Biaya variabel = Rp 1.500, karton dan kertas warna = Rp 1.000, Upah Rp 500 Biaya tetap = Rp 75.000 Dit : BEP dan Volume Penjualan ? Jawab : karena volume penjualan belum ada maka dimisalkan dengan “X” maka BEP : 2.500 X = 1500X+75.000 2500X-1500X = 75.000 1000X = 75.000 X = 75 Jadi volume terendah yang harus dicapai setiap hari agar perusahaan tidak menderita rugi adalah 75 unit (75 buah mainan) atau 75 x Rp 2.500 = Rp 187.500. dengan penjualan sebesar Rp 187.500 tiap hari maka perusahaan tidak mendapat laba dan tidak menderita kerugian atau dalam bentuk BREAK EVEN POINT.
2. Dik : penjualan = Rp 10.000.000
Biaya Variabel = Rp 7.000.000 Biaya tetap = Rp 5.000.000 Biaya total = Rp 12.000.000 Rugi = Rp 2.000.000 Dit : a) Penjualan jika biaya tetap naik sebesar Rp 2.000.000 b) laba Rp 1.000.000 berapa penjualan harus direalisir?
Jawab a). X = Jumlah rupiah dalam break even point
X = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba yang di inginkan X = 7.000.000 X + (5.000.000 + 2.000.000) + 0 10.000.000 X- 0,7 X = 7.000.000 0,30 X = 7.000.000 X = Rp 23.333.333
b) Jumlah rupiah yang harus direalisir = BT + Laba
3. Review jurnal Analisis Keputusan Transfer Pricing Berdasarkan Pajak,
Tunneling dan Exchange Rate oleh Hani Sri Mulyani,Endah Prihartini, dan Dadang Sudirno a. Latar Belakang Masalah Penelitian ini meneliti atau mengkaji tentang motivasi pajak , tunneling, dan exchange rate dalam pengambilan keputusan transfer pricing. Karena hal ini merupakan permasalahan khusus yang lazim dihadapi perusahaan multinasional akibat perbedaan regulasi, ekonomi,sosial, politik dan budaya yang berlaku pada setiap negara. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu besar kecilnya beban pajak yang harus dibayarkan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu tindakan transfer pricing yang dilakukan oleh perusahan, pengalihan asset dan nilai tukar juga turut mempengaruhi transfer pricing. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berita online m.liputan6.com pada tanggal 28 Maret 2016 memuat bahwa Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu, Mekar Satria Utama menyatakan bahwa sebanyak 2.000 perusahaan asing terindikasi mengemplang pajak selama 10 tahun karena alasan merugi terus- menerus dan salah satu penyebabnya yaitu perusahaan tersebut merupakan perusahaan afiliasi yang induk perusahaannya berada di luar negeri sehingga sangat rawan terjadi proses transfer pricing. b. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 yang berjumlah 144 perusahaan.Teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Sehingga diperoleh sampel sebanyak 20 perusahaan dengan periode pengamatan 5 tahun sehingga diperoleh data sampel sebanyak 100 data sampel. c. Pembahasan dan Hasil Penelitian Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga transfer suatu transaksi baik itu barang, jasa, harta tak berwujud ataupun transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam hal ini dilakukan pengajian pengaruh Pengaruh Pajak Terhadap Keputusan Transfer Pricing, berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel pajak sebesar 14,324dan bertanda positif, artinya jika beban pajak perusahaan semakin tinggi maka kemungkinan terjadinya keputusan transfer pricing akan semakin tinggi. Sebaliknya jika beban pajak perusahaan semakin rendah maka kemungkinan terjadinya transfer pricing akan semakin rendah. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkanberpengaruh positif terhadap keputusan transfer pricing. Pada variabel tunneling dilakukan pengujian Pengaruh Tunneling Terhadap Keputusan transfer Pricing diperoleh hasil bahwa tunneling tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Tidak berpengaruhnya tunneling terhadap keputusan transfer pricing disebabkan karena perusahaan manufaktur periode 2013-2017 memiliki rata-rata nilai tunneling yang tinggi. Pada exchange rate dilakukan pengujian Pengaruh Exchange Rate Terhadap Keputusan Transfer Pricing Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel exchange rate sebesar 3,045 dan bertanda positif yang berindikasi bahwa terjadinya transfer pricing akan semakin tinggi. Dapat disimpulkan bahwa exchange rate tidak berpengaruh positif terhadap keputusan transfer pricing. Pengaruh Pajak, Tunneling dan Exchange Rate Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pajak, tunneling dan exchange rate secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan transfer pricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. d. Kesimpulan Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pajak berpengaruh terhadap keputusan melakukan transfer pricing sedangkan tunneling dan exchange rate tidak berpengaruh terhadap keputusan melakukan transfer pricing.
4. Review Jurnal Tentang Telaah Anggaran Sebagai Alat Pengambilan Keputusan
Investasi Aktiva Tetap Pada PT Bina Karya Nuansa Sejahtera jurnal oleh Sri Handayan iIqbal dan M. Aris Ali a. Latar belakang masalah Persaingan bisnis yang terjadi pada saat ini baik untuk perusahaan jasa, industri maupun dagang mengharuskan perusahaan mampu bertahan dan bersaing untuk mempertahankan kegiatan bisnis perusahaan. Maka setiap perusahaan diharuskan membuat perencanaan bisnis baik jangka pendek dan jangka panjang. Salah satu perencanaan bisnis adalah keputusan investasi yang mengharuskan perusahaan membuat penganggaran modal. Salah satu perusahaan yang melakukannya adalah PT Bina Karya Nuansa Sejahtera (BKNS) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang terletak di Sangkulirang. Untuk membantu dalam meningkatkan kegiatan operasional perusahaan agar dapat memenuhi permintaan pasar, PT BKNS tentunya melakukan investasi aktiva tetap. Investasi aktiva tetap yang dilakukan perusahaan PT BKNS ini ialah menambah unit Dump truck. Dump truck merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut TBS (Tandan Buah Segar) ke pabrik CPO (Coconut Palm Oil). Perusahaan dihadapkan pada peluang untuk melakukan investasi dalam aktiva tetap yang mencerminkan komitmen jangka panjang. Dikatakan peluang karena dapat digunakan untuk membantu dan menunjang kegiatan operasional PT BKNS. b. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan jenis data sekunder dengan meneliti laporan laba rugi PT BKNS dari tahun 2013-2017 dan sumber data yang berasal dari laporan keuangan. c. Pembahasan dan hasil Pembahasan Penganggaran modal adalah rencana perusahaan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran yang akan memberikan pemasukan pada perusahaan dalam jangka satu tahun. Dengan menggunakan bantuan peramalan untuk memprediksi kegiatan yang akan terjadi di masa depan yang dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pada penelitian ini peneliti menganalisis bagaimana hasil perhitungan Capital Budgeting dalam menilai kelayakan investasi dump truck dengan metode Payback Period, Net Pressent Value, dan Profitability Index pada PT Bina Karya Nuansa Sejahtera Sulawesi. Sehingga diperoleh hasil kebijakan investasi dump truck yang dilakukan oleh PT Bina Karya Nuansa Sejahtera Sulawesimerupakan keputusan yang layak dilakukan meskipun menyerap modal yang cukup banyak. Analisa dan perhitungan capital budgeting juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan khususnya keputusan terhadap investasi aktiva tetap dump truck. d. Kesimpulan 1) Hasil perhitungan capital budgeting sebagai alat bantu pengambilan keputusan investasi aktiva tetap berupa dump truck Mitsubishi Fuso 220 Ps 4x2 pada PT Bina Karya Nuansa Sulawesi dengan menggunakan metode payback period dikatakan layak karena tahun pengembalian investasi lebih kecil dari umur ekonomis aktiva tetap yang diinvestasikan yaitu 8 tahun, metode net present value dengan discount rate 16% menghasilkan nilai positif sebesar Rp54.951.453.479, dan profitability index menghasilkan nilai lebih dari satu yaitu sebesar 8,59. 2) Dari hasil analisis capital budgeting dapat menggambarkan bahwa investasi aktiva tetap yang dilakukan PT Bina Karya Nuansa Sejahtera Sulawesi berupa 10 unit dump truck merupakan keputusan yang layak dan dapat diterima untuk dilakukan meskipun cukup menyerap modal perusahaan. 5. Review jurnal tentang Analisis Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan PT JAMSOSTEK Cabang Belawan a. Latar Belakang Masalah Selama ini pengukuran kinerja hanya menitik beratkan pada sisi keuangan, sehingga terciptalah sebuah model pengukuran kinerja yang tidak hanya mencakup keuangan saja melainkan non keuangan pula, yaitu konsep balanced scorecard. Balanced scorecard adalah sarana mengkomunikasikan persepsi strategis dalam suatu perusahaan secara sederhana dan mudah dipahami oleh berbagai pihak di perusahaan. Balanced scorecard merupakan kartu skor yang berguna untuk perencanaan skor yang hendak di wujudkan oleh seseorang di masa depan. Perusahaan yang menggunakan balanced scorecard menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Salah satu perusahaan yang menggunakan balanced scorecard adalah PT Jamsostek Cabang Belawan yang merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang asuransi dalam melakukan aktivitas operasinya sebagai perusahaan asuransi perusahaan ini sudah menerapkan pengukuran kinerja berbasis balanced scorecard dari sejak 2009 sampai sekarang, namun analisis balanced scorecard yang dilakukan masih bertumpu pada perpekstif keuangan dan dan perspektif pelanggan saja sedangkan perspektif bisnis proses internal dan pertumbuhan pembelajaran belum diterapkan. b. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan pendekatan akuntansi menggunakan analisis blanced scorecard dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. c. Hasil dan pembahasan Analisis data dalam penelitian deskriptif ini bertujuan mengukur kinerja menurut balanced scorecard dalam perspektif keuangan pada khususnya posisi perusahaan dalam siklus bisnisnya. Dari perspektif Keuangan dilakukan analisis pada risiko perusahaan dan analisis laba yang memperoleh hasil bahwa hutang perusahaan masih cukup tinggi dibandingkan asset yang dimiliki perusahaan sehingga risiko perusahaan masih tinggi dengan pembayaran hutang – hutang yang belum mampu terbayarkan yang jatuh tempo secara keseluruhan. Perspektif pelanggan mengukur perkembangan jumlah nasabah peserta jamsostek yang memperoleh hasil jumlah nasabah mengalami sedikit penurunan tetapi kinerjanya masih dikatakan cukup baik. Perspektif proses bisnis internal mengukur efisiensi waktu dalam proses menjalankan transaksi bisnis perusahaan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh si peneliti menunjukkan bahwa tingkat keefisienan PT Jamsostek Cabang Belawan dalam melakukan proses transaksinya sudah baik.perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki kinerja baik, maka perusahaan sudah baik mengevaluasi pembelajaran yang sudah diterapkan perusahaan sehingga kinerjanya meningkat. d. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan balanced scorecard dapat diketahui kinerja PT Jamsostek Cabang Belawan kurang baik dnegan kategori BBB dan kinerjanya ini masih perlu diperbaiki lagi agar perusahaan mampu mencapai kinerja sngat baik.