Studi Tahapan Pemuatan Tongkang (Barging) - 071453
Studi Tahapan Pemuatan Tongkang (Barging) - 071453
OLEH :
VEBRIAN
190930391
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Kerja Praktek (KP) yang berjudul “Studi Tahapan
Pemuatan Tongkang (Barging) Nikel Laterit Pada PT. Putra Mekongga
Sejahtera.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dalam penyusunan
laporan Kerja Praktek (KP) ini masih banyak kekurangan dan kelemahan.
Laporan Kerja Praktek (KP) ini tersusun karena mendapat pengarahan,
bimbingan dan petunjuk-petunjuk dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan
Kerja Praktek (KP) ini terkhususnya kepada Orang Tua tercinta dan Saudara
kandung saya yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil,
juga kepada :
1. Bapak Dr. H. Nur Ihsan HL, M.Hum selaku Rektor Universitas
Sembilanbelas November Kolaka
2. Bapak Ir. Sahrul Poalahi Salu, S.T., M.T., IPM selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan pikirannya dalam penyusunan laporan ini.
3. Bapak Arif S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan
Universitas Sembilanbelas November Kolaka
4. Bapak selaku Kepala Teknik Tambang (KTT) PT. Putra Mekongga
Sejahtera.
5. Bapak Pandi Selaku Pembimbing Lapangan dan Seluruh Karyawan PT.
Putra Mekongga Sejahtera.
6. Teman- teman yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
iii
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan Kerja Praktek (KP) ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan serta
pengalaman penulis. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima
saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga Allah S.W.T senantiasa meridhoi segala usaha-usaha yang kita
lakukan dalam melaksanakan kebaikan-kebaikan yang bermanfaat bagi orang
banyak.
VEBRIAN
190930391
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Batasan Masalah......................................................................................2
1.4 Tujuan Kerja Praktek...............................................................................3
1.5 Manfaat Kerja Praktek.............................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan..............................................................................3
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................35
5.1 Proses Pengisian Tongkang.....................................................................35
5.2 Perhitungan Draft Survey.........................................................................37
BAB VI PENUTUP...............................................................................................42
6.1 Kesimpulan..............................................................................................42
6.2 Saran........................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN...........................................................................................................46
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu kegiatan mengisi atau memuat nikel di Ponton biasanya di sebut
Barging merupakan proses pemindahan ore dari Stockpile menuju tongkang
(barge) menggunakan Loder Conveyor atau pun menggunakan unit Dump truk
untuk diangkut menuju tempat yang telah ditentukan.
Kondisi muatan Nickel Ore yang kurang ideal dapat mengurangi stabilitas
kapal sehingga kapal dapat terbalik dengan cepat hanya dalam hitungan menit.
Nickel Ore adalah jenis kargo yang dapat mencair jika Moisture Content (MC)
melebihi Transportable Moisture Limit (TML). Titik dimana kargo dapat mulai
bertindak seperti cairan adalah saat titik kelembaban aliran tercapai angka teoretis
ditetapkan pada 90% titik kelembaban aliran untuk menciptakan batas keamanan
10%.
Maka dari itu penulis tertarik untuk mengangkat judul tentang “Studi
Tahapan Pemuatan Tongkang (Barging) Nikel Laterit pada PT. Putra
Mekongga Sejahtera Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Provinsi
Sulawesi Tenggara”.
2
1.4 Tujuan Kerja Praktek
Adapun Tujuan Kerja Praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui Tahapan Pemuatan Tongkang (Barging) Nikel
Laterit Pada PT. Putra Mekonggga Sejahtera.
2. Untuk mengetahui Berat Tonase PadaTongkang (Barging) Nikel Laterit
di PT. Putra Mekongga Sejahtera.
3. BAB III Landasan Teori : Pada bab ini menjelaskan tentang materi -
materi atau pengertian dari judul yang dipilih. Dasar teori yang
digunakan oleh penulis adalah tentang Sistem Penambangan Genesa
Bahan Galian, Berat Jenis Tanah, Pemuatan Nikel Laterit,
Transportasi Nikel dan Perhitungan Draft Survey.
4. BAB IV Metodologi Kerja Praktek : Pada bab ini dan hasil penelitian
menjelaskan langkah-langkah dalam proses pengerjaan penelitian,
jenis data yang digunakan, proses pengolahan data, hingga hasil-hasil
3
pengolahan data kerja praktek.
6. BAB VI Penutup : Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk
keperluan penerapan maupun pengembangan selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
2.2 Lokasi , Waktu Dan Kesampaian Daerah
Jetty PT. Putra Mekongga Sejahtera terletak di Pomala Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari Ibukota Kabupaten Kolaka Jaraknya ± 40 km,
Sedangkan dari Ibukota Provinsi Kendari ± 190 km.Untuk jarak dari kampus
USN Kolaka di Tanggetada ke Jetty PT.PMS ditempuh Sekitar 30 Menit.
(Sumber:Vebrian,2023)
Gambar 2.2 Peta Lokasi Ketersampaian Daerah
5
2.3 Kondisi Geologi Regional
Berdasarkan Peta Geologi Indonesia Lembar Kolaka (Rusmana, dkk,1993)
daerah eksplorasi secara regional didominasi oleh kelompok batuan ultramafic
berumur kapur yang terdiri atas dunit, hazburgit, lherzolit, piroxenit dan
serpentinit.
Dari konsep tektonikal regional, bagian utara Sulawesi terdiri dari dua
mélanges subduksi yang masing – masing terangkat pada pre dan post Miosen.
Mélanges pre miosen di Selatan dan Barat terdiri dari sekis yang berarah
Tenggara dengan body ultrabasa kecil. Batuan ini telah mengalami pelapukan
kuat dan membentuk plateu tersayat yang letaknya lebih rendah (Low Lying
Dissected Plateu) dengan pembentukan endapan bijih nikel yang terpencar
terutama disepanjang pinggiran seperti endapan nikel Pomalaa yang ditambang
oleh PT. Putra Mekongga Sejahtera.
6
(Sumber : PT Putra Mekongga Sejahtera,2019)
2.4 Topografi
Daerah tambang yang saat ini menjadi wilayah penambangan PT. Putra
Mekongga Sejahtera , kondisi fisik lahan top soil daerah tersebut masih terpenuhi
dengan pepohonan, tipe vegetasi pada daerah tersebut masih hutan primer. Pada
lapisan atas didominasi oleh tumbuhan dari hutan primer. Tinggi lapisan pohon
pada lapisan atas diperkirakan antara 10-15 meter.
Wilayah penambangan PT. Putra Mekongga Sejahtera merupakan daerah
perbukitan , memanjang dengan arah bentangan dari utara keselatan sepanjang
pantai. Pada bukit-bukit tersebut yang merupakan bagian dari pengunungan yang
memanjang dari arah tenggara terdapat punggung-punggung utama yang
kemudian bercabang, sehingga pada musim peenghujan berfungsi sebagai jalan
pengaliran air. Bentuk topografi daerah-daerah daratan adalah berbukit-bukit
dengan kemiringan 30⁰-70⁰ yang merupakan pelengkap bagi endapan nikel, dari
ketinggian berkisar 50-380 meter diatas permuakaan laut.
2.5 Litologi
Secara umum penampang endapan nikel laterit dari atas ke bawah daerah
Pomalaa, adalah:
1. Lapisan pertama, terdiri dari tanah hasil pelapukan, pembusukan daun-
daunan berupa oksida besi, biasa disebut asam humus, memiliki warna
coklat. Lapisan ini adalah top soil tanah pucuk.
2. Lapisan kedua, komposisinya adalah akar tumbuhan, humus, oksida besi,
dan sisa-sisa organik lainnya. Warna khas adalah coklat tua kehitaman dan
bersifat gembur. Kadar nikelnya sangat rendah sehingga tidak diambil
dalam
3. dalam penambangan. Ketebalan lapisan tanah penutup rata-ratatidak
menentu. Lapisan ini adalah tanah penutup (Overburden). Lapisan ketiga,
merupakan tanah hasil pelapukan lunak berwarna kuning coklat,
mengandung nikel dan besi dalam perbandingan yang tidak tentu. Lapisan
ini adalah zona limonit.
7
4. Lapisan ke empat, merupakan batuan yang sudah sangat lapuk, berwarna
coklat kekuningan sampai kehijauan dengan banyak urat-urat garnierit
dan krisoplas memiliki kadar nikel yang relatif tinggi antara 2-4%. Lapisan
ini adalah zona saprolit.
5. Lapisan bawah, merupakan batuan dasar peridotit dan serpentinit yang
belum lapuk dengan kandungan Fe ± 15% (Ni + Co) ± 0,01%. Lapisan ini
adalah zona bedrock.
8
Daerah Pomalaa merupakan daerah yang beriklim tropis. Kegiatan
penambangan bijih nikel pada PT. Putra Mekongga Sejahtera masih sangat
dipengaruhi oleh iklim. Dimana pada musim kemarau, kegiatan penambangan
dapat dilakukan secara optimal, namum mengeluarkan biaya ekstra untuk
penyiraman debu pada jalan – jalan tambang. Dan jika dalam musim penghujan,
penambangan tidak dapat dilakukan secara optimal karena lokasi dan jalan
tambang menjadi becek akibat genangan air sehingga mempengaruhi factor K3
dan kinerja alat mekanis.
9
(RH) rataan bulanan di kawasan ini berkisar antara 81 % - 87 %, dengan angka
kelembapan tahunannya sebesar 83 %.
10
Proses penambangan bijih nikel yang dilakukan di PT. Putra
Mekongga Sejahtera adalah sebagai berikut:
a. Penggalian (ore getting)
Proses pengerjaan penggalian bijih nikel merupakan pekerjaan
untuk mengambil bijih dari induknya yang memiliki kandungan Ni
≥1.70% pada tempat penumpukan sementra (penumpukan di front
penambangan) dengan menggunakan alat excavator, proses penggalian
dilakukuan secara selective mining.
b. Pemuatan dan Pengangkutan (Ore Loading dan Ore Hauling)
Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memuat ore yang telah digali
kedalam alat angkut Dump Truck. Alat berat yang dioperasikan untuk
kegiatan ini adalah Excavator. Dengan waktu edar alat muat Excavator
tersebut dimulai saat Excavator menyentuh material, waktu menggali
material, waktu angkat bucket dan swing berisi, waktu mengarahkan
bucket dan tumpah isi bucket, waktu swing kosong sampai menyentuh
material kembali. Proses terus berlanjut sampai Dump Truck penuh.
Setelah kegiatan pemuatan selesai maka dilanjutkan dengan kegiatan
pengangkutan. Pengangkutan ore hasil penambangan dapat dilakukan
dengan alat angkut Dump Truck dari lokasi penambangan menuju (Stok
yard).
c. Pengapalan
Pengapalan merupakan kegiatan pemuatan material ore dari stock
pile atau di stock yart ke tongkang menuju tempat yang telah di tentukan.
11
BAB III
LANDASAN TEORI
Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses pelapukan
kimia batuan ultramafik yang mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe, Mn, dan
Co secara residual dan sekunder. Nikel laterit dicirikan oleh adanya logam oksida
yang berwarna coklat kemerahan mengandung Ni dan Fe. (Lintjewas dkk, 2019).
Nikel adalah logam putih seperti perak yang bersifat keras dan anti karat.
Logam ini membantu dalam proses pengubahan beberapa logam olahan dalam
bentuk larutan yang menghasilkan energi panas. Selain itu Ni juga berperan
penting dalam beberapa proses pengendapan logam keras dalam bentuk paduan
logam (alloy) seperti Stainlestel yang mengandung 18% Ni dan 8% Cr dan
Nikhrome yang mengandung 80% Ni dan 20% Cr disarankan oleh Roberts.
(Rusmini, 2010).
Nikel merupakan logam berwarna kelabu perak yang memiliki sifat fisik antara
lain:
1. Kekuatan dan kekerasan nikel menyerupai kekuatan dan kekerasan besi
2. Mempunyai sifat daya tahan terhadap karat dan korosi
3. Pada udara terbuka memiliki sifat yang lebih stabil daripada besi.
(Djauhari 2017).
Menurut Waheed (2002) laterisasi adalah proses pelapukan secara kimiawi
yang mengakibatkan pengayakan sekunder pada unsur tertentu dan menghasilkan
endapan yang bernilai ekonomis, seperti endapan nikel. Laterit adalah nama
umum mineral yang berupa tanah merah sebagai akibat dari pelapukan batuan asal
(induk) di daerah tropis atau sub tropis. Laterit kaya akan kaonilit, goethite, dan
kwarsa, sehingga komposisi dari laterit sangat kompleks. Secara kimia, laterit
dicirikan oleh adanya besi, nikel, dan silika sebagai sisa-sisa proses pelapukan
batuan induk (Firdiyono dkk, 1983).
12
3.1.1 Endapan Bijih Nikel
Batuan induk bijih Nikel adalah batuan Peridotit.
Menurut Vinogradov 2010 batuan Ultrabasa rata-rata mempunyai
kandungan Nikel sebesar 0,2 %. Unsur Nikel tersebut terdapat dalam
kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi
terhadap atom Fe dan Mg. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe
dan Mg dapat di terangkan karena radius ion dan muatan ion yang
hampir bersamaan diantara unsur- unsur tersebut. Proses
serpentinisasi yang terjadi pada batuan peridotit akibat pengaruh
larutan hidrothermal, akan mengubah batuan peridotit menjadi batuan
serpentinit atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia
dan fisika dari udara, air serta pergantian panas dingin yang bekerja
kontinu, menyebabkan disintegrasi dan dekomposisi pada batuan
induk. (Ulan Sari Mardia, 2017 )
13
Mineral-mineral tersebut sering dikenal sebagai “besi karat”. Endapan
ini akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan
magnesium, nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan
bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus
berlangsung. Rangkaian proses ini merupakan proses pelapukan dan
leaching. Unsur Ni sendiri merupakan unsur tambahan di dalam
batuan berat isi dan berat jenis, apabila tanah tersebut memiliki
struktur yang lempeng atau padat maka berat isi dan berat jenisnya
semakin besar (Hardjowigeno,1989).
Rumus kimia dari kelompok Serpentin adalah X 2-3
SiO2O5(OH)4, dengan X tersebut tergantikan unsur-unsur seperti
Cr, Mg, Fe, Ni, Al, Zn atau Mn atau dapat juga merupakan
kombinasinya. Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air,
dalam hal berupa kekar, maka Ni yang terbawa oleh air turun ke
bawah, lambat laun akan terkumpul di zona air sudah tidak dapat
turun lagi dan tidak dapat menembus Bedrock (Batuan Dasar).
Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan
membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia
(Ni,Mg)Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus menerus,
maka yang akan terjadi adalah proses pengkayaan Supergen
(Supergen Enrichment). Zona pengkayaan supergen ini terbentuk di
zona Saprolit. (Mheea, 2016).
Endapan Nikel laterit yang terbentuk dari hasil pelapukan
batuan ultrabasa secara umum terdiri dari 4 (empat) lapisan, yaitu :
a. Lapisan Tanah Penutup
Lapisan tanah penutup biasa disebut iron capping. Material
lapisan berukuran lempung, berwarna coklat kemerahan, dan
biasanya terdapat juga sisa-sisa tumbuhan. Tebal lapisan bervariasi
antara 0 – 2 m.
b. Lapisan Limonit
Merupakan lapisan berwarna coklat muda, ukuran butir lempung
sampai pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walaupun
14
masih sangat sulit, dengan tebal lapisan berkisar antara 1 – 10 m.
c. Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa
bongkah - bongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai
kehijauan. Struktur dan tekstur batuan asal masih terlihat.
d. Batuan Dasar (Bedrock)
Bagian terbawah dari profil Nikel laterit, berwarna hitam
kehijauan, terdiri dari bongkah – bongkah batuan dasar dengan
ukuran > 75 cm, dan secara umum sudah tidak mengandung mineral
ekonomis.
15
muatan yang akan mengakibatkan kapal tidak bisa menahan beban muatan yang
berlebih (overload) yang akan mengakibatkan tongkang dan vessel tenggelam.
Standar keselamatan ini adalah dengan melihat Plimsoll Mark yang terdapat di
tongkang maupun vessel. Plimsoll Mark ini menunjukkan batas-batas kapal boleh
dimuat untuk jenis air dan suhu tertentu. Dan juga untuk mengetahui batas air naik
atau turun terhadap lambung. Plimsoll Mark memudahkan bagi siapa saja untuk
menentukan apakah kapal itu kelebihan beban atau tidak (Yudo H, 2019).
Penjelasan tentang proses pemuatan tanpa melebihi marka garis muat
(Plimsoll Mark) juga sudah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Garis Muat Kapal dan
Pemuatan, Pasal 39 ayat (2): Pemuatan di kapal tidak boleh melebihi batas marka
garis muat yang telah ditentukan didalam sertifikat garis muat. Dan apabila
peraturan ini dilanggar, di jelaskan juga dalam Bab VI tentang sanksi yaitu pasal
65 ayat (1): Setiap kapal yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam peraturan menteri ini dikenakan sanksi administratif, berupa: a)
Peringatan tertulis; b) Pembekuan sertifikat; dan c) Pencabutan sertifikat
(Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016).
Oleh karena itu adanya Plimsoll Mark dalam proses pemuatan ke dalam tongkang
maupun vessel memiliki peran sangat penting.
16
sendiri ketika akan dimuat, tergantung pada sifat muatannya.
Kegiatan pertambangan tidak lepas dari kegiatan distribusi hasil tambang
tersebut. Di sektor Nikel Laterit, khususnya di wilayah pantai dan wilayah lepas
pantai sangat diperlukan sekali sarana dan parasarana yang menunjang untuk
kegiatan yang menyangkut tentang transportasi untuk memindahkan barang.
Tongkang adalah salah satu alternatif yang paling banyak digunakan karena
tongkang sendiri merupakan alat apung yang berbentuk hampir seperti kotak
dikarenakan coefisien block-nya adalah satu, dan berupa seperti wadah raksasa
tanpa di lengkapi mesin sehingga tongkang memiliki kapasitas muat yang sangat
besar. Untuk menggerakkan tongkang digunakan tug boat dengan kapasitas tenaga
besar.
Tongkang dibuat tentunya memiliki kapasitas maksimum muatan tetapi demi
mencapai keuntungan yang besar dan menekan biaya operasional hal ini
dihiraukan, sehingga memperbesar risiko kecelakaan pada saat pemuatan. Dalam
pendistribusian nikel dan produk – produk pengolahan nikel (feronikel, bijih
nikel), maka dibutuhkan alat transportasi, salah satunya alat transportasi laut;
yakni kapal.
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di
bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak
berpindah- pindah (UU No.17/2008).
3.4.1 Tongkang
Tongkang merupakan benda apung yang digunakan untuk
mengangkut muatan seperti, batu,pasir, baja, besi dan lain sebagainya,
tongkang sendiri menyerupai balok, dan tidak ada system propulsi,
listrik, ataupun perpipaan yang mendukung tongkang ini. Dikarenakan
tongkang hanya sebagai benda apung dengan besar pengangkutan
muatan yang lebih besar. Tongkang diharapkan dapat mengangkut
benda dengan keadaan stabil dan aman saat proses pengiriman dari
suatu tempat ketempat lainnya dengan menggunakan jasa tug boat.
17
Sumber : Antara jojon,2023
18
3.5 Tahapan Pengisian Tongkang (Barging)
Pemuatan adalah kegiatan yang di lakukan dengan memasukan material atau
endapan bahan galian hasil pembongkaran kedalam alat angkut, dimana kegiatan
pemuatan ini lakukan setelah kegiatan penggusuran, kemudian menggunakan alat
muat untuk dimasukkan kedalam alat angkut. Tujuan pemuatan ini adalah untuk
memindahkan material hasil pembongkaran kedalam alat angkut.
Pengangkutan di lakukan dengan sistem siklus, artinya truck yang telah
dimuati langsung berangkat tanpa harus menunggu truck yang lain dan setelah
membongkar muatan langsung kembali ke lokasi penambangan untuk di muati
kembali.
Adapun tahapan pengisian tongkang yang biasa dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan armada, persiapan pada tug boat dan tongkang adalah dengan
melakukan pengecekan kesiapan armada kapal, berupa pengecekan mesin
utama, mesin bantu, alat-alat navigasi, serta alat towing yaitu tali besar yang
disambungkan pada tug boat dan tongkang yang berfungsi untuk menarik
tongkang. Pengecekan juga dilakukan pada tongkang, apakah tongkang dalam
kondisi siap dimuat atau tidak, dalam hal ini dilihat dari kebersihan tongkang,
tongkang harus bebas dari kontaminasi barang-barang seperti plastik, kertas,
potongan besi dan benda-benda lainnya yang dapat membuat ore menjadi
terkontaminasi, tidak lupa pula kelengkapan fender juga harus diperiksa.
2. Proses pengecekan draft tongkang, pengecekan ini disebut Initila draft survey
yang akan dilakukan oleh surveyor.
3. Proses penyandaran tongkang ke jetty, proses ini memakan waktu kurang
lebih 30 menit, proses penyandaran di bantu juga oleh assist tug boat untuk
mempercepat proses sandarnya tongkang ke jetty.
4. Setelah tongkang sandar di jetty, dimulailah proses pemuatan ore/batu bara
dari jetty ke ruang muat tongkang dengan menggunakan sistem conveyor,
kegiatan ini dilakukan oleh Loading Master dan di bantu oleh tiga orang
mooring crew. Proses ini dapat memakan waktu hingga tiga jam untuk
standar muatan 10.000 MT.
19
5. Setelah proses pemuatan selesai, langkah selanjutnya adalah proses cast off
tongkang dari jetty. Setelah tongkang cast off, maka tongkang selanjutnya
akan melakukan manuver untuk sandar ke jetty.
6. Selanjutnya adalah proses perhitungan muatan yang telah di muat ke
tongkang oleh surveyor yang telah ditunjuk, yang disebut sebagai Final draft
Survey.
7. Setelah semuanya selesai, tug boat dan tongkang akan langsung bergerak
menuju Loading point yang telah ditentukan untuk proses bongkar tongkang.
20
3.6.1 Prosedur Pelaksaan Draft Survey
Ketelitian hasil perhitungan jumlah muatan merupakan tujuan
dalam pelaksanaan draft survey, permasalahan dalam pelaksanaan sering
dijumpai sehingga memerlukan keputusan langsung ditempat. Ketidak
akuratan hasil draft survey berakibat kepada beberapa pihak, oleh karena
itu di dalam pelaksanaan draft survey hendaknya dilakukan dengan teliti
dan akurat, persiapan yang baik dan waktu yang cukup berpengaruh
terhadap ketelitian hasil draft survey.
21
1. Tahap Calculation / Perhitungan
Dalam pelaksanaan tahap ini diperlukan perhatian dan ketelitian
dalam perhitungan yang sesuai dengan rumus-rumus draught survey.
Sebelum dilakukan perhitungan data yang harus dimiliki antara lain :
a. Pembacaan draft kapal.
b. Data density perairan.
Tahapan perhitungan pada Draft Survey, antara lain :
a. Mean Draft
MF/MA= DP + DS …………………(1)
2
Dimana, MF/MA adalah Mean Forward / Mean After, DP
adalah Draft Port, DS adalah Draft Starboard .
