UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2021
MODUL I
1.1 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui koefisien rugi akibat gesekan dari
1.2 Pendahuluan
fluida, diantaranya :
(pelajari kembali istilah – istilah di atas, sangat berguna saat melakukan analisis hasil
percobaan).
perpipaan yang tertutup (close circuit), yaitu air kembali ke sebuah reservoir setelah
steady, fluida yang mengalir incompressible, aliran telah berkembang penuh dan tidak
1
2. Sifat fisik perpipaan (ukuran dan kekasaran)
1.3 Notasi
D Diameter m
f Faktor Gesekan
g Percepatan Gravitasi m
2
s
hf Kehilangan Energi Akibat Gesekan m
∆h Perbedaan Head m
L Panjang Pipa m
ℜ Bilangan Reynolds
V Kecepatan m
s
μ Viskositas Dinamik kg
m. s
ʋ Viskositas Kinematik
ρ Massa Jenis kg
m3
1.4 Teori
laminar dan tubulen yang berdasarkan perbandingan gaya inersia dan gaya viskos yang
DV
ℜ= ……………………….………………………………………...
ʋ
(1.4.1)
2
Pada daerah aliran masuk, akan terbentuk lapisan batas yang makin membesar
ke daerah hilir. Pada daerah hulu, lapisan batas berbentuk aliran laminar, sedangkan
makin ke hilir lapisan batas berupa aliran turbulen. Sebelum membentuk aliran
turbulen, aliran lapisan batas berupa aliran transisi saat mengalami perubahan dari
laminar ke turbulen. Di dalam pipa, jika lapisan batas bertemu pada sumbu pipa maka
Untuk aplikasi engineering, batas antara laminar dan turbulen untuk aliran
dalam pipa ditentuka pada bilangan Re = 2300. Dibawah 2300 aliran digolongkan
Karena viskositas fluida, pada fluida yang bersentuhan dengan dinding pipa
mandapat tahanan geser. Tahanan ini berbentuk kerugian gesek yang menyebabkan
Kehilangan energi untuk seluruh aliran sepanjang pipa dapat dihitung dengan
rumus Darcy-Weisbach :
( )
2
L V
h f =f …………….……………………………………………...
D 2g
(1.4.2)
Sedangkan harga faktor gesekan f dapat diperoleh dari Diagram Moody setelah
Untuk suatu rangkaian perpipaan yang terdiri dari pipa, sambungan pipa dan
3
2
V
h v =K v ……………………………………………………………... (1.4.4)
2g
∆ hf =∆ h
b. Katup
4
( )
2
L V
∆ hv =∆ h−f
D 2g
∆ hf =∆ h−f ( )
L V2
D 2g
d. Divergen
∆ h¿=∆ h−f
( )
L1 V 21
D1 2 g
−f
( )
L2 V 22
D2 2 g
e. Konvergen
5
( ) ( )
2 2
L1 V 1 L2 V 2
∆ hkon=∆ h−f −f
D1 2 g D2 2 g
Alat Bantu
Langkah Pengujian
Persiapan Pengujian
1. Periksa volume air dalam reservoir. Ujung pipa intake dan check valve
volumenya kurang (gunakan air isi ulang dan jangan gunakan air sumur).
2. Buka semua katup. Nyalakan pompa. Jika air tidak mengalir, matikan
4. Atur katup utama, sesuai debit aliran dengan kapasitas gauge, sehingga
5. Matikan pompa.
2. Nyalakan pompa
6
3. Perhatikan gauge 1 dan 2. Tunggu hingga aliran stabli, kemudian catat
5. Tutup katup atur 1 hingga debit air turun 2 LPM, ulangi langkah 3 dan 4.
penuh).
2. Nyalakan pompa.
5. Tutup katup atur 1 hingga debit air turun 2 LPM, ulangi langkah 3 dan 4.
penuh.
3. Nyalakan pompa.
6. Tutup katup atur 2 hingga debit air turun 2 LPM. Ulangi langhkah 4 dan
5.
7
7. Ulangi langkah 6 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup
penuh).
3. Nyalakan pompa.
6. Tutup katup atur 2 hingga debit air turun 2 LPM, ulangi langkah 4 dan 5.
penuh).
2. Nyalakan pompa.
5. Tutup katup atur 3 hingga debit air turun 2 LPM dan lakukan langkah 3
dan 4.
8
6. Ulangi langkah 5 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup
penuh).
Kelompok : ………………………………………..
Kelas : ………………………………………..
Praktikan :
Atur 1
( Menit
Liter
) (m)
9
1
Debit Air
Perc. Selisih Gauge 2 dan Gauge 3 Selisih Gauge 3 dan Gauge 4
Ke ( Menit
Liter
) (m) (m)
10
Valve ¼ Valve ½
11
5
Debit Air
Perc. Selisih Gauge 8 dan Gauge 9 Selisih Gauge 8 dan Gauge 9
Ke ( Menit
Liter
) (m) (m)
12
( ) ( )
MODUL II
PRESTASI POMPA
2.1 Tujuan
dan parallel.
Pemakaian pompa sudah sangat luas aplikasinya, dari rumah tangga sampai
industri, dari fluida yangcair sampai kental. Banyak industri yang telah memproduksi
13
pompa, naun tidak semua jenis pompa mempunyai kemampuan yang sama dalam
memindahkan fluida.
Pada pemakaian skala besar dalam hal kapasitas dan head kadang diperlukan
lebih dari satu pompa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sebuah pertimbangan yang
tepat harus ditetapkan apakah pompa – pompa tersebut harus disusun seri atau paralel.
Parameter debit dan head merupakan sebuah kebalikan diantaranya, debit yang besar
akan diimbangi head yang kecil, demikian sebaliknya debit yang kecil akan diimbangi
Pengujian karakteristik pompa dilakukan pada kondisi terbuka dan sirkuit yaitu
fluida kerja dibiarkan berhubungan dengan lingkungan serta aliran air disirkulasi putar.
Data input yang akan diperoleh dari praktikum ini adalah tekanan, debit,
voltase atau tegangan listrik dan arus mengalir yang digunakan untuk menggerakkan
motor pompa. Dari data tersebut akan diperoleh daya hidrolis, daya listrik dan
effisiensi pompa. Kemudian dari hasil tersebut dibuat grafik karakteristik yang akan
Pompa adalah sebuah mesin fluida yang berfungsi memindahkan cari dari satu
ke tempat yng lain. Terjadinya aliran fluida di dalam saluran karena adanya perbedaan
tekanan, yaitu dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada bagian suction, ujung
suction tekanan dikondisikan lebih tinggi dari bagian yang dekat pompa, sehingga
fluida mengalir dari ujung menuju pompa. Pada delivery bagian yang dekat pompa
tekanannya lebih tinggi dari ujung pipa, sehingga fluida mengalir meninggalkan
pompa.
adalah :
14
Kemampuan pompa diukur dari head yang dicapai dan kapasitas
fluida cair dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang dilayani oleh
POMPA
Hg
Pd −Ps v
H= + Hg+ ………………………...………….. (2.2.1)
γ 2g
Sedangkan
1 1 1
= + …………………………………...…………...
H H1 H2
(2.2.4)
Dimana :
15
H2 = Head Total Pompa 2
N h= ρ g Q h ……………………………………………... (2.2.6)
Nh
ηp = ……………………………………………………. (2.2.7)
Np
Dari hasil perhitungan – perhitungan di atas akan diperoleh grafik karakteristik pompa.
2.3 Notasi
16
Q Debit m3
s
A Luas Penampang Saluran m
2
g Gravitas Bumi m
s2
Hg Jarak Alat Ukur m
n Putaran Pompa rpm
V Tegangan Listrik volt
I Arus Listrik ampere
NH Daya Hidrolis watt
Np Daya Motor Pompa watt
γ Berat Jenis Fluida N
3
m
η Effisiensi Pompa
ρ Massa Jenis Fluida kg
m3
Alat Praktikum
- 1 buah flowmeter
- 1 buah MCB
- 1 buah voltmeter AC
17
- 1 buah ampermeter AC
K6
K2
K1
K3
P12 P22
POMPA 1 POMPA 2
P11 P21
FLOWMETER
K5
K4
Keterangan :
A
V JARINGAN
LISTRIK
SAKLAR 1 SAKLAR 2
POMPA 1 POMPA 2
18
Gambar 2.4.2 Diagram Kelistrikan Pompa
Langkah Pengujian
Persiapan
1. Periksa apakaj pipa sisi hisap (suction) sudah terisi air melalui katup K6.
Jika katup K6 belum penuh terisi air, tambahkan air hingga memenuhi
katup K6. Setelah itu, tutup katup K6. Jagalah supaya air tidak
membasahai peralatan.
kabel yang basah terkena air. Jika ada, mintalah instruktur untuk
memeriksanya.
3. Periksa apakah kabel power telah terhubung dengan jala – jala listrik.
penuh).
10. Jangan lupa ukur dan catat head pompa 1, yaitu ketinggian antara dua
19
Pengujian Pompa Tunggal (Pompa 2)
penuh).
10. Jangan lupa ukur dan catat head pompa 2, yaitu ketinggian antara dua
penuh).
20
9. Setelah semua selesai pompa 1 dan 2 dimatikan.
penuh).
Kelompok : ………………………………………..
Kelas : ………………………………………..
Praktikan :
21
2. …………………………… NPM …………………………………
Pd1 (Tekan)
Debit Air Ps1 (Hisap) Tegangan Arus
Pd1 (Tekan)
Debit Air Ps1 (Hisap) Tegangan Arus
( LPM ) ( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( Volt ) ( Ampere)
22
Tabel 3. Pompa Seri
Pd1 Pd2
Debit Ps1 Ps2
(Tekan) (Tekan) Tegangan Arus
Air (Hisap) (Hisap)
( Volt ) ( Ampere)
( LPM ) ( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( CmHg ) ( )
Kg
cm2
23
(Tekan) (Tekan)
Air (Hisap) (Hisap)
( Volt )
( LPM ) ( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( Ampere)
( ) ( )
MODUL III
24
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI ALIRAN UDARA DALAM PIPA
3.1 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju aliran massa udara
dalam pipa terhadap laju perpindahan panas dari pipa ke udara yang mengalir di dalam
pipa.
3.2 Pendahuluan
Cairan atau gas yang mengalir di dalam pipa sering digunakan dalam aplikasi
menggukan kipas atau pompa untuk mendapatkan efek perpindahan kalor yang
dikehendaki.
3.3 Notasi
25
ρ Massa Jenis kg
3
m
3.4 Teori
Pada aliran internal, tidak terdapat arus bebas. Kecepatan aliran di dalam pipa
idealisasi.
Gambar 3.4.1 Keadaan Kecepatan Aliran Dalam Pipa Sebenarnya (a) Dan Idealisnya
(b)
Saat fluida dipanaskan atau didinginkan di dalam pipa, temperatur bervariasi dari
temperature permukaan pipa T s ke fluida yang minimum T min. Seperti halnya idealisasi
26
Gambar 3.4.2 Distribusi Temperatur Pemanasan Fluida Dalam Pipa (a) dan
idealisasinya (b)
Persamaan kekekalan energi untuk fluks panas tetap (seperti pemanasan resistansi
Gambar 3.4.3 Kalor Yang Mengalir Dari Pipa Ke Fluida Sama Dengan Perubahan
q̇s
T o=T i + ………………………………...……………………….. (3.4.4)
ṁC p
27
Sehingga
q̇ s
T s=T m + …………………………………………………………... (3.4.6)
h
3.5 Peralataan
Anemometer
28
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MESIN – MESIN FLUIDA
Kelompok : ………………………………………..
Kelas : ………………………………………..
Praktikan :
(V )
(V )
( A) ( ms ) (℃) (℃)
50 100
150
220
75 100
150
220
29
100 100
150
220
( ) ( )
30