Anda di halaman 1dari 16

Dongeng Barbe Bleue ‘Si Janggut Biru’ Karya Charles Perrault

Dalam Kajian Resepsi Pembaca Aktif

The Story of Barbe Bleue by Charles Perrault


in Active Reader's Reception Study

Tania Intan
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Ir. Soekarno Km. 21,7 Jatinangor
Telepon: 081285319071, Pos-el: tania.intan@unpad.ac.id

Naskah diterima: …….; direvisi: ……; disetujui: …….

Abstrak
Penelitian ini membahas resepsi pembaca aktif terhadap kisah Barbe Bleue ‘Si Janggut Biru’
karya Charles Perrault, sastrawan dari abad XVII. Pembaca aktif yang dimaksud adalah
Amélie Nothomb dan Tahar ben Jelloun, dua pengarang frankofon yang memberi tanggapan
terhadap kisah dari abad Pertengahan itu dengan menciptakan teks Barbe Bleue dalam versi
masing-masing. Penelitian ini berfokus pada perbandingan elemen-elemen narasi di antara
teks-teks tersebut seperti plot, penokohan dan latar. Teori resepsi diakronik-intertekstual
dengan metode deskriptif kualitatif digunakan untuk penelitian ini. Dapat disimpulkan
bahwa sebagai pembaca aktif dari abad XXI, Amélie Nothomb dan Tahar ben Jelloun
meresepsi kisah Barbe Bleue dengan cara menciptakan karya baru namun tidak
menghilangkan sekuen-sekuen utama dari cerita aslinya. Perubahan terjadi pada genre, dari
dongeng menjadi novel dan cerita pendek, bobot penokohan yang berimbang di antara tokoh
laki-laki dan perempuan, serta setting latar waktu-tempat-sosial-budaya. Hal ini tidak dapat
dilepaskan dari adanya perubahan zaman, semangat zaman, serta perubahan cakrawala
harapan pembaca.

Kata kunci: resepsi sastra, pembaca aktif, diakronis-intertekstual, Barbe Bleue

Abstract
This study discusses the reception of active readers of the story of Barbe Bleue by Charles
Perrault, a writer from the seventeenth century. The active readers in question are Amélie
Nothomb and Tahar ben Jelloun, two frankophone authors who responded to the story of the
Middle Ages by creating the Barbe Bleue text in their respective versions. This study focuses on
the comparison of narrative elements between the texts such as plot, characterization and
setting. Diachronic-intertextual reception theory with qualitative descriptive method was used
for this study. It can be concluded that as active readers of the XXI century, Amélie Nothomb and
Tahar ben Jelloun perceive the story of Barbe Bleue by creating new works but not eliminating
the main sequences of the original story. Changes occur in genres, from fairy tales to novels and
short stories, the weight of balanced characterization between male and female characters, and
the setting of time-place-social-cultural settings. This cannot be separated from the changing
times, the spirit of the times, and changes in the horizon of readers' expectations.

Keywords: reception of literary, actif reader, diachronic-intertextual, Barbe Bleue


1. Pendahuluan dengan membuat cerita dengan
Charles Perrault (1628-1703) versinya sendiri tanpa menghilangkan
adalah seorang sastrawan besar sekuen-sekuen penting. Si Janggut Biru
Prancis abad ke-17. Karya-karyanya versi Perrault adalah seorang
yang terutama berupa dongeng, bangsawan yang kaya raya, yang
dikumpulkan dari tradisi lisan Prancis membunuh delapan orang istri dan
seperti Cendrillon ‘Cinderela’, La belle menggantung mayat-mayatnya pada
au bois dormant ‘Putri Tidur’, Les dinding-dinding sebuah kamar yang
souhaits ridicules ‘Permohonan yang bersimbah darah di dalam kastilnya.
konyol’, Le Petit Chaperon Rouge ‘Si Padahal kenyataannya, Seigneur de
Kerudung Merah’, dan Barbe Bleue ‘Si Rais telah membantai korban tiga
Janggut Biru’ yang kemudian puluh kali lipat dari jumlah korban Si
disusunnya dalam buku Histoires ou Janggut Biru itu.
Contes du temps passé (1637). Kisah Sekitar empat ratus tahun setelah
Barbe Bleue merupakan salah satu masa penciptaannya, cerita Barbe
tulisan yang banyak diadaptasi dan Bleue ternyata masih dibaca, diresepsi,
dikembangkan, misalnya oleh Grimm dan bahkan direka ulang dalam
bersaudara, yang menceritakan ulang berbagai bentuk ciptaan. Pengarang-
dengan interpretasi berdasarkan pengarang frankofon terkemuka,
realita Jerman satu abad kemudian. seperti Amélie Nothomb dari Belgia
Menurut Lewis (2015), tulisan dan Tahar ben Jelloun dari Maroko,
Perrault tentang Barbe Bleue bisa jadi juga mengambil bagian dalam
terinspirasi dari kisah nyata mengenai meresepsi karya Charles Perrault
kehidupan seorang bangsawan Eropa tersebut dengan gaya penulisan dan
bernama Gilles de Laval yang bergelar konteks budaya masing-masing.
Seigneur de Rais (1404-1444). Sebagian kalangan yang
Penampilan de Rais yang menawan menganggap kisah semacam itu
dan sifatnya yang religius, dermawan, sebagai karya fiksi mendasarkan
gagah berani, dan suka berkesenian, argumennya pada adanya peran
ternyata hanya topeng untuk menutupi pengarang dalam penciptaan suatu
sifat bengis dan kejahatannya. Di karya sastra sebagaimana
kastilnya, ia membunuh sekitar dua dikemukakan oleh Wellek dan Warren
ratus perempuan, laki-laki muda, dan (1990: 276-277). Kehidupan yang
anak-anak, setelah menyiksa mereka tergambar dalam karya sastra
untuk kepuasan pribadinya. Seigneur merupakan kehidupan yang telah
de Rais juga memuja setan dan melewati proses pemilihan
mempersembahkan para korbannya berdasarkan sudut pandang dan
untuk keyakinan yang ia anut. Untuk kepentingan pengarangnya sehingga
menghukum perilaku bejatnya, dapat diperindah, ditolak, atau
pengadilan kemudian menjatuhkan digambarkan sama sekali berbeda
hukuman bakar bagi de Rais. Selama dengan kehidupan yang sebenarnya.
beratus tahun, cerita yang sangat Berdasarkan latar belakang
mengejutkan masyarakat Eropa tersebut, penelitian ini dilakukan
tersebut terus hidup dan disampaikan dengan tujuan untuk mendeskripsikan
secara turun temurun oleh para orang bentuk dan perubahan resepsi
tua untuk menakut-nakuti anak pembaca terhadap kisah Barbe Bleue
mereka yang nakal. Perrault kemudian sejak terbitnya tahun 1637 hingga
meresepsi kisah ini secara aktif, yaitu tahun 2012 dan 2014, yaitu masa
penciptaan novel dan cerita pendek merupakan energi pembuat sejarah
dengan judul yang sama oleh Amélie yang tidak mungkin disusun tanpa
Nothomb dan Tahar ben Jelloun. Teori partisipasi aktif pembacanya. Kaitan
resepsi sastra akan mengerangkai antara karya sastra dan pembaca
penelitian ini dengan asumsi bahwa memiliki implikasi estetis dan historis.
karya sastra ditanggapi secara berbeda Implikasi estetis tampak pada
dari generasi ke generasi (Jauss, 1983: kenyataan bahwa penerimaan pertama
21). Dalam kenyataannya, memang sebuah karya sastra oleh pembaca
teks cenderung berubah dan tidak mencakup uji nilai estetik dalam
stabil wujudnya sepanjang masa perbandingannya dengan karya-karya
(Teeuw, 1984: 250). Teks terbuka yang telah dibaca, sedangkan implikasi
untuk mengalami perubahan. historis terlihat dari fakta pembaca
Perubahan yang terjadi dalam sebuah pertama akan dilanjutkan atau
teks antara lain dalam hal transliterasi diperkaya melalui resepsi atau
dari satu sistem tulisan ke sistem penerimaan lebih lanjut dari generasi
tulisan lainnya, penggarapan kembali ke generasi.
sebuah teks, dan sebagainya. Dalam teori resepsi, pembaca
Adakalanya teks diubah atas anjuran dikategorisasikan secara beragam,
penerbit atau penyunting dengan misalnya Iser (1987: 27) membagi
alasan politik atau moralitas (Teeuw, pembaca menjadi dua jenis, yaitu
1984: 258). pembaca nyata dan pembaca hipotesis.
Karya sastra dapat hidup karena Pembaca nyata adalah pembaca yang
partisipasi aktif pembacanya (Jauss, melakukan pembacaan terhadap suatu
1983: 19) dalam memberikan karya sastra secara nyata, dan dapat
tanggapan atau reaksi yang disebut dikenali dari reaksi-reaksi yang
sebagai resepsi. Teori resepsi terdokumentasi. Sedangkan pembaca
menempatkan pembaca pada posisi hipotesis adalah siapa saja yang
yang penting karena karya sastra diproyeksikan semua aktualisasi
hanyalah artefak jika tidak mendapat potensial teks. Pembaca hipotesis
tanggapan pembaca. Karya sastra terbagi lagi menjadi pembaca ideal dan
dirasakan hadir karena pengalaman pembaca kontemporer. Pembaca ideal
pembaca sehingga realisasi makna tidak eksis secara objektif, sedangkan
karya sastra bersifat estetis subjektif pembaca kontemporer, meskipun
dan bukan estetis objektif (Fokkema, eksis, sulit untuk dibentuk dalam suatu
1977: 143). Gagasan bahwa generalisasi.
pembacalah yang memberi makna Pembaca bukan faktor yang stabil
pada karya sastra telah menggeser karena dipengaruhi oleh waktu,
fokus penelitian sastra dari struktur tempat, dan situasi sosial budaya yang
teks ke arah penerimaan pembaca. melatarbelakanginya. Perubahan yang
Berdasarkan sudut pandang terjadi akan memengaruhi makna yang
pendekatan sastra yang dikemukakan diungkapkan sehingga tidak tertutup
Abrams (1976), teori resepsi termasuk kemungkinan suatu karya sastra akan
dalam pendekatan pragmatik. Jauss memperoleh makna yang bermacam-
(1983: 19-20) berargumentasi bahwa macam dari pembaca yang bermacam-
dalam segitiga semiotik antara macam pula (Chamamah-Soeratno,
pengarang-karya sastra-pembaca, 1994: 21). Menurut Jauss (1974: 27-28
pembaca menduduki posisi yang dalam Junus, 1985: 34), pembaca dapat
penting karena pembaca bukan bagian bersifat pasif hanya dengan
yang pasif, melainkan justru mengomentari atau memberi makna,
tetapi dapat pula berlaku aktif dengan 2. Metode
menghasilkan teks lain. Teks asal Penelitian ini termasuk jenis
mungkin diperlakukan secara “utuh”, deskriptif kualitatif. Penelitian dengan
tetapi mungkin juga dengan metode kualitatif menghasilkan data
mengubahnya (Junus, 1984: 189). deskriptif mengenai sasaran yang
Segers (1978: 50-53) diamati oleh peneliti (Aswatini, 2007:
mengelompokkan pembaca ke dalam 25-26). Menurut Teeuw (1984: 208-
tiga golongan, yaitu pembaca ideal, 218) ada tiga metode penelitian
pembaca implisit, dan pembaca real. resepsi sastra, yaitu (1) penelitian
Pembaca ideal adalah suatu konstruksi resepsi sastra secara eksperimental,
hipotesis yang dibuat oleh ahli teori (2) penelitian resepsi lewat kritik
dalam proses interpretasi. Pembaca sastra dan penciptaan karya sastra
ideal ini sejajar dengan konsep “baru”, dan (3) penelitian resepsi
superreader yang dikemukakan oleh intertekstual. Penelitian (1) hanya
Rifattere (1971: 78-80). Pembaca dapat dilakukan untuk resepsi masa
implisit adalah keseluruhan indikasi kini. Penelitian (2) dapat dilakukan
tekstual yang mengarahkan pembaca dengan dua cara, yaitu secara
real. Pembaca implisit merupakan sinkronik dan secara diakronik.
faktor imanen teks yang mempunyai Penelitian resepsi secara sinkronik
satu jenis ciri tanda yang sering berarti meneliti resepsi sastra dalam
mendapat tanggapan pembaca real satu kurun waktu atau satu periode
secara berbeda-beda. Golongan saja, sedangkan penelitian resepsi
pembaca ini sejajar dengan implied sastra secara diakronik berarti
reader dalam pembagian Iser. Pembaca meneliti resepsi sastra sepanjang
real adalah pembaca dalam arti fisik, sejarahnya dari periode ke periode.
yaitu orang yang melakukan tindak Penelitian (3) dapat dilakukan dengan
pembacaan secara nyata. Pembaca cara membandingkan karya-karya
nyata dibutuhkan dalam studi-studi yang memiliki kaitan intertekstual.
mengenai reaksi pembaca, yaitu Metode yang digunakan dalam
bagaimana suatu karya telah diterima penelitian ini adalah penelitian kedua
oleh pembaca tertentu. Penilaian, dan ketiga, yaitu metode resepsi sastra
komentar, dan pendapat pembaca secara diakronik terhadap teks yang
tentang karya yang dibacanya memiliki kaitan intertekstual. Sumber
merefleksikan berbagai sikap dan data penelitian ini adalah karya-karya
norma publik tersebut. Rekonstruksi sastra yang bersumber pada kisah
terhadap reaksi pembaca nyata yang Barbe Bleue yang muncul setelah terbit
terdokumentasi akan merefleksikan pertama kali pada tahun 1637 dan
norma-norma mereka sehingga dapat dokumen-dokumen yang berkaitan
diperoleh gambaran tentang norma- dengannya. Pengumpulan data
norma dan selera masing-masing dilakukan dengan metode studi
masyarakat pembaca (Iser, 1987: 28). pustaka yang ditopang dengan teknik
Dalam penelitian ini, pembaca yang baca, catat, simak, dan transkripsi.
menjadi fokus perhatian adalah Untuk melihat perubahan resepsi,
pembaca nyata yang bersikap aktif, telah dipilih dua karya secara khusus,
yaitu pembaca yang menghasilkan yaitu novel Barbe Bleue (2012) karya
karya sastra baru, atau dengan kata Amélie Nothomb, dan cerita pendek
lain, pembaca yang menjadi pengarang. Barbe Bleue (2014) karya Tahar Ben
Jelloun. Kedua karya itu dianalisis dan
ditafsirkan dengan melihat hubungan
antarkarya, pengarang, dan cakrawala keesokan harinya. Tapi ternyata
harapan, serta semangat zamannya. saudagar itu pulang lebih cepat dari
Penafsiran memang tidak dapat janjinya. Ia menyadari adanya darah di
dipisahkan dari analisis karena kunci yang berarti si istri telah
merupakan pencarian yang lebih luas memasuki ruangan terlarang.
berkaitan dengan penemuan- Si Janggut Biru pun berniat
penemuan (Nazir, 1999: 437). membunuh istrinya seperti istri-
istrinya yang lain, tapi sang istri
3. Hasil dan Pembahasan berpura-pura hendak berdoa dulu
3.1 Barbe Bleue menurut Charles sebelum dirinya mati. Pada
Perrault kesempatan itulah, saat lengah, si
Perrault (2006) mengisahkan Janggut Biru didorong ke dalam
tentang seorang saudagar kaya raya ruangan dan dikunci oleh Anne.
yang tinggal sendiri di kastilnya yang Dengan bantuan dua saudara laki-
megah. Walaupun sangat lakinya yang tiba-tiba datang, si
berkecukupan, tidak ada seorang pun perempuan dan Anne mengeroyok Si
perempuan yang mau menikah dengan Janggut Biru hingga mati. Akhir cerita,
laki-laki itu, karena perangainya yang kekayaan yang dimiliki si Janggut Biru
keras dan janggut birunya yang buruk. diambil alih oleh istrinya dan dibagi
Menurut kabar, laki-laki itu pernah rata dengan saudara-saudaranya yang
menikah beberapa kali namun para lain. Perempuan itu pun menikah lagi
istrinya tidak pernah terlihat dan dengan laki-laki pilihannya.
kabar mereka tidak lagi diketahui. Sebagaimana alur dongeng pada
Pada suatu hari, laki-laki itu umumnya, terlihat dari cerita Barbe
tertarik pada seorang perempuan Bleue karya Charles Perrault bahwa
muda tetangganya. Meski telah ditolak alur cenderung maju/ progresif,
berkali-kali, si Janggut Biru terus pembagian sekuen terlihat jelas, dan
merayu dan mendekatinya sehingga sederhana, akhirnya juga dipastikan
luluhlah hati perempuan itu dan bahagia. Hal ini sejalan dengan tujuan
mereka pun menikah. Pada suatu saat, pengarang yang berharap karyanya
si saudagar menyatakan bahwa dirinya dapat diterima publik dari segala usia
harus pergi dari kastil untuk urusan termasuk anak-anak.
pekerjaannya, ia lalu menitipkan Tokoh Barbe Bleue dalam cerita
kunci-kunci. Semua ruangan boleh Perrault ini berkorelasi dengan
dimasuki istrinya kecuali satu, dan simbolisasi sosok laki-laki dalam
perempuan itu pun berjanji pada budaya Yahudi-Kristen (Afriqueafrica,
suaminya untuk patuh. Rasa penasaran 2017: 7), yang berkarakter de virilité,
ternyata lebih kuat dibandingkan de force, de courage, de sagesse
dengan kepatuhannya. Sang istri ‘kejantanan, kekuatan, keberanian, dan
membuka ruangan terlarang, dan kebijakan’. Pada konteks keagamaan,
betapa terkejutnya ketika ia melihat laki-laki berjanggut dianggap
mayat-mayat perempuan yang menggambarkan orang suci. Namun
diduganya istri-istri dari si Janggut dalam konteks cerita Barbe Bleue,
Biru tergantung di dinding. Karena janggut adalah topeng untuk
begitu terkejut, perempuan ini tidak menyembunyikan wajah yang
sadar kunci ruangan terjatuh dalam sesungguhnya. Sedangkan warna biru
genangan darah yang sulit dihilangkan. (Chevallier, Jean dan Alain Cheerbrant,
Ia pun memanggil saudarinya, Anne, 1969: 129), adalah warna yang sangat
untuk merencanakan pelarian dalam, yang paling dingin, transparan
dan pasif, jauh dari sifat agresif. sebagaimana tokoh laki-laki sangat
Singkatnya, biru adalah warna yang dominan terhadap perempuan dan si
polos dan tanpa dosa. Jadi nama Barbe kaya menindas yang miskin. Menurut
Bleue seharusnya menggambarkan Bettelheim (1999: 35), tema tentang
seorang laki-laki yang tidak jantan. kekerasan pada perempuan sangat
Seorang laki-laki yang memiliki kental dalam cerita Barbe Bleue, yang
kelemahan yang ingin disembunyikan, berwujud kekerasan verbal berupa
karena ia menikmati peran sebagai ancaman dan larangan, serta
sosok eksteriornya yang dikagumi dan kekerasan fisik berupa penyiksaan dan
ditakuti. Seorang perempuan, terutama pembunuhan. Namun secara implisit,
yang berani dan penuh rasa ingin tahu, sesuai dengan konteks sosial budaya
akan dapat mengungkap kekurangan masa abad pertengahan di Eropa,
laki-laki semacam itu dengan mudah. kekerasan semacam itu masih
Itulah sebabnya Barbe Bleue dianggap berterima karena merupakan
membunuh banyak perempuan, karena ‘hukuman pada perempuan yang tidak
ia tidak dapat mengendalikan dan setia/ patuh’.
takut pada mereka (Afriqueafrica, Pada bagian selanjutnya, akan
2017: 8). diuraikan bentuk resepsi kisah Barbe
Selain diasosiasikan dengan figur Bleue dan perubahannya melalui karya
raksasa yang menyerang perempuan Amélie Nothomb dan Tahar ben
dan anak-anak dalam mitologi Yunani Jelloun.
yaitu Cronos dan Medée, kekejaman
tokoh Barbe Bleue juga ternyata 3.2Bentuk Resepsi Pembaca
dikaitkan dengan perilaku orang-orang Sejak masa penciptaannya tahun
yang memang ada dalam sejarah. 1637, cerita Barbe Bleue telah
Selain Seigneur de Rais, ada pula mendapatkan resepsi dari banyak
Conomor, seorang bangsawan Breton seniman dan sastrawan. Raoul Barbe
yang hidup di abad ke-6, Raja Henri VII Bleue (1789) merupakan opera
dari Inggris yang membunuh enam pertama yang dipentaskan dari sekian
istrinya, dan Henri Désiré Landru banyak penampilan tokoh itu.
