Anda di halaman 1dari 7

GASTROENTERITIS AKUT

No. Dokumen : 12/SOP/UKP/11


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 1 Maret 2022
Halaman : 1/6
Puskesmas dr. Farida Sony Indarti
Kebonagung 19810616 201001 2 025

1. Definisi : Gastroenteritis adalah peradangan mukosa lambung dan


usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu buang air
besar lembek atau cair, dapat bercampur darah atau lender,
dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam, dan
disertai denga nmuntah, demam, rasa tidak enak di perut
dan menurunnya nafsu makan.
Anamnese:
 Bab lembek maupun encer dapat bercampur darah atau
lender, dengan frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24
jam disertai dengan rasa tidak nyaman di perut bisa nyeri
atau kembung,mual muntah maupun tenesmus
 Jika ada demam diduga erat dengan infeksi
 Riwayat bepergian pada daerah wabah diare,pada bayi
bisa karena intoleransi lactosa
 Kondisi imunokompromais (HIV/AIDS) dan demam
thypoid perlu diidentifikasi
Pemeriksaan fisik:
 perlu diperiksa Berat badan,Suhu tubuh,Nadi
pernafasan,dan tekanan darah
 Mencari tanda tanda utama dehidrasi,kesadaran ,rasa
haus ,turgor kulit abdomen,ubun ubun besar cekung
atau tidak,mata cekung atau tidakada dan tidaknya air
mata,mukosa mulut bibir kering atau basah.
 Nafas cepat menandakan acidosis metabolik
 Bising usus lemah atau tidak ada bila terjadi
hipokalemia
 pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan

1
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Pacitan
capillary refil dapat menentukan derajat dehidrasi yang
terjadi
 Penentuan tingkat dehidrasi dapat ditentukan dengan
cara obyektif dengan membandingkan BB sebelum
diare,Dengan cara subyektif dengan menggunakan
kriteria.Pada anak dapat menggunakan kriteria WHO
1995

2. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


penanganan pasien Gastroenteritis Akut di Puskesmas
Kebonagung.
3. Kebijakan : SK Kepala Puskesmas Kebonagung Nomor 21 / SK PKM
WR / IX / 2015 tentang Standar Pelayanan Rawat Inap
4. Referensi : KEMENKES RI NO HK.01.07/MENKES/1186/2022 Tentang
Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama.
5. Prosedur : PENATALAKSANAAN
Pada umumnya diare akut bersifat ringan dan sembuh
cepat dengan sendirinya melalui rehidrasi dan obat
antidiare, sehingga jarang diperlukan evaluasi lebih lanjut.
Sebelum memberikan terapi pasien melakukan :
1. Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah
memeriksa pasien
2. Petugas menggunakan APD sesuai kebutuhan
3. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan
anamnese pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
a. Memberikan cairan dan diet adekuat
1. Pasien tidak dipuasakan dan diberikan cairan yang
adekuat untuk rehidrasi.
2. Hindari susu sapi karena terdapat defisiensi laktase
transien.
3. Hindari juga minuman yang mengandung alkohol atau
kafein, karena dapat meningkatkan motilitas dan

