Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang diperoleh


dan dikembangkan berdasarkan percobaan untuk mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-gejala alam
khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi,
dinamika, dan energetika zat (Kemendikbud, 2016). Dalam ilmu kimia
terdapat dua hal yang berkaitan yaitu ilmu kimia sebagai produk dan ilmu
kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk mencakup sekumpulan
pengetahuan yang terdiri atas fakta, asas, konsep, teori, serta prinsip-
prinsip kimia. Kimia sebagai proses mencakup keterampilan-keterampilan
dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuan untuk memeroleh dan
mengembangkan pengetahuan kimia (Ratmini, 2017)
Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam
yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Perubahan materi
meliputi sifat dan energi yang menyertai perubahan tersebut. Materi ilmu
kimia dapat memiliki konsep makro maupun mikro. Untuk dapat mepelajari
materi atau konsep kimia dengan ukuran mikro, maka dihadapkan pada
kendala keterbatasan pancaindra. Sebagai contoh untuk menggambarkan
gerak elektron dalam mengelilingi inti atom adalah suatu hal yang tidak
mudah, meskipun teori ini sudah lama dikembangkan oleh para ahli kimia.
Selanjutnya contoh lain yaitu konsep tentang molekul dan ion yang
merupakan materi dasar kimia yang tidak dapat dijangkau oleh indera
(mikroskopis). (Azhar, 2017)
Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan
percobaan, pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan
dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya.
Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau
ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain (Emna, 2014).
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori
keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan
sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan
dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. 6 Laboratorium
adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam
kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah
sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin
ilmu. Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan
tertutup, kamar atau ruangan terbuka. (Emna, 2014)
Pemanfaatan laboratorium secara efektif merupakan salah satu
syarat dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi praktikum.
Namun, pada kenyataannya tidak semua sekolah dapat melaksanakan
praktikum sesuai dengan tuntutan kurikulum. Menurut Wiratma dan
Subagia (2014), permasalahan yang sering ditemui dalam pembelajaran
di laboratorium yaitu pengelolaan laboratorium yang meliputi proses
pengadaan, proses penggunaan, dan proses pemeliharaan.
Permasalahan dalam proses pengadaan yaitu ketidaktepatan alat dan
bahan yang datang dengan apa yang dibutuhkan. (Wiratma & Subagia,
2014).
Semua zat kimia yang terdapat di alam semesta merupakan contoh-
contoh materi, misalnya zat-zat yang terdapat dalam pensil, buku, roti atau
manusia. Materi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menempati
ruang dan memiliki massa. Artinya, materi memiliki tempat hunian dengan
volume tertentu serta mengandung sejumlah tertentu partikel di dalamnya.
Pada praktik sehari-hari massa sering disamakan dengan berat sehingga
untuk mengetahui massa dari suatu benda selalu diukur dengan neraca.
(Hernani, 2014)
Salah satu hal yang dilakukan di laboratorium adalah pembuatan dan
pengenceran larutan. Hal ini dilakukan untuk menentukan suatu
konsentrasi pada larutan yang akan digunakan pada tujuan tertentu.
Larutan sendiri memiliki dua zat yaitu zat yang dilarutkan (solute) dan zat
perlarut (solvent). Selain itu, larutan juga memiliki konsentrasi larutan.
Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas
perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil
atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu
akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu
larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam
keadaan jenuh.Suatu larutan yang mengandung sebagian besar zat solute
maka dapat dikatakan bahwa larutan tersebut memiliki konsentrasi yang
tinggi atau pekat. Sedangkan larutan yang tidak terlalu banyak
mengandung zat solute maka memiliki konsentrasi yang rendah atau
encer. Konsentrasi larutan dinyatakan dalam molaritas, molalitas,
normalitas, persen massa, persen volume, atau lain sebagainya (Adha, S.
D. 2015).
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau
lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil
solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah
larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute
terlarut (Laili, dkk. 2017)
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan
komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka
digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan
jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah terlarut yang berbeda
pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula,
yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih
suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh
larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada
permukaan cairan) (Khikmah, N. 2015).

B. Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu


mengetahui cara pembuatan larutan kimia.

