Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER 6

MUSHARAKA AS A MODE OF ISLAMIC FINANCE


(MUSHARAKA SEBAGAI SEBUAH CARA KEUANGAN ISLAM)

Musharaka is a form of partnership between an Islamic bank and it’s clients whereby each party
contributes to the partnership capital, in equal or varying degrees, to establish a new project or
share an existing one, and whereby each of the parties becomes an owner of the capital on a
permanent or declining basis and is owed his due share of profits. However losses are shared in
proportion to the contributed capital. It is not permissible to stipulate otherwise.
Musharaka adalah sebuah bentuk kemitraan diantara sebuah bank islam dan kliennya
dimana masing-masing perusahaan berkontribusi pada modal kemitraan, dalam derajat
yang sama atau bervariasi, untuk melaksanakan proyek baru atau berbagi satu yang ada,
dan dimana masing-masing perusahaan menjadi pemilik modal terhadap dasar permanen
atau berkurang dan dihutang karena berbagi keuntungan. Namun kerugian yang dibagi
dalam proporsi pada modal yang dikontribusikan. Ini tidak diizinkan untuk menentukan
sebaliknya.
 Constant Musharaka
This is a musharaka in which the partner’s shares in the capital remain constant throughout the
period, as specified in the contract.
 Musharaka tetap
Ini adalah sebuah musharaka yang mana saham mitra di sisa modal tetap melalui periode,
yang dikhususkan dalam kontrak.
 Diminishing Musharaka
This is a musharaka in which an Islamic bank agrees to transfer gradually to the other partners’
shares its (the Islamic bank’s) share in the Musharaka, with the effect that the Islamic bank’s
share declines and the other partner’s share increases until the latter becomes the sole proprietor
of the value.
 Musharaka yang berkurang
Ini adalah musharaka dimana sebuah bank Islam setuju untuk mentransfer secara
berangsur-angsur pada saham mitra lain (bank islam) saham pada musharaka, dengan
pengaruh bahwa saham bank islam turun dan saham mitra lain meningkat sampai terakhir
menjadi pemilik tunggal dari nilai.
Source: Accounting and Auditing Organization for Islamic financial institution
Definition of Musharaka
Musharaka (from the Arabic Shirakah) implies partnership in a venture, and can be defined as a
form of partnership whereby two or more persons combine either their capital or labour together,
to share the profit, enjoying similar rights and liabilities. It can take the form of a mufawada,
meaning an unlimited, unrestricted and equal partnership in which the partner in which the
partners enjoy complete equality regarding the areas of capital, management and right of
disposition. Each partner is both the agent and guarantor of the other.
Definisi Musharaka
Musharaka berasal dari Bahasa Arab Shirakah berimplikasi kemitraan dalam sebuah usaha,
dan dapat didefinisikan sebagai bentuk kemitraan dimana dua orang atau lebih
dikombinasikan apakah modal mereka atau tenaga kerja bersama, untuk berbagi
keuntungan, menikmati hak dan kewajiban bersama. Ia dapat mengambil bentuk sebuah
mufawada. Berarti tidak terbatas, kemitraan yang tidak terbatas dan sama yang mana
mitra menikmati penyelesaian ekualitas sehubungan dengan area modal, pengelolaan dan
hak pembagian. Masing-masing mitra keduanya agen dan penjamin yang lain.
A more limited investment partnership is known as an ‘inan ( shirkah al inan). This type of
partnership occurs when two or more parties contribute to a capital fund, either with money,
contribution in kind or labour. Each partner is only the agent and not the guarantor of his partner.
An inan musharaka is limited in scope to the specific undertaking. This version is the most
common form of musharaka.
For both versions of musharaka the partners share profits in an agreed manner and bear losses in
proportion to their capital contributions.
Sebuah kemitraan investasi terbatas yang semakin banyak dikenal sebagai suatu inan
(shirkah al inan). Tipe kemitraan ini terjadi ketika dua partai atau lebih berkontribusi
terhadap dana modal, baik dengan uang, kontribusi pada jenis atau tenaga kerja. Masing-
masing mitra hanya agen dan bukan penjamin partnernya. Sebuah inan musharaka
terbatas pada jangkauan usaha yang khusus. Ini versi yang paling biasa bentuk musharaka.
Untuk kedua versi mitra musharaka berbagi keuntungan dalam persetujuan cara and
membawa kerugian pada proporsi kontribusi modal mereka.
Such contractual partnerships are considered proper because the parties concerned have willingly
entered into a contractual agreement for joint investment and the sharing of profits and risks. As
in Mudaraba, the profits can be shared in any equitably agreed proportion. The bases for
entitlement to the profits of a musharaka are capital, active participation in the Musharaka
business and responsibility.
Kemitraan kontrak dipertimbangkan cocok karena perusahaan memperhatikan keinginan
masuk ke dalam persetujuan kontrak untuk investasi bersama dan berbagi keuntungan dan
resiko. Sebagaimana Mudaraba, keuntungan yang dibagi dalam proporsi persetujuan yang
ekuitabel, dasar untuk hak terhadap keuntungan musharaka adalah modal, partisipasi aktif
pada bisnis musharaka dan tanggung jawab.
Profits are to be distributed among the partners in the business on the basis of proportions agreed
by them in advance. The profit share of every party must be determined as a proportion or
presentage. Losses must, however, be share in proportion to the capital contribution. On this
point all jurist are unanimous.
Keuntungan disalurkan diantara mitra bisnis pada dasar proporsi persetujuan oleh mereka
di awal. Keuntungan yang dibagi dari setiap partai harus ditentukan sebagai proporsi atau
presentase. Kerugian pasti, namun pembagian dalam proporsi pada iuran modal. Pada poin
ini semua ahli fiqih adalah sepakat.
As defined by AAOIFI musharaka is a form of partnership between the Islamic bank and its
client whereby each party contributes to the capital of partnership in equal or varying degrees to
establish a new project or share in an existing one, and whereby each of the parties becomes an
owner of the capital on a permanent or declining basis and is due his share of profits. However,
losses are shared in proportion to the contributed capital. It is not permissible to stipulate
otherwise.
Sebagaimana didefinisikan oleh AAOIFI musharaka adalah suatu bentuk kemitraan
diantara bank islam dan kliennya dimana masing masing-masing partai menyumbang
modal kemitraan dengan derajat yang sama atau bervariasi untuk mengerjakan proyek
baru atau berbagi dalam sebuah sesuatu yang ada, dan dimana masing-masing partai
menjadi pemilik modal pada dasar tetap atau menurun dank arena berbagi keuntungan.
Namun kerugian yang dibagi dalam proporsi terhadap iuran modal. Ini tidak diizinkan
untuk menetapkan sebaliknya.
As mentioned the word musharaka means sharing, and is used to describe those joint business
enterprises in which the partners share the profit or loss of the venture. Unlike an interest-based
product, there is no guaranted rate of return on the investment, as income is based on the profit
earned by the joint venture, and may possibly result in losses.
Sebagaimana disebutkan kata musharaka berarti berbagi, dan digunakan untuk
menggambarkan usaha bisnis bersama ini yang mitra berbagi keuntungan dan kerugian
dari usaha. Tidak seperti produk berdasarkan bunga, tidak ada angka jaminan
pengembalian investasi, sebagaimana pendapatan berdasarkan keuntungan yang diperoleh
oleh usaha bersama, dan boleh mungkin hasil dalam kerugian.
This type of investment is seen as distributing the risk, and the profits, more equitably between
the investors than a simple interest based-loan, in that the proportion of investment made by each
investor determine the proportion of profit they receive from it. Thus rather than receiving a
fixed rate of say, 20 percent. Whether the profits on the enterprise are 2 % or 300 %, the investor
will be benefit in relation to the success of the venture. This type of financial product is therefore
seen as favoring the ordinary depositors in a bank (unrestricted account holders) rather than
giving all the benefits of the profit to the borrower.
Tipe investasi ini dilihat sebagai penyaluran resiko, keuntungan, lebih ekuitabel diantara
investor daripada sebuah pinjaman berbasis bunga sederhana, dalam proporsi investasi
yang dibuat oleh masing-masing investor menentukan proporsi keuntungan yang mereka
terima darinya. Ini lebih baik daripada menerima angkat tetap yang dikatakan, 20 %.
Apakah keuntungan pada perusahaan 2 % atau 300 %, investor akan untung pada
hubungan kesuksesan usaha. Tipe produk finansial ini dilihat sebagai kemurahan hati
depositor biasa di Bank (pemilik akun tanpa batas) daripada memberikan keuntungan
pada peminjam.
While there are many variants on the broad principle of the musharaka structure, the most
important sub-sets of the umbrella product are the mufawada and inan forms of musharaka
financing, as mentioned above. In mufawada agreement, all participants rank equally in every
respect – in other words, their initial contributions, their privileges and final profits will all be
identical. In an inan structure, different shareholders have different rights and are entitled to
different profit shares reflecting the different contributions made by each participant ; losses are
shared on the same basis. In practice, for all but the very smallest musharaka deals, the second
form (the inan) is used.
Sedangkan ada banyak jenis pada prinsip-prinsip yang luas dari struktur
musharaka, sub-seperangkat paling penting dari produk paying adalah mufawada dan
bentuk-bentuk inan keuangan musharaka sebagaimana disebutkan di atas. Dalam
persetujuan mufawada, semua rengking partisipan sama dalam setiap harga-dengan kata
lain, sumbangan inisial mereka, privilej mereka dan keuntungan akhir mereka akan identic.
Dalam suatu struktur inan, pemilik saham yang berbeda memiliki hak yang berbeda dan
diberi judul untuk keuntungan saham yang berbeda merefleksikan iuran yang berbeda
dibuat oleh masing-masing partisipan. Dalam prakteknya, untuk semua tapi musharaka
yang paling kecil, bentuk kedua inan digunakan.
The basic principles of musharaka (as agreed by the majority of scholars)
 Financing through musharaka never implies lending money, rather it means active
participation in the business.
 The investor or financier must share both profits and losses incurred by the business, to
the extent of their financing.
 Partners are at liberty to determine the ratio of profit allocated to each one of them. This
may be the different from ratio of capital investment. However the partner who excludes
himself from the management of business can not claim more than the ratio of his capital
investment.
 Losses suffered by each partner must be exactly in proportion to his capital contribution.

Prinsip-prinsip dasar musharaka (sebagai persetujuan oleh mayoritas ulama)


 Keuangan melalui musharaka tidak pernah menyatakan secara langsung meminjam
uang, dari pada ia berarti partisipasi aktif dalam bisnis.
 Investor atau pemberi dana harus berbagi keduanya keuntungan dan kerugian
didatangkan oleh bisnis pada perluasan keuangan mereka.
 Mitra pada kemerdekaan menentukan rasio keuntungan dialokasikan pada masing-
masing mereka. Ini mungkin berbeda pada rasio investasi modal, namun mitra yang
keluar dari pengelolaan bisnis tidak dapat mengakui lebih dari rasio investasi modal
ini.
 Kerugian ditanggung oleh masing-masing mitra harus sesuai proporsi pada iuaran
modal.

What makes Musharaka Sharia’a compliant?


As with many of the Islamic modes of finance it is necessary to turn to the ahadith for
confirmation of their sharia’a compliance
1) The legality of partnership is evident from
“They share in a third”
An-Nisaa 12
Truly many are the partners (in business) who wrong each other; not so do those who
believe, and work deeds of righteousness
Saad 24
2) It was reported in the Hadith from the prophet:
“I am the third of the two partners, unless either of them betrays his friend, I withdraw
from between them.
Apa yang membuat shariah musharaka terpenuhi atau tunduk rela?
1. Legalitas kemitraan dibuktikan dari
“mereka berbagi dalam sepertiga”
An-Nisaa 12
Sesungguhnya banyak mitra dalam bisnis yang salah satu sama lain, tidak begitu
mereka yang percaya, dan bekerja dalam kebenaran.
Saad 24
2. Ia dilaporkan dalam hadith dari nabi Muhammad
“saya ketiga dari dua mitra, kecuali apakah mereka menghianati temannya, saya
menggambarkan dari diantara mereka.
Practicalities of implementing Musharaka
In the early writing of Islamic banking, Musharaka was stressed as being the purest mode of
finance in the models of interest-free banking. However, in contemporary Islamic banking,
musharaka is rare. The reason for this is the complexity and the relatively higher degree of moral
hazard involved. Under the sharia’a, the musharaka is a simple partnership, where two parties
participate in a venture providing capital.
Firstly, it has to be contemporary, as a bank can not engage in ownership and operation of joint
stock companies. Secondly, it is difficult because musharaka is the mixing of two sets of capital
contributions, whenever the Islamic bank gets into musharaka by providing capital, it has to
engage into an evaluation of the status of the other party. This is because profits at the end of
musharaka are the difference in the value of the musharaka between the two points in time. This
is an extremely complex calculation and is fraught with risk.
Kegunaan menerapkan Musharaka
Pada awal tulisan perbankan islam, musharaka ditekan sebagai cara keuangan yang paling
murni dalam model perbankan bebas bunga. Tetapi, dalam perbankan islam kontemporer,
musharaka jarang. Alasan untuk ini adalah kompleksitas dan derajat tinggi yang relative
kerusakan moral yang termasuk. Di bawah shariah, musharaka adalah mitra yang
sederhana, dimana dua partai berpartisipasi dalam sebuah usaha yang menyediakan
modal.
Pertama, ia menjadi kontemporer, sebagai sebuah bank tidak dapat terlibat dalam
kepemilikan dan operasi bersama perusahaan saham. Kedua, ini sulit karena musharaka
adalah campuran dua kumpulan iuran modal, kapanpun bank islam mendapatkan ke dalam
musharaka dengan menyediakan modal, ia harus terlibat kedalam suatu evaluasi dari
status perusahaan lain. Ini karena keuntungan pada akhir musharaka adalah perbedaan
dalam nilai musharaka diantara dua point dalam waktu. Ini adalah sesuatu kalkulasi
komplek yang ekstrim dan penuh dengan resiko.
Sharia’a rules concerning Musharaka
Aturan shariah mengenai Musharaka
The sharia’a rules concerning musharaka have been clearly set out by Usmani (1)
Aturan shariah mengenai musharaka telah diatur dengan jelas oleh Usmani (1)
1) It is a condition of Musharaka that the capital of the company is specific, existent and
immediately available. It is invalid to establish a company on non-existent funds or debt.
The purpose of the company is to generate profit that can be disposed of and this can not
take effect in the event of the existence of debt or non-existence capital.
Ini adalah sebuah kondisi Musharaka bahwa modal perusahaan khusus, keberadaan
dan tersedia segera. Ini tidak valid untuk mendirikan perushaan pada dana yang
tidak ada atau hutang. Tujuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang
dapat diatur dan ini tidak dapat mempengaruhi peristiwa adanya hutang atau tidak
adanya modal.
2) It is not a condition that partners have equal shares in capital. Though variation in shares
is permissible, it is subject to agreement.
Ini bukan sebuah kondisi bahwa mitra memiliki saham yang sama dalam modal.
Melalui variasi dalam saham yang diizinkan, ini adalah subjek persetujuan.
3) It is a condition that the capital of the company is money and tangible assets. Some of the
jurists permit participating with tangible assets on condition that they are valued in the
contract and the value agreed upon them becomes the capital of the company.
Ini adalah sebuah kondisi bahwa modal perusahaan adalah uang dan aset nyata.
Beberapa ahli fiqih mengizinkan partisipasi dengan aset nyata pada konsisi bahwa
mereka dinilai kontrak dan nilai disetujui di atas mereka menjadi modal
perusahaan.
4) It is impermissible to impose conditions forbidding one of the partners from work,
because each partner implicitly permits and gives power of attorney to the other partner
to dispose of and work with the capital. It is permissible for one partner to singly work in
the company with the mandate of the other partner.
Ini tidak diizinkan untuk menentukan kondisi satu larangan dari mitra kerja, karena
masing-masing mitra secara tidak langsung mengizinkan dan memberikan kekuatan
pengacara kepada mitra lain untuk menetapkan dan bekerja dengan modal. Ini
diizinkan untuk satu mitra untuk bekerja satu demi satu dalam perusahaan dengan
mandat mitra lain.
5) A partner is a trustee of the funds received from the company and he provides guarantees
only in cases of trespass or negligence. It is permissible to take a mortgage or a guarantee
against trespass and negligence but it is impermissible to take security for profit or
capital.
Seorang mitra adalah seorang wakil dana menerima dari perusahaan dan dia
menyediakan jaminan hanya dalam kasus pelanggaran atau kelalaian. Ini diizinkan
untuk menjaminkan hipotek atau suatu jaminan terhadap penyalahgunaan atau
pelanggaran dan kelalaian tetapi ini tidak diizinkan untuk menjaminkan
keuntungan atau modal.

6) It is a condition that profit for each partner must be known in order to avoid uncertainty.
It must be a pro rata ratio for all partners and must not be a lump sum because this
contravenes the sharia’a requirements relating to partnership.
Ini adalah sebuah kondisi bahwa keuntungan masing-masing mitra harus diketahui
agar menghindari ketidakpastian. Ia harus pro rata rasio untuk semua mitra dan
tidak menjadi sebuah lump sum karena ini bertentangan dengan syarat-syarat
shariah yang berhubungan dengan kemitraan.
7) In principle profit must be divided among partners in ratios proportionate to their shares
in capital, but some of the jurists permit variation in profit shares where upon it is
determined by agreement. One of the partners may have more business acumen than the
others so some variation in profit share may become necessary.
Dalam prinsip keuntungan harus dibagi diantara mitra dalam rasio proporsional
terhadap saham mereka dalam modal, tetapi beberapa ahli hukum mengizinkan
variasi dalam keuntungan saham dimana di atas ia ditentukan oleh persetujuan.
Satu diantara mitra mungkin memiliki banyak bisnis acumen daripada yang lain jadi
beberapa variasi dalam keuntungan saham mungkin menjadi perlu.

8) Each partner bears losses proportionate to its ratio of capital invested in the company and
it is impermissible to impose conditions to the contrary.
Masing-masing mitra mengalami proporsi kerugian pada rasionya dana yang
diinvestasikan dalam perusahaan dan ia tidak diizinkan untuk menentukan kondisi
pada pertentangan.
9) In principle, partnership is a permissible and not a binding contract, so it is admissible for
any partner to rescind the contract whenever it wishes provided that this occurs with the
knowledge of the other partner or partners. Rescinding the contract without the
knowledge of the other partner prejudices their interests. Some of the jurist are the view
that the partnership contract is binding up to the liquidation of capital or the
accomplishment of the project accepted in the contract inception.
Dalam prinsipnya, kemitraan adalah suatu perizinan dan bukan suatu kontrak
penjilidan, sehingga ia diizinkan untuk beberapa mitra untuk membatalkan kontrak
kapanpun ia berharap tersedia bahwa ini terjadi dengan pengetahuan satu mitra
atau banyak. Pembatalan kontrak tanpa pengetahuan mitra lain berprasangka
bunga mereka. Beberapa ahli hukum melihat bahwa kontrak kemitraan dijilid pada
likuidasi modal atau penyusunan proyek yang diterima insepsi kontrak.

Anda mungkin juga menyukai