2
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Pacitan
sekresi usus.
4. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya yang tidak
mengandung gas, dan mudah dicerna.
b. Pasien diare yang belum dehidrasi dapat diberikan obat
anti diare untuk mengurangi gejala dan antimikroba untuk
terapi definitif.
Pemberian terapi antimikroba empirik diindikasikan pada
pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif,
traveller’s diarrhea, dan imunosupresi. Antimikroba: pada
GE akibat infeksi diberikan antibiotik atau antiparasit,
atau anti jamur tergantung penyebabnya.
Obat antidiare, antara lain:
a. Turunan opioid: loperamide, difenoksilat atropine, tinktur
opium.
b. Obat ini sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan
disentri yang disertai demam, dan penggunaannya harus
dihentikan apabila diare semakin berat walaupun
diberikan terapi.
c. Obat yang mengeraskan tinja: atapulgit 4x2 tablet/ hari
atau smectite 3x1 sachet diberikan tiap BAB encer
sampai diare stop.
d. Obat anti sekretorik atau anti enkefalinase: Hidrasec 3x 1/
hari
Antimikroba, antara lain:
a. Golongan kuinolon yaitu ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari
selama 5-7 hari, atau
b. Trimetroprim/Sulfamethoxazole 160/800 2x 1 tablet/hari.
c. Apabila diare diduga disebabkan oleh Giardia,
metronidazole dapat digunakan dengan dosis 3x500 mg/
hari selama 7 hari.
d. Bila diketahui etiologi dari diare akut, terapi disesuaikan
dengan etiologi. Terapi probiotik dapat mempercepat
penyembuhan diare akut.
Apabila terjadi dehidrasi, setelah ditentukan derajat
dehidrasinya, pasien ditangani dengan langkah sebagai
3
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Pacitan
berikut:
a. Menentukan jenis cairan yang akan digunakan
Pada diare akut awal yang ringan, tersedia cairan oralit
yang hipotonik, Cairan lain adalah cairan ringer laktat dan
NaCl 0,9% yang diberikan secara intravena
b. Menentukan jumlah cairan yang akan diberikan
c. Menentukan jadwal pemberian cairan:
1. Dua jam pertama (tahap rehidrasi inisial): jumlah total
kebutuhan cairan diberikan langsung dalam 2 jam ini
agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin.
2. Satu jam berikutnya/ jam ke-3 (tahap ke-2) pemberian
diberikan berdasarkan kehilangan selama 2 jam
pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya. Bila
tidak ada syok dapat diganti cairan per oral.
3. Jam berikutnya pemberian cairan diberikan
berdasarkan kehilangan cairan melalui tinja dan
insensible water loss.
Kondisi yang memerlukan evaluasi lebih lanjut pada diare
akut apabila ditemukan:
a. Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari, feses
harus dianalisa lebh lanjut.
b. Pasien dengan tanda-tanda toksik (dehidrasi, disentri,
demam ≥ 38.5⁰C,
c. nyeri abdomen yang berat pada pasien usia di atas 50
tahun
d. Pasien usia lanjut
e. Muntah yang persisten
f. Perubahan status mental seperti lethargi, apatis, irritable.
g. Terjadinya outbreak pada komunitas
h. Pada pasien yang immunocompromised.
Kriteria Rujukan
a. Tanda dehidrasi berat
b. Terjadi penurunan kesadaran
c. Nyeri perut yang signifikan

4
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Pacitan
d. Pasien tidak dapat minum oralit
e. Tidak ada infus set serta cairan infus di fasilitas
pelayanan
6. Diagram Alir :
Petugas mencuci tangan sebelum dan
sesudah memeriksa pasien, menggunakan
APD sesuai kebutuhan, menegakkan diagnosa
berdasarkan anamnese pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang

Memberikan cairan dan diet adekuat

Menentukan tetesan dan jenis cairan yang akan


digunakan, pada diare akut awal yang ringan,
tersedia cairan oralit yang hipotonik, Cairan lain
adalah cairan ringer laktat dan NaCl 0,9%

Memberikan terapi seperti loperamide, difenoksilat


atropine, tinktur opium, atapulgit

Memberikan terapi Antimikroba seperti Ciprofloxacin,


Trimetroprim/Sulfamethoxazole, dan Metronidazole.

Apabila kondisi pasien menunjukan dehidrasi berat,


penurunan kesadaran, nyeri perut signifikan maka
pasien dirujuk ke Rumah Sakit.

7. Dokumen : Rekam Medis Rawat Inap


Terkait
8. Distribusi :  Rawat Jalan / Poli Umum

5
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Pacitan
 Rawat Inap
 UGD

9. Rekam Historis Perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

6
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Pacitan
GASTROENTERITIS AKUT
No. Dokumen : 12/SOP/UKP/11
DAFTAR No. Revisi : 00
TILIK Tanggal Terbit : 1 Maret 2022
Halaman : 1/1
Puskesmas dr. Farida Sony Indarti
Kebonagung 19810616 201001 2 025

No Tidak
Langkah Kegiatan Ya Tidak
Berlaku
1. Apakah Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah
memeriksa pasien ?

2. Apakah Petugas menggunakan APD sesuai kebutuhan ?

3. Apakah Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan


anamnese pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang ?

4. Apakah Petugas menentukan tetesan dan jenis cairan pada


Pasien ?
5. Apakah Petugas memberikan terapi oral ataupun injeksi
pada Pasien ?
6. Apakah Petugas merujuk Pasien apabila kondisi tidak
membaik ?
Jumlah

CR : …………………………%.

Kebonagung,……………………..

Pelaksana / Auditor

(……………………..)

7
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puskesmas Kebonagung
Kabupaten Pacitan

Anda mungkin juga menyukai