2
Dimana, QM adalah Quarter Mean , MF ialah M e a n
Forward, MA ialah Mean After .
Dispalement Corespondent
c. Displacement Correspondent dalam artian berapa nilai
displacement berdasarkan Quarter Mean hasil pembacaan draft
survey.
2. Trim
Trim merupakan besarnya nilai perbedaan antara aft
draft
dengan forward draft.
Ad(Port+starboard)-Fd(Port + Starboard)
Trim = 2
……
(3)
22
3. Displacement After Trim Correction
DCT = DC +/- TTC....................................(5)
4. List Correction
Koreksi kemiringan diterapkan apabila pada saat draught survey
kondisi kapal tidak tegak/ up right dimana ada kemiringan yang
mempengaruhi terjadinya perbedaan antara draft tengah kanan dan
draft tengah kiri kapal.
Dimana, D1-2 adalah Draft mid, dan TPC1-2 TPC pada saat draft
tersebut D1-2.
5. Density Correction
Pada tahapan ini untuk mengetahui koreksi benaman kapal pada
tingkat kekentalan atau berat jenis bidang air dimana kapal berada.
Untuk mengetahui tingkat kekentalan perairan sekitar kapal, maka
diadakan pengambilan air untuk diukur tingkat kekentalanya.
Area atau posisi mana daerah pengambilan air yaitu ke 6 titik (depan
kanan, depan kiri, tengah kanan, tengah kiri, belakang kanan,
belakang kiri) apabila kapal berlabuh/ tidak sandar di dermaga, bila
sandar di dermaga maka kita ambil pada sisi laut/ perairan saja.
Pengambilan sample air lebih baik adalah sedalam 50% dari draft
kapal.
(MD–SD)
CD × D ...............................(7)
SD
23
6. Net Displacement
ND = DC – DW.......................................................(8)
Dimana, Nd adalah Net Displacement, DC adalah Displ. Corr by
Density, DW adalah Deduct Weight.
CB = NDF - NDI.........................................................(9)
24
BAB IV
25
Untuk proses pengambilan datanya dilakukan dengan metode
observasi atau pengamatan langsung yang dilakukan dilokasi penelitian,
serta juga menggunakan metode interview (wawancara) dengan pihak
perusahaan dalam hal pengumpulan informasi data yang berkaitan dengan
data – data yang dibutuhkan untuk penelitian kerja praktek.
Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang
dilakukan secara langsung dilapangan. Data primer meliputi :
a) Data Proses Pengisian Nikel Laterit ke Tongkang
Merupakan data yang berisi tentang proses pemuatan bijih nikel laterit
ke tongkang (Barging). Berdasarkan data yang diperoleh dilokasi kerja
praktek, maka proses pengisian yang dilakukan meliputi proses
penyandaran tongkang, penyiraman tongkang dan tahapan pemuatan bijih
nikel ke dalam tongkang.
b) Data Retase Dump Truck
Merupakan data yang berisi tentang jumlah pencapaian dalam proses
pemuatan bijih nikel laterit dari lokasi Stokpile ke lokasi tongkang.
26
4.1.5 Analisis Data dan Hasil
Teknik Analisis Kualitatif
Secara umum analisis data yang dilakukan dalam kerja praktek ini
adalah dilakukannya secara induktif yang merupakan suatu bagian dari
analisis data kualitatif yaitu merupakan suatu proses pemahaman yang
didasarkan pada informasi dan fakta yang ada dilapangan kemudian
mencoba mencocokkannya dengan teori – teori yang ada.
Teknik Analisis kuantitatif
Dilakukan dalam proses pengolahan data-data yang berkaitan
dengan data hasil pembacaan draft tongkang yang diolah secara
tabulasi. Tabulasi merupakan proses menempatkan data dalam bentuk
tabel dengan cara membuat tabel yang berisikan data sesuai dengan
kebutuhan analisis.
4.1.6 Pembahasan
Pembahasan dalam laporan kerja praktek ini berisi tentang tahapan
pemuatan tongkang (Barging) dan perhitungan draft survey.
4.1.7 Kesimpulan
27
Studi Literatur
Studi terhadap daerah kerja praktik dan penentuan langkah – langkah pengambilan data
Observasi Lapangan
Pengamatan terhadap proses barging dan peran alat mekanis dalam pemuatan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Data draft tongkang diolah mengunakan bantuan microsoft excel mengunakan rumus
Hasil
Proses Pengisian tongkang (Barging)
Isi Muatan Nikel Laterit dalam Tongkang 2
Kesimpulan
Pembuatan Laporan
28
4.2 Hasil Kerja Praktek
4.2.1 Profil Lokasi Kerja Praktek
Kerja Praktek dilakukan pada perusahan PT. Putra Mekongga
Sejahtera yang terletak di Kecamatan Pomalaa dari pemerintah Kabupaten
Kolaka ,PT. Putra Mekongga Sejahtera bergerak dibidang pertambangan
logam nikel laterit. Dimana memiliki luasan Izin Usaha Pertambangan
(IUP) dengan luas area 388 Hektar.
Adapun target produksi penambangan bijih nikel perbulannya 70,000
Ton/bulan dalam melakukan proses penambangan bijih nikel dan target
penjualan bijih nikel perbulannya yaitu 10 – 15 tongkang.
29
Sumber : Dokumentasi Vebrian (2023)
Gambar 4.4 Pemasangan Ramp Door pada tongkang
30
b) Pemuatan bagian belakang tongkang
31
4.2.3 Data Draft dan Tabel Tongkang / Hydrostatics
a. Data Draft
Data draft adalah data jarak tegak yang diukur dari garis air /
permukaan air sampai pada lunas kapal (keel) yang dinyatakan
dalam satuan meter dimana semakin besar muatan kapal maka
semakin besar draft suatu kapal. Draft pada suatu kapal berbentuk
deretan angka yang ada pada lambung kiri dan lambung kanan kapal
yang terletak dibagian belakang kapal, bagian tengah dan bagian
depan kapal.
Draft kapal digunakan untuk mengukur besaran badan kapal yang
tenggelam dalam air untuk mengetahui berapa besar muatan yang
harus dimuat tanpa membuat kapal over draft. Over draft adalah suatu
kondisi dimana kapal kelebihan muatan sehingga permukaan air
melewati batasan garis muat yang diizinkan.
Displacement 1,470.614
32
Tabel 4.2 Draft Survey Akhir Barges 300 Feet
DRAFT AKHIR 15 FEBRUARI 2023
Kiri Kanan Mean
Draft Depan 4.55 4.53 4.540
Draft Belakang 5.38 5.38 5.380
Trim 0,840 QM 4.960
Displacement 10,025.614
Diplacemen
corrected for
9,986.490
density
Cargo
8,521.615 MT
Discharged M/T
Sumber : Pengolahan Data Vebrian (2023)
b. Tabel Tongkang / Hydrostatics
Tabel tongkang / Hydrostatics adalah data dokumen kapal yang
digunakan untuk patokan dengan Quarter Mean (QM) sebagai draft
admish untuk mendapatkan nilai displacement.
Tabel 4.3 Hydrostatics Awal Barge 300 Feet
Hydrostatics Awal
Draft Amidships (M) Displacement (t)
0.830 1.475,259
0.840 1.493,841
Sumber : Biro Klasifikasi Indonesia (2018)
Hydrostatics Akhir
Draft Amidships (M) Displacement (t)
4.960 10.025,614
Sumber : Biro Klasifikasi Indonesia (2018)
33
BAB V
PEMBAHASAN
2. Dilakukan pemasangan tali di sebelah sisi kanan dan kiri tongkang pada
tiang beton untuk menghindari tongkang hanyut mengikuti arus, sehingga
pada saat proses pengisian tongkang dalam keadaan setabil sehingga
tongkang tetap pada posisi yang diinginkan .
3. Proses pemasangan Ramp Door
Kemudian di lakukan pemasangan Ramp Door pada tongkang sebagai
jembatan penghubung Dump truck menuju ke tongkang, Dalam proses
pengisian tongkang Pengawas selalu memperhatikan kondisi ramp door
34
yang sering bergeser diakibatkan oleh gelombang pasang surut air laut.
4. Pembersihan Tongkang
35
5.2 Perhitungan Draft Survey
Draft Survey
Mean
Fp dan
Ap
Mean
Draft
Quarter Mean
Displacement
Dencity Corection
Netto Displacement
36
1. Perhitungan Draft Survey Saat Initial
Saat melakukan Initial Draft Survey dilakukan sebelum pemuatan
tongkang dan didapat tinggi Draft tongkang kosong adalah sebagai
berikut :
Port Starboard
Fp 0.98 Fp 0.93
Ap 0.72 Ap 0.68
2
Didapat hasil,
Fp = 0.955
Fp = 0.700
= 0.955 + 0.700
2
= 0.8275
37
Mencari displacement Tongkang sebelum dimuati bijih nikel laterit :
38
2. Perhitungan Draft Survey Saat Final
Setelah melakukan Initial Draught dan menghitung net displacement,
maka selanjutnya menghitung Final Draught Survey setelah selesai
melakukan pemuatan bijih nikel laterit dengan perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 5.3 Final Draft Survey
Port Starboard
Fp 4.55 Fp 4.53
Ap 5.38 Ap 5.38
F¯¯¯p¯¯` = 4.540
¯A¯¯¯p¯¯` = 5.380
= 4.540 +5.380
2
= 4.960
39
Selanjutnya mencari Displacement tongkang yang telah dimuati
bijih nikel laterit :
QM = 4.960 10.025,614
……………………
= 10.025,614 × 1.021
1.025
= 9.986,490
40
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditetapkan dan hasil data yang
diambil dari lapangan ,maka kesimpulan dari laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
1. Tahapan pemuatan tongkang (Barging) nikel laterit dilakukan dalam
Kerja Praktek (KP) ini yaitu:
A. Proses penyandaran tongkang dalam hal ini saat tongkang mendekati
jetty dilakukan penahanan bagian depan tongkang dengan
menggunakan bantuan alat excavator dengan cara menahan sisi
depan tongkang
B. Dilakukan pemasangan tali tongkang agar tongkang tetap dalam
keadaan stabil dan tidak terbawa oleh arus laut.
C. pemasangan Ramp Door pada tongkang adalah sebagai pijakan atau
jembatan Dump truck pada saat pengisian tongkang berlangsung
dan harus memperhatikan kondisi gelombang pasang surut air laut
yang dapat mengakibatkan ramp door miring atau bergeser
D. Pembersihan tongkang untuk membuang sisa muatan ore
sebelumnya agar pengisian tongkang dalam keadaan kosong dan
juga dapat menguragi intensitas debu di dalam tongkang saat proses
pemuatan .
E. Proses pemuatan ke dalam tongkang dilakukan pengisian di bagian
depan tongkang dalam keadaan ramp door naik , selanjutnya
keadaan ramp door turun dilakukan pengisian di belakang tongkang
dan pemuatan dilakukan dari belakang sampai kedepan hingga
tongkang dalam keadaaan penuh.
2. Dari hasil perhitungan draft survey didapatkan isi muatan nikel laterit di
dalam tongkang berukuran 300 × 80 × 20 feet sebesar 8.521,615 MT
dengan jumlah muatan rata - rata satu dump truck adalah 17.285
MT dan menghasilkan jumlah retase 493.
41
6.2 Saran
1. Agar proses kegiatan pemuatan nikel laterit berjalan sehat dan aman
agar kiranya petugas – petugas lapangan maupun operator alat berat
agar melengkapi dirinya dengan alat pelindung diri (APD) agar
terhindar dari kecelakan yang bisa menimbulkan diberhentikannya
secara total aktifitas barging.
2. Sebelum proses pengisisan tongkang sebaiknya harus dilakukan
menyiraman pada bagian dalam tongkang agar menguranggi
intensitas debu yang dapat memengaruhi jarak pandang para oprator
dan driver.
42
DAFTAR PUSTAKA
Adriani Widya, dkk. t.t. Berat Jenis dan Berat Volume. Program Studi
Muhammadiyah Malang.
Semarang.
43
Yudo Hartono, dkk. 2019. Standardisasi Keamanan Tongkang Alnair
Mangkurat.
44
LAMPIRAN 1
SPESIFIKASI TONGKANG
LIGHTSHIP : 1208.902 T
DEADWEIGHT : 8597.613 T
45
LAMPIRAN 2
46
LAMPIRAN 3
47
LAMPIRAN 4
Kecepatan
PERFORMANCE 76
Maksimum(km/jam)
MESIN
Model GM60-DAT6
48
KOPLING Tipe hydraulic control,coil ,
Diameter 430 mm
ke-1 8.08
ke-2 5.96
ke-3 4.42
ke-4 3.36
ke-5 2.41
ke-6 1.77
ke-7 1.32
ke-8 1.00
Mundur 12.66
Belakang RTS2670
Jumlah Ban 10
49
BERAT CHASSIS (kg)
50
LAMPIRAN 5
260 JD :
51
Sistem Penggerak Rear 6x4
REM Rem Utama Air Over
Hydraulic, Rem Pelambat With on
Exhaust Pipe
Internal
Rem Parkirr
Expanding tipe
pada transmisi
output
RODA & BAN Ukuran Rim 20X7.00T-162
Ukuran Ban 10.00-20-16PR
Jumlah Ban 10
SISTIM LISTRIK Accu 12V-65Ah x2
TANGKI SOLAR Kapasitas (L) 200
DIMENSI (mm) Jarak Sumbu Roda 4130+1300
Panjang bak 6420
Total Panjang 8480
Total Lebar 2450
Total Tinggi 2700
Lebar Jejak Depan FR Tr 1930
Lebar jejak Belakang RR Tr
52
LAMPIRAN 6
Dokumentasi Lapangan
Foto 2. Peralatan Gali dan Muat Nikel Laterit PT. Putra Mekongga
Sejahtera
53
Foto 3. Area Jetty PT. Putra Mekongga Sejahtera
54
Foto 6. Pemuatan Nikel Laterit (Stockpile) PT. Putra Mekongga
Sejahtera
55
Foto 9. Ruang Preparasi PT. Putra Mekongga Sejahtera
56
57