Anda di halaman 1dari 3

Pohon Kamboja

Tanganku kosong, tapi jangan tolak hadirku

Izinkanku duduk berpayung dahanmu

Menghilangkan lindap dalam batinku

Anggap aku pujangga terakhir di tanah perang

Agar ceritaku tak kau hentikan, sampai aku enggan

Kau dulu tak semenjulang sekarang

Bungamu sudah jauh dari jangkauan

Ingat, anak kuncir dua itu?

Yang selalu menggerutu meminta bungamu

Yang girang jika terselip di telinga satu

Kutanyakan lagi pertanyaan-pertanyaan basi

Bagaimana kabarnya?

Baik-baikkah ia disana?

Banyakkah temannya?

Rindukah ia dengan kucingnya?

Sekali lagi, ingatkah kau dengan anak kuncir dua itu?

Ingatkah kau, bagaimana ia menghangatkan jumantara?

Ingat, bagaimana ia menuntun para nestapa?


Ingatkah, bagaimana ia menyintas duka-duka?

Ingat, bagaimana ia mengeringkan banyak air mata?

Jika aku pujangga terakhir di tanah perang,

akankah ia hadir untuk ikut mendengarkan?

Aku tahu, tentu bukan

Atau haruskah aku menyalahkan Tuhan?

Aku juga tahu, tentu bukan

Jika aku pujangga terakhir di tanah perang,

biarkan aku tetap disini

Memberi pendar pada yg masih bertahan

Biar elegi dan litani tetap tersampaikan,

pada mereka yang raganya telah menyatu bumi

Jika akarmu menyentuh morinya,

sampaikan salam dan rinduku,

yang sudah bertumpuk-tumpuk di pekarangan

Jika ia membalas, sampaikan dengan lekas

Naungi nisannya dengan keharuman yang luas

Temanggung, 16 Oktober 2020


Identitas Penulis

Nama Lengkap : Syifa Choerunisa Aisyah

ID Instagram : @syifachoo

Nomor WhatsApp : 081228203995

E-mail : syifacho233@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai