Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Gusti Ayu Made Mina Suciari

NIM/No.absen : 2013061035 / 07

Prodi : Ilmu Komunikasi Hindu

Semester/ kelas : V (lima) / Sore

Kehidupan Bertoleransi di Kampung Islam Kepaon Bali

Gambar 1. Kampung Islam Kepaon

Denpasar – Kampung Islam Kepaon di Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Bali menjadi salah
satu kampung muslim yang ada di Kota Denpasar.
Meski terkenal sebagai tempat yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, tetapi Bali
ternyata juga memiliki kampung Islam. Kehidupan penduduk yang beragama Islam tampak
damai di tengah masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. Kampung Islam tersebut
adalah Kampung Kepaon. Kampung kepaon berlokasi di Desa Adat Kapaon Desa Pamogan
Kecamatan Denpasar Selatan Provinsi Bali.

Jumat, (21/10/22) A.A. Ketut Wirya selaku Bendesa Adat Kapaon mengatakan “ ada
beberapa komunitas muslim yang hidup dan tinggal di Denpasar, Islam Kepaon alias Kampung
Islam Kepaon adalah Kampung Muslim yang istimewa karena dihuni oleh masyarakat Bali yang
akar sejarahnya berasal dari Puri Pemecutan. Selain itu beliau juga mengatakan terkait tradisi-
tradisi yang masih terjalin tinggi toleransinya hingga saat ini yang masih di jalankan ialah Tradisi
“Ngejot” tradisi ini biasanya masih dilakukan oleh keluarga yang menikah ke Kampung Islam
Kepaon atau sebaliknya. Demikian pula saat ada hari raya Idul Adha dan Galungan mereka pun
saling memberi makanan seperti kue, jajanan serta telur. “ Justru dari Kampung Islam itu lebih
mengeratkan diri dengan warga krama Bali, dengan cara seperti saat malam takbiran mengajak
seka truna di banjar untuk ikut memeriahkan dengan gong, bleganjur jadi masih ingin terikat
melestarikan yang sudah terjalin sejak dahulu” tuturnya. Terkait dengan hal ini A.A. Ketut
Wirya juga menambahkan “ Pada saat hari raya Nyepi biasanya ada arak-arakan ogoh-ogoh yang
ramai lalu warga dari Kampung Islam Kepaon keluar turut mengamankan agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan seperti anak-anak muda itu agar tidak berbenturan dan sebagiannya, ini
nama istilahnya “pemaksan” ( kelompok keamanan , Linmas) “ ujarnya

Saat diminta keterangan tentang bagimana cara warga desa adat Kampung Kepaon dalam
menangani konflik antar warga warga yang pernah terjadi. A.A Ketut Wriya mengatakan “
Hingga kini masyarakat Kepaon masih menjalin hubungan baik dengan Puri Pemecutan seperti
hadirnya warga Kampung Kepaon di undangan upacara-upacara dari Puri Pamecutan.Namun
kedantipun demikian. “Hidup berdampingan dengan 2 agama berbeda apalagi sejak lama
memang tidak mudah namun toleransi yang dijalankan di Kampung Kepaon dan Desa Adat
Kepaon sangat bagus” ucap Bendesa Adat Kepaon A.A Ketut Wriya, lalu ia juga menambahkan
“ Dulu disini pernah ada konflik antar pemuda yang mungkin pada waktu itu merasa paling harus
di hormati, yang paling istilahnya tidak mau dikalahkan, karena itu lah terjadi bentrokan sesama
anak muda, lalu penyelesaiannya dengan memanggil tokoh-tokoh agama masing-masing ( ustad
dan pemangku) berkumpul dan duduk bersama, bermusyawarah, menjaga agar kejadian itu tidak
terjadi lagi dan anak-anak muda di berikan pengertian, karena kan anak-anak muda itu
pikirannya masih egois, temperamen yang hanya di pandang saja sudah tersinggung, pernah
terjadi seperti itu “ tuturnya.

Bendesa desa adat kepaon A.A Ketut Wriya juga berharap tradisi yang di wariskan ini
agar tetap bisa terjaga sampai kedepannya, agar saling bisa menjaga sehingga tidak ada satu
sama lain, menghindari terjadinya ketidak cocokan. Sekarang ini banyak juga islam moderat,
Islam radikal, kan kita juga tidak ingin ada terjadi seperti itu di kampung islam disini, kalau
sampai dipengaruhi oleh hal seperti itu, pasti akan menjadi bentrok dengan umat hindu disini,
kan itu yang kita harapkan agar tidak sampai menerima kaum-kaum yang seperti itu, karena kan
disini banyak pendatang.

Gambar 2.

Anda mungkin juga menyukai