( PENGASAPAN )
Dosen:
PLP: 1. Hasniati, S. Pi
2. Warniati, S. Pi
3. Hasma Sukma, S. Pi
4. Asmawati Amir, A. Md. Pi
5. Herniati, A. Md. Pi
6. Achmad Saputra, A. Md. Pi
Andi Nadia
2122030006
Kelas A
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa . Di mana
Tuhan Yang maha esa telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan selesainya laporan resmi makalah ini, maka kami tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih. Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan makalah ini.
Mandalle , 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
1.3. TUJUAN...................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
3.1. kesimpulan...................................................................................................14
3.2. saran.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses pengawetan makanan dengan metode
pengasapan.
2. Untuk mengetahui mekanisme pengawetan makanan dengan metode
pengasapan.
BAB II
PEMBAHASAN
Alat pengasapan
Pada prinsipnya alat pengasapan terdiri dari dapur api (kiln) sebagai
penghasil asap dan ruang pengasapan sebagai tempat menyimpan bahan makanan
yang diasapi. Pada jaman dahulu pengasapan dilakukan dengan jalan mengasapi
bahan makanan di atas kayu yang dibakar, akan tetapi dewasa ini telah ditemukan
alat jenis penghasil asap yang suhu dan komposisi asapnya dapat diatur sesuai
dengan keinginan kita. Salah satunya adalah “Batch process Kiln” yaitu suatu klin
yang mempunyai alat sirkulasi udara dan asap dengan kecepatan rata-rata kurang
lebih 1 meter per detik. Pengasapan dengan alat ini memakan waktu yang lebih
singkat dibandingkan dengan pengasapan tradisional. Dengan makin majunya
jaman, sekarang juga sering digunakan “pengasapan Elektrostatis” dalam cara
pengasapan ini digunakan suatu generator geser.
B. Pengeringan
Ikan yang sudah digarami dan ditiriskan dimasukkan ke dalam kamar asap
yang berisi asap panas hasil pembakaran. Pemanasan secara tidak langsung
menyebabkan terjadinya penguapan air pada daging ikan, sehingga permukaan air
dan dagingnya mengalami pengeringan. Hal ini akan memberikan efek
pengawetan karena bakteri-bakteri pembusuk lebih aktif pada produk-produk
berair. Oleh karena itu, proses pengeringan mempunyai peranan yang sangat
penting dan ketahanan mutu produk tergantung kepada banyaknya air yang
diuapkan.
C. Pemanasan
Ikan dapat diasapi dengan pengasapan panas atau dengan pengasapan dingin.
Pada pengasapan dingin panas yang timbul karena asap tidak begitu tinggi efek
pengawetannya hampir tidak ada. Untuk meningkatkan daya awet ikan, waktu
untuk penasapan harus diperpanjang. Pada pengasapan panas karena jarak antara
sumber api (asap) dengan ikan biasanya dekat, maka suhunya lebih tinggi
sehingga ikan menjadi masak. Suhu yang tinggi dapat menghentikan aktifitas
enzim-enzim yang tidak diinginkan, menggumpalkan protein ikan dan
menguapkan sebagian air dari dalam jaringan daging ikan. Jadi disini ikan selain
diasapi juga terpanggang sehingga dapat langsung dimakan
D. Pengasapan
Tujuan dari pengasapan adalah untuk mengawetkan dan memberi warna dan
rasa spesifik pada ikan. Sebenarnya asap sendiri daya pengawetnya sangat terbatas
(yang tergantung kepada lama dan ketebalan asap), sehingga agar ikan dapat tahan
lama, pengasapan harus dikombinasikan dengan cara-cara pengawetan lainnya,
misalnya dengan pemakaian zat-zat pengawet atau penyimpanan pada suhu
rendah.
Pengaruh Pengasapan Pada Ikan Yang Diasap
A. Daya Awet Ikan
Seperti telah disebutkan tadi, bahwa asap mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan bahkan membunuh bakteri-bakteri pembusuk. Namun
jumlah zat-zat tersebut yang terserap selama ikan diasapi sangat sedikit sekali,
sehingga daya awetnya sangat terbatas.
B. Rupa Ikan
Kulit ikan yang sudah diasapi biasanya akan menjadi mengkilap. Hal ini
disebabkan karena terjadinya reaksi-reaksi kimia di antara zat-zat yang terdapat
dalam asap, yaitu antara formaldehid dengan phenol yang menghasilkan lapisan
damar tiruan pada permukaan ikan sehingga menjadi mengkilap. Untuk
berlangsungnya reaksi ini diperlukan suasana asam, dan asam ini telah tersedia di
dalam asap itu sendiri.
C. Warna Ikan
Warna ikan asap yang baik biasanya kuning emas sampai kecoklatan dan
warna ini timbul karena terjadinya reaksi kimia antara phenol dari asap dengan
oksigen dari udara
D. Rasa Ikan
Setelah diasapi, ikan mempunyai rasa yang sangat spesifik, yaitu rasa keasap-
asapan yang sedap. Rasa tersebut dihasilkan oleh asam-asam organic dan phenol
serta zat-zat lain sebagai pembantu
Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Ikan Asap
A. Bahan Mentah (raw material)
Seperti halnya dengan cara-cara pengawetan ikan lainnya, pengasapan tidak
dapat menyembunyikan atau menutupi karakteristik-karakteristik dari ikan yang
sudah turun kualitasnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan ikan asap yang
bermutu baik harus menggunakan bahan mentah (ikan) yang masih segar.
Sebagian besar dari penyebab rendahnya mutu ikan asap ialah digunakannya ikan-
ikan yang sudah hampir busuk yang akan menghasilkan produk akhir yang
lembek, lengket dan permukaannya tidak cemerlang. Selain dari kesegarannya,
faktor-faktor lainnya juga dapat menentukan mutu dari produk akhir, misalnya
pengaruh musim dan kondisi ikan tersebut. Baru-baru ini telah ditemukan bahwa
ikan asap yang dibuat dari ikan kurus yang baru bertelur mempunyai rupa dan
rasa yang kurang memuaskan bila dibandingkan dengan ikan asap yang dibuat
dari ikan-ikan gemuk dan dalam kondisi yang sangat baik
BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Pengasapan adalah salah satu cara memasak, memberi aroma, atau proses
pengawetan makanan, terutama daging dan ikan. Makanan diasapi dengan panas
dan asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu, dan tidak diletakkan dekat
dengan api agar tidak terpanggang atau terbakar. Di dalam pengawetan dengan
cara pengasapan dikenal dua macam metode pengasapan yaitu: Pengasapan dingin
(Cold smoking) atau disebut pengasapan tidak langsung dan pengasapan panas
(hot-smoking) atau disebut pengasapan langsung. Pada prinsipnya alat
pengasapan terdiri dari dapur api (kiln) sebagai penghasil asap dan ruang
pengasapan sebagai tempat menyimpan bahan makanan yang diasapi.
3.2. saran
Setelah mengetahui materi pengawetan pengasapan diharapkan kita dapat
memahaminya dan menerapkan dalam kehidupan kita
DAFTAR PUSTAKA
Trisno, Iwan. 2010. Pengawetan Makanan atau Minuman.
http://litbang.patikab.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=78:pengawetan-
makananminuman&catid=90:pengawetan-makananminuman&Itemid=60
(15 November 2011).
Winarno, F.G.I. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan konsumsi. Jakarta: Gramedia
Pustaka.