Anda di halaman 1dari 22

Laporan Antara

Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

BAB V
DATA ANALISIS

5.1 PEKERJAAN SURVEY PENGUKURAN TAPAK


Pekerjaan survey pengukuran tapak dilakukan dengan melakukan pengukuran luas,
letak lokasi dan gambaran bentuk permukaan area serta fasilitas yang ada pada TPA yang
ada di Kabupten Blitar. Pekerjaan ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan fasilitas dan
daya tampung sampah pada sebuah TPA. Konsultan melakukan survey pengukuran lahan
untuk mendapatkan data dan gambaran yang ada di lokasi pekerjaan. Ada pun output yang
disajikan dari hasil survey pengukuran lahan tersebut adalah sebagai berikut.
5.1.1 Peta Situasi
Dari hasil pengukuran yang dilakukan di lokasi TPA didapatkan data hasil ukur
yang dituangkan dalam bentuk peta situasi eksisting yang ada pada lampiran 1-4. Peta ini
dapat digunakan untuk acuan baik pengembangan ataupun perbaikan area TPA sesuai
dengan kondisi di lapangan saat ini. Di bawah ini merupakan hasil analisa tapak dari
masing-masing lokasi:
1. TPA Tegalasri
TPA ini berlokasi di deaerah Caroban, Tegalasri, Kec.Wlingi, dengan jarak
pemukiman terdekat kurang lebih 100 meter dari TPA. Akses menuju lokasi TPA ini
merupakan jalan aspal pedesaan selebar 3 m dan sekelilingnya merupakan hutan rakyat.
Fasilitas yang ada pada TPA ini sudah cukup lengkap seperti Kantor TPA, Taman
Bermaun, Ruang Pengomposan, Tempat Parkir kendaraan baik roda dua maupun empat
serta alat berat, Ruang Pertemuan, Toilet dan Kolam Lindi. Pembatas TPA dengan
lingkungan luar adalah pagar setinggi 4 meter.
2. TPA Kendalrejo
Berada di desa Kendalrejo, Kec. Srengat TPA ini hanya berjarak 90 meter dari
pemukiman penduduk. Di lokasi ini hanya terdapat beberapa fasilitas pendukung antara
lain Kantor TPA, Toilet dan Tempat Parkir alat berat. Batas terluar dari TPA ini

V-1
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

merupakan pagar setinggi 2 meter dan kawat berduri di atasnya. TPA Kendalrejo
dikelilingi ladang warga sekitar. Akses menuju TPA ini melewati jalan perkampungan
yang cukup sempit selebar 2.5 meter.
3. TPA Jingglong
TPA Jingglong berada di atas bukit di lingkungan Jingglong, Kec. Jingglong, Kab.
Blitar. Akses menuju lokasi ini cukup berbahaya karena melewati tanjakan curam yang
hanya bisa dilewati oleh satu kendaraan roda empat dan tidak dapat di gunakan untuk
bersimpangan. Dari pemukiman TPA ini berjarak 200 meter. Tidak ada fasilitas lain di
TPA ini selain satu bangunan Kantor TPA dan dikelilingi pagar setinggi 3 meter. Disekitar
TPA Jingglong adalah hutan jati.
4. TPA Pagerwojo
TPA Pagerwojo terletak di Pagerwojo Kec. Kesamben, dengan akses jalan
perkampungan. Dari pemukiman terakhir dari lokasi TPA ini berjarak sekitar 100 meter.
Tidak ada fasilitas penunjang di area TPA Jingglong. 50 meter di utara TPA ini terdapat
sungai. TPA Pagerwojo dikelilingi pagar setinggi 2 meter dan sawah disekitarnya.

5.1.2 Peta Topografi


Peta topografi dibuat dengan tujuan untuk mengetahui gambaran bentuk permukaan
tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan di daerah studi. Hasil survei
topografi berupa peta topografi kawasan TPA dengan skala tertentu yang ada pada
lampiran 5-8. Berikut hasil analisa topografi dari ke empat TPA.
1. TPA Tegalasri
TPA Tegalasri berada pada koordinat 8° 02' 22.9" LS dan 112° 21' 35.3" BT.
Dengan elevasi tertinggi 424 MDPL yang berada di sekitar Kantor TPA dan elevasi
terendah 417 MDPL di sekitar Kolam Lindi. Dengan beda tinggi kurang lebih 7 meter TPA
ini dapat menampung sampah dengan kapasitas cukup besar.
2. TPA Kendalrejo
TPA Kendalrejo berada pada koordinat 8° 04' 34.0" LS dan 112° 05' 28.3" BT.
Dengan elevasi tertinggi 148 MDPL di sisi utara dari TPA tersebut dan elevasi terendah
147.75 di sekitar gerbang masuk dan fasilitas TPA. Beda elevasi hanya 25 cm bisa
dikatakan TPA ini memiliki area yang datar.
TPA Jigglong
TPA Jingglong berada pada koordinat 8° 10' 01.4" LS dan 112° 14' 45.8" BT.
Dengan elevasi tertinggi 181 MDPL di sekitar gerbang masuk serta area sisi utara dalam

V-2
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

TPA dan elevasi terendah 180 MDPL di sisi selatan dalam TPA. TPA ini bisa dikatakan
cukup datar dengan beda tinggi 1 meter di jarak lebar 60 meter.
3. TPA Pagerwojo
TPA Pagerwojo berada pada koordinat 8° 07' 36.9" LS dan 112° 22' 27.8" BT.
Dengan elevasi tertinggi 225.5 MDPL di sisi barat dalam TPA dan elevasi terendah di sisi
timur dalam TPA 221 MDPL, sedangkan pada gerbang masuk TPA berada di ketinggian
223 MDPL. Total beda tinggi dari sisi barat ke timur di dalam area TPA adalah 4.5 meter.

5.1.3 Data Luas Area


Data luas area digunakan untuk mengitung ketersediaan ruang atau daya tampung
TPA terhadap sampah. Data ini didapatkan dari hasil pengukuran lapangan yang telah
dilaksanakan di setiap lokasi TPA. Berikut data luasan area dari hasil pengukuran
lapangan:
a. TPA Tegalasri : 9000 m2
b. TPA Kendalrejo : 5500 m2
c. TPA Jingglong : 4000 m2
d. TPA Pagerwojo : 2000 m2

5.2 PEKERJAAN MAPPING DRONE


Pemetaan Menggunakan Drone (Mapping Drone) adalah sebuah aktivitas untuk
mendapatkan sebuah peta wilayah dengan gambar yang dihasilkan oleh drone
(Fotogrametri). Dengan menggunakan drone hasil peta yang di buat bisa menjadi
3dimensi dan tampak nyata. output dari pekerjaan ini berupa peta mapping drone yang
menjadi pendukung dari peta situasi eksisting.

5.3 KENDALA DAN KONDISI EKSISTING


Dari hasil survey dan wawancara dengan pengelola di masing - masing TPA,
didapatkan data temuan kendala lapangan sebagai berikut:
1. TPA Tegalasri, melayani wilayah:
A. Kec. Wlingi
B. Kec. Gandusari
C. Kec. Talun
TPS yang berhubungan dengan TPA Tegalasri:
A. TPS Pasar Wlingi

V-3
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

B. TPS Samsat
C. TPS PDAM
D. TPS Babadan
TPA Tegalasri menerima 10-12 truck sampah setiap harinya, dengan spesifikasi
muatan truck sebagai berikut:
A. Truck engkol Colt Diesel bak terbuka 8 kubik
B. Truck engkol Colt Diesel bak tertutup 6 kubik
Jenis pengelolaan di TPA ini ada Kontrol Landfill, dengan 3 orang pekerja di
dalamnya. Fasilitas pengolahan yang telah ada yaitu pemilahan, bak kolam lindi
dan komposting.
Presentase jenis sampah di TPA Tegalasri adalah sebagai berikut:
A. Plastik = 40%
B. Organik = 30%
C. Kertas = 10%
D. Lain-lain = 20%

Saran dari petugas dilapangan:


A. Ruangan baru pemilah
B. Pendatangan pengepul
C. Alat pemecah
D. Kekurangan tenaga kerja
E. Jembatan Timbang

V-4
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Gambar 5. 1 Kondisi TPA Tegalasri

2. TPA Kendalrejo, melayani wilayah :


A. Kec. Srengat
B. Kec. Ponggok
C. Kec. Sanan Kulon
D. Kec. Udanawu
E. Kec. Nglegok
TPS yang berhubungan dengan TPA Kendalrejo hanya TPS Sidowayah. TPA
Kendalrejo menerima 1-2 truck sampah setiap harinya. Truk sampah yang
memuat sampah adalah truck engkol Colt Diesel bak tertutup 6 kubik. Jenis
pengelolaan di TPA ini ada Kontrol Landfill dan Open Dumping, dengan 2
orang pekerja di dalamnya.
Presentase jenis sampah di TPA Kendalrejo adalah sebagai berikut :
A. Plastik = 30%
B. Organik = 30%
C. Kertas = 15%
D. Lain-lain = 25%

Saran dari petugas dilapangan :


A. Pembenahan area TPA
B. Perbaikan sistem pengelolaan sampah
C. Alat berat standby
3. TPA Jingglong, melayani wilayah :
A. Kec. Nglegok

V-5
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

B. Kec. Kanigoro
C. Kec. Garum
D. Kec. Sutojayan
TPS yang berhubungan dengan TPA Jingglong :
A. TPS Karangsono
B. TPS Lodoyo
TPA Jingglong menerima 12 truck sampah setiap harinya, sebelum di non-
aktifkan, truk sampah yang memuat sampah adalah engkol Colt Diesel bak
tertutup 6 kubik. Jenis pengelolaan di TPA ini ada Kontrol Landfill dan Open
Dumping, dengan 1 orang pekerja di dalamnya.
Presentase jenis sampah di TPA Jingglong adalah sebagai berikut :

A. Plastik = 30%
B. Organik = 30%
C. Kertas = 20%
D. Beling/ balung = 15%
E. Tegel = 5%

Saran dari pengelola setempat :


A. Pembenahan area TPA
B. Perbaikan sistem pengelolaan sampah
C. Alat pembakar plastic

Gambar 5. 2 Kondisi TPA Jiglong Kabupaten


Blitar

V-6
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Gambar 5. 3 Kondisi Jalan di Sekitar TPA Jiglong

4. TPA Pagerwojo, melayani wilayah :


A. Kec. Kesamben
B. Kec. Duko
C. Kec. Binangun
TPA Pagerwojo menerima 2 truck sampah setiap minggunya, dan sekali
diratakan dengan alat berat (Bulldozer) dalam setiap tahunnya, truk sampah
yang memuat sampah adalah truck engkol Colt Diesel bak terbuka 8 kubik.
Jenis pengelolaan di TPA ini ada Kontrol Landfill dan Open Dumping, dengan
1 orang pekerja di dalamnya.
Presentase jenis sampah di TPA Pagerwojo adalah sebagai berikut :
A. Plastik = 40%
B. Organik = 40%
C. Kertas = 10%
D. Lain-lain = 10%

Saran dari petugas dilapangan:


A. Pembenahan area TPA
B. Perbaikan sistem pengelolaan sampah
C. Alat berat standbay

V-7
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Gambar 5. 4 Kondisi TPA Pagerwojo

Gambar 5. 5 Kondisi Jalan di Sekitar TPA Pagerwojo

5.4 ANALISIS KEPENDUDUKAN


Proyeksi jumlah penduduk dan timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat
Kabupaten Blitar tahun 2018-2022, digunakan metode petumbuhan penduduk. Model yang
digunakan adalah “Exponential Rate Of Growth” dengan rumus sebagai berikut.
rn
Pn=P 0 . e
Keterangan:
Pn: Jumlah penduduk pada tahun n
Po: Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r : angka pertumbuhan penduduk ( r = 0,48% sumber Kab Blitar Dalam Angka
tahun 2018)
n: Periode waktu antara tahun dasar dan tahun n
e: 2,7182818
Tabel 5. 1 Proyeksi Penduduk Kabupaten Blitar Tahun 2018-2027
Kecamata Proyeksi Penduduk
n 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Bakung 25.944 26.069 26.194 26.320 26.447 26.574 26.702 26.830 26.959 27.089
Wonotirto 36.574 36.750 36.927 37.104 37.283 37.462 37.642 37.824 38.006 38.188
Panggung
42.048 42.250 42.453 42.657 42.863 43.069 43.276 43.484 43.694 43.904
rejo
Wates 28.719 28.857 28.996 29.135 29.275 29.416 29.558 29.700 29.843 29.986
Binangun 44.296 44.509 44.723 44.938 45.155 45.372 45.590 45.810 46.030 46.251
Sutojayan 48.799 49.034 49.269 49.506 49.745 49.984 50.225 50.466 50.709 50.953
Kademang
66.128 66.446 66.766 67.087 67.410 67.734 68.060 68.387 68.716 69.047
an
Kanigoro 76.637 77.006 77.376 77.748 78.123 78.498 78.876 79.256 79.637 80.020
Talun 61.700 61.997 62.295 62.595 62.896 63.198 63.502 63.808 64.115 64.423
Selopuro 40.811 41.008 41.205 41.403 41.602 41.803 42.004 42.206 42.409 42.613
Kesamben 50.208 50.450 50.692 50.936 51.181 51.428 51.675 51.924 52.174 52.425
Selorejo 36.073 36.246 36.421 36.596 36.772 36.949 37.127 37.306 37.485 37.665

V-8
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Doko 39.041 39.229 39.418 39.608 39.798 39.990 40.182 40.375 40.570 40.765
Wlingi 51.777 52.026 52.277 52.528 52.781 53.035 53.290 53.547 53.804 54.063
Gandusari 68.813 69.144 69.477 69.811 70.147 70.485 70.824 71.165 71.507 71.851
Garum 64.920 65.232 65.546 65.862 66.179 66.497 66.817 67.138 67.461 67.786
Nglegok 70.417 70.756 71.097 71.439 71.782 72.128 72.475 72.824 73.174 73.526
Sanankulo
55.797 56.065 56.335 56.606 56.878 57.152 57.427 57.703 57.981 58.260
n
101.55 102.04 102.53 103.03 103.52 104.02 104.52 105.02 105.53 106.04
Ponggok
9 8 9 2 8 6 6 9 5 2
Srengat 65.110 65.423 65.738 66.054 66.372 66.691 67.012 67.334 67.658 67.984
Wonodadi 47.791 48.021 48.252 48.484 48.717 48.952 49.187 49.424 49.662 49.901
Udanawu 41.163 41.361 41.560 41.760 41.961 42.162 42.365 42.569 42.774 42.980
1.171.9 1.177.5 1.183.2 1.188.9 1.194.6 1.200.3 1.206.1 1.211.9 1.217.7 1.171.9
Total
46 76 30 17 28 66 34 29 49 46

1,230,000
1,220,000
1,215,722
1,210,000 1,209,903
1,204,109
1,200,000 1,198,342
1,190,000 1,192,605
1,186,895
1,180,000 1,181,209
1,175,556
1,170,000 1,169,927
1,164,325
1,160,000
1,150,000
1,140,000
1,130,000
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

Gambar 5. 6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Blitar (jiwa)

5.5 ANALISIS TIMBULAN SAMPAH


1. Analisis Timbulan Sampah TPA Tegalasri
TPA Tegalasri melayani tiga kecamatan, yakni Kecamatan Wlingi, Kecamatan
Gandusari, dan Kecamatan Talun. Total jumlah penduduk pada wilayah tersebut adalah
179.222 jiwa, sehingga jumlah timbulan sampah adalah sebesar 448 m3/hari.
Tabel 5. 2 Potensi Timbulan Sampah TPA Tegalasri Tahun 2018
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Timbulan sampah/orang (m3) Total Timbulan Sampah (m3/hari(
1 Wlingi 50.957 127,3925
2 Gandusari 67.596 0,0025 168,99
3 Talun 60.668 151,67
Total 179.221 0,0025 448,0525 ≈ 448

V-9
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

2. Analisis Timbulan Sampah TPA Kendalrejo


TPA Kendalrejo melayani lima kecamatan, yakni Kecamatan Srengat. Kecamatan
Ponggok, Kecamatan Sanankulon, Wonodadi, dan Kecamatan Udanawu. Total jumlah
penduduk pada wilayah tersebut adalah 310.723 jiwa, sehingga jumlah timbulan sampah
adalah sebesar 776,81 m3/hari.
Tabel 5. 3 Potensi Timbulan Sampah TPA Kendalrejo Tahun 2018
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Timbulan sampah/orang (m3) Total Timbulan Sampah (m3/hari)
1 Srengat 65.482 163,71
2 Ponggok 101.792 254,48
3 Sanankulon 56.266 0,0025 140,67
4 Wonodadi 46.887 117,22
5 Udanawu 40.296 100,74
Total 310.723 0,0025 776,81

3. Analisis Timbulan Sampah TPA Jigglong


TPA Jigglong melayani delapan kecamatan, yakni Kecamatan Kademangan,
Kecamatan Wonotirto, Kecamatan Bakung, Kecamatan Panggungrejo, Kecamatan
Nglegok, Kecamatan Kanigoro, Kecamatan garum, dan Kecamatan Sutojayan. Total
jumlah penduduk pada wilayah tersebut adalah 428.649 jiwa, sehingga jumlah timbulan
sampah adalah sebesar 1.071,62 m3/hari.
Tabel 5. 4 Potensi Timbulan Sampah TPA Jigglong Tahun 2018
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Timbulan sampah/orang (m3) Total Timbulan Sampah (m3/hari)
1 Kademangan 65.286 163,22
2 Wonotirto 35.897 89,74
3 Bakung 25.504 63,76
4 Panggungrejo 41.233 103,08
0,0025
5 Nglegok 70.011 175,03
6 Kanigoro 77.642 194,11
7 Garum 65.336 163,34
8 Sutojayan 47.740 119,35
Total 428.649 0,0025 1.071,62

4. Analisis Timbulan Sampah TPA Pagerwojo


TPA Pagerwojo melayani enam kecamatan, yakni Kecamatan Kesamben,
Kecamatan Selopuro, Kecamatan Doko, Kecamatan Selorejo, Kecamatan Binangun, dan
Kecamatan Wates. Total jumlah penduduk pada wilayah tersebut adalah 234.580 jiwa,
sehingga jumlah timbulan sampah adalah sebesar 586,45 m3/hari.
Tabel 5. 5 Potensi Timbulan Sampah TPA Pagerwojo Tahun 2018
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Timbulan sampah/orang (m3) Total Timbulan Sampah (m3/hari)
1 Kesamben 49.302 0,0025 123,26

V - 10
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

2 Selopuro 40.037 100,09


3 Doko 38.282 95,71
4 Selorejo 35.369 88,42
5 Binangun 43.436 108,59
6 Wates 28.154 70,39
Total 234.580 0,0025 586,45

5. Proyeksi Timbulan Sampah Kabupaten Blitar


TImbulan sampah sangat erat berkaitan dengan jumlah penduduk. Berdasarkan
proyeksi penduduk, diketahui bahwa pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Hal ini berdampak pada timbulan sampah di Kabupaten Blitar yang
cenderung meningkat juga. Jumlah timbulan sampah tertinggi terdapat pada Kecamatan
Ponggok sebanyak 256,10 m3/hari pada tahun 2027. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk
Kecamatan Ponggok merupakan jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Blitar.
Sedangkan Kecamatan Bakung dengan total timbulan sampah sebesar 67,70 m 3/hari pada
tahun 2027.
1,230,000
3,044.37
1,220,000 3,029.82 1,217,749
1,210,000 3,015.34 1,211,929
3,000.92 1,206,134
1,200,000 2,986.57 1,200,366
2,972.29 1,194,628
1,190,000 2,958.08 1,188,917
2,943.94 1,183,230
1,180,000 2,929.87
1,177,576
1,170,000 1,171,946

1,160,000

1,150,000

1,140,000
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

Jumlah Penduduk (jiwa) Timbulan Sampah (m3)

Gambar 5. 7 Grafik Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah Kabupaten Blitar


Tahun 2019-2027

V - 11
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Tabel 5. 6 Analisa Proyeksi Timbulan Sampah Kabupaten Blitar Tahun 2019-2027


Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Tahun 2024 Tahun 2025 Tahun 2026 Tahun 2027
Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek Proyek
si Proyeks si si si si si si si si
Kecamatan Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi Proyeksi
Timbul i Timbul Timbul Timbul Timbul Timbul Timbul Timbul Timbul
Pendud Pendud Pendud Pendud Pendud Pendud Pendud Pendud
an Pendud an an an an an an an an
uk uk uk uk uk uk uk uk
Sampa uk Sampa Sampa Sampa Sampa Sampa Sampa Sampa Sampa
h h h h h h h h h
Bakung 26.069 65,20 26.194 65,50 26.320 65,80 26.447 66,10 26.574 66,40 26.702 66,80 26.830 67,10 26.959 67,40 27.089 67,70
Wonotirto 36.750 91,90 36.927 92,30 37.104 92,80 37.283 93,20 37.462 93,70 37.642 94,10 37.824 94,60 38.006 95,00 38.188 95,50
Panggungr
ejo 42.250 105,60 42.453 106,10 42.657 106,60 42.863 107,20 43.069 107,70 43.276 108,20 43.484 108,70 43.694 109,20 43.904 109,80
Wates 28.857 72,10 28.996 72,50 29.135 72,80 29.275 73,20 29.416 73,50 29.558 73,90 29.700 74,30 29.843 74,60 29.986 75,00
Binangun 44.509 111,30 44.723 111,80 44.938 112,30 45.155 112,90 45.372 113,40 45.590 114,00 45.810 114,50 46.030 115,10 46.251 115,60
Sutojayan 49.034 122,60 49.269 123,20 49.506 123,80 49.745 124,40 49.984 125,00 50.225 125,60 50.466 126,20 50.709 126,80 50.953 127,40
Kademang
an 66.446 166,10 66.766 166,90 67.087 167,70 67.410 168,50 67.734 169,30 68.060 170,20 68.387 171,00 68.716 171,80 69.047 172,60
Kanigoro 77.006 192,50 77.376 193,40 77.748 194,40 78.123 195,30 78.498 196,20 78.876 197,20 79.256 198,10 79.637 199,10 80.020 200,10
Talun 61.997 155,00 62.295 155,70 62.595 156,50 62.896 157,20 63.198 158,00 63.502 158,80 63.808 159,50 64.115 160,30 64.423 161,10
Selopuro 41.008 102,50 41.205 103,00 41.403 103,50 41.602 104,00 41.803 104,50 42.004 105,00 42.206 105,50 42.409 106,00 42.613 106,50
Kesamben 50.450 126,10 50.692 126,70 50.936 127,30 51.181 128,00 51.428 128,60 51.675 129,20 51.924 129,80 52.174 130,40 52.425 131,10
Selorejo 36.246 90,60 36.421 91,10 36.596 91,50 36.772 91,90 36.949 92,40 37.127 92,80 37.306 93,30 37.485 93,70 37.665 94,20
Doko 39.229 98,10 39.418 98,50 39.608 99,00 39.798 99,50 39.990 100,00 40.182 100,50 40.375 100,90 40.570 101,40 40.765 101,90
Wlingi 52.026 130,10 52.277 130,70 52.528 131,30 52.781 132,00 53.035 132,60 53.290 133,20 53.547 133,90 53.804 134,50 54.063 135,20
Gandusari 69.144 172,90 69.477 173,70 69.811 174,50 70.147 175,40 70.485 176,20 70.824 177,10 71.165 177,90 71.507 178,80 71.851 179,60
Garum 65.232 163,10 65.546 163,90 65.862 164,70 66.179 165,40 66.497 166,20 66.817 167,00 67.138 167,80 67.461 168,70 67.786 169,50
Nglegok 70.756 176,90 71.097 177,70 71.439 178,60 71.782 179,50 72.128 180,30 72.475 181,20 72.824 182,10 73.174 182,90 73.526 183,80
Sanankulon 56.065 140,20 56.335 140,80 56.606 141,50 56.878 142,20 57.152 142,90 57.427 143,60 57.703 144,30 57.981 145,00 58.260 145,70
Ponggok 102.048 255,10 102.539 256,30 103.032 257,60 103.528 258,80 104.026 260,10 104.526 261,30 105.029 262,60 105.535 263,80 106.042 265,10
Srengat 65.423 163,60 65.738 164,30 66.054 165,10 66.372 165,90 66.691 166,70 67.012 167,50 67.334 168,30 67.658 169,10 67.984 170,00
Wonodadi 48.021 120,10 48.252 120,60 48.484 121,20 48.717 121,80 48.952 122,40 49.187 123,00 49.424 123,60 49.662 124,20 49.901 124,80
Udanawu 41.361 103,40 41.560 103,90 41.760 104,40 41.961 104,90 42.162 105,40 42.365 105,90 42.569 106,40 42.774 106,90 42.980 107,50
1.169.9 2.925,0 1.175.5 2.938,6 1.181.2 2.952,9 1.186.8 2.967,3 1.192.6 2.981,5 1.198.3 2.996,1 1.204.1 3.010,4 1.209.9 3.024,7 1.215.7 3.039,7
Total 27 0 56 0 09 0 95 0 05 0 42 0 09 0 03 0 22 0

V-12
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

5.6 ANALISIS KAPASITAS DAN KEMAMPUAN TPA


A. Analisis Timbulan Sampah TPA Tegalasri
Kapasitas TPA Tegalasri adalah 90.000m3 dengan pengaruh pemampatan sampah
sebesar 60%. Maka vokume sampah yang masuk ke TPA sebesar 268,8m3.

Volume Sampah Masuk TPA=%Pengaruh Pemampatan Sampah x timbulan sampah


3
Volume Sampah Masuk TPA=0,6 x 448 m /hari
3
Volume Sampah Masuk TPA=268,8 m /hari

Kapasitas TPA Tegalasri


KemampuanTPA Tegalasri=
Volume sampah yang masuk ke TPA
3
90.000 m
KemampuanTPA Tegalasri= 3
268,8 m /hari
KemampuanTPA Tegalasri=334,82hari ≈ 335 hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa kemampuan TPA


Tegalasri menampung sampah adalah selama 335 hari.

B. Analisis Timbulan Sampah TPA Kendalrejo


Kapasitas TPA Kendalrejo adalah 16.500m3 dengan pengaruh pemampatan sampah
sebesar 60%. Maka vokume sampah yang masuk ke TPA sebesar 466,2m3.

Volume Sampah Masuk TPA=%Pengaruh Pemampatan Sampah x timbulan sampah


Volume Sampah Masuk TPA=0,6 x 776,81 m3 /hari
Volume Sampah Masuk TPA=466,2 m3 /hari

Kapasitas TPA Kendalrejo


KemampuanTPA Tegalasri=
Volume sampah yang masuk ke TPA
3
16.500 m
KemampuanTPA Tegalasri= 3
466,2m /hari
Kemampuan TPA Tegalasri=35,39hari ≈ 35 hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa kemampuan TPA


Kendalrejo menampung sampah adalah selama 35 hari.

V-13
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

C. Analisis Timbulan Sampah TPA Jigglong


Kapasitas TPA Jigglong adalah 30.000m3 dengan pengaruh pemampatan sampah
sebesar 60%. Maka vokume sampah yang masuk ke TPA sebesar 643,2 m3.

Volume Sampah Masuk TPA=%Pengaruh Pemampatan Sampah x timbulan sampah


3
Volume Sampah Masuk TPA=0,6 x 1.071,62 m /hari
3
Volume Sampah Masuk TPA=643,2m /hari

KapasitasTPA Jigglong
KemampuanTPA Tegalasri=
Volume sampah yang masuk ke TPA
3
30.000 m
KemampuanTPA Tegalasri= 3
643,2 m /hari
KemampuanTPA Tegalasri=46,64 hari ≈ 47 hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa kemampuan TPA


Jigglong menampung sampah adalah selama 47 hari.

D. Analisis Timbulan Sampah TPA Pagerwojo


Kapasitas TPA Pagerwojo adalah 12.000m3 dengan pengaruh pemampatan sampah
sebesar 60%. Maka vokume sampah yang masuk ke TPA sebesar 352,2m3.

Volume Sampah Masuk TPA=%Pengaruh Pemampatan Sampah x timbulan sampah


Volume Sampah Masuk TPA=0,6 x 586,45 m3 /hari
3
Volume Sampah Masuk TPA=352,2m /hari

Kapasitas TPA Tegalasri


KemampuanTPA Tegalasri=
Volume sampah yang masuk ke TPA
3
12.000 m
KemampuanTPA Tegalasri= 3
352,2 m /hari
KemampuanTPA Tegalasri=34,07 hari≈ 34 hari

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa kemampuan TPA


Pagerwojo menampung sampah adalah selama 34 hari.

V - 14
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

5.7 ANALISIS SWOT


Dalam penilaian situasi ini alat analisis yang digunakan adalah SWOT dengan
menggambarkan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal adalah menggambarkan
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam rencana pengelolaan sampah sehingga
nantinya diharapkan kekuatan yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan
kelemahan dapat dikurangi. Begitu juga dengan kondisi eksternal yaitu peluang dan
ancaman, dalam hal ini bagaimana kita mengembangkan strategi sehingga peluang yang
ada dapat dimanfaatkan dengan baik sementara ancaman dapat tanggulangi.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan atau kondisi existing dan standar
nasional pengelolaan sampah maka untuk melakukan strategi pengelolaan terhadap
permasalahan yang dihadapi kemudian dihimpun kekuatan dan peluang yang
dimiliki serta ancaman dan tantangan yang dihadapi. Berkaitan dengan hal tersebut
berikut uraian tentang kondisi internal dan kondisi eksternal yang dimiliki dan yang
dihadapi Kabupaten Blitar dalam pengelolaan sampah.

V - 15
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Tabel 5. 7 Matriks SWOT Persampahan Kabupaten Blitar


INTERNAL AUDIT
Strength Weakness
 Terdapat institusi pengelola sampah, dengan  Jumlah sarana dan prasarana masih kurang, baik
bentuk kelembagaan berupa bidang pada dinas alat angkut maupun wadah pada sumber sampah
lingkunagn hidup dan Dinas Pekerjaan Umum serta kebutuhan lahan TPA yang semakin terbatas.
INTERNAL
Cipta Karya dan Tata Ruang  Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam
 Sudah tersedia Sarana dan parasarana menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan
pengelolaan sampah berupa wadah, alat angkut sampah.
dan TPA.  Belum adanya teknologi modern untuk emngelola
 APBD Kabupaten Blitar yang cukup besar dalam persampahan di Kabupaten Blitar
EKSTERNAL bidang persampahan, yakni sebesar
39.150.000.000 pada Dinas PUPR dan
9.100.000.000 pada Dinas Lingkungan Hidup
 Adanya kebijakan mengenai persampahan untuk STRATEGI S-O STRATEGI W-O
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (RTRW Kab.  Meningkatkan pelayanan sampah ke semua  Melakukan sosialisasi pada masyarakat dan institusi
Blitar 2011-2031) sumber sampah dengan memaksimalkan sarana pemerintah/swasta untuk mengurangi produksi
 Adanya dukungan hukum terhadap persampahan, dan prasarana yang telah dimiliki. sampah sesuai Tata Cara Pengolahan Sampah 3M.
yakni Surat Edaran Bupati Blitar tentang Himbauan  Pemerintah daerah harus melibatkan masyarakat  Menyusun regulasi terhadap pemasok barang
Pengurangan Kantong Plastik dan Sedotan No mulai dari proses perencanaan dalam penentuan kebutuhan yang potensi meningkatkan produksi
Opportunity

660/171.3/409.113/INS/2019, Instruksi Bupati lokasi TPA yang layak baik kelayakan teknis sampah
Kabupaten Blitar Nomor 660/171.4/409.113/INS/2019 maupun lingkungan.  Menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi
tentang Pengurangan Sampah Plastik dan Pengelolaan  Meningkatkan kerja sama dengan pihak ketiga berkaitan dengan pengelolaan sampah dalam
Sampah RT, Peraturan Daerah Kabupaten Blitar untuk menampung hasil daur ulang sampah baik mendirikan suatu tempat usaha atau bangunan
Nomor 10 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, hasil pencacahan plastik fit maupun hasil  Meningkatkan kemampuan masyarakat sekitar lokasi
Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2018 tentang pengolahan jenis sampah lainnya. TPA dalam mengolah sampah baik sampah organik
Jakstrada Pengelolaan Sampah RT dan Sampah  Membangun TPST untuk memilah sampah agar maupun anorganik.
Sejenis Sampah RT bisa di daur ulang untuk menggurangi jumlah
 Adanya potensi CSR atau dana hibah yang dapat timbulan sampah.
digunakan untuk memperbaiki kawasan TPA
 Adanya potensi nilai ekonomi sampah

V-16
KAJIAN KERJASAMA DAN KEMITRAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI
KABUPATEN BLITAR

 Jumlah penduduk yang terus meningkat STRATEGI S-T STRATEGI W-T


 Pertumbuhan kegiatan perekonomian semakin  Mendorong partisipasi masyarakat dalam  Meningkatkan peran serta pihak swasta sebagai
pemenuhan sarana berupa pewadahan, pelaku ekonomi dalam mendukung pengelolaan
EKSTERNAL AUDIT

meningkat terutama pertokoan, perhotelan, rumah


makan dan fasiltas umum lainnya. pemilahan, dan daur ulang sampah di rumah sampah secara swadaya dan memfasilitasi
tangga masing-masing. transportasi pemasaran hasil pengolahan
Threat

 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam masyarakat.


memilah ataupun mengolah sampah baik  Melakukan kajian kelayakan teknis dan kajian
organik maupun anorganik mulai dari sumber kelayakan lingkungan untuk persiapan lokasi TPA
sampah sampai tempat pembuangan akhir yang baru nantinya.
 Memberikan pemahaman pada masyarakat agar
mengurang produksi sampah dan mengurangi
sampah yang dihasilkan melalui program 3R mulai
dari sumber sampah.

IV-17
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Analisis IFAS-EFAS merupakan analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang


menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini merupakan lanjutan dari
analisis SWOT. Output dari analisis SWOT adalah diperoleh poin-poin yang menjadi
kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) serta ancaman (threat)
dalam pengembangan sektor pertanian di Kawasan Sempadan Sungai Balangan di
Kecamatan Lampihong. Kemudian komponen-komponen SWOT tersebut diterjemahkan
dalam nilai x dan y dan diketahui posisi objek dalam kuadran IFAS-EFAS.
Setiap variabel diberi penilaian dengan rentang bobot antara 0,00 sampai 1,00.
Pemberian bobot pada setiap variabel juga memperhatikan jumlah dari bobot faktor
internal dan eksternal, dimana jumlahnya harus menghasilkan 1. Kemudian setiap variabel
diberikan rating sesuai dengan tingkat kepentingan.
Dari penilaian berdasarkan IFAS dan EFAS diketahui posisi obyek penelitian
dalam koordinat pada sumbu x dan y, sehingga diketahui posisinya sebagai berikut (Yoeti,
1996: 143):
1. Kuadran I (Growth), adalah kuadran pertumbuhan dimana pada kuadran ini terdiri
dari dua ruang, yaitu:
A. Ruang A dengan Rapid Growth Strategy, yaitu strategi pertumbuhan aliran cepat
untuk diperlihatkan pengembangan secara maksimal untuk target tertentu dan
dalam waktu singkat
 Melakukan sosialisasi pada masyarakat dan institusi pemerintah/swasta untuk
mengurangi produksi sampah sesuai Tata Cara Pengolahan Sampah 3M
 Memberikan pemahaman pada masyarakat agar mengurang produksi sampah
dan mengurangi sampah yang dihasilkan melalui program 3R mulai dari
sumber sampah.
B. Ruang B dengan Stable Growth Strategy, yaitu strategi pertumbuhan stabil
dimana pengembangan dilakukan secara bertahap dan target disesuaikan dengan
kondisi
 Menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi berkaitan dengan pengelolaan
sampah dalam mendirikan suatu tempat usaha atau bangunan
 Menyusun regulasi terhadap pemasok barang kebutuhan yang potensi
meningkatkan produksi sampah
2. Kuadran II (Stability), adalah kuadran pertumbuhan dimana pada kuadran ini terdiri
dari dua ruang, yaitu:

V-18
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

A. Ruang C dengan Agresif Maintenance Strategy dimana pengelola obyek


melaksanakan pengembangan secara aktif dan agresif.
 Meningkatkan kemampuan masyarakat sekitar lokasi TPA dalam mengolah
sampah baik sampah organik maupun anorganik melalui bank sampah
 Membangun TPST untuk memilah sampah agar bisa di daur ulang untuk
menggurangi jumlah timbulan sampah.
B. Ruang D dengan Selective Maintenance Strategy dimana pengelolaan obyek
dengan pemilihan hal-hal yang dianggap penting. Berikut ini strategi yang berada
 Meningkatkan pelayanan sampah ke semua sumber sampah dengan
memaksimalkan sarana dan prasarana yang telah dimiliki.
 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memilah ataupun mengolah
sampah baik organik maupun anorganik mulai dari sumber sampah
sampai tempat pembuangan akhir
 Melakukan kajian kelayakan teknis dan kajian kelayakan lingkungan untuk
persiapan lokasi TPA yang baru nantinya.
3. Kuadran III (Survival), adalah kuadran pertumbuhan dimana pada kuadran ini terdiri
dari dua ruang, yaitu:
A. Ruang E dengan Turn Around Strategy, yaitu strategi bertahan dengan cara
tambal sulam untuk operasional obyek.
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam pemenuhan sarana berupa
pewadahan, pemilahan, dan daur ulang sampah di rumah tangga masing-
masing.
 Meningkatkan kerja sama dengan pihak ketiga untuk menampung hasil daur
ulang sampah baik hasil pencacahan plastik fit maupun hasil pengolahan
jenis sampah lainnya.
B. Ruang F dengan Guirelle Strategy, yaitu strategi gerilya berupa sambil
operasional dilakukan, diadakan pembangunan pemecahan masalah dan
ancaman.
 Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memilah ataupun mengolah
sampah baik organik maupun anorganik mulai dari sumber sampah
sampai tempat pembuangan akhir

V-19
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

4. Kuadran IV (Diversification), adalah kuadran pertumbuhan dimana pada kuadran ini


terdiri dari dua ruang, yaitu:
A. Ruang G dengan Concentric Strategy dimana strategi pengembangan obyek
dilakukan secara bersamaan dalam satu koordinasi oleh satu pihak.
 Meningkatkan peran serta pihak swasta sebagai pelaku ekonomi dalam
mendukung pengelolaan sampah secara swadaya dan memfasilitasi
transportasi pemasaran hasil pengolahan masyarakat.
B. Ruang H dengan Conglomerate Strategy dimana strategi pengembangan masing-
masing kelompok dengan cara koordinasi tiap sektor.
 Pemerintah daerah harus melibatkan masyarakat mulai dari proses
perencanaan dalam penentuan lokasi TPA yang layak baik kelayakan teknis
maupun lingkungan.

Tabel 5. 8 Matriks IFAS


Faktor Bobot
Strategi Keterangan Bobot Rating x
Internal Rating
·       Terdapat institusi pengelola sampah, dengan bentuk kelembagaan
berupa bidang pada Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum 0,4 3 1,2
Cipta Karya dan Tata Ruang
·       Sudah tersedia Sarana dan parasarana pengelolaan sampah
Strength 0,25 1 0,25
berupa wadah, alat angkut dan TPA.
·       APBD Kabupaten Blitar yang cukup besar dalam bidang
persampahan, yakni sebesar 39.150.000.000 pada Dinas PUCKPR dan 0,35 2 0,7
9.100.000.000 pada Dinas Lingkungan Hidup
Total   1   2,15
·       Jumlah sarana dan prasarana masih kurang, baik alat angkut
maupun wadah pada sumber sampah serta kebutuhan lahan TPA yang 0,5 3 1,5
semakin terbatas.
Weakness ·       Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam menjaga
0,3 2 0,6
kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah.
·       Belum adanya teknologi modern untuk emngelola persampahan di
0,2 1 0,2
Kabupaten Blitar
Total 1   2,3

IFAS (X) = Strength -Weakness


= 2,15 – 2,30
= -0,15

V-20
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Tabel 5. 9 Matriks EFAS


Faktor
Bobot x
Strategi Keterangan Bobot Rating
Rating
Internal
·       Adanya kebijakan mengenai persampahan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (RTRW Kab. Blitar 2011- 0,35 3 1,05
2031)
·       Adanya dukungan hukum terhadap persampahan, yakni Surat
Opportunity Edaran Bupati Blitar, Instruksi Bupati, dan Peraturan Daerah 0,3 3 0,9
Kabupaten Blitar
·       Adanya potensi CSR atau dana hibah yang dapat digunakan
0,25 2 0,5
untuk memperbaiki kawasan TPA
·       Adanya potensi nilai ekonomi sampah 0,1 1 0,1
Total   1   2,55
·       Jumlah penduduk yang terus meningkat 0,55 3 1,65
Threat ·       Pertumbuhan kegiatan perekonomian semakin meningkat
terutama pertokoan, perhotelan, rumah makan dan fasiltas umum 0,45 1 0,45
lainnya.
Total 1   2,10

EFAS (Y) = Opportunity - Threat


= 2,55 – 2,10
= 0,45

V-21
Laporan Antara
Kajian Kerjasama dan Kemitraan Pengelolaan Sampah di Kabupaten Blitar

Gambar 5. 8 Matriks IFAS EFAS

Berdasarkan hasil perhitungan IFAS-EFAS, pengembangan kawasan Sempadan


Sungai Balangan di Kecamatan Lampihong terletak pada Kuadran II (Stability), adalah
kuadran pertumbuhan strateginya terletak pada Ruang C dengan Agresif Maintenance
Strategy dimana pengelola obyek melaksanakan pengembangan secara aktif dan agresif,
yaitu:
 Pemerinta Meningkatkan kemampuan masyarakat sekitar lokasi TPA dalam
mengolah sampah baik sampah organik maupun anorganik melalui bank
sampah
 Membangun TPST untuk memilah sampah agar bisa di daur ulang untuk
menggurangi jumlah timbulan sampah.

V-22

Anda mungkin juga menyukai