Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN KELUARGA SAMAWA


(Sakinah Mawaddah Warahmah)

Nama: Herlinda
NIM: 180104020213

PRODI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN ANTASARI BANJARMASIN


TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik
: Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
Sub pokok bahasan
: Membentuk Keluarga berlandaskan Samawa
Sasaran / Target
: Keluarga dan Remaja
Hari / Tanggal
: 20 Mei 2024
Waktu Tempat
: Gedung Sarantang Saruntung Pelaihari
Penyuluh
: Herlinda

A. LATAR BELAKANG
Hidup berumah tangga pada dasarnya tidaklah berbeda dengan kehidupan
sosial yang lain dalam arti kita memiliki kebebasan untuk memilih mana sosok yang
akan dijadikan teman atau sahabat dan mana yang tidak. Begitu juga dalam memilih
calon pasangan. Perbedaannya, dalam berumah tangga kita mempunyai waktu
kebebasan memilih yang terbatas. Begitu kita memutuskan bahwa si A adalah calon
pasangan kita, maka ia (idealnya) akan menjadi pasangan hidup kita selamanya.
Dalam suka maupun duka. Oleh karena itulah, memilih calon pasangan sangat
berbeda dengan memilih teman.
Rasulullah dengan tegas menganjurkan kendati tidak mewajibkan agar
prioritas utama yang menjadi kriteria dasar calon pasangan adalah agama (dzat ad-
din) karena hanya orang agamislah yang relatif memiliki resistensi paling kuat
dalam melawan penyakit-penyakit mendasar yang biasa menjadi penyebab rusaknya
tatanan rumah tangga seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), ketiadaan tanggung jawab (tidak memberi nafkah lahir dan batin), dan
sejumlah kejahatan syariah yang lain. Kriteria lain dalam memilih pasangan seperti
kecantikan, kekayaan dan keturunan hendaknya tidak menjadi faktor prioritas dalam
memilih pasangan. Setidaknya itulah anjuran dari Nabi (Syuhud, 2013)
Dengan adanya program penyuluhan disebabkan melihat banyaknya
pernikahan dini yang terjadi dikota Pelaihari, yang mana dirasa masih memerlukan
pengetahuan untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Program ini dipilih untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana
cara membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan keluarga dan remaja yang
mengikuti penyuluhan ini dapat meningkatkan fungsi sistem keluarga yang lebih efektif

serta dapat memahami hak dan kewajiban sebagai suami istri serta dapat membangun
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan akan dapat mampu :
Membantu anggota keluarga memperoleh kesadaran tentang pola hubungan yang tidak
berfungsi dengan baik dan menciptakan cara-cara baru dalam berinteraksi untuk mengatasi
masalah yang dihadapi

D. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian keluarga samawa
2. Memahami hak dan kewajiban suami istri
3. Memahami fungsi sistem keluarga yan baik
4. Menyeleasaikan masalah yang dihadapi
5. Cara berkomunikasi yang baik

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA
1. Laptop
2. Proyektor
3. Audio Speaker
4. PDF/jurnal/e-book

G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b) Pemeriksaan suhu tubuh, mematuhi protokol kesehatan covid-19 dan menjaga
jarak.
c) Penyelenggaraan penyuluhan
d) Pengorganisasian penyelenggara dilakukan setelah selesai acara.

2. Evaluasi proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b) Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil

a) Peserta mengetahui pengertian keluarga samawa.


b) Peserta mengetahui memahami hak dan kewajiban suami istri.
c) Peserta mengetahui memahami fungsi sistem keluarga yan baik.
d) Peserta mengetahui menyeleasaikan masalah yang dihadapi.
e) Peserta mengetahui cara berkomunikasi yang baik saat membicarakan
permasalahan rumah tangga.

H. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS


1. Protokol / Pembawa acara
2. Penyuluh
3. Fasilitator
4. Observer
5. Dokumentasi
6. Konsumsi
7. Teknisi
8. Kesehatan/ pengawas protokol kesehatan

I. PROSES PELAKSANAAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
Opening acara          Menjawab salam
 
       Menjelaskan tujuan dari
         Mendengarkan
penyuluhan          Memperhatikan
        Menyebutkan materi yang akan
diberikan          Memperhatikan
2. 1,5 Jam Pelaksanaan :
Disampaikan oleh pemateri         
1 Memperhatikan
(Menjelaskan tentang
pengertian keluarga
samawa, hak        Memperhatikan
dan
kewajiban suami istri)
Disampaikan oleh pemateri         
2 Memperhatikan
(Menjelaskan tentang
fungsi sistem keluarga yan
baik)
        
Disampaikan oleh pemateri 3
(Menjelaskan tentang
menyelesaikan masalah
yang dihadapi serta
        
mengetahui cara
berkomunikasi yang baik
saat membicarakan
permasalahan rumah
tangga

3. 10 menit Evaluasi :
Memberikan kesempatan kepada
         Menjawab pertanyaan
audiens tentang materi yang
telah diberikan yang dapat
menjawab pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
        Mengucapkan terimakasih atas
         Mendengarkan
peran serta peserta.
        Mengucapkan salam penutup          Menjawab salam
Closing

J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
K. PENGORGANISASIAN
Pembawa acara : Herlinda dan Miftah Anwar, A.md
Pembicara : H. Faturrahman, Lc., H. Makmum Fadillah, S.Sos dan Hj
Marlina, S.Ag
Koor. Observer : Mia Damayanti, S.Pd
Koor. Fasilitator : Mia Andini, Amd
Pembimbing : Nadzmi Akbar, S.Pd., M.Pd.I.

L. SUMBER

Ida & Husein, U. I. Z. 2007. Pentingnya Ilmu Dalam Pernikahan.


https://menikahsunnah.wordpress.com/2007/06/20/pentingnya-ilmu-dalam-
pernikahan/
Syuhud, A. F. 2013. Keluarga Sakinah. http://www.fatihsyuhud.net/rumah-tangga/
Yazid. 2010. Kiat-kiat menuju keluarga sakinah. https://almanhaj.or.id/2863-kiat-
kiat-menuju- keluarga-sakinah.html

M. MATERI
1. Pengertian Keluarga Samawa.
Makna dari sakinah ialah kedamaian, ketentraman dan keamanan. Hal ini
diharapkan pasangan suami istri senantiasa memiliki rasa damai, tentram dan
aman dalam membangun sebuah rumah tangga. Tidak hanya suami istri saja,
melainkan setiap anggota keluarga nantinya kelak.

Sementara itu, kata mawaddah berarti rasa sayang, cinta yang menggebu


dan membara. Aspek ini bisa diterapkan dengan cara-cara sederhana mulai dari
mendukung pasangan, saling berkorban dan memelihara rasa saling memiliki
sebagai suami istri. Warahmah diartikan sebagai kasih, ampunan, rahmat, rezeki
dan karunia Allah SWT. Kata tersebut diucapkan karena banyak doa dan harapan
yang dipanjatkan dalam membina rumah tangga, bahkan termasuk ketika
berkolaborasi dalam menjalankan setiap perintah Allah SWT. Ciri-ciri keluarga
yang sakinah, mawaddah dan warahmah :
a. Keluarga sakinah terpenuhinya kebutuhan lahiriyah dan batiniyah
Ada beberapa pendapat bahwa menyaratkan keluarga ideal itu harus
mencukupi lahiriyah dan batiniyah. Ini bertujuan agar keluarga
senantiasa maslahah serta menjadi keluarga yang sejahtera. Keluarga
sakinah mencakup hal-hal berikut:
1) Berdiri diatas keimanan yang kokoh
2) Menunaikan misi ibadah dalam kehidupan
3) Mentaati ajaran agama
4) Saling mencintai dan menyayangi
5) Saling menjaga dan menguatkan dalam kebaikan
6) Saling memberikan yang terbaik untuk pasangan
7) Musyawarah dalam menyelesaikan persoalan
8) Membagi peran secara berkeadilan
9) Kompak mendidik anak-anak
10) Berkomitmen untuk kebaikan masyarakat, bangsa dan negara

b. Keluarga sakinah menurut organisasi keagamaan Muhammadiyah


Keluarga sakinah yang dipahami oleh organisasi keagamaan
Muhammadiyah ialah sebagai keluarga yang setiap anggotanya membangun
dalam dasar fitrah kemanusiaan. Hal tersebut menjadikan diri sebagai
manusia yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan sesame manusia
dan alam. Diharapkan ini akan menciptakan anggota keluarga yang aman,
tentram dan bahagia. Berikut ada 5 ciri membangun keluarga sakinah, antara
lain: 
1) Kekuatan atau kekuasaan dan keintiman (power of intimacy)
Suami dan istri memiliki hak untuk pengambilan keputusan yang
sama, ini merupakan dasar untuk kedekatan hubungan.
2) Kejujuran dan kebebasan berpendapat (honesty and freedom of
expression)
Setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat, termasuk
pendapat yang berbeda. Namun, perlu diingat bahwa harus
diperlakukan dengan sama.
3) Kehangatan, kegembiraan dan humor (warmth, joy and humor)
Ketika di dalam keluarga ada kegembiraan dan humor, setiap anggota
keluarga akan merasakan kenyaman satu sama lain. Keceriaan dan
saling percaya adalah komponen penting kebahagiaan keluarga.
4) Keterampilan negosiasi dan organisasi (organization and
negotiating)
Mengatur dan berbagi tugas serta melakukan negosiasi ketika berbeda
pendapat dan dicarikan solusi terbaiknya.
5) Sistem nilai (value system)
Nilai moral keagamaan dijadikan pedoman dalam berkeluarga, dan
memahami realitas kehidupan sebagai rambu-rambu dalam mengambil
keputusan.

c. Keluarga sakinah menurut organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama


(NU)
Sementara, organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU)
mengartikan istilah keluarga maslahah sebagai keluarga yang dalam
hubungan suami istri dan orangtua serta anak menerapkan prinsip keadilan,
kesimbangan, moderat, toleran, amarma’ruf nahi munkar. Selain itu, harus
berakhlakul karimah atau akhlak yang baik, sejahtera lahir batin, sakinah
mawaddah warahmah, berperan aktif mengupayakan kemaslahatan
lingkungan sosial dan alam sebagai perwujudan Islam rahmatan lil’alamin.
Keluarga maslahah menurut NU mencakup ciri-ciri, antara lain:
1) Suami dan istri yang saleh
Bisa mendatangkan manfaat baru dirinya, anak-anaknya, lingkungannya
sehingga tercermin perilaku dan perbuatan yang bisa menjadi teladan
(uswatun hasanah) bagi anak-anak maupun orang lain.
2) Anak-anaknya yang baik (abrrar)
Berkualitas, berakhlak mulia, sehat rohani dan jasmani, produktif dan
kreatif. Ini dimaksud agar bisa hidup mandiri dan tidak menjadi beban
bagi orang lain.
3) Pergaulan yang baik
Dalam artian pergaulan yang terarah, mengenal lingkungan yang baik,
bertetangga dengan baik tanpa mengorbankan prinsip dan pendirian
hidupnya.
4) Berkecukupan rezeki (sandnag, pangan dan papan) Ini mengartikan
bahwa tidak mesti kaya yang berlimpah, yang penting bisa membiayai
hidup keluarganya sandang, pangan, papan serta biaya pendidikan dan
ibadah sekeluarga. Ketiga prinsip dan ciri-ciri di atas bisa terlaksana
dengan baik seiring membangun komunikasi antar pasangan dan
anggota keluarga. Dibutuhkannya kerja sama serta komunikasi sangat
penting untuk mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warahmah.

2. Hak dan Kewajiban Suami Istri.


Kewajiban suami pada istri dalam pernikahan menurut Islam para suami
memiliki beberapa kewajiban yang menjadi hak istri dalam pernikahan, di
antaranya:
a. Memberikan mahar dan nafkah
Kewajiban pertama suami pada istri dalam pernikahan menurut Islam adalah
memberikan mahar dan nafkah. Mahar merupakan mas kawin yang patut
laki-laki berikan saat menikahi perempuan. Sedangkan nafkah, nggak hanya
sebatas uang dapur, melainkan dalam bentuk sandang, pangan dan papan
(memberi pakaian, makanan, dan rumah). Disebutkan dalam al-Quran surat
An-Nisa ayat 4, yang berbunyi:
"Berikanlah maskawin kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan."
Kemudian dalam surat Al-Baqarah ayat 233, yang berbunyi:
"Dan kewajiban bapak memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya...."
b. Menggauli istri secara baik
Menggauli di sini adalah bersenggama atau bercinta dengan istri.
Dalam Islam, ini menjadi salah satu kewajiban suami pada istri, yaitu untuk
menggauli pasangannya dengan baik, nggak boleh kasar atau sampai
menyakiti. Dalam surat An-Nisa ayat 19, terjemahannya berbunyi:
"Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak
menyukai mereka, (bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
c. Menjaga istri
Suami wajib menjaga istrinya dengan baik, menjaga harga dirinya,
menjunjung tinggi kehormatannya, dan melindunginya dari segala sesuatu
yang dapat menodai kehormatannya. Suami pun wajib menjaga rahasia
istrinya.
d. Membimbing istri
Kewajiban suami adalah memberikan bimbingan agama pada istrinya dan
menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Suami juga
wajib menjaga istrinya dari perbuatan dosa yang dapat mendatangkan
keburukan pada keluarga. Disebutkan dalam surat At-Tahrim ayat 6, yang
berbunyi:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan."
e. Memberikan rasa cinta dan kasih sayang
Dalam Islam, suami wajib memberikan rasa cinta dan kasih sayang pada
istri. Artinya, suami wajib bertutur kata lembut, memberikan rasa tenang,
mengekspresikan rasa cintanya, dan menunjukkan kasih sayang. Kewajiban
ini ada dalam al-Quran surat Ar-Rum ayat 21, yang terjemahannya berbunyi:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang dan
rahmat. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar menjadi tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir."

Kewajiban istri yang menjadi hak untuk suaminya:


a. Menaati suami
Kewajiban pertama istri pada suami adalah taat pada suami. Contoh taat
Misalnya, istri patuh ketika suami menyuruhnya untuk beribadah, menutup
aurat, dan lain-lainnya. Namun, istri wajib taat kecuali dalam hal-hal yang
melanggar aturan agama dan/atau kesusilaan. Dalam al-Quran, surat An-
Nisa ayat 34, terjemahannya berbunyi sebagai berikut:
"Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena
mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang
salehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika
suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki......"

