Nama: Herlinda
NIM: 180104020213
Topik
: Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah
Sub pokok bahasan
: Membentuk Keluarga berlandaskan Samawa
Sasaran / Target
: Keluarga dan Remaja
Hari / Tanggal
: 20 Mei 2024
Waktu Tempat
: Gedung Sarantang Saruntung Pelaihari
Penyuluh
: Herlinda
A. LATAR BELAKANG
Hidup berumah tangga pada dasarnya tidaklah berbeda dengan kehidupan
sosial yang lain dalam arti kita memiliki kebebasan untuk memilih mana sosok yang
akan dijadikan teman atau sahabat dan mana yang tidak. Begitu juga dalam memilih
calon pasangan. Perbedaannya, dalam berumah tangga kita mempunyai waktu
kebebasan memilih yang terbatas. Begitu kita memutuskan bahwa si A adalah calon
pasangan kita, maka ia (idealnya) akan menjadi pasangan hidup kita selamanya.
Dalam suka maupun duka. Oleh karena itulah, memilih calon pasangan sangat
berbeda dengan memilih teman.
Rasulullah dengan tegas menganjurkan kendati tidak mewajibkan agar
prioritas utama yang menjadi kriteria dasar calon pasangan adalah agama (dzat ad-
din) karena hanya orang agamislah yang relatif memiliki resistensi paling kuat
dalam melawan penyakit-penyakit mendasar yang biasa menjadi penyebab rusaknya
tatanan rumah tangga seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT), ketiadaan tanggung jawab (tidak memberi nafkah lahir dan batin), dan
sejumlah kejahatan syariah yang lain. Kriteria lain dalam memilih pasangan seperti
kecantikan, kekayaan dan keturunan hendaknya tidak menjadi faktor prioritas dalam
memilih pasangan. Setidaknya itulah anjuran dari Nabi (Syuhud, 2013)
Dengan adanya program penyuluhan disebabkan melihat banyaknya
pernikahan dini yang terjadi dikota Pelaihari, yang mana dirasa masih memerlukan
pengetahuan untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Program ini dipilih untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana
cara membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan keluarga dan remaja yang
mengikuti penyuluhan ini dapat meningkatkan fungsi sistem keluarga yang lebih efektif
serta dapat memahami hak dan kewajiban sebagai suami istri serta dapat membangun
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
D. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian keluarga samawa
2. Memahami hak dan kewajiban suami istri
3. Memahami fungsi sistem keluarga yan baik
4. Menyeleasaikan masalah yang dihadapi
5. Cara berkomunikasi yang baik
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Laptop
2. Proyektor
3. Audio Speaker
4. PDF/jurnal/e-book
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b) Pemeriksaan suhu tubuh, mematuhi protokol kesehatan covid-19 dan menjaga
jarak.
c) Penyelenggaraan penyuluhan
d) Pengorganisasian penyelenggara dilakukan setelah selesai acara.
2. Evaluasi proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b) Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
I. PROSES PELAKSANAAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
Opening acara Menjawab salam
Menjelaskan tujuan dari
Mendengarkan
penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
2. 1,5 Jam Pelaksanaan :
Disampaikan oleh pemateri
1 Memperhatikan
(Menjelaskan tentang
pengertian keluarga
samawa, hak Memperhatikan
dan
kewajiban suami istri)
Disampaikan oleh pemateri
2 Memperhatikan
(Menjelaskan tentang
fungsi sistem keluarga yan
baik)
Disampaikan oleh pemateri 3
(Menjelaskan tentang
menyelesaikan masalah
yang dihadapi serta
mengetahui cara
berkomunikasi yang baik
saat membicarakan
permasalahan rumah
tangga
3. 10 menit Evaluasi :
Memberikan kesempatan kepada
Menjawab pertanyaan
audiens tentang materi yang
telah diberikan yang dapat
menjawab pertanyaan
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terimakasih atas
Mendengarkan
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup Menjawab salam
Closing
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
K. PENGORGANISASIAN
Pembawa acara : Herlinda dan Miftah Anwar, A.md
Pembicara : H. Faturrahman, Lc., H. Makmum Fadillah, S.Sos dan Hj
Marlina, S.Ag
Koor. Observer : Mia Damayanti, S.Pd
Koor. Fasilitator : Mia Andini, Amd
Pembimbing : Nadzmi Akbar, S.Pd., M.Pd.I.
L. SUMBER
M. MATERI
1. Pengertian Keluarga Samawa.
Makna dari sakinah ialah kedamaian, ketentraman dan keamanan. Hal ini
diharapkan pasangan suami istri senantiasa memiliki rasa damai, tentram dan
aman dalam membangun sebuah rumah tangga. Tidak hanya suami istri saja,
melainkan setiap anggota keluarga nantinya kelak.
Dalam Islam, ketaatan seorang istri pada suami disebut setara nilainya
dengan jihad laki-laki. Tetapi, ada kalanya istri dapat mendiskusikan sesuatu
sebelum membuat keputusan, seperti membahas pekerjaan, keluarga,
pendidikan anak, dan sebagainya.
b. Menjaga harta, rumah, dan kehormatan suami
Ketika suami wajib memberikan nafkah berupa penghasilannya pada istri,
maka istri wajib menjaganya. Artinya, istri wajib merawat dan menjaga
harta yang suaminya berikan. Bahkan jika memungkinkan, istri mampu
mengembangkan hartanya. Hal ini dimaksudkan seorang istri nggak boleh
keluar rumah tanpa izin dari suaminya, dan nggak boleh membawa laki-laki
lain masuk ke dalam rumah saat suami sedang nggak ada. Sedangkan
menjaga kehormatan suami adalah dengan nggak menyebarkan aib
suaminya. Sama seperti suami yang wajib menjaga rahasia istri, maka istri
nggak boleh menyebarkan rahasia suaminya. Baik itu secara langsung,
maupun nggak langsung.
c. Mencari kerelaan suami dan menghindari murkanya
Istri wajib mencari kerelaan atau ridha dari suami. Sebab dalam Islam,
kerelaan suami merupakan tiket seorang istri mendapatkan surga dan
kebahagiaan akhirat. Karena itu, istri harus berusaha mendapatkan kerelaan
suami. Ada berbagai macam cara, di antaranya melakukan tindakan yang
menyenangkan suami, membantu suami menyelesaikan pekerjaannya,
memenuhi kebutuhan suami, dan sebagainya. Namun dalam mencari
kerelaan suami, istri wajib menghindari amarah atau murkanya. Artinya,
jangan sampai melakukan tindakan yang justru membuat pasangan marah
karena hal ini nggak hanya menghapus usaha mencari ridha suami, tetapi
juga memberikan dampak buruk pada keharmonisan rumah tangga.
d. Memahami urusan bercinta
Jika suami memiliki kewajiban menggauli istrinya, di sisi lain istri wajib
memahami urusan bercinta. Istri nggak boleh menolak ketika suami
mengajaknya bercinta. Sebab dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW pernah
bersabda:
“Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas istri enggan
memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu shubuh.”
HR. Bukhari dan Muslim.
Namun, ada kondisi yang mana istri nggak dapat memenuhi kebutuhan
suami, seperti sedang sakit, nifas, menstruasi, dan sebagainya. Namun,
usahakan untuk membicarakannya secara baik-baik dengan pasangan.
e. Menunjukkan wajah yang manis dan menyenangkan suami
Menunjukkan wajah yang manis tentu akan memberikan kebahagian bagi
suami yang melihatnya, bukan begitu? Ini merupakan kewajiban bagi
seorang istri terhadap suaminya dalam pernikahan menurut Islam.
Sedangkan menyenangkan suami, dapat dengan melakukan sesuatu yang
dapat menimbulkan rasa bahagia dalam hati pasangan. Nggak perlu mewah
atau sulit, bisa dengan memasak menu favoritnya, merapikan rumah, atau
sekadar membelikannya hadiah kecil. Sebuah hadits dari Abu Hurairah RA,
Rasulullah pernah bersabda:
“Sebaik-baik perempuan ialah seorang perempuan yang apabila engkau
melihatnya, engkau merasa gembira. Jika engkau perintah, dia akan
mentaatimu. Dan jika engkau tidak ada di sisinya, dia akan menjaga
hartamu dan dirinya.”
Fungsi Agama
Fungsi agama dalam keluarga dikembangkan agar keluarga menjadi tempat
persemaian nilai-nilai agama dan budaya bangsa, sehingga seluruh anggota
keluarga menjadi insan agamis yang penuh iman kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Fungsi Sosial Budaya
Dalam fungsi sosial budaya, keluarga diharapkan dapat mengenalkan
budaya Indonesia sebagai dasar-dasar nilai kehidupan, sehingga anak
mempunyai wawasan terhadap berbagai budaya, baik daerah maupun
nasional.
Fungsi Cinta Kasih
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan cinta kasih.
Dengan cinta dan kasih sayang yang terjadi dengan baik di keluarga, maka
rumah tangga akan menjadi tempat yang menyenangkan bagi anggota
keluarga yang lain.
Fungsi Perlindungan
Fungsi ini menekankan bahwa keluarga merupakan pelindung yang
pertama dan utama dalam memberikan kebenaran, keteladanan, serta
tempat bernaung kepada anak dan keturunan.
Fungsi Reproduksi
Mengetahui dan menanamkan fungsi reproduksi sangat penting bagi
keluarga untuk mengatur reproduksi sehat yang terencana, sehingga anak
yang dilahirkan nantinya mampu menjadi generasi penerus yang
berkualitas.
Fungsi Sosialisasi Pendidikan
Pendidikan dalam keluarga tidak hanya tentang bagaimana meningkatkan
fungsi kognitif atau mencerdaskan, akan tetapi bagaimana membentuk
karakter yang berakhlak mulia.
Fungsi Ekonomi
Keluarga dalam fungsi ekonomi merupakan tempat membina dan
menanamkan nilai-nilai keuangan keluarga, dan merencanakan keuangan
keluarga, sehingga terwujud keluarga sejahtera.
Fungsi Lingkungan
Kesadaran akan pentingnya lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman
perlu ditanamkan sejak dini. Hal ini bertujuan agar mendorong sikap dan
perilaku peduli lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya,
melakukan kegiatan penghijauan, hemat energi, dan sebagainya.
Menjalankan keseluruhan fungsi tersebut dengan baik tentu membutuhkan
usaha yang tidak mudah. Karena itu, setiap keluarga harus mampu
mempunyai arah dan tujuan ke depan. Diharapkan dengan dilaksanakannya
8 fungsi tersebut, keluarga Indonesia dapat menjadi keluarga yang sejahtera
dan berkualitas.