pembunuh berantai yang terkenal dari Selanjutnya ada opera Barbe-Bleue
Prancis pada awal abad ke-20. Tokoh (1866), Ariane et Barbe Bleue (1907),
perempuan pendamping Barbe Bleue Le Château de Barbe-Bleue (1911), La
digambarkan anonim, sangat lemah, Huitième Femme de Barbe Bleue (1940)
selalu membutuhkan bantuan dan Anne, ma Soeur Anne (2001).
saudaranya, dan ceroboh. Sedikit Selain itu pertunjukan balet,
kecerdasannya baru terlihat saat ia sandiwara, lagu, komik, dan film pun
berpura-pura akan berdoa sebelum dibuat dengan menampilkan cerita
dibunuh oleh suaminya. yang sama dalam format dan nuansa
Latar tempat dan waktu tidak berbeda.
eksplisit dijelaskan, bahkan tidak ada Sejumlah novel juga ditulis untuk
nama tokoh yang disebutkan, kecuali mengabadikan kisah tersebut seperti
Anne, saudara tokoh perempuan. Yang Les Sept femmes de la Barbe-Bleue et
menjadi dekor adalah tempat/ benda autres contes merveilleux (Anatole
yang selalu ada dalam dongeng, seperti France, 1909), l’Affaire Barbe-Bleue
hutan, kastil, air terjun dan sebagainya (Yak Rivais, 2000), Barbe Bleue
sehingga membentuk kesan fiksi yang (Amélie Nothomb, 2012), Les Portes
kuat. Wacana gender dan kelas dalam closes (Lori Saint-martin, 2013), Les
teks ini juga sangat kentara, Sangs (Audrée Wilhelmy, 2013), dan
Barbe Bleue dalam Mes Contes de Saturnine pindah malam itu juga. Ia
Perrault (Tahar ben Jelloun, 2014). terpesona oleh kemegahan apartemen
Yang akan dibahas dalam kajian ini itu. Ia pun makan malam bersama Don
adalah resepsi dari dua pengarang Elemirio yang menjelaskan bahwa
frankofon, Amélie Nothomb dan Tahar dirinya tidak memiliki aktivitas selain
Ben Jelloun, dengan sesekali mengerjakan fotografi. Don
mempertimbangkan masa penulisan/ menjelaskan bahwa dirinya penganut
penerbitan karya mereka yang relatif Katolik dan setiap minggu, seorang
berdekatan dan realita bahwa mereka pastor mengadakan misa di rumah itu.
bukan pengarang Prancis tapi menulis Don berterus terang bahwa
dalam bahasa Prancis. penyewaan kamar yang ia lakukan
sebenarnya adalah untuk menemukan
3.2.1 Perubahan Resepsi Pembaca perempuan yang tepat, tapi ia tidak
(1) Resepsi Amélie Nothomb akan menghiraukan mereka yang
Tokoh si Janggut Biru dalam novel mengincar gelar atau kekayaannya.
Barbe Bleue karya Amélie Nothomb Don juga tidak ingin menikah. Ia
adalah Don Elemirio Nibal y Milcar, memilih Saturnine yang tidak
seorang bangsawan Spanyol yang mengenal latar belakang dan
berumur 44 tahun. Sedangkan kebangsawanannya. Saat
Saturnine Puissant adalah seorang menghidangkan makanan penutup, ia
perempuan Belgia berusia 25 tahun. memberikan puding telur pada
Perempuan ini datang ke apartemen Saturnine yang langsung terpana
Don di daerah wilayah 7 Paris karena melihat warna keemasan di piringnya.
tertarik pada iklan penyewaan kamar Don Elemirion semakin jatuh cinta
mewah berharga murah. Dari para pada gadis itu karenanya. Bagi Don,
perempuan yang sedang mengantri, jika Saturnine memahami emas, berarti
Saturnine mengetahui bahwa pernah ia memahami Spanyol, dan berarti
ada delapan perempuan yang tinggal di dapat memahami dirinya.
kamar itu tapi semua menghilang. Pada malam kedua, mereka makan
Mendengar semua rumor itu Saturnine bersama kembali. Don menyatakan
merasa ragu tapi ia tidak ingin kembali cintanya dan juga mulai menceritakan
tinggal di tempat sempit bersama kesalahan-kesalahan yang ia lakukan
temannya, Corine. Ia bertahan hingga saat kanak-kanak seperti pencurian
akhirnya dapat menjumpai Don dan masturbasi. Saturnine sendiri
Elemirio. Saturnine pun tidak menceritakan apapun pada Don.
memperkenalkan diri sebagai tenaga Don ingin menikahi gadis itu, tapi
pengajar pengganti di Ecole du Louvre. Saturnine menolak, karena ia
Mendengar penjelasan itu, Don memikirkan cerita delapan perempuan
mengumumkan bahwa Saturnine yang hilang. Ia lalu meminta makanan
dapat menempati kamarnya setelah penutup selain dari puding telur.
menyelesaikan urusan administrasi Pada malam berikutnya, Don
dengan Hilarion Grivelan, sekretaris Elemirio menyiapkan kue Saint-
pribadinya. Mereka lalu berkeliling di Honoré yang besar untuk Saturnine.
apartemen yang mewah itu. Don Gadis ini menyatakan hanya dapat
menjelaskan bahwa Saturnine boleh mencicipi kue itu dengan minum
memasuki semua ruangan yang ada di sampanye. Mereka pun menikmatinya
sana, kecuali sebuah kamar bercat bersama, sambil bercakap-cakap
hitam tempat ia mengerjakan foto- tentang delapan perempuan yang
fotonya. hilang. Don ingin menjelaskan, tapi
Saturnine tidak ingin mendengarnya. Setelah makan malam, Saturnine
Don sekali lagi melamarnya tapi mengalami dilema, ia tidak ingin
Saturnine terus menolaknya. Melihat membiarkan dirinya jatuh cinta pada
Don yang putus asa, Saturnine Don Elemirio. Terjadi pertentangan
memanfaatkan keadaan untuk batin dan pikiran tentang kamar hitam
meminta sampanye sekali lagi dan ia menghantui pikirannya. Ia mulai
lari ke kamarnya. Corinne kemudian percaya bahwa Don mungkin gila tapi
datang berkunjung. Ia mengagumi ia bukan pembunuh. Dan pada makan
apartemen itu, tapi takut pada Don malam berikutnya, Saturnine merasa
Elemirio dan reputasinya. Ia terus gelisah. Ia ingin membuktikan bahwa
mengingatkan Saturnine untuk Don tidak bersalah. Setelah
berhati-hati, tapi gadis ini menyatakan bahwa dirinya percaya
mengabaikan dan mengajak Corinne pada Don, ada penjelasan dari
untuk makan malam. Corinne merasa pengarang tentang warna gaun
segan namun berusaha mendengarkan keemasan yang dibuat Don. Keesokan
percakapan yang tampak alami dan harinya, Saturnine mengunjungi setiap
cair di antara temannya itu dengan si kamar yang ada di apartemen itu
‘terduga pembunuh berantai’. untuk mencoba memahami pemikiran
Keesokan harinya saat makan laki-laki itu. Saat makan malam, ia
bersama, Don Elemirio langsung membahas tentang fotografi
mengungkapkan pada Saturnine dan kamar hitam. Saturnine baru
bahwa ia menyukai Corinne. Don baru mengetahui bahwa Don Elemirio hanya
mengetahui bahwa Saturnine tidak membuat foto perempuan-perempuan
percaya pada Tuhan, tapi ia yakin yang ia cintai, dan masing-masing
bahwa pada akhirnya gadis itu akan hanya satu foto, seluruhnya dipajang di
mencintainya. Dialog di antara mereka kamar hitam.
penuh ketegangan dan kembali pada Saturnine pun mendesak Don
pembicaraan tentang misteri hilangnya untuk memperlihatkan foto-foto itu
delapan perempuan, tapi rahasia itu padanya, tapi Don menolak dengan
belum terungkap jelas. Pada hari tegas, diikuti dengan perdebatan
berikutnya, Saturnine mendapat tentang ketiadaan benda-benda
hadiah gaun berwarna keemasan indah modern di tempat itu, tidak ada alat
yang dijahit secara khusus oleh Don. digital, telepon, atau komputer. Pada
Gaun itu cocok sekali untuknya. malam harinya, Saturnine semakin
Mereka pun makan malam bersama terobsesi dengan percakapan mereka
dengan penuh kehangatan. Don sebelumnya, sehingga ia berlari ke
menjelaskan bahwa ia menjahit kamar Don dan membangunkannya.
pakaian-pakaian berwarna khusus Perempuan itu menghunus pisau
untuk semua perempuan yang ia ingat dapur di lehernya supaya Don mau
namanya: Emeline, Prosperine, bercerita tentang kamar hitam.
Séverine, Incarnadine, Tébérenthine, Akhirnya laki-laki itu mengakui bahwa
Mélusine, Albumine dan Digitaline. kedelapan perempuan itu memang
Don juga menyampaikan bahwa ia mati di ruang hitam, dan ia memotret
mulai menjalin hubungan dengan para mayat mereka. Don membunuh dengan
penyewa ruangan setelah kematian pintu otomatis ruang hitam yang
orang tuanya yang keracunan jamur. langsung terkunci dari luar, tidak
Percakapan lalu berhenti ketika kedua dapat dibuka dari dalam, dan suhu
orang ini membicarakan misteri kamar ruangan akan menurun drastis hingga -
hitam. 5°C. Para perempuan itu mati
kedinginan. Saturnine pun lari ke menyerah, sehingga ia lari dengan
kamarnya dan bertekad agar tidak cepat dari kamar hitam dan mengunci
terjadi pembunuhan lagi. pintu. Don memohon agar ia dibiarkan
Pada makan malam berikutnya, keluar. Saturnine mengiyakan dengan
kedua orang ini hanya berbicara syarat laki-laki itu tidak menempelkan
tentang perempuan pertama, Emeline. fotonya di dekat foto-foto perempuan
Saat itu, kamar hitam sudah ada tapi yang mati. Merasa tidak sanggup
kosong. Kamar itu hanya merupakan berdusta, Don tidak menyatakan
tempat bagi Don untuk menyepi, dan ia bersedia dan memilih mati kedinginan.
sudah membuat pintu mekanik Tidak tahu lagi apa yang harus
pembunuh itu tanpa berpikir akan dilakukan, Saturnine mengambil botol
menggunakannya. Emeline melanggar sampanye di dapur dan pergi. Agar
janji untuk tidak masuk tempat itu dan tidak tergoda melepaskan Don dari
dia mendapatkan hukumannya, ruangan itu, ia pun mengundang
sebagaimana Eva terperangkap dalam Corinne untuk datang dan minum
pohon di taman surga. Meskipun bersamanya di sebuah bangku taman
kehilangan kekasihnya, Don tidak mau kota.
melepas pintu mekanik yang
berbahaya itu. Près de la station de métro, elle
Setelah pembicaraan tersebut, Don avisa un banc public et s’y assit
menyatakan bahwa Saturnine akan pour l’attendre. Devant elle, il y
menjadi perempuannya yang terakhir. avait les Invalides dont la
Gadis ini berpikir dan menemukan coupole venait d’être redorée à
jawabannya, setiap perempuan yang la feuille. Un éclairage idéal en
menjadi korban adalah representasi rehaussait la lumière. La jeune
warna dalam spektrum kromatik femme eut tout le temps
fotografi yang dibuat Don. Saturnine d’admirer cette splendeur. À
tidak ingin mati, karena warna kuning l’instant où don Elemirio mourut,
dari gaun yang dimilikinya Saturnine se changea en or. (p.
melambangkan kehidupan. Ia lalu 125)
mengusulkan pada Don untuk
memotretnya tapi dalam keadaan Di dekat stasiun metro,
hidup. Don ragu-ragu tapi Saturnine melihat sebuah
melakukannya juga. bangku dan duduk untuk
Saturnine pun berpose dengan menunggu Corinne. Di
gaun kuningnya, dan mereka depannya ada gedung Les
menikmati kebersamaan itu. Keesokan Invalides, yang kubahnya
harinya Saturnine menemukan foto- berwarna keemasan tertutup
foto di atas tempat tidurnya, artinya daun. Cahaya yang sempurna
Don telah siap untuk menunjukkan isi memperkuat sinarnya. Si
kamar hitam. Saturnine pun mengikuti perempuan muda berlama-lama
laki-laki itu, pintu mekanik tertutup, mengagumi keindahan itu.
dan terlihatlah delapan foto yang Tepat saat Don Elemirio mati,
menakjubkan dan mengerikan. Saturnine pun tampak seperti
Saturnine menolak jika fotonya berwarna emas. (hal. 125)
diletakkan di dekat foto-foto itu, tapi
Don memaksa, nuansa warna yang ia Dibandingkan dengan Barbe Bleue
inginkan harus lengkap. Saturnine pun karya Charles Perrault, memang ada
paham bahwa Don tidak akan banyak pergeseran yang diawali oleh
perubahan genre dari dongeng singkat lebih rumit yaitu sebagai tempat
(9 halaman) yang twistnya sederhana, pekerjaan fotografi dan sarana bagi
menjadi sebuah novel yang cukup Don menyendiri. Alat pembunuh juga
panjang (125 halaman). Hal ini relatif modern yaitu pintu mekanik dan
tentunya berimbas pada kompleksitas penurun suhu ruangan, bukan senjata
elemen naratif seperti plot, penokohan, tajam tradisional. Dalam novel
latar tempat, latar waktu dan sosial. Nothomb ini juga tidak ada mayat yang
Cerita menjadi memanjang, sekaligus ditampilkan berdarah-darah seperti
ada sekuen-sekuen penyelidikan dan dalam versi Perrault namun diganti
suspens seperti dalam genre policier/ dengan foto-foto serta spektrum warna
novel detektif. kromatik yang harus dipenuhi sebagai
Penokohan terpusat pada Don alasan pembunuhan. Kesamaan di
Elemerio dan Saturnine, tokoh laki-laki antara cerita Perrault dan Nothomb ini
dan perempuan yang menjadi lawan adalah ancaman Barbe Bleue untuk
setara. Sebagai Si Janggut Biru, Don tidak memasuki ruangan itu, dan
tidak berjanggut, dia justru tampan, adanya konsekuensi jika larangan itu
memesona dan pandai merangkai kata. dilanggar. Seluruh deskripsi tentang
Sedangkan Saturnine digambarkan latar mendukung kesan realis dan
sebagai perempuan muda yang cantik, kekinian, termasuk masalah pencarian
cerdas, selalu ingin tahu, berkarakter tempat tinggal dan solusi berbagi
kuat, dan berani mengambil resiko. ruangan (collocation) yang layak tapi
Sekalipun pemberani, ia tidak bodoh murah sebagaimana dialami warga
untuk mengintrusi ruang hitam yang pendatang atau imigran di kota Paris.
terlarang, sehingga ia tidak harus Dengan demikian, dapat dinyatakan
dihukum (Thirard, 2015: 8). Saturnine bahwa novel Barbe Bleue karya Amélie
jadi sama dominannya dengan Don Nothomb merupakan adoptasi modern
karena turut mengendalikan dari dongeng Perrault.
permainan. Penggambaran para tokoh
pun tidak sehitam-putih dongeng pada (2) Resepsi Tahar Ben Jelloun
umumnya. Berbeda dengan para Tahar ben Jelloun lahir di Maroko
perempuan korban pembunuhan tahun 1944. Cerita pendek Barbe Bleue
dalam cerita Perrault yang dibiarkan bersama sembilan cerita lainnya
anonim, Nothomb mengungkap berada di dalam buku Mes Contes de
penjelasan tentang delapan nama dan Perrault ‘Dongeng-dongengku dari
karakter para korban pembunuhan Perrault’ (2014). Dalam kata
Barbe Bleue yang telah bersikap pengantarnya yang berjudul Hommage
‘lancang’ hingga ‘pantas mati’. à Charles Perrault, ben Jelloun
Latar waktu kedua cerita Barbe membincangkan awal perkenalannya
Bleue memperlihatkan kesenjangan dengan dongeng-dongeng Perrault,
yang jauh di antara abad XV dan XXI, melalui guru sekolahnya, dan
sehingga memengaruhi latar tempat kemudian mendengar tentang Les
dan sosial cerita. Cerita dalam novel Milles et Une Nuits ‘Kisah Seribu Satu
Nothomb berlangsung di tengah kota Malam’ melalui tantenya, Fadela, yang
Paris, di sebuah kawasan elit dan justru membangkitkan keinginan
bukan di hutan, di sebuah apartemen menulis pada dirinya. Ben Jelloun ingin
mewah sebagai pengganti kastil. bercerita dengan caranya sendiri,
Sebagai pemicu konflik tentunya ada menempatkan cerita-cerita Perrault itu
kamar terlarang, tapi ruangan itu dalam konteks situasi Arab, seperti
digambarkan memiliki fungsi yang Kisah Seribu Satu Malam. Ben Jelloun
menyadari bahwa dongeng itu bukan tidak memiliki nama, dalam karya ben
miliknya, ia hanya mengapropriasinya Jelloun, ia bernama Khadija. Selain itu
agar menjadi ‘oriental’ (Afriqueafrica, ada nama-nama lain yang disebutkan,
2017). yaitu Bahidja, seorang budak berkulit
hitam yang menjadi perempuan
“J’ai pris la liberté d’orientaliser simpanan kesebelas ayah Barbe Bleue,
ces contes, c’est-à-dire d’y mêler kemudian Fadel, Moulay dan Amar.
des épices et des couleurs issues Tokoh Amina menyerupai fungsi tokoh
d’autres pays, d’autres Anne dalam cerita Perrault, yaitu
imaginaires. (…) Le visage ridé et penolong istri Barbe Bleue dari
les petits yeux enfoncés de kematiannya.
Fadela planaient au-dessus de Namun ben Jelloun tetap
moi tandis que j’écrivais. Non mempertahankan nama Barbe Bleue
seulement elle sortait alors de sa untuk tokoh utama, yang memang
nuit noire, mais j’entendais sa berjanggut berwarna kebiruan dan
voix qui me dictait ce que je berpenampilan menyeramkan. Warna
devais écrire. On aurait dit une biru itu diakui dibiarkannya tumbuh
fée qui échappait enfin à l’ennui karena rasa malas dan keinginan agar
auquel le destin semblait l’avoir tampak lebih menakutkan (hal. 63).
condamnée.” (p.9) Alasan lainnya adalah untuk
menunjukkan partisipasi pada suatu
“Saya menggunakan kebebasan komunitas yang filosofi utamanya
saya untuk membuat dongeng- adalah “… les femmes sont à l’origine du
dongeng itu menjadi oriental, malheur du monde, il faut les combattre
artinya saya mencampurkan et si possible les éliminer” ‘perempuan
bumbu dan warna-warna dari adalah sumber kemalangan di dunia,
negara lain, imajinasi yang lain (mereka) harus diperangi atau bila
(…) Wajah keriput dan bola mungkin disingkirkan’ (hal. 64).
mata yang tajam milik Fadela Dengan demikian, janggut biru tokoh
menjalar di atas saya selama utama ini memuat informasi tentang
saya menulis. Bukan hanya dia karakter dan identitas tertentu.
keluar dari malamnya yang Yang dilakukan ben Jelloun dalam
kelam, tapi saya mendengar buku Mes contes de Perrault -bukan
suaranya yang mendiktekan apa hanya pada cerita Barbe Bleue- lebih
yang harus saya tulis. Bisa dari sekedar memindahkan cerita asli
dikatakan seperti peri yang ke dalam konteks latar budaya Arab,
melarikan diri dari kejenuhan tapi juga menambahkan inovasi
yang telah ditentukan takdir berupa muatan lokal tentang adat
untuk menghukumnya.” (hal. 9) kebiasaan serta formulasi kebahasaan
setempat, seperti mantra, doa dan
Sebagai seorang pendongeng, ben peribahasa. Karena tambahan-
Jelloun masih mempertahankan kode- tambahan itulah, cerita Barbe Bleue
kode formal dan original dari dongeng versi Charles Perrault yang semula
Perrault seperti memulai cerita dengan hanya terdiri dari 9 halaman
‘pada suatu hari […]’, walaupun gaya berkembang menjadi 25 halaman. Bila
penceritaan dan budaya Arab di dalam dalam cerita Perrault, sekuen saat
karyanya menunjukkan banyak tokoh Janggut Biru pergi meninggalkan
pergeseran. Bila di dalam versi istrinya untuk urusan pekerjaan, dalam
Perrault, tokoh utama perempuan
karya ben Jelloun, laki-laki itu pergi tidak dapat melepaskan diri dari
untuk naik haji ke Mekah. sistem patriarki bertopeng dogma
agama, yang sangat kuat di
Un jour, Barbe-Bleue dut partir lingkungannya. Wilayah istri, dan
en voyage. Il avait entendu le budak-budak perempuan, dibatasi
conseil de l’imam, qui lui avait hanya di rumah dan bertugas melayani
recommandé de faire le kaum laki-laki.
pèlerinage à La Mecque: « Après Selain berhaji, simbol-simbol
le mariage, tu dois honorer ton tindakan peribadatan muslim lainnya
devoir de bon musulman en te yang diadaptasi dalam Barbe Bleue
rendant sur le tombeau de notre versi ben Jelloun adalah bersedekah
Prophète bien-aimé; ainsi, tu dan sholat yang menjadi kebiasaan Si
auras accompli tout ce qu’un Janggut Biru. Situasi ini
musulman doit à Dieu. » (p.91) memperlihatkan kritik pengarang
terhadap sosok yang tampak alim dan
Pada suatu hari, si Janggut Biru dermawan di luar, namun sebenarnya
harus melakukan perjalanan. memiliki sifat kejam yang luar biasa,
Dia mendengarkan nasihat dari seperti yang terlihat dari kesukaannya
pemuka agama yang menyiksa dan membunuh domba-
menganjurkannya untuk berhaji domba dengan tangannya sendiri, lalu
ke Mekah. “Setelah menikah, membagikannya pada orang miskin
kau harus menghormati sebagai sebuah sedekah.
kewajibanmu sebagai muslim Pada dasarnya yang dikritik
yang baik dengan berziarah ke oleh Tahar ben Jelloun bukan Islam
makam nabi besar kita tercinta, sebagai agama, atau Arab sebagai
dengan begitu, kau telah budaya. Yang tidak disukainya adalah
memenuhi semua tugasmu ketamakan manusia untuk
sebagai muslim pada Allah.” mendapatkan kekuasaan, serta sikap
(hal. 91) represif dan semena-mena yang
ditujukan kaum laki-laki pada
Pada saat kepulangannya ke perempuan atas nama ideologi yang
rumah, si Janggut biru yang menyadari tidak bertanggung jawab. Menurut ben
istrinya memasuki ruangan terlarang jelloun (Afriqueafrica, 2017: 12),
pun marah besar. Ia marah karena Khadija adalah solusi dari keadaan itu.
selain larangannya dilanggar, sang istri Perempuan itu tidak membunuh
juga tidak menyambut secara layak suaminya karena ia tidak
dengan cara mengadakan pesta membenarkan terorisme terus terjadi.
baginya, sebagai seorang muslim yang Tabel rekapitulatif berikut ini
baru menunaikan kewajibannya memperlihatkan persamaan dan
berhaji. Sebenarnya ia pergi ke Mekah perbedaan di antara cerita Barbe Bleue
hanya untuk menguji kepatuhan versi kisah nyata, Charles Perrault,
istrinya saja. Sebagai seorang penulis Amélie Nothomb, dan Tahar ben
feminis, dalam setiap novelnya, ben Jelloun berdasarkan elemen-elemen
Jelloun memang selalu memunculkan naratifnya.
sosok perempuan yang tertindas, yang
Tabel Rekapitulatif
Intertekstualitas Barbe Bleue berdasarkan Unsur-unsur Pembentuk

N Elemen Cerita tentang Barbe Bleue Barbe Bleue Barbe Bleue


o Naratif Seigneur de versi Charles versi versi Tahar
Rais Perrault Amélie ben Jelloun
Nothomb
1 Genre Kisah nyata Dongeng Novel Cerita pendek
(9 halaman) (125 halaman) (25 halaman)
2 Plot Progresif Progresif Progresif dan Progresif
flashback
3 Penokohan Terpusat pada Terpusat pada Terbagi di antara Terpusat pada
Seigneur de Barbe Bleue Don Elemirio dan Barbe Bleue
Rais Saturnine
Penampilan Penampilan Don Elemirio, Penampilan
sangat berjanggut biru, penampilan berjanggut biru,
menawan, mengerikan, menawan, mengerikan,
bangsawan, pandai merayu, berkebangsaan pandai merayu,
berkarakter saudagar, Spanyol, relijius keturunan
dermawan, dibunuh istri dan Katolik, 44 tahun, bangsawan,
pahlawan, saudara- gemar fotografi, relijius Islam
relijius, tapi saudaranya penyendiri, (bergelar haji),
kemudian pandai merayu, akhirnya tetap
diketahui mati hidup tapi
sangat kejam, terperangkap menderita
dihukum bakar dalam ruang
terlarang
Tidak ada Diceritakan dia Dia tidak pernah Dia
keterangan pergi untuk meninggalkan meninggalkan
tentang pekerjaannya apartemennya rumah untuk
kepergian dari sebagai saudagar pergi ke Mekah
kastil dengan tujuan
menguji
kesetiaan
istrinya
Tidak ada Tokoh Tokoh Tokoh
keterangan perempuan perempuan perempuan
tentang tokoh lemah, tidak Saturnine tertindas, tidak
perempuan patuh, ceroboh, Puissant, bersuara
selalu butuh berkebangsaan
bantuan Belgia, 25 tahun,
cantik, cerdas,
berkarakter kuat,
dominan
Korban terdiri Korban terdiri Korban terdiri Korban terdiri
dari 200 dari 8 dari 8 dari 8
perempuan, perempuan, perempuan, perempuan,
laki-laki muda anonim nama dan disebutkan ada
dan anak-anak karakter di antaranya
disebutkan budak-budak
perempuan
4 Latar Abad XV Tidak eksplisit, Abad XXI Abad XXI
sekitar abad
Pertengahan
Breton, Prancis Eropa, tapi tidak Paris, Prancis Negara Arab
eksplisit tapi tidak
eksplisit
Ruang Ruang terlarang Ruang terlarang Ruang terlarang
terlarang tidak dipenuhi mayat disebut kamar tidak jelas
diceritakan perempuan hitam, berisi foto- isinya
foto artistik dari
para korban
Senjata Senjata Pendingin udara Tidak ada
pembunuh pembunuh yang senjata yang
tidak pedang dan membekukan digunakan
diceritakan pisau
Budaya Eropa/ Budaya Eropa/ Budaya Eropa- Budaya Arab-
Barat Barat Katolik/ Barat Islam/ Timur
Kastil Kastil Apartemen Rumah mewah
mewah
5 Unsur Cerita Seigneur Charles Perrault Amélie Nothomb Tahar ben
ekstrinsik de Rais adalah adalah seorang adalah penulis Jelloun adalah
fakta sejarah sastrawan yang frankofon asal pengarang
yang membukukan Belgia yang frankofon
disampaikan dongeng- karakter Maroko yang
secara lisan dongeng Prancis penulisannya tulisannya
sangat unik, bertendensi
selalu feminis dan
menggambarkan kritik sosial
sisi gelap (politik,
manusia perbudakan,
agama)

Dari tabel di atas dapat terlihat kultural yang berlaku pada masa
hasil resepsi masing-masing penulis berbeda.
yang merupakan pembaca aktif. Hasil Apresiasi pembaca terhadap cerita
karya mereka, Barbe Bleue merupakan Barbe Bleue masih tinggi hingga saat
bukti dari tanggapan dan reaksi dari ini, selain berkat teks asli yang disusun
tindak membaca. Persamaan dan Charles Perrault, juga karena adanya
perbedaan yang ditunjukkan tabel resepsi yang dilakukan para sastrawan
tersebut menunjukkan adanya dan seniman dalam mengadaptasi
artikulasi antara elemen-elemen narasi kisah tersebut. Selain disebut pembaca
dari versi ‘asli’ dengan perubahan aktif yang menghasilkan teks baru
zaman, semangat zaman, dan berdasarkan hasil bacaannya, Amélie
cakrawala harapan pembaca. Bila Nothomb dan Tahar ben Jelloun dalam
misalnya pada abad Pertengahan perspektif Iser (1997), juga dapat
Barbe Bleue diwakili figur aristokrat digolongkan sebagai pembaca nyata
kaya, berkuasa, haus darah, dalam karena mereka melakukan pembacaan
versi empat abad kemudian, tokoh itu terhadap suatu karya sastra secara
ditunjukkan sebagai seorang relijius nyata dan ada reaksi-reaksi yang
fanatik tapi tidak mengamalkan nilai- terdokumentasi, dan juga diakui
nilai kebaikan dalam kesehariannya sebagai karya yang berkualitas.
dan cenderung abusif. Hal ini
berkelindan dengan isu-isu sosial
4. Simpulan serta perubahan cakrawala harapan
Dari pembahasan yang telah pembaca.
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
sepanjang sejarah, resepsi terhadap Daftar Pustaka
kisah Barbe Bleue muncul dalam
beragam bentuk, yaitu puisi, prosa, Afriqueafrica (2017) La Barbe bleue
teks drama, skenario film, film, chez Perrault et Ben Jelloun.
sinetron, dan drama musikal. https://afrique-africa.com/la-
Munculnya bentuk-bentuk resepsi itu barbe-bleue-chez-perrault-et-
tidak terlepas dari perbedaan latar ben-jelloun/ diakses tanggal 13
belakang pembaca (yang juga Agustus 2018
merupakan pengarang) dan perubahan Aswatini (2007) ”Rancangan
zaman yang menyertainya. Skema Penelitian” dalam Modul Diklat
dasar yang dipertahankan adalah Fungsional Peneliti. Jakarta:
keberadaan seorang laki-laki kaya Pusat Pembinaan, Pendidikan,
yang mencari istri, mereka tinggal dan Pelatihan Peneliti LIPI.
bersama, sang istri boleh memasuki Bettelheim, Bruno (1999) Psychanalyse
semua ruangan kecuali satu, dan sang des contes de fées. Terjemahan
istri memaksa untuk masuk ke oleh Théo Carlier, Paris: Robert
ruangan terlarang itu. Laffont 1976, rééedition Pocket,
Hasil kajian menunjukkan bahwa 1999
meskipun masih terdapat kesamaan Chamamah-Soeratno, Siti (1994)
dalam beberapa sekuen cerita, resepsi “Penelitian Resepsi Sastra dan
pembaca mengalami perubahan dari Problematikanya” dalam Teori
periode ke periode. Resepsi Charles Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Perrault pada abad XVII terhadap Masyarakat Poetika Indonesia
cerita nyata kekejaman Seigneur de dan IKIP Muhammadiyah
Rais di abad ke XV dilakukan dengan Yogyakarta.
menyusunnya menjadi dongeng Charnay, Thierry (2015) “De Perrault à
dengan struktur cerita yang lebih Tahar Ben Jelloun: Le Métissage
sederhana, penokohan terpusat pada Des Voix” dalam Réécrire,
tokoh Barbe Bleue, latar dongeng Reconfigurer, Créer En
tradisional dan citra perempuan yang Littérature De Jeunesse
lemah. Sebaliknya pada era modern Francophone Dossier 5.
abad XXI, Amélie Nothomb dan Tahar Université de Lille.
ben Jelloun, sebagai pembaca aktif, http://www.latortueverte.com/
melakukan resepsi terhadap kisah DOSSIER%206%20Litterature
Barbe Bleue dengan menciptakan %20Jeunesse%20francophone
karya baru yang masih %20dec%202015%20La
mempertahankan sekuen-sekuen %20Tortue%20Verte.pdf
utama. Perubahan terjadi pada genre diakses 14 Agustus 2018.
dongeng menjadi novel dan cerita CHEVALLIER, Jean dan Alain
pendek, bobot penokohan yang CHEERBRANT (1969)
berimbang di antara tokoh laki-laki Dictionnaire des symboles,
dan perempuan, serta setting latar mythes, rêves, coutumes, gestes,
waktu-tempat-sosial-budaya yang formes, figures, couleurs,
relevan. Perubahan-perubahan resepsi nombres. Paris: Robert
ini tidak dapat dilepaskan dari adanya Laffont/Jupiter.
perubahan zaman, semangat zaman,
Fokkema, D.W. & Elrud Kunne-Ibsch Thirard, Marie-Agnès (2015) “De
(1977) Theories of Literature in Perrault à Amélie Nothomb,
Twentieth Century: l’histoire de (la) Barbe Bleue”
Structuralism Marxism dalam Réécrire, Reconfigurer,
Aesthetics of Reception Créer En Littérature De Jeunesse
Semiotics. London: C. Hurst & Francophone Dossier 5.
Company. Université de Lille.
Iser, Wolfgang (1978) The Act of http://www.latortueverte.com/
Reading: A Theory of Aesthetic DOSSIER%206%20Litterature
Response. Fourt Printing. %20Jeunesse%20francophone
Baltimore: The John Hopkins %20dec%202015%20La
University Press. %20Tortue%20Verte.pdf
Jauss, Hans Robert (1983) Toward an diakses 14 Agustus 2018.
Aesthetic of Reception. Wellek, Rene dan Austin Warren
Translated from German by (1990) Teori Kesusasteraan.
Timothy Bahti. Introduction by Cetakan II. Terjemahan Melani
Paul de Man. Second printing. Budianta. Jakarta: Gramedia
Mennapolis: University of
Minnesota.
Jelloun, Tahar ben (2014) Mes Contes
de Perrault. Paris: Seuil.
Junus, Umar (1984) ”Di Bawah
Lindungan Ka’bah: Dialog
Antara Film dan Novel” dalam
Masyarakat Indonesia, Tahun
Ke-20, No. 2.
Junus, Umar (1985) Resepsi Sastra
Sebuah Pengantar. Jakarta: PT
Gramedia.
Lewis, Brenda Ralph (2015) Sejarah
Gelap Raja dan Ratu Eropa.
Jakarta: Elex Media Komputindo
Nazir, Moh (1999) Metode Penelitian.
Cetakan IV. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nothomb, Amélie (2012) Barbe Bleue.
Paris: Albin Michel.
Perrault, Charles (2006) Contes.
Illustration de Gustave Doré.
Paris: Pocket.
Riffaterre, Michael (1971) Essais de
Stylistique Structurale. Paris:
Flammarion.
Segers, Rien T. 1978. The Evaluation of
Literary Texts. Lisse: The Peter
de Ridder Press.
Teeuw.A (1984) Sastra dan Ilmu
Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Anda mungkin juga menyukai