MOH - ALI YAFI LK 2 Tugas 1
MOH - ALI YAFI LK 2 Tugas 1
Fakta peristiwa atau pengalaman di masa sekolah yang berkesan bagi saya yaitu
ketika saya masih duduk di kelas satu SMP, ada teman satu sekolah yang kebetulan
orang tua nya seorang guru olah raga di SMP kota di daerah kami. Teman saya
memang di didik sebagai seorang olahragawan. Hamper semua bidang olah raga
dikuasainya. Saya pada dasarnya sangat suka olahraga, namun hanya menekuni
bidang olah raga sepak bola dengan mengikuti latihan di sebuah sekolah sepak bola.
Pada bulan itu ada event lari atletik 10 km antar sekolah tingkat SMP dan SMA se-
Kab/Kota tempat tinggal saya, namun sekolah saya tidak mendaftarkan peserta
didiknya mengikuti lomba tersebut. Berbekal informasi dari ayahnya, teman saya
mengajak saya untuk membolos sekolah dan mengikuti event tersebut. Tanpa saya
pikir panjang saya mengiyakan ajakan teman saya. Pada hari itu hari sabtu,
dilaksanakannya perlombaan kami izin sakit kepada wali kelas kami. Kami mengikuti
lomba di kota, di luar dugaan saya yang tidak ada persiapan sama sekali berhasil
finish di urutan ke 2. Sedang teman saya di urutan 3. Saya mendapat hadiah uang
pembinaan sebesar 2 juta rupiah dan sepeda gunung, sedang teman saya mendapat
uang pembinaan 1 huta rupiah dan sepeda gunung juga. Hari senin nya kami
mengikuti upacara seperti biasanya, setelah upacara selesai tak disangka saya dan
teman saya di panggil menggunakan mik upacara untuk maju ke depan upacara,
kami saling memandang dan takut, apa karena kami telah ketahuan berbohong izin
sakit, atau karena masalah yang lain. Lalu kami maju ke dapan halaman upacara,
disitu kami awalnya di marahi oleh guru kesiswaan kami, dengan mengumumkan
kalau kami adalah siswa yang pandai berbohong, untuk bolos sekolah. Wajah kami
sudah merah hitam menahan malu, lalu guru kesiswaan melanjutkan ucapannya
dengan kata-kata yang membuat kami sangat senang. Guru kesiswaan tersebut
berkata mereka membolos untuk meraih prestasi mereka. Mereka mengikuti event
antar sekolah dan berhasil membawa medali juara pulang. Setelah di berikan
penghargaan dari pihak sekolah lalu kami dipanggil di ruang kepala sekolah untuk
diberikan pembinaan atas bakat kami. Setelah kejadian itu, pihak sekolah selalu
memfasilitasi siswa yang memiliki bakat dan potensi dimiliki untuk diasah di event
luar sekolah agar menjadi siswa yang berprestasi dan membanggakan baik bagi diri
sendiri, orang tua dan juga sekolah.
peristiwa itu membuat saya merasa positif, karena saya menyadari bahwa
setiap siswa memiliki karakter, potensi dan kompetensi yang berbeda-beda satu
sama lain yang harus di kembangkan agar berkembang secara maksimal. Setelah
peristiwa itu pihak sekolah menjadi lebih memperhatikan potensi yang dimiliki siswa
dengan membimbing dan memfasilitasi siswa sesuai dengan bakat, potensi dan
kompoetensi masing-masing. Menjadi lebih sering mengikut sertakan siswa – siswa
pada event-event daerah sebagai wujud apresiasi terhadap potensi yang dimiliki
siswa. Dari peristiwa tersebut, memang seharusnya seorang guru yang professional
senantiasa berpegang teguh pada pendidikan yang berpihak kepada siswa.
Pendidikan yang berpihak kepada siswa dengan menjadi fasilitator dalam
pembelajaran dengan mengetahui, dan mengenali karakteristik masing-masing siswa
agar guru dapat memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat pada
siswa. Ada siswa yang mudah menerima materi dengan melihat gambar, ada siswa
yang mudah menerima materi dengan melihat contoh nyata di lingkungan sekitar,
dan ada juga siswa yang mudah menerima materi dengan cara mendengarkan
penjelasan atau dengan bantuan audio. Dengan strategi, media, model yang tepat,
diharapkan siswa lebih mudah menangkap materi yang diajarkan oleh guru sehingga
tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.