Anda di halaman 1dari 5

Model Pembelajaran di SMK 

itu penting. Model Pembelajaran di SMK berisi pola pelaksanaan


proses pembelajaran. Model Pembelajaran di SMK mengarah pada pembentukan Kompetensi
Abad 21 yang ingin dicapai dengan tetap mementingkan kompetensi kerja bagi peserta didik SMK.
Seperti kita ketahui bersama bahwa salah satu tujuan pendidikan di SMK ialah untuk bekerja.
Tenaga kerja unggul di era global ini adalah tenaga kerja yang menguasai Kompetensi Abad 21
seperti critical thinking, creative thinking, collaborating, communicating di samping life
skill dan literacy. Dalam rangka meraih kompetensi abad 21 inilah beberapa model
pembelajaran sangat direkomendasikan oleh Direktorat P SMK. Model-model Pembelajaran di
SMK ini telah di kaji dan dinyatakan sesuai digunakan di SMK.

model-pembelajaran-di-smk
Model Pembelajaran di SMK sangat strategis efeknya. Pendidik SMK wajib menerapkan model
pembelajaran di SMK ini. Mari kita diskusikan model-model pembelajaran di SMK ini untuk
memudahkan kita mengimplementasikannya.

Pengertian Model Pembelajaran

Model Pembelajaran adalah pola proses pembelajaran. Ya, model pembelajaran ialah suatu pola


yang dijadikan acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model pembelajaran di SMK,
sebagai sebuah pola melaksanakan proses pembelajaran diperlukan agar semua pendidik / guru
dapat melaksanakan proses pembelajaran yang serupa agar bersama-sama terarah pada satu
hasil akhir pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam hal ini menuju keterampilan yang ingin di
dorong adalah keterampilan kerja dan Keterampilan abad 21.

Model Pembelajaran terbentuk dari 2 (dua) kata yaitu model pembelajaran. Model, menurut


Kamus Bahasa Indonesia.org memiliki pengertian [n] (1) pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari
sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan: rumahnya dibuat seperti — rumah
adat; (Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/model) sedangkan pembelajaran memiliki
arti [n] proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar (Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/pembelajaran)
Berdasarkan referensi di atas, Model Pembelajaran penulis dapat artikan sebagai pola / acuan /
pedoman bagaimana proses, cara atau langkah-langkah siswa belajar agar mencapai kompetensi
sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam


melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang
menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung (Joice&Wells).

Sedangkan menurut “Arends dalam Trianto”, mengatakan “model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas”.

Model Pembelajaran di SMK sebagai pola proses pembelajaran memiliki sintak tertentu.


Masing-masing pendidik yang akan menerapkan model pembelajaran di SMK terlebih dahulu
perlu memahami sintak masing-masing model pembelajaran.

Model pembelajaran SMK yang dianjurkan oleh Direktorat Pembinaan SMK ialah:

 model pembelajaran penemuan (discovery)


 model pembelajaran inquiry

 model pembelajaran berbasis masalah

 model pembelajaran berbasis karya

 model pembelajaran training berbasis produksi

 model pembelajaran berbasis pabrik

Sintak Model Pembelajaran SMK

Model Pembelajaran untuk SMK dalam berbagai sumber dokumen kurikulum 2013 sering
dikaitkan dengan kata sintak atau sintaks. Tentunya anda pernah membaca atau mendengar
sendiri sintak model pembelajaran. Jujur saja, saya mengakui, kosa kata “sintak” terasa asing
buat saya (hmm..). Setelah saya coba mencari arti kata “sintak” atau “sintak model” di beberapa
kamus bahasa ternyata tidak ditemukan. Pada kamus bahasa yang bisa kita temukan adalah kata
“sintaksis”, (1) pengaturan dan hubungan kata dng kata atau dng satuan lain yg lebih besar

‘Sintak’ dalam istilah ‘sintak model pembelajaran’, mungkin diambil dari bahasa Inggris dari
kata “syntax” yang artinya a system or orderly arrangement yang artinya suatu sistem atau
susunan yang teratur. 

Jadi, sintak model pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah suatu sistem atau susunan yang
teratur. Sistem artinya terdiri atas beberapa bagian atau langkah yang berhubungan satu kepada
yang lain yang susunannya atau urut-urutannya teratur. Karena itu sintak model
pembelajaran menurut logika saya perlu dilakukan dengan urut dan teratur.

Model Pembelajaran di SMK

Model Pembelajaran di SMK sekali lagi adalah pola proses pembelajaran di SMK. Model


Pembelajaran di SMK yang dianjurkan (diwajibkan) pada implementasi Kurikulum 2013
menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran utama (Permendikbud No. 103 Tahun 2014). Model
Pembelajaran ini diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial serta
mengembangkan rasa keingintahuan. Ketiga model pembelajaran tersebut adalah: model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis
Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui
Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Di samping model pembelajaran di atas
dapat juga dikembangkan model pembelajaran Production Based Education/Production
Based Trainning (PBE/PBT) sesuai dengan karakteristik pendidikan menengah kejuruan SMK.