Dalam Islam, ketaatan seorang istri pada suami disebut setara nilainya
dengan jihad laki-laki. Tetapi, ada kalanya istri dapat mendiskusikan sesuatu
sebelum membuat keputusan, seperti membahas pekerjaan, keluarga,
pendidikan anak, dan sebagainya.
b. Menjaga harta, rumah, dan kehormatan suami
Ketika suami wajib memberikan nafkah berupa penghasilannya pada istri,
maka istri wajib menjaganya. Artinya, istri wajib merawat dan menjaga
harta yang suaminya berikan. Bahkan jika memungkinkan, istri mampu
mengembangkan hartanya. Hal ini dimaksudkan seorang istri nggak boleh
keluar rumah tanpa izin dari suaminya, dan nggak boleh membawa laki-laki
lain masuk ke dalam rumah saat suami sedang nggak ada. Sedangkan
menjaga kehormatan suami adalah dengan nggak menyebarkan aib
suaminya. Sama seperti suami yang wajib menjaga rahasia istri, maka istri
nggak boleh menyebarkan rahasia suaminya. Baik itu secara langsung,
maupun nggak langsung.
c. Mencari kerelaan suami dan menghindari murkanya
Istri wajib mencari kerelaan atau ridha dari suami. Sebab dalam Islam,
kerelaan suami merupakan tiket seorang istri mendapatkan surga dan
kebahagiaan akhirat. Karena itu, istri harus berusaha mendapatkan kerelaan
suami. Ada berbagai macam cara, di antaranya melakukan tindakan yang
menyenangkan suami, membantu suami menyelesaikan pekerjaannya,
memenuhi kebutuhan suami, dan sebagainya. Namun dalam mencari
kerelaan suami, istri wajib menghindari amarah atau murkanya. Artinya,
jangan sampai melakukan tindakan yang justru membuat pasangan marah
karena hal ini nggak hanya menghapus usaha mencari ridha suami, tetapi
juga memberikan dampak buruk pada keharmonisan rumah tangga.
d. Memahami urusan bercinta
Jika suami memiliki kewajiban menggauli istrinya, di sisi lain istri wajib
memahami urusan bercinta. Istri nggak boleh menolak ketika suami
mengajaknya bercinta. Sebab dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah
bersabda:
“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas istri enggan
memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu shubuh.”
HR. Bukhari dan Muslim.
Namun, ada kondisi yang mana istri nggak dapat memenuhi kebutuhan
suami, seperti sedang sakit, nifas, menstruasi, dan sebagainya. Namun,
usahakan untuk membicarakannya secara baik-baik dengan pasangan.
e. Menunjukkan wajah yang manis dan menyenangkan suami
Menunjukkan wajah yang manis tentu akan memberikan kebahagian bagi
suami yang melihatnya, bukan begitu? Ini merupakan kewajiban bagi
seorang istri terhadap suaminya dalam pernikahan menurut Islam.
Sedangkan menyenangkan suami, dapat dengan melakukan sesuatu yang
dapat menimbulkan rasa bahagia dalam hati pasangan. Nggak perlu mewah
atau sulit, bisa dengan memasak menu favoritnya, merapikan rumah, atau
sekadar membelikannya hadiah kecil. Sebuah hadits dari Abu Hurairah RA,
Rasulullah pernah bersabda:
“Sebaik-baik perempuan ialah seorang perempuan yang apabila engkau
melihatnya, engkau merasa gembira. Jika engkau perintah, dia akan
mentaatimu. Dan jika engkau tidak ada di sisinya, dia akan menjaga
hartamu dan dirinya.”

3. Fungsi Sistem Keluarga Yang Baik.


Keluarga sejahtera merupakan dambaan dan harapan dari setiap keluarga
untuk saling berbagi perasaan, cinta kasih, serta materi. Untuk mencapai kondisi
tersebut bukan suatu yang tidak mungkin terjadi apabila setiap anggota keluarga
menerapkan fungsi-fungsi yang seharusnya berjalan di dalam kehidupan
keluarga. Fungsi yang dimaksud dikenal sebagai “Delapan Fungsi Keluarga.”
Delapan fungsi keluarga adalah fungsi-fungsi yang menjadi prasyarat, acuan,
serta pola hidup setiap keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga sejahtera
dan berkualitas. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
membagi fungsi keluarga menjadi 8, di antaranya:

 Fungsi Agama
Fungsi agama dalam keluarga dikembangkan agar keluarga menjadi tempat
persemaian nilai-nilai agama dan budaya bangsa, sehingga seluruh anggota
keluarga menjadi insan agamis yang penuh iman kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
 Fungsi Sosial Budaya
Dalam fungsi sosial budaya, keluarga diharapkan dapat mengenalkan
budaya Indonesia sebagai dasar-dasar nilai kehidupan, sehingga anak
mempunyai wawasan terhadap berbagai budaya, baik daerah maupun
nasional.
 Fungsi Cinta Kasih
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan cinta kasih.
Dengan cinta dan kasih sayang yang terjadi dengan baik di keluarga, maka
rumah tangga akan menjadi tempat yang menyenangkan bagi anggota
keluarga yang lain.
 Fungsi Perlindungan
Fungsi ini menekankan bahwa keluarga merupakan pelindung yang
pertama dan utama dalam memberikan kebenaran, keteladanan, serta
tempat bernaung kepada anak dan keturunan.
 Fungsi Reproduksi
Mengetahui dan menanamkan fungsi reproduksi sangat penting bagi
keluarga untuk mengatur reproduksi sehat yang terencana, sehingga anak
yang dilahirkan nantinya mampu menjadi generasi penerus yang
berkualitas.
 Fungsi Sosialisasi Pendidikan
Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan
fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk
karakter yang berakhlak mulia.
 Fungsi Ekonomi
Keluarga dalam fungsi ekonomi merupakan tempat membina dan
menanamkan nilai-nilai keuangan keluarga, dan merencanakan keuangan
keluarga, sehingga terwujud keluarga sejahtera.
 Fungsi Lingkungan
Kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman
perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar mendorong sikap dan
perilaku peduli lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya,
melakukan kegiatan penghijauan, hemat energi, dan sebagainya.
Menjalankan keseluruhan fungsi tersebut dengan baik tentu membutuhkan
usaha yang tidak mudah. Karena itu, setiap keluarga harus mampu
mempunyai arah dan tujuan ke depan. Diharapkan dengan dilaksanakannya
8 fungsi tersebut, keluarga Indonesia dapat menjadi keluarga yang sejahtera
dan berkualitas.

4. Cara Berkomunikasi Yang Baik Saat Membicarakan Permasalahan Rumah


Tangga.
 Jangan membalas perilaku negatif pasangan
Terkadang perkataan atau perilaku negatif dari pasangan dapat memicu
emosi-emosi negatif yang membuat Anda tergerak untuk membalas apa yang
telah pasangan lakukan dalam bentuk perkataan ataupun tindakan.Atmosfer
yang negatif akan membuat suami istri bertengkar semakin hebat. Oleh
sebab itu, Anda tidak boleh memperkeruh suasana dan justru
harus meredakan atmosfer negatif dengan bertindak dan berkata yang positif.
 Sadari apa yang memunculkan perasaan tersebut
Cara menyelesaikan masalah rumah tangga adalah dengan menyadari apa
yang membuat Anda kesal ataupun marah.Bila Anda sudah berhasil
mengetahui apa yang membuat Anda merasakan emosi-emosi tersebut, maka
komunikasi dengan pasangan akan menjadi lebih mudah.
 Fokus ke satu permasalahan
Anda mungkin sangat tergiur untuk langsung mengungkit berbagai masalah
dalam rumah tangga yang membuat kesal, tetapi Anda tidak boleh
membahas semuanya sekaligus.Sebaiknya Anda membahas salah satu
permasalahan yang relevan dan sesuai dibahas dalam keadaan
tersebut.Membahas semua permasalahan sekaligus dapat membuat
pembicaraan dengan pasangan menjadi ajang untuk komplain yang penuh
dengan emosi sehingga memicu pertengkaran.
 Beritahukan apa yang Anda rasakan dengan jelas 
Komunikasi yang baik dengan pasangan adalah kunci dalam menyelesaikan
masalah rumah tangga maupun cara menyelesaikan masalah dengan pacar.
Bicarakan perasaan yang dialami dan penyebab munculnya perasaan tersebut
secara jelas tanpa dibumbui dengan sarkasme maupun agresivitas. Hindari
juga mengungkit masalah-masalah yang lalu yang dapat memicu suami istri
bertengkar.
 Jangan salahkan pasangan
Saat sedang mengutarakan apa yang Anda pikirkan dan rasakan, jangan
langsung menyalahkan pasangan, tetapi tekankan bagaimana perilaku atau
perkataan pasangan memicu emosi yang Anda rasakan.Misalnya, Anda
mengatakan kepada pasangan bahwa Anda merasa kesal karena pasangan
lupa mencuci piring atau tidak meletakkan baju kotor di ember.
 Dengarkan pasangan
Selain komunikasi, kemampuan untuk mendengarkan pasangan juga
merupakan dasar penting dari cara menyelesaikan masalah rumah tangga
ataupun cara menyelesaikan masalah dengan pacar.Mendengarkan dengan
baik dan tidak memotong saat pasangan berbicara dapat membantu Anda
mengetahui apa yang pasangan Anda rasakan. Anda juga bisa memahami
duduk permasalahan dengan lebih jelas.
 Hindari berdebat dengan pasangan
Selain tidak memotong apa yang sedang diutarakan oleh pasangan, hindari
pula berdebat dengan pasangan dan mencoba untuk menjadi
defensif.Cobalah untuk memahami apa yang dialami pasangan dan
beritahukan kepada pasangan apa yang Anda tangkap ceritanya untuk
mengkonfirmasi bahwa Anda memahami maksudnya.
 Coba memahami pasangan
Cara menyelesaikan masalah rumah tangga adalah dengan
mencoba memahami apa yang dirasakan oleh pasangan. Bayangkan jika diri
Anda berada di posisi padangan.
 Mencari solusi
Setelah saling menceritakan perasaan dan pikiran masing-masing, Anda dan
pasangan bisa fokus dalam mencari solusi atas pertengkaran yang terjadi.
Apabila pertengkaran dipicu oleh kesalahpahaman, maka Anda bisa
mengakhiri pertengkaran dengan saling memaafkan.

 Berikan jeda waktu dengan pasangan


Jangan paksakan diri untuk membicarakan masalah yang terjadi dan berikan
waktu untuk diri Anda dan pasangan agar bisa menenangkan diri untuk
menghindari suami istri bertengkar.Jika saat membicarakan masalah yang
terjadi Anda dan pasangan mulai bertengkar kembali, berikan lagi jeda
waktu hingga Anda dan pasangan tenang kembali.
 Mencoba Hal Baru Bersama Pasangan
Tidak hanya memperbaiki komunikasi dan menangani konflik dengan sehat,
melakukan hal-hal baru bersama pasangan juga dapat menguatkan rumah
tangga dari pertengkaran. Berikut adalah beberapa cara yang dapat
dilakukan:
 Melakukan kencan
Sibuk menjalankan peran sebagai suami dan istri, atau ayah dan ibu jangan
sampai membuat rasa cinta antara Anda dan pasangan menjadi
berkurang.Sempatkanlah melakukan kencan untuk menyegarkan pikiran, dan
mengulang masa-masa manis sebelum menikah.
 Mencoba hal baru yang menyenangkan
Lakukan hal-hal yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya saat kencan.
Ini dapat membantu Anda menghilangkan stres dan kebosanan dalam rumah
tangga. Dengan melakukan hal baru bersama pasangan, rasa cinta yang
mungkin sempat terhalang oleh bosan dan amarah bisa tumbuh kembali.
 Berpartisipasi aktif dalam kehidupan masing-masing
Terlibatlah dalam apa yang pasangan Anda lakukan, dan sebaliknya ajaklah
pasangan Anda untuk mengenali apa yang Anda lakukan. Hal ini akan
menimbulkan perasaan saling membutuhkan dan mengurangi stres karena
pekerjaan dilakukan bersama. Jika Anda orang tua, cobalah untuk menjadi
tim yang mendukung Anak bersama-sama.

Komunikasi dan keterbukaan adalah hal yang mendasar dalam cara


menyelesaikan masalah rumah tangga. Apabila suami istri sering bertengkar dan
kesulitan untuk menyelesikan masalah rumah tangga yang ada, pasangan
bisa berkonsultasi dengan psikolog, konselor, ataupun, psikiater.

Anda mungkin juga menyukai