Metode Penelitian Rahma Masitoh 2
Metode Penelitian Rahma Masitoh 2
IMAM BUSHIRI
Penulis:
Rahma Masitoh (03030121081)
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
BAB l
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sastra lisan merupakan sastra yang penyampaiannya secara lisan dari seorang
pencerita kepada seseorang atau sekelompok pendengar. Sastra lisan memberikan
nilai-nilai positif kepada pendengarnya. Pesan yang terkandung di dalamnya
memang menghendaki olah pikir untuk memahaminya. Bahasa kias yang digunakan
begitu halus. Penyampaiannya terasa sederhana tetapi memiliki falsafah yang tinggi.
Seni atau kesenian adalah salah satu unsur dari kebudayaan. Menurut Aristoteles,
kesenian pada dasarnya adalah untuk mendidik perasaan manusia supaya menjadi
halus dan peka dalam menghadapi rangsangan dan tantangan.
Adapun ciri dari karya sastra yang sangat khas dan penting adalah fungsinya sebagai
sistem komunikasi. Memang benar karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan
kreativitas sebagai hasil kontemplasi secara individual yang ditunjukkan untuk
menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebagai komunikasi.Sastra dan
agama juga tidak dapat dipisahkan, hal ini tercermin dari bagaimana Allah
menyampaikan ajaran-Nya berupa agama Islam kepada manusia melalui Rasul-Nya
dalam bentuk Al-Qur‟an yang didalamnya termuat dengan menggunakan bahasa
dan sastra yang sangat indah. Kemudian Rasul menyampaikannya dengan
menggunakan bahasa yang baik dan dengan gaya sastra atau bahasa yang indah dan
mudah dipahami. 4Syair cinta Rasul merupakan salah satu cara atau langkah seorang
muslim atau orang yang beragama Islam dalam menyampaikan kerinduannya,
kecintaanya kepada sosok Nabi Muhammad saw.
berbeda. Seperti pada bagian satu yang mengungkapkan tentang pengaduan cinta.
Syair Burdah awalnya diciptakan oleh Imam Bushiri saat menderita sakit yang
cukup parah dan berkepanjangan.
Pada saat masa-masa sulit menjalani penyakit lumpuh yang dideritanya, Imam
Bushiri menggubah syair yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. dengan
tujuan memohon syafa‟at kepada Allah Swt. supaya disembuhkan dari segala
penyakit yang dideritanya selama ini. Hingga pada suatu malam, usai melantunkan
Syair Burdah yang dibuatnya, Imam Bushiri tertidur, dalam tidurnya, ia bermimpi
bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan memberikan Imam Bushiri sebuah
surban(burdah) yang kemudian diletakkan pada tubuh Bushiri yang sakit. Saat
terbangun dari tidurnya, Imam Bushiri merasakan keajaiban yang tidak ia sangka-
sangka, karena penyakit yang ia derita selama bertahun-tahun tibatiba sembuh sama
sekali. Keajaiban yang dialami oleh Imam Bushiri tersebutlah yang menjadi alasan
utama terhadap penamaan Syair Burdah itu sendiri. Keajaiban yang dialami oleh
Imam Bushiri sendiri berkembang dari zaman ke zaman hingga muncul kepercayaan
bahwa syair Burdah memiliki kekuatan supranatural.
Syair Burdah merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan kecintaan muslim
terhadap utusan Allah yaitu Nabi Muhammad saw. yang dilakukan dengan cara
melantunkan puisi kepada Rasullah, sesuai dengan tuntunan Allah dalam Al-Quran
yang mengajarkan dan menganjurkan kepada umat
ٰۤ
َ علَ ْي ِه َو
س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما َ علَى النَّ ِب ِّۗي ِ ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا
َ صلُّ ْوا َ ُّٰللا َو َم ٰل ِٕى َكت َهٗ ي
َ َصلُّ ْون َ ا َِّن ه
Islam, sebagaimana yang tertera dalam Surah Al-Ahzab ayat 56:
“Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat atas Nabi. Hai orang beriman,
bershalawatlah atasnya dan berilah salam kepadanya dengan sehormat-hormatnya
salam.” (Q.S Al-Ahzab/33: 56).
Syair Burdah merupakan salah satu cara untuk menanamkan pendidikan cinta baik
kepada Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw.. Cinta kepada Allah Swt. dan Nabi
Muhammad saw. dilakukan dengan berbagai macam cara salah satunya adalah
dengan selalu memuji-muji orang yang dicintainya, sehingga orang yang mencintai
tenggelam dalam ingatan sifat-sifat yang dicintainya dan melupakan sifat-sifat
dirinya sendiri serta perasaan yang dimilikinya oleh karena itu, seseorang yang
sedang dilanda cinta ia akan selalu memuji,berdzikir atas Allah dan bershalawat atas
Rasul-Nya.
Di antara kandungan kasidah burdah yang menurut hemat penulis memiliki nilai
pendidikan Islam ialah tentang ajaran-ajaran pengendalian hawa nafsu. Hal ini
tertuang dalam bait 18 yang berbunyi :
والنفس آالطفل ان تهمله شب على
حب الرضاع وان تفطمه ينفطم
Artinya :
Nafsu bagaikan anak bayi, jika engku membiarkannya ia akan terus ingin menyusu
dan jika engkau menyapihnya ia akan berhenti Menurut al-Bushiri, nafsu itu
bagaikan anak kecil, apabila diteruskan menetek, maka ia akan tetap saja suka
menetek, namun jika ia disapih, ia pun akan berhenti dan tidak suka menetek lagi.
Dalam ajaran pengendalian hawa nafsu, al-Bushiri juga menganjurkan agar
kehendak hawa nafsu dibuang jauh-jauh, jangan
dimanjakan dan dipertuankan, karena nafsu itu sesat dan menyesatkan. Keadaan
lapar dan kenyang, kedua-duanya dapat merusak, maka hendaknya dijaga secara
seimbang. Ajakan dan bujukan nafsu dan setan hendaknya dilawan sekuat tenaga,
jangan dituruti.
Demikianlah sedikit gambaran mengenai kandungan kasidah burdah.Menurut hemat
penulis hal tersebut di atas merupakan nilai-nilai pendidikan Islam yang berkaitan
dengan ajaran akhlak, akan tetapi semua ini masih memerlukan penelitian lebih
lanjut guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang nilai-nilai pendidikan
Islam yang terkandung dalam kasidah burdah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka di sini penulis
merumuskan pokok permasalahannya menjadi dua rumusan masalah, yaitu :
1. Apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kasidah
burdah Al-Bushiri?
2. Bagaimanakah pendidikan cinta yang terkandung dalam Syair Burdah
Karya Imam Bushiri?
C. Tujuan Penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini, diantaranya
adalah:
a. Untuk mendeskripsikan tentang pendidikan cinta yang terkandung dalam Syair
Burdah Karya Imam Bushiri
2.Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kasidah
burdah Al-Bushiri
D. Metode Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan,dikembangkan dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu.50Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data
yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar dan perilaku) tidak dituangkan dalam
bentuk bilangan atau angka melainkan tetap dalam bentuk kualitatif, sifatnya
menganalisa dan memberi pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk
naratif.
BAB ll
KAJIAN PUSTAKA
B. Teori
A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Nilai-nilai pendidikan Islam ialah segala sesuatu yang dianggap berharga dan
menjadi tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan Islam, dan merupakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan materi pendidikan Islam ataupun ajaran Islam itu
sendiri. Materi pendidikan Islam terdiri dari berbagai unsur pokok.
“Unsur-unsur pokok materi pendidikan Islam berkaitan erat dengan unsur atau nilai
ajaran Islam yaitu yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunnah”.Unsur-unsur nilai
atau ajaran Islam tersebut adalah Akidah (Iman), syariah dan akhlak. Akidah
merupakan akar ataupun pokok agama, syariah merupakan suatu sistem aturan
(norma) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt, dengan sesama
manusia dan dengan makhluk yang lainnya. Dalam hubungan dengan Allah Swt
(Hablum Minallah) diatur dalam ibadah dalam arti khas seperti thoharah, shalat,
zakat, puasa dan haji, sedangkan hubungan dengan sesama manusia (Hablum
Minannas) dan lainnya diatur dalam muamalah dalam arti luas.
Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian manusia dalam menjalankan
sistem kehidupannya ( politik, ekonomi, sosial, pendidikan, keluarga,
kebudayaan/seni, iptek, olahraga/kesehatan dan lain-lain) yang dilandasi ibadah
yang kuat.
1). Akidah
Akidah adalah konsep-konsep yang diimani manusia sehingga seluruh perbuatan
dan perilakunya bersumber pada konsepsi tersebut.Karena akidah merupakan pilar
utama ataupun pondasi dalam beragama. Menurut Hasan Al-Banna kajian akidah
terbagi ke dalam empat bagian,yaitu : ketuhanan, kenabian, ruhaniyyat dan
sam’iyyat.Sebagian ulama berpendapat bahwa pembahasan pokok akidah Islam
meliputi rukun iman yang enam, yaitu :
a). Iman kepada Allah Swt
b). Iman kepada malaikat
c). Iman kepada kitab-kitab Allah
d). Iman kepada rasul-rasul Allah
e). Iman kepada hari akhir
f). Iman kepada qadla dan qadar.
Rukun iman merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan,setiap
orang yang jelas-jelas mengingkari salah satunya atau salah satu ketetapan Al-
Qur’an, maka leburlah amal dan keimanannya pada rukun iman yang lain.Iman atau
pengakuan baru dikatakan sempurna kalau di dalamnya terdapat tiga unsur yang
bulat dan padu, yaitu meyakini dalam hati, diikrarkan dengan ucapan serta
diamalkan dengan tindakan yang kongkrit dan riel.
2). Syariah
Unsur pokok yang kedua dari materi pendidikan Islam ialah syariah,syariah ialah
“tata cara penaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhaan
Allah Swt”.Syariah juga merupakan “sistem aturan (norma) yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah Swt, dengan sesama manusia dan dengan makhluk
yang lainnya”.Ruang lingkup syariah antara lain ialah :
a). Ibadah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan langsung dengan Allah Swt,
yang terdiri dari :
(1). Rukun Islam : syahadatain, mengerjakan shalat, zakat, puasa dan haji
(2). Ibadah lainnya yang berhubungan dengan rukun Islam :
● Badani (bersifat phisik) : bersuci, pengurusan mayat dan lain-lain
● Mali (bersifat harta) : qurban, aqikah, wakaf dan lain-lain.
● Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan
● lainnya dalam hal tukar menukar harta (jual beli dan yang searti).
● Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan yang
orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah dan segala sesuatu yang
berhubungan dengannya).
● Jinayat, yaitu peraturan yang menyangkut pidana.
● Siyasah, yaitu peraturan yang menyagkut masalah-masalah kemasyarakatan
(politik).
● Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi, seperti syukur, sabar,
tawakal, birrul walidain dan lain sebagainya.
● Peraturan-peraturan lainnya seperti : masalah makanan, minuman, dan lain
sebagainya.
3). Akhlak
Akhlak merupakan unsur pokok yang ketiga dalam materi pendidikan Islam, kata
akhlak berasal dari kata khalaqa, yang kata asalnya khuluqun merupakan bahasa arab
yang berarti perangai, tabiat, budi pekerti atau kebiasaan.
Akhlak merupakan nilai dan pemikiran yang telah menjadi sikap mental yang
mengakar dalam jiwa, lalu tampak dalam bentuk prilaku yang bersifat tetap, natural
dan refleks.
