Anda di halaman 1dari 43

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF ANTENATAL

TRIMESTER III DENGAN RESIKO BBLR PADA NY L

GESTASI 36-38 MINGGU DI PKM MASAMBA

TANGGAL 09 JANUARI TAHUN 2023

NUR AOLIYAH

B.22.03.11

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. puji dan
syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga “Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif Intranatal Pada Ny L Gestasi 38-40
Minggu Dengan Rupture Perineum Tingkat Iidi Pkm Masamba Tanggal 18 Januari Tahun
2023” dapat kami selesaikan dengan baik. Penulis berharap Laporan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Laporan studi kasus ilmiah ini disusun secara optimal dan didukung oleh berbagai pihak.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Laporan ini. Selain itu, penulis menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dalam struktur kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena
itu, penulis dengan terbuka menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar Laporan ini
dapat lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Masamba, 18 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................5
A. Latar belakang..............................................................................................5
BAB II : TINJAUAN TEORI ................................................................................8
A. Tinjauan Teori Tentang Kehamilan.............................................................8
a. Pengertian kehamilan.............................................................................8
b. Tanda dan gejala kehamilan ..................................................................8
c. Kehamilan Trimester III.........................................................................9
d. Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan trimester III..............................9
e. Perubahan Psikologis trimester III.........................................................11
f. Ketidaknyamanan trimester III..............................................................12
g. Kebutuhan Dasar pada Ibu Hamil Trimester III....................................14
h. Standar Pelayanan Minimal Antenatal...................................................15
i. Kartu Skor Poedji Rochjati....................................................................17
B. Tinjauan Teori Tentang BBLR....................................................................19
a. Pengertian BBLR..................................................................................19
b. Klasifikasi BBLR..................................................................................20
c. Faktor resiko.........................................................................................21
d. Diagnosis BBLR ..................................................................................22
e. Masalah BBLR......................................................................................22
f. Pencegahan BBLR................................................................................23
BAB III: STUDI KASUS .......................................................................................24
Langkah I : Identifikasi Data Dasar.........................................................................24
Langkah II : Identifikasi Masalah/ Diagnosa Aktual...............................................28
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial.......................31
Langkah IV : Mengidentifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan
Tindakan Segera/Kolaborasi....................................................................................31
Langkah V : Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh ........................................31
Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan Dan Penatalaksaan...............................33
Langkah VII : Evaluasi............................................................................................34

3
BAB IV: PEMBAHASAN .....................................................................................40
BAB III : PENUTUP...............................................................................................42
A. Kesimpulan..................................................................................................42
B. Saran.............................................................................................................42

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan dengan berat lahir rendah dapat diantisipasi sebelum persalinan
dengan cara memprediksi taksiran berat janin. Ketepatan taksiran berat janin (TBJ)
terhadap berat lahir bayi adalah salah satu 2 pengukuran yang paling penting pada awal
persalinan yang mengindikasikan pertumbuhan janin intra uterine. Penggunaan metode
prediksi yang akurat dapat mengetahui perkiraan berat janin lebih dan berat janin rendah
sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pengambilan keputusan tenaga
kesehatan dalam penatalaksanaan persalinan. Beberapa metode yang digunakan dalam
perhitungan taksiran berat janin yaitu metode palpasi uterus, pengukuran tinggi fundus
uteri, pengukuran lingkar perut, dan pemeriksaan ultrasonografi. Ketersediaan fasilitas
dan sarana pelayanan pemeriksaan ultrasonografi masih terbatas pada rumah sakit –
rumah sakit tertentu. Melalui hal ini diperlukan suatu cara alternatif untuk memantau
pertumbuhan berat janin dimana fasilitas USG tidak tersedia. Salah satu cara mudah
dalam memperkirakan berat janin adalah mengukur tinggi fundus uteri (TFU) dan
memperkirakan berat janin memakai rumus tertentu.
BBLR didefinisikan oleh WHO sebagai berat badan dibawah 2500 gram.
Berat badan lahir rendah terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan
secara global dan dikaitkan dengan berbagai konsekuensi jangka pendek dan jangka
panjang. Secara keseluruhan, diperkirakan 15% sampai 20% dari semua kelahiran di
seluruh dunia adalah berat badan lahir rendah, mewakili lebih dari 20 juta kelahiran per
tahun. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mencapai pengurangan 30% jumlah bayi
yang lahir dengan berat kurang dari 2500 g pada tahun 2025 (1). Ini akan diterjemahkan
menjadi pengurangan relatif 3% per tahun antara 2012 dan 2025 dan pengurangan dari
sekitar 20 juta menjadi sekitar 14 juta bayi dengan berat badan rendah saat lahir.
Kelahiran prematur adalah penyebab langsung kematian neonatal yang paling umum
(WHO, 2018)
Data yang dilaporkan kepada Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
melalui menunjukkan jumlah kematian balita pada tahun 2021 sebanyak 27.566
kematian balita, menurun dibandingkan tahun 2020, yaitu sebanyak 28.158 kematian.
Dari seluruh kematian balita, 73,1% diantaranya terjadi pada masa neonatal (20.154
kematian). Dari seluruh kematian neonatal yang dilaporkan, sebagian besar diantaranya

5
(79,1%) terjadi pada usia 0-6 hari, sedangkan kematian pada usia 7-28 hari sebesar
20,9%. Sementara itu, kematian pada masa post neonatal (usia 29 hari-11 bulan) sebesar
18,5% (5.102 kematian) dan kematian anak balita (usia 12-59 bulan) sebesar 8,4%
(2.310 kematian).
Penyebab kematian neonatal terbanyak pada tahun 2021 di indonesia adalah
kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 34,5% dan asfiksia sebesar 27,8%.
Penyebab kematian lain di antaranya kelainan kongenital, infeksi, COVID-19, tetanus
neonatorium, dan lain-lain. (Kemenkes, 2021)
Tahun 2020, jumlah kematian bayi sebanyak 37 kasus dari 5074 kelahiran
hidup atau 7,29 per 1000 kelahiran hidup dengan capaian kinerja sebesar 138,2%. Pada
tahun 2019 Jumlah kematian bayi (0-11 bulan) sebanyak 31 kasus per 5047 Kelahiran
Hidup atau 6,14 per 1000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan target nasional,
Angka Kematian bayi tahun 2020 berada pada angka 20,6 per 1000 Kelahiran Hidup.
maka AKB di kabupaten Luwu Utara masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan..
Angka Kematian Bayi tahun ini sedikit mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun
2019, namun masih tetap berada dalam koridor target Angka kematian bayi tahun 2020
yaitu maksimal 11,8 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi masih
didominasi oleh sebab klasik seperti BBLR, asfiksia, infeksi dan komplikasi lainnya
(Dinkes Luwu Utara, 2020).
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal dan neonatal. Berat badan
lahir rendah (BBLR) dibedakan dalam 2 katagori yaitu: BBLR karena premature (usia
kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation
(IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat kurang untuk usianya. Banyak BBLR di
negara berkembang dengan IUGR sebagai akibat ibu dengan status gizi buruk, anemi,
malaria, dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau ketika
hamil, namun dari hasil survei proporsi kematian BBLR dengan IUGR hanya 1,4%
(Surya, 2020).
Menurut Sholiha & Sumarmi 2015, berat badan lahir merupakan salah satu
indikator dalam tumbuh kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan
status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. Pada negara berkembang,
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi salah satu permasalahan defisiensi zat
gizi. BBLR ialah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram, tanpa
memandang masa gestasi. WHO dan UNICEF (2013) menyatakan bahwa terjadi

6
peningkatan kejadian BBLR (periode 2009-2013) dari 15,5% menjadi 16% dan sebesar
95,6% dari jumlah tersebut berada di negara berkembang (Rajab, Muhammad Nur
Alamsyah. 2022).
Faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) salah satunya berasal dari faktor ibu, seperti usia ibu saat hamil yang terlalu
muda atau terlalu tua (35 tahun), status gizi, penyakit yang berhubungan langsung
dengan kehamilan, jarak kehamilan, paritas ibu, keadaan 2 sosial-ekonomi. Faktor ibu
merupakan faktor yang paling berpengaruh tinggi dengan kejadian BBLR terutama
anemia, usia saat hamil, paritas dan jarak kehamilan dan status gizi (Septiani and Ulfa,
2018).
Menurut WHO, upaya peningkatan status kesehatan ibu dan anak,
ditargetkan untuk menurunkan angka kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak.
Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak tersebut dilakukan melalui
upaya peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan
ibu dan pelayanan rujukan. Selama ini, berbagai program terkait penanggulangan
masalah kesehatan ibu dan anak sudah diupayakan. Program-program tersebut
menitikberatkan pada upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Lestari, Tri Rini
Puji. 2020).
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian
BBLR yaitu dengan memperhatikan asupan nutrisi terutama pada kehamilan trimester ke
III, selain dari pada itu mengurangi beban kerja atau aktivitas fisik karena ibu yang tetap
melakukan aktivitas fisiknya selama kehamilan sementara asupan makanannya tidak
bertambah porsi makannya dibandingkan sebelum kehamilan akan mendapatkan
tambahan beban dari bayinya. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan
melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim, sebaiknya ibu dapat merencenakan persalinan pada kurun umur reproduksi
sehat yaitu usia 20-35 tahun , serta meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi
keluarga agar ibu hamil dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan
antenalat dan status gizi ibu sleama kehamilan (Pantiawati, 2019).

7
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan


a. Pengertian kehamilan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kehamilan


mengacu pada definisi hamil, yaitu kondisi di mana sel telur dibuahi oleh sel sperma
hingga pada akhirnya menghasilkan janin dalam rahim. Pengertian lain tentang
kehamilan juga dijelaskan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Menurut BKKBN, kehamilan merupakan sebuah proses
bertemunya sel telur yang sudah matang dengan sperma, hingga pada akhirnya
membentuk sel baru yang akan tumbuh. Proses kehamilan sendiri bisa terjadi karena
bertemunya sel sperma pria dengan sel telur matang dari wanita (Singarimbun, Dhita
Br. 2021).
Ratnawati 2020 Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang
mengandung yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan adalah
waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang
berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir..
Yulaikhah 2019 Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan
menurut kalender internasional. Maka, dapat disimpulkan bahwa kehamilan
merupakan bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Dewi, Cintya Yunita. 2021).

b. Tanda dan gejala kehamilan


Tanda-tanda dan gejala Kehamilan Menurut Sutanto (2018) tanda-tanda kehamilan
meliputi :
1) Tanda dan gejala kehamilan pasti
a) Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya.
b) Bayi dapat dirakan di dalam rahim.
c) Denyut jantung bayi dapat terdengar.

8
d) Tes kehamilan medis menunjukan bahwa ibu hamil.
e) Tanda dan gejala kehamilan tidak pasti
f) Ibu tidak menstruasi.
g) Mual atau ingin muntah.
h) Payudara menjadi peka.
i) Ada bercak darah dank ram perut.
j) Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari.
k) Sakit kepala. Asuhan Kebidanan Berkelanjutan..., Fitriana Nur Hidayah,
Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
l) Ibu sering berkemihsembelit h) Sering meludah.
m) Temperature suhu basal naik.
n) Ngidam.
o) Perut ibu membersar.
2) Tanda dan gejala kehamilan palsu
a) Gangguan menstruasi.
b) Perut bertumbuh.
c) Payudara membesar dan mengecang, perubahan pada putting dan
mungkin produksi ASI.
d) Merasa pergerakan janin.
e) Mual dan muntas
f) Kenaikan berat badan. (Fitriana, Siti Nur Azizah 2022)

c. Kehamilan Trimester III


Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu kelahiran bayinya
dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari keberadaan
bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang
bayi. Ada perasaan khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu (Hani, 2010).
Minggu ke-28 sampai dengan minggu ke 38-42 Karakteristik utama perkembangan
intra uterin pada trimester ketiga adalah penyempurnaan struktur organ khusus /
detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ. (Hasanah, Na’imatun. 2017)

9
d. Perubahan Fisiologis Masa Kehamilan trimester III
Ibu hamil dalam masa kehamilannya akan ada perubahan pada seluruh tubuhnya,
khususnya pada alat genitalia eksterna dan interna serta pada payudara (mammae).
perubahan yang terdapat pada ibu hamil trimester III antara lain, yaitu:

a. Sistem Reproduksi
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan untuk
persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina. Ketebalan mukosa
bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi.
Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan
lebih kental.1,2 Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin
mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks
menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. 12 Istsmus
uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir.
Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi 12 sehingga segmen bawah
uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masa-masa akhir
kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan
segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.2
b. Sistem Respirasi
Kehamilan mepengaruhi sistem pernapasan pada volume paru-paru dan
ventilasi. Perubahan fisiologi sistem pernapasan selama kehamilan diperlukan
untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh
dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia. 7
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma
menjadi lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang dada menjadi 2 cm.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan volume tidal
meningkat sampai 40% (Yuliani, 2021).
c. Sistem Endokrin
hormon oksitosin mulai meningkat sehingga menyebabkan ibu mengalami
kontraksi. Oksitosin merupakan salah satu hormon yang sangat diperlukan
dalam persalinan dan dapat merangsang kontraksi uterus ibu. Selain hormon
oksitosin ada hormon prolaktin juga meningkat 10 kali lipat saat kehamilan
aterm. c. Sistem Muskuloskeletal Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk
yang umum pada kehamilan, karena akibat pembesaran uterus ke posisi depan,

10
lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah tungkai. Hal ini
menyebabkan tidak nyaman pada bagian punggung terutama pada akhir
kehamilan sehingga perlu posisi relaksasi miring kiri
d. Uterus
Pada usia gestasi 30 minggu, fundus uteri dapat dipalpasi di bagian tengah
antara umbilikus dan sternum. Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar
dengan sternum. Tuba uterin tampak agak terdorong ke dalam di atas bagian
tengah uterus. Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas rahim
semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen bawah uterus berkembang lebih
cepat dan merenggang secara radial, yang jika terjadi bersamaan dengan
pembukaan serviks dan pelunakan jarringan dasar pelvis, akan menyebabkan
presentasi janin memulai penurunannya ke dalam pelvis bagian atas. Hal ini
mengakibatkan tinggi fundus yang disebut dengan lightening, yang mengurangi
tekanan pada bagian atas abdomen. Peningkatan berat uterus 1.000 gram dan
peningkatan 13 ukuran uterus 30 x 22,5 x 20 cm (Hutahaean, 2013; Syaiful &
Fatmawati 2019; Nugrahaeni ,Intan Wahyu · 2021)
e. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena- 10
vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,
kehitaman dan tegak (Saifuddin, 2010 dalam Antari, NP. 2018).
f. Sistem perkemihan
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke Pintu Atas Panggul (PAP),
kandung kemih tertekan sehingga menyeybabkan sering kencing (Saifuddin,
2011 dalam antari, NP. 2018 )

e. Perubahan Psikologis trimester III


Menurut Aryani dkk (2018) dalam Allamanda, DS, 2019, sepanjang
kehamilannya ibu hamil harus melalui berbagai tingkat ketidaknyamanan terutama
pada trimester III. Perubahan yang terjadi pada fisik mempengaruhi aspek psikologis
dan sebaliknya sehingga mudah bagi ibu hamil mengalami trauma.
Perubahanperubahan psikologis ini pun akibat dari fluktuasi perubahan hormon yang
dialami ibu di dalam tubuhnya sehingga ibu hamil lebih emosional dan sensitif saat