C. Tujuan Percobaan

Untuk mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan larutan kimia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Saat melakukan pengamatan, terutama jika hasil yang diharapkan


berupa data kuantitatif, dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi. Seringkali
kita membutuhkan alat bantu untuk mendapatkan ketelitian yang
diharapkan. Peralatan yang digunakan dalam pengamatan biasanya
digunakan untuk mengukur atau mengamati objek-objek yang ukurannya
tidak dapat diamati langsung oleh indera manusia. Penggunaan alat-alat
pengamatan harus dilakukan secara hati-hati agar dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama, terutama peralatan laboratorium. Dalam
menggunakan peralatan laboratorium kamu harus memiliki keterampilan,
kecermatan, dan ketelitian agar diperoleh data yang akurat. Untuk itu, kita
perlu mengenali bagian-bagian dan cara kerja dari alat tersebut. Berikut
akan disampaikan beberapa alat yang sering digunakan dalam
pengamatan dan praktikum.
Alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung
kegiatan praktikum. Mahasiswa akan terampil dalam praktikum apabila
mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang
meliputi nama alat, fungsi alat dan cara menggunakannya. Pengenalan
alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna
kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari
kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan
prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja
peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia. Pada dasarnya setiap alat
memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja
atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan
alat dapat dikenali berdasarkan namanya. (Soetarto, 2008 dalam Raharjo
2017)
Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri
dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer,
dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya
diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008
dalam Fitriyano, dkk. 2016). Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-
macam alat, mengetahui namanamanya, memahami bentuk, fungsi, serta
cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan
bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang
sangat spesifik.
Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam
laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut
telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu
percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas
atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imam khasani, 2014).
Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui
nama alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium farmasi dan
mengetahui fungsinya serta mengetahui cara penggunaan beberapa alat-
alat dalam laboratorium. Ketepatan hasil analisis kimia sangat bergantung
pada ketersediaan dan mutu peralatan yang digunakan, di samping
pengertian pelaksana tentang dasar analisa yang dikerjakan serta
kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Penanganan peralatan pokok
yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi
keselamatan dan berhasilnya pekerjaan analisa kimia. Oleh karena itu
pengetahuan tentang peralatan perhatian khusus.
Beberapa macam alat sederhana pada laboratorium kimia yang
sering digunakan untuk kegiatan praktek mahasiswa maupun analisis
kimia menurut Nurcahyanti (2020) adalah sebagai berikut:
1. Tabung Reaksi. Terbuat dari gelas dan dapat dipanaskan. Dipakai
untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit.
2. Rak Tabung Reaksi. Pada umumnya terbuat dari kayu. Berguna
untuk meletakkan tabung reaksi di atas bidang datar.
3. Penjepit. Terbuat dari kayu atau kawat. Dipakai untuk memegang
tabung reaksi pada saat pemanasan.
4. Pengaduk Gelas. Terbuat dari gelas. Dipakai untuk mengaduk suatu
campuran atau larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi
kimia. Juga dipakai untuk menolong pada saat menuang cairan pada
proses penyaringan.
5. Corong. Terbuat dari gelas. Gunanya: untuk menolong pada waktu
memasukkan cairan ke dalam suatu tempat yang sempit mulutnya,
seperti botol, labu ukur, buret, dan lain-lain.
6. Pipa Bengkok. Terbuat dari gelas. Gunanya, untuk mengalirkan gas
ke dalam suatu tempat tertutup atau ke dalam larutan.
7. Gelas Arloji. Terbuat dari gelas. Gunanya, untuk menimbang zat
yang berbentuk kristal.
8. Gelas Ukur. Terbuat dari gelas, memiliki skala dan terdiri dari
berbagai macam ukuran. Gunanya, untuk mengukur volume zat
kimia dalam bentuk cairan. (Catatan: Jangan digunakan untuk
mengukur larutan atau pelarut yang panas).
9. Beaker Glass atau Gelas Piala. Bukan merupakan alat ukur
meskipun mempunyai skala volume kira-kira. Gunanya, untuk tempat
larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan seperti
menguapkan larutan atau memekatkan larutan.
Menurut Nurcahyanti (2020) Peralatan dalam suatu Laboratorium
merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu
praktikum maupun dalam melaksanakan penelitian Kimia. Pengetahuan
seseorang praktikan akan alat-alat yang akan digunakan terutama
menyangkut fungsinya mutlak diperlukan untuk kelancaran praktikum.
Oleh sebab itu pengenalan alat-alat Laboratorium menjadi bagian yang
pertama dari penuntun praktikum ini sebelum mahasiswa melangkah
kebeberapa percobaan kimia berikutnya. Peralatan dalam suatu
Laboratoriun dibagi atas 2 yaitu peralatan Gelas dan Non gelas
1. Peralatan gelas merupakan dasar pemebentukkan suatu
Laboratorium kimia, baik itu merupakan Laboratorium sederhana
maupun Laboratorium penelitian. peralatan gelas harus selalu bersih
yaitu harus dicuci dengan larutan deterjen bila perlu dengan larutan
asam atau basa kemudian dibilas dengan air suling.
a) Alat pemindah ; volume zat cair yang dipindah sesuai dengan
penunjukkan volume oleh alat, contoh alat pemindah adalah
pipet ukur, pipet seukuran, buret, gelas ukur, labu ukur.
b) Alat penampung ; volume zat cair ditampung dalam alat benar-
benar sesuai dengan penunjukkan volume oleh alat, contoh alat
penampung adalah labu takar, gelas ukur, piknometer
2. Peralatan non gelas atau peralatan instrumen meliputi peralatan
untuk menimbang, botol semprot, tempat tabung reaksi, statis, klem
pemanas elektrik, furnace, incubator, spektrofotometer, dll.
BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Anak Timbangan
2. Ayakan
3. Batang Pengaduk
4. Botol Coklat
5. Botol semprot
6. Cawan Porselin
7. Cetakan pil
8. Cetakan supositoria
9. Cetakan kapsul
10. Corong kaca
11. Erlenmeyer
12. Gelas kimia
13. Gelas ukur
14. Kaca arloji
15. Kertas perkamen
16. Lumpang dan alu
17. Penangas air (Waterbath)
18. Pinset
19. Pipet Tetes
20. Pipet volume/skala
21. Sak obat
22. Sendok tanduk
23. Spatula
24. Sudip
25. Timbangan analitik
26. Timbangan dua lengan
27. Wadah salep

B. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan alat – alat laboratorium yang akan digunakan


dalam praktikum
2. Memeriksa dan memastikan alat dan bahan yang akan
digunakan dalam keadaan baik.
3. Mengamati alat-alat laboratorium yang digunakan untuk
praktikum
4. Menjeleskan mengenai nama, jenis, kegunaan, dan cara
pemakaian alat-alat farmasetika dan bahan serta penjelasan
lainnya. Setelah itu praktikan mencatat penjelasan-penjelasan
yang telah disampaikan oleh Asisten
5. Diharapkan menggambar alat-alat praktikum dalam tabel.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, S. Sastrawidana, K., & Wiratini, M. 2019. AnalisisPengolahan Alat


dan Bahan Praktikum Pada Laboratorium Kimia di SMA Negeri
Tampaksirin. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha .
Fitriyono Ayustaningwarno. Diana Nur Afifah. Gemala Anjani. 2020. Modul
Praktikum Kimia Dasar. Universitas Diponegoro. Semarang
Pamungkas, E. 2014. Praktikum Biokimia Perairan Pengenalan Alat Dan
Bahan Praktikum. Semarang
Raharjo. 2017. Pengolahan Alat Bahan dan Laboratorium kimia. Jurnal
kimia sains dan aplikasi. Vol. 20. Hal 99- 104
Ririn Andriani. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi
Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum.
Universitas Halu Oleo. Kendari
Zakki Rosmi Mubarok. Didik Iswadi. 2021. Praktikum Kimia Dasar. Unpam
Press. Banten
Nur Moh Saleh. Muhammad Faishol Amrullah. 2021. Penerapan
Metode Marker-Based Dan Markerless Augmented Reality Pada
Aplikasi Pengenalan Alat Kimia Dasar Laboratorium Kelas X
SMKN Rembang. Jurnal Spirit. STIMIK Yudika Journal. Pasuruan

Anda mungkin juga menyukai