DISUSUN OLEH :
PUTRI YULIANA
NIM : 2122030049
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang "Mesin dan
Peralatan Sterilisasi Pengolahan Pengalengan Ikan".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.Kami berharap semoga makalah yang saya susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................4
1.2. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................6
ISI...............................................................................................................................................................6
2.1 PENGERTIAN.......................................................................................................................6
2.2 PROSES PENGALENGAN IKAN............................................................................................7
2.3 PROSES STERILISASI PENGALENGAN IKAN..................................................................11
2.4 :ALAT DAN MESIN PADA PROSES PENGALENGAN IKAN...........................................12
BAB III....................................................................................................................................................17
KESIMPULAN........................................................................................................................................17
3.1 : Kesimpulan..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan memiliki nilai biologis yang mencapai 90% dengan jaringan pengikat
sedikit dan mengandung asam amino essensial sehingga sangat diperlukan bagi
tubuh manusia. Selain itu harganya jauh lebih murah dibandingkan sumber protein
lainnya. Hasil perikanan merupakan komoditi yang cepat mengalami kemunduran
mutu atau mengalami pembusukan. Kandungan protein dan air yang cukup tinggi
pada ikan menyebabkanikan mudah rusak apabila tidak segera dilakukan
pengolahan.
Pengalengan menjadi salah satu cara penyimpanan dan pengawetan yang
dilakukan pada bahan pangan sehingga dapat terhindar dari kebusukan, perubahan
kadar air,kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Prinsip pengalengan
yaitu mengemas bahan pangan dalam wadah yang tertutup rapat sehingga udara dan
zat-zat maupun organisme yang dapat merusak tidak masuk, kemudian wadah
dipanaskan sampai suhu tertentu untuk mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang
ada.Pengalengan termasuk dalam bentuk pengolahan dan pengawetan ikan secara
modern yang dikemas secara hermatis dan kemudian disterilkan.
1.2. Tujuan
c. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja alat dan proses sterilisasi pada
pengalengan ikan
d. Menjelaskan spesifikasi dari alat dan mesin yang digunakan pada
pengalengan ikan.
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN
Ikan secara alami akan mengalami kemunduran mutu, dimana setelah ikan mati,
kemudian akan menjadi busuk dalam waktu 5 – 8 jam pada suhu kamar (25 – 300C).
Oleh karena itu ikan yang masih segar hendaknya segera diolah atau dimanfaatkan.
Pengalengan merupakan salah satu pengolahan agar olahan ikan tidak cepat busuk.
Secara umum proses pengalengan meliputi:
1. Penyediaan dan persiapan bahan mentah
Persiapan bahan dimulai dari pemilihan/sortasi bahan yang akan dikalengkan,
pencucian, pemotongan menjadi bagian-bagian tertentu dan persiapan untuk proses
selanjutnya. Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan benda asing
yang tidak diinginkan. Bagian ini juga diharapkan dapat mengurangi resiko
pertumbuhan bakteri yang sangat berguna dalam efektifitas sterilisasi. Ketika
kesegaran pada ikan mulai menurun, maka mutu ikan tersebut juga menurun. Setelah
ikan mati jaringan pada ikan akan mengalami beberapa perubahan yang pada akhirnya
dinyatakan busuk.
Perubahan ini terjadi akibat adanya enzim dalam tubuh ikan atau akibat adanya
mikroorganisme pembusuk. Perubahan oleh enzim merupakan penyebab terjadinya
rigor mortis dan post rigor. Tempat, cara, dan lama penyimpanan bahan mentah akan
memengaruhi mutu pada produk akhir. Ikan mempunyai mutu yang baik dan bersih,
segar dan bebas dari setiap bau yang menandakan adanya pembusukan, bebas dari
tanda dekomposisi dan pemalsuan, serta bebas dari sifat alamiah lain yang dapat
menurunkan mutu produk serta tidak membahayakan kesehatan serta secara
organoleptik bahan baku harus mempunyai rupa dan warna spesifik ikan lemuru, bau
segar spesifik jenis, daging elastis, padat, dan kompak serta rasanya netral agak manis
(SNI 01-3548.1-1994).
2. Penanganan Bahan Mentah
Ikan yang baru datang sebaiknya dicuci bersih dan disortir untuk memisahkan
ikan yang masih segar dan yang sudah rusak. Sebelum diolah dapat dilakukan
pemberian garam dan es pada ikan agar mutunya tetap terjaga. Pemberian garam
untuk pengawetan dapat dilakukan bila jarak waktu sejak ikan ditangkap sampai pada
waktu proses pengalengan tidak terlalu lama. Jenis garam yang digunakan harus
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Depkes RI (SNI-01-3548.21994).
Pendinginan dengan menggunakan es adalah cara pengawetan yang sederhana
bila penyimpanan sebelum pengalengan masih lama. Suhu terendah pada ruang
pendingin mekanis sebaiknya ditentukan sampai 0o C, sebab kalau lebih rendah lagi
dikhawatirkan terjadi slow freezing pada permukaaan badan ikan
7. Penutupan kaleng
Setelah diisi oleh media, kaleng ditutup menggunakan seamer. Penutupan kaleng
ini menggunakan sistem double seaming. Seamer yang digunakan harus sesuai
dengan jenis kaleng, round dan club can seamer. Setelah dilakukan seaming, kaleng
dilewatkan pada can washer. Can washer dengan air bersuhu 70oC dilakukan untuk
membersihkan sisi luar kaleng dari media. Lalu kaleng dimasukkan ke dalam kolam
yang berisi keranjang retort.