Model Pembelajaran di SMK perlu dinyatakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP.


Implementasi penerapan Model Pembelajaran di SMK tersirat dan tersurat dalam aktifitas
pembelajaran yang merupakan interaksi pendidik dan peserta didik. Pendidik di SMK harus
memilih model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan. Kata ‘sesuai’ ini tentunya merujuk
pada sifat Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI KD yang akan disampaikan dan bukan sesuai
keinginan kita. Dalam hal ini, model pembelajaran yang dipilih mempertimbangkan juga bentuk-
bentuk pengetahuan dan keterampilan yang tersirat dalam pernyataan Kompetensi Dasar.

Model Pembelajaran SMK Penyingkapan / Penemuan (Discovery/Inquiry Learning)

Model Pembelajaran SMK Penyingkapan / Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Model


Pembelajaran SMK Discovery digunakan apabila kompetensi dasar KD yang akan dipelajari
cenderung meminta peserta didik untuk mempelajari konsep-konsep. Efek yang akan diperoleh
siswa nanti adalah pengalaman belajar seolah dia telah ‘menemukan’. Dalam konteks ini, kita
sebagai guru harus mengikuti urutan tertentu sedemikian hingga siswa akan mengalami sendiri
pengalaman belajar ‘seolah-olah’ siswa itu sendirilah yang ‘menemukan’.

Sintak model pembelajaran (SMK) Discovery Learning

 Pemberian rangsangan (Stimulation)
 Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)

 Pengumpulan data (Data Collection)

 Pembuktian (Data processing dan Verification)

 Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)

Contoh terapan model pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran Discovery Learning dapat saya contohkan seperti uraian di bawah. Sebagai
ilustrasi saya coba memberikan contoh tentang fenomena Hukum Ohm. Hukum Ohm dalam ilmu
kelistrikan atau elektronika adalah pengetahuan dasar yang sangat penting. Terapan dari Hukum
Ohm ini akan selalu dipakai pada pengetahuan kelistrikan dan elektronik yang lebih tinggi, karena
itulah sangat penting bagi guru menorehkan pengalaman ‘nyata’ kepada siswa.
Hukum ohm melibatkan fenomena / fakta dimana kuat arus (I), besar potensial atau tegangan (V)
dan hambatan atau resistansi (R) berkaitan satu dengan yang lain. Hukum ohm ini sering
dinyatakan dengan kalimat “kuat arus berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik
dengan hambatan”. Secara matematis hubungan ketiganya dituliskan : I = V : R  dapat ditulis V =
I x R dan juga dapat dinyatakan R = V : I . Siswa akan saya ajak belajar dengan model
pembelajaran Penyingkapan / Penemuan (Discovery/Inquiry Learning). Ok,

Model pembelajaran Discovery Learning akan dapat kita desain untuk mengarahkan siswa agar
dapat menemukan hubungan atau korelasi I, V dan R berdasarkan analisa dan eksperimen.

Model Pembelajaran (SMK) Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model pembelajaran Problem Based Learning dari Bransford and Stein (dalam Jamie Kirkley,
2003:3) ini juga sangat sesuai digunakan sebagai model pembelajaran SMK. Adapun sintak model
pembelajaran SMK ini terdiri atas :

1. Mengidentifikasi masalah;
2. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi
yang relevan;

3. Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan


mengecek perbedaan pandang;

4. Melakukan tindakan strategis, dan

5. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.

Sintak model pembelajaran Problem Solving Learning Jenis Trouble Shooting (David H. Jonassen,


2011:93) terdiri atas:

1. Merumuskan uraian masalah


2. Mengembangkan kemungkinan penyebab

3. Mengetes penyebab atau proses diagnosis

4. Mengevaluasi.

Model Pembelajaran (SMK) Berbasis Projek (Project Based Learning)

Sintak/tahapan model pembelajaran (SMK) Project Based Learning, meliputi:

1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the Essential Question);


2. Mendesain perencanaan proyek;

3. Menyusun jadwal (Create a Schedule);

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of
the Project);

5. Menguji hasil (Assess the Outcome), dan

6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience).

Model Pembelajaran (SMK) Production Based Education/Production Based Trainning (PBE/PBT)

Sintaks/tahapan model pembelajaran Production Based Trainning meliputi:

1. Merencanakan produk;
2. Melaksanakan proses produksi;

3. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan

4. Mengembangkan rencana pemasaran.

(G. Y. Jenkins, Hospitality 2005).


Memilih Model Pembelajaran di SMK

Model Pembelajaran memang harus digunakan, walaupun demikian pendidik tidak selayaknya


menggunakan model pembelajaran sembarangan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat
sudah tentu berimplikasi pada efektifitas proses pembelajaran. Karena itu jelaslah kita harus tepat
memilih model pembelajaran.

Model pembelajaran dipilih dengan mempertimbangkan Kompetensi Dasar dan atau materi
pembelajaran. Model pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan untuk materi pembelajaran
tertentu. Sebaliknya materi pembelajaran tertentu akan dapat berhasil maksimal jika
menggunakan model pembelajaran tertentu pula.

Jika rumusan KD mengarah pada penguasaan konsep dan prinsip sangat tepat menggunakan
model pembelajaran Inquiry atau model pembelajaran Discovery Learning. Kedua model
pembelajaran tersebut membentuk kemampuan pengungkapan terhadap konsep-konsep pada
suatu bahan kajian.

Jika Kompetensi Dasar (KD dari KI-3 dan KD dari KI-4) pada kelompok mata pelajaran Kompetensi
Keahlian (C3) cenderung membentuk kemampuan solusi-solusi teknologi dan rekayasa atau hasil
karya, dapat menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, model
pembelajaran Production Based Trainning, model pembelajaran Project Based Learning dan model
pembelajaran Teaching Factory.

Model pembelajaran di SMK dapat dengan tepat kita pilih manakala kita memahami dengan baik
apa dan bagaimana model pembelajaran di smk. Diskusi singkat di bawah mengajak kita
memahami model pembelajaran di SMK.

Proses Pembelajaran dengan model pembelajaran Kurikulum 2013

Model pembelajaran di SMK pada kurikulum 2013 mengacu pada proses berpikir ilmiah
(saintifik) dilakukan dengan tahapan 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, mengomunikasikan.

1. Mengamati, merupakan kemampuan awal peserta dalam mengumpulkan informasi


dengan tujuan untuk dapat mengidentifikasi masalah, yang kegiatan belajarnya dapat
dilakukan dengan menanya, mengamati, dan atau menalar terhadap objek yang dipelajarinya.
Mengamati dapat dilakukan melalui indera penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba dengan ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan
mengamati antara lain melalui observasi lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan
grafik data, menganalisis peta, membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan
internet maupun sumber lain.
2. Menanya, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat merumuskan
masalah dan atau merumuskan hipotesis, yang kegiatan belajarnya dapat dilakukan dari
mengamati (membaca buku, shop manual), menanya dalam kegiatan diskusi, atau menanya
pada diri sendiri maupun langsung pada orang lain (guru, nara sumber, siswa lainnya) dengan
bimbingan guru yang mendorong motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira hingga siswa
dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat pertanyaan
secara individu atau kelompok tentang apa yang belum diketahuinya baik yang berkenaan
dengan suatu objek, peristiwa, atau suatu proses tertentu.

3. Mengumpulkan data, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat


menguji rumusan masalah dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya dapat dilakukan
melalui proses menanya (wawancara, menyebarkan kuesioner), mengamati data skunder,
melakukan uji coba (eksperimen), observasi lapangan dan lain-lain dalam kaitan
mengumpulkan informasi sesuai dengan tuntutan rumusan masalah.

4. Mengasosiasi, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk dapat menyimpulkan


hasil kajian rumusan masalah dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya mengolah
data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu.
Bentuk kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi,
pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data dalam bentuk yang lebih
informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam
mengolah data misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung, dan
pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk membandingkan ataupun menentukan
hubungan antara data yang telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik
simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang bermakna dalam menambah
skema kognitif, meluaskan pengalaman, dan wawasan pengetahuannya.

5. Mengomunikasikan, bertujuan membentuk kemampuan siswa untuk


dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian rumusan
masalah dan atau hipotesis, yang kegiatan belajarnya mendeskripsikan dan menyampaikan
hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta
mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk
diagram, bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan
atau teknologi informasi dan komunikasi.

Penentuan Model Pembelajaran di SMK

Model pembelajaran di SMK  dipilih dan ditentukan dengan memperhatikan rambu-rambu.


Rambu-rambu penentuan model pembelajaran di SMK berbentuk penyingkapan/penemuan:

1. Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 mengarah kepencarian atau penemuan;


2. Pernyataan KD di KI-3 lebih menitikberatkan pada pemahaman pengetahuan faktual,
konseptual, procedural, dan dimungkinkan sampai metakognitif;

3. Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi mengolah dan menalar

Rambu-rambu penemuan model pembelajaran di SMK yang menghasilkan karya (Problem Based


Learning dan Project Based Learning):

1. Pernyataan KD dari KI-3 dan KD di KI-4 mengarah pada hasil karya berbentuk jasa atau
produk;
2. Pernyataan KD di KI-3 pada bentuk pengetahuan metakognitif;

3. Pernyataan KD di KI-4 pada taksonomi menyaji dan mencipta, dan

4. Pernyataan KD di KI-3 dan KD di KI-4 yang memerlukan persyaratan penguasaan


pengetahuan konseptual dan prosedural.

Demikianlah diskusi sekitar Model Pembelajaran di SMK. Semoga menambah pemahaman dan


mutu implementasi proses pembelajaran SMK dan mendorong pencapaian Keterampilan Abad 21
peserta didik kita.

Anda mungkin juga menyukai