Anda di halaman 1dari 4

LK-4

LEMBAR KERJA TUGAS PROJECT BASED LEARNING (PJBL)


MATERI PROFESIONAL BAGIAN 4 (ANALISIS PENYEBAB MASALAH)

No Identifikasi Masalah Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah Analisis Penyebab Masalah


(minimal 2 Masalah) (Kajian Literatur : Jurnal Ilmiah)
Masalah 1 a. Pembunuhan dan penganiayaan adalah 1) Bagi mereka yang menolak
Menyelesaikan masalah tentang perbuatan keji. Dalam Islam hukuman hukum qisas beragumen bahwa
penolakan hukium qishash pada terhadap pelaku pembunuhan dan qisas melanggar hak asasi
penganiayaan disebut qisas. Qisas manusia. Hukum qisas melanggar
jaman sekarang apa bila diterapkan
adalah memberikan perlakuan yang tujuan syari’ah yakni; hifź an-
pada masakini
sama kepada pelaku sebagaimana ia nafs. Hidup dan kehidupan adalah
Memberikan penjelasan tentang melakukannya terhadap korban.1 anugerah dan karunia yang
relevansinya hukum qishash. Abdurrahman Madjrie dan Fauzan diberikan Allah kepada manusia,
alAnshari mendefenisikan qisas dan hanya Allah sendiri yang bisa
Memberikan pendapat tentang sebagai hukuman yang mengambilnya. Allah berfirman;
hukum qishsash dan alternative menseimbangkan antara perbuatan dan “Allah yang menciptakan mati
hukum untiuk menggantikan pembelaan sehingga dapat menjamin dan hidup untuk menguji
qishash keselamatan jiwa dan kesempurnaan kamu,siapa di antara kamu yang
anggota badan manusia. Ini lebih baik amalnya. Dan Dia
menunjukkan bahwa hukuman itu mahaperkasa, maha pengampun”.
sendiri mempunyai sifat keadilan dan 2) Perdebatan tersebut muncul
kesempurnaan karena telah memberi karena qisas akan melibatkan dua
keseimbangan pada setiap pelaku, ranah yang mempunyai karakter
apabila membunuh maka ia akan dan kecenderungan gerak yang
dibunuh, apabila melukai maka dia berbeda dan diperbedakan, yakni
akan dilukai.2 Dalam al-Qur`ân Allah ranah vertikal independen
SWT berfirman; (keimanan) dan ranah horizontal
(sosial humaniora). Bagaimana
para fukaha menyikapi hal