Iman seseorang tidak akan dianggap sempurna sebelum ia mampu membangkitkan
jiwanya untuk mendorong keluarnya nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan dalam
bentuk sikap dan prilaku”.Karena kuat dan lemahnya iman seseorang dapat
diketahui dari akhlaknya. Iman yang kuat akan terwujud dalam akhlak yang karimah
atau mulia, sebaliknya, iman yang lemah akan mewujudkan akhlak yang buruk dan
jahat.Wilayah akhlak meliputi :
a) Akhlak manusia kepada Allah
b) Akhlak manusia kepada sesama manusia
c) Akhlak manusia kepada alam.
B. Cinta
a. Pengertian Cinta
Cinta merupakan sebuah nama yang sangat mudah untuk diucapkan.Cinta bisa
berasal dari obsesi untuk mendapatkan sesuatu. Cinta kasih bersumber pada
ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku
dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab. Cinta adalah
sebuah ungkapan rasa sayang dan simpati kita kepada seseorang. Kata cinta juga
diberikan dari kita kepada Sang Pencipta, sebagai tanda kalau kita amat
membutuhkan dan menyanjungnya.Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin
membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Apabila
dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan,
belas kasihan, dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif,berguna,
saling menguntungkan, menciptakan keserasian, dan kebahagiaan.Ada beberapa
pengertian cinta menurut para tokoh Islam yaitu diantaranya sebagai berikut:
a) Menurut Rabi‟ah Al-Adawiyah
Cinta adalah ungkapan kerinduan dan gambaran perasaan yang terdalam. Siapapun
yang merasakannya, niscaya akan mengenalnya. Namun siapa yang mencoba untuk
menyifatnya, pasti akan gagal, atau cinta seorang hamba kepada Tuhannya yaitu
Allah Swt. atau cinta itu adalah rindu dan pasrah seorang hamba kepada Allah,
seluruh ingatan dan perasaan hanya kepada-Nya. Cinta suci dan murni yang
merupadan puncak tasawuf menurut Rabi‟ah lebih tinggi daripada rasa takut
(khawf) pengharapan (raja‟). Cinta suci murni itu tidak mengharapkan apa-apa.
b) Imam Bushiri
Imam Bushiri adalah pengarang Syair Burdah. Pemilik nama lengkap Abu Abdillah
Syaraf ad-Din Muhammad bin Sa‟idibn Hammad ibn Muhsin ibn Abdillah ibn
Shanhaj ibn Mallal alBushir.Imam Bushiri memiliki beberapa penyebutan terhadap
namanya, yaitu al-Bushiri dan al-Bushairy. Jika dilihat dari tanah kelahirannya yaitu
di “Bushir”, maka pantas pantas saja jika namanya Bushiri. Kehidupan
intelektualnya dimulai dengan menghafal Al-Qur‟an kemudian pergi ke Kairo untuk
mempelajari agama, ilmu-ilmu kebahasaan, sastra Arab, sejarah Islam terutama sirah
nabawiyah, ilmu tasawuf, juga mempelajari karya orang Yahudi dan Nasrani. Imam
Bushiri dikenal mempunyai kehebatan dalam seni tulis Arab dan bidang sastra Arab
berupa prosa dan puisi,Imam Bushiri tumbuh dalam lingkungan keluarga miskin
dalam kondisi yang memprihatinkan dan penderitaan yang terus dialami mendorong
dirinya untuk menekuni dunia tasawuf dan kondisi ini juga yang mempengaruhi jiwa
dan perasaannya dalam menciptakan karya sastra.
Menurut Imam Bushiri nilai cinta Rasul dalam Syair Burdah karya Imam Bushiri
terdapat beberapa nilai yang tertuang dalam indikator mencintai Rasulullah saw.
yaitu dengan cara mengenali Rasulullah saw., meneladani akhlak beliau (meniru
pribadi baik beliau), mematuhi dan menaati segala perintah dan larangan beliau,
menyesuaikan dengan cintanya (tidak berlebihan dan tidak pula melupakan),
memuliakan Rasulullah saw., dan bershalawat untuk Rasulullah saw., rindu
berjumpa dengan beliau.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Mahabah ialah
perasaan kasih sayang, lupa akan kepentingan diri sendiri karena mendahulukan
cintanya kepada Allah.31 Kata mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu,
mahabatan, yang secara harfiah berarti
mencintai secara mendalam, atau kecintaan, cinta yang mendalam.Dalam Mu‟jam
al-falsafi, Jamil Shaliba mengatakan, mahabbah adalah lawan dari al-bughd yakni
cinta adalah lawan dari benci. mahabbah dapat pula berarti al-wudd, al-mawaddah,
yakni kasih atau sayang. Selain itu, mahabbah dapat pula berarti kecenderungan
pada sesuatu yang sedang berjalan dengan tujuan untuk memperoleh kebutuhan baik
yang bersifat material maupun spiritual, seperti cintanya seseorang yang kasmaran
(termabuk cinta) pada sesuatu yang dicintainya, orang tua kepada anaknya, sesorang
kepada sahabat-sahabatnya, suatu bangsa terhadap tanah airnya, atau seorang
pekerja kepada pekerjaannya.
Kata mahabbah tersebut selanjutnya digunakan untuk menunjukkan suatu paham
atau aliran cinta ketuhanan dalam ilmu tasawuf. Dalam kaitan ini, maka yang
menjadi obyek mahabbah lebih tertuju kepada Allah.
Dari sekian banyak arti mahabbah sebagaimana telah dikemukakan diatas,
tampaknya, ada juga yang cocok dengan arti mahabbah yang dikehendaki dalam
tasawuf, yaitu mahabbah yang artinya adalah kecintaan mendalam secara ruhiyah-
qalbiyah kepada tuhan (Allah).
Mahabbah (kecintaan) Allah kepada hamba yang mencintai-Nya itu selanjutnya
dapat mengambil bentuk iradah dan rahmat Allah yang diberikan kepada hambanya
dalam bentuk pahala dan nikmat yang melimpah. Mahabbah berbeda dengan ar-
raghbah, karena mahabbah adalah cinta yang tanpa dibarengi dengan harapan pada
hal-hal yang bersifat duniawi, sedangkan ar-raghbah adalah cinta yang disertai
perasaan rakus, keinginan yang kuat dan ingin mendapatkan sesuatu, walaupun
harus mengorbankan segalanya. Mahabbah kepada Allah berarti mencintai Allah
karena keagungan Allah, sedangkan ar-raghbah kepada Allah yaitu mencintai Allah
untuk mendapatkan mendapatkan hadiah (surga) dari Allah.
Apabila dilihat dari pengertian pendidikan yang telah dibahas sebelumnya,
pendidikan adalah suatu proses dalam mengembangkan potensi manusia menjadi
pribadi manusia yang dewasa dan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecerdasan,
akhlaq yang baik serta mandiri melalui kegiatan pembelajaran diharapkan tercapai
dengan sempurna sedangkan cinta adalah ungkapan perasaan yang didukung oleh
unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang
menimbulkan tanggung jawab. Sedangkan cinta adalah sebuah ungkapan perasaan
(kasih sayang) dan simpati yang diberikan kepada seseorang.Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pendidikan cinta adalah sebuah proses mengembangkan potensi
dalam hal ini ungkapan rasa sayang dan simpati kita kepada seseorang.
BAB lll
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu
pengetahuan tertentu.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu data
yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar dan perilaku) tidak dituangkan dalam
bentuk bilangan atau angka melainkan tetap dalam bentuk kualitatif, sifatnya
menganalisa dan memberi pemaparan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk
naratif.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research)
yakni mengumpulkan, menelaah mengkaji data atau karya tulis ilmiah yang
bertujuan dengan objek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan.