Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

India J. Anim. Hlth. (2020), 59(1): 103-104 Komunikasi Singkat

DOI: 10.36062/ijah.59.1.2020.103-104

PSEUDOPREGNANCY IN A BITCH- LAPORAN KASUS

D.GARAI1, I.MUKHERJEE2, I.ROY3DAN A.MUKHOPADHYAY*4

1Pusat Kesehatan Hewan Negara Bagian, Chakdaha, Dist.-Nadia, Pin-741 222, Benggala Barat, India
2 Divisi Fisiologi Hewan, NDRI, Karnal, Haryana, India
3 Divisi Peternakan, NDRI, Karnal, Haryana, India
4 Unit Pengendalian Tuberkulosis dan Brucellosis, Chakdaha, Nadia, Pin-741 222, Benggala Barat, India

Pseudopregnancy adalah fenomena fisiologis umum pada wanita jalang. Seekor jalang persilangan dipresentasikan di State Animal
Health Center, Chakdaha, Nadia dengan gejala pseudopregnancy. Wanita jalang itu dirawat dengan cabergoline dan obat
pendukung lainnya. Setelah 15 hari pengobatan, semua gejala berangsur-angsur berhenti dan jalang itu pulih sepenuhnya.

Kata kunci: Jalang, Cabergoline, Pseudopregnancy

Pseudopregnancy, juga dikenal sebagai kehamilan palsu,
pseudocyesis atau kehamilan hantu, adalah kejadian
umum pada anjing betina. Ini adalah fenomena fisiologis
pada spesies mamalia khususnya pada anjing dan kucing,
di mana semua tanda dan gejala kehamilan seperti
menyusui, keluarnya susu dari puting diamati meskipun
tidak ada janin. Dalam sebagian besar literatur, istilah
pseudopregnancy dan kehamilan palsu digunakan secara
bergantian, meskipun ada beberapa perbedaan.
Pseudopregnancy secara khusus mengacu pada fase
luteal tidak hamil dari induksi ovulator dimana kadar
progesteron dalam serum cukup tinggi. Sedangkan
kehamilan palsu dapat digambarkan sebagai penurunan
kadar progesteron serum pada akhir fase luteal
(Razzaqueet al., 2008). Artikel ini sebenarnya didasarkan
pada pengamatan yang mirip dengan yang berikutnya.
Tapi kami lebih suka menggunakan istilah
pseudopregnancy selama diskusi selanjutnya untuk
menghilangkan kebingungan ini. Perkiraan tingkat
kejadian
*
Penulis yang sesuai
pseudopregnancy dapat bervariasi dari 50% sampai 75% di
sebagian besar ras anjing (Singhet al., 2018) meskipun kasus
yang dilaporkan sedikit karena kurangnya fasilitas diagnostik
dalam kondisi lapangan. Dalam konteks ini makalah ini
terutama mengilustrasikan diagnosis gejala dan protokol
pengobatan pseudopregnancy pada wanita jalang yang dapat
membantu dokter hewan lapangan untuk menangani kasus
semacam itu.
Seekor anjing persilangan (Spitz x Desi ?) berusia
sekitar 8 tahun dengan berat badan 20 kg
dipresentasikan di Pusat Kesehatan Hewan Negara,
Chakdaha, Nadia, Benggala Barat dengan gejala
perut kembung, pembesaran kelenjar susu serta
sekresi susu bening dari puting saat ditekan,
menjilati kelenjar susu, kehilangan nafsu makan
dan gelisah (Gbr. 1). Pemilik jalang melaporkan
bahwa jalang itu membawa kain dan benda mati
lainnya di sudut rumah untuk membuat sarang.
Dilaporkan juga bahwa jalang itu
104 Jurnal Kesehatan Hewan India, Juni, 2020
menjadi birahi sebelum 50 hari tetapi
perkawinan tidak dilakukan. Pelacur itu
disimpan dalam kurungan ketat di kediaman
pemiliknya; karenanya tidak ada kemungkinan
perkawinan yang tidak disengaja. Pada palpasi
perut buncit, perasaan janin tidak ada. Karena
di lapangan fasilitas radiografi dan
ultrasonografi tidak tersedia, berdasarkan
anamnesis, gejala dan pemeriksaan klinis
kasus didiagnosis sebagai pseudopregnancy.
Wanita jalang itu dirawat dengan 1. cabergoline
(Caberlin®- tab 0,5 mg)- 1/5thtab per hari selama
7 hari, 2. diazepam (Calmpose®) 10 mg tab per
hari selama 5 hari, 3. Sirup Liv-52- 2 tsfbd, ac
selama 15 hari. Setelah 15 hari perawatan,
kelenjar susu wanita jalang kembali ke ukuran
normal tanpa keluarnya susu dari puting susu
dan gejala pseudopregnancy lainnya
menghilang (Gbr. 2).
Mekanisme fisiologis sebenarnya dari
pseudopregnancy masih belum sepenuhnya
dipahami, tetapi diasumsikan bahwa durasi
fase metestrus, fase luteal atau proestrus dari
siklus kurang lebih sama dengan durasi
kehamilan (8-9 minggu) pada wanita jalang.
tanda-tanda karakteristik kehamilan juga
diamati pada pseudopregnancy (Razzaqueet
al., 2008). Corpus luteum (CL) dari tidak hamil
REFERENSI
Concannon PW dan Lein DH, 1989. Hormonal dan
korelasi klinis siklus ovarium, ovulasi,
pseudopregnancy dan kehamilan pada anjing.
Dalam: Kirk RW (edn.), Terapi Hewan Saat Ini X.
WB Saunders, Philadelphia. AS, hal 1269-1282
Razzaque WAA, Husain K, Agarwal S and Kumar S,
2008. Kehamilan palsu pada pelacur. Dokter Hewan Dunia, 1(3):
92-95
Sandhu HS, 2014. Esensi Kedokteran Hewan
Farmakologi dan Terapi, 2tedn., Kalyani
Publishers, Ludhiana, India, hal.347
Singh LK, Bhimte A, Pipelu W, Mishra GK and Patra
MK, 2018. Pseudopregnancy Canine and its
Diterima- 09.04.2020, Diterima- 13.05.2020, Diterbitkan- 06.01.2020
pelacur mengalami kemunduran sekitar 45-60
hari setelah akhir estrus. Karena hilangnya CL,
tingkat progesteron menurun secara bertahap
dan penurunan tingkat progesteron memicu
pelepasan prolaktin yang merupakan hormon
utama yang bertanggung jawab untuk
pembesaran kelenjar susu dan laktasi
(Concannon dan Lein, 1989; Tsutsuiet al., 2007;
Yenilmez dan Eren, 2019).
Jalang itu dirawat dengan cabergoline @5 µg/ kg
b.wt. (Sandhu, 2014) yang merupakan agonis
reseptor dopamin-2 (D2). Ini adalah turunan ergot.
Pelepasan prolaktin dari laktotrof dihambat oleh
dopamin (atau agonisnya) melalui penghambatan
enzim adenilat siklase dengan menempel pada
reseptor D2 (Yenilmez dan Eren, 2019). Diazepam,
obat penenang ringan non fenotiazin diresepkan
untuk mengobati perubahan tanda-tanda perilaku
jalang seperti yang direkomendasikan oleh Singhet
al. (2018). Liv-52, tonik hati digunakan untuk
mengembalikan nafsu makan normal.
Jalang yang menunjukkan gejala
pseudopregnancy berhasil diobati dengan
obat cabergoline dan terapi suportif lainnya.
Tetapi ovariohysterectomy dapat dilakukan
untuk solusi permanen dari pseudopregnancy
pada wanita jalang yang tidak berkembang
biak (Thangamaniet al., 2018).
strategi pengobatan. J Entomol Zool Stud, 6(3):
1076-1078
Thangamani A, Srinivas M, Chandra Prasad B, Anusha K
dan Sadasiva RK, 2018. Pseudopregnancy anjing:
Tinjauan. J Vet Sci Tech, 7(1): 7-11
Tsutsui T, Kirihara N, Hori T dan Concannon PW, 2007.
Progesteron plasma dan konsentrasi prolaktin pada
pelacur pseudopregnant yang terang-terangan: Sebuah
studi klinis. Teriogenologi, 67(5): 1032-1038
Yenilmez K dan Eren N, 2019. Area pemanfaatan
cabergoline dalam ginekologi hewan. J Res Vet
Med, 38(1): 77-81