( UKK )
DISUSUN OLEH :
0058602547
(ATPH)
T.A 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
Oleh :
Mengetahui/ Menyetujui
Pembibing 1 Pembibing 2
Mengetahui
Kepala Jurusan
KATA PENGANTAR
i
Puji sykur kepada Allah SWT yang Maha Esa karena limpahan dan
karunia Nya dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Uji Kompetensi Keahlian (UKK), pada proposal ini banyak mengambil sumber
referensi da pengarahan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis mengucap terima kasih sebesar-besar nya kepada Bapak YOPI
RAMADANI Sp dan Bapak AHMAD ANSORI Spd yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini.
Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah
membantu dan mendukung dan memberi semangat, dan kepada pembibing 1
dan pembibing 2 yang telah memberi arahan dan intruksi, semua pihak -pihak
yang telah membantu dan guru –guru SMK Negeri 9 Tebo.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal Uji Kompetensi Keahlian
(UKK) ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan, oleh
karena itu penulis meminta krtik dan saran untuk kesempuranan proposal ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, dan semoga proposal ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Sumay, 10 februari
DAFTAR ISI
ii
Kata pengantar...........................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1
2
Produksi kedelai dalam negeri masih rendah sehingga harus mengimpor dari
luar negeri.Hal tersebut karena semakin menurunnya kesuburan tanah dan alih
fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman (Badan Pusat Statistik dan Badan
Ketahanan Pangan, 2011). Permintaan akan kedelai di Indonessia semakin
meningkat dari tahun ke tahun seiring bertambahnya jumlah penduduk, akan
tetapi produksi yang di capai belum mampu mengimbangi kebutuhan tersebut.
Untuk memenuhi jumlah kekurangan ini dan mempertahankan tingkat konsumsi
yang cukup pada masa mendatang, hasil tanaman kedelai harus terus ditingkatkan.
Varietas merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam usaha
pengelolaan teknik budidaya tanaman.Pemilihan varietas memegang peranan
penting dalam budidaya kedelai, karena untuk mencapai tingkat produkstivitas
yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi genetiknya.Pengeloaan lingkungan
tumbuh tidak dilakukan dengan baik, maka potensi daya hasil biji yang tinggi dari
varietas unggul tersebut tidak dapat tercapai (Andisarwanto, 2006).
karena itu, penggunaan varietas yang bermutu tinggi merupakan cara yang paling
3 mendasar diantara cara-cara lain untuk meningkatkan produksi tanaman.
Gardner et, al., (1991) menyatakan bahwa faktor internal yang ada dalam kendali
genetik bervariasi antara satu varietas dengan varietas lainnya. Sehingga suatu
varietas yang cocok pada suatu kondisi tertentu belum tentu cocok pada kondisi
agroklimat lainnya.
1.3Potensi kedelai
Salah satu lahan suboptimal yang diusahakan untuk tanaman kedelai yaitu
lahan kering masam. Luas lahan kering masam di Indonesia sekitar 102,8 juta
hektar yang tersebar di Kalimantan (39 juta ha), Sumatera (29 juata ha), Papua
dan Maluku (21 juta ha) serta Bali dan NTT (102 juta ha) (Puslittanak, 2000).
Lahan kering masam Ultisols dan Oxisols sebesar 59,9 juta ha menempati areal
terluas di Indonesia. Lahan tersebut umumnya merupakan lahan suboptimal untuk
budidaya tanaman kedelai karena reaksi tanah masam, kadar Al dapat ditukar dan
fiksasi P tinggi, kandungan bahan organik, basa-basa dapat ditukar, kapasitas
tukar kation dan kejenuhan 2 basa dan aktivitas biologi yang rendah. Faktor
6
pembatas sifat fisik tanah yaitu BD tanah yang tinggi, kapasitas menahan air yang
rendah dan mudah memadat.
Praktek pemupukan di tingkat petani sangat bervariasi, mulai dari input rendah
sampai sedang. Untuk tanaman kedelai biasanya petani masih menggunakan
pupuk N dengan dosis berlebih sebaliknya untuk pupuk P dan K diberikan dengan
dosis terbatas. Sering kali suatu jenis unsur diberikan secara berlebihan sedangkan
unsur lain diberikan kurang, sehingga efisiensi penggunaan pupuk menjadi
rendah. Lahan suboptimal umumnya mempunyai kadar C organik yang rendah
sehingga pemberian pupuk kandang sangat diperlukan, namun sebagian petani
dalam budidaya kedelai tidak memberikan pupuk kandang.
uju swasembada dengan sistem modeling merupakan salah satu upaya untuk
mendapatkan simulasi kebijakan yang dapat diterapkan untuk mencapai
swasembada kedelai.Produksi kedelai dalam negeri sampai saat ini tetap belum
mampu mengimbangi angka kebutuhan nasional. Kebutuhan kedelai di Indonesia
rata-rata pertahun mencapai 2 ton, terbagi untuk produksi tempe 1.2 juta ton,
kecap dan susu kedelai 0,65 juta ton, pakan ternak 1,0 juta ton, serta benih 0,05
juta ton. Sedangkan, angka produksi kedelai dalam negeri hanya berkisar antara
600.000 - 800.000 ton per tahun. Di sisi lain, kalangan pengrajin tidak
mempertimbangkan kesulitan petani menanam kedelai, karena kedelai impor,
kendati sebagian besar hasil rekayasa genetika, lebih menarik dan menghasilkan
tahu tempe dengan kualitas cukup baik. Nilai impor kedelai pertahun akhirnya
semakin melambung dan kebergantungan impor kedelai untuk memenuhi
konsumsi maupun kebutuhan industri dalam negeri semakin tidak dapat dihindari
(Marwoto et al., 2005). Puncak impor kedelai sebesar 2,81 juta ton terjadi pada
tahun 2007. Selama 2000-2006, produksi kedelai nasional hanya mampu
memenuhi 40% dari kebutuhan dalam negeri (Swastika 2007, Sudaryanto dan
Swastika, 2007).
Kebijakan pasar bebas, mendorong pada kenaikan harga kedelai impor cukup
tinggi sehingga pemerintah akhirnya menempuh langkah menghapus bea masuk
impor kedelai untuk memenuhi tuntutan para 65 perajin. Penghapusan bea masuk
impor kedelai tersebut menurunkan harga pasar sekitar 10 persen dan hal tersebut
merupakan langkah jangka pendek yang dapat diambil. Karena produksi dalam
negeri terbatas, Bulog harus menambah suplai dari impor, sehingga volume
kedelai di dalam negeri lebih banyak dan otomatis harga akan turun. Karena
dianggap bukan merupakan sembilan bahan kebutuhan pokok, pemerintah belum
8
Sampai tahun 2011, produksi kedelai di tingkat petani masih rendah, yaitu
rata-rata 1,3 t/ha dengan kisaran 0,6-2,0 t/ha, sedangkan potensi hasilnya bisa
mencapai 3,0 t/ha. Senjang produktivitas yang sangat besar tersebut memberikan
peluang bahwa peningkatan produksi melalui peningkatan produktivitas di tingkat
petani masih dapat dilakukan (Atman, 2009).
Menurut Rondof dan Lancon (2006), hasil per ha kedelai tidak terdistribusi
secara homogen di Indonesia.Hal ini ditentukan oleh faktor biofisik dan sosial
ekonomi. Selanjutnya, berdasarkan proyeksi 66 penawaran dan permintaan
komoditas pertanian yang dilaksanakan Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian (2000), dikemukakan bahwa rendahnya poduktivitas aktual yang
dicapai diduga disebabkan oleh: 1) Tidak adanya kepastian harga komoditas
pangan terutama kedelai di tingkat petani dan 2) Penghapusan subsidi sarana
produksi yang menyebabkan meningkatnya biaya produksi, sehingga sebagian
petani tidak mampu menerapkan teknologi usahatani secara baik dan benar.
Teknologi yang paling banyak dirasakan petani adalah varietas, oleh karena
itu varietas harus terus diperbaiki seiring dengan perkembangan hama-penyakit
serta cekaman lainnya.Selain hal tersebut, pembentukan varietas baru juga
sebaiknya mengikuti preferensi pengguna, terutama petani.Keragaman varietas
diperlukan agar tersedia pilihan varietas bagi pengguna.Umur genjah, ukuran biji,
dan potensi hasil merupakan karakter-karakter penting dalam pengambilan
10
Kedelai merupakan tanaman yang memiliki beragam manfaat dan baik untuk
dikonsumsi.Kandungan yang dimiliki oleh kedelai sangat banyak, misalnya
kandungan protein nabati yang bisa dijadikan makanan diet rendah kalori.
Banyaknya manfaat yang bisa diambil dari kedelai, membuat banyak orang
memilih untuk tanam kedelai.Selain memiliki kandungan yang sehat, kedelai juga
bisa diolah menjadi berbagai makanan atau minuman, salah satunya adalah tempe,
susu, dan tahu.
Tanaman kedelai bisa hidup di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun
untuk memilih lahan tanam kedelai yang baik, kamu harus memenuhi kriteria
tanah yang sesuai, yaitu:
Setelah menemukan lahan yang sesuai dengan kriteria tanah yang benar,
Anda harus mengelola lahan lebih baik.Anda bisa menggemburkan tanah dengan
menggunakan cangkul atau mesin traktor pada lahan yang didominasi oleh tanah
liat.Untuk jenis tanah yang kering dan gembur, sebaiknya bedengan yang dibuat
tidak terlalu tinggi. Ukuran bedengan yang ideal adalah lebar 1,5 m, tinggi 5 cm
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai memiliki susunan daun majemuk yang terdiri dari 3 helai anak daun
dan umumnya berwarna hijau kekuning-kuningan.Bentuk daun ada yang oval, dan
ada juga yang segitiga.Warna dan bentuk daun sangat tergantung pada
varietas.Ujung daun kedelai ada yang runcing, ada yang tumpul.Permukaan daun
berbulu, 7 ada yang berbulu jarang dan kasap, berbulu jarang tidak kasap, berbulu
tipis dan berbulu tebal.Semua ini tergantung varietas (Suhaeni, 2008).Menurut
Aksi Agraris kanisius (1993) batang tanaman kedelai dapat dibedakan menjadi 2
bagian.Bagian batang di bawah keping biji yang belum lepas disebut hypocotyl
sedangkan bagian di atas keping biji disebut epycotyl.Batang kedelai tersebut
berwarna ungu atau hijau.
Batang kedelai memiliki buku yang akan menjadi tempat tumbuhnya bunga.
Buku yang menghasilkan buah disebut buku subur, pada batang tanaman tersebut
biasanya akan muncul cabang (Purwono dan Purnawati, 2007). Tanaman kedelai
memiliki bunga sempurna, yaitu dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan
(benang sari) dan alat kelamin betina (putik).Bunga berwarna ungu atau putih
sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.Di Indonesia tanaman
kedelai mulai berbunga pada umur 30-50 hari setelah tanam (Fachruddin, 2000).
Menurut Danarti dan Najiyanti (1994) semakin pendek penyinaran dan semakin
tinggi suhu udaranya akan semakin cepat berbunga. Bunga kedelai berbentuk
kupu-kupu dan muncul di ketiak daun, bunga kedelai ini umumnya menyerbuk
sendiri. Penyerbukan terjadi sebelum bunga mekar setelah penyerbukan terjadi
bunga akan berkembang menjadi buah.
12
13
Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase
dan aerasi tanah cukup baik.Tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol,
latosol, dan andosol (Siswadi, 2006).Kacang kedelai juga membutuhkan
tanah yang gembur dan agak lembab. Drainase yang kurang baik akan
menyebabkan akar dan polong busuk, sebaliknya jika terlalu kering
pertumbuhan akan merana dan polong tidak terbentuk (Danarti dan
Najiyati, 1994).
Nilai pH ideal bagi tanaman kedelai dan bakteri Rhizobium adalah 6,0-
6,8. Apabila pH di atas 7,0 tanaman kedelai akan mengalami klorosis
sehingga tanaman menjadi kerdil dan daunnya menguning. Sementara
pada pH 5,0 kedelai mengalami keracunan Al, Fe, dan Mn sehingga
pertumbuhannya terganggu (Fachruddin, 2000). Kedelai sebagian besar
tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis.Kedelai dapat tumbuh pada
daerah berhawa panas, di tempat-tempat terbuka dan bercurah hujan 100-
400 mm3 per bulan.Kedelai kebanyakan ditanam di daerah yang terletak
kurang dari 400 m dpl dan jarang sekali ditanam di daerah yang terletak
600 m dpl. Tanaman kedelai akan tumbuh baik di daerah beriklim kering
(Siswadi, 2006). Tanaman kedelai pada fase vegetatif membutuhkan air
sebanyak 9,11 mm/hari sedangkan pada fase generatif membutuhkan
sebanyak 2,38 mm/hari. Fase vegetatif
2.1.2Pengolahan lahan
2.1.4 Pemupukan
Pemupukan tanaman kedelai secara umum diberikan bersamaan
dengan saat tanam atau 7-10 hari setelah tanam.Pupuk diberikan secara
larikan di samping tanaman dengan jarak 5-7 cm. Setelah ditabur pupuk
dibenamkam ke dalam tanah (Wirawan Dan wahyuni,
2004).Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan 11 pupuk
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Pupuk tersebut diberikan saat
tanam atau 1 minggu setelah tanam dengan cara disebar atau
dimasukkan ke dalam lubang berjarak 4-5 cm di samping lubang tanam.
Adapun tujuan dari pupuk dasar N, P, dan K adalah menyediakan unsur
hara pokok yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh (Danarti Dan
Najiyati, 1994).
16
1. Tempat waktu
Tempat waktu artinya diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia
tumbuh tanaman, serta kondisi lapangan yang tepat.
2. Tepat dosis
Tepat dosis artinya jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran
rekomendasi spesipik lokasi.
3. Tepat cara aplikasi
Tepat cara aplikasi artinya disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman
dan kondisi lapangan
2.1.5 Pemeliharaan
besar yang dapat tumbuh di lahan sawah dan produksinya mencapai 2,5 ton/ha.
Varietas ini yang paling sering digunakan untuk bahan baku pembuat tahu, tempe,
kecap, tauco, susu kedelai, dan berbagai bentuk pangan olahan, karena ukuran
bijinya besar. Namun, untuk memenuhi kebutuhan kedelai di Indonesia maka
diperlukan umur tanaman kedelai yang genjah (Sudaryanto dan Swastika, 2007).
perlakuan kontrol dan iradiasi 25 Gy. Tinggi tanaman terbaik pada iridiasi 25 Gy
pada genangan kontrol dan Luas daun terbaik berada pada iradiasi 50 Gy
genangan control.
BAB III
METODE
Atk, parang, ember, cangkul, gembor, gharu, kayu panjang 50cm, tajak,
gelas, gelas ukur, tugal, meteran, kamera, tong sampah, kalkulator, sabit,
penampi, gunting, nampan, sendok, penangkap hama, timbangan digital,
knepsek.
Benih, terpal, karung goni, fungisida, TSP, EM4, insek, dolomit, POC,
NPK, mulsa, bamboo, pasak, arang, korek, pelubang mulsa, furadan, dan
rezebun.
Berikut ini jumlah populasi yang saya dapat kan pada lahan dengan lebar 3 x
50, dan dengan jarak tanam 40 x 50cm adalah berjumlah delapan ratus tiga puluh
dua ( 832 ) butir benih.
23
24
• Bersihkan lahan dari jerami padi yang masih tersisa dari pertanaman
sebelumnya.
• Balik tanah menggunakan traktor atau cagkul.
• buat bedengan dengan jarak tanam 40 x 60 cm
• pasang drainase
• perlobangan lubang tanam / drainase dengan jarak tanam 40 x 60
• Isi lubang tanam dengan benih kedelai
• Tutup lubang tanah dengan tanah
3.3.3 Perawatan
Perawatan budidaya kedelai sebenarnya tidaklah sulit. Namun, Anda
harus memahami hal-hal penting yang seharusnya dilakukan agar proses
perawatan tanaman kedelai dapat optimal.
• Pengendalian hama
Salah satu cara mengendalikan hama yang berada di lahan perkebunan
adalah dengan menerapkan pengendalian hama kedelai.
• Pengendalian secara hayati
Pengendalian secara hayati dilakukan dengan cara menebar musuh dari
hama pohon kedelai. Dengan begitu musuh-musuh alami tersebut akan
memangsa hama kedelai dan mampu menekan populasi hama di lahan.
Bahan hayati lainnya yang bisa digunakan adalah Trichoderma.
25
• pengendalian penyakit
Penyakit karat daun pustul bakteri hawa antraknose busuk batang, dan
penyakit virus merupakan penyakit yang sering menimbulkan kerugian
besar pada tanaman kedelai. Cara yang dapat untuk mengatasi hal tersebut
yaitu mengupayakan patogen tidak terdapat pada benih yang akan ditanam,
air irigasi, alat-alat yang digunakan, dan pada sisa-sisa pertanaman
maupun tanaman inang alternatif.
• Pemupuk susulan
Pupuk susulan diberikan pada saat tanaman berumur 20-30 hari setelah
tanam.dengan cara menaburkan pupuk disekeliling tanamam dengan dosisi
1,3 kg.
