Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Terapi..............................................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum......................................................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus.....................................................................................................3
1.3 Manfaat terapi..............................................................................................................3
BAB II TELAAH JURNAL.......................................................................................................5
2.1 Telaah Jurnal...............................................................................................................5
BAB III PENERAPAN DAN HASIL TERAPI.........................................................................8
3.1 Penerapan terapi..........................................................................................................8
3.2 Hasil Terapi.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat yang terdiri dari sehat emosional,

psikologis, dan sosial yang dapat dilihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan,

perilaku yang efekif, konsep diri yang mengarah ke positif serta kestabilan emosional.

Kesehatan jiwa yaitu kondisi individu yang tubuh dan berkembang serta utuk

mempertahankan kesesuaian untuk mengendalikan diri agar terhindar dari stress yang

serius dan berlebihan (Direja & Herman, 2011). Gangguan jiwa adalah suatu sindrom

atau pola psikologis atau perilaku yang paling penting secara klinis yang terjadi pada

seseorang dan dikaitkan dengan adanya stress atau disabilitas atau disertai peningkatan

resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan

(Videbeck & L, 2008).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalami

perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,

pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak

ada (Damayanti & Iskandar, 2012). Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia

dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).

Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau

rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak

ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012).

Tanda dan gejala halusinasi seperti berbicara sendiri, tersenyum sendiri, tertawa

sendiri, menarik diri dari orang lain, dan tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak

nyata. Pasien yang mengalami halusinasi yang tidak mendapatkan pengobatan maupun

1
perawatan lebih lanjut dapat menyebabkan perubahan perilaku seperti agresif, bunuh diri,

menarik diri dari lingkungan dan dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan

lingkungan Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko buruk terhadap

pasien, keluarga dan lingkungan sekitar adalah dengan jalan memberikan terapi pada

pasien halusinasi. Terapi yang dilakukan untuk mengurangi halusinasi pada pasien

skizofrenia adalah dengan cara pemberian terapi medis dan juga psikoterapi. Terapi medis

dan psikoterapi tersebut harus dilakukan secara bersamaan agar didapat hasil yang lebih

optimal. Pemberian terapi medis meliputi pemberian antipsikotik atau yang dikenal juga

sebagai obat-obatan neuroleptik, yang terdiri dari dua jenis yaitu antipsikotik tipikal dan

antipsikotik atipikal yang berguna untuk mengurangi gejala psikotik yang terjadi pada

pasien skizofrenia. Berdasarkan Kaplan et al., (2010) menyatakan hanya 10% pasien yang

efektif dalam pemberian antipsikotik dan perawatan dirumah sakit yang singkat.

Sedangkan selebihnya membutuhkan terapi yang komprehensif. Pernyataan diatas dapat

disimpulkan bahwa pasien juga membutuhkan terapi lainnya seperti psikoterapi

disamping terapi medis.

Terapi psikoreligius: dzikir menurut bahasa berasal dari kata ”dzakar” yang berarti

ingat. Dzikir juga di artikan “menjaga dalam ingatan”. Jika berdzikir kepada Allah artinya

menjaga ingatan agar selalu ingat kepada Allah ta’ala. Dzikir menurut syara’ adalah ingat

kepada Allah dengan etika tertentu yang sudah ditentukan Al-Qu’an dan hadits dengan

tujuan mensucikan hati dan mengagungkan Allah. Menurut Ibnu Abbas R.A. Dzikir

adalah konsep, wadah, sarana, agar manusia tetap terbiasa dzikir (ingat) kepadaNya

ketika berada diluar sholat. Tujuan dari dzikir adalah mengagungkan Allah, mensucikan

hati dan jiwa, mengagungkan Allah selaku hamba yang bersyukur, dzikir dapat

menyehatkan tubuh, dapat mengobati penyakit dengan metode Ruqyah, mencegah

manusia dari bahaya nafsu (Stuart & Gail, 2007).

2
Terapi dzikir bisa dilakukan apabila dilaflakan secara baik dan benar bisa membuat

hati menjadi tenang dan rileks. Terapi dzikir juga dapat diterapkan pada pasien yang

mengalami halusinasi karena jika pasien melakukan terapi dzikir dengan tekun dan

memusatkan perhatiannya dengan sempurna (khusu’) maka dapat memberikan dampak

saat halusinasi itu muncul, pasien juga bisa menghilangkan suara-suara yang muncul

apabila menyibukkan diri dengan malafazkan dzikir (Hidayati et al., 2014).

1.2 Tujuan Terapi

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi non medis psikoreligius dzikir

terhadap pasien dengan masalah gangguan sensori persepsi: Halusinasi

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kemampuan pasien dalam mengontrol halusinasi dengan

menggunakan terapi psikoreligius: dzikir

2. Untuk mengetahui gambaran keefektifan terapi psikoreligius: dzikir pada pasien

dengan halusinasi

3. Untuk mengetahui respon pasien setelah dilakukan terapi psikoreligius dzikir

1.3 Manfaat terapi

1. Manfaat teoritis

Diharapkan jurnal raiset ini dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh

mahasiswa ataupun pendidikan pada bidang ilmu terutama tentang metode penanganan

non medis yaitu terapi psikoreligius pada pasien dengan masalah gangguan sensori

persepsi: Halusinasi

3
2. Manfaat praktis

Diharapkan mini riset ini dapat digunakan sebagai salah satu terapi non

farmakologi pada pasien yang mengalami masalah gangguan persepsi sensori:

Halusinasi dengan memberikan terapi dzikir untuk mengontrol halusinasi.

4
BAB II
TELAAH JURNAL

2.1 Telaah Jurnal

No Nama Sasaran Efektivitas


Judul Link Jurnal Penerbit Jurnal
Jurnal Penulis Terapi Terapi
Vol. Pengaruh Abdul Thalib https://jurnalgrahaedukasi.org/index.php/ Abdul Thalib Pasien Hasil
JIKKHC/article/view/61/38
02/ No. Efektifitas Hamzah Hamzah Halusinasi penelitian
02 Pemberian Terapi terdapat
Aktivitas pengaruh
Kelompok Dan (p=0,00)
Terapi
Psikoreligeus
Terhadap
Kemampuan Klien
Mengontrol
Halusinasi Diruang
Nyiur Rskd
Provinsi Sulawesi
Selatan

5
Vol: Penerapan Terapi Madepan http://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/ Madepan Mulia, Pasien Hasil
02. Psiko Religius: Mulia, Julita MNJ/article/download/379/190/1866 Julita Sari, Dewi Halusinasi penelitian
No.01 Dzikir Terhadap Sari, Dewi Damayanti terdapat
Tanda Dan Gejala Damayanti pengaruh
Serta Kemampuan (p=0,00)
Mengatasi
Halusinasi
Vol. 05 Pengaruh Terapi Pratiwi http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/ Pratiwi Gasril, Pasien Hasil
No. 03 Psiko Religious: Gasril, article/view/1063 Suryani, Heppi Halusinasi penelitian
Dzikir Dalam Suryani, Sasmitra terdapat
Mengontrol Heppi pengaruh
Halusinasi Sasmitra (p=0,00)
Pendengaran Pada
Pasien Skizoprenia
Yang Muslim Di
Rumah Sakit Jiwa
Tampan Provinsi
Riau
Vol. Psiko Religius R.Nur https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/ R.Nur Pada Hasil
10. No. Terhadap Abdurkhama article/view/3332 Abdurkhaman, Pasien penelitian
01 Perubahan Presepsi n, Muhammad Halusinasi terdapat
Sensori Pada Muhammad pengaruh

6
Pasien Halusinasi Azka Azka Maulana (p=0,000) p
Pendengaran Di Maulana >0,05
Rsud Arjawinangun artinya
Kabupaten Cirebon terdapat
pengaruh
terapi psiko
religius.
Vol. Pengaruh Terapi http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/ Wahyu Catur Wahyu Catur Hasil
Religius Zikir Hidayati, Dwi Hidayati,
08. No. index.php/ilmukeperawatan/article/view/243 penelitian
Terhadap Heppy , Dwi Heppy,
02 terdapat
Rochmawati
Peningkatan Rochmawati
Wahyu Catur Targunawan
pengaruh
Kemampuan Targunawan
Hidayati, Dwi (p=0,000)
Mengontrol
Heppy , p >0,05
Halusinasi
Rochmawati artinya
Pendengaran Pada
Targunawan terdapat
Pasien Halusinasi Di
Rsjd Dr. Amino pengaruh
Gondohutomo terapi psiko
Semarang religius.

7
BAB III
PENERAPAN DAN HASIL TERAPI

3.1 Penerapan terapi

Pada BAB ini akan menjelaskan penerapan terapi psikoreligius dzikir pada pasien

halusinasi yang dilaksanakan pada tanggal 21-23 juli 2022 di Wisma Antareja RSJ

Soerojo Hospital Magelang. Pasien yang akan diberikan terapi merupakan pasien dengan

gangguan halusinasi, data yang diperoleh langsung dari responden dengan jumlah satu

pasien yang diberikan 3 kali implementasi terapi psikoreligius dzikir selama 10-15 menit

yang dinilai menggunakan pre dan post test dengan 10 butir pertanyaan.

3.2 Hasil Terapi

Tabel 3.1 Gambaran Terapi Psikoreligius Dzikir Pada Pasien Gangguan Sensori

Persepsi: Halusinasi

No Nama Pasien Sebelum Pemberian Terapi Setelah Pemberian terapi

1. Tn. R 4 9

2. Tn. S 4 9

3. Tn. E 5 9

4. Tn. A 5 8

5. Tn. D 5 7

6. Tn. S 4 8

7. Tn, D 5 8

Sumber : Hasil mini riset tahun 2022

Dari data di atas diketahui responden sebanyak 7 orang dengan masalah gangguan

halusinasi. Sebelum pemberian terapi dzikir didapatkan hasil skor sebesar 4-5 dan setelah

pemberian terapi dzikir didapatkan hasil skor sebesar 7-9.

8
Tabel 3.2 Pengaruh Terapi Psikoreligius Dzikir Pada Pasien Gangguan Sensori

Persepsi:Halusinasi

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
posttest - Negative Ranks 0 a
.00 .00
pretest Positive Ranks 7b
4.00 28.00
Ties 0 c

Total 7
Sumber : Hasil mini riset tahun 2022

Berdasarkan interpretasi output ranks pada tabel di atas, didapatkan hasil negative

ranks sebesar 0,00 yang artinya tidak ada penurunan dari pemberian pre test ke post test.

Sedangkan, positive ranks didapatkan hasil sebesar 4.00 yang artinya ada peningkatan

pre test ke post test yang telah dilakukan pemberian terapi psikoreligius dzikir pada

pasien halusinasi.

posttest –
pretest
Z -2.379b
Asymp. Sig. (2- .017
tailed)
Sumber : Hasil mini riset tahun 2022

Berdasarkan interpretasi hasil analisis tabel di atas, didapatkan hasil uji Wilcoxon

dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar .017. Maka keputusannya p value <p alpha

(0,05), sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh terapi psikoreligius dzikir pada

pasien halusinasi di Wisma Antareja RSJ Prof.dr.Soerojo Magelang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Direja, & Herman, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Hidayati, A., M.Zaim, Rukun, K., & Darmansyah. (2014). The Development Of Character
Education Curriculum For Elementary Student In West Sumatera. International Journal
of Education and Research, Vol. 2(NO.6).
Kaplan, H. ., Sadock, B. ., & Grebb, J. . (2010). Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan
Perilaku Psikiatri Klinis Edisi 2: Dr.I. Made Wiguna S. Jakarta: EGC.
Kusumawati, F., & Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, & Gail. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 cetakan I. Jakarta: EGC.
Videbeck, & L, S. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai