Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS FOODCOURT

STUDI KELAYAKAN BISNIS


Dosen Pengampu : Ramlah Puji Astuti, SE.,M.Si

Disusun oleh:
1. Nur Adila Sari (120020205)
2. Novita Sari (120020198)

Kelas : 3F Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat

rahmat-Nya dapat menyelesaikan Tugas Kelompok untuk memenuhi mata kuliah

Studi Kelayakan Bisnis. Dalam karya tulis ini membahas tentang “Analisis Food

Court” sesuai dengan tujuan instruksional khusus mata kuliah Studi Kelayakan

Bisnis. Dengan menyelesaikan karya tulis ini, tidak jarang kami menemui

kesulitan. Namun kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk

menyelesaikannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak yang membaca yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan

masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.

Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya.

Cirebon , November 2022

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat

rahmat-Nya dapat menyelesaikan Tugas Kelompok untuk memenuhi mata kuliah

Studi Kelayakan Bisnis. Dalam karya tulis ini membahas tentang “Analisis Food

Court” sesuai dengan tujuan instruksional khusus mata kuliah Studi Kelayakan

Bisnis. Dengan menyelesaikan karya tulis ini, tidak jarang kami menemui

kesulitan. Namun kami sudah berusaha sebaik mungkin untuk

menyelesaikannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak yang membaca yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan

masukan guna penulisan yang akan datang sehingga menjadi lebih baik lagi.

Semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

pada umumnya.

Cirebon , November 2022

3
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................5


1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................5
1.2 Tujuan .............................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................7
2.1 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN ........................................................................7
2.2 ASPEK TEKNIS .........................................................................................................7
2.3 ASPEK MANAJEMEN ..................................................................................................8
2.4 ASPEK DAMPAK (Aspek Ekonomi, Aspek Sosial danAspek Lingkungan) ............. 11
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

4
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya aspek seperti ilmu pengetahuan dan teknologi informasi serta
membaiknya keadaan ekonomi dapat menyebabkan perubahan di berbagai bidang kehidupan,
salah satunya bidang usaha atau bisnis. Pelaku usaha pada setiap kategori usaha dituntut peka
terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan
sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Salah satu bisnis yang saat ini sedang berkembang pesat
adalah bisnis di bidang kuliner. Usaha di bidang kuliner merupakan usaha yang menawarkan
berbagai macam produk makanan dan minuman yang merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia. Bidang kuliner mengalami perkembangan yang baik dari sisi pertumbuhan bisnis,
sehingga mampu menarik minat masyarakat untuk membuka usaha di bidang kuliner.
Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pelaku atau unit usaha kuliner di Indonesia berdasarkan
data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tahun 2016 mencapai 5,55 juta unit atau 67,66% dari total
8,20 juta pelaku usaha ekonomi kreatif. Banyaknya usaha di bidang kuliner menyebabkan
persaingan tidak sempurna, karena meskipun beberapa usaha kuliner menghasilkan produk yang
serupa, pada dasarnya setiap usaha memiliki perbedaan dalam beberapa aspek, seperti rasa
makanan dan juga perbedaan selera konsumen dalam memilih produk kuliner yang membuat
beberapa produk 2 perusahaan sejenis tidak akan bersaing langsung di pasar (Lazuardi & Triady,
2016). Sehingga pelaku atau unit usaha kuliner harus memiliki strategi pemasaran yang tepat dan
menciptakan diferensiasi yang unik serta positioning yang jelas sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumennya. Dengan semakin berkembangnya bisnis kuliner, maka dapat diprediksi
persaingan bisnis di kategori makanan dan minuman (food service) akan semakin ketat.
Hal ini menjadi ancaman sekaligus motivasi bagi para pelaku usaha kuliner untuk dapat
bersaing dan mempertahankan produk yang dihasilkannya. Untuk dapat mempertahankan
posisinya dan bertahan, perusahaan harus memahami karakteristik konsumennya dan memahami
bagaimana niat beli ulang konsumen dalam mengambil keputusan pembelian yang berujung pada
kepuasan dan loyalitas konsumen. Minat pembelian kembali konsumen sangat penting bagi
perusahaan yang ingin memperpanjang kelangsungan usahanya dan menuai keberhasilan
usahanya dalam bentuk keuntungan jangka panjang karena mempertahankan pelanggan yang
sudah ada umumnya akan lebih menguntungkan daripada mengubah pelanggan karena biaya untuk
menarik pelanggan baru. pelanggan bisa lima kali biaya mempertahankan satu. pelanggan yang
sudah ada (Kotler, 2001).
Perkembangan bisnis makanan cepat saji seringkali dikaitkan dengan kesibukan
masyarakat yang semakin meningkat sehingga para pekerja dan masyarakat yang sibuk dengan
aktivitasnya seharian akan lebih menyukai sesuatu yang instan dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Saat ini industri makanan atau dunia kuliner sedang berkembang yang ditandai dengan
menjamurnya berbagai restoran cepat saji di kota-kota besar. Perkembangan dunia kuliner juga
ditandai dengan meningkatnya pengetahuan konsumen tentang dunia kuliner yang tidak hanya
menghasilkan produk, tetapi juga memberikan pelayanan atas produk yang dihasilkan. Kualitas

5
produk dan kualitas pelayanan merupakan hal mendasar yang harus dipenuhi dalam bisnis kuliner.
Selain itu, kepraktisan dalam bidang kuliner juga menjadi tuntutan utama masyarakat urban saat
ini. Hal ini terlihat dari para pebisnis dan muncul bisnis dengan konsep food court (Kotler, 2008).
Food court adalah sebuah area yang biasanya terletak di dalam area sebuah bangunan
dimana terdapat fasilitas counter yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman
dengan cara melayani sendiri untuk memesan makanan. Food court biasanya berada di satu tempat
dengan pusat perbelanjaan dan institusi pendidikan. Bisnis food court saat ini sedang menjamur
dan memiliki prospek yang baik untuk ditekuni karena melihat kebutuhan pasar akan tempat
makan yang nyaman, dekat dengan lokasi perbelanjaan, serta menyajikan makanan yang enak dan
murah. Persaingan bisnis food court relatif sangat tinggi mengingat menu yang hampir sama. Hal
ini memacu pelaku usaha food court untuk memberikan presentasi yang lebih baik dan tidak kalah
dengan yang lain.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, yaitu :
a. Menganalisis foodcourt berdasarkan aspek pasar dan pemasaran
b. Menganalisis foodcourt berdasarkan aspek teknis
c. Menganalisis foodcourt berdasarkan aspek manajemen
d. Menganalisis foodcourt berdasarkan aspek dampak yang terdiri dari ekonomi, sosial
dan budaya

6
BAB II

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Matahari Food Court Kudus


Food Court yang berlokasi di depan kampus 1 UGJ Cirebon berdiri sejak 23 Februari 2016 dengan
memiliki luas sebesar 2510 m2 dan sekarang sedang memasuki tahap renovasi untuk meningkatkan
kualitas dari segi tempat agar kepuasan pelanggan terpenuhi. Yang akan diisi pada food court ini
diantara nya ada penjual bakso dan penjual cilor.

2.1 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN


Produk & Segmentasi Produk dari foodcourt ini adalah persewaan kios yang diperuntukkan
bagi makanan, minuman dan makanan ringan dimana hanya 1 (satu) jenis
makanan/minuman atau merek yang dapat dibangun dalam satu komplek FC. Hal ini untuk
menjaga persaingan yang tidak sehat. Namun, seiring pertumbuhan dan perkembangan
bisnis, lebih dari satu jenis makanan/minuman atau merek dapat dibangun tanpa
persetujuan penyewa pertama. Segmen usaha ini ditujukan untuk pengusaha
makanan/minuman berpengalaman dan baru. Dalam food court ini terdapat total kios yang
akan beroperasi sebanyak 15 unit dengan luas 3m x 4m = 12m2 perunit
 Produk
Produk yang ditawarkan harus berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan,
desain harus menarik dan spesifikasi sesuai yang diperlukan pelanggan
 Harga (Price)
Harga yang ditawarkan harus kompetitif, disesuaikan dengan daya beli pelanggan, Margin
kecil untuk memperoleh pendapatan/omzet yang besar
 Lokasi (Place)
Jalur Distribusi
 Promosi
Bisa dilakukan melalui sosmed.

2.2 ASPEK TEKNIS


Tujuan aspek teknis itu sendiri meliputi :
1. Perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang,
cabang maupun kantor pusat
2. Perusahaan dapat menentukan layout yang tepat sesuai dengan proses produksi yang
dipilih sehingga dapat memberikan efisiensi

7
3. Perusahaan dapat menentukan teknologi yang tepat untuk proses produksi
4. Perusahaan dapat menentukan persediaan yang paling baik untuk dijalankan sesuai
dengan bidang usahanya
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan masa
yang akan datang
Nilai foodcourt
No Kebutuhan Nilai lokasi foodcourt yang ideal
berdasarkan survei
1 Pasar 40 30
2 Bahan Baku 30 25
3 Transportasi 15 10
4 Tenaga Kerja 10 5
5 Lainnya 5 3
jumlah 100 73

2.3 ASPEK MANAJEMEN


Gambaran mengenai pengorganisasian pihak-pihak yang terlibat dalam foodcourt,
job descriptionnya, tanggung jawab serta kontribusi masing-masing pihak dalam mencapai
tujuan.Sistematika rekrutmen di Food Court ini Sitematika Rekrutmen. Proses perekrutan
karyawan di Food Court ini berdasarkan data lapangan melalui hasil wawancara yang
didapatkan melalui narasumber dalam hal ini Manager di Food yang mengatakan bahwa
sebelum merekrut karyawan kepala bagian dari posisi yang kosong (membutuhkan
karyawan), akan menganalisis pekerjaan, apakah pekerjaan itu benar-benar membutuhkan
karyawan, apa saja pekerjaan yang akan dilakukan dan apakah penambahan 4 Wawancara
pada tanggal 11 april 2016.
Perencanaan rekrutmen Surat permintaan karyawan baru Strategi penarikan
Dimana, bagaimana, dan kapan memikat calon karyawan Sumber penarikan Internal
external Seleksi Menyisihkan yang tidak sesuai Keputusan Pemberitahuan kepada pelamar
51 karyawan tersebut akan mendukung perusahaan kedepan. Setelah hal tersebut dianalisis
segera dimunculkan karakteristik pekerjaan yang akan mengisi posisi tersebut.
Karakteristik tersebut meliputi: latar belakang pendidikan, terampil, jujur, disiplin,

8
komunikatif, serta sehat jasmani dan rohani. Setelah tahap tersebut dilakukan, maka
selanjutnya dilakukan proses identifikasi, yakni menentukan siapa calon yang akan
direkrut. Proses tersebut nantinya akan didukung dengan proses seleksi yaitu dilakukan
dengan tes tertulis dan tes wawancara. Dalam tes tersebut terdapat beberapa pertanyaan
menyangkut latar belakang pendidikan, tindakan moral selama di lembaga pendidikan
ataupun dilingkungan masyarakat. Dalam wawancara ini pengurus melakukan diskusi
langsung dengan calon tenagakerja, calon tenaga kerja tersebut di berikan pertanyaan
mengenai masalah-masalah pekerjaan dan masalah latar belakang pendidikan calon
karyawan. Ketika calon tersebut diberikan pertanyaan mengenai masalah tersebut pengurus
menilai dari cara di memecahkan masalah tersebut.
Dalam proses seleksi ini merupakan bagian terpenting untuk mengetahui latar
belakang calon tenaga kerja mengenai keuletan, kesabaran, serta keteguhan yang dimiliki,
karena hal tersebutlah yang nantinya akan menghsilkan kinerja yang optimal dan dapat
menjadi karakter yang istiqomah. Karakter tersebut akan didukung dengan tanggung jawab
dalam bekerja yang di harapkan oleh lembaga bisnis yang nantinya menjadi amanah dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Langkah tersebut dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Food Court,
adapun seleksi yang dilakukan oleh Food Court meliputi:
1. Tes tertulis
2. Tes wawancara
3. Pengumuman hasil seleksi
52 Setelah dilaksanakan tes selanjutnya yaitu dilakukan proses evaluasi.Dilakukan
evaluasi kriteria, setelah dilakukan tes wawancara maka selanjutnya adalah proses magang
kurang lebih selama satu bulan dan selama proses tersebut berlangsung, pengurus akan
memantau kinerja yang dinilai dari moral kejujuran dalam bekerja, konsisten, kesabaran
dalam melaksanakan tugas, keuletan, komunikatif, pelayanan yang optimal, dan ihsan
(berbuat baik). Selanjutnya akan ditetapkan atau tidak sesuai kriteria yang diinginkan.
Dengan ketentuan kriteria tang diajukan untuk menunjang tercapainya tenaga kerja yang
optimal, Food Court melakukan sistem dengan metode terbuka. Metode ini diterapkan
dengan alasan lebih luas untuk merekrut para pelamar.Dengan demikian peluang untuk
mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas lebih luas. Metode ini meliputi:

9
1. Iklan
2. Word Of Mouth (WOM)
Data dipilihnya calon karyawan dalam perekrutan di Food Court
Dalam melakukan observasi secara langsung, beliau mengatakan bahwa alasan dipilihnya calon
karyawan karena sifat amanah dan istiqomah.Karena diharapkan dalam menjalankan tugas serta
tanggung jawab dalam pekerjaanya, tenaga kerja tersebut dilandaskan pada rasa tanggung jawab,
tepat waktu, serta memberikan yang terbaik dan istiqomah dalam bekerja sehingga menghasilkan
sesuatu yang optimal.
Selaku narasumber beliau juga mengatakan dalam kebutuhan tenaga kerja pada matahari Food
Court ini dibutuhkan calon tenaga kerja yang kredibilitasnya tinggi dan profesionalismenya
tinggi pula.
1. Kredibilitasnya tinggi Kejujuran dalam bertransaksi dengan customer, keterbukaan dalam
memberikan informasi.
2. Profesional Semangat kerja, kesigapan dalam menangani customer.
Dalam jiwa suberdaya yang seperti itu, maka tujuan akhir yang diharapkan pihak oleh Matahari
Food Court adalah keprofesionalan selama bekerja dengan lembaga tersebut, setidaknya tenaga
kerja tersebut cakap atau ahli di dalam bidangnya dan dapat dipertanggung jawabkan.
Deskripsi model pelatihan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan di Food Court jalan
Pemuda
Adapun model pelatihan yang diterapkan di Food Court jika di prosentasikan adalah 50% teori
dan 50% praktik. Dalam pelatihanya pihak menejemen Food Court lebih banyak memberikan
materi secara praktik, sehingga para karyawan dapat langsung belajar dari apa yang dikerjakan.
Dengan praktik langsung di lapangan para karyawan akan memiliki soft skill dan hard skill.
Pelaksanaan pelatihan kerja karyawan di Food Court tidak lepas dari kegiatan kerja dan juga
breefing yang menjadi kegiatan rutinitas di lembaga tersebut. Metode yang menjadi acuan bagi
pihak menejemen lebih cenderung menggunakan metode learning by doing (belajar sambil
bekerja). Berikut ini adalah jenis-jenis kegiatan pelatihan kerja yang telah dilaksanakan di
Matahari Food Court Kudus:
1. Brifing
2. Meeting bareng
3. Cervice customer langsung
4. Role play
Deskripsi faktor pendukung dan penghambat pelatihan kerja dalam meningkatkan kinerja
karyawan di Food Court
1
0
Keberhasilan suatu pelatihan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Disini peneliti akan
memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi atau menjadi kendala dalam pelatihan kerja.
Setelah mengikuti pelatihan karyawan diharuskan untuk mempunyai skill untuk bekerja,
karena semua bentuk pelatihan yang diberikan merupakan bekal sekaligus ilmu yang nantinya
akan diaplikasikan di dalam bekerja. Sarana dan prasarana merupakan faktor yang
mempengaruhi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Sarana merupakan segala sesuatu yang
mendukung secara langsung kelancaran proses pelatihan kerja, seperti media pelatihan, alat-
alat pelatihan, perlengkapan dan lain-lain. Sedangkan prasarana merupakan segala sesuatu
yang tidak langsung dapat ukung keberhasilan dalam pelatihan kerja. Semakin lengkap sarana
dan prasarana yang berada di Food Court maka trainer akan lebih banyak dapat memberi
metode dalam pelatihan. Berikut ini merupakan sarana pendukung kegiatan pelatihan kerja di
Food Court:
1) Meeting room
2) Komputer
3) Alat kebersihan

2.4 ASPEK DAMPAK (Aspek Ekonomi, Aspek Sosial danAspek Lingkungan)


A. Aspek Ekonomi
Dengan adanya Food Court ini masyarakat sekitar sudah merasakan dampak
positif atau keuntungan diantaranya:
1. Meningkatkan perekonomian rumah tangga melalui peningkatan
pendapatan keluarga di sekitar foodcourt
2. Membuka kesemapatan kerja bagi masyarakat dan mengurangi
pengangguran
3. Peningkatan jumlah dan ragam produk barang dan jasa
4. di masyarakat sekitar food court
5. Tersedianya sarana dan prasarana di food court
B. Aspek Sosial
Dari segi aspek sosial dengan adanya Food Court ini telah terjadi perubahan baik
secara komponen demografi, komponen budaya dan kesehatan masyarakat itu
sendiri diantaranya:
1. Komponen demografi
a. Tingkat kepadatan penduduk di sekitar food court
b. Pertumbuhan penduduk di sekitar food court
c. Perubahan komposisi tenaga kerja di food court
2. Komponen budaya
a. Terjadinya proses sosial ( kerjasama,disasosiatif, akulturasi, asimilasi,

1
1
integrasi,dsb)
b. Perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau
kegiatan.
c. Perubahan pelapisan sosial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan
dan kekuasaan.
d. Kemungkinan terjadinya tingkat kriminalitas dan konflik antar warga
asli dengan pendatang.
3. Kesehatan masyarakat di sekitar food court
a. Terjadi proses dan potensi pencemaran limbah
b. Perubahan sumber daya kesehatan masyarakat di sekitar food court
c. Perubahan kondisi sanitasi lingkungan sekitar food court
d. Perubahan status gizi masyarakat di sekitar food court.

C. Aspek Lingkungan
Definisi aspek lingkungan itu sendiri merupakan kewajiban perusahaan terhadap
dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi dan produk, menghilangkan emisi
dan limbah, mencapai efisiensi maksimum dan produktivitas tergantung pada
sumber daya yang tersedia, dan penurunan praktik yang dapat berdampak negatif
terhadap negara dan ketersediaan sumberdaya generasi berikutnya.
Aspek lingkungan atau environment dimension ini mencerminkan dimana food
court memiliki kewajiban terhadap dampak yang dihasilkan pada lingkungan dari
operasional perusahaan.

1
2
BAB III

KESIMPULAN

Dalam food court ini terdapat total kios yang akan beroperasi sebanyak 15 unit
dengan luas 3m x 4m = 12m2 perunit . Produk-produk yang ditawarkan harus berkualitas
baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, desain harus menarik dan spesifikasi sesuai
yang diperlukan pelanggan.
Proses perekrutan karyawan di Food Court ini berdasarkan data lapangan melalui
hasil wawancara yang didapatkan melalui narasumber dalam hal ini Manager di Food yang
mengatakan bahwa sebelum merekrut karyawan kepala bagian dari posisi yang kosong
(membutuhkan karyawan), akan menganalisis pekerjaan, apakah pekerjaan itu benar-benar
membutuhkan karyawan, apa saja pekerjaan yang akan dilakukan dan apakah penambahan
4 Wawancara pada tanggal 11 april 2016.
Dalam proses seleksi ini merupakan bagian terpenting untuk mengetahui latar
belakang calon tenaga kerja mengenai keuletan, kesabaran, serta keteguhan yang dimiliki,
karena hal tersebutlah yang nantinya akan menghsilkan kinerja yang optimal dan dapat
menjadi karakter yang istiqomah.Karakter tersebut akan didukung dengan tanggung jawab
dalam bekerja yang di harapkan oleh lembaga bisnis yang nantinya menjadi amanah dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Deskripsi model pelatihan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan di Food
Court jalan Pemuda Adapun model pelatihan yang diterapkan di Food Court jika di
prosentasikan adalah 50% teori dan 50% praktik. Pelaksanaan pelatihan kerja karyawan di
Food Court tidak lepas dari kegiatan kerja dan juga breefing yang menjadi kegiatan
rutinitas di lembaga tersebut.

1
3
DAFTAR PUSTAKA

http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1370225&val=989&title=PENGAR
UH%20FAKTOR%20CORPORATE%20SOCIAL%20RESPONSIBILITY%20ASPEK%20SO
SIAL%20EKONOMI%20DAN%20LINGKUNGAN%20TERHADAP%20CITRA%20PERUSA
HAAN

https://prezi.com/i-js0lgycirw/studi-kelayakan-bisnis-foodcourt/

1
4

Anda mungkin juga menyukai