Anda di halaman 1dari 6

TUHAN MENYESAL (?

)
TUHAN MENYESAL (?)

Apakah arti dari kata Tuhan menyesal? Perhatikanlah keempat ayat Alkitab ini :

1. Kej. 6:6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal
itu memilukan hati-Nya.

2. Kel. 32:14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas
umat-Nya.

3. 1 Sam. 15:35 Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita
karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.

4. 2 Sam. 24:16 Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk


memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu, lalu Ia berfirman
kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu: "Cukup! Turunkanlah
sekarang tanganmu itu." Pada waktu itu malaikat TUHAN itu ada dekat tempat pengirikan
Arauna, orang Yebus.

Apakah arti dari keempat ayat ini? Apakah Tuhan salah mengambil langkah dan keputusan
sehingga Dia menyesali apa yang direncanakanNya? Apakah Tuhan salah bertindak sehingga
Dia menyesali apa yang lakukanNya? Masih ada banyak ayat yang menyatakan Tuhan menyesal,
tetapi kita hanya akan membahas keempat ayat ini.

Sesungguhnya Tuhan bukanlah manusia. Tidak pernah salah langkah, tidak pula salah
mengambil keputusan, karena Dia adalah Tuhan yang Mahatau, Maha mengerti, Maha bijak dan
Maha segalanya, sehingga mustahil Dia menyesali perbuatan atau keputusanNya. Sikap
menyesal hanya akan muncul apabila seseorang menerima / melihat akibat dari apa yang
dilakukan / direncanakannya tanpa terlebih dahulu tahu akan akibatnya. Hal ini tentu tidak
berlaku bagi Tuhan yang Mahatau.
Bil. 23:19 Tuhan bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia
menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak
menepatinya?

Maz. 110:4 TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk
selama-lamanya, menurut Melkisedek."

Kedua ayat ini cukup untuk menyatakan bahwa Tuhan tidak akan pernah menyesali
perbuatanNya, keputusanNya dan segala sesuatu yang telah Dia rancangkan.
Jika demikian, bagaimana kita memahami keempat ayat di atas?

Dalam gaya penulisan Alkitab, ada suatu gaya penulisan bahasa yang disebut sebagai bahasa
Antropomorfis. Apakah itu?
Gaya bahasa Antropomorfis adalah atribusi karakteristik manusia ke mahkluk yang bukan
manusia (KBBI). Secara sederhana, Antropomorfis berarti penggunaan karakteristik manusia
untuk menggambarkan Tuhan.

Contoh :
Kej. 6:8. Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

1 Sam. 7:13. Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi memasuki daerah Israel.
Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel,

Yak. 5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari
buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam
keluhan mereka yang menyabit panenmu.

Ayat-ayat di atas menggambarkan Tuhan memiliki mata, tangan dan telinga, padahal
sesungguhnya tidaklah demikian. Tuhan adalah makhluk roh yang tidak berbentuk dan tidak
memiliki fisik, sehingga Dia tentulah tidak bermata, bertangan, bertelinga. Namun penggunaan
gaya bahasa Antropomorfis membuat karakteristik manusia yang berbentuk dan memiliki fisik
dipakai untuk menggambarkan Tuhan, sehingga Tuhan yang tidak berbentuk digambarkan
memiliki mata, tangan dan mulut layaknya manusia yang berfisik atau memiliki bentuk.

Apa tujuan dari penggunaan gaya bahasa Antropomorfis ini?


Sangat sulit untuk menggambarkan Tuhan dan sifat-sifatNya tanpa menggunakan gaya bahasa
ini. Selain karena Dia adalah Maha segalanya yang melampaui segala sesuatu, Dia juga adalah
makhluk roh yang tidak bisa digambarkan. Ini menimbulkan kesulitan bagi manusia dalam
menggambarkan sifat Tuhan dan setiap karya Tuhan. Bagaimana Dia bisa melihat sedangkan
tidak memiliki mata secara fisik? Bagaimana Dia bisa mendengar sedangkan tidak memiliki
telinga secara fisik? Bagaimana Dia bisa bekerja sedangkan tidak memiliki tangan secara fisik?
Keterbatasan manusia dalam membahasakan sifat dan sosok Tuhan inilah, yang membuat adanya
gaya bahasa Antropomorfis agar dengan mudah dapat membahasakan dan menggambarkan
sosok Tuhan beserta sifat dan pekerjaanNya. Dengan demikian, kita dapat mengertikan bahwa :
kalimat “mata Tuhan” memiliki arti : Tuhan melihat segala perbuatan manusia; kalimat “telinga
Tuhan” memiliki arti : Tuhan mendengar segala doa dan permohonan manusia; kalimat “tangan
Tuhan” memiliki arti : Tuhan bekerja dalam segala sesuatu; dan itu semua dilakukan Tuhan
dalam kapasitasNya sebagai makhluk roh yang tak berbentuk dan tak berfisik.

Gaya bahasa Antropomorfis bukan hanya digunakan untuk menggambarkan / membahasakan


Tuhan dengan karakterikstik fisik manusia, tetapi juga untuk menggambarkan / membahasakan
Tuhan dengan karakterikstik sifat manusia. Hal ini juga berlaku dalam penggunaan kalimat
“menyesallah Tuhan”. Apakah Tuhan bisa menyesal? Tentu tidak. Apa yang Dia sudah
rencanakan, tentu Dia sudah tahu apa akibat / pengaruhnya ke depan karena Dia adalah Yang
Mahatau. Apa yang dirancangkan Tuhan tidak akan pernah gagal.
Jika Tuhan memilih Saul menjadi raja dan Saul ternyata gagal, apakah Allah salah pilih? Tentu
tidak. Tuhan punya rencana jangka panjang untuk Saul, keluarga Saul, bangsa Israel, Daud dst.,
dan ini mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Dia. Lalu, apa artinya kata “Tuhan
menyesal”?

Kita akan membahas keempat ayat di atas.


1. Kej. 6:6. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal
itu memilukan hati-Nya.
Apa arti dari ayat ini? Ini berarti : Tuhan sangat bersusah hati karena manusia yang Dia
ciptakan telah rusak perilakunya akibat dari dosa. Ini bukan berarti Tuhan telah salah langkah
saat menciptakan manusia.

2. Kel. 32:14 Dan menyesallah TUHAN karena malapetaka yang dirancangkan-Nya atas
umat-Nya.
Apa arti ayat ini? Ini berarti : Tuhan begitu berduka dalam kesucianNya; dimana dalam
kasihNya yang begitu besar, Dia harus menghukum juga manusia yang berdosa dengan
malapetaka yang Dia rancangkan

3. 1 Sam. 15:35 Sampai hari matinya Samuel tidak melihat Saul lagi, tetapi Samuel berdukacita
karena Saul. Dan TUHAN menyesal, karena Ia menjadikan Saul raja atas Israel.
Apa arti ayat ini? Ini berarti : Tuhan bersedih hati karena sikap Saul yang tidak taat kepada
Tuhan yang telah mengangkat Dia sebagai raja. Ini bukan berarti Tuhan telah salah pilih.

4. 2 Sam. 24:16 Ketika malaikat mengacungkan tangannya ke Yerusalem untuk


memusnahkannya, maka menyesallah TUHAN karena malapetaka itu, lalu Ia berfirman
kepada malaikat yang mendatangkan kemusnahan kepada bangsa itu: "Cukup! Turunkanlah
sekarang tanganmu itu." Pada waktu itu malaikat TUHAN itu ada dekat tempat pengirikan
Arauna, orang Yebus.
Apa arti ayat ini? Ini berarti : Tuhan sangat berduka dan merasa kasihan karena hukuman
hebat yang telah diberikanNya kepada bangsa Israel akibat dosa Daud dan umatNya itu.
Tetapi, ini tidak berarti Tuhan menyesali apa yang telah Dia rencanakan dan lakukan itu.

Kesimpulannya adalah, “Tuhan menyesal” memiliki penggambaran dimana Tuhan begitu


berduka dalam kesucianNya karena dalam diriNya yang penuh kasih kepada manusia,
dalam belas kasihNya, Dia harus menghukum manusia berdosa; Tuhan berduka
karena kasihNya tidak mendapat sambutan dari manusia. Sebaliknya, manusia
membalas kasih Tuhan dengan berlaku dosa dan melawan.

Untuk mampu memahasi gaya bahasa Antropomorfis dalam suatu bacaan di Alkitab, perlu
ditelusuri konteks mengapa kalimat “Tuhan menyesal” bisa muncul. Dengan demikian, kita
dapat megerti makna dari penggunaan kalimat dalam bacaan tersebut. Tapi yang terpenting
dari semua adalah dengan meminta Roh Kudus untuk memberi kita hikmat agar dapat
mengerti tiap kata dan kalimat dari bacaan yang kita baca.

AMIN

Anda mungkin juga menyukai