Anda di halaman 1dari 11

TOLERANSI DALAM KERAGAMAN BERAGAMA SEBAGAI

PONDASI KETAQWAAN INSAN ISLAMI DI LINGKUNGAN


SMAN 58 JAKARTA

Disusun Oleh:
Kelompok Bahasa Indonesia
 Angga Setiawan (03)
 Anggun Monica Selviana (04)
 Prasetyo Seto Nugroho (19)
 Rafiah Ramadhani (21)
 Zaki Nur Lintang (35)

XI IPS D
TAHUN AJARAN 2022 – 2023
SMA NEGERI 58 JAKARTA
ABSTRAK

Informasi tentang toleransi yang terjadi di lingkungan SMAN 58 Jakarta yang


digunakan untuk pondasi ketaqwaan para peserta didik SMAN 58 yang beragama Islam.
Dengan beragamnya agama di SMAN 58 Jakarta ini membuat para siswa bisa saling
belajar menghargai dan kebersamaan dalam perbedaan agama yang di anut. Dalam
penelitian ini digunakan metode deskriptif dan penelitian lapangan. Hal ini karena
pengumpulan data dilakukan dengan mendeskripsikan kondisi, mengamati dan
menganalisis suasana dan sikap toleransi di lingkungan SMAN 58 Jakarta. Dengan
diadakan nya berbagai kegiatan pagi hari atau awal hari dengan keagamaan baik itu
tadarus untuk yang Islam dan kebaktian untuk Kristen dan Katolik. Itu merupakan suatu
sikap menjalankan agamanya dengan bebas, memberikan seseorang untuk berpendapat
lain, dengan saling menghormati, tenggang rasa, saling membantu dan bekerja sama.
Toleransi agama, menurut Islam, adalah sebatas membiarkan umat agama lain untuk
melaksanakan ibadah dan ajaran agamanya, sejauh aktivitas tersebut tidak mengganggu
ketertiban dan ketenangan umum. Kita harus memiliki prinsip yang harus kita selalu
tetapkan dalam pikiran kita yaitu kita harus memperlakukan umat beragama lain dengan
baik jika kita ingin diperlakukan baik juga oleh umat beragama lain nya.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “TOLERANSI
DALAM KERAGAMAN BERAGAMA SEBAGAI PONDASI KETAQWAAN INSAN
ISLAMI DI LINGKUNGAN SMAN 58 JAKARTA”. Karya ilmiah ini memberikan
panduan dalam toleransi beragama di lingkungan sekolah SMAN 58 Jakarta. Bagi seluruh
warga sekolah bagaimana caranya menyikapi keberagaman agama yang ada di
lingkungan sekolah sebagai bentuk kesolidan sesama manusia.

Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan
kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga
karya ilmiah ini mampu memberikan dampak yang positif dan kerukunan umat beragama
di lingkungan sekolah. Akhirnya tak ada yang dapat penulis lakukan melainkan memohon
kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Anda semua
sebagai Imbalan dan jasa atas apa yang Anda lakukan. Semoga karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 12 April 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i

ABSTRAK.................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar belakang...............................................................................................................1

1.2. Perumusan Masalah......................................................................................................3

1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................................3

1.4. Manfaat..........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4

2.1. Pengertian Toleransi......................................................................................................4

2.2. Prinsip Toleransi dalam Islam......................................................................................4

2.3. Manfaat Toleransi..........................................................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................................5

3.1. Kesimpulan....................................................................................................................6

3.2. Saran...............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pemahaman mengenai toleransi yang minim membuat banyak terjadinya
penyimpangan. Karena pemahaman toleransi ini juga harus ditopang dengan cakrawala
yang luas, bersikap terbuka, menjalin sebuah komunikasi, kebebasan berpikir dan
beragama. Toleransi setara dengan sikap positif, dan menghargai orang lain dalam rangka
menggunakan kebebasan asasi sebagai manusia. Toleransi beragama merupakan sikap
toleransi yang mencakup berbagai masalah keyakinan pada setiap insan yang
berhubungan dengan akidah atau ketuhanan yang diyakininya. Kebebasan untuk meyakini
dan memeluk agama yang dipilihnya masing-masing serta memberikan penghormatan
atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau diyakininya merupakan hak setiap
individu.
Perihal hubungan dengan non- Muslim memang sangat menarik untuk diteliti, karena
terdapat begitu banyak pendapat mengenai hubungan antar umat beragama serta
mengingat begitu beragamnya hubungan antar umat manusia. Dunia menjadi semakin
mengecil di era globalisasi ini dan pergaulan lintas agama, lintas budaya, lintas etnis, dan
lintas bangsa sudah sangat sulit dibendung. Dalam lingkungan SMAN 58 Jakarta
memiliki banyak keragaman agama, ada Islam, Kristen dan Katolik. Dengan adanya
keragaman ini peserta didik SMAN 58 Jakarta ini memiliki sikap toleransi yang kuat.
Saling menghargai satu sama lain dalam perbedaan.
Apa yang dialami umat Muslim pada saat ini, tidaklah berbeda dengan apa yang
dialami Nabi Muhammad Saw dan begitu pun umat muslim ketika itu di Mekkah,
Madinah, dan berbagai belahan dunia Islam lainnya. Kondisi dimana kita harus
berinteraksi dan hidup berdampingan dengan umat agama lain maupun kebudayaan-
kebudayaan yang lain nya. Karena saat Nabi Muhammad Saw menginjak usia muda
beliau telah mengalami pergaulan lintas budaya, lintas agama, dan lintas etnis. Nabi
Muhammad Saw sudah berdagang ke negeri Syam dan berinteraksi dengan kaum Nasrani
dan kelompok etnis lainnya. Bahkan, sampai Nabi Muhammad Saw meninggal beliau
telah melakukan interaksi dengan seluruh kelompok agama, budaya-budaya dominan, dan
kekuatan-kekuatan politik terbesar ketika itu. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang kaum Yahudi, Nasrani, Persia, Romawi, menggambarkan bagaimana kaum
Muslim telah digembleng dan diberi pedoman yang sangat terang dalam menyikapi
budaya dan agama di luar dari pada agama Islam.
Sikap toleransi beragama ini merupakan wujud dari ekspresi sebuah pengalaman
keagamaan yang kemudian menjadi bentuk sebuah komunitas. Ekspresi pengalaman
keagamaan dalam bentuk kelompok ini, menurut Joachim Wach, merupakan tanggapan
manusia dalam beragama terhadap realitas mutlak yang diwujudkan dalam sebuah bentuk
jalinan sosial antar umat seagama ataupun berbeda agama, untuk membuktikan bahwa

1
realitas mutlak keberagaman manusia dalam pergaulan sosial, dan ini terdapat dalam
setiap agama, baik yang masih hidup bahkan yang sudah punah.
Adapun dalam toleransi beragama, mulkulturalisme keragaman dan perbedaan
menjadikan suatu nilai positif yang dapat mengembangkan nilai karakter sehingga
berperan sebagai potensi yang dimiliki oleh masing-masing individu atau golongan.
Karakter atau kepribadian dapat terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Oleh
sebab itu, terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya sebuah
kepribadian serta karakter manusia.
Dalam toleransi beragama, proses pendidikan harus dirancang, direncanakan, dan
dikontrol dengan baik oleh seluruh elemen sekolah. Merencanakan sebuah proses
pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap mulkulturalisme serta karakter peserta
didik yang dapat mewujudkan sikap menghargai perbedaan, menghargai hak asasi
manusia, dan menegakkan keadilan, merupakan tugas yang harus dijalani dalam sebuah
lembaga sekolah. Sekolah juga dituntut untuk mendesain sebuah pembelajaran,
merancang suatu kurikulum dan sistem evaluasi peserta didik, serta mempersiapkan
pendidik yang memiliki sikap, persepsi, dan multi-kulturalisme karakter siswa sehingga
satu sama lain dapat berkontribusi positif bagi pembinaan sikap toleransi beragama para
peserta didik.
Pendidikan anak di sekolah menengah atas adalah suatu upaya pembinaan karakter,
meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam toleransi beragama
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, mulitkulturalisme budaya
dan alam sekitarnya agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih
lanjut. Sekolah menengah atas merupakan pendidikan anak yang termasuk dalam
lembaga pendidikan formal di bawah naungan dinas pendidikan. Pendidik memiliki tugas
untuk membina menstimulasi perkembangan anak secara bertahap dan berkelanjutan
melalui pemberian pembelajaran-pembelajaran agama kewarganegaraan budi pekerti
terutama akhlak karakter siswa.
Permasalahan yang ditemui di lapangan saat ini adalah toleransi beragama adanya anak
yang saling mengejek mengenai status sosial, perbedaan budaya, perbedaan agama,
pemahaman, warna kulit, 9 dan perbedaan dialek. Terutama yang peneliti temui di
lapangan, yaitu minimnya karakter siswa sekolah menengah atas swasta Parung
Kabupaten Bogor. Hal itu tidak dapat dibiarkan begitu saja karena dikhawatirkan akan
menjadi karakter yang melekat pada diri anak saat dewasa nanti. Oleh karena itu,
toleransi beragama dan pemahaman multikluturalisme serta karakter siswa seperti sikap
jujur, toleransi, serta cinta damai perlu diajarkan di sekolahan.
Berdasarkan uraian diatas, kita bisa melihat bahwa pembicaraan toleransi beragama
atau kerukunan umat beragama sudah begitu kompleks. Bisa kita lihat dari
multikulturalisme. Dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang selalu membicarakan
tentang kerukunan umat beragama, minimnya karakter siswa di sisi lain orang tersebut
tidak mengerti dasar-dasar kerukunan umat beragama. Terlebih masyarakat saat ini
mudah terpengaruh dengan isu-isu yang berkembang terkait dengan intoleran umat

2
beragama. Karena minimnya pengetahuan mereka terhadap agama yang mereka anut.
Sehingga mudah terprovokasi melakukan hal-hal yang menjadikan tidak terwujudnya
kerukunan umat beragama.
1.2. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian dan prinsip toleransi umat beragama?
2. Bagaimana kerukunan masyarakat di SMAN 58 Jakarta?
3. Apakah terdapat pengaruh toleransi umat beragama terhadap kerukunan siswa siswi di
SMAN 58 Jakarta ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana toleransi umat beragama di SMAN 58 Jakarta.
2. Untuk mengetahui bagaimana kerukunan di lingkungan SMAN 58 Jakarta.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh toleransi umat beragama terhadap
kerukunan siswa siswi SMAN 58 Jakarta.
1.4. Manfaat
1. Manfaat Teoretisi:
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat akademis (akademic significance) yang
dapat menambah informasi dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan pada
umumnya.

2. Manfaat Praktis:
a. Sebagai bahan informasi bagi peserta didik SMAN 58 Jakarta.
b. Diharapkan menjadi referensi pemikiran yang nilainya tidak lebih sebagai
bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan perilaku beragama.
c. Menambah wawasan pengetahuan bagi siswa siswi mengenai perilaku sosial
beragama dan pemahaman ajaran agama Islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Toleransi


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia toleransi di artikan sebagai sikap atau sifat
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan kelakuan) yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya.
Muhammad Ali menjelaskan, toleransi merupakan suatu sikap keberagaman yang terletak
antara dua titik ekstrem sikap keberagaman, yaitu eksklusif dan pluralis. Pada titik yang
eksklusif: menutup diri dari (seluruh atau sebagian) kebenaran pada yang lain. Ada yang
bersikap toleran: membiarkan yang lain, namun masih secara pasif, tanpa kehendak
memahami, dan tanpa keterlibatan aktif untuk bekerja sama.

Ada yang memimpin upacara, ada yang harus menyiapkan tempat dan alat upacara,
dan sekaligus mereka menjadi peserta upacara. Ada yang berfungsi sebagai penyampai
ajaran agama, sebagai da’i, misionaris dan lain-lain. Beragama adalah penganut agama
(Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu) yang hidup dan berkembang di
negara Pancasila.

Untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan dan memegang teguh cita- cita moral
yang luhur kehidupan beragama bangsa Indonesia, maka membina kerukunan hidup umat
beragama di SMAN 58 Jakarta terdapat dalam tiga kerukunan (trilogi kerukunan):16
1. Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama Ialah kerukunan di
antara aliran-aliran/ paham-paham/ mazhab- mazhab yang ada dalam suatu umat
atau komunitas agama di lingkungan SMAN 58 Jakarta.
2. Kerukunan di antara siswa siswi SMAN 58 Jakarta di antara agama yang berbeda-
beda Ialah kerukunan di antara para pemeluk agama-agama yang berbeda-beda
yaitu di antara pemeluk Islam dengan pemeluk Kristen, Katolik, Hindu, dan
Budha.
3. Kerukunan antar peserta didik SMAN 58 Jakarta dengan sesama pemeluk agama
Ialah supaya diupayakan keserasian dan keselarasan di antara para siswa-siswi
agar berteman baik atau para guru dengan para murid-murid nya.

