau pemilik modal
perusahaan diberi imbalan atas aktivitas yang dilakukan oleh manajer, atau
bagaimana penyedia keuangan perusahaan melakukan kontrol terhadap manajer.
b. Struktur kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan suatu mekaniste tata kelola perusahaan yang
penting untuk mengendalikan masalah keagenan, merupakan pemisahan antara
pemilik perusahaan dan manajer perusahaan. Pemilik atau pemegang saham adalah
pihak yang menyertakan modal kedalam perusahaan, sedangkan manajer adalah
pihak yang ditunjuk pemilik dan diberi kewenangan mengambil keputusan dalam
mengelola perusahaan, dengan harapan manajer bertindak sesuai dengan
kepentingan pemilik.
- Kepemilikan Manajerial (X2)
Kepemilikan Manajerial adalah total kepemilikan saham manajemen di
seluruh ekuitas manajemen, dan kepemilikan manajerial adalah persentase
jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan perusahaan. Meningkatkan kepemilikan
manajerial dapat mengatasi masalah keagenan
- Kepemilikan Institusional (X3)
Kepemilikan Institusional merupakan saham yang dimiliki institusi atau
lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan
institusi lain) dengan persentase saham diatas 5%. Kepemilikan institusional
adalah salah satu factor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan. Adanya kepemilikan pihak investor institusional dapat mendorong
manajemen dalam meningkatkan pengawasan terhadap kinerja manajemen.

3.2 Metode analisis data

Anda mungkin juga menyukai