ISTIKHSAN
Disusun oleh:
Kelompok 5
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR WB
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSEP DAN
TOKOH TASAWUF IRFANI“ ini dengan tepat pada waktunya.
Pamekasan,25,September,2021
penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Istikhsan dalam bahasa arab diartikan dengan menganggap sesuatu baik atau
mengikuti sesuatu yang baik.1
Dasar-dasar istikhsan terdapat dalam al-qur’an dan hadist rasulullah antara lain:
1
Jazuli A Hj dan I Nurol Aen ushul Fiqh (metodologi hukum islam) Jakarta hal 158
2
Ibid
3
ibid
a. Dasarnya dalam al-qur’an
ْ اذَّل ِ ْي َن ي َْس َت ِم ُع ْو َن الْ َق ْو َل فَ َيتَّ ِب ُع ْو َن َا ْح َسنَ ٗه ۗ ُاو ٰلۤى َك اذَّل ِ ْي َن ه َٰد ُهى ُم اهّٰلل ُ َو ُاو ٰلۤى َك مُه
ِٕ ِٕ
اب+ِ ُاولُوا ااْل َلْ َب
Artinya: Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik
diantaranya.mereka itulah orang-orang yang telah diberi oleh allah petunjuk dan
mereka itulah orang-orang yang berakal. (qs. Az-zumar 18)
َو َجا ِهدُ ْوا ىِف اهّٰلل ِ َح َّق هِج َ ا ِدهٖ ۗ ه َُو ا ْجتَ ٰبىمُك ْ َو َما َج َع َل عَلَ ْيمُك ْ ىِف ّ ِادل ْي ِن ِم ْن
ٍَح َرج
Artinya: Dan berjihadlah engkau dijalan allah (dalam agama) dengan jihad
yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih engkau dan dia sama sekali tidak
menjadikan kesempitan bagimu dalam agama… (QS. Al-hajj 78)4
4
Umam chaerul ushul fiqh 1 hal 123
5
Ibid
khafi)waqaf tersebut dipersemakan dengan ijarah (sewa menyawa)sebab
tujuannya sama yaitu mengambil manfaat barang yang bukan miliknya
sendiri.didalam sewa menyewa,hak tanah perairan dan lalu-lintas termasuk yang
disewa meskipun tidak disebut dengan tegas.adapun dasar peninggalannya
(sanadnya)pengambilan manfaat dari barang yang diwakafkan (maslahah)
2. Berpindahnya suatu hukum yang ditetapkan oleh nash yang umum kepada yang
khusus contoh: kasus pencurian pada musim pada masa kelparan,berdasarkan
nash yang umum telah tersebutkan al-maidah:38 yang artiny:”pencuri laki-laki
dan pencuri perempuan hendaklah dipotong tangannya”.melihat ayat tersebut
diatas bahwa setiap pencuri,baik laki-laki maupun perempuan harus dipotong
tangannya,akan tetapi ummar bin khattab tidak melakukan hal tersebut yaitu
memotong tangan terhadap pencuri pada masa kelaparan.demikian halnya
dipembagian zakat bagi seorang muallaf dan binatang unta yang kabur atau lepas
harus ditangkap pada zaman nabi SAW tidak harus ditangkap,tetapi dibiarkan
lepas begitu saja.
3. Berpindahnya suatu hukum yang kulli kepada hukum yang merupakan
kekecualian.contoh:orang yang dititpi barang harus bertanggung jawab atas
barang yang dititipkan kepadanya,apabila yang menitipkan meninggal
dunia,maka orang yang dititipi orang tersebut harus mengganti barang tadi jika
melalaikan dalam pemeliharaannya.dalam kasus ini, istikhsan,maka seorang ayah
tidak diwajibkan menggantinya,karna ia dapat menggunakan harta anaknya untuk
mengongkosi hidupnya.
Istikhsan yang sanadnya qiyas,yang menjadi dasar disini yaitu kemudahan dan
menghilangkan kesempitan,hal ini sesuai ayat al-qur’an surah al-baqarah:185 “allah
hendak (membuat) keringanan bagimu dan tidak hendak (membuat)keberatan
(kesusahan) atas kamu”. Dan juga seseuai dengan hadist nabi SAW yang
artinya:”sebaik-baik agamamu adalah kemudahan”.misalnya seperti yang dicontohkan
dalam qiyas khafi yaitu:
1. Istikhsan yang sanadnya ‘urf yang shahih yaitu:meninggalkan apa yang menjadi
konsekwensi qiyas menuju pada hukum lain yang berbeda,karna ‘urf yang umum
berlaku, baik ‘urf perkataan ataupun perbuatan.
2. Istikhsan yang sanadnya nash yaitu: perkara yang pada setiap masalah hukum
yang bertentangan dan berbeda dengan kaidah yang telah ditetapkan oleh yang
mempunyai nash.
3. Istikhsan yang sanadnya dlarurat yaitu:ketika seorang mujtahid melihat ada
sesuatu kedlaruratan atau kemaslahatan yang menyebabkan ia meninggalkan qiyas
demi memenuhi hajat orang yang dlarurat itu atau mencegah kemutlaratan.
Sedangkan ulama’-ulama’ malikiyah membagi istikhsan kepada:
1. Istikhsan yang sanadnya ‘urf
2. istikhsan yang sanadnya maslahah
3. istikhsan yang sandnya Raf’u al-kharaj.6
9
Wabbah al-zuhaili,op.cit.,h.lihat juga 749.lihat juga abu al-hasan al-mawardi,al-hawi al-kabir(Beirut:al-
fikr,t.th.),h.315-316
BAB 3
PENUTUP
2.4 Kesimpulan
Adapun kesimpulan awal yang dapat penulis tarik,berdasarkan permasalahan
yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Istikhsan adalah sebuah konsep penalaran untuk menggali dan menemukan
hukum suatu kejadian yang tidak ditetapkan hukumnya secara jelas oleh
nash,dimana posisi istikhsan disamakan dengan qiyas namun dengan
sandaran yang lebih kuat.
2. Pada prinsipnya,istikhsan tetep bersandar pada dalil nash,ijma’dan
qiyas,dengan ensensi yang sama, yaitu untuk menghindarkan kesulitan
demi sebuah kemaslahatan.
3. Istikhsan sebgai salah satu metode istinbat hukum alternative ternyata akan
selalu lerevan dengan perkembangan.
2.5 Saran
Demikianlah makalah yang kami dapat sampaikan,kami sebagai pemakalah
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna
untuk akhir kata pemakalah meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik
berupa penulisan isi dari makalah ini.
DAFTAR RUJUKAN