Anda di halaman 1dari 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN TIM

OPERASI DALAM PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY


CHECKLIST DI INSTALASI BEDAH SENTRAL:
LITERATURE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
M SAHRUL BILLY FIRNANDA
1811604063

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022

i
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN TIM
OPERASI DALAM PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY
CHECKLIST DI INSTALASI BEDAH SENTRAL:
LITERATURE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Untuk


Mendapatkan Gelar Sarjana Terapan Kesehatan
Pada Program Studi Keperawatan Anestesiologi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
M SAHRUL BILLY FIRNANDA
1811604063

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN TIM


OPERASI DALAM PELAKSANAAN SURGICAL
SAFETY CHECKLIST DI INSTALASI BEDAH
SENTRAL: LITERATURE REVIEW

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
M SAHRUL BILLY FIRNANDA
1811604063

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Pada Tanggal:

07 September 2022

Pembimbing

(Luluk Khusnul Dwihestie S.ST., M.Kes)

iii
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN TIM OPERASI
DALAM PELAKSANAAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL:
LITERATURE REVIEW1

M Sahrul Billy Firnanda2, Luluk Khusnul Dwihestie3


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Siliwangi NO.63, Nogotirto, Gamping, Sleman,
Yogyakarta
Sahrulbilly29f@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Dalam tindakan pembedahan diperlukan pemahaman kesehatan, status
pasien, dan teknik yang harus dilakukan, karena resiko kecelakaan pembedahan sangat
tinggi, jika pelaksanaannya tidak mengikuti pedoman kerja yang telah ditetapkan. Penerapan
Surgical Safety Checklist (SSC) yang diadopsi dari World Health Organization (WHO)
digunakan di kamar bedah dalam meningkatkan keamanan operasi serta mengurangi
kesalahan dalam prosedur pembedahan. Rendahnya tingkat kepatuhan tim kamar bedah
dalam pengisian Surgical Safety Checklist berpotensi terjadinya masalah terkait keselamatan
pasien, khususnya resiko terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan di kamar operasi.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang memengaruhi
kepatuhan tim operasi dalam pelaksanaan Surgical Safety Checklist di Instalasi Bedah
Sentral.
Metode: Penelitian ini mengunakan study literature review dengan metode crossectional
dengan pencarian sumber jurnal penelitian yang dipublikasikan di internet menggunakan
database website: PubMed, Google Scholar, dan ScienceDirect.
Hasil: Faktor yang paling signifikan memengaruhi kepatuhan pelaksanaan Surgical Safety
Checklist berupa usia, pendidikan, motivasi dan pengetahuan.
Simpulan: Usia, pendidikan, motivasi dan pengetahuan merupakan faktor yang
memengaruhi kepatuhan tim operasi dalam pelaksanaan Surgical Safety Checklist di Instalasi
Bedah Sentral.
Saran: Hasil literatur review ini diharapkan dapat dijadikan rumah sakit sebagai bahan
pertimbangan untuk menambah dan memperbaiki kualitas mutu pelayanan di intalasi bedah
sentral bagi yang belum patuh terhadap penerapan Surgical Safety Checklist.

Kata kunci : Kepatuhan, Surgical Safety Checklist, Instalasi Bedah Sentral


Daftar Pustaka : 28 jurnal (2011-2021), 1 Buku, 1 Skripsi

1
Judul
2
Mahasiswa D4 Keperawatan Anestesiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen D4 Keperawatan Anestesiologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

iv
INFLUENCING FACTORS THE OPERATION TEAM’S COMPLIANCE ON
IMPLEMENTING SURGICAL SAFETY CHECKLIST
IN CENTRAL SURGICAL INSTALLATION:
A LITERATURE REVIEW1

M Sahrul Billy Firnanda2, Luluk Khusnul Dwihestie3


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jalan Siliwangi NO.63, Nogotirto, Gamping, Sleman,
Yogyakarta
Sahrulbilly29f@gmail.com

ABSTRACT

Background: In surgery, it is necessary to understand several things such as health, patient


status, and the technique that must be done. This is important because there is a high risk of
surgical accidents if the implementation does not follow the work guidelines that have been
set. The application of Surgical Safety Checklist (SSC) adopted by the World Health
Organization (WHO) is used in operating rooms to improve operating safety and reduce
errors in surgical procedures. The low level of compliance of the operating room team in
filling out the Surgical Safety Checklist has the potential to cause problems related to patient
safety, especially the risk of unexpected events in the operating room. Aim: The study aimed
to determine the factors that affect the compliance of the operating team in the
implementation of the Surgical Safety Checklist at the Central Surgical Installation.
Research Method: This study uses a literature review study with a cross-sectional method.
Next, the researchers searched for sources of research journals published on the internet
using website databases such as PubMed, Google Scholar, and ScienceDirect. Findings:
The most significant factors affecting compliance with the Surgical Safety Checklist
implementation were age, education, motivation, and knowledge. Conclusion: Age,
education, motivation, and knowledge are factors that affect the compliance of the operating
team in implementing the Surgical Safety Checklist at the Central Surgical Installation.
Suggestion: The results of this literature review are expected to be used as consideration for
adding and improving the quality of service quality in central surgical installations in
hospitals for those who have not complied with the application of the Surgical Safety
Checklist.

Keywords : Compliance, Surgical Safety Checklist, Central Surgical Installation


References : 28 Journals (2011-2021), 1 Book, 1 Undergraduate Thesis

1
Title
2
Student of Diploma IV Anesthesiology Study Program, Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3
Lecturer of Faculty of Health Sciences, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

v
PENDAHULUAN sebagian besar kasus KTD terjadi akibat

Instalasi Bedah Sentral (IBS) kesalahan dalam proses pelayanan

merupakan salah satu fasilitas penting kesehatan yang sebenarnya dapat di

yang harus dimiliki sebuah rumah sakit minimalisir melalui program keselamatan

dengan tujuan memberikan pelayan pasien. Untuk meningkatkan kualitas

kesehatan lebih lanjut pada pasien saat pelayanan dan keselamatan pasien dalam

diperlukan tindakan pembedahan. Tindakan tindakan pembedahan di kamar operasi,

pembedahan sendiri wajib memperhatikan diperlukan kerja sama, pengalaman, dan

dan mengutamakan keselamatan pasien, pengetahuan yang baik. Salah satunya

kesiapan pasien, dan prosedur yang akan adalah bagaimana penerapan Surgical

dilakukan, sebab risiko terjadinya Safety Checklist (SSC) yang menjadi

kecelakaan pembedahan sangat tinggi, jika standar prosedur baku bagi keselamatan

dalam pelaksanaannya tidak mengikuti pasien di kamar operasi (Allen et al.,

standar prosedur operasional yang sudah 2021).

ditetapkan, akan beresiko terhadap Safety & compliance (2012),

keselamatan pasien (Irmawati & Surgical Safety Checklistt merupakan


daftar periksa atau alat komunikasi untuk
Anggorowati, 2017).
memberikan pembehanan yang aman pada
Hal tersebut berkaitan dengan
pasien, dan mendorong teamwork untuk
adanya resiko terjadinya kejadian tidak di
keselamatan pasien yang digunakan oleh
harapkan (KTD) dalam pembedahan di tim bedah di ruang operasi untuk

kamar operasi. Oleh sebab itu perlu meningkatkan kualitas dan menurunkan

adanya program keselamatan pasien untuk kematian serta komplikasi akibat


pembedahan.
memperbaiki proses pelayanan kesehatan,

1
Berdasarkan hasil data mutu Kepatuhan Tim Operasi dalam

pelaksanaan di ruang bedah rumah sakit di Pelaksanaan SSC di Instalasi Bedah

Indonesia bagian barat mulai dari bulan Sentral: Literatur Review?

Januari sampai dengan bulan Agustus TUJUAN PENELITIAN

tahun 2016 menunjukkan pelaksanaan Literatur review ini bertujuan

time out dan site marking mencapai angka untuk mengetahui faktor – faktor yang

100%, akan tetapi hal tersebut berbeda memengaruhi Kepatuhan Tim Operasi

dengan hasil observasi peneliti pada bulan dalam Pelaksanaan SSC di Instalasi Bedah

April 2018 selama di ruang kamar operasi Sentral.

yaitu tahapan pengisian SSC di ruang METODE

operasi terkadang terlupakan oleh sebab Penelitian ini mengunakan studi

lainnya, misalnya karena permintaan literature review dengan jenis penelitian

operasi yang banyak sehingga membuat cross sectional. Penelitian literature

tenaga kesehatan melewatkan sebagian review ini menggunakan 5 jurnal yang

dari prosedur pengisian SSC (Allen et al., terdiri dari 4 jurnal nasional dan 1 jurnal

2021). internasional. Pencarian judul menggunakan

RUMUSAN MASALAH database Google Scholar, PubMed, dan

Rumusan masalah ini adalah " Apa Science Direct.

saja faktor – faktor yang memengaruhi

2
HASIL PENELITIAN

Metode
Judul/Penulis/ Jenis Populasi dan
No Negara Tujuan Penelitian Pengumpulan Hasil
Tahun Penelitian Jumlah Sampel
Data
1. Faktor Yang Indonesia Tujuan penelitian Jenis analitik Alat Populasi dalam Faktor yang berhubungan
Berhubungan untuk mengetahui korelatif pengumpulan penelitian ini yaitu dengan kepatuhan perawat
Dengan Faktor Yang dengan data yang perawat di terhadap penerapan SSC di
Kepatuhan Berhubungan pendekatan digunakan Instalasi Bedah Instalasi Bedah Sentral
Perawat Dalam Dengan Kepatuhan cross- dalam penelitian Sentral RSUD RSUD KRT. Setjonegoro
Penerapan SSC Perawat Dalam sectional, ini yaitu KRT. Setjonegoro Wonosobo adalah faktor
Di Instalasi Penerapan SSC Di kuesioner dan Wonosobo yang usia, pendidikan, masa
Bedah Sentral Instalasi Bedah lembar observasi berjumlah 24 kerja, motivasi kerja, sikap
(Risanti et al., Sentral orang, 17 perawat dan pengetahuan.
2021) bedah dan 7 Sedangkan faktor jenis
perawat anestesi. kelamin tidak
Teknik berhubungan dengan
pengambilan kepatuhan perawat
sampel yang terhadap penerapan SSC di
digunakan yaitu Instalasi Bedah Sentral
total sampling RSUD KRT. Setjonegoro
dengan jumlah 24 Wonosobo.
orang.
2. Faktor Indonesia Penelitian Ini Analisis yang Adapun Sampel penelitian Hasil penelitian
Penerapan Bertujuan Untuk digunakan platform yang ini adalah Perawat menunjukkan bahwa
Surgical Mengetahui Faktor adalah analisis digunakan yaitu di Kamar Operasi diperoleh faktor
Safety Cheklist Penerapan Surgical univariat dan dengan Integrasi RS Prima Kota Pendidikan dengan (Value
Di Kamar Safety Cheklist Di bivariat Daring-Luring- Pekanbaru. = 0,021; α < 0,05), faktor
Operasi Kamar Operasi menggunakan Virtual Digital. Adapun Jumlah pengetahuan dengan (P
(Purwanti et uji Chi Square Teknik sampel dalam Value = 0,000; α < 0,05)
al., 2022) untuk pengumpulan penelitian ini dan faktor pelatihan
mengetahui data yang adalah 28 orang didapatkan (P Value =
hubungan dari digunakan yaitu perawat. Teknik 0,009; α < 0,05) ada
variabel dengan teknik pengambilan hubungan dengan

3
wawancara dan sampel yang penerapan Surgical Safety
observasi. digunakan adalah Chechlist dikamar operasi
Purposive Rumah Sakit Prima
Sampling. Pekanbaru. Faktor beban
kerja didapatkan (P Value
= 0,075; α > 0,05) yang
artinya beban kerja tidak
ada hubungan dengan
penerapan Surgical Safety
Chechlist dikamar operasi
Rumah Sakit Prima
Pekanbaru
3. Faktor-Faktor Indonesia Tujuan Penelitian Jenis Pengambilan Sampel dalam Hasil penelitian
Yang Ini Untuk penelitian yang data dilakukan penelitian ini menunjukkan bahwa
Mempengaruhi Mengetahui Faktor- digunakan dengan adalah Perawat di sebagian besar pendidikan
Kepatuhan Faktor Yang adalah menggunakan di Instalasi Bedah responden adalah SI
Perawat Mempengaruhi penelitian lembar Sentral RSUD DR Keperawatan.
Terhadap Kepatuhan Perawat analitik kuesioner dan Moh Shaleh Kota Memberikan Sumbangan
Penerapan Terhadap korelasional. Lembar Checlist Probolinggo ilmiah dalam ilmu
Surgical Penerapan Surgical sebanyak 30 kesehatan yaitu
Patient safety Patient safety Fase responden yang menganalisis agar ilmu
Fase Time out Time out Di cara keperawatan semakin
Di Instalasi Instalasi Bedah pengambilannya berkembang. sebagian
Bedah Sentral Sentral Rsud Dr dilakukan dengan besar pengetahuan
Rsud Dr Moh Moh Shaleh Kota teknik Total responden adalah Kurang
Shaleh Kota Probolinggo Sampling. baik, sebagian Besar
Probolinggo Motivasi responden
(Yeni adalah Tinggi, Kepatuhan
Ernawati, Ike responden adalah tidak
Prafita Sari, patuh, ada pengaruh
2018) pendidikan, Pengetahuan,
Motivasi, dengan
Kepatuhan Perawat
Terhadap Penerapan

4
Surgical Patient safety
Fase Time out di Instalasi
Bedah Sentral serta faktor
yang paling dominan yaitu
Motivasi
4. Analisis Faktor Indonesia Tujuan penelitian Jenis Penelitian ini Populasi pada hasil penelitian yang
Yang ini untuk penelitian ini menggunakan penelitian ini telah dilakukan tentang
Berhubungan mengetahui adalah lembaran adalah semua analisis hubungan
Dengan Analisis Faktor kuantitatif kuisioner yang perawat yang karakteristik,
Penerapan SSC Yang Berhubungan dengan diadaptasi dari bekerja di kamar pengetahuan dan
Di Kamar Dengan Penerapan menggunakan WHO, 2016 operasi di 3 rumah motivasi dengan
Operasi SSC Di Kamar rancangan tentang Surgical sakit kota Batam penerapan SSC perawat
Rumah Sakit Operasi Rumah penelitian safty chacklist dengan jumlah kamar bedah di rumah
Kota Batam Sakit Kota Batam analitik untuk perawat 67 orang. sakit kota Batam maka
(Yuliati et al., observasional mendapatkan Teknik diambil kesimpulan
2019) untuk data terkait pengambilan sebagai berikut:
mengamati penerapan SSC sampel yang Gambaran karakteristik
hubungan di kamar operasi digunakan dalam perawat di ruang operasi
antara dua penelitian ini rumah sakit di kota
variable yang adalah dengan Batam adalah sebagian
diteliti. menggunakan besar perempuan
cara total (52,2%), usia berada
sampling yaitu pada dewasa madya
mengambil semua (52,2%) dengan masa
jumlah populasi kerja > 6 bulan (82,1%),
seluruhnya dan sebagian besar
sebanyak 67 (64,2%) mendapatkan
orang. pelatihan.
5 Operating Turkey Untuk mengetahui Penelitian ini Data Metode Sikap professional
room Sikap profesional dilakukan di dikumpulkan improbable ruang operasi terhadap
professionals’ ruang operasi rumah sakit dengan sampling keselamatan pasien
attitudes terhadap penelitian di menggunakan digunakan untuk berada pada tingkat
towards keselamatan pasien Izmir, Turki Formulir menentukan tinggi. Mengenai faktor
Patient safety dan faktor-faktor dengan Sosiodemografi sampel penelitian. yang mempengaruhi,

5
and the yang menggunakan dan Kelompok sampel kerjasama tim
influencing mempengaruhinya desain Karakteristik terdiri dari memperoleh skor
factors (Ongun penelitian Kerja dan Safety perawat, dokter tertinggi, sedangkan
& Intepeler, deskriptif, Attitudes dan teknisi pengenalan stres
2017) cross-sectional Questionnaire anestesi yang memperoleh skor
dan (SAQ) (versi telah setuju untuk terendah. Sebagai hasil
korelasional ruang operasi), berpartisipasi dari analisis regresi,
yang disiapkan dalam penelitian usia, jenis kelamin laki-
melalui tinjauan dan telah bekerja laki dan menerima
pustaka. di OR setidaknya pelatihan keselamatan
selama enam pasien menjelaskan
bulan (n=477), 15,4% dari sikap
keselamatan profesional

6
Pembahasan Bertambahnya usia seseorang akan

menunjukkan kematangan jiwanya,


1. Faktor Usia
yang berimplikasi pada
Usia seseorang menentukan
kebijaksanaannya yang semakin
produktivitas kinerja yang lebih baik
bertambah dalam mengambil
karena usia akan mempengaruhi
keputusan, berpikir rasional, dan
kondisi fisik, mental, kemampuan
bertoleransi terhadap suatu kebijakan
kerja dan tanggung jawab seseorang
yang ada, mampu mengendalikan
Usia juga berpengaruh terhadap
emosi dan semakin terbuka terhadap
kemampuan seseorang untuk bekerja
pandangan orang lain.
termasuk memungkinkan adanya pola
Penelitian yang dilakukan
pemikiran dan pemahaman yang baik
Novia et al. (2022) menjelaskan bahwa
dari perawat tentang penerapan SSC
sebagian besar perawat berusia 25 - 40
dan penilaian yang tepat dalam
tahun, karena usia tersebut merupakan
menerapkan SSC di instalasi bedah
usia produktif untuk menjadi seorang
sentral.
perawat yang mana dengan usia
Penelitian yang dilakukan
tersebut memungkinkan perawat untuk
Risanti et al. (2021) menunjukkan
melakukan pekerjaan nya secara
adanya hubungan yang signifikan
maksimal dan dianggap kompeten
antara usia dengan kepatuhan dalam
untuk bekerja diruang operasi. Hasil
menerapkan SSC. Usia mempunyai
penelitian tersebut sejalan dengan
kaitan yang erat dengan tingkat
penelitian yang dilakukan oleh
kedewasaan atau maturity seseorang.
Krismanto & Jenie (2021) didapatkan

7
lebih dari separuhnya perawat berusia Setjonegoro Wonosobo dengan latar

antara 29 - 42 tahun. Dan penerapan belakang pendidikan D3 dan hanya

SSC didapatkan persentase 97%. separuh yang patuh untuk menerapkan

Kesimpulan yang didiapat dari SSC, sedangkan semua perawat yang

pernyataan di atas bahwa usia berpendidikan profesi, menerapkan

seseorang berkaitan dengan kepatuhan SSC, dengan tingkat pendidikan yang

dalam pelaksanaan SSC di IBS, sebab semakin tinggi maka semakin mudah

usia memiliki kaitan yang erat dengan bagi seseorang untuk menerima dan

tingkat kedewasaan atau maturity mengembangkan pengetahuan

seseorang. Rata – rata usia dewasa maupun teknologi.

yang dikatakan produktif adalah 25 – Pratama (2017) menyatakan

42 tahun yang dinilai mampu dapat bahwa salah satu faktor yang dapat

mengaplikasikan semua kompetensi mempengaruhi persepsi seseorang

yang dimiliki untuk menerapkan adalah pendidikan. Hal ini dapat

prosedur Patient safety secara optimal. terjadi karena setiap jenjang

2. Faktor Pendidikan pendidikan memiliki perbedaan

Penelitian yang dilakukan pengetahuan dan cara pandang. Hasil

Risanti et al. (2021) didapatkan penelitian ini didukung oleh hasil

hubungan Pendidikan pendidikan penelitian yang dilakukan oleh

dengan kepatuhan perawat dalam Anugrahini et al., (2010) yang

menerapkan SSC. Dijelaskan pada menunjukkan adanya hubungan antara

penelitian mayoritas perawat di pendidikan dengan kepatuhan perawat

Instalasi Bedah Sentral RSUD KRT. dalam melaksanakan pedoman Patient

8
safety di RSAB Harapan Kita Jakarta. Kesimpulan yang didiapat dari

Dengan tingkat pendidikan yang pernyataan di atas bahwa pendidikan

cukup tinggi, maka keterampilan dan seseorang berkaitan dengan kepatuhan

pengetahuan perawat juga bertambah. dalam pelaksanaan SSC di IBS, tingkat

Sejalan dengan penelitian pendidikan seseorang dinilai

Pratama (2017) yang menyatakan berpengaruh pada tingkat

bahwa salah satu faktor yang dapat pengetahuan, pengetahuan kesehatan

mempengaruhi persepsi seseorang akan berpengaruh kepada perilaku

adalah pendidikan. Hal ini dapat sebagai hasil jangka menengah

terjadi karena setiap jenjang (intermediate impact) dari pendidikan

pendidikan memiliki perbedaan kesehatan, semakin tinggi tingkat

pengetahuan dan cara pandang. Hasil pendidikan seseorang maka semakin

penelitian ini didukung oleh hasil mudah bagi seseorang untuk menerima

penelitian yang dilakukan oleh dan mengembangkan pengetahuan

Anugrahini et al., (2010) yang maupun teknologi.

menunjukkan adanya hubungan antara 3. Faktor Motivasi

pendidikan dengan kepatuhan perawat Dalam penelitian Risanti et al.

dalam melaksanakan pedoman Patient (2021) didapatkan hasil adanya

safety di RSAB Harapan Kita Jakarta. hubungan motivasi dengan kepatuhan

Dengan tingkat pendidikan yang perawat dalam menerapkan SSC. Hasil

cukup tinggi, maka keterampilan dan penelitan tersebut sejalan dengan

pengetahuan perawat juga bertambah. penelitian yang dilakukan oleh

Syamsuriati (2016) yang menyatakan

9
bahwa terdapat hubungan antara telah ditetapkan. Pencapaian tujuan

motivasi dengan kepatuhan perawat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

dalam pelaksanaan prosedur motivasi kerja yang pada akhirnya

keselamatan pasien di kamar operasi akan mempengaruhi hasil pekerjaan

RS Dr. Wahidin Sudirohusodo yang dilakukan. Penelitian ini

Makassar, dan juga penelitian yang menunjukkan bahwa faktor motivasi

dilakukan oleh Rohman (2017) yang mempengaruhi kepatuhan perawat

menunjukkan bahwa ada hubungan dalam penerapan surgical patient

antara motivasi dengan kepatuhan safety fase Time out.

penerapan Surgical Patient safety di Dalam penelitian Risanti et al.

instalasi bedah sentral RSUD Batang. (2021) didapatkan hasil adanya

Penelitian yang dilakukan Yeni hubungan motivasi dengan kepatuhan

Ernawati (2018) didapatkan hasil perawat dalam menerapkan SSC. Hasil

motivasi yang tinggi dalam melakukan penelitan tersebut sejalan dengan

Surgical Patient safety sehingga penelitian yang dilakukan oleh

didapatkan adanya hubungan antara Syamsuriati (2016) yang menyatakan

motivasi dengan kepatuhan penerapan bahwa terdapat hubungan antara

Surgical Patient safety. Motivasi motivasi dengan kepatuhan perawat

penting untuk mendorong seseorang dalam pelaksanaan prosedur

dalam bekerja karena motivasi keselamatan pasien di kamar operasi

merupakan energi yang mendorong RS Dr. Wahidin Sudirohusodo

seseorang untuk bangkit menjalankan Makassar, dan juga penelitian yang

tugas pekerjaan mencapai tujuan yang dilakukan oleh Rohman (2017) yang

10
menunjukkan bahwa ada hubungan perawat yang memiliki tingkat

antara motivasi dengan kepatuhan pendidikan tinggi cenderung memiliki

penerapan Surgical Patient safety di tingkat pengetahuan yang baik.

instalasi bedah sentral RSUD Batang. Perilaku yang tidak didasari oleh

Kesimpulan yang didiapat pengetahuan dan kesadaran maka

dadri pernyataan di atas bahwa perilaku tersebut tidak akan

motivasi seseorang berkaitan dengan berlangsung lama. Pengetahuan

kepatuhan dalam pelaksanaan SSC di seorang perawat bervariasi tergantung

IBS, karena motivasi merupakan tingkat pendidikan yang dimiliki. Hal

energi yang dapat mendorong ini berkaitan dengan perkembangan

seseorang untuk bersemangat dari ilmu keperawatan, kedalaman dan

melaksanakan pekerjaannya dalam luasnya ilmu pengetahuan akan

rangka untuk mencapai tujuan yang mempengaruhi kemampuan perawat

telah ditetapkan. Motivasi dapat untuk berpikir kritis dalam melakukan

berupa insentif, imbalan berupa pujian, tindakan keperawatan. Ini diartikan

penghargaan dan materi. Pendekatan bahwa semakin tinggi tingkat

semacam ini dapat menarik seseorang pengetahuan perawat maka kepatuhan

untuk melakukan sesuatu, sehingga dalam penerapan SSC di ruang Operasi

munculah motivasi. juga akan meningkat.

4. Faktor Pengetahuan Penelitian yang dilakukan

Menurut Sudibyo (2020), (Yeni Ernawati, 2018) didapatkan

pengetahuan perawat tentang SSC di pengetahuan tentang Patient safety

ruang operasi menunjukan bahwa sangat penting diberikan pada petugas

11
kesehatan khususnya perawat yang dalam penerapan SSC di ruang Operasi

berada di kamar operasi sehingga juga akan meningkat.

dapat mengurangi terjadinya SIMPULAN

kesalahan atau kecelakaan kerja.


Berdasarkan hasil literatur review
Dalam penelitian ini menunjukan
ini, dapat dimpulkan bahwa penerapan
hubungan antara pengetahuan dengan
SSC adalah alat komunikasi praktis dan
penerapan SSC di Rumah Sakit Batam
sederhana untuk memastikan keselamatan
tahun 2019 didapatkan data dari 67
pasien saat dilakukan pembedahan serta
responden lebih dari sebagian
alat yang harus dilaksanakan oleh tim
responden yang memiliki pengetahuan
operasi di instalasi bedah sentral, surgical
tinggi dan memiliki peran yang baik
safety checklist juga berperan untuk
(66,7%).
meningkatkan kualitas dan menurunkan
Kesimpulan yang didiapat
kejadian kesalahan akibat pembedahan
dadri pernyataan di atas bahwa
pada pasien.
pengetahuan seseorang berkaitan
Berdasarksan hasil literature
dengan kepatuhan dalam pelaksanaan
review terhadap 5 jurnal yang dipilih dapat
SSC di IBS, sebab kedalaman dan
disimpulkan bahwa usia, pendidikan,
luasnya ilmu pengetahuan tim operasi
motivasi dan pengetahuan merupakan
akan mempengaruhi kemampuan tim
faktor yang mempengaruhi kepatuhan tim
operasi untuk berpikir kritis dalam
operasi dalam pelaksanaan SSC di instalasi
melakukan tindakan. Ini diartikan
bedah sentral.
bahwa semakin tinggi tingkat

pengetahuan perawat maka kepatuhan

12
SARAN

DAFTAR PUSTAKA
1. Bagi Tim Operasi

Tim operasi dapat menerapkan


Allen, Y., Pakpahan, M., & Octaria, M.
kepatuhan tim dalam pelaksanaan (2021). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Perawat Dengan
SSC di instalasi bedah sentral. Untuk Penerapan Surgical Safety Checklist
Di Kamar Operasi Satu Rumah Sakit
meminimalisirkan terjadinya Swasta [the Correlation Between
Nurses’ Knowledge and the
kesalahan tim operasi dalam Implementation of Surgical Safety
Checklist in Operating Theater of
memberikan tindakan pembedahan One Private Hos. Nursing Current:
Jurnal Keperawatan, 9(1), 36.
yang akan dilakukan di instalasi https://doi.org/10.19166/nc.v9i1.345
5
bedah sentral agar operasi dapat
Andri Firman Saputra, E. M. R. (2016).
berjalan dengan lancar tanpa adanya Pengisian Sign In Dalam
Meningkatkan Kepatuhan Safe
kesalahan pembedahan. Surgery di Rumah Sakit Pku
Muhammadiyah Yogyakarta II. 21.
2. Bagi Institusi Rumah Sakit
Aprilyanti, S. (2017). Pengaruh Usia dan
Hasil literatur review ini Masa Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja (Studi Kasus: PT. OASIS
diharapkan dapat dijadikan rumah Water International Cabang
Palembang). Jurnal Sistem Dan
sakit sebagai bahan pertimbangan Manajemen Industri, 1(2), 68.
https://doi.org/10.30656/jsmi.v1i2.4
untuk menambah dan memperbaiki 13

kualitas mutu pelayanan di intalasi Chang, W. Y. (2011). The nurse


administrator in transition:
bedah sentral bagi yang belum patuh Reflections and future perspectives.
Journal of Nursing, 58(3), 12–16.
terhadap penerapan SSC. https://doi.org/10.6224/JN.58.3.12

Hidayat, D. A. (2020). Program Studi S-1


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah. 1–12.

13
Irmawati, N. E., & Anggorowati, A. Out Di Instalasi Bedah Sentral Rsud
(2017). Surgical Cheklist Sebagai Dr Moh Shaleh Kota Probolinggo.
Upaya Meningkatkan Patient Safety. Medica Majapahit, 10(2), 100–110.
Journal of Health Studies, 1(2), 40–
48. https://doi.org/10.31101/jhes.184 Muara, S. J., & Yulistiani, M. (2021).
Pengetahuan Dan Motivasi Tim
Kementerian Kesehatan Republik Kamar Bedah Dengan Kepatuhan
Indonesia. (2016). Profil Kesehatan Pengisian Surgical Safety Checklist.
Indonesia 2016. In Profil Kesehatan 7(1), 21–26.
Provinsi Bali.
http://www.depkes.go.id/resources/d Nofiyanti, A. L., Wulan, D., Rengganis,
ownload/pusdatin/profil-kesehatan- S., Lusina, S. E., Kedokteran, F., &
indonesia/Profil-Kesehatan- Lampung, U. (2015). Hubungan
Indonesia-2016.pdf antara Pengetahuan dan Sikap The
Correlations of Knowledge and
Klase, S., Pinzon, R. T., & Meliala, A. Attitude to Osteoporosis to Female
(2016). Penerapan Surgical Safety Administrativ e Employees ’ Milk
Checklist Who Di Rsud Jaraga Consumptions i n Lampung
Implementation of the Who Surgical University. Jurnal Majority
Safety Checklist. Berkala Ilmiah Universitas Lampung, 4(November),
Kedokteran Duta Wacana, 01- 161–166.
Nomor(ISSN: 24609684), 173–182.
https://bikdw.ukdw.ac.id/index.php/ Novia Purwanti, Candra Saputra, Stephani
bikdw/article/viewFile/25/26 Dwi Guna, Bayu Azhar, Eka
Malfasari, P. I. P. (2022). Faktor
Kogoya, N. (2019). Hubungan Kepatuhan Penerapan Surgical Safety Checklist
Perawat Anastesi Dalam Pelaksanaan di Kamar Operasi. Jurnal
Sign In Terhadap Keselamatan Di Keperawatan. 14, 291–300.
Instalasi Bedah Sentral Rsup
Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten. Ongun, P., & Intepeler, S. S. (2017).
Angewandte Chemie International Operating room professionals’
Edition, 6(11), 951–952. attitudes towards patient safety and
the influencing factors. Pakistan
Kristiyaningsih. (2020). Hubungan Journal of Medical Sciences, 33(5),
persepsi perawat dengan kepatuhan 1210–1214.
dalam pelaksanaan https://doi.org/10.12669/pjms.335.13
pendokumentasian pada pengkajian 615
ulang nyeri di ruang rawat inap
rumah sakit panti waluyo surakarta. Penerapan, F., Safety, S., Di, C., Operasi,
K., Related, F., The, T. O., Of, I.,
Mawaddah, N., Syurandhari, D. H., & Surgical, T. H. E., In, C., &
Basahi, H. (2018). Faktor-Faktor Operation, T. H. E. (2022). Jurnal
Yang Mempengaruhi Kepatuhan Keperawatan. 14, 291–300.
Perawat Terhadap Penerapan
Surgical Patient Safety Fase Time Rachmawaty, R., Magister, P. S.,

14
Keperawatan, I., & Hasanuddin, U. Berkala Arkeologi (Vol. 25, Issue 1,
(2020). Penerapan Check List pp. 17–22).
Keselamatan Bedah Who: Literatur https://doi.org/10.30883/jba.v25i1.9
Review The Implementation of The 06
WHO Surgical Safety Check List:
Literature Review Rini Rachmawaty, Tahir, E. (2018). Faktor-Faktor Yang
Saldi Yusuf, Wawan Karniawan Mempengaruhi Kepatuhan
Program Studi Magister Ilmu Penerapan Surgical Safety Checklist
Keperawatan Universitas Di Instalasi Bedah Sentral ( Ibs ). 4–
Hasanuddin Makasar. 5.

Risanti, R. D., Purwanti, E., & Novyriana, Trisna, E. (2016). Hubungan Persepsi Tim
E. (2021). Faktor Yang Berhubungan Bedah dengan Kepatuhan Penerapan
Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Surgical Patient Safety pada Pasien
Penerapan Surgical Safety Checklist Operasi Bedah Rumah Sakit Umum
Di Instalasi Bedah Sentral. Jurnal Daerah Mayjend HM. Ryacudu.
Berita Ilmu Keperawatan, 14(2), 16– Jurnal Kesehatan, 7(2), 341.
27. https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.209

Selano, M. K., Kurniawan, Y. H., & Yeni Ernawati 1, Ike Prafita Sari, E. D. K.
Sambodo, P. (2019). Hubungan . (2018). Faktor-Faktor Yang
Lama Kerja Perawat Dengan Mempengaruhi Kepatuhan Perawat
Kepatuhan Pengisian Surgical Safety Terhadap Penerapan Surgical Patient
Checklist di Instalasi Bedah Sentral. Safety Fase Time Out Di Instalasi
Jurnal Kepemimpinan Dan Bedah Sentral Rsud Dr Moh Shaleh
Manajemen Keperawatan, 2(1), 16. Kota Probolinggo. Medica
https://doi.org/10.32584/jkmk.v2i1.2 Majapahit, 10(2), 100–110.
67
Yuliati, E., Malini, H., & Muharni, S.
Surakarta, P. R. S., & Publikasi, N. (2020). (2019). Analisis Faktor Yang
Hubungan Antara Sikap Perawat Berhubungan Dengan Penerapan
Dengan Kepatuhan Penerapan Surgical Safety Checklist Di Kamar
Surgical Safety Checklist Di Ruang Operasi Rumah Sakit Kota Batam.
Operasi Rs. 1–13. Jurnal Endurance, 4(3), 456.
https://doi.org/10.22216/jen.v4i3.45
Suryanto, D. (2005). Etika Penelitian. In 01

15

Anda mungkin juga menyukai