Kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang diperoleh
dan dikembangkan berdasarkan percobaan untuk mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana tentang gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat (Kemendikbud, 2016). Dalam ilmu kimia terdapat dua hal yang berkaitan yaitu ilmu kimia sebagai produk dan ilmu kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk mencakup sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta, asas, konsep, teori, serta prinsip- prinsip kimia. Kimia sebagai proses mencakup keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuan untuk memeroleh dan mengembangkan pengetahuan kimia (Ratmini, 2017) Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Perubahan materi meliputi sifat dan energi yang menyertai perubahan tersebut. Materi ilmu kimia dapat memiliki konsep makro maupun mikro. Untuk dapat mepelajari materi atau konsep kimia dengan ukuran mikro, maka dihadapkan pada kendala keterbatasan pancaindra. Sebagai contoh untuk menggambarkan gerak elektron dalam mengelilingi inti atom adalah suatu hal yang tidak mudah, meskipun teori ini sudah lama dikembangkan oleh para ahli kimia. Selanjutnya contoh lain yaitu konsep tentang molekul dan ion yang merupakan materi dasar kimia yang tidak dapat dijangkau oleh indera (mikroskopis). (Azhar, 2017) Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan, pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain (Emna, 2014). Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. 6 Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. (Emna, 2014) Pemanfaatan laboratorium secara efektif merupakan salah satu syarat dalam pembelajaran kimia, khususnya pada materi praktikum. Namun, pada kenyataannya tidak semua sekolah dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan tuntutan kurikulum. Menurut Wiratma dan Subagia (2014), permasalahan yang sering ditemui dalam pembelajaran di laboratorium yaitu pengelolaan laboratorium yang meliputi proses pengadaan, proses penggunaan, dan proses pemeliharaan. Permasalahan dalam proses pengadaan yaitu ketidaktepatan alat dan bahan yang datang dengan apa yang dibutuhkan. (Wiratma & Subagia, 2014). Semua zat kimia yang terdapat di alam semesta merupakan contoh- contoh materi, misalnya zat-zat yang terdapat dalam pensil, buku, roti atau manusia. Materi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Artinya, materi memiliki tempat hunian dengan volume tertentu serta mengandung sejumlah tertentu partikel di dalamnya. Pada praktik sehari-hari massa sering disamakan dengan berat sehingga untuk mengetahui massa dari suatu benda selalu diukur dengan neraca. (Hernani, 2014) Salah satu hal yang dilakukan di laboratorium adalah pembuatan dan pengenceran larutan. Hal ini dilakukan untuk menentukan suatu konsentrasi pada larutan yang akan digunakan pada tujuan tertentu. Larutan sendiri memiliki dua zat yaitu zat yang dilarutkan (solute) dan zat perlarut (solvent). Selain itu, larutan juga memiliki konsentrasi larutan. Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan jelas perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Kelarutan dapat kecil atau besar sekali, dan jika jumlah zat terlarut melewati titik jenuh, zat itu akan keluar (mengendap di bawah larutan). Dalam kondisi tertentu suatu larutan dapat mengandung lebih banyak zat terlarut dari pada dalam keadaan jenuh.Suatu larutan yang mengandung sebagian besar zat solute maka dapat dikatakan bahwa larutan tersebut memiliki konsentrasi yang tinggi atau pekat. Sedangkan larutan yang tidak terlalu banyak mengandung zat solute maka memiliki konsentrasi yang rendah atau encer. Konsentrasi larutan dinyatakan dalam molaritas, molalitas, normalitas, persen massa, persen volume, atau lain sebagainya (Adha, S. D. 2015). Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Laili, dkk. 2017) Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Untuk jumlah terlarut yang berbeda pada setiap larutan, maka dibutuhkan energi panas yang berbeda pula, yang nantinya akan mempengaruhi titik didih larutan tersebut. Titik didih suatu larutan merupakan suhu larutan pada saat tekanan uap jenuh larutan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan yang diberikan pada permukaan cairan) (Khikmah, N. 2015).
B. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah agar mahasiswa mampu
mengetahui cara pembuatan larutan kimia.
C. Tujuan Percobaan
Untuk mahasiswa mampu mengetahui cara pembuatan larutan kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Saat melakukan pengamatan, terutama jika hasil yang diharapkan
berupa data kuantitatif, dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi. Seringkali kita membutuhkan alat bantu untuk mendapatkan ketelitian yang diharapkan. Peralatan yang digunakan dalam pengamatan biasanya digunakan untuk mengukur atau mengamati objek-objek yang ukurannya tidak dapat diamati langsung oleh indera manusia. Penggunaan alat-alat pengamatan harus dilakukan secara hati-hati agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, terutama peralatan laboratorium. Dalam menggunakan peralatan laboratorium kamu harus memiliki keterampilan, kecermatan, dan ketelitian agar diperoleh data yang akurat. Untuk itu, kita perlu mengenali bagian-bagian dan cara kerja dari alat tersebut. Berikut akan disampaikan beberapa alat yang sering digunakan dalam pengamatan dan praktikum. Alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Mahasiswa akan terampil dalam praktikum apabila mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat dan cara menggunakannya. Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. (Soetarto, 2008 dalam Raharjo 2017) Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008 dalam Fitriyano, dkk. 2016). Pengenalan alat-alat ini meliputi macam- macam alat, mengetahui namanamanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan–percobaan di dalam laboraturium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai kebutuhan (Imam khasani, 2014). Tujuan dari pengenalan alat-alat laboratorium ini adalah untuk mengetahui nama alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium farmasi dan mengetahui fungsinya serta mengetahui cara penggunaan beberapa alat- alat dalam laboratorium. Ketepatan hasil analisis kimia sangat bergantung pada ketersediaan dan mutu peralatan yang digunakan, di samping pengertian pelaksana tentang dasar analisa yang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri. Penanganan peralatan pokok yang banyak dipergunakan merupakan persyaratan penting demi keselamatan dan berhasilnya pekerjaan analisa kimia. Oleh karena itu pengetahuan tentang peralatan perhatian khusus. Beberapa macam alat sederhana pada laboratorium kimia yang sering digunakan untuk kegiatan praktek mahasiswa maupun analisis kimia menurut Nurcahyanti (2020) adalah sebagai berikut: 1. Tabung Reaksi. Terbuat dari gelas dan dapat dipanaskan. Dipakai untuk mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. 2. Rak Tabung Reaksi. Pada umumnya terbuat dari kayu. Berguna untuk meletakkan tabung reaksi di atas bidang datar. 3. Penjepit. Terbuat dari kayu atau kawat. Dipakai untuk memegang tabung reaksi pada saat pemanasan. 4. Pengaduk Gelas. Terbuat dari gelas. Dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat-zat kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Juga dipakai untuk menolong pada saat menuang cairan pada proses penyaringan. 5. Corong. Terbuat dari gelas. Gunanya: untuk menolong pada waktu memasukkan cairan ke dalam suatu tempat yang sempit mulutnya, seperti botol, labu ukur, buret, dan lain-lain. 6. Pipa Bengkok. Terbuat dari gelas. Gunanya, untuk mengalirkan gas ke dalam suatu tempat tertutup atau ke dalam larutan. 7. Gelas Arloji. Terbuat dari gelas. Gunanya, untuk menimbang zat yang berbentuk kristal. 8. Gelas Ukur. Terbuat dari gelas, memiliki skala dan terdiri dari berbagai macam ukuran. Gunanya, untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cairan. (Catatan: Jangan digunakan untuk mengukur larutan atau pelarut yang panas). 9. Beaker Glass atau Gelas Piala. Bukan merupakan alat ukur meskipun mempunyai skala volume kira-kira. Gunanya, untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan seperti menguapkan larutan atau memekatkan larutan. Menurut Nurcahyanti (2020) Peralatan dalam suatu Laboratorium merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu praktikum maupun dalam melaksanakan penelitian Kimia. Pengetahuan seseorang praktikan akan alat-alat yang akan digunakan terutama menyangkut fungsinya mutlak diperlukan untuk kelancaran praktikum. Oleh sebab itu pengenalan alat-alat Laboratorium menjadi bagian yang pertama dari penuntun praktikum ini sebelum mahasiswa melangkah kebeberapa percobaan kimia berikutnya. Peralatan dalam suatu Laboratoriun dibagi atas 2 yaitu peralatan Gelas dan Non gelas 1. Peralatan gelas merupakan dasar pemebentukkan suatu Laboratorium kimia, baik itu merupakan Laboratorium sederhana maupun Laboratorium penelitian. peralatan gelas harus selalu bersih yaitu harus dicuci dengan larutan deterjen bila perlu dengan larutan asam atau basa kemudian dibilas dengan air suling. a) Alat pemindah ; volume zat cair yang dipindah sesuai dengan penunjukkan volume oleh alat, contoh alat pemindah adalah pipet ukur, pipet seukuran, buret, gelas ukur, labu ukur. b) Alat penampung ; volume zat cair ditampung dalam alat benar- benar sesuai dengan penunjukkan volume oleh alat, contoh alat penampung adalah labu takar, gelas ukur, piknometer 2. Peralatan non gelas atau peralatan instrumen meliputi peralatan untuk menimbang, botol semprot, tempat tabung reaksi, statis, klem pemanas elektrik, furnace, incubator, spektrofotometer, dll. BAB III
METODE KERJA
A. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat – alat laboratorium yang akan digunakan
dalam praktikum 2. Memeriksa dan memastikan alat dan bahan yang akan digunakan dalam keadaan baik. 3. Mengamati alat-alat laboratorium yang digunakan untuk praktikum 4. Menjeleskan mengenai nama, jenis, kegunaan, dan cara pemakaian alat-alat farmasetika dan bahan serta penjelasan lainnya. Setelah itu praktikan mencatat penjelasan-penjelasan yang telah disampaikan oleh Asisten 5. Diharapkan menggambar alat-alat praktikum dalam tabel. DAFTAR PUSTAKA
Dewi, S. Sastrawidana, K., & Wiratini, M. 2019. AnalisisPengolahan Alat
dan Bahan Praktikum Pada Laboratorium Kimia di SMA Negeri Tampaksirin. Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha . Fitriyono Ayustaningwarno. Diana Nur Afifah. Gemala Anjani. 2020. Modul Praktikum Kimia Dasar. Universitas Diponegoro. Semarang Pamungkas, E. 2014. Praktikum Biokimia Perairan Pengenalan Alat Dan Bahan Praktikum. Semarang Raharjo. 2017. Pengolahan Alat Bahan dan Laboratorium kimia. Jurnal kimia sains dan aplikasi. Vol. 20. Hal 99- 104 Ririn Andriani. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Universitas Halu Oleo. Kendari Zakki Rosmi Mubarok. Didik Iswadi. 2021. Praktikum Kimia Dasar. Unpam Press. Banten Nur Moh Saleh. Muhammad Faishol Amrullah. 2021. Penerapan Metode Marker-Based Dan Markerless Augmented Reality Pada Aplikasi Pengenalan Alat Kimia Dasar Laboratorium Kelas X SMKN Rembang. Jurnal Spirit. STIMIK Yudika Journal. Pasuruan
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu