Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HORMAT DAN PATUH KEPADA ORANG TUA DAN

GURU

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis

Dosen pengampu :
Muhammad Mahfud, M.Th.I

Disusun oleh :
Fitra auliana firdausy : 20220102350
Uswatun khasanah : 20220102367

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL AZHAR

2023

1
‫‪A. Teks Hadis‬‬

‫سلَّ َم‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ ُ‬
‫َّللا َ‬ ‫ع ْن النَّبِي ِ َ‬ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرة َ َ‬ ‫ع ْن أَبِي ِه َ‬ ‫ع َوانَةَ َ‬
‫ع ْن ُ‬
‫س َه ْي ٍل َ‬ ‫ش ْيبَا ُن ْب ُن فَ ُّرو َخ َح َّدثَنَا أَبُو َ‬ ‫‪َ .١‬ح َّدثَنَا َ‬
‫َّللا َقا َل َم ْن أَد َْركَ أَبَ َو ْي ِه ِع ْن َد ْال ِكبَ ِر أَ َح َد ُه َما أَ ْو‬
‫سو َل َّ ِ‬ ‫ف قِي َل َم ْن يَا َر ُ‬‫ف ث ُ َّم َرغ َِم أ َ ْن ُ‬‫ف ث ُ َّم َرغ َِم أ َ ْن ُ‬
‫َقا َل َرغ َِم أ َ ْن ُ‬
‫ِكلَ ْي ِه َما فَلَ ْم يَ ْد ُخ ْل ْال َجنَّةَ‬

‫ب ح و َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ‬ ‫س ْف َيانَ َ‬


‫ع ْن َح ِبي ٍ‬ ‫ع ْن ُ‬ ‫اَل َح َّدثَنَا َوكِي ٌع َ‬
‫ب قَ َ‬ ‫‪َ .٢‬ح َّدثَنَا أَبُو َب ْك ِر ْب ُن أ َ ِبي َ‬
‫ش ْي َبةَ َو ُز َهي ُْر بْنُ َح ْر ٍ‬
‫ع ْب ِد َّ ِ‬
‫َّللا‬ ‫ع ْن َ‬‫َّاس َ‬ ‫ع ْن أَبِي ْالعَب ِ‬ ‫ش ْعبَةَ قَ َ‬
‫اَل َح َّدث َنَا َحبِيبٌ َ‬ ‫س ْفيَانَ َو ُ‬
‫ع ْن ُ‬
‫طانَ َ‬ ‫سعِي ٍد ْالقَ َّ‬‫ْال ُمثَنَّى َح َّدثَنَا يَحْ يَى يَ ْعنِي ابْنَ َ‬
‫سلَّ َم يَ ْست َأْ ِذنُهُ فِي ْال ِج َها ِد فَقَا َل أ َ َحي َوا ِلدَاكَ قَا َل نَعَ ْم قَا َل‬
‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ ُ‬
‫َّللا َ‬ ‫ع ْم ٍرو قَال َجا َء َر ُج ٌل إِلَى النَّبِي ِ َ‬
‫ب ِْن َ‬
‫فَفِيهما َفجاهِد‪1.‬‬
‫ِ َ َ‬

‫‪B. Arti Mufradat‬‬


‫‪Terjemah‬‬ ‫‪Lafal‬‬ ‫‪Terjemah‬‬ ‫‪Lafal‬‬
‫‪Memasuki‬‬ ‫يَدْ ُخ ْلْ‬ ‫‪Hina‬‬ ‫َرغ َِْم‬

‫‪Berizin‬‬ ‫يَ ْست َأ ْ ِذ ُنْ‬ ‫‪Datang‬‬ ‫َجا َءْ‬

‫‪Peperangan‬‬ ‫ْال ِج َها ِْد‬ ‫‪Mengetahui‬‬ ‫أَد َْركَْ‬

‫‪C. Terjemah Hadis‬‬


‫‪Hadis kesatu :‬‬
‫‪Diriwayatkan Syaiban bin Furrokh, diriwayatkan dari Abu Awanah dari‬‬
‫‪Suhail ayahnya, dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw., beliau: “Dia‬‬
‫‪celaka! Dia celaka! Dia celaka!” lalu beliau ditanya; “Siapakah yang celaka, ya‬‬

‫‪1‬‬
‫‪Imam An-Nawawi, Al-arbain An-Nawawiyah.‬‬

‫‪2‬‬
Rasulullah ?” Jawab Nabi : “Barang siapa yang mendapati kedua orang tuanya
(dalam usia lanjut), atau salah satu dari keduanya (namun ia tidak berbakti
kepadanya dengan sebaik-baiknya), maka dia tidak akan masuk surga.” (HR.
Muslim)

Hadis kedua :
Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaiban dan Zuhair bin Harb,
mereka berkata hadis ini diriwayatkan oleh Waki’ dari Sufyan dari Habib,
diriwayatkan oleh Muhammad bin Mutsanna, diriwayatkan oleh Yahya Ya’ni bin
Sa’id Al-Qattan dari Sufyan dan Syu’bah, mereka berkata hadis ini diriwayatkan
oleh Habib dari Abi Al-Abbas dari Abdillah bin Amr, dia berkata “Ada seorang
lelaki datang kepada Rasulullah SAW, lalu ia meminta izin berjihad, lalu
Rasulullah bertanya “Apakah kedua orangtuamu masih hidup?”, lelaki itu
menjawab, “Ya”, Rasulullah SAW bersabda “Berjihadlah di sisi keduanya!”.

D. Penjelasan Hadis

1. Berbakti kepada orangtua :


Islam menekankan penghormatan kepada orang tua. Hadits di atas
mengatakan bahwa seseorang harus berbuat baik dan menghormati orang tuanya
karena ini adalah tindakan terpuji. Setiap keinginan dan kegiatan seseorang, seperti
jihad, harus disetujui oleh orang tua yang masih hidup, karena kebahagiaan ada
pada kebahagiaan orang tua, dan murka Allah ada pada murka orang tua. Baik
dalam kehidupan maupun setelah kematian, kita harus menghormati dan
mematuhi orang tua kita. Adapun adab kepada kedua orang tua yang masih hidup,
antara lain2 :

2
Muhammad Riski, “Patuh dan Hormat Kepada Orangtua dan Giru”, Makalah Agama, (blog) Februari 18,
2023, https://wp.me/p5Rmox-6

3
1. Bersikap sopan
2. Memberi kasih sayang
3. Sopan santun dalam berbicara dan bersikap
4. Taatilah setiap perintah orang tua kita selama tidak bertentangan dengan
ajaran Islam.
5. Membantu meringankan pekerjaan mereka
6. Setiap selesai shalat Fadlu, berdoalah untuk kedua orang tua
7. Menyenangkan mereka dengan perbuatan baik.
Juga, meskipun orang tua kita telah meninggal dunia, kita tetap harus
menghormati mereka. Adapun santunan bagi orang tua yang meninggal, antara
lain:
1. Perawatan Jenazah (mandi, kain kafan, shalat, penguburan)
2. Sering-seringlah berdoa untuknya
3. Jangan merusak silaturahmi dengan anggota keluarga, kerabat dan sahabat
4. Berziarah ke makamnya
5. Mencerminkan sikap baik kedua belah pihak
6. Melanjutkan cita-cita atau perjuangan yang telah dicapai dalam hidup.
Kata Birrul Walidain berasal dari istilah Birrul dan al-walidain. Kata al-
birru memiliki arti kebaikan dan al-walidain memilik arti kedua orangtua. Oleh
karena itu, Birrul Walidain sangat dianjurkan bagi semua orang untuk
menghormati orangtua. Birrul Walidain mempunyai daerah spesifik dalam ajaran
Islam. Allah serta Rasul-Nya menempatkan orangtua pada posisi yang sangat
spesial. Sehingga perbuatan baik yang dilakukan kepada keduanya pula
ditempatkan pada posisi yang tinggi. Begitupula sebaliknya, pelanggaran yang
dilakukan kepada keduanya akan ditempatkan pada posisi yang rendah sebab
mengingat kontribusi orangtua yang merawat anaknya sedari kecil.
Allah juga mengingatkan betapa besar perjuangan seorang ibu dalam
mengandung, merawat, menyusui, dan mendidik anaknya. Juga peran ayah dalam
mencari nafkah, melindungi, membesarkan, membimbing, dan mendidik anaknya
hingga mampu untuk berjalan dan berdiri, bahkan untuk waktu yang tidak terbatas.

4
Berdasarkan semua itu, tentu sangat wajar dan logis jika anak dituntut untuk
bersikap baik kepada orang tuanya dan dilarang untuk durhaka.
Karena ridho Allah SWT terletak pada ridho orangtua, maka penting bagi
anak untuk meminta restu kedua orang tua untuk setiap keinginan dan aktivitasnya.
Berkat restu orang tua, mereka yang membaktikan diri pada doa orang tuanya akan
lebih mudah menerima karunia dari Allah SWT. Juga, anak ingin melakukan
sesuatu atau menginginkan sesuatu. Seperti mencari ilmu, mencari pekerjaan, dll,
yang terpenting adalah mencari restu dari kedua orang tua. Dalam hadits
dikatakan3:
‫َط اَ ْل َوا ِل َدي ِْن‬
ِ ‫سخ‬
َ ‫َّللا فِي‬ َ ‫ َو‬,‫ضا اَ ْل َوا ِل َدي ِْن‬
ُ ‫س َخ‬
ِ َّ َ ‫ط‬ ِ َّ َ ‫ضا‬
َ ‫َّللا فِي ِر‬ َ ‫ِر‬

Artinya :
“Ridho Allah SWT terletak pada ridho orangtua dan murka Allah SWT terletak
pada kemurkaan orangtua.”. (H.R. BAIHAQI)
Bahkan pada beberapa ayat Al-Qur’an juga menyinggung tentang
pentingnya berbakti kepada orangtua, Allah SWT berfirman :
ْ
ْٓ ‫َِل اِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِل َدي ِْن اِحْ سٰ نً ۗا اِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر اَ َح ُد ُه َما ْٓ اَ ْو ِك ٰل ُه َما فَ ََل تَقُ ْل لَّ ُه َما‬
ْٓ َّ ‫َوقَضٰ ى َربُّكَ اَ ََّل تَ ْعبُد ُْْٓوا ا‬
‫ار َح ْم ُه َما‬ْ ‫ب‬ ِ ‫الرحْ َم ِة َوقُل َّر‬ َّ َ‫ض لَ ُه َما َجنَا َح ال ُّذ ِل ِمن‬ ْ ‫) َواحْ ِف‬٢٣( ‫ف َّو ََل تَ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَّ ُه َما قَ ْو ًَل ك َِر ْي ًما‬ ٍ ُ‫ا‬
4
)٢٤( ‫ص ِغي ًْرا‬ َ ‫َك َما َربَّيَانِ ْي‬

Artinya :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan

3
Muhammad Riski, “Patuh dan Hormat Kepada Orangtua dan Giru”, Makalah Agama, (blog) Februari 18,
2023, https://wp.me/p5Rmox-6

4
Al-Qur’an, (Al-Isra’) 23-24

5
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra ayat 23)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah : wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al Isra ayat
24)
Allah SWT juga melarang kita untuk menyakiti hati atau durhaka kepada
ayah dan ibu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

‫العذاب وا َِّن هللاَ لَيَ ِز ْي ُد‬


ُ ‫عقُ ْو ُق ْال َوا ِل َدي ِْن ِليَجْ عَ َل له‬ ِ ‫ُك ُّل ال ُّذنُو‬
ُ ‫ب ي َُؤ ِخ ُر هللاُ ِم ْن َها ما شاء الي يوم القيامة ا ََِّل‬
‫ (رواه‬.‫خيرا َو ِم ْن بِ ِرهِما أن يُ ْنفِقَ علي ِهما اِذا احْ تَا َجا‬ ًّ َ‫ع ْم ِر ْالعَ ْب ِد ِا َذا كان ب‬
ً ‫ارا ِل َوا ِل َد ْي ِه ِليَ ِز ْي َدهُ بِ ًّرا َو‬ ُ ‫في‬
5
)‫ابن ماجه‬
Artinya :
“Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah SWT. Sampai hari kiamat,
kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan
mempercepat azab kepadanya; dan Allah akan menambah umur seorang hamba
jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikan
kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya serta memberi nafkah
kepada mereka, jika diperlukan.” (H.R. Ibnu Majah)

2. Berbakti kepada guru :


Guru adalah orang tua kedua bagi kita, yaitu orang yang mendidik siswa
menjadi manusia yang lebih baik yang diridhoi Allah. Sebagaimana kedua orang
tua harus ditaati, demikian pula perintah guru harus dipatuhi, selama tidak
bertentangan dengan syariat agama. Sebagaimana beberapa sabda Rasulullah
SAW, akhlak kepada seorang guru adalah pujian, bukan hinaan atau cemoohan
kepada guru.

5
Al-Manhaj, “Haramnya durhaka kepada orangtua”, Februari 18, 2023, (blog) https://almanhaj.or.id/417-
haramnya-durhaka-kepada-kedua-orang-tua.html

6
ُ‫ فَ ُه َو َم ْوَله‬،ِ‫َّللا‬
َّ ‫ب‬ َ ‫علَّ َم‬
ِ ‫ع ْبدًا آ َيةً ِم ْن ِكتَا‬ َ ‫” َم ْن‬:‫سلَّ ْم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ع ْن أَ ِبي أ ُ َما َمةَ قَال‬ َ
َ ‫ َوَل َي ْستَأْثِ َر‬،ُ‫َل َي ْن َب ِغي لَهُ أَ ْن َي ْخ ُذلَه‬
.”‫علَ ْي ِه‬
Artinya:
“Dari sahabat Abi Umamah, beliau berkata: Rasulullah Saw., bersabda:
“Barangsiapa mengajar satu ayat dari Kitabullah kepada seorang hamba, maka
orang itu menjadi jujungan hamba tersebut, hamba tidak boleh merendahkan orang
tersebut, dan tidak boleh mendahuluinya (harus memuliakannya)”.

‫يرنَا‬
َ ‫ص ِغ‬ َ ِ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم ي َُوقِ ْر َكب‬
َ ‫يرنَا َو يَ ْر َح ْم‬ َ ‫َْلي‬
Artinya :
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang
lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HR. Ahmad dan At-
Tirmidzi )
Mendatangi tempat belajar dengan ikhlas dan bersemangat juga
merupakan akhlak kepada guru. sebagaimana sabda Rosululloh saw :

‫ط ِريقًا إِلَى ْال َج َّن ِة‬


َ ‫َّللاُ لَهُ بِ ِه‬ َ ‫س فِي ِه ِع ْل ًما‬
َّ ‫س َّه َل‬ ُ ‫ط ِريقًا يَ ْلت َِم‬
َ َ‫سلَك‬
َ ‫َم ْن‬
Artinya :
“Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya,
Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.” ( HR. Ahmad,
Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

Siswa adalah seseorang yang belajar dari seorang guru dan mencari ilmu.
Demi kesejahteraan dan kemudahan memperoleh dan mengamalkan ilmu atau
ilmu yang diperoleh dari seorang guru, maka siswa harus memiliki akhlak atau
etika yang benar terhadap gurunya. Beberapa contoh kode etik murid-ke-guru
(Mu’allim) antara lain sebagai berikut :

7
1. Siswa harus menghormati guru dan mengikuti pendapat dan instruksinya.
2. Ketika siswa berhadapan atau bertemu dengan seorang guru, mereka harus
menyapa guru terlebih dahulu.
3. Ketikaharus memandang gurunya dengan mata yang besar, dan percaya
pada tingkat kelengkapan tertentu pada gurunya, karena lebih mudah untuk
mendapatkan keuntungan darinya dengan cara itu.
4. Siswa harus mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan
kepada guru dan tidak melupakan jasanya.
5. Siswa harus sabar menghadapi guru pemarah.
6. Siswa harus duduk di depan guru dengan hormat, tenang, rendah hati,
mendengarkan, memperhatikan, dan menerima perkataan guru dengan
hormat.

Bapak guru lebih mulia daripada ayah biologis. Ini karena kita menjadi
dewasa dari sudut pandang fisik dan material, sementara kita menjadi dewasa dari
sudut pandang spiritual dan universal berkat Guru, Ustadz, Ustadzah atau
Mua’lim, Mursyid, selain membimbing kita untuk menjadi orang yang beramal,
mereka adalah pewaris para Nabi, yaitu mereka adalah bagian dari warisan dalam
penerapan syariah, akhlak, kredo, dan mereka juga ang paling dekat untuk bisa
dijadikan suri tauladan para siswanya.

E. Keterkaitan Hadis dengan Kehidupan Sekarang


Saat ini, dengan perkembangan zaman, semakin banyak perubahan yang
terjadi dalam cara hidup masyarakat. Eksperimen dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Efek negatif pada sikap dan perilaku manusia juga
tidak terelakkan. Termasuk juga akhlak anak kepada kedua orang tuanya yang
sepertinya cukup banyak dampak negatifnya. Mereka cenderung untuk tidak patuh
lagi, mengabaikan tugas mereka dan lebih peduli pada hal-hal duniawi semata,
tanpa mempertimbangkan tugas mutlak mereka.

8
Berdasarkan realitanya, pada zaman sekarang ini banyak anak larut dalam
angan-angan yang kosong. Mereka mengabaikan cita-cita yang tinggi dan
menyebabkan degradasi moral. Degradasi ini sering kali terlihat ketika banyak
anak yang durhaka kepada orangtuanya. Banyak diantara mereka yang tidak segan
untuk mendorong orangtua ketika dirasa orangtua itu berjalan pelan, menyusahkan
atau sebagainya, meskipun tidak sedikit juga anak-anak yang lebih memilih untuk
menunggu di belakangnya mempersilahkan orangtuanya berjalan lebih dulu dan
berbesar hati untuk selalu merawat dan menjaga orangtuanya.
Penyebabnya bisa saja timbul dari pengaruh internal yang merupakan
pengabaian kedua orang tua untuk membimbing anak dan memberikan contoh
yang baik bagi anak, kurangnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.
Melalaikan anak yang bertentangan dengan perintah Allah swt. juga pengaruh
eksternal seperti adanya liberalisme yang melemahkan keluarga dan tatanan
kehidupan masyarakat (melalui media, internet dan lingkungan sosial yang buruk)
sehingga mudah mencemari jalan hidup bebas yang membuat mereka tidak
hormat.lagi kepada kedua orang tua, durhaka kepada perintah-Nya. Al-Quran
menjadi pedoman hidup umat Islam untuk menyelesaikan segala masalah dan
kesulitan, hal ini karena banyak ayat dalam Al-Qur’an yang mengandung tentang
konsep kehidupan, Di antaranya adalah konsep adat istiadat, ekonomi,
pemerintahan, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan
sesamanya. Salah satu dari topik yang dibahas dalam Al-Qur’an adalah tentang
berbakti kepada kedua orang tua yang berusia lanjut.
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa kesopanan hanya berlaku untuk
seorang anak untuk orang tuanya, bukan sebaliknya. kedua orang tua harus
menjaga kesehatan mereka ketika anak sudah dalam kandungan, sebagaimana
makanan ibu harus sangat bergizi, tidak mengganggu ketenteraman dan
ketenangan jiwanya. Kemudian, segera setelah anak lahir, diazani dan diiqamahi,
yang merupakan langkah awal dalam melafalkan dan menanamkan kalimat tauhid
pada anak. Setelah itu, tentunya kedua orang tua harus melakukan lagi untuk
anaknya, seperti menyusui anak, membiayai biaya hidupnya, biaya perawatan

9
kesehatan, biaya pendidikan dan menanamkan ajaran Islam dengan sempurna.
Pahala mereka tidak dapat dihitung atau dibandingkan dengan kekayaan, kecuali
untuk pemulihan mereka sebagai orang bebas dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka berusaha membesarkan, mendidik dan menghidupi anak-anak mereka,
agar mereka menjadi keturunan yang baik. Karya mereka adalah untuk anak-anak
mereka. Hal ini membutuhkan rasa hormat terhadap anak, pengakuan dalam artian
rasa hormat dan terima kasih tentunya.
Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata orang tua mengutuk anaknya
delapan belas kali lebih banyak daripada yang mereka puji. Beberapa laporan juga
menunjukkan bahwa kekerasan orang tua terhadap anak meningkat. Survei
terhadap 991 orang tua dari anak mengungkapkan bahwa setengah dari orang tua
yang disurvei membentak atau meneriaki anak ketika anak berusia tujuh tahun, 98
persen orang tua mereka mengucapkan kata-kata kasar. Ingatlah bahwa
memperlakukan anak-anak dengan rendah hati memengaruhi kemampuan mereka
untuk menghormati orang lain, meskipun statistik tidak berlaku untuk keluarga
Anda. Tetapi Anda tidak hanya memengaruhi anak-anak, tetapi banyak orang
berpengaruh dalam hidup mereka, guru, pelatih, pengasuh, asisten, kerabat, teman,
yang memengaruhi perkembangan moral mereka. Jika anak tidak dihormati,
bagaimana mereka bisa menghormati orang lain?6
Permohonan ampunan tidak akan diterima tanpa keridhaan orang tua
karena harum surga yang tercium dari jarak perjalanan seribu tahun tidak akan
tercium oleh seorang yang durhaka kepada orang tuanya. Ini memberikan isyarat
bahwa para pendurhaka kepada orang tuanya bukan hanya tidak akan masuk surga,
tetapi mereka juga akan tetap berada di tempat yang jauh dari surga dan tidak
sanggup mendekatinya. Menghormati dan berbuat baik kepada kedua orang tua
sebenarnya merupakan dorongan fitrah manusiawi. Setiap anak yang dibesarkan
dalam sebuah keluarga yang normal dengan sendirinya akan memiliki rasa terima
kasih dan hormat kepada kedua orangtua. Namun, dalam perkembangannya,

6
Shihab, Birrul Walidain: Wawasan al-Qur’an tentang Bakti Kepada Ibu Bapak (Tangerang: Lentara
Hati, 2014) 1.

10
kemudian, perasaan ini akan mengambil bentuk dan kadar yang berbeda-beda pada
masing-masing anak, dan tidak jarang karena pengaruh budaya, pergaulan, dan
pendidikan yang salah, rasa hormat dan terima kasih ini mulai terkikis sedikit demi
sedikit. Oleh karena itu, Islam tidak menyerahkan masalah ini pada perasaan
manusiawi semata. Islam memberikan aturanaturan yang perlu dalam masalah
menghormati kedua orang tua dan menjaga hak-hak mereka.

F. Simpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) orang tua artinya ayah dan ibu.
Sedangkan dalam bahasa Arab sering disebut Al Walid.
Maka, sebagai anak kita harus menghormati dan mematuhi nasihat dan perintah
orang tua sebagai wujud bakti kita kepada keduanya. Baik itu orang tua masih
hidup ataupun sudah meninggal dunia.
Cara menghormati kedia orang tua ketika masih hidup :
A. Mendengarkan semua perkataannya dengan rasa penuh rasa hormat dan
rendah hati.
B. Membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan lain yang dapat meringankan
beban orang tua.
C. atauntiasa meminta do’a restu.
Jika orang tua sudah meninggal maka cara menghormatinnya adalah sebagai
berikut:
A. meninggalg tali silaturahim dengan kerabat dan sahabat orang tua.
B. Melanjutkan cita-cita orang tua,
C. batantiasa mendoakan kedua orang tua yang telah meninggal.
Guru adalah pendidik atau pengajar pada pendidikan formal. Guru adalah orang
tua kedua, yaitu orang yang mendidik dan mentransfer ilmu pengetahuan agar

11
murid-muridnya dapat menjadi lebih baik. Menghormati dan mematuhi guru dapat
dilakukan dengan cara menyapa dan mengucapkan salam ketiak bertemu.
Memandang guru dengan penuh rasa hormat (Ta’dzim), Hendaknya duduk
dihadapan guru dengan sopan dan tenang.

Daftar pustaka

Imam An-Nawawi, Al-arbain An-Nawawiyah.

Riski, Muhammad, “Patuh dan Hormat Kepada Orangtua dan Giru”, Makalah
Agama, (blog) Februari 18, 2023, https://wp.me/p5Rmox-6

Al-Manhaj, “Haramnya durhaka kepada orangtua”, Februari 18, 2023, (blog)


https://almanhaj.or.id/417-haramnya-durhaka-kepada-kedua-orang-
tua.html

Shihab, Birrul Walidain: Wawasan al-Qur’an tentang Bakti Kepada Ibu Bapak
(Tangerang: Lentara Hati, 2014)

12

Anda mungkin juga menyukai