Anda di halaman 1dari 31

MODUL

PRAKTIKUM MESIN – MESIN FLUIDA

LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS BALIKPAPAN

2021
MODUL I

KERUGIAN SISTEM PERPIPAAN

1.1 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui koefisien rugi akibat gesekan dari

rangkaian perpipaan dan komponennya.

1.2 Pendahuluan

Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk menggolong – golongkan aliran

fluida, diantaranya :

1. Steady atau Unsteady

2. Satu, dua atau tiga dimensi

3. Rotasi atau non rotasi

4. Compressible dan Incompressible

5. Laminar atau turbulen

6. Internal atau eksternal

(pelajari kembali istilah – istilah di atas, sangat berguna saat melakukan analisis hasil

percobaan).

Praktikum dilaksanakan dengan mengalirkan air pada suatu rangkaian

perpipaan yang tertutup (close circuit), yaitu air kembali ke sebuah reservoir setelah

melewati rangkaian perpipaan. Percobaan dilakukan dengan menganggap bahwa aliran

steady, fluida yang mengalir incompressible, aliran telah berkembang penuh dan tidak

ada perubahan temperature pada fluida (tidak terdapat disipasi energi).

Analisis aliran fluida dalam pipa dilakukan dengan memperhitungkan :

1. Sifat fisik fluida (massa jenis dan viskositas)

1
2. Sifat fisik perpipaan (ukuran dan kekasaran)

1.3 Notasi

LAMBANG DEFINISI SATUAN


A Luas Penampang m
2

D Diameter m
f Faktor Gesekan
g Percepatan Gravitasi m
2
s
hf Kehilangan Energi Akibat Gesekan m
∆h Perbedaan Head m
L Panjang Pipa m
ℜ Bilangan Reynolds

ℜc Bilangan Reynolds Kritis

V Kecepatan m
s
μ Viskositas Dinamik kg
m. s
ʋ Viskositas Kinematik
ρ Massa Jenis kg
m3

1.4 Teori

Dalam praktik engineering aliran digolongkan dalam dua kategori yaitu

laminar dan tubulen yang berdasarkan perbandingan gaya inersia dan gaya viskos yang

dilambangkan dengan bilangan Reynolds

DV
ℜ= ……………………….………………………………………...
ʋ

(1.4.1)

2
Pada daerah aliran masuk, akan terbentuk lapisan batas yang makin membesar

ke daerah hilir. Pada daerah hulu, lapisan batas berbentuk aliran laminar, sedangkan

makin ke hilir lapisan batas berupa aliran turbulen. Sebelum membentuk aliran

turbulen, aliran lapisan batas berupa aliran transisi saat mengalami perubahan dari

laminar ke turbulen. Di dalam pipa, jika lapisan batas bertemu pada sumbu pipa maka

aliran disebut telah berkembang penuh.

Untuk aplikasi engineering, batas antara laminar dan turbulen untuk aliran

dalam pipa ditentuka pada bilangan Re = 2300. Dibawah 2300 aliran digolongkan

dalam laminar, sedangkan diatas 2300 aliran digolongkan dalam turbulen.

Karena viskositas fluida, pada fluida yang bersentuhan dengan dinding pipa

mandapat tahanan geser. Tahanan ini berbentuk kerugian gesek yang menyebabkan

kerugian mekanis berupa penurunan tekanan dari hulu ke hilir.

Kehilangan energi untuk seluruh aliran sepanjang pipa dapat dihitung dengan

rumus Darcy-Weisbach :

( )
2
L V
h f =f …………….……………………………………………...
D 2g

(1.4.2)

Sedangkan harga faktor gesekan f dapat diperoleh dari Diagram Moody setelah

kita mengetahui bilangan Reynolds dari aliran yang kita analisis.

Untuk suatu rangkaian perpipaan yang terdiri dari pipa, sambungan pipa dan

katup, kerugian pada masing – masing sambungan (fitting) dapat dituliskan :


2
V
h fit =K fit …………….…………………………………………….. (1.4.3)
2g

Untuk kerugian katup dituliskan sebagai :

3
2
V
h v =K v ……………………………………………………………... (1.4.4)
2g

K merupakan koefisien rugi yang besarnya tergantung dari jenis sambungan

pipa, jenis katup dan bentuk konvergen atau divergen.

Gambar 1.4.1 Alat Pengujian

1.5 Koreksi Pengukuran

Koreksi perhitungan kerugian pada masing – masing sambungan

a. Kerugian panjang pipa

∆ hf =∆ h

b. Katup

4
( )
2
L V
∆ hv =∆ h−f
D 2g

c. Sambungan elbow dan sock

∆ hf =∆ h−f ( )
L V2
D 2g

d. Divergen

∆ h¿=∆ h−f
( )
L1 V 21
D1 2 g
−f
( )
L2 V 22
D2 2 g

e. Konvergen

5
( ) ( )
2 2
L1 V 1 L2 V 2
∆ hkon=∆ h−f −f
D1 2 g D2 2 g

1.6 Pelaksanaan Pengujian

Alat Bantu

Penggaris logam untuk mengukur ketinggian head

Langkah Pengujian

Persiapan Pengujian

1. Periksa volume air dalam reservoir. Ujung pipa intake dan check valve

harus terendam dalam air. Tambahkan air dalam reservoir jika

volumenya kurang (gunakan air isi ulang dan jangan gunakan air sumur).

2. Buka semua katup. Nyalakan pompa. Jika air tidak mengalir, matikan

pompa dan lakukan priming. Nyalakan pompa kembali.

3. Amati apakah air dapat mengalir dengan lancer di semua saluran.

4. Atur katup utama, sesuai debit aliran dengan kapasitas gauge, sehingga

air tidak membludak.

5. Matikan pompa.

Pengujian Koefisien Gesek Pipa Lurus

1. Buka penuh katup atur 1, tutup katup atur 2 dan 3.

2. Nyalakan pompa

6
3. Perhatikan gauge 1 dan 2. Tunggu hingga aliran stabli, kemudian catat

selisih ketinggian gauge 1 dan 2.

4. Catat debit air.

5. Tutup katup atur 1 hingga debit air turun 2 LPM, ulangi langkah 3 dan 4.

6. Ulangi langkah 5 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

Pengujian Kerugian Sambungan Lurus (Sock) dan Siku (Elbow)

1. Buka penuh katup atur 1, tutup atur 2 dan 3.

2. Nyalakan pompa.

3. Perhatikan gauge 2, 3 dan 4. Tunggu hingga aliran stabil, kemudian catat

selisih ketinggian gauge 2, 3 dan 4.

4. Catat debit air.

5. Tutup katup atur 1 hingga debit air turun 2 LPM, ulangi langkah 3 dan 4.

6. Ulangi langkah 5 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh.

Pengujian Kerugian Katup Gerbang (Gate Valve)

1. Buka penuh katup atur 2, tutup katup atur 1 dan 3.

2. Buka penuh gate valve dan globe valve.

3. Nyalakan pompa.

4. Perhatikan gauge 5 dan 6. Tunggu hingga aliran stabil, kemudian catat

selisih ketinggian gauge 5 dan 6.

5. Catat debit air.

6. Tutup katup atur 2 hingga debit air turun 2 LPM. Ulangi langhkah 4 dan

5.

7
7. Ulangi langkah 6 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

8. Tutup gate valve ¼, laksanakan lengkah 4 hingga 7.

9. Tutup gate valve ½, laksanakan langkah 4 hingga 7.

Pengujian Kergian Katup Bola (Globe Valve)

1. Buka penuh katup atur 2, tutup katup atur 1 dan 3.

2. Buka penuh gate valve dan globe valve.

3. Nyalakan pompa.

4. Perhatikan gauge 6 dan 7. Tunggu hingga aliran stabil, kemudian catat

selisih ketinggian gauge 6 dan 7.

5. Catat debit air.

6. Tutup katup atur 2 hingga debit air turun 2 LPM, ulangi langkah 4 dan 5.

7. Ulangi langkah 6 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

8. Tutup globe valve ¼, laksanakan langkah 4 hingga 7.

9. Tutup globe valve ½, laksanakan langkah 4 hingga 7.

Pengujian Kerugian Perbesaran dan Pengecilan Ukuran Pipa

1. Buka penuh katup atur 3, tutup katup atur 1 dan 2.

2. Nyalakan pompa.

3. Perhatikan gauge 8, 9 dan 10. Tunggu hingga aliran stabil, kemudian

catat selisih ketinggian gauge 8, 9 dan 10.

4. Catat debit air.

5. Tutup katup atur 3 hingga debit air turun 2 LPM dan lakukan langkah 3

dan 4.

8
6. Ulangi langkah 5 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

7. Matikan pompa setelah semua percobaan selesai.

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MESIN – MESIN FLUIDA

Materi : Pengujian Kerugian Sistem Perpipaan

Hari / Tanggal : ………………………………………..

Kelompok : ………………………………………..

Kelas : ………………………………………..

Praktikan :

1. …………………………… NPM …………………………………

2. …………………………… NPM …………………………………

3. …………………………… NPM …………………………………

4. …………………………… NPM …………………………………

5. …………………………… NPM …………………………………

Tabel 1. Pipa Lurus

Tutupan Debit Air


Selisih Gauge 1 dan Gauge 2
Katup

Atur 1
( Menit
Liter
) (m)

9
1

Tabel 2. Fitting Sock dan Elbow

Debit Air
Perc. Selisih Gauge 2 dan Gauge 3 Selisih Gauge 3 dan Gauge 4

Ke ( Menit
Liter
) (m) (m)

Tabel 3. Gate Valve

Perc. Debit Air Bukaan Penuh Tutupan Gate Tutupan Gate

10
Valve ¼ Valve ½

Selisih Gauge 5 Selisih Gauge 5 Selisih Gauge 5


Ke ( Liter
Menit ) dan Gauge 6 dan Gauge 6 dan Gauge 6

(m) (m) (m)

Tabel 4. Globe Valve

Tutupan Globe Tutupan Globe


Bukaan Penuh
Debit Air Valve ¼ Valve ½
Perc.
Selisih Gauge 6 Selisih Gauge 6 Selisih Gauge 6
Ke ( Liter
Menit ) dan Gauge 7 dan Gauge 7 dan Gauge 7

(m) (m) (m)

11
5

Tabel 5. Sambungan Konvergen – Divergen

Debit Air
Perc. Selisih Gauge 8 dan Gauge 9 Selisih Gauge 8 dan Gauge 9

Ke ( Menit
Liter
) (m) (m)

Asisten Laboratorium Praktikan

12
( ) ( )

MODUL II

PRESTASI POMPA

2.1 Tujuan

 Mahasiswa dapat mengetahui performance pompa pada susunan tunggal, seri

dan parallel.

 Mahasiswa dapat menggambar grafik karakteristik pompa (daya vs debit vs

efisiensi) baik untuk pompa tunggal, seri maupun parallel.

2.2 Dasar Teori

Pemakaian pompa sudah sangat luas aplikasinya, dari rumah tangga sampai

industri, dari fluida yangcair sampai kental. Banyak industri yang telah memproduksi

13
pompa, naun tidak semua jenis pompa mempunyai kemampuan yang sama dalam

memindahkan fluida.

Pada pemakaian skala besar dalam hal kapasitas dan head kadang diperlukan

lebih dari satu pompa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sebuah pertimbangan yang

tepat harus ditetapkan apakah pompa – pompa tersebut harus disusun seri atau paralel.

Parameter debit dan head merupakan sebuah kebalikan diantaranya, debit yang besar

akan diimbangi head yang kecil, demikian sebaliknya debit yang kecil akan diimbangi

head yang besar.

Pengujian karakteristik pompa dilakukan pada kondisi terbuka dan sirkuit yaitu

fluida kerja dibiarkan berhubungan dengan lingkungan serta aliran air disirkulasi putar.

Data input yang akan diperoleh dari praktikum ini adalah tekanan, debit,

voltase atau tegangan listrik dan arus mengalir yang digunakan untuk menggerakkan

motor pompa. Dari data tersebut akan diperoleh daya hidrolis, daya listrik dan

effisiensi pompa. Kemudian dari hasil tersebut dibuat grafik karakteristik yang akan

menunjukan prestasi sebuah pompa.

Pompa adalah sebuah mesin fluida yang berfungsi memindahkan cari dari satu

ke tempat yng lain. Terjadinya aliran fluida di dalam saluran karena adanya perbedaan

tekanan, yaitu dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada bagian suction, ujung

suction tekanan dikondisikan lebih tinggi dari bagian yang dekat pompa, sehingga

fluida mengalir dari ujung menuju pompa. Pada delivery bagian yang dekat pompa

tekanannya lebih tinggi dari ujung pipa, sehingga fluida mengalir meninggalkan

pompa.

Parameter – parameter pengting yang perlu dipelajari dalam pengujian pompa

adalah :

A. Head Pompa (H)

14
Kemampuan pompa diukur dari head yang dicapai dan kapasitas

fluida cair yang mampu dipindahkan oleh pompa.

Head pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan sejumlah

fluida cair dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang dilayani oleh

pompa. Seperti diperlihatkan gambar di bawah ini, head pompa dapat

ditulis sebagai berikut :

POMPA
Hg

Pd −Ps v
H= + Hg+ ………………………...………….. (2.2.1)
γ 2g

Sedangkan

V =Q/ A ……………………...…………………………... (2.2.2)

*Head Pompa Seri

H=H 1 + H 2 …...…………………………………………. (2.2.3)

*Head Pompa Parallel

1 1 1
= + …………………………………...…………...
H H1 H2

(2.2.4)

Dimana :

H1 = Head Total Pompa 1

15
H2 = Head Total Pompa 2

B. Daya Listrik Pompa (Np)

Daya pompa adalah daya listrik yang dibutuhkan pompa untuk

menggerakan poros pompa. Daya yang digunakan oleh pompa adalah :

N p=V . I ………………………………...………………... (2.2.5)

C. Daya Hidrolis Pompa (Nh)

Daya hidrolis merupakan daya yang digunakan untuk

memindahkan fluida dan dihitung sebesar :

N h= ρ g Q h ……………………………………………... (2.2.6)

D. Effisiensi Pompa (η)

Effisiensi pompa tergantung pada beberapa faktor, antara lain

kerugian hidrolik (gesekan fluida dan turbulensi), kerugian mekanis dan

kebocoran. Effisiensi pompa dapat diformulasikan :

Nh
ηp = ……………………………………………………. (2.2.7)
Np

Dari hasil perhitungan – perhitungan di atas akan diperoleh grafik karakteristik pompa.

Dari grafik tersebut dapat diketahui bagaimana prestasi sebuah pompa.

2.3 Notasi

LAMBANG DEFINISI SATUAN


H Head Pompa m
Ps Tekanan Hisap (Suction) N
2
m
Pd Tekanan Keluar (Delivery) N
m2

16
Q Debit m3
s
A Luas Penampang Saluran m
2

g Gravitas Bumi m
s2
Hg Jarak Alat Ukur m
n Putaran Pompa rpm
V Tegangan Listrik volt
I Arus Listrik ampere
NH Daya Hidrolis watt
Np Daya Motor Pompa watt
γ Berat Jenis Fluida N
3
m
η Effisiensi Pompa
ρ Massa Jenis Fluida kg
m3

2.4 Pelaksanaan Pengujian

Alat Praktikum

- 2 buah pompa air listrik 125 W

- 1 buah flowmeter

- 6 buah katup putar

- 2 buah pressure gauge bourdon

- 2 buah vacuum gauge bourdon

- Pipa PVC beserta sambungannya

- 2 buah saklar listrik

- 1 buah MCB

- 1 buah voltmeter AC

17
- 1 buah ampermeter AC

K6
K2

K1

K3
P12 P22

POMPA 1 POMPA 2
P11 P21

FLOWMETER

K5

K4

Gambar 2.4.1 Diagram Aliran Pengujian Pompa

Keterangan :

K1, K2, K3, K4, K5, K6 : Katup Putar (Gerbang)

P12, P22 : Pressure Gauge Dilvery Pompa 1 dan 2

P11, P21 : Pressure Gauge Suction Pompa 1 dan 2


SAKLAR
UTAMA
(MCB)

A
V JARINGAN
LISTRIK

SAKLAR 1 SAKLAR 2

POMPA 1 POMPA 2

18
Gambar 2.4.2 Diagram Kelistrikan Pompa

Langkah Pengujian

Persiapan

1. Periksa apakaj pipa sisi hisap (suction) sudah terisi air melalui katup K6.

Jika katup K6 belum penuh terisi air, tambahkan air hingga memenuhi

katup K6. Setelah itu, tutup katup K6. Jagalah supaya air tidak

membasahai peralatan.

2. Periksa apakah ada sambungan kabel yang terbuka atau sambungan

kabel yang basah terkena air. Jika ada, mintalah instruktur untuk

memeriksanya.

3. Periksa apakah kabel power telah terhubung dengan jala – jala listrik.

Pengujian Pompa Tunggal (Pompa 1)

1. Nyalakan saklar utama. Listrik akan terhubung dengan alat pengujian

yang ditandai lampu indikator merah menyala.

2. Tutup katup K3 dan K5.

3. Buka penuh katup K1 dan K2.

4. Hidukan pompa 1 dengan menggunakan saklar 1.

5. Tunggu sampai aliran stabil, kemudian catat penunjuk alat ukur.

6. Catat debit air

7. Tutup katup K1 hingga debit air turun 2 LPM.

8. Ulangi langkah 7 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

9. Setelah semua selesai pompa 1 dimatikan.

10. Jangan lupa ukur dan catat head pompa 1, yaitu ketinggian antara dua

alat ukur pada pompa 1.

19
Pengujian Pompa Tunggal (Pompa 2)

1. Nyalakan saklar utama. Listrik akan terhubung dengan alat pengujian

yang ditandai lampu indikator merah menyala.

2. Tutup katup K2 dan K5.

3. Buka penuh katup K1 dan K3.

4. Hidukan pompa 2 dengan menggunakan saklar 2.

5. Tunggu sampai aliran stabil, kemudian catat penunjuk alat ukur.

6. Catat debit air

7. Tutup katup K1 hingga debit air turun 2 LPM.

8. Ulangi langkah 7 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

9. Setelah semua selesai pompa 2 dimatikan.

10. Jangan lupa ukur dan catat head pompa 2, yaitu ketinggian antara dua

alat ukur pada pompa 2.

Pengujian Pompa Seri

1. Nyalakan saklar utama. Listrik akan terhubung dengan alat pengujian

yang ditandai lampu indikator merah menyala.

2. Tutup katup K2 dan K4.

3. Buka penuh katup K1, K3 dan K5.

4. Hidukan pompa 1 dan 2 dengan menggunakan saklar 1 dan 2.

5. Tunggu sampai aliran stabil, kemudian catat penunjuk alat ukur.

6. Catat debit air

7. Tutup katup K1 hingga debit air turun 2 LPM.

8. Ulangi langkah 7 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

20
9. Setelah semua selesai pompa 1 dan 2 dimatikan.

Pengujian Pompa Parallel

1. Nyalakan saklar utama. Listrik akan terhubung dengan alat pengujian

yang ditandai lampu indikator merah menyala.

2. Tutup katup K5.

3. Buka penuh katup K1, K2, K3 dan K4.

4. Hidukan pompa 1 dan 2 dengan menggunakan saklar 1 dan 2.

5. Tunggu sampai aliran stabil, kemudian catat penunjuk alat ukur.

6. Catat debit air

7. Tutup katup K1 hingga debit air turun 2 LPM.

8. Ulangi langkah 7 untuk setiap penurunan 2 LPM (jangan sampai tertutup

penuh).

9. Setelah semua selesai pompa 1 dan 2 dimatikan.

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MESIN – MESIN FLUIDA

Materi : Pengujian Prestasi Pompa

Hari / Tanggal : ………………………………………..

Kelompok : ………………………………………..

Kelas : ………………………………………..

Praktikan :

1. …………………………… NPM …………………………………

21
2. …………………………… NPM …………………………………

3. …………………………… NPM …………………………………

4. …………………………… NPM …………………………………

5. …………………………… NPM …………………………………

Tabel 1. Pompa Tunggal (Pompa 1)

Pd1 (Tekan)
Debit Air Ps1 (Hisap) Tegangan Arus

( LPM ) ( CmHg ) ( cmKg )


2 ( Volt ) ( Ampere)

Tabel 2. Pompa Tunggal (Pompa 2)

Pd1 (Tekan)
Debit Air Ps1 (Hisap) Tegangan Arus

( LPM ) ( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( Volt ) ( Ampere)

22
Tabel 3. Pompa Seri

Pd1 Pd2
Debit Ps1 Ps2
(Tekan) (Tekan) Tegangan Arus
Air (Hisap) (Hisap)
( Volt ) ( Ampere)
( LPM ) ( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( CmHg ) ( )
Kg
cm2

Tabel 4. Pompa Paralel

Debit Ps1 Pd1 Ps2 Pd2 Tegangan Arus

23
(Tekan) (Tekan)
Air (Hisap) (Hisap)
( Volt )
( LPM ) ( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( CmHg ) ( )
Kg
cm2
( Ampere)

Asisten Laboratorium Praktikan

( ) ( )

MODUL III

24
PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI ALIRAN UDARA DALAM PIPA

3.1 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laju aliran massa udara

dalam pipa terhadap laju perpindahan panas dari pipa ke udara yang mengalir di dalam

pipa.

