Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN PRAKTIK KEGIATAN LAPANGAN

PT. INDOFOOD DAN PT. VICTORIA CARE INDONESIA

MEI 2018

Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktik Kegiatan Lapangan


(PKL)

Disusun Oleh :

ARYANTO

E0016008

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2018

i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kegiatan Lapangan ini telah disetujui oleh dosen pembimbing
pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Ketua Prodi S1 Farmasi Dosen Pembimbing

Oktariani Pramiastuti, M.Sc., Apt Osie Listina, M.Sc., Apt


NIPY : 1978.10.09.11.065 NIPY : 1984.04.09.13.078

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan
Kunjungan Industri ini dapat terseleseikan. Adapun penyusunan Laporan
Kunjungan Industri ini berdasarkan data-data yang diperoleh dari data hasil
kunjungan, dan literatur pendukung.
Laporan ini tidak akan selesei dengan baik tanpa adanya dukungan,
bimbingan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak selama penyusunan laporan ini.
Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan terimakasih sebanyak-
banyaknya kepada :
1. Ibu Oktariani Pramiastuti, M.Sc., Apt selaku Ketua Prodi S1 Farmasi
STIKes Bhamada Slawi
2. Ibu Osie Listina, M, Sc., Apt selaku Dosen Pembimbing
3. Seluruh dosen S1 Farmasi STIKes Bhamada Slawi
4. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun material.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan
industri masih banyak kekurangan untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan Praktik Kegiatan
Lapangan ini.

Slawi, Mei 2018

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
4. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
B. PT. VICTORIA CARE INDONESIA
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Praktik Kerja Lapangan
4. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
1. Profil Perusahaan
a. Sejarah Perusahaan
b. Letak Geografis Perusahaan
c. Struktur Organisasi Perusahaan
d. Visi dan Misi perusahaan
2. Spesifikasi Produk
a. Jenis Produk
b. Kapasitas Produksi
c. Orientasi Pasar
d. Bahan Baku
3. Proses Produksi
4. Pengawasan Mutu
a. Pengawasan Mutu proses produksi
B. PT. VICTORIA CARE INDONESIA
1. Profil Perusahaan
a. Sejarah Perusahaan
b. Letak Geografis Perusahaan
c. Struktur Organisasi Perusahaan
d. Visi Dan Misi Perusahaan

iv
2. Spesifikasi Produk
a. Jenis Dan Merk Produk
b. Kapasitas Produksi
c. Orientasi Pasar
BAB III PEMBAHASAN
A. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.
B. PT. VICTORIA CARE INDONESIA
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kesan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Bagan Struktur Organisasi
Bagan 2. Bagan proses pemanenan bahan baku

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. PT INDOFOOD Sukses Makmur Tbk.


1. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, teknologi pangan pun ikut berpengaruh


terhadap perkembangan pengolahan bahan makanan sehingga banyak
industri-industri yang mengolah bahan makanan yang menggunakan
teknologi canggih. Berkaitan dengan hal itu kami mahasiswa S1 farmasi
STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi mengunjungi PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk, berikut sejarah didirikannya PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.

Sebagai salah satu produsen mie instan terbesar di dunia, Divisi mie
instan Indofood senantiasa berada di posisi terdepan dalam industri mie
instan Indonesia, dikenal atas produknya yang berkualitas dan memiliki cita
rasa yang tinggi dengan harga terjangkau.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (dahulu PT. Indofood Sukses


Makmur Tbk, PT Gizindo Primanusantara, PT Indosentra Pelangi, PT
Indobiskuit Mandiri Makmur, dan PT Ciptakemas Abadi) (IDX: ICBP)
merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas
di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono
Salim dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Pada tahun 1994 - Berganti
nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur.Pada tahun 1995 -
Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum yaitu Bogasari.Setelah
Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari pada tahun 1997 -
Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan,
agribisnis serta distribusi.2005 - Membentuk perusahaan patungan dengan
Nestlé, mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.Pada
tahun 2006 - Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte.

1
2

Ltd.Kemudian pada tahun 2007 - Mencatatkan saham Grup Agribisnis di


Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.Pada tahun2008 -
Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif
68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy
terkemuka.Kemudian pada tahun 2009 - Memulai proses restrukturisasi
internal Grup CBP melalui pembentukan PT Indofood CBP Sukses Makmur
(ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha mi instan dan bumbu yang diikuti
dengan penggabungan usaha seluruh anak perusahaan di Grup Produk
Konsumen Bermerek (CBP), yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
Perseroan, ke dalam ICBP.Pada tahun2010 - Menyelesaikan restrukturisasi
internal Grup CBP melalui pengalihan kepemilikan saham anak perusahaan
di Grup CBP dengan jumlah kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan
melakukan Penawaran Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan
saham ICBP di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010.

Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk


(Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food
Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan
proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku
hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran.

Dalam dunia pendidikan di ajarkan berbagai macam teori, dimana teori-


teori tersebut akan bermanfaat jika di terapkan dalam kehidupan dan dunia
kerja. Salah satunya adalah sisem manajemen mutu.

Sistem manajemen mutu adalah suatu sistem manajemen organisasi


yang mengacu pada standarisasi internasional yang difokuskan pada proses
kegiatan (ISO 9001) Standardisasi dalam sistem manajemen mutu dapat
diintegrasikan ke dalam system manajemen organisasi, sehingga
penerapannya lebih fleksibel.
3

Di dalam sebuah manajemen mutu terdapat suatu tolak ukur, dimana


tolak ukur tersebut menjadi suatu patokan keberhasilan sebuah organisasi
perusahaan.Apabila suatu organisasi perusahaan dapat menerapkan suatu
sistem manajemen mutu yang baik, maka organisasi tersebut dapat di
nyatakan sebagai organisasi yang teratur dan sesuai.

Untuk mengetahui sejauh mana organisasi perusahaan tersebut


menerapkan sistem manajemen mutu yang baik, maka kita harus melakukan
tinjauan langsung ke dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam
rangka mempraktekan teori ke dalam praktek maka di dalam di dalam
kurikulum di Program studi S1 Farmasi, mahasiswa di himbau untuk
melakukan kunjungan ke perusahaan-perusahaan. Dengan kunjungan ini
diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui penerapan teori dan praktek
dalam suatu sistem manajemen mutu yang berjalan pada suatu perusahaan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari latar belakang yang telah diuraikan maka dapat
diidentifikasi rumusan masalah yaitu :

a. Bagaimana Profil Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ?


b. Bagaimana Spesifikasi Produk PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ?
c. Bagaimana Proses Produksi dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. ?
d. Bagaimana Pengawasan Mutu yang dihasilkan oleh PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk ?
3. Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Tujuan dari di adakannya Praktik Kerja Lapangan di PT. Indofood


Sukses Makmur Tbk yaitu :

a. Memberi pengetahuan tentang Profil Perusahaan PT. Indofood Sukses


Makmur Tbk.
b. Memberi pengetahuan tentang Spesifikasi Produk PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk.
4

c. Memberi pengetahuan tentang Proses Produksi dari PT. Indofood Sukses


Makmur Tbk.
d. Memberi pengetahuan tentang Pengawasan Mutu proses produksi yang
dihasilkan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
4. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Manfaat dari dilakukannya Praktik Kerja Lapangan di PT. Indofood


Sukses Makmur Tbk ini diharapkan mampu mendapatkan manfaat untuk
kita semua, diantaranya yaitu :

a. Dapat mengetahui tentang berbagai macam produksi perusahaan


diantaranya proses produksi, penggunaan produk, penyimpanan produksi.
b. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat produk
dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
B. PT. VICTORIA CARE INDONESIA
1. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka


kebutuhan hidup manusia kian berkembang pu1la. Tidak hanya kebutuhan
akan sandang, papan, pangan, pendidikan dan kesehatan saja. Kebutuhan
akan mempercantik diri pun kini menjadi prioritas utama dalam menunjang
penampilan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengubah penampilan atau
mempercantik diri yaitu dengan menggunakan kosmetika.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 140 tahun 1991


kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada
bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin
bagian luar), gigi dan rongga mulut, untuk membersihkan, menambah daya
tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya dalam keadan baik,
memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksud untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit. (Retno I.S. Tranggono, 1996 : 29).
5

Keinginan untuk mempercantik diri secara berlebihan, salah pengertian


akan kegunaan kosmetik, menyebabkan seseorang berbuat kesalahan dalam
memilih dan menggunakan kosmetik tanpa memperhatikan kondisi kulit dan
pengaruh lingkungan. Hasil yang didapatkan tidak membuat kulit menjadi
sehat dan cantik, tetapi malah terjadi berbagai kelainan kulit yang
disebabkan oleh penggunaan kosmetika tersebut. Gaya hidup yang kini
terjadi pada masyarakat baik masyarakat kota maupun desa, tidak hanya
dikalangan anak remaja tetapi juga dikalangan orang dewasa.