8. Sterilisasi
Kaleng-kaleng yang telah diletakkan pada keranjang retort, akan dimasukkan ke
dalam retort. Sterilisasi retort menggunakan suhu 117oC selama 60-75 menit dengan
tekanan 0,8 atm. Proses pemanasan yang diperlukan untuk sterilisasi makanan kaleng
tergantung pada pH produk yang akan diproses. Ikan yang termasuk makanan
berasam rendah dengan pH di atas 4,5 memerlukan proses pemanasan lebih kuat,
dibanding makanan berasam tinggi. Sterilisasi untuk ikan biasanya menggunakan
suhu 1160 C atau 1210 C, dengan waktu proses yang bergantung pada cepat
lambatnya perambatan panas untuk mencapai titik terdingin makanan dalam kaleng.
9. Pendinginan
Kaleng dikeluarkan dari retort setelah proses dan segera didinginkan. Jika tidak
segera didinginkan, kemungkinan besar akan terjadi over cooking yang menyebabkan
hangusnya daging. Pendinginan dilakukan dengan memasukkan keranjang berisi
kaleng panas ke dalam bak yang sudah diisi air. Cara lain adalah dengan memasukkan
air dingin ke dalam retort setelah proses selesai.
Hal ini dapat dilakukan jika retort yang digunakan bertipe tegak atau vertikal.
Sebelum proses dimasukkan ke dalam air dingin, terkadang kaleng dicuci dengan air
sabun yang hangat. Selain pendinginan dengan air, ada juga pendinginan udara yaitu
dengan membiarkan tumpukan kaleng di lantai sampai kering sendiri.
Peralatan atau mesin yang digunakan dalam proses pengalengan ikan yaitu:
1. Steam Blancher
Alat ini berfungsi untuk pemasakan pendahuluan dan juga untuk mengurangi
jumlah mikroorganisme. Steam blancher mempunyai kapasistas 800-1000kg/jam,
dengan panjang 3,5meter, lebar 0,75meter, serta tinggi 1meter. Alat ini beroperasi
secara batch dengan motor penggerak 2 Hp 380 V/50 Hz, tekanan uap 5-7 kg/cm2,
suhu 89-1000oC.
2. Granding Machine
Merupakan mesin yang terbuat dari bahan kontruksi stainless steel berfungsi
untuk memisahkan ikan berdasarkan ukurannya. Alat ini mempunyai kapasitas
1000kg/jam, dengan motor penggerak 2 Hp 380 KV/50Hz serta memiliki ukuran
panjang 5meter, tinggi 2,5meter, dan diameter grader 0,85meter. Granding machine
ini beroperasi secara bath.
3. Cooling Shaker
Mempunyai fungsi sebagai alat pendingin setelah ikan keluar dari proses
blanching.
4. Washing Shaker
Berfungsi untuk membersihkan dan mencuci ikan yang telah melewati proses
inspention dan sortasi. Alat ini mempunyai kapasitas 1200kg/jam, dengan ukuran
panjang 2 meter, lebar 0,5meter dan tinggi 1,6meter serta mempunyai motor
penggerak 1 Hp 380V/ 50 Hz.
5. Exhaust Box
Berfungsi untuk mengeluarkan udara yang ada pada jaringan ikan sehingga
didapat kondisi vakum pada kaleng yang akan digunakan. Mempunyai kapasitas
30kg/menit, dengan ukuran panjang 8,5 meter, lebar 0,85 meter dan tinggi 1,3 meter.
Alat ini bekerja secara kontinyu dengan motor penggerak berdaya 2 Hp 380 V/ 50 Hz.
6. Seamer
Merupakan alat yang bekerja secara kontinyu, fungsinya untuk menutup kaleng
yang telah berisi ikan. Mempunyai kapasitas 20 kaleng/ menit untuk kaleng ukuran 68
oz, 50 kaleng untuk ukuran 8 oz. Alat ini mempunyai ukuran panjang 1 meter, lebar
0,7 meter.
7. Coding Machine
Berfungsi untuk pemberian kode produksi pada tutup kaleng. Mempunyai
panjang 0,75 meter, lebar 0,50 meter dan tinggi 1 meter dan berkapasitas sebanyak
150 lid/ menit.
8. Retort
Berfungsi untuk sterilisasi ikan yang telah dikalengkan untuk mencegah
mikroorganisme. Alat ini berdiameter 1,4 meter, tinggi 4,5 meter dan beroperasi
secara batch dengan daya motor 284 Kw, dimana setiap retort dapat menampung 3
keranjang kaleng. Waktu dari proses sterilisasi tergantung dari masing-masing kaleng,
kaleng yang berukuran 8 oz disterilisasikan selama 30 menit dan kaleng yang
berukuran 68 Oz disterilisasikan selama 5d0engmaen tiet
9. Boiler
Merupakan alat yang beroperasi secara kontinyu berfungsi untuk menghasilkan
uap dengan tekanan 6 kg / cm2 dengan ukuran panjang 6 meter, tinggi 2,75 meter dan
diameter 3 meter.
10. Washing Tank
` Berfungsi untuk mencuci ikan yang telah ditimbang serta sebagai tempat mencuci
kotoran yang menempel pada ikan. Alat tersebut mempunyai kapasitas 500 - 600 kg.
Mempunyai ukuran panjang 4,5 meter, lebar 0,85 meter dan tinggi 1,5 meter. Alat ini
digunakan secara manual, dimana air pencuci terlebih dahulu dimasukan kedalam
tangki kemudian bahan yang akan dicuci dimasukkan kedalamnya.
KESIMPULAN
3.1 : Kesimpulan
Akbari, M.F. 2015. Makalah Pengantar Teknologi Hasil Laut Pengalengan Ikan
Sarden (Sardinella sp.). Madura: Universitas Trunojoyo Madura.
Herawati, H. (2008). Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal Litbang
Pertanian, 27(4), 124-130.