Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ita Wahyuni Siregar

Nim : 1740100117

Ruang : PERBANKAN SYARIAH-3

1. Dik : harga jual = Rp 2.500/unit


Biaya variabel = Rp 1.500, karton dan kertas warna = Rp 1.000,
Upah Rp 500
Biaya tetap = Rp 75.000
Dit : BEP dan Volume Penjualan ?
Jawab : karena volume penjualan belum ada maka dimisalkan dengan “X” maka
BEP : 2.500 X = 1500X+75.000
2500X-1500X = 75.000
1000X = 75.000
X = 75
Jadi volume terendah yang harus dicapai setiap hari agar perusahaan tidak
menderita rugi adalah 75 unit (75 buah mainan) atau 75 x Rp 2.500 = Rp
187.500. dengan penjualan sebesar Rp 187.500 tiap hari maka perusahaan tidak
mendapat laba dan tidak menderita kerugian atau dalam bentuk BREAK EVEN
POINT.

2. Dik : penjualan = Rp 10.000.000


Biaya Variabel = Rp 7.000.000
Biaya tetap = Rp 5.000.000
Biaya total = Rp 12.000.000
Rugi = Rp 2.000.000
Dit : a) Penjualan jika biaya tetap naik sebesar Rp 2.000.000
b) laba Rp 1.000.000 berapa penjualan harus direalisir?

Jawab a). X = Jumlah rupiah dalam break even point


X = Biaya variabel + Biaya tetap + Laba yang di inginkan
X =   7.000.000      X  +  (5.000.000 + 2.000.000)  +  0
10.000.000
X- 0,7 X    = 7.000.000
0,30 X     = 7.000.000
X             = Rp 23.333.333

b)  Jumlah rupiah yang harus direalisir = BT + Laba 


1 – BV
 P
                                                                        = 7.000.000  +  1.000.000
                                                                                  1 – 70
                                                                                      100
                                                                        = 8.000.000
                                                                               0,30
                                                                        = 26.666.666

3. Review jurnal Analisis Keputusan Transfer Pricing Berdasarkan Pajak,


Tunneling dan Exchange Rate oleh Hani Sri Mulyani,Endah Prihartini, dan
Dadang Sudirno
a. Latar Belakang Masalah
Penelitian ini meneliti atau mengkaji tentang motivasi pajak , tunneling, dan
exchange rate dalam pengambilan keputusan transfer pricing. Karena hal ini
merupakan permasalahan khusus yang lazim dihadapi perusahaan
multinasional akibat perbedaan regulasi, ekonomi,sosial, politik dan budaya
yang berlaku pada setiap negara. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu
besar kecilnya beban pajak yang harus dibayarkan merupakan salah satu
faktor yang dapat memicu tindakan transfer pricing yang dilakukan oleh
perusahan, pengalihan asset dan nilai tukar juga turut mempengaruhi transfer
pricing. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari berita online
m.liputan6.com pada tanggal 28 Maret 2016 memuat bahwa Direktur
Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu, Mekar
Satria Utama menyatakan bahwa sebanyak 2.000 perusahaan asing
terindikasi mengemplang pajak selama 10 tahun karena alasan merugi terus-
menerus dan salah satu penyebabnya yaitu perusahaan tersebut merupakan
perusahaan afiliasi yang induk perusahaannya berada di luar negeri sehingga
sangat rawan terjadi proses transfer pricing.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017 yang berjumlah 144
perusahaan.Teknik penentuan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik purposive sampling. Sehingga diperoleh sampel sebanyak
20 perusahaan dengan periode pengamatan 5 tahun sehingga diperoleh data
sampel sebanyak 100 data sampel.
c. Pembahasan dan Hasil Penelitian
Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam
menentukan harga transfer suatu transaksi baik itu barang, jasa, harta tak
berwujud ataupun transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam
hal ini dilakukan pengajian pengaruh Pengaruh Pajak Terhadap Keputusan
Transfer Pricing, berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan regresi
logistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel pajak sebesar
14,324dan bertanda positif, artinya jika beban pajak perusahaan semakin
tinggi maka kemungkinan terjadinya keputusan transfer pricing akan
semakin tinggi. Sebaliknya jika beban pajak perusahaan semakin rendah
maka kemungkinan terjadinya transfer pricing akan semakin rendah.
Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkanberpengaruh positif terhadap
keputusan transfer pricing.
Pada variabel tunneling dilakukan pengujian Pengaruh Tunneling
Terhadap Keputusan transfer Pricing diperoleh hasil bahwa tunneling tidak
berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Tidak berpengaruhnya
tunneling terhadap keputusan transfer pricing disebabkan karena perusahaan
manufaktur periode 2013-2017 memiliki rata-rata nilai tunneling yang tinggi.
Pada exchange rate dilakukan pengujian Pengaruh Exchange Rate
Terhadap Keputusan Transfer Pricing Berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
variabel exchange rate sebesar 3,045 dan bertanda positif yang berindikasi
bahwa terjadinya transfer pricing akan semakin tinggi. Dapat disimpulkan
bahwa exchange rate tidak berpengaruh positif terhadap keputusan transfer
pricing.
Pengaruh Pajak, Tunneling dan Exchange Rate Terhadap Keputusan
Transfer Pricing. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pajak, tunneling dan exchange rate
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
transfer pricing pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2013-2017.
d. Kesimpulan
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pajak berpengaruh terhadap
keputusan melakukan transfer pricing sedangkan tunneling dan exchange
rate tidak berpengaruh terhadap keputusan melakukan transfer pricing.

4. Review Jurnal Tentang Telaah Anggaran Sebagai Alat Pengambilan Keputusan


Investasi Aktiva Tetap Pada PT Bina Karya Nuansa Sejahtera jurnal oleh Sri
Handayan iIqbal dan M. Aris Ali
a. Latar belakang masalah
Persaingan bisnis yang terjadi pada saat ini baik untuk perusahaan
jasa, industri maupun dagang mengharuskan perusahaan mampu bertahan dan
bersaing untuk mempertahankan kegiatan bisnis perusahaan. Maka setiap
perusahaan diharuskan membuat perencanaan bisnis baik jangka pendek dan
jangka panjang. Salah satu perencanaan bisnis adalah keputusan investasi
yang mengharuskan perusahaan membuat penganggaran modal. Salah satu
perusahaan yang melakukannya adalah PT Bina Karya Nuansa Sejahtera
(BKNS) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan
kelapa sawit yang terletak di Sangkulirang. Untuk membantu dalam
meningkatkan kegiatan operasional perusahaan agar dapat memenuhi
permintaan pasar, PT BKNS tentunya melakukan investasi aktiva tetap.
Investasi aktiva tetap yang dilakukan perusahaan PT BKNS ini ialah
menambah unit Dump truck. Dump truck merupakan alat yang digunakan
untuk mengangkut TBS (Tandan Buah Segar) ke pabrik CPO (Coconut Palm
Oil). Perusahaan dihadapkan pada peluang untuk melakukan investasi dalam
aktiva tetap yang mencerminkan komitmen jangka panjang. Dikatakan
peluang karena dapat digunakan untuk membantu dan menunjang kegiatan
operasional PT BKNS.
b. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
menggunakan jenis data sekunder dengan meneliti laporan laba rugi PT
BKNS dari tahun 2013-2017 dan sumber data yang berasal dari laporan
keuangan.
c. Pembahasan dan hasil Pembahasan
Penganggaran modal adalah rencana perusahaan dalam pengambilan
keputusan mengenai pengeluaran yang akan memberikan pemasukan pada
perusahaan dalam jangka satu tahun. Dengan menggunakan bantuan
peramalan untuk memprediksi kegiatan yang akan terjadi di masa depan yang
dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Pada penelitian ini peneliti menganalisis bagaimana hasil perhitungan
Capital Budgeting dalam menilai kelayakan investasi dump truck dengan
metode Payback Period, Net Pressent Value, dan Profitability Index pada PT
Bina Karya Nuansa Sejahtera Sulawesi. Sehingga diperoleh hasil kebijakan
investasi dump truck yang dilakukan oleh PT Bina Karya Nuansa Sejahtera
Sulawesimerupakan keputusan yang layak dilakukan meskipun menyerap
modal yang cukup banyak. Analisa dan perhitungan capital budgeting juga
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan khususnya
keputusan terhadap investasi aktiva tetap dump truck.
d. Kesimpulan
1) Hasil perhitungan capital budgeting sebagai alat bantu pengambilan
keputusan investasi aktiva tetap berupa dump truck Mitsubishi Fuso 220
Ps 4x2 pada PT Bina Karya Nuansa Sulawesi dengan menggunakan
metode payback period dikatakan layak karena tahun pengembalian
investasi lebih kecil dari umur ekonomis aktiva tetap yang diinvestasikan
yaitu 8 tahun, metode net present value dengan discount rate 16%
menghasilkan nilai positif sebesar Rp54.951.453.479, dan profitability
index menghasilkan nilai lebih dari satu yaitu sebesar 8,59.
2) Dari hasil analisis capital budgeting dapat menggambarkan bahwa
investasi aktiva tetap yang dilakukan PT Bina Karya Nuansa Sejahtera
Sulawesi berupa 10 unit dump truck merupakan keputusan yang layak dan
dapat diterima untuk dilakukan meskipun cukup menyerap modal
perusahaan.
5. Review jurnal tentang Analisis Balanced Scorecard sebagai Alat Pengukuran
Kinerja Perusahaan PT JAMSOSTEK Cabang Belawan
a. Latar Belakang Masalah
Selama ini pengukuran kinerja hanya menitik beratkan pada sisi keuangan,
sehingga terciptalah sebuah model pengukuran kinerja yang tidak hanya
mencakup keuangan saja melainkan non keuangan pula, yaitu konsep
balanced scorecard. Balanced scorecard adalah sarana mengkomunikasikan
persepsi strategis dalam suatu perusahaan secara sederhana dan mudah
dipahami oleh berbagai pihak di perusahaan. Balanced scorecard merupakan
kartu skor yang berguna untuk perencanaan skor yang hendak di wujudkan
oleh seseorang di masa depan. Perusahaan yang menggunakan balanced
scorecard menunjukkan perbaikan dari tahun ke tahun. Salah satu perusahaan
yang menggunakan balanced scorecard adalah PT Jamsostek Cabang
Belawan yang merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang asuransi
dalam melakukan aktivitas operasinya sebagai perusahaan asuransi
perusahaan ini sudah menerapkan pengukuran kinerja berbasis balanced
scorecard dari sejak 2009 sampai sekarang, namun analisis balanced
scorecard yang dilakukan masih bertumpu pada perpekstif keuangan dan dan
perspektif pelanggan saja sedangkan perspektif bisnis proses internal dan
pertumbuhan pembelajaran belum diterapkan.
b. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah analisa deskriptif dengan
pendekatan akuntansi menggunakan analisis blanced scorecard dengan teknik
pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi.
c. Hasil dan pembahasan
Analisis data dalam penelitian deskriptif ini bertujuan mengukur kinerja
menurut balanced scorecard dalam perspektif keuangan pada khususnya
posisi perusahaan dalam siklus bisnisnya. Dari perspektif Keuangan
dilakukan analisis pada risiko perusahaan dan analisis laba yang memperoleh
hasil bahwa hutang perusahaan masih cukup tinggi dibandingkan asset yang
dimiliki perusahaan sehingga risiko perusahaan masih tinggi dengan
pembayaran hutang – hutang yang belum mampu terbayarkan yang jatuh
tempo secara keseluruhan. Perspektif pelanggan mengukur perkembangan
jumlah nasabah peserta jamsostek yang memperoleh hasil jumlah nasabah
mengalami sedikit penurunan tetapi kinerjanya masih dikatakan cukup baik.
Perspektif proses bisnis internal mengukur efisiensi waktu dalam proses
menjalankan transaksi bisnis perusahaan. Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh si peneliti menunjukkan bahwa tingkat keefisienan PT
Jamsostek Cabang Belawan dalam melakukan proses transaksinya sudah
baik.perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki kinerja baik, maka
perusahaan sudah baik mengevaluasi pembelajaran yang sudah diterapkan
perusahaan sehingga kinerjanya meningkat.
d. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan balanced scorecard dapat diketahui kinerja PT
Jamsostek Cabang Belawan kurang baik dnegan kategori BBB dan kinerjanya
ini masih perlu diperbaiki lagi agar perusahaan mampu mencapai kinerja
sngat baik.

Anda mungkin juga menyukai