Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHSAN

1. Permeriksaan MIKROSKOPIS a. struktur minyak

Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca
pembesar terhadap berbagai organ makhluk hidup. Identitas makroskopis didasarkan pada bentuk,
ukuran, warna, dan karakteristik permukaan (WHO, 2011).

https://eprints.umm.ac.id/36867/3/jiptummpp-gdl-nurilzakiy-50487-3-babii.pdf

Pada praktikum ini dilakukan pengamatan secara mikroskopik terhadap beberapa macam simplisia
antara lain rimpang Jahe, kayu manis, LENGKUAS, AMA TEMENYA Pengamatan menggunakan
simplisia yangberbentuk serbuk. Simplisia yang berbentuk serbuk diletakkan di atas kaca objek lalu
ditambahkan dengan larutan AQUADEST, kaca preparat diletakan di mikroskop pada perbesaran
10/025, 160/0,17 dan perbesaran 4/0,10 dan 160/0,17.

a) Serbuk jahe
Dari hasil karakteristik gambar dalam mikroskopis simplisia jahe ditemukan sel minyak,
amilum tunggal, benjolan int eksentris, sel parenkim, dan serat sklerenkim. Tetapi dalam
literatur pada sempel terdapat ditemukan:
 Dalam air, banyak terlihat amilum tunggal berbentuk bulat telur panjang dan
memiliki benjolan dengan inti eksentris ( eksosentris).
 Dalam kloral hidrat, sel gabus berdindin tipis dan jernih. Sel parankim berdinding
kuning cokat yang penuh terkadang ditemukan. Sel minyak berisi harsa berwarna
kuning coklat yang penuuh terkadang ditemukan. Salah satu permukaan serabut
sklerenkim kelihatan berombak.
 Fragmen pengenal adalah serat sklerenkim berombak ( pati dalam air). (Farmakope
herbal 2). Hasil yang kami dapatkan sesuai dengan literatur.
b) Wijen
Dari hasil karakteristik gambar dalam mikroskopis simplisia wijen ditemukan parenkim testa,
dan endosperma dengan tetes minyak, sedangkan literatur pada sempel ditemukan:
Fragmen pengenal adalah lapisan kulit biji sebelah luar, parenkim testa, parenkim testa
sebelah dalm dan berkas pengangkut dengan penambahan tipe tangga, dan endosprem
dengan tetes minyak. (Farmakope herbal 2).
c) Lengkuas
Dari hasil karakteristik gambar dalam mikroskopis simplisia lengkuas ditemukan berkas
pengangkut, parenkim dengan kioblas, parenkim dgn amilum,dan sklerenkim. , sedangkan
literatur pada sempel ditemukan: Fragmen pengenal adalah amilum, parenkim korteks,
berkas penganngkut, parenkim dengan kioblas, sklerenkim dan parenkim dgn amilum.
( (Farmakope herbal 2).
d) Kayu manis
Dari hasil karakteristik gambar dalam mikroskopis simplisia kayu manis ditemukan sel
minyak dan sklereida. sedangkan literatur pada sempel ditemukan:
Literatur Fragmen pengenal adalah idioblas berupa sel minyak dan sklerenkim, sklereida, dan
sklerenkim. (Farmakope herbal 2).

e) Jeruk ( posisi melintang )


f) Jeruk ( posisi membujur )

2. pemeriksaan MAKROSKOPIS

Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca
pembesar terhadap berbagai organ makhluk hidup. Identitas makroskopis didasarkan pada bentuk,
ukuran, warna, dan karakteristik permukaan (WHO, 2011). Tetapi dalam praktikum makroskopis kali
ini kami mencari sempel haksel dengan karakteristik organoleptis : Bentuk, warna, bau, khas dan
juga mencari karakteristik haksel sempel tersebut

a) Haksel Jahe
Dari hasil karakteristik dalam makroskopis simplisia haksel jahe memiliki organoleptis seperti:
bentuk berserat berwarna kuning keemasan, memiliki bau seperti khas jahe, dan rasa
seperti pedas hangat.
Adapun karteristik pada sempel haksel: Pipih bulat sedikit lonjong
Sedangkan pada literatur sempel ditemukan:
Bentuk : pipih, lonjong, bulat telur
Warna: Coklat kekuningan ( lapisan luar), putih kekuningan ( lapisan dlm)
Bau : khas
Rasa : pedas
DARI (FARMAKOPE HERBAL II)
Perbedaan hasil yang kami dapat dengan literatur disebabkan oleh beberapa faktor seperti
suhu penyimpanan yang tidak sesuai untuk simplisia yang menyebabkan kerusakan simplisia,
perbedaan jenis tanaman yang diambil ataupun kualitas simplisia yang tidak sebagus
simplisia pada literatur yang merupakan hasil budidaya dengan kontrol nutrisi

b) Haksel Lengkuas,
Dari hasil karakteristik dalam makroskopis simplisia haksel lengkuas memiliki organoleptis
seperti: bentuk pipih bulat sedikit lonjong, berwarna bagian dlm berwarna putih, bagian
sisinya putih kemerahan, memiliki bau seperti tajam pedas , dan rasa seperti sedikit pedas
Adapun karteristik pada sempel haksel: Pipih bulat sedikit lonjong dan berserat
Sedangkan pada literatur sempel ditemukan:
Bentuk: Berserat kasar, ( lapisan dalam), Kaku & kasar (bagian luar)
Warna: merah kecoklatan ( lapisan luar), putih kekuningan ( lapisan dlm )
Bau : khas
Rasa : agak pedes
(FARMAKOPE HERBAL II)
Perbedaan hasil yang kami dapat dengan literatur disebabkan oleh beberapa faktor seperti
suhu penyimpanan yang tidak sesuai untuk simplisia yang menyebabkan kerusakan simplisia,
perbedaan jenis tanaman yang diambil ataupun kualitas simplisia yang tidak sebagus
simplisia pada literatur yang merupakan hasil budidaya dengan kontrol nutrisi

c) Haksel wijen
Dari hasil karakteristik dalam makroskopis simplisia haksel wijen memiliki organoleptis
seperti: bentuk kecil oval ujungnya runcing, berwarna putih agak kekuningan, memiliki bau
seperti khas wijen, dan rasa seperti khas wijen
Adapun karteristik pada sempel haksel: Bentuk kecil oval dan salah satu ujungnya runcing
Sedangkan pada literatur sempel ditemukan:
Bentuk: Berupa biji berbentuk oval kecil
Warna: Coklat pucat
Bau : khas aromatis
Rasa : tdk berasa
DARI (FARMAKOPE HERBAL II)
Perbedaan hasil yang kami dapat dengan literatur disebabkan oleh beberapa faktor seperti
suhu penyimpanan yang tidak sesuai untuk simplisia yang menyebabkan kerusakan simplisia,
perbedaan jenis tanaman yang diambil ataupun kualitas simplisia yang tidak sebagus
simplisia pada literatur yang merupakan hasil budidaya dengan kontrol nutrisi

d) kayu manis
Dari hasil karakteristik dalam makroskopis simplisia haksel kayu manis memiliki organoleptis
seperti: bentuk panjang dan menggulung, berwarna coklat, memiliki bau seperti jamu, dan
rasa seperti kayu manis
Adapun karteristik pada sempel haksel: Panjang dan menggulung, tebal, ppih
Sedangkan pada literatur sempel ditemukan:
Fragmen pengenal adalah idiobblas berupa sel minyak dan skelerenkim sklerida dan
sklerenkim
Perbedaan hasil yang kami dapat dengan literatur disebabkan oleh beberapa faktor seperti
suhu penyimpanan yang tidak sesuai untuk simplisia yang menyebabkan kerusakan simplisia,
perbedaan jenis tanaman yang diambil ataupun kualitas simplisia yang tidak sebagus
simplisia pada literatur yang merupakan hasil budidaya dengan kontrol nutrisi

DARI (FARMAKOPE HERBAL II)

e) Haksel jeruk
Dari hasil karakteristik dalam makroskopis simplisia haksel kulit jeruk memiliki organoleptis
seperti: bentuk bertekstur tebal, berwarna orange ( di dlm), Hijau ( di luar), memiliki bau
seperti khas jeruk, dan rasa pahit
Adapun karteristik pada sempel haksel: Teksturnya tebal, berlubang/ berpori2 di dlmnya, ada
kulit berwana utih di bagian dalam
Sedangkan pada literatur sempel ditemukan:
Bentuk: pipih
Warna: orange
Bau : khas jeruk
Rasa : pahit
Perbedaan hasil yang kami dapat dengan literatur disebabkan oleh beberapa faktor seperti
suhu penyimpanan yang tidak sesuai untuk simplisia yang menyebabkan kerusakan simplisia,
perbedaan jenis tanaman yang diambil ataupun kualitas simplisia yang tidak sebagus
simplisia pada literatur yang merupakan hasil budidaya dengan kontrol nutrisi

(FARMAKOPE HERBAL II)

3. Pemeriksaan fisikokimia minyak dan lemak

Fisikokimia adalah nama sifat yang mengacu ke sifat fisik dari sebuah senyawa kimia atau
bahasa inggrisnya Physical Chemistry. Adapun pemiriksaan fitokimia sbg:

1. Uji noda lemak atau minyak

dapat membentuk noda translucent sehingga kertas tulis yang tidak tembus pandang menjadi semi
transparan.noda yang terbentuk biasanya semakin melebar setelah disirami air dan keringkan.

2. Uji kelarutan

adalah uji untuk mengetahui seberapa banyak senyawa yang larut dalam suatu pelarut. BEIKUT
HASIL PRAKTIKUM UJI KELARUTAN Berikut hasil dari uji kelarutan pada minyak kelapa dan jagung
dalam beberapa pelarut MENURUT LITERATUR : Kloroform (CHCl3): Minyak kelapa tidak larut dalam
kloroform, sedangkan minyak jagung sedikit larut dalam kloroform.

- Eter: Kedua minyak dapat larut dalam eter, namun pelarut ini kurang dapat membantu mengekstrak
senyawa non-polar lainnya.

- Pentana (p.etre): Minyak jagung sedikit larut dalam pentana, sedangkan minyak kelapa tidak cocok
dengan pelarut ini.

- Etanol (EtOH): Kedua minyak dapat larut dalam etanol dengan baik. Pelarut ini sangat berguna juga
dalam melakukan ekstraksi sebagai senyawa polar.

Dari hasil uji kelarutan tersebut, dapat disimpulkan bahwa minyak jagung memiliki kelarutan yang
lebih baik dalam pelarut non-polar seperti kloroform dan pentana. Sementara itu, minyak kelapa
lebih larut dalam pelarut polar seperti etanol. Namun, perlu diingat bahwa uji kelarutan ini hanya
memberikan gambaran awal tentang daya larut suatu senyawa dalam pelarut tertentu dan dapat
bervariasi tergantung pada kondisi eksperimental yang digunakan.

3. uji pembntukn emulsi

4. pmbntukn sabun
5. uji ktdk jnuhn

6. uji khusus minyak biji kapas

Anda mungkin juga menyukai