2.2. Prinsip Toleransi dalam Islam


Toleransi agama, menurut Islam, adalah sebatas membiarkan umat agama lain untuk
melaksanakan ibadah dan ajaran agamanya, sejauh aktivitas tersebut tidak mengganggu
ketertiban dan ketenangan umum. Toleransi disini bukanlah dalam bidang Aqidah
Islamiyah (keimanan), karena Aqidah telah digariskan secara tegas dalam Al Qur’an dan
As Sunah.
Yang dilarang dalam hal toleransi adalah toleransi yang berarti mendukung keyakinan
pemeluk agama lain dengan mengorbankan keimanan Islam (akidah). Adapun dalam
4
bidang Aqidah atau keimanan seorang muslim hendaknya meyakini bahwa Islam adalah
satu-satunya agama yang benar dan keyakinan yang dianutnya.
Islam memiliki prinsip dan ketentuan tersendiri, yang harus dipegang teguh oleh
muslimin di dalam bertoleransi.
1. Toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada masalah hubungan sosial
kemasyarakatan yang dibangun atas dasar kasih sayang dan persaudaraan
kemanusiaan, sejauh tidak bertentangan dan atau tidak melanggar ketentuan
teologis Islami.
2. Toleransi Islam di wilayah agama hanya sebatas membiarkan dan memberikan
suasana kondusif bagi umat lain untuk beribadah menjalankan ajaran agamanya.
Bukan akhlak Islam menghalangi umat lain agama untuk beribadah menurut
keyakinan dan tata cara agamanya.
3. Di dalam bertoleransi kemurnian akidah dan syariah wajib dipelihara. Maka Islam
sangat melarang toleransi yang kebablasan, yakni perilaku toleransi yang bersifat
kompromistis yang bernuansa sinkretis.

2.3. Manfaat Toleransi

Manfaat toleransi yang lain adalah memelihara dan mempererat persaudaraan sesama
umat manusia. Dengan memiliki toleransi, setiap penganut agama akan menghargai
keberadaan agama lain, sekaligus akan mendorongnya menghayati ajaran agama yang
dianutnya. Toleransi akan membantu untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada
Yang Maha Kuasa. Toleransi diperlukan untuk mewujudkan rasa cinta damai dan rukun
antar umat beragama. Jika kedamaian terjaga, negara pun akan stabil dan aman dari
konflik.

Toleransi umat beragama akan menghindarkan percekcokan dan mengatasi setiap


perselisihan yang terjadi karena perbedaan. akan menjamin rasa aman bagi umat
beragama, terutama mereka yang minoritas dalam menjalankan ibadah atau ritual sesuai
ajaran agamanya. Selain itu, menjadi pengingat bahwa dalam beragama tidak ada unsur
keterpaksaan untuk semua golongan. Kasus bullying yang terjadi dalam dunia pendidikan
di Indonesia cukup memprihatinkan, hampir setiap sekolah di Indonesia ada kasus
bullying. Meski, perundungan yang terjadi tidak sampai perundungan fisik, melainkan
hanya bullying verbal dan psikologis/mental. Dengan menerapkan sikap toleransi dengan
menghargai perbedaan dan memiliki rasa empati, dapat mencegah untuk melakukan
perilaku tidak terpuji ini.

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Toleransi agama, menurut Islam, adalah sebatas membiarkan umat agama lain untuk
melaksanakan ibadah dan ajaran agamanya, sejauh aktivitas tersebut tidak mengganggu
ketertiban dan ketenangan umum.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa toleransi umat


beragama di lingkungan SMAN 58 Jakarta sangat lah baik. Dengan diadakan nya
berbagai kegiatan pagi hari atau awal hari dengan keagamaan baik itu tadarus untuk yang
Islam dan kebaktian untuk Kristen dan Katolik. Itu merupakan suatu sikap menjalankan
agamanya dengan bebas, memberikan seseorang untuk berpendapat lain, dengan saling
menghormati, tenggang rasa, saling membantu dan bekerja sama.

Toleransi umat beragama akan menghindarkan percekcokan dan mengatasi setiap


perselisihan yang terjadi karena perbedaan. Akan menjamin rasa aman bagi umat
beragama di lingkungan SMAN 58 Jakarta, terutama mereka yang minoritas dalam
menjalankan ibadah atau ritual sesuai ajaran agamanya. Selain itu, menjadi pengingat
bahwa dalam beragama tidak ada unsur keterpaksaan untuk semua golongan. Sehingga
dalam SMAN 58 Jakarta tidak adanya bully dan pertentangan tentang umat beragama.

3.2. Saran
Terdapat beberapa saran yang berhubungan dengan keberagaman agama di lingkungan
SMAN 58 Jakarta yang ada, yaitu dengan menghindari konflik dan berpegang teguh akan
toleransi, maka seluruh warga sekolah SMAN 58 Jakarta akan selalu aman dan tenteram.

Kita harus memiliki prinsip yang harus kita selalu tetapkan dalam pikiran kita yaitu
kita harus memperlakukan umat beragama lain dengan baik jika kita ingin diperlakukan
baik juga oleh umat beragama lain nya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani. 2020. Keberagaman dan toleransi antar umat beragama. Purwokerto:


jurnal.radenintan.ac.id.
Casram. 2016. Membangun sikap toleransi beragama dalam masyarakat.
Jurnal.unisgd.ac.id.
Syaifudin. 2017. Interaksi sosial dalam membangun toleransi antar umat beragama.
Malang: etheses.uin-Malang.
Mursyid. 2017. Konsep toleransi antar umat beragama. Media.neliti.com

Anda mungkin juga menyukai