• penyiangan
3.4.3 Panen
Sumarno dan Hartono (1983) menjelaskan bahwa secara umum varietas unggul
memiliki kelebihan dibandingkan dengan varietas lokal.
persaingan diantara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan
mempengaruhi produksi tanaman (Hidayat, 2008).
lebih banyak memerlukan tenaga kerja dan mengurangi populasi tanaman (Haryati
et al., 2000)
produksi kedelai nasional hanya mampu memenuhi 40% dari kebutuhan dalam
negeri (Swastika 2007, Sudaryanto dan Swastika, 2007).
Menurut Rondof dan Lancon (2006), hasil per ha kedelai tidak terdistribusi secara
homogen di Indonesia.
Permukaan daun berbulu, 7 ada yang berbulu jarang dan kasap, berbulu jarang
tidak kasap, berbulu tipis dan berbulu tebal.Semua ini tergantung varietas
(Suhaeni, 2008).
26
27
Menurut Aksi Agraris kanisius (1993) batang tanaman kedelai dapat dibedakan
menjadi 2 bagian
Buku yang menghasilkan buah disebut buku subur, pada batang tanaman tersebut
biasanya akan muncul cabang (Purwono dan Purnawati, 2007).
Di Indonesia tanaman kedelai mulai berbunga pada umur 30-50 hari setelah tanam
(Fachruddin, 2000).
Menurut Danarti dan Najiyanti (1994) semakin pendek penyinaran dan semakin
tinggi suhu udaranya akan semakin cepat berbunga.
Tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol, latosol, dan andosol (Siswadi, 2006).
Tanaman kedelai akan tumbuh baik di daerah beriklim kering (Siswadi, 2006).
Pupuk diberikan secara larikan di samping tanaman dengan jarak 5-7 cm. Setelah
ditabur pupuk dibenamkam ke dalam tanah (Wirawan Dan wahyuni, 2004).
menyediakan unsur hara pokok yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh (Danarti
Dan Najiyati, 1994).
penyiangan yaitu gulma alang-alang dan teki (Budi Dan Hajoeningtijas, 2009).
pembentukan polong dan pengisian biji 50- 60 hari setelah penanaman (Suhaeni,
2008).
produksinya tinggi, bijinya besar, dan polong tidak mudah pecah (Jumakir dan
Endrizal 2003).
LAMPIRAN
No Jenis Bulan
Kegiatan Febuari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
proposal,
pendaftaran
UKK,
verifikasi
UKK,
penentuan
lahan,
pembagian
lahan
pengukuran
lahan.
2 Sanitasi
lahan,
pembalikan
tanah.
3 .Pembuatan
bedengan dan
pengapuran
tanah.Dan
pemupukan
dasar.
4. Persiapan
kayu,bambu,
kancing
29
30
mulsa dan,
dan
pemasangan
mulsa,
pemasangan
ajir.
5. Pengukran
jarak tanam
dan
pembuatan
lubang
tanman
6. Penanaman
dan
penyiraman
7. Penyiraman,
penyulaman,
dan pupuk
susulan
pertama. Dan
pengamtan.
8. Penyiraman,
penyiangan
gulma.
9. Penyiraman,
dan
pengamtan,
penyiangan
gulma.
10. Penyiraman
dan
penyiangan
31
gulma dan
pengamatan.
11. Penyiraman ,
penyiangan
gulma dan
pengamtan.
12. Penyiraman,
pengamatan,
penyiangan
gulma, dan
menunggu
panen.
32
1m
60 cm
40 cm
50 m
40 cm
3m
Keterangan :
Lahan
Lubang tanam
Jarak
bedengan
33
1. Tinggi Tanaman
(cm)
2. Jumlah Daun
(Helai)
1. Diameter
Batang(cm)
4. Jumlah tunas
(angka)
5. Jumlah bunga
(angka)
6. Jumlah buah
(angka )
Hama tanaman
1. Lalat kacang
2. Kumbang
3. Kutu kebul
2. Kutu daun
3. Ulat grayak
4. Ulat jengkal
7. Ulat buah
Penyakit
tanaman
1. Penykit karat
2. Embun tepung
3. Bercak daun
4. Antraknosa
5. Hawar bakteri
6. Kerdil kedelai
7. Puru akar
8. Katai kedelai
9. Bakteri pustul
10 Hawar semai
Iklim
1. Suhu
34
2. Cuaca