Di jaman yang serba modern ini masyarakat dapat menemukan


berbagai macam kosmetik, yang tentunya jauh lebih berkembang
dibandingkan puluhan tahun lalu. Banyak menemukan variasi warna
lipstick, eye shadow, blush on sampai berbagai macam mewangian parfum,
sabun dan shampoo. Tidak hanya itu saja, masih banyak variasi lain yang
dapat ditemui di rak-rak toko kecantikan. Akan tetapi kebanyakan
masyarakat membeli kosmetika tersebut tanpa mengetahui bahan – bahan
atau zat – zat yang terkandung didalamnya, sehingga mereka tidak
mengetahui dampak yang akan ditimbulkan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari latar belakang yang telah diuraikan maka dapat
diidentifikasi rumusan masalah yaitu :

a. Bagaimana Profil dari PT. Victoria Care Indonesia ?


b. Bagaimana Spesifikasi Produk PT. Victoria Care Indonesia ?
c. Bagaimana Proses Produksi dari PT. Victoria Care Indonesia ?
6

3. Tujuan Praktik kerja Lapangan

Tujuan dari di adakannya Praktik Kerja Lapangan di PT. Victoria Care


Indonesia yaitu :

a. Memberi pengetahuan tentang Profil dari PT. Victoria Care Indonesia.


b. Memberi pengetahuan tentang Spesifikasi Produk PT. Victoria Care
Indonesia.
c. Memberi pengetahuan tentang Proses Produksi dari PT. Victoria Care
Indonesia.
4. Manfaat Praktik Kerja Lapangan

Manfaat dari dilakukannya Praktik Kerja Lapangan di PT. Indofood


Sukses Makmur Tbk ini diharapkan mampu mendapatkan manfaat untuk
kita semua, diantaranya yaitu :

a. Dapat mengetahui tentang berbagai macam produksi perusahaan


diantaranya proses produksi, penggunaan produk, penyimpanan produksi.
b. Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat produk
dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PT. INDOFOOD Sukses Makmur Tbk.


1. Profil Perusahaan
a. Sejarah Perusahaan

PT. Indofood Sukses Makmur semula berdiri dengan nama PT.


Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang secara yuridis berdiri pada
tanggal 27 April 1970. Pabrik pertama kali berdiri di Jakarta, sedangkan
PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd Cabang Semarang berdiri
pada tanggal 31 Oktober 1987 yang diresmikan oleh Menteri
Perindustrian Ir. Hartarto dan Menteri Tenaga kerja Soedomo, pada
tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bersama
dengan perusahaan-perusahaan lainnya bergabung menjadi satu
perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur. PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang semarang merupakan salah
satu cabang dari Group Indofood Divisi Noodle juga memiliki pabrik di
Filipina, China, Nigeria, Saudi Arabia, Siria dan Malaysia.

b. Letak Geografis Perusahaan

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang


Semarang terletak di Jl. Tambak Aji 2 No. 8 Kelurahan Tambak Aji,
Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Lokasi PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terletak di dalam suatu kawasan
industri di Semarang bagian Barat berdekaan dengan jalan utara
Semarang-Jakarta, sehingga mempermudah proses pendistribusian dan
pengangkutan bahan baku dan pruduk jadi. Batas wilayah PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. Divis Noodle Cabang Semarang adalah sebagai
berikut :

7
8

Sebelah Barat : PT. Apollo


Sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri
Sebelah Utara : PT. Lautan Luas
Sebelah Selatan : PT. Woi

Lokasi Pabrik tidak berada didekat tepi jalan dan jarak menuju
parbrik sekitar 1 km dari tepi jalan. Hal ini tidak mempengaruhi proses
pendistribusian dan proses transportasi karena lokasi pabrik mudah
dijangkau. Lokasi pabrik jauh dari rumah pemukiman warga karena area
tersebut merupakan area kawasan industri. Luas bangunan pabrk adalah
19.695 m2, sedangkan luas tanah adalah 33.015 m2.

c. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam struktur organisasi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur


Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang ini posisi tertinggi diduduki oleh
seorang Branch Manager (BM) dengan dibantu oleh seorang sekertaris
dalam rangka mendukung kelancaran tugas seorang BM yang
berkewajiban untuk mengarahkan seluruh kegiatan yang berlangsung di
perusahaan agar dapat menghasilkan produk yang memiliki kualitas
tinggi sesuai dengan yang diharapkan dan terjamin mutunya. Ada 6
departemen yang berada di bawah BM dengan tugas dan wewenang
masing-masing yang berbeda-beda yaitu :

1) Departemen Purchasing
Departemen ini dipimpin oleh seorang Purchasing Officer
yang bertugas untuk menyediakan barang-barang selain bahan baku
yang dibutuhkan oleh masing-masing departemen untuk kepentingan
kelancaran pekerjaannya. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang
Purchasing Officer dibantu oleh karyawan dibawahnya untuk
memperlancar tugasnya.
9

2) Departemen Finance & Accounting ( F & A)


Departemen ini dipimpin oleh Finance & Accounting
Manager (FAM) yang memiliki dua tugas, yaitu untuk
merencanakan dan mengendalikan semua kegiatan keuangan, dan
juga bertugas untuk menyajikan laporan dan analisa keuangan untuk
mendukung kegiatan operasional perusahaan. Manajer Keuangan
(Finance and Accounting Manager) ini membawahi: (1) Supervisor
Keuangan (Finance Supervisor); (2) Supervisor Pengontrol
Pembiayaan (Cots Control Supervisor); dan (3) Supervisor Akunting
(Accounting Supervisor).
3) Departemen Personalia
Departemen ini dipimpin oleh seorang Branch Personnel
Manager (BPM) yang memiliki kewajiban untuk merencanakan,
mengkoordinir, mengarahkan, dan mengalihkan kegiatan
kepersonaliaan meliputi hubungan industrial, administrasi
kepegawaian dan pengupahan, jaminan sosial, dan pelayanan umum
untuk mendukung pencapaian sasaran perusahaan. Manajer
Personalia (Branch Personnel Manager) membawahi: (1) Supervisor
Hubungan Industri & Public Relation (Industrial Relations
Supervisor & Public Relation); (2) Supervisor Administrasi dan Gaji
(Administration and Wages Supervisor); (3) Supervisor Jasa dan
Layanan Umum (General Affair and Service Supervisor); (4)
Supervisor Keamanan (Security Supervisor); dan (5) Supervisor
Keselamatan & Kesehatan Kerja (SHEO).
4) Departemen Marketing
Departemen ini dipimpin oleh Area Sales and Promotion
Manager (ASPM) yang berkewajiban untuk merencanakan dan
mengkoordinir strategi kegiatan promosi dan penjualan terhadap
semua produk yang dihasilkan. Manajer Pemasaran (Area Sales
Promotion Manager) terbagi kedalam 2 wilayah yang membawahi
ASPS (Area Sales Promotion Supervisor).
10

5) Departemen Process Development and Quality Control (PDQC)


Departemen ini dipimpin oleh Branch Process Development
and Quality Control Manager (BPDQCM) yang dalam pelaksanaan
tugasnya dibantu oleh Process Development and Quality Control
Supervisor yang bertugas untuk mengendalikan mutu produk yang
dihasilkan, meliputi :
• Incoming Quality Control

• Process Quality Control

• Outgoing Quality Control

• Market Audit

6) Departemen Manufacturing

Departemen ini dipimpin oleh Factory Manager yang


bertanggung jawab terhadap kegiatan – kegiatan manufacturing yang
meliputi :
 Production Planning and Inventory Control (PPIC)
Bagian ini dipimpin oleh PPIC Supervisor yang
berkewajiban untuk merencanakan jadwal produksi berdasarkan
Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima dan bertugas
untuk mengendalikan tingkat ketersediaan Raw Material dan
Finished Goods sehingga standar Buffer Stock tetap terjaga.
 Production
Bagian ini dipimpin oleh Production Coordinator yang
membawahi tiga Production Shift Supervisor yang bertugas untuk
merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan aktivitas
produksi sesuai persyaratan standar yang telah ditetapkan serta
menjaga kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan
pemborosan RM dan Utility.
11

 Warehouse
Bagian ini dipimpin oleh Warehouse Supervisor yang
bertugas merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan
kegiatan pergudangan sehingga tercapai keakurasian jumlah,
keutuhan, dan keamanan barang.
 Technical
Bagian ini dipimpin oleh Technical Supervisor yang
bertugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan
mengendalikan kegiatan di bagian teknik baik dalam perawatan
maupun perbaikan mesin sehingga dapat menjamin kelancaran
operasional mesin produksi beserta sarana penunjangnya.

Manajer Pabrik (Factory Manager) membawahi: (1) Supervisor


Produksi (Production Supervisor); (2) Manajer Teknik (Technical
Manager); (3) Manajer Gudang (Warehouse Manager); dan (4)
Supervisor PPIC (Production Planning and Inventory Control).
Untuk struktur organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
divisi Noodle Cabang Semarang ini secara lebih lengkap dapat dilihat
pada daftar bagan 1.
d. Visi dan Misi perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang


Semarang ini sendiri memiliki visi dan misi untuk lebih memajukan
perusahaannya, dimana untuk visi perusahaan adalah untuk menjadi
Total Food Solution sebagai berikut: ”Kami bangga mempersembahkan
produk makanan olahan bermutu yang aman, higienis, serta halal,
tersebar di seluruh penjuru Nusantara dan menembus pasar mancanegara
dari pelosok desa sampai kota metropolitan, menemani keseharian anak
balita hingga manula.”
12

Sedangkan untuk misi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


divisi Noodle Cabang Semarang : Core Value Indofood Group. “Kami
menjalankan usaha kami dengan menjunjung tinggi integritas,
menghargai seluruh pemangku kepentingan dan secara bersama-sama
membangun kesatuan untuk meraih keunggulan dengan cara melakukan
inovasi yang berkelanjutan.”

2. Spesifikasi Produk
a. Jenis produksi

Untuk produk Indomie ini sendiri terdiri dari berbagai macam


varian seperti :

 Indomie Goreng
 Indomie Rebus : rasa ayam bawang, ayam spesial, soto, kari ayam,
dan masih banyak lainnya.
 Indomie rasa nusantara : seperti mi kocok Bandung, mi goreng rasa
rendang pedas Medan, mi goreng Cakalang, soto Banjar Limau kuit,
rasa sate ayam, dan lain-lain.
 Indomie jumbo
 Indomie vegan
 Indomie Premiun : rasa ayam panggang, cabe rawit, laksa, kornet, dan
masih banyak lainnya.
 Supermi : rasa ayam bawang, rasa ayam bawang super, mi goreng
sedap, dan lain-lain.
 Sarimi : rasa ayam bawang, bakso sapi, soto koya, sarimi besar
goreng, dan lain-lain.
 Sakura : rasa ayam spesial, kuah rasa soto ayam, dan lain-lain.
 Nikimiku : rasa ayam spesial, kuah rasa soto ayam, dan lain-lain.
 Pop Mie : Pop Mie mi goreng spesial, Pop Mie mi goreng pedas, rasa
ayam spesial, rasa ayam bawang, rasa baso spesial, rasa ayam, rasa
13

baso, rasa soto ayam, rasa kari ayam, rasa ayam bawang, rasa baso
sapi, dan rasa soto mie.

Selain itu PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle
Cabang Semarang ini juga memproduksi cup noodle yaitu Pop Mie
dengan berbagai macam variasi rasa, seperti ayam, bakso sapi, soto dan
lain-lain. Sebenarnya pada dasarnya proses produksi dari keenam jenis
merek mie instan tersebut sama saja, yang membedakan hanyalah jenis
bahan baku tepung terigu yang digunakan, serta perbedaan dari bahan
tambahan yang diberikan seperti vitamin, benyuk fisik dari mie tersebut
apakah mie biasa atai mie keriting, ukuran mie, bentuk mie apakah
normal atau dalam bentuk cup noodle dan perbedaan selanjutknya pada
harga mie itu sendiri.

Gambar 1. Gambar Produk Indomie


14

gambar 2. Gambar produk Supermi, Sarimi, Sakura dan Pop Mie

b. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.


Divisi Noodle Cabang Semarang ini cukup untuk memenuhi kebutuhan
pemasaran di wilayah Jawa Tengah dan DIY. Perusahaan PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang ini juga
memiliki 12 line mesin yang dapat dipergunakan. Kapasitas produksi di
perusahaan ini ditangani oleh Departemen PPIC yang akan mengatur
jadwal harian di bagian produksi dan pengemasan. Dimana kapasitas
produksi yang diterima telah disesuaikan dengan bagian marketing,
jumlah sumber daya manusia yang tersedia, jam kerja, serta efisiensi
mesin yang beroperasi. Selain itu kapasitas produksi juga dapat
dipengaruhi oleh banyaknya pemesanan pada bulan-bulan tertentu,
seperti lebaran, natal, dan akhir tahun.
15

c. Orientasi Pasar

Industri mie instan yang dihasilkan oleh PT. Indofood CBP


Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang ini didistribusikan
ke wilayah DIY dan Jawa Tengah. Setiap daerah memiliki staff
marketing sendiri serta kantor perwakilan sendiri. Jumlah produksi mie
instant di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang
Semarang ini ditentukan oleh distributor dan marketing berdasarkan hasil
audit pasar. Semua cabang pabrik dari PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk divisi Noodle hanya memproduksi mie instant saja.
Formula dan pengembangan produk mi instan ini hanya dilakukan di
Jakarta. Sedangkan untuk sistem pemasaran produk mi instan ini
dilakukan melalui distributor Indomarco yang kemudian dipasarkan
langsung melalui toko-toko, pedagang grosir, pedagang besar, pasar
swalayan, atau kepada konsumen akhir. PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. ini memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang
dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan 4 permintaan pasar.
Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam
kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu
mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan,
khususnya selera konsumen.

d. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie instant di PT.


Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang ini
yaitu tepung terigu, air, air alkali ( terdiri dari garam, pewarna makanan
tartrazine CI 19140, zat besi, guar gum, polifosfat, air, dan bahan
lainnya), minyak goreng, serta bahan tambahan lainnya.

Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung


terigu ini diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling.
Tepung terigu ini berfungsi untuk membentuk struktur mie, sekaligus
16

sebagai sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama dari


tepung terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten
ini sendiri dapat dibentuk dari gliadin yang merupakan prolamin dalam
gandum serta dari glutenin. Protein dalam tepung terigu ini sendiri dalam
pembuatan mie diperlukan dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mie
menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksinya.
Air yang digunakan berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan
karbohidrat, untuk melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten.
Pati dan gluten akan mengembang dengan adanya air.

Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6 hingga 9,


dimana hal ini disebabkan karena adanya absorpsi air yang akan semakin
meningkat dengan meningkatnya pH, karena semakin banyak air yang
diserap maka mie akan menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang
optimum juga akan membentuk pasta yang baik. Sedangkan untuk garam
berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan
fleksibilitas dan elastisitas mie serta mengikat air. Garam juga dapat
menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga pasta tidak
bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan.

3. Proses Produksi

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mi instan di PT.


Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang ini
yaitu tepung terigu, air, air alkali ( terdiri dari garam, pewarna makanan
tartrazine CI 19140, zat besi, guar gum, polifosfat, air, dan bahan lainnya),
minyak goreng, serta bahan tambahan lainnya. Mie instant juga dilengkapi
oleh bumbu, minyak, sayuran (untuk beberapa jenis mie tertentu), dan
bawang goreng untuk mie goreng dalam kemasannya.
17

Tahap-tahap proses produksi mie instant PT. Indofood CBP Sukses


Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terdiri atas :

• Pengayakan Tepung

Tepung yang digunakan untuk satu kali proses produksi yaitu


sebanyak 9 hingga 10 sak tergantung dari produk yang akan diproduksi.
Tepung tersebut kemudian diayak dengan menggunakan screw conveyor
yang berukuran 20 mesh. Pemeriksaan pada tahapan ini dilakukan secara
fisik oleh divisi QC field yang meliputi keadaan kemasan tepung terigu,
jumlah terigu tiap batch yang harus ditambahkan, dan ada tidaknya
cemaran pada tepung terigu secara visual. Pemeriksaan ini dilakukan
pada tiap shift dengan frekuensi pemeriksaan tertentu. Titik kritis yang
harus diamati untuk melakukan penolakan terhadap tepung ini yaitu jika
terdapat kerusakan pada kemasan tepung, adanya cemaran pada tepung
seperti serangga, kutu, telur atau larva, dan benda asing lainnya.

Selain itu, tugas seorang staf QC proses adalah untuk mengambil


sampel tepung untuk dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisa
kadar airnya oleh seorang QC analis. Prinsip analisa kadar air yang
dilakukan adalah pemanasan sampel dalam oven pada suhu 105 oC ± 2oC.
Kemudian hilangnya berat sampel dihitung sebagai kadar air. Pemanasan
dengan menggunakan oven pada suhu 105oC ± 2oC dikarenakan suhu itu
merupakan suhu optimal untuk proses penguapan air. Metode pemanasan
ini dapat langsung digunakan untuk seluruh produk makanan, kecuali
bila produk tersebut mengandung komponen yang dapat mengalami
dekomposisi pada suhu pemanasan 105oC ± 2oC. Dengan adanya proses
pemanasan ini diharapkan dengan adanya penurunan kadar air, produk
pangan tidak akan mengalami penurunan kualitas mutu selama proses
penyimpanan, yang meliputi perubahan warna yang lebih cepat,
kerusakan oleh mikroorganisme, dan umur simpan yang pendek.
18

 Pencampuran

Proses pengendalian dan pengawasan mutu pada bagian proses


pencampuran ini dimulai dari proses pencampuran tepung terigu dengan
larutan alkali sampai dengan adonan diturunkan ke feeder. Pemeriksaan
dilakukan oleh bagian QC field secara fisik dan organoleptik meliputi
banyaknya larutan alkali, keadaan adonan, ada tidaknya cemaran pada
adonan secara visual, dan lamanya waktu pencampuran. Sedangkan
untuk analisa kimia yang dilakukan oleh seorang QC analis meliputi
kadar air adonan.

Pada proses ini titik kritis untuk penolakan dilakukan bila adonan
tidak sesuai dengan standar, tidak dapat diproses, lembar adonan terputus
- putus dari satu silinder ke silinder selanjutnya pada bagian proses
pembentukan lembaran adonan. Selain itu juga dapat dikarenakan adanya
cemaran atau benda asing dan adonan yang terlalu lembek atau basah.
Jika hal itu terjadi maka adonan dipisahkan dan dibuat laporan
peyimpangan sehingga adonan tersebut dapat diproses ulang. Namun jika
kadar air adonan tidak sesuai dengan standar maka akan dilakukan
pemeriksaan terhadap mutu akhir produk. Jika hasil pemeriksaan produk
sesuai standar maka produk tersebut dapat diterima, dan jika tidak sesuai
akan dilakukan penolakan.

Pembuatan mie instant dimulai dengan proses pengadukan yaitu


pencampuran dan pengadukan bahan-bahan yang terdiri dari terigu dan
air alkali yang berupa campuran air dengan beberapa ingredient yang
ditemukan sehingga diperoleh adonan yang homogen atau merata.
Dimana menurut Kruger et al. (1996), larutan alkali umumnya berwarna
kuning kehijauan, kuning bening, kuning putih dengan pH antara 9
hingga 11, dimana hal ini telah sesuai dengan larutan alkali yang
digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Penambahan
larutan alkali ini dimaksudkan untuk meningkatkan tekstur produk,
19

memberi karakteristik aroma dan flavor, memberi warna kuning,


memberikan tekstur yang elastis, serta permukaan yang tidak lengket
pada mie.

 Pembentukan Lembaran Adonan

Pada tahapan ini adonan disalurkan melalui roll press dan diberi
tekanan sehingga membentuk lembaran. Pada proses pembentukan
lembaran adonan, pemeriksaan dilakukan secara visual terhadap bentuk
untaian dan gelombang mie, ada tidaknya cemaran dan pisau slitter yang
digunakan. Sedangkan untuk tebal untaian mi diperiksa dengan
menggunakan tickness gauge dan jumlah untaian mie dihitung secara
manual. Titik kritis pada tahap ini yaitu akan dilakukan penolakan
apabila tebal atau jumlah untaian tiap jalur tidak sesuai dengan standart,
untaian mie rusak, gelombang mie renggang, rebah, ataupun tertarik, dan
apabila ada cemaran. Jika hal tersebut terjadi maka akan dilakukan
penginformasian ke operator pembentukan lembaran adonan agar jalur
mie dapat diputuskan dan dilakukan pemprosesan ulang sehingga sesuai
dengan standart. Penolakan jika terdapat cemaran pada untaian mie
dilakukan dengan cara memisahkan dan membuang mie yang tercemar.
Untuk setiap kali penyimpangan terjadi harus dilakukan pencatatan dan
pembuatan laporannya

 Slitting dan Waving

Pemeriksaan dan pengawasan mutu pada bagian ini dimulai dari


proses pemotongan mie hingga distribusi mie ke retainer atau mangkok
mie. Pemeriksaan dan pengawasan juga dilakukan oleh bagian QC field
dengan periode tertentu pada setiap shift. Titik kritis pemeriksaan
meliputi jarak lipatan mie, ada tidaknya cemaran, sprocket / roda gigi
yang digunakan, dan rpm cutter. Penolakan dapat dilakukan jika hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan standar. Jika roda gigi yang digunakan
tidak sesuai, maka diinformasikan kepada operator penggorengan dan
20

mesin akan dimatikan. Kemudian akan dibuat laporannya dan mie


diperiksa setelah penggorengan. Bila mie hasil penggorengan sesuai
standar maka proses dapat dilanjutkan kembali dan bila tidak sesuai
standar maka akan dilakukan penolakan dan mie akan dijadikan sebagai
mie hancur patah. Selain itu jika rpm cutter melebihi standar, akan
diinformasikan ke operator penggorengan untuk mengurangi
kecepatannya sesuai SOM fryer dan dilaporkan telah terjadi
penyimpangan.

 Pengukusan

Pemeriksaan dan pengawasan mutu pada proses pengukusan


dilakukan mulai dari setelah proses pemotongan lembaran menjadi
untaian dan gelombang mie sampai dengan mie yang sudah siap diproses.
Pemeriksaan dilakukan oleh bagian QC field dengan periode tertentu
pada tiap shift. Titik kritis pemeriksaan meliputi waktu pengukusan,
tekanan uap masuk dan yang keluar, ada tidaknya cemaran atau benda
asing, dan penampakannya. Semua pemeriksaan dilakukan secara visual,
sedangkan waktu pengukusan diukur dengan menggunakan stopwatch.
Penolakan pada proses pengukusan dilakukan jika parameter yang diukur
atau diperiksa tidak sesuai dengan standar. Jika tekanan uap yang masuk
dan keluar tidak sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan, maka akan
diperoleh produk mie yang masih mentah. Jika ada penyimpangan, maka
harus diinformasikan pada operator pengukusan untuk memisahkan jalur
mi tersebut dan kemudian produk tersebut dipisahkan atau dibuang.

 Pemotongan dan pelipatan

Pada tahapan ini, untaian mie yang telah dikukus sebelumnya


dipotong dan dilakukan pelipatan hingga menjadi dua tumpuk. Pada
tahap ini digunaan dua alat yaitu cutter untuk memotong dan folder untuk
melipat. Tugas seorang QC proses pada tahap cutting ini adalah
mengamati adanya cemaran atau tidak, mengamati lipatan mie apakah
21

sudah rata dan simetris, mengamati kecepatan potong (rpm), dan


menimbang berat basah mie, apakah sudah sesuai standar atau tidak.

 Penggorengan

Penggorengan yang dimaksud adalah menggoreng mie basah


hasil pengukusan dan suhu minyak yang digunakan untuk menggoreng
diatur secara bertahap mulai dari suhu 130 oC sampai 150 oC selama
sekitar 80 detik. Tujuan dari pengaturan suhu minyak ini adalah untuk
menghindari terjadinya proses case hardening, yaitu bagian luar telah
matang dan kering sedangkan bagian dalam masih terlihat mentah karena
adanya pemanasan secara tiba-tiba. Dengan suhu yang tinggi yang akan
terjadi pemanasan, pemuaian dan penguapan air secara bersamaan
sehingga mie mempunyai pori-pori halus yang nantinya akan
mempercepat proses penyerapan air pada saat dimasak. Pemeriksaan
mutu mie pada bagian proses penggorengan dimulai dari pencetakan mie
pada mangkok mie sampai dengan mie ditiriskan. Pemeriksaan dilakukan
dengan periode tertentu. Titik kritis pemeriksaan sifat fisik yang
dilakukan oleh bagian QC field adalah suhu dan level minyak goreng,
waktu penggorengan, pengukuran berat mie basah dan mie kering serta
penghitungan susut mie. Analisa kimia yang dilakukan oleh seorang QC
analis adalah kadar FFA. Penolakan dilakukan antara lain jika berat mie
dan kadar FFA mie tidak sesuai dengan standar.

 Pendinginan

Pemeriksaan mutu mie pada proses pendinginan dimulai dari


penerimaan mie setelah penggorengan sampai mie keluar dari
pendinginan. Pemeriksaan dilakukan secara fisik, kimia, dan
organoleptik. Sifat fisik yang diperiksa meliputi bentuk dan berat mie,
suhu mie yang keluar dari proses pendinginan, waktu proses pendinginan
dan pemeriksaan ada tidaknya cemaran pada mie. Sifat kimia yang
dianalisa yaitu kadar air, lemak, derajat asam, dan tingkat gelatinisasi
22

mie. Uji organoleptik terdiri dari warna, aroma, rasa, dan tekstur mie
yang dilakukan dengan uji hedonik. Proses pendinginan dilakukan pada
cooling box yaitu lorong kotak pendinginan yang dilengkapi sejumlah fan
atau kipas angin. Untuk menarik udara panas dari proses pendinginan
mie, cooling box dilengkapi exhauster berupa blower untuk
mengeluarkan udara panas sehingga proses pendinginan akan lebih cepat
dan efektif. Titik kritis yang perlu diamati pada tahap kali ini yaitu
lamanya proses pendinginan dan suhu mie setelah keluar dari proses
pendinginan.
 Pengisian bahan pelengkap dan pengemasan

Proses akhir dari pembuatan mie adalah pembungkusan, yaitu


pembungkusan mie, bumbu dan minyak bumbu atau sayuran kering
(solid ingredient) dengan menggunakan kemasan yang disebut etiket
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Proses ini
bertujuan untuk melindungi mie dari kemungkinan tercemar atau rusak
sehingga kualitas mie tidak mengalami penurunan. Pada proses wrapping
ini, tugas seorang QC process adalah untuk memastikan kondisi proses
yaitu suhu end sealer (upper dan lower) serta suhu long sealer.

Pemeriksaan dan pengendalian mutu pada tahap ini dilakukan


oleh bagian QC field dengan periode tertentu tiap shift. Pada bagian
sortasi diperiksa bentuk atau keutuhan dan kematangan mie serta ada
tidaknya cemaran. Pada bagian bumbu diperiksa mengenai berat bersih
tiap bungkus, mutu bumbu dan ada tidaknya cemaran pada bumbu
tersebut. Pada bagian pembungkusan, diperiksa kondisi proses
pembungkusan, mutu pembungkus yang disebut etiket dan mutu hasil
pembungkusan. Pada bagian pengemasan, diperiksa mengenai mutu
karton, isi mie tiap karton, pengeleman karton, dan kode produksi. Jika
hasil pemeriksaan ditemukan adanya penyimpangan, maka produk
tersebut ditolak.
23

4. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk


memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin
dalam hasil akhir. Pengawasan mutu ini akan menentukan komponen-
komponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi
mendatang tidak sampai rusak. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan
mutu merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk
bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi
jumlah bahan yang rusak.

Tujuan lain dari dilakukannya pengawasan mutu adalah agar


spesifikasi produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin
dalam produk atau hasil akhir dan juga untuk menekan atau mengurangi
volume kesalahan dan perbaikan, menjaga atau menaikkan kualitas sesuai
standar. Pengawasan mutu suatu perusahaan dengan semaksimal mungkin
akan memberikan kepuasan dan kepercayaan kepada konsumen yang akan
terus menggunakan produk tersebut. Walaupun segala proses produksi
direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, barang hasil akhir mungkin saja
karena satu dan lain hal tidak sesuai dengan standar-standar yang telah
ditentukan. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian karena
kerusakan, pemeriksaan tidak terbatas pada pemeriksaan akhir saja, tetapi
dapat dilakukan pada saat proses sedang berlangsung.

Produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
divisi Noodle Cabang Semarang telah terstandarisasi secara menyeluruh,
diantaranya bahan baku, parameter proses, mesin/peralatan, manpower
(tenaga kerja), dan barang jadi. Standarisasi yang berlaku di semua pabrik
tersebut telah disertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi International Standard
Operation (ISO) termasuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain itu
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki sertifikat ISO 22000 :
24

Keamanan Pangan dan sertifikat halal yang berlaku untuk semua produk
internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001 yang diserahkan di
Jakarta pada 3 Maret 1999. Kemudian pada 5 Februari 2004 PT Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk. diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (ISO 9001
versi 2000) dari badan akreditasi SGS International of Indonesia mengenai
manajemen mutu yang baik untuk dapat menghasilkan barang serta produk
yang baik mutunya dan sesuai standart. Hal ini ditunjukan melalui slogan
yang terdapat pada logo Indofood “The Symbol of Quality Foods” atau
“Lambang Makanan Bermutu” yang mengandung konsekuensi hanya
produk bermutulah yang dihasilkan. Produk bermutu tidak hanya dibuat dari
bahan baku pilihan, tetapi diproses secara higienis dan memenuhi unsur
kandungan gizi dan halal. Pengawasan mutu yang dilakukan oleh PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle cabang Semarang ini
berdasar dan mengacu pada SOP ( Standart Operational Procedure )
perusahaan, dimana SOP merupakan kebijakan dari perusahaan sendiri yang
mengikuti standar dari SNI 01-3551-2000 dan Codex.

Untuk pengawasan mutu di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


divisi Noodle Cabang Semarang dilakukan oleh Departemen PDQC yang
dipimpin oleh seorang BPDQC Manager yang dalam pelaksanaan tugasnya
dibantu oleh seorang PDQC Supervisor. Pengawasan mutu ini sendiri dibagi
menjadi tiga tahap menurut SOP :
 Pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality Control (IQC)
 Pengawasan mutu proses produksi / Process Quality Control (PQC)
 Pengawasan mutu produk akhir / Outgoing Quality Control ( OQC)
a. Pengawasan Mutu Proses Produksi

Untuk pengawasan mutu selama proses produksi / Process Quality


Control (PQC) dilakukan pada setiap tahapan proses yang berlangsung,
dimana pengawasan mutu proses produksi ini sangat penting untuk dilakukan
karena mencakup semua proses awal pengolahan bahan baku hingga akhirnya
25

menghasilkan produk jadi atau produk akhir dengan kualitas yang baik dan
terjamin.

Pengawasan mutu pada proses produksi dilakukan oleh divisi QC


bagian proses produksi berdasarkan SOP. Seorang QC di proses produksi
bertugas untuk melakukan pengamatan untuk setiap tahapan proses produksi
sehingga tidak akan terjadi penyimpangan dari standart yang telah ditetapkan.
Divisi QC proses produksi akan melakukan pengamatan sebanyak dua kali
pada tiap shift produksi. Pengendalian mutu pada proses produksi dilakukan
pada setiap bagian proses pembuatan mie, mulai dari tahap proses penuangan
tepung hingga pembungkusan, dimana termasuk juga tahap persiapan
pembuatan mi yang terdiri dari proses pencampuran ingredient dan
pembuatan larutan alkali. Semua tahap pemeriksaan ini pada dasarnya
ditujukan untuk mengendalikan proses produksi sehingga dapat dihasilkan
produk mie sesuai dengan mutu yang disyaratkan. Pengendalian mutu pada
persiapan produksi meliputi :

• Proses Pencampuran Ingredient

Pemeriksaan proses pencampuran ingredient ini dilakukan oleh


seorang QC shift yang pengujiannya meliputi kondisi formula, kemasan
atau wadah formula, ada tidaknya cemaran serta berat tiap formula dengan
penimbangan. Pelaksanaan pengendalian mutu kali ini dilakukan hanya
secara visual saja untuk setiap kali pembuatan formula. Seorang QC shift
bisa melakukan penolakan apabila dalam formula terdapat cemaran atau
benda asing, atau bisa juga jika ingredient menggumpal setelah dicampur
dan menjadi tidak homogen. Jika dalam pelaksanaannya terdapat cemaran
maka formula tersebut akan dipisahkan kemudian dicatat jumlahnya dan
dibuat laporan penyimpangan serta surat penolakan. Jika sudah tidak bisa
ditanggulangi lagi maka formula yang tercemar tersebut harus
dimusnahkan, termasuk juga untuk formula yang menggumpal.
26

• Pembuatan Larutan Alkali

Proses pengawasan mutu pada tahapan ini dimulai dari proses


pencampuran ingredient dengan air sampai diperoleh larutan alkali yang
baik dan homogen, serta siap digunakan untuk pembuatan adonan.
Pemeriksaan pengawasan mutu yang dilakukan meliputi keadaan fisik
berupa penampakan larutan dan ada tidaknya cemaran, serta juga
dilakukan pengamatan organoleptik berupa pengamatan warna dan aroma
secara visual. Selain itu juga dilakukan pengamatan secara kimia berupa
pengamatan nilai pH dengan pH -meter, spesific gravity dengan
hydrometer baume, dan viskositas larutan dengan viscometer. Pemeriksaan
ini dilakukan oleh seorang QC analist setiap selesai pembuatan, yaitu
dengan mengambil contoh sebanyak 1 liter. Penolakan dapat dilakukan
jika secara fisik adanya cemaran dan larutan tidak homogen, warna tidak
standar, dan ada penyimpangan aroma, seperti bau asam. Penolakan juga
dapat dilakukan jika nilai pH, spesific gravity, serta viskositas larutan tidak
sesuai standar.

Produk-produk mie instant ICBP terus menjadi pemimpin pasar di


masing-masing segmennya walaupun berada di tengah kondisi pasar yang
penuh dengan tantangan. Selain itu tingginya inflasi bahan pangan yang
terutama didorong oleh naiknya harga komoditas termasuk bahan baku segar,
telah mempengaruhi konsumen terutama di segmen berpenghasilan rendah.
Adanya kenaikan harga bahan baku tersebut memaksa divisi ini untuk
menyesuaikan harga berbagai merek utamanya di atas rata-rata kenaikan
harga yang dilakukan sebelumnya. Hal ini juga berdampak negatif terhadap
volume penjualan terutama di segmen produk dengan harga lebih murah.
Selain itu dengan semakin ketatnya persaingan juga membuat situasi makin
penuh tantangan. Beberapa produsen meningkatkan kegiatan pemasarannya
yang disertai juga dengan peluncuran produk baru. Sedangkan para pemain
lokal berskala usaha lebih kecil di daerah-daerah, menawarkan produk
dengan harga yang sangat bersaing.
27

Kemampuan Divisi Mie Instan untuk menanggapi perkembangan


pasar secara cepat, berhasil meminimalkan penurunan volume penjualan.
Divisi ini juga meluncurkan fighting brand guna menghadapi persaingan
dengan para pemain lokal di beberapa daerah, serta meluncurkan kembali
produk Sarimi Isi 2 Mi Goreng Rasa Ayam Kecap. Dalam setiap bungkus
Sarimi Isi 2, konsumen akan mendapatkan dua keping mi instan dengan satu
kemasan bumbu, yang menjadikan produk ini dikenal sebagai makanan
lengkap dengan harga murah. Menyusul keberhasilan peluncuran kembali
Sarimi Isi 2 Mi Goreng Rasa Ayam Kecap, Divisi Mi Instan meluncurkan dua
pilihan rasa baru yaitu Kari Spesial dan Soto. Peluncuran Sarimi Isi 2
didukung oleh kampanye iklan yang agresif dengan menampilkan artis-artis
baru dan ternama, guna terus mendorong permintaan akan produk ini.
Untuk bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi ini sendiri
juga tetap dilakukan pemantauan kualitas mutunya. Upaya-upaya untuk
mengamankan pasokan bahan baku akan dilanjutkan melalui penyempurnaan
praktik agronomi untuk meningkatkan produktivitas, serta identifikasi bahan
baku dan sumber bahan baku alternatif. Program efisiensi akan terus
dilakukan melalui penyempurnaan di bidang proses produksi, pengelolaan
persediaan dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan tugas divisi QC bagian
proses produksi pada tiap tahapan proses dimulai dari tahap:
• Screw Conveyor
Pada tahap pengayakan tepung terigu seorang QC proses produksi
akan berkewajiban untuk mengamati kualitas dari tepung terigu yang
digunakan dalam proses produksi. Kegiatan pengendalian mutu pada
screw conveyor dimulai dari saat pemeriksaan tepung terigu yang datang
dari gudang bahan baku hingga siap dimasukkan ke dalam mixer.
• Pencampuran
Pada tahap ini dilakukan proses pencampuran tepung yang sudah
diayak dengan air alkali. Proses pencampuran ini berlangsung selama 10
menit hingga 15 menit. Proses pengendalian dan pengawasan mutu pada
bagian proses pencampuran ini dimulai dari proses pencampuran tepung
28

terigu dengan larutan alkali sampai dengan adonan diturunkan ke feeder.


• Pembentukan Lembaran Adonan
Pada tahap ini dilakukan penekanan adonan dengan menggunakan
roll press. Pada tahap ini adonan mie dibentuk menjadi bentuk lembaran.
Pengepresan ini dilakukan melalui 7 tahap pengepresan agar dapat
menghasilkan lembaran mie dengan ketipisan mencapai ± 1,1 mm
tergantung dari produk yang akan dibuat.
• Slitting dan Waving
Pada tahapan proses ini lembaran mie yang telah mengalami proses
pengepresan itu dipotong hingga membentuk untaian-untaian mie dengan
menggunakan slitter atau pisau pemotong dan juga dilakukan proses
pembentukan gelombang dengan menggunakan waving conveyor.
• Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada suhu 100oC selama ± 1 menit dengan
menggunakan uap bertekanan 0,25 – 0,4 kgf/cm2.
• Pemotongan dan pelipatan
Pada tahapan ini untaian mie yang telah dikukus sebelumnya
dipotong dan dilakukan pelipatan sehingga menjadi dua tumpuk.
• Penggorengan
Penggorengan yang dilakukan menggunakan metode deep fat
frying menggunakan suhu 130-150oC selama 80 detik.
• Pendinginan (Cooling)
Mie yang telah digoreng kemudian didinginkan menggunakan
blower multi stage dan fan selama 316 hingga 332 detik. Pada tahapan
akhir proses ini, mie yang telah keluar dari pendingin akan memiliki suhu
kurang dari 45oC.
• Pembungkusan (Wrapping)
Mie yang melalui proses pendinginan kemudian akan diberi bahan
pelengkap untuk kemudian dikemas.
29

Setelah itu setelah semua proses selesai, seorang QC process juga


masih memiliki tugas untuk mengambil sampel untuk pengawasan mutu shelf
life setiap shiftnya. Untuk sampel reference diambil 4 setiap flavour setiap
shift. Untuk sampel organoleptik, diambil 8 setiap flavour setiap shift. Untuk
sampel shelf life kimia dan mikrobiologi, diambil 54 pcs per line mesin
produksi per bulannya ( 24 pcs untuk analisa kimia dan 30 pcs untuk analisa
mikrobiolgi). Untuk analisa kimia dilakukan sendiri oleh PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang, sedangkan untuk uji
analisa mikrobiologi tidak dilakukan secara sendiri.

B. PT VICTORIA CARE INDONESIA


1. Profil Perusahaan
a. Sejarah
PT. Victoria care Indonesia saat ini telah menjadi mitra kerja
terpercaya bagi banyak perusahaan ritel besar di Tanah Air. Kepercayaan
yang telah diraih ini tak lain karena PT Victoria Care Indonesia
senantiasa inovatif dan selalu menjaga mutu produknya. Perusahaan lokal
bertaraf internasional ini berhasil menempatkan diri pada posisi terbaik
sebagai produsen kosmetik, perlengkapan toilet, dan perawatan
kesehatan. Selain itu, produknya juga aman dipakai serta cocok untuk
kebutuhan dan kulit wanita Asia khususnya Indonesia. Pesatnya
perkembangan perusahaan yang berbasis di Kota Semarang, Jawa
Tengah, ini lantaran memiliki konsep dan visi-misi yang fokus. Faktor
lainnya adalah karena manajemen yang selalu memegang teguh
komitmen untuk menyediakan produk terbaik dan aman digunakan.
Begitu pula dengan meratanya jaringan distribusi. Anak perusahaan SSS
Group ini memiliki target untuk memproduksi kosmetik lainnya agar
masuk pasar dunia. Selain tentunya mempertahankan reputasi sebagai
salah satu pelopor industri manufaktur yang mumpuni dan berdaya saing
tinggi.(YNI/Tim Usaha Anda).
30

Perusahaan ini memproduksi kosmetik, perlengkapan mandi, dan


perawatan kesehatan.Dengan total investasi sekitar USD 10 juta dan 500
pekerja di 10.000 meter persegi.

 1989 : Mr Billy Hartono Salim pendiri perusahaan, mulai mengatur


sendiri kecil perusahaan jasa distribusi dan jaringan untuk produk
kosmetik dan wewangian bernama PT. Karya Asri Perdana Mandiri.
 1989 : Mr Billy Hartono Salim pendiri perusahaan, mulai mengatur
sendiri kecil perusahaan jasa distribusi dan jaringan untuk produk
kosmetik dan wewangian bernama PT. Karya Asri Perdana Mandiri.
 2001:
- Sebagai bisnis diperluas, ia kemudian membangun pabrik sendiri
bernama PT. Kosmetika Alam Pesona Mandiri (KAPM) dan mulai
diproduksi produk mandi seperti Lulur mandi (body scrub), cologne,
juga menjadi pelopor untuk Sabun Sirih produk Feminine Wash
sukses.
- Dengan jaringan yang luas dan pengalaman di bidang distribusi, PT.
Vitalis Indonesia juga ditetapkan sebagai distributor eksklusif.
 2005 : Dengan visi untuk memasuki pasar global maka PT. Vitalis
Indonesia bergabung dengan Unza Kelompok perusahaan dan
membentuk PT. Unza Vitalis Indonesia.
 2007: Mendirikan perusahaan baru milik PT. Victoria Care Indonesia
(VCI) dan PT. Suka Sukses Sejati (3S) sebagai distributor eksklusif di
Indonesia.
31

Nilai-Nilai Kami :
 Kecepatan Kerja
 Prosedur Sederhana
 Cerdas Berpikir
 Kuat Team Work
 Kepuasan Stakeholder
 Layanan Nasabah yang Unggul
 Proses dikelola Standar
 Integritas Kuat dan Tinggi
 Pabrik Sorot
 Pada tanggal 26 April 2007 PT. Victoria Care Indonesia secara
resmi mengumumkan 1.000 meter persegi pabrik baru di kota
Semarang - Jawa Tengah, sampai dengan USD 10 juta total
investasi.
 Pabrik juga telah menerima GMP (Good Manufacturing Process)
sertifikasi dari BPOM untuk memastikan bahwa setiap produk
kami diproduksi dan diproses sesuai dengan standar internasional.
 Dengan sekitar 500 pekerja terdiri dari Produksi, R & D dan QC
didukung oleh mesin manufaktur terbaru dengan kapasitas
produksi tinggi, pabrik ini bertujuan untuk memenuhi permintaan
pasar dan juga sebagai batu loncatan untuk mencapai visi masa
depan kita.
b. Letak perusahaan

PT Victoria Care Indonesia ( Wisma SSK )


Alamat : Jl. Daan Mogot KM 11 Lt.5 Jakarta 1170
Telepon : (021) 54368111 Fax : (021) 543 75220
Email : smd@3s.co.id
Pabrik : Kawasan Industri Candi Blok 5A Gatot Subroto,
Krapyak Ngaliyan, Semarang
Telepon/Fax : (024) 7620966 / 7621624
32

c. Struktur organisasi
Untuk struktur organisasi PT. Victoria Care Indonesia dapat
dilihat pada daftar bagan 3.
d. Visi / Misi / Motto Perusahaan
 Memimpin proses pengembangan produk baru, dan memastikan
produk yang dikembangkan sesuai dengan kualitas standard yang
sudah ditentukan.
 Memimpin program efisiensi terhadap produk yang di buat.
2. Spesifikasi Produk
a. Jenis dan Merk Produk
NO. PRODUK NO. PRODUK
1. For Him Body Spray 16. Herborist Aromatherapy
2. For Him Edt 17. Herborist Sabun Sere
3. Ja Hwa Whitening Cream 18. Herborist Sabun Beras

4. Ja Hwa Transparent Soap 19. Herborist Sabun Soap


5. Ja Hwa Clarifying Toner 20. Herborist Message Oil

6. Ja Hwa Cleansing Milk 21. Herborist Olive Oil


7. Ja Hwa Freckle Solution 22. Six Sence K-Pop
Serum
8. Ja Hwa Two Way Cake 23. Six Sence Whitening Body
Lotion
9. Ja Hwa Acne Cream 24. Nu Face Mask
10. Miranda Hair Color 25. Nu Fack Facial Cotton
11. Miranda Hair Vitamin 26. Iria Goats Milk Hand &
Body Lotion
12. Victoria Body Scent 27. Hand & Body Lotion
13. Victoria Edt 28. Whitening Face Soap
14. Herborist Feminime Wash 29. Whitening Shower Cream

15. Herborist Lulur 30. 1221 For Man


33

b. Kapasitas Produksi
PRODUK KAPASITAS
Liquid Soap 6 juta pcs/th
Roll On 3 juta pcs/th
Lipstik 3 juta pcs/th
Talc 3 juta pcs/th
Facial 3 juta pcs/th
Bar Soap 3 juta pcs/th
Body Scrub 3 juta pcs/th
Cream 3 juta pcs/th
Perfume Cologne 72 juta pcs/th
12 juta pcs/th

c. Orientasi Pasar
Untuk pemasaran Produk PT.Victoria Care Indonesia sepenuhnya
sudah diserahkan kepada salah satu perusahaan dari SSS Grup yakni PT.
Suka Sukses Sejati (3S) sebagai distributor eksklusif Indonesia.PT. Suka
Sukses Sejati adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
penjualan, yang berlokasi di Jalan Daan Mogot km 11, Jakarta. PT. Suka
Sukses.Sejati menjual kosmetik, perlengkapan mandi dan perawatan
kesehatan.sekitar 500 pekerja terdiri dari Produksi, R & D dan QC
didukung oleh mesin-mesin produksi terbaru dengan kapasitas produksi
tinggi, pabrik bertujuan untuk memenuhi permintaan pasar dan juga
sebagai batu loncatan untuk mencapai visi masa depan.
BAB III

PEMBAHASAN

A. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

Praktik Kerja Lapangan di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dengan


alamat jalan Tambak Aji II No. 8 Desa Beringin Tambak Aji Ngaliyan,
Semarang 50185. Kunjungan kami diawali dengan berkeliling di dalam area
produksi perusahaan dan di akhiri dengan masuk ke Aula yaitu Ruangan
dimana kita dapat menyaksikan tayangan audiovisual mengenai profil
perusahaan. Dari kegiatan tersebut, kami mengetahui bahwa produk-produk
yang dihasilkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. sangat memperhatikan
kualitas produk. Hal ini juga tak lepas dari peran farmasi pada bidang proses
produk dan pegawasan mutu proses produk.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie di PT Indofood


CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabnag Semarang ini yaitu tepung
terigu, air, air alkali ( terdiri dari garam, pewarna makanan tartrazine CI 19140,
zat besi, guar gum, polifosfat, air, dan bahan lainnya), minyak goreng, serta
bahan tambahan lainnya. Mie instant jua dilengkapi oleh bumbu minyak,
sayuran (untuk beberapa jenis mie tertentu) dan bawang goreng untuk mie
goreng dalam kemasannya.

Pada setiap tahapan proses produksi juga dilakukan pengawasan


produksi yang meliputi pengayakan tepung yang kemudian dilakukan
pencampuran, setelah pencampuran sudah dilakukan, langkah selanjutnya
adalah pembentukan lembaran adonan yang nantinya akan dilakukan Slitting
dan Waving dengan dimulai dari proses pemotongan mie hingga distribusi mie
ke retainer atau mangkok mie, setelah terbentuk potongan mie dilakukan
pengukusan dan pemotongan pelipatan yang akan menghasilkan mie menjadi
dua tumpuk, selanjutnya mie dilakukan proses penggorengan dengan suhu
bertahap mulai dari suhu 130oC sampai 150oC selama sekitar 80 detik. Tujuan

34
35

dari pengaturan suhu minyak ini adalah untuk menghindari terjadinya proses
case hardening, yaitu bagian luar telah matang dan kering sedangkan bagian
dalam masih terlihat mentah karena adanya pemanasan secara tiba-tiba. Setelah
sudah melalui proses penggorengan mie akan melewati proses pendinginan.
Proses pendinginan dilakukan pada cooling box yaitu lorong kotak pendinginan
yang dilengkapi sejumlah fan atau kipas angin. Untuk menarik udara panas dari
proses pendinginan mie, cooling box dilengkapi exhauster berupa blower untuk
mengeluarkan udara panas sehingga proses pendinginan akan lebih cepat dan
efektif. Titik kritis yang perlu diamati pada tahap kali ini yaitu lamanya proses
pendinginan dan suhu mie setelah keluar dari proses pendinginan. Proses yang
terakhir pada tahap proses produksi adalah dengan pengisian bahan pelengkap
dan pengemasan.

Beberapa hasil produk dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


divisi Noodle Cabnag Semarang ini diantaranya Supermie, Sarimi, Sakura, Pop
Mie, Indomie dan Nikimiku dengan berbagai varian rasa.

B. PT. VICTORIA CARE INDONESIA

Praktik Kerja Lapangan di PT Victoria Care Indonesia. Dengan alamat


kawasan Industri Candi Blok 5A Gatot Subroto, Krapyak Ngaliyan, Semarang.
Kunjungan kami diawali dengan berkeliling di dalam area produksi perusahaan
dan di akhiri dengan masuk ke Aula yaitu Ruangan dimana kita dapat
menyaksikan tayangan audiovisual mengenai profil perusahaan. Dari kegiatan
tersebut, kami mengetahui bahwa produk-produk yang dihasilkan PT Victoria
Care Indonesia.. sangat memperhatikan kualitas produk. Hal ini juga tak lepas
dari peran farmasi pada bidang proses produk dan pegawasan mutu proses
produk.

PT Victoria Care Indonesia merupakan anak perusahaan anak


perusahaan dari PT. Suka Sukses Sejati yang berlokasi di Jakarta. Perusahaan
ini merupakan badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas dan bergerak di
bidang kosmetik, perlengkapan mandi dan perawatan kesehatan. Sejak berdiri
36

pada tahun 2007 PT. Victoria Care Indonesia telah mengantongi sertifikat
Good manufacturing practis (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) dari BPOM.

Pada saat mengelilingi perusahaan setelah mendapat sedikit pengarah


dari perwakilan perusahaan, kami diarahkan menuju Lab Pengendalian Mutu.
Laboratoium ini dibagi menjadi beberapa bagian, ada yang bersekat/ruangan
khusus dan ada yang hanya dibatasi menggunakan garis berwarna kuning.
Bagian yang pertama adalah ruang fisika, disinilah proses pembuatan produk
pertama kali dimulai yaitu proses penimbangan. Proses penimbangan sendiri
ada dua yaitu penimbangan kecil menggunakan timbangan analitik, biasanya
dilakukan untuk sampling atau percobaan pembuatan sediaan, yang kedua
adalah penimbangan besar yaitu proses penimbangan berskala produksi, di
ruang fisika hanya mengkonversikan jumlah dari bahan yang harus ditimbang,
sedangkan untuk penimbangan bahan skala produksi terdapat tempat yang
terpisah. Selain itu diruang fisika juga dilakukan pengukuran pH menggunakan
pH meter, pengukuran kekentalan/viscositas dengan viscometer khususnya
untuk sediaan lulur dan handbody.

Selanjutnya yaitu ruang kimia, disinilah semua sediaan yang diproduksi


diolah dan di uji secara kimiawi diantara uji tersebut yaitu penggunaan string
hot plate yang digunakan untuk melelehkan padatan skala kecil, alat untuk
menguji kelembaban produk pada kulit, alat untuk uji saponifikasi untuk
herborist sampo zaitun. Ruang ketiga yaitu rak standar bahan baku, sampel
bahan baku yang digunakan untuk produksi di letakkan pada temapt kusus dan
disimpan dalam rak/lemari standar bahan baku, begitu juga dengan sampel
seluruh produk jadi, fungsi dari ruangan ini adalah untuk mengontrol mutu
produk apabila sewaktu-waktu diperlukan pengujian ulang, standar bahan baku
diantaranya ekstrak sabun sere, bibit parfum, dan lain lain. Terdapat beberapa
ruang lain seperti ruang uji mikrobiologi, R&D dan ruang standar bahan
kemas.
37

Selesai dari lab, dilanjutkan ke bagian produksi, sebelum memasuki


ruang produksi setiap orang harus mengenakan kelengkapan seperti topi,
masker, covershoes dan jaslab. Terdapat 2 lantai area industri, lantai pertama
untuk proses filling, pelabelan produk dan juga area packing serta gudang, dan
lantai 2 adalah tempat produksi skala besar. Hampir 90% proses produksi
sudah otomatis menggunakan mesin, tetapi tetap membutuhkan SDM sebagai
operatornya. Dilantai 2 terdapat 3 ruangan utama yaitu :

1. Ruang Mixing Produk Padat dan Cream

Produk yang din proses disini adalah sabun, handbody dan sampo.
Untuk sabun dapat menampung sampai dengan 500 kg bahan baku untuk
sekali produksi, waktu yang dibutuhkan untuk sekali produksi kurang lebih
4-6 jam kerja, sedangkan untuk cream kapasitasnya sampai 2 ton. Dari
proses mixing ini kemudian bahan setengah jadi akan di cetak di lantai 1.

2. Ruang Produksi Produk Halal

Perusahaan ini sudah memiiki produk yang tersertifikasi halal MUI


yaitu produk daun sirih dan minyak zaitun.

3. Ruang Produksi Cair

Kapasitas produksi mesin ini hingga 2 ton dan dapat menghasilkan


sampai 20.000 botol/ 10 ml .

Dilantai 1 terdapat gudang penyimpanan bahan baku dan bahan kemas,


sistem yang digunakan adalah menggunakan rak susun dengan tinggi 12
meter, untuk peyimpanan bahan sendiri disusun berdasarkan abjad.

Dari bagian produksi kemudian dilanjutkan ke bagian pengolahan


limbah, ada dua limbah yaitu cair dan padat, limbah cair diolah sendiri oleh
perusahaan dengan IPAL, sedangkan untuk limbah padat pihak perusahaan
bekerjasama dengan pihak ketiga dari Badan Lingkungan Hidup.
BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari laporan praktik Kegiatan Lapangan (PKL) di PT. Indofood Sukses


Makmur Tbk. dan PT. Victoria Care Indonesia didapatkan kesimpulan yang
kami pisahkan berdasarkan masing-masing kunjungan

1. PT. Indofood Sukses Makmur


a. PT. Indofood Sukses Makmur berdiri pertama kali pada tanggal 27 April
1970 dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co.Ltd. PT.
Indofoof Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang semarang terletak
di Jalan Tambak Aji 2 No. 8 Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan
Ngaliyan, Semarang.
b. Proses produksi mie indtant dimulai dari proses pencampuran, kemudian
proses pembentukan lembaran adonan, pemotongan lembaran,
pengukusan, pemotongan dan pelipatan, penggorengan, pendinginan dan
terakhir pembungkusan.
c. Beberapa hasil produk dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi
Noodle Cabnag Semarang ini diantaranya Supermie, Sarimi, Sakura, Pop
Mie, Indomie dan Nikimiku dengan berbagai varian rasa.
2. PT. Victoria Care indonesia
a. PT. Victoria Care Indonesia didirikan pada tahun 2007 oleh Mr. Billy
Hartono Salim. PT. Victoria Care Indonesia adalah anak perusahaan dari
PT. Suka Sukses Sejati yang berlokasi dijakarta. Alamat dari PT. Victoria
Care Indonesia sendiri di kawasan Industri Candi Blok 5A Gatot Subroto,
Krapyak Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah.
b. Produk yang dihasilkan oleh PT. Victoria Care Indonesia antara lain :
Lulur Tradisional Bali, Nuface Masker Wajah, Nuface BB Cream,
produk-produk Herboris, Sabun Sereh dll.

38
39

Dari kesimpulan diatas, kunjungan industri ini sangat bermanfaat bagi


mahasiswa karena dengan adanya kunjungan ini saya dapat memahami proses
dan alur produksi yang ada di industri farmasi dimulai dari produksi skala lab
hingga produksi skala besar, dari proses penimbangan, mixing, pengisian
hingga pengemasan. Selain saya juga mendapat gambaran secara langsung
mengenai peran dan tugas apoteker di Industri Farmasi yang memegang peran
penting dalam produksi terutama pada kontrol kualitas produk dan pemastian
mutu produk yang sesuai dengan standar yang ada.
B. Kesan dan Saran

Untuk menjadi bahan referensi dalam kunjungan industri berikutnya,


kami mempunyai beberapa masukan yang mungkin bisa bermanfaat.

Kesan :

1. Sambutan dari pihak perusahaan sangat ramah dan baik.


2. Kunjungan industri ini sangat bermanfaat, karena kita bisa melihat
langsung karyawan-karyawan yang sedang bekerja di perusahaan tersebut.
3. Banyak pengalaman yang kami peroleh di perusahaan tersebut.
4. Kami mendapatkan banyak keterangan mengenai perusahaan yang kami
perlukan.

Saran :

1. Sebaiknya pimpinan atau perwakilan perusahaan lebih jelas dalam


menerangkan atau menjelaskan tentang bagian-bagian atau tugas-tugas
karyawannya.
2. Diharapkan agenda program Kunjungan Indutri ini bisa tetap berjalan
setiap tahunnya.
3. Perguruan tinggi sebaiknya bukan hanya mengadakan Kunjungan Industri
tetapi mahasiswa di ikutkan Praktik Kerja Lapangan selama beberapa
bulan.
DAFTAR PUSTAKA

Kadarisman, D. (1996). ISO 9000 dan 14000* dan Sertifikasi. Buletin Teknologi
dan Industri Pangan. Vol. VI(1). Fakultas Teknologi Pertanian. IPB
Bogor. (18 Mei 2018)
Wikipedia. 2018. Indofood Sukses Makmur. Diambil dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Indofood_Sukses_Makmur. (18 Mei
2018)
Anonim. (2006). Petunjuk Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Departemen
Keeehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Prastian, Irwan. 2015. Laporan kunjungan industri pada PT. Indofood Sukses
Makmur. Diambil dari https: // id.wikipedia.org/ wiki/ Indofood/
Indofood_Sukses_Makmur. (18 Mei 2018)
Anonym. 2009. Profil PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Semarang-Jawa
Tengah. https://eprints.uns.ac.id/6662/1/103692909200910181.pdf
PERMENKES RI Nomer 1799/MENKES/PER/XII/2010 Tentang Industri
Farmasi.
www.vci.co.id  Website PT Victoria Care Indonesia
https://www.scribd.com/doc/237473064/Laporan-KKl

40
41
42

Bagan 1. Struktur Organisasi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi
Noodle Semarang.

GENERAL MANAGER

Purchasing Personalia Finance&accounting Marketing


Purchasing BPM FAM ASPM
officer

PDQC MFG
BPDQCM FM
43

Bagan 2. Proses Pembuatan Mi Instant (james et. Al, 1996)

pengadukan

Pengepresan (6-7 langkah) dengan ketebalan yang


diinginkan

Pembelahan (adonan
mie menjadi untaian
yang bergelombang)
pemotongan

pencetakan

pengeringan

pendinginan

Pengemasan dengan Pengemasan Cup


kemasan biasa
44

bagan 3. Struktur Organisasi PT. Victoria Care Indonesia


45
46
47
48
49

Anda mungkin juga menyukai