KETEKNIKAN PENGOLAHAN
Oleh :
Melida Selvita
DISUSUN OLEH
PANGERAN APRIYONO SUBIRTO
NIM.31512A0060
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah dari matakuliah “KETEKNIKAN PENGOLAHAN”.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Jenis dan cara pengolahan bahan pangan sangat menentukan kadar gizi hasil olahan
makanan tersebut. Kebutuhan pangan dan gizi keluarga dapat terpenuhi dari ketersediaan
pangan setempat, daya beli yang terjangkau dan memenuhi syarat menu seimbang.
Sudah diketahui bahwa bahan pangan, seperti daging, ikan, telur, sayur maupun buah,
tidak dapat disimpan lama dalam suhu ruang. Masa simpan bahan pangan dapat diperpanjang
dengan disimpan pada suhu rendah; dikeringkan dengan sinar matahari atau panas buatan;
dipanaskan dengan perebusan; diragikan dengan bantuan ragi, jamur atau bakteri; dan
ditambah bahan-bahan kimia seperti garam, gula, asam dan lain-lain.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai metode pengeringan pangan yaitu dengan
cara pengeringan buatan. Metode pengeringan merupakan metode yang sederhana, aman dan
mudah serta memiliki daya tahan lama dan tidak memerlukan perlakun khusus saat
penyimpanan.
Pengeringan baik parsial maupun penuh tidak membunuh semua mikroba yang ada
dalam bahan pangan yang dikeringkan. Pengeringan ternyata dapat mengawetkan mikroba,
seperti halnya mengawetkan bahan pangan. Selain itu, produk pangan kering umumnya tidak
steril. Oleh karena itu, meskipun bakteri tidak dapat tumbuh pada makanan kering, tetapi jika
makanan tersebut dibasahkan kembali, maka pertumbuhan mikroba akan kembali terjadi,
kecuali jika makanan tersebut segera dikonsumsi atau segera disimpan pada suhu rendah.
Ada 2 istilah yang dipakai untuk pengeringan yaitu :
a. Drying : suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh daya atau kekuatan alam,
misalnya matahari (dijemur) dan angin (diangin-anginkan).
b. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan dengan panas buatan, dengan
menggunakan peralatan/alat-alat pengering.
Pada proses pengeringan ini yang diangkat dalam makalah kali ini adalah proses
pengeringan dengan cara Dehydration, proses pengeringan dengan cara buatan
(menggunakan mesin).
Berikut ini adalah contoh mesin yang digunakan pada proses pengeringan dengan
cara Dehydration, mesin yang digunakan ialah mesin pengering ikan teri (oven pengering
ikan teri) 40 rak oven.
(Gambar 1. Mesin Pengering Ikan Teri 40 Rak Oven)
Adalah salah satu mesin yang difungsikan khusus untuk proses pengeringan ikan,
mesin ini bekerja cepat dalam melakukan proses pengeringan. Sehingga tidak perlu khawatir
lagi dengan sinar matahari yang tidak menentu.
Mesin ini sangat cocok diaplikasikan untuk area prikanan dan kelautan. Alat
pengering ini juga dapat diaplikasikan untuk aneka bahan lainnya, seperti pengering bijian,
pengering serbuk dll
Ikan dengan marga Stolephorus ini dikenal di Jawa dengan nama teri. Yang terdapat di
Indonesia, misalnya Stolephorus heterolocus, S. insularis, S. tri, S. baganensis, S. zollingeri,
S. comersonii, S. dan S. indiscus. Ikan teri jenis S.comersonii, dan S. indiscus bisa mencapai
ukuran panjang 17,5 cm dan dikenal dengan ikan teri kasar atau gelagahkarena ukurannya
yang besar. Teri banyak ditangkap karena mempunyai arti penting sebagai bahan makanan
yang dapat dimanfaatkan baik sebagai ikan segar maupun ikan kering. Larva ikan teri yang
masih kecil dan transparan juga banyak digemari orang dan biasa disebut sebagai teri nasi.
2.3 Bentuk Bahan Ikan Teri
Ikan teri seperti ikan laut pada umumnya, merupakan sumber nutrisi yang penting bagi
masyarakat Indonesia. Pada umumnya ikan teri mengandung protein yang jumlahnya sekitar
16% dan kandungan lemak hanya 1%. Air adalah komponen terbanyak pada daging ikan teri,
yaitu 80%.
2.4 Produk Akhir Olahan Ikan Teri
Kandungan Kalsium pada Ikan Teri cukup tinggi berjumlah 972 mg yang berfungsi
menjaga kesehatan tulang dan gigi. Kalsium ini juga mampu mencegah osteoporosis. Untuk
jumlah Kalsium tertinggi ada pada jenis Ikan Teri Kering Tawar yaitu 2381 mg. Produk
olahan akhir pengeringan ikan teri antara lain, balado teri kacang, pepes ikan teri, buntil
ikan teri, teri sambal hijau, rempeyek teri dll.
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Metode pengeringan dengan proses Dehydration (menggunakan mesin) dapat mengurangi
risiko kerusakan karena kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan air untuk pertumbuhannya.
Bila kadar air bahan berkurang, maka aktivitas mikroba dihambat atau dimatikan. Serta juga
dapat menghemat ruang penyimpanan atau pengangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/Drying_(food)
http://en.wikipedia.org/wiki/Ikan Teri
http://science.jrank.org/pages/2814/Food-Preservation.html
Hudaya, Saripah. Pelatihan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Pengolahan dan
Pengawetan Pangan. http://www.gogreen.web.id/2008/04/pengawetan-dengan-cara-
pengeringan.html
Lesman. 2010. Tehnik dan Teknologi Pengawetan pada Makanan.
Sawitri, Asti dan Ade Esa N. 2010. Pengawetan Pangan/Makanan Dengan Teknologi
Pengeringan. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati
Syamsir E. 2008. Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan (Pangan).