11
berada pada masa-masa kehamilannya. Pada kehamilan trimester ketiga, biasanya ibu
hamil sering mengeluhkan mudah lelah dan kurang tidur.
Pada periode ini sering disebut sebagai fase penantian yang penuh
dengan kewaspadaan karena ibu mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk
yang terpisah sehingga dia menjadi tidak sabar dengan kehadiran bayinya tersebut.
Ibu hamil merasakan kembali ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung atau
merasa dirinya tidak menarik lagi, sehingga dukungan dari pasangan sangat dia
butuhkan (Rustikayanti, Kartika, & Herawati, 2016 dalam Allamanda, DS · 2019)

f. Ketidaknyamanan trimester III


1) Bengkak pada kaki Hal ini terjadi akibat gangguan sirkulasi vena dan
peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah, hal ini
disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar. Dapat diatasi dengan
cara menghindari menggunakan pakaian ketat, mengkonsumsi makanan
yang berkadar garam tinggi sangat tidak dianjurkan. Saat bekerja atau
istirahat hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama. Saat
istirahat, naikkan tungkai selama 20 menit berulang-ulang. Sebaiknya
ibu hamil makan-makanan tinggi protein
2) Sering buang air kecil Sering buang air (BAK) sering disebabkan oleh
karena uterus membesar, yang disebabkan karena terjadi penurunan
bagian bawah janin sehingga menekan kandung kemih. Ibu hamil
dilarang untuk menahan BAK, upayakan untuk mengosongkan kandung
kencing pada saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari
untuk menjaga keseimbangan hidrasi. Apabila BAK pada malam hari
tidak mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum
dimalam hari, tetapi bila ya, batasi minum setelah makan malam, di
samping itu ibu hamil harus membatasi minum yang mengandung
diuretic seperti teh, kopi, cola dengan caffeine
3) Sesak nafas Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester II
sampai pada akhir kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh pembesaran
uterus dan pergeseran organ–organ abdomen, pembesaran uterus
membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4 cm. Peningkatan hormon
progesterone membuat hiperventilasi. 11 d. Sakit punggung dan
pinggang Sakit punggung dan pinggang pada ibu hamil terjadi pada ibu

12
hamil trimester II dan III, dapat disebabkan karena pembesaran payudara
yang dapat berakibat pada ketegangan otot, dan keletihan. Posisi tubuh
membungkuk ketika mengangkat barang dapat merangsang sakit
punggung, hal ini berkaitan dengan kadar hormon yang meningkat
menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi lembek, di samping itu
posisi tulang belakang hiperlordosis
4) Konstipasi atau sembelit Konstipasi atau sembelit selama kehamilan
terjadi karena peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan
relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi
karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus
menekan daerah perut. Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah
minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari, makanlah makanan
yang berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan, lakukanlah
olahraga ringan secara teratur seperti berjalan, segera konsultasikan ke
dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah
menjalankan cara-cara di atas.
5) Nyeri Pinggang Nyeri pinggang merupakan nyeri punggung yang terjadi
pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat
intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini
merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur
tubuhnya. Perubahan- perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar. Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain postur
tubuh yang baik, mekanik tubuh yang tepat 12 saat mengangkat beban,
hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa
istirahat, gunakan sepatu bertumit rendah, kompres, kompres es pada
punggung, pijatan/ usapan pada punggung, untuk istirahat atau tidur;
gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal di bawah
punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan
regangan.
6) Sakit Kepala Sakit kepala terjadi akibat kontraksi otot/spasme otot
(leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta keletihan. Selain itu,
tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, dinamika cairan
syaraf yang berubah. Cara meringankan : teknik relaksasi, memassase
leher dan otot bahu, penggunaan kompres panas/es pada leher, istirahat,

13
dan mandi air hangat (Tyastuti dan Wahyuningsih, 2016 dalam Wulan
Purnamayanti - 2022).
g. Kebutuhan Dasar pada Ibu Hamil Trimester III
1. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan memperngaruhi pusat
pernapasan, 𝐶O2 menurun dan 𝑂2 meningkat, 𝑂2 meningkat akan bermanfaat
bagi janin. Kehamilan menyebabkan hiperventilasi, dimana keadaan 𝐶O2
menurun. Pada trimester III janin membesar dan menekan diafragma,
menekan vena cava inferior, yang menyebabkan napas pendek-pendek.
(Asrinah, 2014 dalam Arisagita, A J. 2021)
2. Nutrisi
a. Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya adalah 2500 kalori.
Jumalh kalori yang berlebhan dapat menyebabkan obesita, dan ini merupakan
factor predisposisi atas terjadinya preeklamsia. Total pertambahan berat
badan sebaiknya tidak meleihi 10- 12 kg selama hamil. (Asrinah, 2014)
b. Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia didalam
tubuh. Selain membantu metabolisme asam amino, karbohidrat, lemak dan
pembentukan sel darah merah juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter. Angka kecukupan vitamin bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2
mg sehari. (Asrinah, 2014 dalam Arisagita, A J. 2021)
c. Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gr/hari. Sumber
protein tersebut bisa diperoleh dari tumbuhtumbuhan atau hewani seperti
ikan, ayam, keju, susu dan telur. Defisiensi protein dapat menyebabkan
kelahiran prematur, anemia dan edema. (Asrinah, 2014 dalam Arisagita, A J.
2021)
d. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg/hari. Kalsium dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otak dan rangka. Sumber
kalsium yang mudah diperoleh adalah susu, keju, yogurt dan kalsium
karbonat. Defisiensi kalsium dapat mengakibatkan riketsia pada bayi atau
osteomalasia. (Asrinah, 2014 dalam Arisagita, A J. 2021)
14
e. Zat besi
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg per hari
terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan anemia pemberian besi
per minggu telah cukup. Zat besi yang diberikan bisaberupa ferrous
gluconate, ferrous fumarate atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi paa
ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. (Asrinah, 2014
dalam Arisagita, A J. 2021)
f. Asam
Asam folat jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400 mikro
gram per hari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia
megaloblastik pada ibu hamil. (Asrinah, 2014 dalam Arisagita, A J. 2021)

g. Kalsium
Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat
berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastic sebanyak 5%.
Oleh karena ibu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama
kalsium adalah susu dan hasil olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam
kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran warna hijau tua
dan lain-lain. (Sulistyawati, 2014 dalam Arisagita, A J. 2021)
h. Air
Air berfungsi untuk proses transportasi. Selama hamil, tejadi perubahan
nutrisi dan cairan pada membran sel. Air menjaga keseimbangan sel, darah,
getah bening dan cairan 37 vital tubuh lainnya. Air juga menjaga
keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan untuk minum 6-8 gelas
(1500- 2000 mL) air, susu dan jus setiap 24 jam. (Asrinah, 2014 dalam
Arisagita, A J. 2021)

h. Standar Pelayanan Minimal Antenatal

Ibu hamil mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan


kesehatan. Pelayanan ini dilakukan selama rentang usia kehamilan ibu yang jenis
pelayanannya dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester pertama,
trimester kedua, dan trimester ketiga. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan

15
harus memenuhi jenis pelayanan sebagai berikut.
1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
2. Pengukuran tekanan darah.
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi
tetanus sesuai status imunisasi.
6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
7. Penentuan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk KB pasca persalinan).
9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin (Hb)
darah, pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila
belum pernah dilakukan sebelumnya).
10. Tatalaksana kasus sesuai indikasi.

Pelayanan kesehatan ibu hamil atau antenatal harus memenuhi frekuensi


minimal enam kali pemeriksaan kehamilan dan dua kali pemeriksaan oleh dokter.
Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dilakukan minimal satu kali pada trimester pertama
(usia kehamilan 0-12 minggu), dua kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24
minggu), dan tiga kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai
menjelang persalinan), serta minimal dua kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan
pertama di trimester satu dan saat kunjungan ke lima di trimester tiga. Standar waktu
pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan
janin berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan.

Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat


dilakukan dengan melihat cakupan K1, K4, dan K6. Cakupan K1 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun
waktu satu tahun. Cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal

16
yang dianjurkan di tiap trimester, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan, cakupan K6 adalah jumlah
ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling
sedikit enam kali pemeriksaan serta minimal dua kali pemeriksaan dokter sesuai
jadwal yang dianjurkan pada tiap semester, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di
satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan
akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. (Kemenkes RI, 2021)

i. Kartu Skor Poedji Rochjati

Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan
sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor risiko ibu
hamil, yang selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk mencegah terjadi
komplikasi obstetrik pada saat persalinan. KSPR disusun dengan format kombinasi
antara checklist dari kondisi ibu hamil / faktor risiko dengan sistem skor. Kartu skor
ini dikembangkan sebagai suatu tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat
digunakan oleh tenaga non profesional. Fungsi dari KSPR adalah:
1. Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
2. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.
3. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
(Komunikasi Informasi Edukasi/KIE).
4. Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.
5. Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan,
persalinan, nifas dengan kondisi ibu dan bayinya.
6. Audit Maternal Perinatal (AMP)

Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat ringannya faktor


risiko kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga. Skor dengan nilai 2, 4, dan 8
merupakan bobot risiko dari tiap faktor risiko. Sedangkan jumlah skor setiap kontak
merupakan perkiraan besar risiko persalinan dengan perencanaan pencegahan.
Kelompok risiko dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)
2. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)
3. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)

17
Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor risiko
pada penilaian KSPR.
a. Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetrik)
1. Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau kurang
2. Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥ 35 tahun
3. Primi Tua Sekunder : jarak anak terkecil >10 tahun
4. Anak terkecil < 2 tahun : terlalu cepat memiliki anak lagi
5. Grande multi : terlalu banyak memiliki anak, anak ≥ 4
6. Umur ibu ≥ 35 tahun : terlalu tua
7. Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, belum pernah melahirkan
normal dengan bayi cukup bulan dan hidup, curiga panggul sempit
8. Pernah gagal kehamilan
9. Persalinan yang lalu dengan tindakan
10. Bekas operasi sesar
b. Kelompok Faktor Risiko II
1. Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, dan
penyakit lain.
2. Preeklampsia ringan
3. Hamil kembar
4. Hidramnion : air ketuban terlalu banyak
5. IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : bayi mati dalam kandungan
6. Hamil serotinus : hamil lebih bulan (≥ 42 minggu belum melahirkan)
7. Letak sungsang
8. Letak Lintang
c. Kelompok Faktor Risiko III
1. Perdarahan Antepartum : dapat berupa solusio plasenta, plasenta
previa, atau vasa previa
2. Preeklampsia berat/eklampsia (Susanti, E. 2020).

18
B. Tinjauan Teori Tentang BBLR
a. Pengertian BBLR

Istilah prematur telah diganti menjadi berat badan lahir rendah (BBLR)
oleh World Health Organization (WHO) sejak 1960, hal ini karena tidak semua bayi
dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi yang prematur.
Pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970) dibuat keseragaman
definisi, yaitu sebagai berikut:
a. Bayi kurang bulan, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259) hari.
b. Bagi cukup bulan, yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai 42 minggu (259-293 hari).
c. Bayi lebih bulan, yaitu bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu
atau lebih (294 hari atau lebih)
Menurut Saifuddin (2001) yang terdapat dalam Syafrudin dan Hamidah
(2009), bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram).
Menurut Depkes RI yang terdapat dalam Syafrudin dan Hamidah (2009),
bayi berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau kurang
tanpa memerhatikan usia kehamilan. Dari pengertian tersebut, BBLR dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu prematuritas murni dan dismaturitas. Disebut
Prematuritas murni jika masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasinya, biasa pula disebut neonatus kurang
bulan sesuai masa kehamilan (NKBSMK), Dismaturitas adalah bayi lahir dengan
berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya, artinya, bayi
mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk
masa kehamilannya (Faridah, Mauli Sofiani. 2022).

b. Klasifikasi BBLR

Berat bayi lahir rendah dapat dikelompokkan berdasarkan 2 cara yaitu


berdasarkan harapan hidupnya dan berdasarkan masa gestasinya. Berdasarkan
harapan hidupnya terdiri dari BBLR (Berat bayi lahir rendah) dengan berat 1500-
2500 gram, BBLSR (Berat bayi lahir sangat rendah) dengan berat 1000-1500 gram,

19
dan BBLER (Berat bayi lahir ekstrim rendah (BBLER) yaitu dengan berat kurang
dari 1000 gram. Sedangkan berdasarkan masa gestasinya terdiri dari prematuritas
murni dimana masa gestasinya yang kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi berat atau biasa disebut neonates
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK), dan Dismaturitas yaitu bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasinya (Proverawati and Ismawati, 2020).

c. Faktor resiko
1. Usia

Wibowo & Basuki 2006 usia ibu juga mempengaruhi berat lahir
bayi. Usia yang berisiko tinggi terjadinya BBLR adalah usia di bawah 20 tahun
dan usia di atas 35 tahun. Jika usia ibu terlalu muda maka aliran darah menuju
serviks dan uterus masih belum sempurna sehingga penyaluran nutrisi dari ibu ke
janin juga tidak adekuat. Semakin tua usia ibu maka akan terjadi perubahan
pembuluh darah dan menurunnya fungsi hormon-hormon yang mengatur proses
atau siklus reproduksi (endometrium) yang juga akan mempengaruhi proses
penyaluran nutrisi dari ibu ke janin. Semakin tua usia ibu maka semakin tinggi
resiko terjadinya hipertensi yang merupakan faktor predisposisi terjadinya
BBLR. Selain itu pada kondisi kurang energi kronik (KEK) yang berisiko
melahirkan BBLR terjadi pada ibu dengan usia antara 15-19 tahun (Sari, Ni
Kadek Sukma Laras Permata 2018).
2. Frekuensi ANC

Ibu hamil yang tidak melakukan ANC memilki 2,65 kali resiko yang lebih
tinggi untuk melahirkan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dibanding dengan
yang sering melakukan 18 kunjuangan ANC (antenatal care). Secara teori ANC
memiliki manfaat untuk memantau perkembangan dan kesehatan Ibu dan janin
selama masa kehamilan berlangsung (Perwiraningtyas et al., 2020).
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati (Prawirohardjo, 1999). Menurut (Prawirohardjo, 1999),
paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara, dan grandemultipara.

20
1) Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
besar untuk hidup di dunia luar.
2) Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari
satu kali dan kurang dari empat kali.
3) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 4 orang anak atau
lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan.
Setiap kehamilan yang disusul dengan persalinan akan menyebabkan
perubahan-perubahan pada uterus. Kehamilan yang berulang akan
mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dinding uterus yang
mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan
berkurang bila dibandingkan dengan kehamilan sebelumnya. Keadaan ini
15 menyebabkan gangguan pertumbuhan janin (Hastuti, Widya Sri
2020).
4. Jarak Kehamilan Jarak

Menurut Monita et al 2016 kehamilan yang ideal antar kelahiran


adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikan dapat memberi kesempatan pada
tubuh untuk memperbaiki persediannya dan organ-organ reproduksi untuk siap
mengandung lagi. Sistem reproduksi yang terganggu akan menghambat
perkembangan pertumbuhan dan perkembangan janin. Jarak < 2 tahun dapat
beresiko menyebabkan kematian janin saat dilahirkan, BBLR, kematian di usia
bayi ataupun anak bertubuh kecil (Rajab, Muhammad Nur Alamsyah 2022).
5. Status Kurang Energi Kronis (KEK) ibu
Mekanisme terjadinya BBLR akibat kekurangan energi kronik
(KEK) pada ibu hamil yaitu diawali dengan ibu hamil yang menderita KEK yang
menyebabkan volume darah dalam tubuh ibu menurun dan cardic output ibu
hamil tidak cukup, sehingga menyebabkan adanya penurunan aliran darah ke
plasenta. Menurunya aliran darah ke plasenta menyebabkan dua hal yaitu
berkurangnya transfer zat-zat makanan dari ibu ke plasenta yang dapat
menyebabkan retardasi pertumbuhan janin dan pertumbuhan plasenta lebih kecil
yang menyebabkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) (Soetjiningsih dalam
kemar, 2008). Salah satu cara agar dapat mengetahui status gizi ibu yaitu ukur
ingkar lengan atas (LiLA), kurang dari 23,5 cm. Menurut Syafruddin dalam
Septiani (2015) menunjukkan adanya keterkaitan antara KEK dengan kejadian

21
BBLR karena berisiko 4 kali melahirkan bayi BBLR daripada ibu hamil yang
tidak mengalami KEK. Namun, penelitian Badshah dalam Septiani (2015)
membantah adanya status gizi ibu yang diukur berdasarkan indeks massa tubuh
(IMT) tidak ada hubungannya dengan kejadian BBLR.
6. Riwayat Ibu Melahirkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Kelahiran bayi prematur dan BBLR akan sering terjadi dan
berulang dalam keluarga. Riwayat ibu melahirkan BBLR 3,4 kali berisiko tinggi
akan kembali melahirkan BBLR daripada ibu yang tidak memiliki riwayat
melahirkan BBLR (Hapisah dalam Septiani, 2015). Sejalan dengan penelitian
Darmayanti dalam Septiani (2015) riwayat ibu melahirkan BBLR menjadi faktor
utama terjadinya kelahiran BBLR. Selanjutnya, Metgud dalam Septiani (2015)
menemukan riwayat ibu melahirkan BBLR 3,3 kali cenderung lebih berisiko
melahirkan BBLR dari pada ibu yang tidak sama sekali memiliki riwayat
kejadian BBLR (Sabili, Muhammad Irsyad 2019).

d. Diagnosis BBLR

Penegakan diagnosis bayi BBLR yaitu dengan mengukur berat lahir bayi
jangka waktu 1 jam setelah lahir, dan juga dapat dilakukan anamnesis seperti
menanyakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR (umur ibu,
HPHT, riwayat persalinan sebelumnya, paritas, kenaikan berat bdan selama hamil,
aktivitas sehari-hari, penyakit yang diderita selama hamil, dan obat-obatan 24 yang
diminum selama hamil), kemudian pemeriksaan fisik yaitu (mengukur berat badan,
tanda-tanda prematuritas(pada bayi kurang bulan), tanda bayi cukup bulan atau lebih
bulan bila bayi kecil untuk masa kehamilan) (Pantiawati, 2019)
e. Masalah BBLR

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) akan menyebabkan gangguan


perkembangan fisik, pertumbuhan yang terhambat dan perkembangan mental yang
akan berpengaruh dimasa akan datang. Perkembangan dan pertumbuhan bayi di ukur
menggunakan antropometri pengukuran yaitu (Gomella, 2017) : berat badan, panjang
badan dan lingkar kepala

22
f. Pencegahan BBLR

Upaya pencegahan yang baik dapat menurunkan angka kelahiran bayi


BBLR, hendaknya dilakukan secara komprehensif meliputi aspek promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu. Namun lebih menekankan pada pencegahan
primer yaitu promotif dan preventif. Upaya promotif dapat dilakukan dengan
penyuluhan atau memberikan informasi kepada ibu hamil tentang kesehatan pada
masa kehamilan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesehatan ibu hamil. Upaya
preventif dilakukan untuk mencegah penyakit, dengan melakukan imunisasi,
mencukupi asupan gizi, mengonsumsi tablet Fe pada ibu hamil agar terhindar dari
anemia, dan pemeriksaan rutin secara berkala (Ante Natal Care) (Sunarti,Azizah
Batrisya. 2019). sesuai dengan Permenkes No. 97 pasal 13 ayat 4 tahun 2021 tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil yang mengharuskan ibu hamil melakukan
pemeriksaan rutin minimal sebanyak enamt kali yaitu satu kali pada trimester I, dua
kali pada trimester II, dan tiga kali pada trimester III (Permenkes no 21 tahun 2021).

23
BAB III

STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF ANTENATAL

TRIMESTER III DENGAN RESIKO BBLR PADA NY L GESTASI 36-38

MINGGU DI PKM MASAMBA TANGGAL

09 JANUARI TAHUN 2023

No. Register : XXXXXXX

Tanggal masuk : 09 Januari 2023, Pukul : 09.00 wita

Tanggal pengkajian : 09 Januari 2023, Pukul : 09.10 wita

Nama pengkaji : Nur Aoliyah

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas istri/ suami


a. Nama : Ny “L”/ Tn “P”
b. Umur : 31 thn/ 32 thn
c. Nikah/ lamanya : 7 thn
d. Suku : Bugis
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA/SD
g. Pekerjaan : IRT/Petani
h. Alamat : Desa “L”

B. Data Biologis/ Fisiologis


1. Keluhan utama : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya karena
ibu mengeluh sering BAK.
2. Riwayat keluhan utama
a. Nyeri mulai dirasakan sejak tanggal 09 januari 2023, pukul 01.00 wita sampai
saat dilakukan anamnesis
b. Tidak ada pelepasan lendir/darah

24
C. Riwayat Kesehatan Lalu dan Sekarang
a. Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti DM, Tumor, Hipertensi, PMS
dan TBC.
b. Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan seperti sakit kepala hebat,
nyeri perut hebat, dan kejang
c. Tidak ada riwayat ketergantungan obat, alkohol, dan merokok.

D. Riwayat Kehamilan Sekarang


1. G3 P1 A1
2. HPHT : 21-04-2022
3. TP : 28-01-2023
4. Kunjungan ANC
a. Ibu melakukan pemeriksaan antenatal care 4 kali di Puskesmas Masamba
a) 1x pemeriksaan trimester 1
b) 2x trimester 2
c) 1x trimester 3
b. Imunisasi TT sebanyak 4 kali
c. Pergerakan janin dirasakan pada umur 4 bulan yaitu pada bulan Agustus 2022
d. Obat- obatan yang pernah dikonsumsi selama hamil B6, Fe, Bcom, Vit C
D. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Lalu

Kehamilan Persalinan Nifas


N
Tahu Umu Jenis Penolon Tempa Keadaa JK/ Menyus Keadaa
o
n r g t n ibu BBL ui n bayi
1 2011 38 Sponta Bidan Ruma baik ♀ iya Baik
mgg n h
2 2021 12 Abortu Dokter RS baik - - -
mgg s
3 Kehamilan sekarang

25
E. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Diderita Yang Lalu Dan Sekarang
1. Tidak ada riwayat penyakit hypertensi, jantung, diabetes melitus, asma, TBC, dn
malaria.
2. Tidak ada riwayat keturunan kembar dalam keluarga
3. Tidak ada riwayat alergi terhadap amakanan dan obat
4. Tidak pernah diopname di RS, di operasi dan transfusi darah
5. Tidak pernah minum beralkohol dan merokok.

F. Riwayat Keluarga Berencana


Ibu memakai kontrasepsi Suntik 3 bln selama ±5 tahun

G. Riwayat Reproduksi
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus haid : 28 hari
3. Durasi haid : 6-7 hari
4. Dismenorhoe :-

H. Riwayat Gynekologi
Tidak ada riwayat infeksi atau tumor organ reproduksi

I. Riwayat Data Pemenuhan Kebutuhan Dasar


1. Pola nutrisi
Makan 3 kali sehari akan dengan porsi lebih banyak dari sebelum hamil dan
minum 7-8 gelas sehari. Selama inpartu makan 1 kali dan minum sesuai
kebutuhan.
2. Pola eliminasi
BAB 1 kali sehari dan BAK 6-7 kali sehari. Selama inpartu ibu belum BAB dan
lebih sering BAK.
3. Pola istirahat
Tidur malam 7-8 jam sehari dan tidur siang 1-2 jam sehari. Selama, inpartu ibu
tidak pernah tidur.

J. Data Ekonomi, Sosial Dan Spiritual

26
1. Ibu dan keluarga senang atas kehamilannya dan berharap melahirkan dengan
normal dan ditolong oleh bidan
2. Kehamilan direncanakan bersama suami
3. Pengambilan keputusan oleh suami
4. Hubungan keluarga dekat dan baik
5. Kebutuhan sehari-hari cukup dan ditanggung oleh suami
6. Biaya persalinan dibebankan oleh BPJS, tetapi ibu juga mempersiapkan biaya
jika sewaktu-waktu diperlukan
7. Ibu dan keluarga senantiasa berdoa bersama demi persalinannya berlangsung
normal.

K. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 09 januari 2023, pukul 09.10 wita
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis dan dapat berkomunikasi
dengan baik. Ekspresi wajah meringis, dan kesakitan bila ada his timbul
2. Tanda-tanda vital :
a. Tinggi Badan : 158 cm
b. Berat badan sebelum hamil : 55 kg
c. Berat badan sekarang : 67 kg
d. LiLA : 27 cm
e. IMT : 22
f. Tekanan darah : 90/60 mmHg
g. Nadi : 80
h. Suhu : 36,5 oC
i. Pernapasan : 20 x/menit
3. Wajah
Tidak tampak pucat dan oedema, nampak meringis bila bergerak
4. Mata
Konjungtiva merah muda dan skelera putih
5. Mulut
Tampak bersih, tidak ada gigi yang tanggal, terdapat sedikit karies pada gigi seri
bawah, bibir tidak pucat dan tidak kering
6. Leher

27
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, tidak nampak
pembesaran vena jugularis
7. Payudara
a. Simetris kiri dan kanan
b. Putting susu terbentuk, ada pengeluaran colostrums saat puting susu dipencet
c. Tidak ada benjolan atau massa dan nyeri tekan
8. Abdomen
a. Tidak ada bekas luka operasi
b. Tampak adanya hyperpigmentasi, linea nigra, striae livide dan striae alba
c. Perut tampak besar sesuai umur kehamilan, tomus otot perut kendor
d. Palpasi abdomen
1) Palpasi leopold
a) Leopold I : 3 Jr-bpx
b) Leopold II : PuKa
c) Leopold III : Kepala
d) Leopold IV : BDP
2) TFU : 26 cm
3) LP : 96 cm
4) TBJ = 26 cm x 96 cm= 2.496 gram
5) Auskultasi DJJ 125 x/ menit terdengar kuat, teratur dan jelas pada kuadran
kanan bawah
9. Ekstremitas
b. Atas : tidak ada oedema
c. Bawah : tidak ada varises dan oedema
10. Pemeriksaan pemeriksaan laboratorium
a. Protein urine : Negatif
b. Golongan darah :O
c. Hb : 14 gr%
d. HbSAg : Negatif
e. Tes HIV/AIDS : Negatif

LANGKAH II. MERUMUSKAN DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL


GIII PI AI, Gestasi 36- 38 minggu, punggung kanan, presentase kepala, divergen, intra
uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik.

28
1. GIII PI AI
a. Data subjektif Ibu mengatakan sekarang kehamilan yang ketiga dan pernah
keguguran sekali.
b. Data objektif
1) Tampak striae alba
2) Tonus otot tampak kendor
3) Teraba bagian-bagian janin pada saat palpasi
c. Analisa dan interpretasi data
Ibu mengatakan hamil ketiga, pada pemeriksaan fisik tonus otot perut kendor
akibat pecahnya pembuluh darah perifer pada kehamilan sebelumnya dimana
perut seolah-olah retak dan warnanya berubah dan tampak pada seorang
multigravida.
2. Gestasi 36- 38 minggu
a. Data subjektif
1) Haid terakhir hari pertama ibu tanggal 21 April 2022
2) Menurut ibu umur kehamilannya sudah 9 bulan
b. Data objektif
1) Tinggi Fundus Uteri (TFU) 3 jr bpx, 26 cm
2) Taksiran Persalinan (TP) Tanggal 28 Januari 2023.
c. Analisa dan interpretasi data
1) Membesarnya uterus disebabkan oleh hormon progesterone dan estrogen
yang menyebabkan hipertropi, hiperpalasia sel uterus dan hipervaskularisasi
pembuluh darah. Dari data objektif TFU ibu tidak sesuai dengan usia
kehamilan. Menurut tabel spiegelberd pada usia kehamilan 36-38 minggu
TFU ibu 32-33 cm diatas simfisis (Sari, Anggita dkk. 2015). Dan menurut
tabel Mc. Donald, pengukuran TFU melalui palpasi leopold, dimana pada
gestasi 36-38 minggu TFU ibu seharusnya 1 jari di bawah prosesus
xifoideus (Ayu, Aulia Al · 2021).
2) Menurut rumus Neagle dari HPHT tanggal 21 April 2022 sampai dengan
tanggal 28 Januari 2023, masa gestasi adalah 37 minggu 4 hari (36- 38
minggu).

3. Punggung kanan
a. Data subjektif

29
Ibu merasakan gerakan janinnya kuat pada kuadran kanan bawah perut ibu
b. Data objektif
Palpasi leopold II teraba punggung kanan
c. Analisa dan interpretasi data
Palpasi leopold II dapat ditentukan batas samping uterus dan dapat pula
ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah
menghubugkan bokong dan kepala. Pada palpasi teraba tahanan keras lebar
seperti papan pada sisi kanan perut ibu dan sisi kanan teraba bagianbagian
kecil yang menunjukkan bahwa punggung kiri
4. Presentase kepala, divergen
a. Data objektif
1) Palpasi leopold III teraba kepala pada bagian terendah
2) Palpasi leopold IV Bergerak bawah Panggul (BDP)
b. Analisa data dan interpretasi data
Palpasi leopold III dapat menentukan bagian terendah janin. Pada palpasi
teraba bagian keras, bulat dan melenting menandakan kepala dan palpasi
leopold IV dapat menentukan bagian terendah apakah sudah masuk dalam
pintu atas paggul. Dan saat palpasi kedua tangan pemeriksa tidak bertemu
menandakan kepala sudah divergen.
5. Intra uterin
a. Data subjektif
Ibu merasakan pergerakan janin kuat dan tidak ada nyeri perut
b. Data objektif
Leopold II : Punggung kanan, detak jantung janin kuat di kuadran kanan
bawah perut ibu dengan frekuensi 125 x/menit
c. Analisa data dan interpretasi data
Salah satu tanda kehamilan intra uteri adalah terasa gerakan janin dalam
rahim, tidak ada rasa nyeri saat dilakukan palpasi dan perkembangan janin
sesuai dengan tuanya usia kehamilan.
6. Tunggal
a. Data subjektif
Ibu merasakan janinnya bergerak kuat pada perut sebelah kanan
b. Data objektif

30
Detak Jantung Janin (DJJ) terdengar jelas kuat dan teratur pada perut sebelah
kanan kuadran bawah dengan frekuensi 125 x/ menit
c. Analisa dan interpretasi data
1) Pada palpasi hanya teraba 2 bagian besar janin yaitu kepala pada
bagian bawah abdomen dan bokong pada bagian fundus uteri, ini
menandakan bahwa kehamilan tunggal.
2) Auskultasi DJJ pada kehamilan tunggal akan terdengar pada satu sisi,
sedangkan pada kehamilan yang ganda, terdengar DJJ pada dua lokasi
dengan perbedaan kurang lebih 10 denyutan.

7. Keadaan janin baik


a. Data subjektif
Ibu merasakan pergerakan janin kuat di kuadran kanan bawah perut ibu
b. Data objektif
Detak Jantung Janin (DJJ) 125 x/ menit
Taksiran Berat Janin (TBJ) 2496 gram
c. Analisa dan interpretasi data
Janin bergerak kuat, bunyi detak jantung janin kuat dan teratur, serta TBJ
diatas 500 gram menandakan janin dalam keadaan baik.
Jika dilihat dari kurva Lubchenco TBJ janin yang dihitung menggunakan
formula dare pada usia kehamilan 36-38 minggu yakni 2496 gram masih
dalam batas normal.

LANGKAH III. MERUMUSKAN DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial terjadi BBLR

LANGKAH IV. IDENTIFIKASI PERLUNYA TINDAKAN SEGERA, KOLABORASI


DAN RUJUKAN
Tidak ada data yang mendukung perlunya dilakukan tindakan segera.

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN KEBIDANAN


1. Tujuan

31
TFU dapat sesuai dengan usia kehamilan, agar status gizi bayi terpenuhi dan resiko
BBLR tidak terjadi
2. Kriteria
Bayi lahir dengan berat diatas atau sama dengan 2500 gram
3. Rencana asuhan
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional : Tangan yang kotor dapat menjadi tempat berkembang biaknya
mikroorganisme, dimana apabila menyentuh pasien dapat terkontaminasi.
b. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : Tanda-tanda vital dapat memberikan gambaran dalam menetukan
tindakan selanjutnya.
c. Lakukan palpasi abdomen
Rasional : pemeriksaan palpasi abdomen dilakukan untuk mengkaji posisi,
tekstur, konsistensi, bentuk masa dan pulsasi janin. Untuk menentukan tinggi
fundus uteri dan bagian janin yang terdapat di fundus uteri.
d. Beritahu ibu tentang pembesaran perut ibu tidak sesuai usia kehamilan.
Rasional : pengetahuan tentang tanda bahaya resiko kelahiran BBLR agar ibu
dapat lebih menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
e. Anjurkan ibu agar makan lebih banyak dan lebih sering dengan memperhatikan
kandungan gizi makanan yang akan dikonsumsi
Rasional : anjuran makan lebih sering pada ibu hamil agar dapat memenuhi
kesehatan gizi janin sebelum dilahirkan.
f. Konseling ibu tentang persiapan persalinan dengan berbagai resiko yang
mungkin dapat terjadi.
Rasional : Mempersiapkan seorang wanita mengahadapi kehamilan sampai
persalinan dengan berbagai risikonya, baik secara fisik maupun batin.
g. Anjurkan ibu agar menghindari alkohol dan rokok selama kehamilan
Rasional : alkohol dapat mengganggu tumbuh kembang janin sementara rokok
akan menyebabkan kelahiran prematur atau kelainan letak plasenta (ari-ari)
pada janin. Selain itu, rokok juga dapat menyebabkan plasenta janin mudah
lepas, kelainan bawaan pada bayi dan yang paling membahayakan ketuban
pecah (dini) tidak pada waktunya .
h. Jelaskan penyebab ibu sering BAK

32
Rasional : Pada trimester ketiga kehamilan, keinginan untuk buang air kecil
akan kembali muncul, karena posisi janin sudah berada di bawah panggul dan
memberi tekanan pada kandung kemih. Ibu akan jadi sering ingin buang air
kecil, meskipun kandung kemihnya kosong.
i. Pemberian tablet Fe pada ibu dengan dosis 1 x 1 minimal 90 tablet selama
kehamilan
Rasional: mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dapat menambah asupan
nutrisi pada janin, mencegah anemia defisiensi zat besi, mencegah pendarahan
saat masa persalinan, menurunkan risiko kematian pada ibu karena pendarahan
pada saat persalinan
j. Jadwalkan kunjungan antenatal ibu berikutnya untuk memantau perkembangan
janin
Rasional : kunjungan antenatal sangat penting guna mengetahui perkembangan
ibu dan janin sebelum melahirkan.

LANGKAH VI : MELAKSANAKAN PERENCANAAN DAN PENATALAKSAAN

Tanggal 18 Januari 2023 pukul 09.20 WITA


1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Hasil : tangan pemeriksa sudah dicuci sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 20 x/menit
3. Melakukan palpasi abdomen
Hasil :
a) Leopold I : 3 Jr-bpx
b) Leopold II : PuKa
c) Leopold III : Kepala
d) Leopold IV : BDP
e) TFU : 26 cm

33
f) LP : 96 cm
g) TBJ = 26 cm x 96 cm= 2.496 gram
4. Memberitahu ibu tentang pembesaran perut ibu tidak sesuai usia kehamilan
Hasil : ibu sudah diberitahu
5. Menganjurkan ibu agar makan lebih banyak dan lebih sering dengan
memperhatikan kandungan gizi makanan yang akan dikonsumsi
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukan
6. Melakukan konseling pada ibu tentang persiapan persalinan dengan berbagai
resiko yang mungkin dapat terjadi.
Hasil : ibu mengerti dan akan mempersiapkan diri akan kemungkinan resiko
yang dialami saat bersalin
7. Menganjurkan ibu agar menghindari alkohol dan rokok selama kehamilan
Hasil : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan rokok
8. Menjelaskan penyebab ibu sering BAK
Hasil : ibu sudah mengerti
9. Pemberian tablet Fe pada ibu dengan dosis 1 x 1 minimal 90 tablet selama
kehamilan
Hasil : ibu mengatakan tablet Fe nya masih ada dan akan melanjutkan
mengkonsumsi tablet Fe nya hingga bersalin.
10. Mengjadwalkan kunjungan antenatal berikutnya yaitu tanggal 28 januari 2023
untuk memantau perkembangan janin atau jika ada keluhan ibu boleh datang
kapan saja
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan hamil berikutnya.

LANGKAH VII. EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN

Tanggal 18 Januari 2023 pukul 09.40 WITA


1. Pemeriksa telah melakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
2. TTV:
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 20 x/menit
Keaadaan umum ibu baik dengan kadar Hb dalam batas normal yakni 14 gram%

34
3. Hasil palpasi abdomen
a) Leopold I : 3 Jr-bpx
b) Leopold II : PuKa
c) Leopold III : Kepala
d) Leopold IV : BDP
e) TFU : 26 cm
f) LP : 96 cm
g) Bayi dalam kondisi baik dengan DJJ 125 x/i
4. Hasil pengukuran TFU ibu tidak sesuai usia kehamilan:
5. Ibu bersedia datang kembali memeriksakan kandungannya pada tanggal 28
januari 2023 atau jika ada keluhan.

35
PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

KOMPREHENSIF ANTENATAL TRIMESTER III DENGAN RESIKO

BBLR PADA NY L GESTASI 36-38 MINGGU DI PKM MASAMBA

TANGGAL 09 JANUARI TAHUN 2023

No. Register : XXXXXXX

Tanggal masuk : 09 Januari 2023, Pukul : 09.00 wita

Tanggal pengkajian : 09 Januari 2023, Pukul : 09.10 wita

Nama pengkaji : Nur Aoliyah

Identitas istri/ suami

a. Nama : Ny “L”/ Tn “P”


b. Umur : 31 thn/ 32 thn
c. Nikah/ lamanya : 7 thn
d. Suku : Bugis
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SMA/SD
g. Pekerjaan : IRT/Petani
h. Alamat : Desa “L”

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan ini kehamilan ketiga dan pernah keguguran sekali tahun 2021
2. HPHT : 21 April 2022
3. Menurut ibu kehamilannya sekarang sudah 9 bulan
4. Pergerakan janin yang dirasakan kuat di sebelah kanan
5. Ibu mengeluh sering BAK sekitar 10-12 kali/hari
6. Ibu sudah mendapat suntikan TT lengkap
7. Ini merupakan kunjungan ke 5 ibu selama kehamilan

Data Objektif (O)

1. Keadaan ibu baik

36
2. Kesadaran composmentis
3. TP : 28 Januari 2023
4. TTV:

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Nadi : 80

Suhu : 36,5 oC

Pernapasan : 20 x/menit

5. Tinggi badan : 158 cm


6. Berat badan sebelum hamil : 55 kg
7. Berat badan sekarang : 67 kg
8. LiLA : 27 cm
9. IMT : 22
10. Hb : 14 gram %
11. Pembesaran TFU tidak sesuai usia kehamilan
12. Tidak ada edema pada wajah dan tungkai
13. Payudara tidak ada peradangan, tidak ada benjolan sekitar payudara
14. Palpasi Abdomen :
a. Leopold I : 3 Jr-bpx
b. Leopold II : PuKa
c. Leopold III : Kepala
d. Leopold IV : BDP
e. TFU : 26 cm
f. LP : 96 cm
g. Bayi dalam kondisi baik dengan DJJ 125 x/i terdengar jelas dan teratur pada
kuadran kanan bawah perut ibu menggunakan dopler.

Assessment (A)

GIII PI AI, GIII PI AI, Gestasi 36- 38 minggu, punggung kanan, presentase kepala,
divergen, intra uteri, tunggal, hidup, keadaan janin baik.

Planning (P)

37
Tanggal 18 Januari 2023 pukul 09.20 WITA
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Hasil : tangan pemeriksa sudah dicuci sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
Hasil :
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80
Suhu : 36,5 oC
Pernapasan : 20 x/menit
3. Melakukan palpasi abdomen
Hasil :
a) Leopold I : 3 Jr-bpx
b) Leopold II : PuKa
c) Leopold III : Kepala
d) Leopold IV : BDP
e) TFU : 26 cm
f) LP : 96 cm
g) TBJ = 26 cm x 96 cm= 2.496 gram
4. Memberitahu ibu tentang pembesaran perut ibu tidak sesuai usia kehamilan
Hasil : ibu sudah diberitahu
5. Menganjurkan ibu agar makan lebih banyak dan lebih sering dengan
memperhatikan kandungan gizi makanan yang akan dikonsumsi
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukan
6. Melakukan konseling pada ibu tentang persiapan persalinan dengan
berbagai resiko yang mungkin dapat terjadi.
Hasil : ibu mengerti dan akan mempersiapkan diri akan kemungkinan
resiko yang dialami saat bersalin
7. Menganjurkan ibu agar menghindari alkohol dan rokok selama kehamilan
Hasil : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan rokok
8. Menjelaskan penyebab ibu sering BAK
Hasil : ibu sudah mengerti
9. Pemberian tablet Fe pada ibu dengan dosis 1 x 1 minimal 90 tablet selama
kehamilan

38
Hasil : ibu mengatakan tablet Fe nya masih ada dan akan melanjutkan
mengkonsumsi tablet Fe nya hingga bersalin.
10. Mengjadwalkan kunjungan antenatal berikutnya yaitu tanggal 28 januari
2023 untuk memantau perkembangan janin atau jika ada keluhan ibu boleh
datang kapan saja
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan hamil berikutnya.

39
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab penulis ini akan menguraikan pembahasan perihal asuhan kebidanan
komprehensif antenatal trimester III dengan resiko BBLR pada ny “L” gestasi 36-38 minggu
di PKM Masamba Tanggal 09 januari tahun 2023.

Hal pertama yang dilakukan yaitu pengkajian dengan mengumpulkan semua data
dan informasi yang akurat berdasarkan kondisi pasien secara lengkap untuk dapat menilai
keadaan pasien.yang meliputi biodata pasien, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat nifas yang lalu, riwayat kehamilan sekarang, dan
riwayat psikososial dan spritual.

Tanggal 09 Januari 2023 Ny “L”, usia 32 tahun, GIII PI AI, datang ke puskesmas
karena ingin memeriksakan keadaan bayinya ibu juga mengeluh sering BAK. Kunjungan ini
merupakan kunjungan hamil ibu yang kelima, namun baru kali ini ibu memeriksakan
kehamilannya di puskesmas. Biasanya ibu memeriksakan kehamilannya di Pustu dekat
rumahnya.

Pasien mengalami haid pertama haid terakhir (HPHT) pada tanggal 21 April 2022
dengan taksiran persalinan pada tanggal 28 Januari 2023. Usia kehamilan didapatkan dari
perhitungan dengan rumus neegle didapatkan usia kehamilan 37 minggu 4 hari. Ibu tidak
memiliki riwayat penyakit hipertensi, asma jantung dan diabetes, dan tidak ada riwayat
mengomsumsi obat-obatan. Selama hamil, nutrisi pasien terpenuhi dengan baik, istirahat
cukup, aktivitas pasien tetap melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-harinya.

Pada pemeriksaan abdomen, pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan


dengan Tinggi Fundus Uteri (TFU) 26 cm tidak sesuai dengan usia kehamilan sekarang 37
minggu 4 hari (36- 38 minggu) dengan presentasi kepala, punggung kanan dan denyut
jantung janin masih terdengar jelas, kuat dan teratur dengan frekuensi 120x/ menit. Ibu rajin
mengkomsumsi obat penambah darah yang diberikan dipuskesmas selama kehamilan.

Pada perhitungan tafsiran berat janin didapat kan hasil berdasarkan rumus
formula dare (TBJ= TFU x LP ) yaitu 26 x 96 = 2496 gram yang pada kurva lubchenco TBJ
ibu masih dalam batas normal pada usia kehamilan 36-38 minggu.

40
Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif ny “L” tidak terdapat masalah
aktual namun diperoleh diagnosis masalah potensial berupa terjadinya BBLR. Dengan itu
bidan melakukan rencana asuhan yang bertujuan agar hal tersebut tidak terjadi. Adapun
rencana asuhan yang diimplementasikan kepada ny “L” yaitu memberitahukan ibu bahwa
pembesaran perut ibu tidak sesuai dengan usia kehamilannya saat ini, menganjurkan ibu agar
makan lebih banyak dan lebih sering dengan memperhatikan kandungan gizi makanan yang
akan dikonsumsi, menghindari rokok dan alkohol serta menganjurkan ibu untuk terus
melanjutkan mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan. Adapun mengenai keluhan ibu
berupa sering BAK, ibu diedukasi mengenai ketidaknyaman kehamilan pada trimester akhir
menjelang persalinan bahwa hal tersebut wajar terjadi.

Setelah dievaluasi ny “L” mengerti dan bersedia melakukan hal-hal yang


dianjurkan bidan sepulangnya dirumah nanti dengan bantuan suami dan keluarga dengan
harapan bayinya lahir dengan berat badan normal. Ibu mengerti tentang keluhannya yang
sering BAK dan ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 28 januari atau
bila ibu ada keluhan.

Demikian hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada ny “L”. Hasil yang
didapatkan yaitu keadaan umum ibu dan janin baik namun diperlukan pemantauan ulang pada
kunjungan selanjutnya untuk melihat keberhasilan asuhan yang telah diberikan.

41
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan asuhan antenatal
trimester III dengan resiko BBLR pada ny “L” gestasi 36-38 minggu di PKM Masamba
Tanggal 09 januari tahun 2023.. Asuhan yang telah diberikan kepada Ny. “L” dapat
disimpulkan, sebagai berikut :

1. Telah dilakukan pengumpulan data dasar pada Ny “L” antenatal trimester III
di Puskesmas Masamba tahun 2023.
2. Telah dilakukan identifikasi dan ditegakkan diagnosa/masalah potensial pada
Ny “L” antenatal trimester III yaitu adanya resiko kelahiran BBLR.
Pengumpulan data objektif ny “L” didapatkan TFU yang tidak sesuai dengan
usia kehamilan saat ini.
3. Telah dilakukan rencana asuhan kebidanan antenatal dengan memfokuskan
pada edukasi pemenuhan gizi ibu agar pembesaran dapat sesuai usia
kehamilan sehinggan tidak terjadi BBLR saat pada persalinan nanti.
4. Telah dilakukan implementasi asuhan kebidanan antenatal pada Ny “L”
antenatal trimester III dengan resiko BBLR. Dengan hasil yaitu semua
tindakan telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik
tanpa adanya hambatan.
5. Telah dievaluasi pada hasil asuhan yang dilakukan pada ny “L” antenatal
trimester III dengan resiko BBLR. Hasil yaitu keadaan umum ibu dan janin
baik namun diperlukan pemantauan ulang pada kunjungan selanjutnya untuk
melihat keberhasilan asuhan yang telah diberikan.
6. Telah dilakukan pendokumentasian pada setiap asuhan dan tindakan yang
diberikan pada ny “L” antenatal trimester III dengan resiko BBLR di
Puskesmas Masamba tahun 2023.
B. Saran
Berdasarkan tinjauan kasus dan pembahasan kasus peneliti memberikan
sedikit masukan atau saran yang diharapkan dapat bermanfaat.
1. Untuk klien

42
a. Menganjurkan kepada ibu agar mengkomsumsi makanan yang bergizi disamping
suplemen zat besi yang diberikan, karna makanan yang mengandung gizi yang baik
akan memenuhi kebutuhan janin selama kehamilan.
b. Menganjurkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara dini dan
teratur serta dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.
c. Mengerti dan Melaksanakan setiap anjuran dan pendidikan kesehatan yang diberikan.
2. Untuk bidan
a. Dalam melakuakan tugas sebagai bidan untuk memberikan tindakan perlu
diketahui rasional setiap tindakan yang diberikan kepada klien dan harus dengan
persetujuan klien.
b. Sebagai bidan dalam melakukan tindakan perlu membina hubungan yang baik
antara klien ataupun keluarga sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
c. Profesi bidan harus mampu mengambil suatu keputusan klinik untuk menghindari
keterlambatan merujuk sehingga dapat mencegah kematian ibu dan bayi.
3. Untuk institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen
kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan,
mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna
menciptakan tenaga kesehatan yang berpotensi dan profesional.

43

Anda mungkin juga menyukai