‫ي‬
tersebut? Masihkah relevan
‫اص‬
ُ ‫ص‬ َ ‫علَ ْيكُ ُم ْال ِق‬ َ ‫ب‬ َ ‫ٰٰٰاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا كُ ِت‬ membicarakan qisas pada masa
sekarang ini yang masyarakatnya
‫فِى ْالقَتْ ٰل ۗى ا َ ْل ُح ُّر ِب ْال ُح ِر َو ْال َع ْب ُد ِب ْال َع ْب ِد َو ْاْلُ ْن ٰثى‬
ٰ
‫ي ٌء‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ي َلهٗ ِم ْن ا َ ِخ ْي ِه‬ َ ‫بِ ْاْلُ ْنث ۗى فَ َم ْن عُ ِف‬ lebih menjunjung tinggi
َ‫ان ۗ ٰذ ِلك‬ َ ْ‫ف َوا َ َد ۤا ٌء اِ َل ْي ِه ِباِح‬
humanisme?
ٍ ‫س‬ ِ ‫فَاتِ َباعٌ ۢ ِب ْال َم ْع ُر ْو‬ 3) Indonesia adalah negara dengan
َ‫ْف ِم ْن َّربِكُ ْم َو َرحْ َمةٌ ۗفَ َم ِن ا ْعت َٰدى بَ ْع َد ٰذلِك‬ ٌ ‫ت َْخ ِفي‬ mayoritas penduduknya muslim
‫عذَابٌ ا َ ِل ْي ٌم‬َ ٗ‫فَلَه‬ yang semestinya memberlakukan
hukum qisas, namun fakta
menunjukkan Indonesia tidak
memberlakukan hukum qisas.
“Hai orang-orang yang beriman,
Sebabnya adalah karena negara
diwajibkan atas kamu qiṣhāṣ berkenaan ini tidak menjadikan hukum
dengan orang-orang yang dibunuh; orang Islam sebagai dasar hukumnya,
merdeka dengan orang merdeka, hamba maka dengan sendirinya qisas
dengan hamba, dan wanita dengan wanita. tidak dapat dilaksanakan.
Maka barangsiapa yang mendapat suatu Berbeda keadaannya apabila
pema’afan dari saudaranya, hendaklah negara ini menyatakan dalam
(yang mema’afkan) mengikuti dengan cara konstitusinya hukum Islam
yang baik, dan hendaklah (yang diberi sebagai dasar hukumnya, maka
ma’af) membayar (diyat) kepada yang qisas wajib dilaksanakan. Karena
memberi ma’af dengan cara yang baik pelaksanaan hukum qisas
(pula). Yang demikian itu adalah suatu melibatkan negara dan tidak bisa
keringanan dari Tuhan kamu dan dilaksanakan secara
suatuDalam terminologi hukum Islam, perorangan.66 Sekalipun
Indonesia tidak mencantumkan
qisas berarti hukuman yang dijatuhkan
qisas dalam
sebagai pembalasan serupa dengan
perundangundangannya, namun
perbuatan pembunuhan, melukai atau Indonesia menerapkan hukuman
merusak anggota badan berdasarkan mati dalam hukum
ketentuan yang diatur oleh syara’.11 Ibnu 4) positifnya. Dalam Kitab Undang-
Manzur mengatakan qisas dalam Undang Hukum Pidana (KUHP)
pengertian syar`i adalah membunuh orang dijelaskan tentang kejahatan-
yang melakukan pembunuhan berdasarkan kejahatan yang dapat dijatuhi
ketentuan syar`i terhadap pelaku hukuman mati, yaitu; pertama,
pembunuhan atau hukuman yang pasal 104, tentang perbuatan
ditetapkan dengan cara mengikuti bentuk makar terhadap presiden dan
tindak pidana yang dilakukan, seperti wakil presiden; kedua, pasal 111
membunuh dibalas dengan membunuh, ayat 2, tentang membujuk negara
melukai dibalas dengan melukai dan asing untuk bermusuhan atau
seterusnya.12 Menurut Ibnu Rusyd, qisas berperang dengan RI; ketiga,
ialah memberikan akibat yang sama pada pasal 124 ayat 3, tentang
seseorang yang menghilangkan nyawa, membantu musuh waktu perang;
melukai atau menghilangkan anggota keempat, pasal 140 ayat 3,
badan orang lain seperti apa yang telah tentang makar terhadap raja atau
diperbuatnya.13Oleh karena itu, hukuman kepala negara-negara sahabat
yang direncanakan dan berakibat
qisas itu ada dua macam yaitu qisas jiwa
mati; kelima, pasal 340, tentang
yakni hukuman bunuh untuk tingkat
pembunuhan berencana; keenam,
pembunuhan dan hukuman qisas untuk pasal 365 ayat 4, tentang
anggota badan yang terpotong atau pencurian dengan kekerasan yang
dilukai.14 mengakibatkan luka berat atau
b.. Indonesia adalah negara dengan mati; ketujuh, pasal 444, tentang
mayoritas penduduknya muslim yang pembajakan di laut, pesisir dan
sungai yang mengakibatkan
semestinya memberlakukan hukum qisas,
kematian.
namun fakta menunjukkan Indonesia tidak
memberlakukan hukum qisas. Sebabnya
adalah karena negara ini tidak menjadikan
hukum Islam sebagai dasar hukumnya,
maka dengan sendirinya qisas tidak dapat
dilaksanakan. Berbeda keadaannya apabila
negara ini menyatakan dalam konstitusinya
hukum Islam sebagai dasar hukumnya,
maka qisas wajib dilaksanakan. Karena
pelaksanaan hukum qisas melibatkan
negara dan tidak bisa dilaksanakan secara
perorangan.66 Sekalipun Indonesia tidak
mencantumkan qisas dalam
perundangundangannya, namun Indonesia
menerapkan hukuman mati dalam
hukumpositifnya.
Masalah 2

Anda mungkin juga menyukai