Anda di halaman 1dari 13

Qawa’id Tarjih Yang Berkaitan

Dengan Lafazh-Lafazh Arab Dan


Penggunaan Suatu Kalimat

Kelompok 9:

Cucun Noviya (11830214473)

Muhammad Haqqul Amri (11830214571)


Qawa’id ke-5

“Jika terdapat perbedaan hakikat syar’iyyah dan hakikat


lughowiyah dalam penafsiran alquran, maka didahulukan
syar’iyyah”
-01-
Deskripsi
Kaidah
Lafadz dalam kajian bahasa terdapat 3 bentuk hakikat dari makna lafazd-lafazd itu sendiri, yaitu
bisa berupa syar’iyah, lughowiyah dan urfiyah. Syar'iyyah adalah makna lafaz secara syariat
atau hukum agama.Lughawiyyah adalah makna lafazd secara bahasa yang dikenal dalam
suatu tatanan masyarakat tertentu, dan Urfiyyah adalah makna adat, kebiasaan atau tradisi
yang timbul dari suatu daerah atau kaum.

Namun, yang paling tinggi kedudukannya dari itu semua adalah hakikat syar'iyah. Kaidah ini
memberikan solusi jalan keluar, jika terdapat perbedaan makna dari makna syari'at dan
bahasa, maka hakikat atas makna syariat dan bahasa, maka hakikat atas syariatnya lebih
didahulukan.
-02-
Pendapat Ulama
Al-‘Alamah Al Alusi mengatakan " sungguh
pendapat (kaidah) ini rajih dengannya”.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Ustaimin


dalamushul at Tafsir mengatakan apabila
terjadi perbedaan makna syar'iy dengan makna
lughowi maka diambil makna syari, karena Al-
Quran diturunkan untuk menjelaskan syariat
bukan untuk menjelaskan kebahasaan.
Menurut al Qasimy bahasa Arab dalam al-
Qur'an adalah bahasa Arab yang digunakan
dan dikenal pada saat alquran diturunkan
tanpa melihat perkembangan bahasa Arab
yang ada pada masa modern.
Sedangkan,perkembangan ilmu semantik
bahasa Arab tidak dapat dijadikan dasar dalam
memahami Al-Qur'an. Mufassir tanpa
memiliki pengetahuan tentang bahasa Arab,
maka orang tersebut telah memahami al-
Qur'an dan menafsirkannya sesuai dengan
akalnya,
-03-
Dalil Kaidah
Al-Quran merupakan dasar syariat dan Nabi
Dalil
Kaidah 1 diutus untuk menjelaskan syariat yang tidak
diketahui dari petunjuknya.

Tatkala menafsirkan sebuah lafaz dengan


Dalil
makna lughawi, maka faedah dan lafaz syar'i
Kaidah 2 yang menjadi petunjuknya,

Bahwa sesungguhnya hukum-hukum syariat


Dalil dikaitkan namanya dengan hukum syar'i
Kaidah 3 bukan lughawi, maka mesti menafsirkan
dengannya lebih awal.

Dalil Bahwa makna syari menghapus makna yang


Kaidah 4 setelahnya (makna lughawi).
-04-
Contoh
Kaidah
Perbedaan Ulama berbeda pendapat
Adapun contoh atas kaidah ini adalah mengenai makna, ‫لزكاة‬$$‫تونا‬$‫ؤ‬$$‫ ي‬$‫لذينال‬$$‫ا‬
firman Allah dalam al-Qur'an surah
Fusilat ayat 6-7 a. Pertama, ( ‫ة‬$‫لطا ع‬$$‫يغظونا‬$‫ )ال‬adalah orang-
orang yang tidak memberikan ketaatan
ْ ‫َو َو ْي ٌل ِل ْل ُم‬
‫) الَّ ِذينَ اَل يُْؤ تُونَ ال َّز َكاةَ َو ُه ْم بِاآل ِخ َر ِة‬6( َ‫ش ِر ِكين‬ kepada Allah, padahal Allah yang
7( ‫ون‬ َ ‫… ُه ْم َكافِ ُر‬ mensucikan jiwa mereka,
membersihkan badan-badan mereka,
“Dan kecelakaan besarlah bagi orang- namun mereka tidak bertauhid
orang yangmempersekutukan-Nya kepadanya".
(yaitu) orang-orang yang
tidakmenunaikan zakat dan mereka b. Kedua, ($‫لهم‬$$‫مو ا‬$‫لىزكاة ا‬$$‫اا‬$$$‫يقر ونب‬$‫ )ال‬adalah
kafir akan adanya (kehidupan) orang- orang yang tidak membenarkan
akhirat” adanya ketetapan zakat harta mereka
yang telah Allah wajibkan padanya".
Secara bahasa kata ‫ ا ل َّز َكا َة‬bermakna suci, namun orang- orang yang
menafsirkan zakat dengan makna mensucikan dan membersihkan
jiwa-jiwa mereka dengan melaksanakan keta'atan kepada Allah, maka
ia menafsirkannya berdasarkan makna lughowiyah yaitu
berkembang, bertambah, suci dan baik.

Sedangkan yang menafsirkan dengan makna zakat mal atau sedekah


harta, maka penafsirannya itu berdasarkan makna syar'iyahnya. Dan
hakikat syar'I lebih didahulukan dalam penafsiran sebagaimana
disebutkan dalam kaidah ini. Maka pendapat yang kedua lebih
dirajihkan, karena dikuatkan oleh kaidah dan sekelompok mufassir
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai