Disusun oleh :
Kelas : 04|KPP009
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
Jl. Pajajaran No. 1, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Waktu : 20 menit
1. Karakteristik Peserta
2. Tujuan Penyuluhan
3. Materi Penyuluhan
1) Terlampir
4. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3) Kuis
5. Media
1) Leaflet
2) LCD
6. Kegiatan penyuluhan
7. Pengorganisasian
Soal : Terlampir
Tanda bahaya kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda bahaya
atau risiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya
penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Tiran, 2007). Tanda-tanda
bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang
merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin
yang dikandungnya.Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan Sedangkan
menurut uswhaya 2009, Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan
bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya.
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal
sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting
disekitar waktu pertama haidnya. Perdarahan ini adalah pendarahan implantasi, dan ini
normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda
dari servik yang rapuh atau erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin
suatu tanda adanya infeksi.Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti
abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan 7-9 bulan, meskipun hanya
sedikit, tetap merupakan ancaman bagi ibu dan janin, karena mengindikasikan bahwa sesuatu
telah terjadi, seperti adanya pelepasan
b. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan
berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya
tekanan intrauteri atau ole h kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagi na dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan ketuban di
vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazintest) merah
menjadi biru (Saifuddin, 2002). plasenta sebelum waktunya (solusio plasenta) atau indikasi
plasenta menutupi jalan lahir (plasenta previa).
c. Kejang
Memasuki masa kehamilan beberapa perubahan tubuh pada ibu hamil antara lain
adalah kenaikan berat badan dan sedikit pembengkakan pada bagian tubuh seperti tangan,
kaki dan wajah. Namun waspada bila terjadi pembengkakan pada bagian tubuh tersebut dan
diikuti dengan nyeri tengkuk, nyeri ulu hati dan pusing kepala bahkan kejang-kejang
mendadak dan disertai pertambahan berat badan yang berlebihan selama hamil. Semua tanda
tersebut mengarah pada keadaan keracunan kehamilan atau disebut dengan preeklampsia dan
eklampsia bila kejang. Ibu hamil dengan kondisi bengkak, pusing kepala, nyeri tengkuk dan
ulu hati, mata berkunang kunang wajib segera memeriksakan diri ke bidan dan tenaga
kesehatan terdekat.
e. Gerakan Janin Tidak Ada Atau Kurang (Minimal 10 Kali Dalam 12jam)
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu
makan dan minum dengan baik.
f. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres
untuk menurunkan suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam
kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala-gejala penyakit. Padainfeksi berat dapat
terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadiselama kehamilan,
persalinan dan masa nifas.
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan
jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti
appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm,
gastritis, penyakit kantong empedu, iritas uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau
infeksi lainnya.
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I.
Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan
berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar
hormoneestrogen dan HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu
aktifitas seharihari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis
Gravidarum.
Normalnya, kepala janin berada di bagian bawah rahim ibu dan menghadap ke arah
punggung ibu. Menjelang persalinan, kepala bayi turun dan masuk ke rongga panggul ibu.
Namun, terkadang letak janin tidak normal sampai usia kehamilan 9 bulan. Sehingga ibu
harus melahirkan di rumah sakit supaya ibu dan janin bisa diselamatkan. Kelainan letak janin
antara lain :
Jika menjelang persalinan bagian tubuh janin terlihat di jalan lahir, misalnya tangan,
kaki atau tali pusat, maka ibu harus segera mendapat perawatan medis di rumah sakit
3. Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi). Perdarahan pada
trimester ketiga memiliki risiko terjadinya kematian bayi, perdarahan hebat dan
kematian ibu pada saat persalinan. Untuk menentukan penyebab terjadinya
perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap smear.
b) Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
2. Perdarahan.
4. Kehamilan ganda.
8. Keguguran (abortus).
D. Cara Mencegah Tanda Bahaya Selama Masa Kehamilan Pencegahan Tanda Bahaya
Kehamilan
a. Mengenal dan mengetahui ibu-ibu yang termasuk dalam kondisi yang mengalami
tanda bahaya dengan adanya pengetahuan ibu-ibu sehingga dapat dilakukan rujukan
ke tempat fasilitas yang lebih baik (rumah sakit).
d. Penyuluhan oleh bidan desa terhadap kesehatan ibu, bayi serta penyakit yang dapat
diderita oleh ibu selama kehamilan secara aktif.
e. Bidan desa harus bertempat tinggal di desa yang ditugaskan yang merupakan ujung
tombak tentang kesehatan ibu di desa yang ditempatinya.
f. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
h. Bila ditemukan kelainan saat pemeriksaan harus lebih sering dan lebih intensif.
i. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna. (Rachmat, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
Parida Hanum, K. N. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Kejadian
Risiko Tinggi Kehamilan Diklinik Pratama Sunggal Medan. J.Matern.Kebidanan ,545–554
Marcelya, S. & Salafas, E. 2018. Faktor Pengaruh Risiko Kehamilan “4T” pada Ibu Hamil.
Indoneian J.Midwifery 1,120–127