3.2 Pendahuluan

Cairan atau gas yang mengalir di dalam pipa sering digunakan dalam aplikasi

untuk pemanasan maupun pendinginan. Fluida dialirkan secara paksa dengan

menggukan kipas atau pompa untuk mendapatkan efek perpindahan kalor yang

dikehendaki.

3.3 Notasi

LAMBANG DEFINISI SATUAN


ṁ Laju Aliran Massa Kg
s
Q̇ Energi Perpindahan Panas m
Cp Kalor Jenis J
Kg ℃
Vm Kecepataan Rata – Rata Udara m
s
A Luas Penampang m2
Tm Temperatur Udara Rata – Rata ℃
Ts Temperatur Dinding Pipa ℃
Ti Temperatur Udara Masuk ℃
Te Temperatur Udara Keluar ℃
h Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi W
m2 K

25
ρ Massa Jenis kg
3
m

3.4 Teori

Pada aliran internal, tidak terdapat arus bebas. Kecepatan aliran di dalam pipa

bervariasi dari nol hingga maksimum, sehingga diperlukan pendekatan tersendiri.

Pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan kecepatan rata – rata ʋm sebagai

idealisasi.

Gambar 3.4.1 Keadaan Kecepatan Aliran Dalam Pipa Sebenarnya (a) Dan Idealisnya

(b)

Hal ini memberik kondekuensi, laju aliran massa dihitung dari

ṁ=ρ ʋm A ……………………………………………………………. (3.4.1)

Dimana ρ kerapatan fluida dan A adalah luas penampang pipa.

Saat fluida dipanaskan atau didinginkan di dalam pipa, temperatur bervariasi dari

temperature permukaan pipa T s ke fluida yang minimum T min. Seperti halnya idealisasi

laju aliran, digunakan idealisasi temperatur rata – rata T m.

26
Gambar 3.4.2 Distribusi Temperatur Pemanasan Fluida Dalam Pipa (a) dan

idealisasinya (b)

Persamaan kekekalan energi untuk fluks panas tetap (seperti pemanasan resistansi

listrik) untuk aliran tunak adalah

Q̇= ṁC p (T i −T e ) …………………………………………………… (3.4.2)

Gambar 3.4.3 Kalor Yang Mengalir Dari Pipa Ke Fluida Sama Dengan Perubahan

Energi Saat Fluida Masuk Dan Keluar

Untuk perpindahan kalor dengan flux tetap dimana q̇ skonstan,

Q̇= qs˙ A=ṁC p ( T i−T e ) ………………………………………….. (3.4.3)

Sehingga temperature rata – rata saat fluida keluar dari pipa

q̇s
T o=T i + ………………………………...……………………….. (3.4.4)
ṁC p

Temperatur permukaan dalam pipa dapat dihitung dengan

q s=h(T s−T m ) ………………………………………………………. (3.4.5)

27
Sehingga

q̇ s
T s=T m + …………………………………………………………... (3.4.6)
h

3.5 Peralataan

 Perangkat Uji Perpindahan Kalor Konveksi Dalam Pipa

 Anemometer

3.6 Pelaksanaan Pengujian

1. Set tegangan blower dan tegangan pemanas.

2. Tunggu hingga semua indicator temperatur stabli dan tidak berubah.

3. Catat temperatur udara masuk dan keluar pipa.

4. Ukur kecepetan udara yang melewati pipa.

5. Ulangi langkah 2 sampai 4 masing – masing untuk 3 variasi tegangan.

6. Matikan alat setelah semua percobaan selesai.

28
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM MESIN – MESIN FLUIDA

Materi : Perpindahan Kalor Konveksi Aliran Udara Dalam Pipa

Hari / Tanggal : ………………………………………..

Kelompok : ………………………………………..

Kelas : ………………………………………..

Praktikan :

1. …………………………… NPM …………………………………

2. …………………………… NPM …………………………………

3. …………………………… NPM …………………………………

4. …………………………… NPM …………………………………

5. …………………………… NPM …………………………………

Tabel 1. Perpindahan Kalor Konveksi Aliran Udara Dalam Pipa

Tegangan Laju Aliran


Tegangan Arus Temperatur Temperatur
Blower Masuk
Pemanas Pemanas Masuk Keluar

(V )
(V )
( A) ( ms ) (℃) (℃)

50 100

150

220

75 100

150

220

29
100 100

150

220

Asisten Laboratorium Praktikan

( ) ( )

30

Anda mungkin juga menyukai