Anda di halaman 1dari 3

SINOPSIS

“PENDEKATAN QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH”

Oleh:
Vick Ainun Haq

A. Tafsir Al-Mishbah
Tafsir Al-Mishbah merupakan tafsir Al-Quran lengkap 30 juz pertama
dalam 30 tahun terakhir, yang ditulis oleh ahli tafsir terkemuka Indonesia Prof.
Dr. M. Quraish Shihab. Tafsir Al- Misbah terdiri dari 15 volume yang masing-
masing membahas surah-surah dalam Al Qur'an secara mendalam.

B. Latar Belakang Penulisan Tafsir Al-Misbah


a. Memudahkan langkah bagi kaum muslim dalam memahami isi
kandungan ayat-ayat al-Qur’an melalui jalan menjelaskan secara rinci
tentang isi pesan al-Qur’an.
b. Kekeliruan masyarakat muslim dalam memaknai fungsi al-Qur’an.
misalnya dalam tradisi membaca surat Yaasin yang dibaca secara
berulang-ulang, namun tidak memahami maknannya. Oleh karena itu,
perlunya menjelaskan pesan-pesan al-Qur’an secara lebih rinci dan
mendalam.
c. Kekeliruan akademisi yang kurang memahami ha-hal ilmiah seputar ilmu
al-Qur’an.
d. Adanya dorongan dari umat Islam Indonesia yang menggungah hati serta
M Quraish Shihab untuk menuliskan tafsirnya.
lemah.

C. Biografi singkat Prof. Dr. M. Quraish Shihab


Muhammad Quraih Shihab. Beliau lahir di Rappang, Sulawesi Selatan,
pada tanggal 16 Februari 1944. Beliau adalah putra keempat dari seorang ulama
besar yang berasal dari keluarga keturunan Arab yang terpelajar yang bernama
Prof. Abdurrahman Shihab seorang ulama dan guru besar dalam bidang ilmu
Tafsir sekaligus pangasuh dan politikus yang memiliki reputasi yang baik
dikalangan masyarakat Sulawesi Selatan. Dan Ibunya yang bernama Asma
Aburisyi. .
D. Pendekatan Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah
Bentuk pendekatan yang dipakai dalam tafsir ini ialah pendekatan
kontekstualitas, yakni: mengambil latar belakang social historis di mana teks
muncul dan di olah menjadi variable penting, dan ditarik kedalam konteks
penafsir di mana ia tinggal dan hidup. Oleh karena itu sifat gerakannya adalah
dari bawah ke atas, yaitu dari kontes menuju teks.
Lalu, corak penafsiran adalah kecendurungan seorang penafsir (mufassir)
dalam memahami Al-Qur’an. Dan corak yang digunakan dalam tafsir al-Misbah
ialah cenderung bercorak sastra budaya dan kemasyarakatan (adabi al-Ijtima’i)
yakni: corak tafsir yang berusaha memaham nash-nash al-Qur’an dengan cara
mengemukakan ungkapan-ungkapan al-Qur’an secara teliti. Lalu menjelaskan
makna-makna yag dimaksud al-Qur’an tersebut dengan bahasa yang indah dan
menarik dan seorang mufassir berusaha menghubungkan nash-nash al-Qur’an
yang dikaji dengan kenyataan social dengan keyataan social yang ada.
Sedangkan dalam tafsir al-Misbah, metode yang digunakan ialah metode
tahlili (analitik). Metode tahlili adalah sebuah metode yang berusaha untuk
menerangkan arti ayat-ayat Al-Qur’an dari berbagai aspek, mulai dari urutan-
urutan ayat atau surah dalam mushaf, relasi antar surah-surahnya, sabab-
musabab turunnya al-Qur’an, hadis-hadis yang berhubungan dengannya, lalu
pendapat para mufassirin terdahulu dan para mufassirin.
Dalam pemaparan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an , M Quraish Shihab
berusaha untuk menafsirkan ayat demi ayat, surah demi surah dari berbagai
seginya, sesuai dengan susunannya yang terdapat dalam Mushaf. Walau
demikian, beliau juga tidak secara otomatis meninggalkan metode-metode yang
lain. Karena dari ke empat metode, metode Tahlili ini dipadukan dengan tiga
metode yang lainnya, khususnya metode maudhu’I.
Pemilihan metode tahlili yang digunakan dalam tafsir al-Misbah ini
didasarkan pada kesadaran Quraish Shihab bahwa metode maudu'i yang sering
digunakan pada karyanya yang berjudul "Membumikan Al-Qur'an" dan
"Wawasan Al-Qur'an", selain mempunyai keunggulan dalam memperkenalkan
konsep al-Qur'an tentang tema-tema tertentu secara utuh, juga tidak luput dari
kekurangan.

Anda mungkin juga menyukai