Anda di halaman 1dari 58

MODUL

GULMA

Disusun Oleh:
Mela Nurfitria, S.P

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SUBANG


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat dan
karunia sehingga diberikan kemampuan untuk menyusun modul ini. Gulma merupakan salah
satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang memerlukan perhatian khusus dalam
budidaya tanaman mengingat banyak jenisnya dan berbagai karakteristiknya. Modul ini
memaparkan gulma dan pengaruhnya terhadap tanaman budidaya, mengidentifikasi morfologi
gulma, perkembangbiakan gulma, dan pengendalian gulma. Tujuan disusunnya modul ini
adalah untuk menunjang kegiatan pembelajaran di Kompetensi Keahlian Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura (ATPH) pada materi pengendalian gulma.
Semoga modul ini dapat bermanfaat dalam kegiatan pembelajaran, saran dan kritik akan
sangat bermanfaat demi perbaikan modul ini. Terimakasih.

Subang, Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL iii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Prasyarat 1
KEGIATAN BELAJAR 1 2
Gulma dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Budidaya 2
Tujuan Kegiatan Belajar 1 2
Uraian Materi 1 2
Rangkuman 1 5
Tugas 1 6
Tes Formatif 1 6
KEGIATAN BELAJAR 2 7
Mengidentifikasi Morfologi Gulma 7
Tujuan Kegiatan Belajar 2 7
Uraian Materi 2 7
Rangkuman 2 21
Tugas 2 21
Tes Formatif 2 22
KEGIATAN BELAJAR 3 23
Perkembangbiakan Gulma 23
KEGIATAN BELAJAR 3 23
Perkembangbiakan Gulma 23

ii
Tujuan Kegiatan Belajar 3 23
Uraian Materi 3 23
Rangkuman 3 26
Tugas 3 27
Tes Formatif 3 27
KEGIATAN BELAJAR 4 28
Pengendalian Gulma 28
Tujuan Kegiatan Belajar 4 28
Uraian Materi 4 28
Rangkuman 4 33
Tugas 3 34
Tes Formatif 3 34
KEGIATAN BELAJAR 4 35
Pengendalian Gulma 35
Tujuan Kegiatan Belajar 4 35
Uraian Materi 4 35
Rangkuman 4 40
Tugas 4 41
Tes Formatif 4 41
EVALUASI 41
Tes formatif 2 43
Tes formatif 3 44
Tes formatif 4 45
EVALUASI 47
DAFTAR PUSTAKA 50

ii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. Langkah Belajar yang harus ditempuh

● Bacalah modul ini secara berurutan, pahami dengan benar isi dari setiap babnya.

● Melaksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar kompetensi Anda

berkembang sesuai standar.

● Setiap mempelajari satu Kegiatan Belajar, Anda harus mulai dari menguasai uraian

materi, melaksanakan Tugas, dan Tes formatif.

● Laksanakan Tugas untuk pembentukan psikomotorik skills sampai Anda benar-benar

terampil sesuai standar.

● Apabila Anda mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas ini, konsultasikan

dengan guru Anda.

● Kerjakan Tes Formatif sesuai yang ada dalam modul ini tanpa melihat lembar jawaban

B. Perlengkapan yang harus dipersiapkan

● Sewaktu Anda mempelajari uraian materi Anda sebaiknya juga mempelajari literatur

lain yang terkait dengan materi yang sedang dibahas. Selain itu Anda harus dapat
menyiapkan peralatan tulis yang diperlukan.

● Dalam melaksanakan Tugas, Anda harus menyiapkan peralatan dan bahan praktik serta

peralatan keselamatan kerja yang diperlukan sebaik mungkin. Konsultasikan pada guru
pembimbing apabila terdapat ketidaksesuaian antara standar fasilitas yang disediakan
dengan tuntutan standar fasilitas dalam lembar kerja.
C. Hasil Pembelajaran

v
Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan mampu melaksanakan kegiatan
penyiapan lahan produksi tanaman buah sesuai kriteria, bila disediakan peralatan dan bahan
yang diperlukan sesuai dengan standar

v
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman budidaya memerlukan pemeliharaan yang optimal agar diperoleh hasil yang
optimal pula. Salah satu pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman budi daya adalah
pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yaitu: hama, penyakit, dan tumbuhan
pengganggu atau gulma.
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada suatu tempat pada waktu yang tidak
dikehendaki yang menyebabkan kerugian bagi tanaman pokok secara ekonomis dan harus
dikeluarkan dari tempat tersebut. Respon gulma terhadap tersediannya air, hara, cahaya dan
ruang tumbuh sangat baik. Apabila pertumbuhan gulma tidak dikendalikan, maka faktor-faktor
pendukung pertumbuhan tersebut tidak dapat dimanfaatkan tanaman secara optimal, akibatnya
tanaman tidak mampu memberikan hasil sesuai potensinya.

Tujuan
Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu mengenal gulma dan
pengaruhnya terhadap tanaman budidaya, mengidentifikasi morfologi gulma, mengidentifikasi
perkembangbiakan gulma, dan mengendalikan gulma berdasar karakteristik gulma secara
terpadu

Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini, peserta didik harus sudah menguasai mata pelajaran
Dasar-dasar Budidaya Tanaman

1
KEGIATAN BELAJAR 1
Gulma dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Budidaya

Tujuan Kegiatan Belajar 1


Mengenal gulma serta pengaruh yang merugikan dan menguntungkan terhadap tanaman
budidaya

Uraian Materi 1
Pada dasarnya gulma merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat
yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin unsur hara sampai tempat yang kaya unsur
hara. Sifat inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan. Banyak
batasan pengertian tentang gulma, tetapi secara umum gulma dapat didefinisikan sebagai
kelompok jenis tumbuhan yang hidupnya atau tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia
karena dianggap mengganggu dan bisa merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan.
Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma tersebut dapat bersifat kuantitatif (kerugian dalam
bentuk jumlah atau dapat diwujudkan dengan angka) dan bersifat kualitatif (kerugian dalam
bentuk kualitas hasil pertanian yang tidak dapat diwujudkan dengan angka).
Beberapa mekanisme gulma dalam menurunkan hasil tanaman ialah : 1). Bersaing
dalam mendapatkan air, hara, ruang tumbuh, CO2 dan cahaya; 2). Mengeluarkan racun
(alelopati) yang menghambat pertumbuhan tanaman; 3). Sebagai inang hama dan penyakit
pengganggu tanaman; 4). Pengendalian gulma dapat merusak tanaman sehingga menurunkan
hasil; 5). Mengganggu aktifitas panen, menambah biaya dan merugikan hasil; 6). Menurunkan
kualitas hasil karena hasil panen tercampur gulma; 7). Beberapa gulma bersifat parasit, contoh
striga yang merugikan sorgum; 8). Mengurangi efisiensi penggunaan lahan, pupuk dan air
irigasi
Pengaruh yang merugikan dengan adanya gulma pada lahan pertanian ada beberapa hal,
antara lain :

2
● Mempunyai pengaruh persaingan/kompetisi yang tinggi dengan tanaman budidaya,

adanya gulma di lahan pertanian mempunyai pengaruh persaingan/ kompetisi yang


tinggi sehingga dapat menurunkan hasil panen. Persaingan/ kompetisi ini dapat berupa
kompetisi akan ruang, air, unsur hara maupun sinar matahari.

● Sebagai rumah inang sementara dari hama dan patogen penyebab penyakit tanaman

budidaya, banyak hama dan patogen penyebab penyakit pada tanaman budidaya yang
tidak hanya hidup pada tanaman yang dibudidayakan tetapi juga pada gulma khususnya
yang secara taksonomi erat kaitannya dengan tanaman tersebut.

● Mengurangi mutu hasil panen tanaman budidaya, beberapa bagian dari gulma yang ikut

terpanen akan memberikan pengaruh negatif terhadap hasil panenan. Misalnya dapat
meracuni, mengotori, menurunkan kemurnian, ataupun memberikan rasa dan bau yang
tidak asli.

● Menghambat kelancaran aktivitas pertanian, adanya gulma dalam jumlah populasi yang

tinggi akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan kegiatan pertanian misalnya


pemupukan, pemanenan dengan alat-alat mekanis, pengairan, dan lain-lain.
Selain pengaruh yang merugikan, gulma juga mempunyai pengaruh yang
menguntungkan pada lahan pertanian, yaitu :

● Pengaruh yang menguntungkan terhadap tanah, adanya gulma juga mempunyai peranan

penting dalam menyeimbangkan perbandingan unsur hara yang ada di dalam tanah.
Jenis gulma yang mempunyai perakaran yang dalam mampu memompa unsur hara dari
lapisan tanah yang dalam ke permukaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman
budidaya yang umumnya mempunyai perakaran dangkal. Adanya gulma juga dapat
menciptakan lingkungan mikro yang menguntungkan bagi jasad renik tanah. Pengaruh
yang paling menguntungkan secara nyata dari gulma khususnya di daerah dengan curah

3
hujan yang tinggi adalah perlindungan terhadap tanah dari bahaya erosi terutama di
daerah-daerah dengan kemiringan lereng yang tinggi.

● Pengaruhnya terhadap populasi jasad pengganggu tanaman budidaya, beberapa jenis

hama dan patogen penyebab penyakit pada tanaman budidaya lebih menyukai hidup
pada gulma dan akan menyerang tanaman budidaya jika gulmanya tidak ada. Gulma
juga memberikan habitat yang menguntungkan bagi musuh alami hama tanaman
budidaya sehingga pengendalian gulma secara total tidaklah dianjurkan.

● Pengaruh yang menguntungkan bagi ekosistem pertanian, pada ekosistem pertanian

semua organisme yang ada termasuk petani dan hewan peliharaannya serta bahan-bahan
anorganik berada dalam keadaan saling berinteraksi terus-menerus. Pengaruh gangguan
yang cukup serius terhadap ekosistem ini, misalnya dengan mengendalikan seluruh
gulma yang ada dan penggunaan herbisida yang berlebihan akan menyebabkan
keseimbangan alami ekosistem tersebut terganggu.

● Pengaruh yang menguntungkan bagi pertanian secara umum, komunitas gulma yang

terjadi akibat penggunaan herbisida yang ekstensif selama bertahun-tahun adalah


miskin akan jumlah jenis tetapi kaya dalam jumlah individu dari setiap jenisnya.
Dengan semakin meningkatnya daya toleransi dari jenis ini terhadap suatu herbisida dan
banyaknya individu per m2, maka tingkat kompetisi yang sangat tinggi akan terjadi lagi
pada tanaman budidayanya.
Persaingan atau kompetisi antara gulma dengan tanaman budidaya merupakan suatu
proses perebutan/ persaingan sumber daya lingkungan yang terdapat dalam keadaan terbatas/
kurang yang disebabkan oleh kebutuhan serentak dari individu-individu tanaman yang dapat
mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan dan kapasitas reproduksi tanaman budidaya.
Ada beberapa bentuk persaingan yang terjadi antara gulma dengan tanaman budidaya seperti
persaingan sinar matahari, unsur hara, dan air.
a) Persaingan sinar matahari

4
Sinar matahari merupakan unsur penting yang menunjang terjadinya proses fotosintesis
pada tanaman. Adanya gulma pada lahan pertanian akan menimbulkan persaingan untuk
mendapatkan sinar matahari terutama dari pengaruh kanopi/tajuk tanaman atau gulma yang
saling menaungi. Akibatnya tanaman budidaya tidak dapat memperoleh intensitas sinar
matahari yang optimal untuk mendukung proses fotosintesisnya sehingga laju
fotosintesisnya akan kurang optimal pula. Kurang optimalnya fotosintesis tanaman
budidaya tersebut tentunya akan berpengaruh pula pada laju pertumbuhan tanamannya.
b) Persaingan unsur hara
Unsur hara yang tersedia dalam jumlah cukup pada tanah sangat diperlukan untuk
menunjang pertumbuhan tanaman budidaya terutama unsur hara makro seperti unsur
Nitrogen, Phospor, dan Kalium. Adanya gulma pada lahan pertanian apalagi pada lahan
yang miskin unsur hara akan menimbulkan persaingan unsur hara dengan tanaman
budidaya. Akibatnya pertumbuhan tanaman dapat terganggu karena ketersediaan unsur hara
kurang/terbatas untuk mendukung pertumbuhan tanaman nya.
c) Persaingan air
Air juga merupakan salah satu unsur penting untuk mendukung proses fotosintesis
tanaman. Selain itu air juga diperlukan tanaman untuk pelarut dalam sel tanaman dan
sebagai media pengangkutan unsur hara dari dalam tanah ke tanaman. Persaingan air antara
gulma dengan tanaman budidaya yang mengakibatkan defisiensi/kekurangan air yang terus-
menerus menyebabkan terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan tanaman budidaya serta
menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman yang tidak dapat balik (irreversible).
Rangkuman 1

● Gulma dapat didefinisikan sebagai kelompok jenis tumbuhan yang hidupnya atau

tumbuhnya tidak dikehendaki oleh manusia karena dianggap mengganggu dan bisa
merugikan hasil tanaman yang dibudidayakan

● Beberapa mekanisme gulma dalam menurunkan hasil tanaman ialah: 1). Bersaing dalam

mendapatkan air, hara, ruang tumbuh, CO2 dan cahaya; 2). Mengeluarkan racun (alelopati)

5
yang menghambat pertumbuhan tanaman; 3). Sebagai inang hama dan penyakit
pengganggu tanaman; 4). Pengendalian gulma dapat merusak tanaman sehingga
menurunkan hasil; 5). Mengganggu aktifitas panen, menambah biaya dan merugikan hasil;
6). Menurunkan kualitas hasil karena hasil panen tercampur gulma; 7). Beberapa gulma
bersifat parasit, contoh striga yang merugikan sorgum; 8). Mengurangi efisiensi
penggunaan lahan, pupuk dan air irigasi

● Gulma berpengaruh menguntungkan pada lahan pertanian, yaitu pengaruh yang

menguntungkan terhadap tanah, terhadap populasi jasad pengganggu tanaman budidaya,


pengaruh yang menguntungkan bagi ekosistem pertanian, dan pengaruh yang
menguntungkan bagi pertanian secara umum.

Tugas 1
1). Lakukan pengamatan mengenai pengaruh gulma terhadap tanaman budidaya di lahan
sekolah dengan cara:
a. Tentukan lahan yang akan diamati
b. Identifikasi jumlah jenis gulma yang tumbuh
c. Amati kondisi tanaman budidaya
d. Identifikasi kerugian yang ditimbulkan
3). Catat hasil observasi tersebut, buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman dan
lakukan studi literatur pada modul maupun sumber lain yang relevan
4). Presentasikan hasil pengamatan.
Tes Formatif 1
1. Apa yang dimaksud dengan gulma?
2. Apa yang dimaksud dengan kerugian kuantitatif dan kualitatif akibat gulma?
3. Jelaskan pengaruh merugikan gulma di lahan produksi!
4. Jelaskan pengaruh menguntungkan gulma terhadap kondisi tanah!
5. Bagaimana pengaruh persaingan sinar matahari terhadap tanaman budidaya?

6
Tuliskan jawaban anda disini.
1.
2.
3.
dst
Kembali ke daftar isi

KEGIATAN BELAJAR 2
Mengidentifikasi Morfologi Gulma

Tujuan Kegiatan Belajar 2


Mengidentifikasi kelompok gulma berdasarkan morfologi gulma

Uraian Materi 2
Gulma dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa hal antara lain siklus hidupnya,
habitatnya (tempat di mana gulma tumbuh), dan morfologinya. Pengelompokkan gulma yang
dominan terdapat di lahan pertanian secara umum dilihat dari morfologinya dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok/golongan, yaitu :
a) Gulma golongan rumput (Grasses)
Kelompok ini umumnya termasuk famili Graminae. Umumnya berdaun sempit,
mempunyai akar rimpang (Rhizoma) yang membentuk jaringan rumit di dalam tanah dan
sulit diatasi secara mekanik. Contoh : Alang-alang (Imperata cylindrica). Gulma golongan
ini mempunyai batang bulat atau tegak pipih dan berongga. Daun soliter pada buku - buku,
tersusun dalam dua deretan, berbentuk pita, tepi daun rata, dan terdiri dari dua bagian yaitu
helai daun dan pelepah daun dengan lidah daun di antara dua bagian tersebut. Karangan
bunganya dalam bentuk anak bulir, dapat bertangkai atau tidak dengan tiap anak bulir
terdiri atas satu atau lebih bunga kecil. Setiap bunga kecil tersebut biasanya dikelilingi oleh
sepasang daun pelindung yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang
kecil disebut palea.

7
Buahnya disebut buah kariopsis dengan bentuk memanjang seperti perahu, bulat telur atau
datar ramping.
b) Gulma golongan teki (Sedges)
Kelompok ini umumnya termasuk famili Cyperaceae, mempunyai daya tahan luar biasa
terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang (Stolon) di dalam tanah yang
mampu bertahan hidup di bawah cekaman lingkungan yang berat. Selain itu gulma ini
menjalankan jalur fotosintesis C4 yang sangat efisien dalam menguasai areal pertanian
secara cepat. Contoh : teki ladang (Cyperus rotundus)
Gulma golongan ini batangnya berbentuk segitiga, kadang-kadang bulat dan tidak
berongga. Daunnya tersusun dalam tiga deretan tanpa lidah daun pada pertemuan pelepah
dan helai daun. Bunganya sering dalam bentuk bulir atau anak bulir yang dilindungi oleh
satu daun pelindung dengan buah pipih atau berbentuk segitiga.
c) Gulma golongan berdaun lebar (Broad leaves)
Berbagai macam gulma ordo Dicotyledoneae termasuk dalam kelompok ini. Gulma ini
biasanya tumbuh dengan habitus yang besar, sehingga kompetisi yang terjadi dengan
tanaman terutama ialah dalam hal mendapatkan cahaya. Gulma dari golongan ini pada
umumnya tergolong tumbuhan dengan biji berkeping dua (Dicotyledoneae) atau paku-
pakuan (Pteridophyta). Gulma golongan ini secara umum mempunyai daun lebar dengan
tulang daun berbentuk jaringan, menyirip atau menjari. Gulma ini biasanya berbatang basah
(herbaceous) seperti bayam duri (Amaranthus viridis) dan krokot (Portulaca oleracea) atau
berbatang kayu (lignosus), seperti pada Lantana camara. Batangnya berbeda dengan gulma
golongan rumput dan teki, gulma golongan ini batangnya bercabang dengan bunganya
dapat berupa bunga tunggal atau bunga majemuk yang biasanya termasuk bunga sempurna.
Akar gulma golongan ini termasuk dalam sistem akar tunggang yang berupa akar yang
berkayu ataupun tidak.
Di antara gulma-gulma yang tumbuh, terdapat spesies yang dianggap penting karena
mempunyai daya saing tinggi, sukar dikendalikan dan mudah menyebar. Ciri-ciri gulma
penting: 1). Pertumbuhan vegetatif cepat; 2). Daya adaptasi tinggi meskipun lingkungannya

8
kurang mendukung; 3). Perbanyakan vegetatif cepat dan produksi biji melimpah; 4). Biji, umbi
dan rimpang mempunyai masa dormansi panjang dan sulit dikendalikan; 5). Memiliki daya
saing tinggi meskipun populasinya rendah: 6). Kanopi mempunyai kelindungan yang luas.
Contoh morfologi gulma golongan rumput
1) Morfologi gulma Cynodon dactylon L.
Nama umum : suket grinting, jukut kawatan (bahasa daerah),
bermuda grass (bahasa Inggris) Gulma tanaman Padi Akar berupa akar
serabut yang tumbuh menjalar dengan Rimpang Batang berupa batang
buluh samping, panjang, yang tua berongga, ruas buluh berseling antara
yang panjang dan pendek Daun daun seperti garis, berlilin, tepinya kasar,
dan ujungnya runcing
Bunga : bunga bulir ganda terdiri dari dua sampai beberapa
cabang dengan anak bulir berwarna putih lembayung
Tinggi : dapat mencapai 40 cm
Habitat : lahan pertanian, tepi jalan, pinggiran hutan,
saluran irigasi, dan parit
Siklus hidup : tumbuhan tahunan
Perkembangbiakan : melalui biji, stolon, dan rhizoma
Kerugian yang ditimbulkan : dapat menjadi inang virus tungro pada
tanaman padi

9
https://www.wikiwand.com/ast/Cynodon_dactylon

2) Morfologi gulma Echinochloa crusgalli L.


Nama umum : jawan, kejawan, jawan pari, ramon jawan, suket
ngawan, dipadiyan, jembawan, rumput payung, pale-pale (bahasa daerah),
barnyard grass (bahasa Inggris)
Gulma : tanaman Padi
Akar : berupa akar serabut yang dangkal dan tumbuh pada
pangkal batang
Batang : berbatang kokoh, kuat dan tumbuh tegak
Daun : daun rata/datar, panjang 10-20 cm, lebar 0,5-1,0 cm,
berbentuk garis meruncing ke arah ujung, dan berwarna hijau muda
Bunga : karangan bunga terdapat diujung, mula-mula tumbuh
tegak kemudian merunduk, panjang 5-21 cm, terdiri dari 5-40 tandan,

10
berbentuk piramida sempit, warna hijau sampai ungu tua, bulir banyak, tegak
menyebar, panjang 2,5-8 cm, anak bulir panjang 2-3,5 cm, berambut, kepala
sari mempunyai diameter 0,6-0,85 cm
Buah : termasuk buah kariopsis, bentuk lonjong, tebal, panjang
2-3,5 mm, biji tua berwarna coklat/kehitaman dengan bagian bawah tumpul
Tinggi : dapat mencapai 50-150 cm
Habitat : di sawah tumbuh bersama tanaman padi, suka pada tanah
basah dan akan tumbuh baik bila sebagian batangnya terendam air
Siklus hidup : tumbuhan setahun Perkembangbiakan melalui biji
Kerugian yang ditimbulkan : dapat menjadi inang virus tungro pada
tanaman padi, inang hama Leptocorisa oratorius, Acrocylindrium oryzae,
dan Corticium sasaki

11
https://www.pinterest.com/pin/551550285598081458/
https://keyserver.lucidcentral.org/weeds/data/media/Html/echinochloa_crusgalli.htm
https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/echinochloa-crus-galli-loose-panic-grass-news-photo/464787221

1) Morfologi gulma Eleusine indica L.


Nama umum : rumput belulang, suket lulangan, jukut jampang
(bahasa daerah), goose grass (bahasa Inggris)
Gulma : tanaman kacang-kacangan, padi, dan ubi kayu
Akar : berupa akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping
Batang : batang sering tumbuh tegak, bercabang, mudah
rebah, dapat berbentuk cekungan, dan menempel pipih
Daun : daun seperti garis, lidah daun berbulu halus, meruncing
ke ujung, lembut, panjang 10-20 cm, pelepah daun kuat, daun terdiri dari
2 baris tetapi kasar pada tiap ujung, dengan pangkal helai daunnya
berambut
Bunga : bulir bunga terdiri dari 2-12 cabang tersusun secara
menjari, dihasilkan dari ujung batang, berkumpul pada sisi poros yang
bersayap dan bertunas, anak bulir berselang-seling tersusun seperti
genting
Tinggi : dapat mencapai 50-80 cm

12
Habitat : dapat tumbuh di mana-mana terutama pada tanah
yang berkadar air rendah sampai ketinggian 2000 m dpl
Siklus hidup : tumbuhan semusim yang memerlukan waktu 5
minggu untuk menjalani siklus hidup yang sempurna
Perkembangbiakan : melalui biji
Kerugian yang ditimbulkan dapat menjadi inang virus tungro pada
tanaman padi

13
2) Morfologi gulma Cyperus rotundus L.
Nama umum : suket teki, mota (bahasa daerah), purple nutsedge
(bahasa Inggris)
Gulma : tanaman hampir selalu ada di sekitar tanaman budidaya
Akar : berakar serabut yang tumbuh menyamping dengan
membentuk umbi yang banyak, tiap umbi mempunyai mata tunas, umbi
tidak tahan kering selama 14 hari di bawah sinar matahari daya
tumbuhnya akan hilang Batang batang tumbuh tegak, berbentuk tumpul
atau segitiga
Daun : berbentuk garis, mengelompok dekat pangkal batang,
terdiri dari 4-10 helai, pelepah daun tertutup tanah, helai daun berwarna
hijau mengkilat

14
http://alienplantsbelgium.be/content/cyperus-rotundus
https://www.indiamart.com/proddetail/cyperus-rotundus-5670955533.html

Bunga : bunga bulir tunggal atau majemuk, mengelompok atau


membuka, berwarna coklat, mempunyai benang sari tiga helai, kepala
sari kuning cerah, tangkai putik bercabang tiga
Tinggi : dapat mencapai 50 cm
Habitat : tumbuh di tempat terbuka atau terlindung seperti
di lahan pertanian, tepi jalan, tebing saluran irigasi, pinggiran hutan dan
parit sampai ketinggian 1000 m dpl
Siklus hidup : tumbuhan tahunan

15
Perkembangbiakan : melalui biji, umbi akar dan rhizoma yang sangat
sulit untuk dikendalikan secara mekanis
Kerugian yang ditimbulkan : dalam persaingan dengan tanaman
budidaya menghasilkan zat allelopati yang dapat meracuni atau menekan
pertumbuhan tanaman budidaya

1) Morfologi gulma Cyperus difformis L.


Nama umum : jukut, papayungan, sunduk welut (bahasa daerah),
umbrella plant, smaller flower umbrella plant (bahasa Inggris)
Gulma : tanaman padi
Akar : berupa akar serabut yang panjang dan tumbuh
menyamping
Batang : berbentuk segitiga, agak lunak dan permukaannya
licin, berwarna hijau kekuning-kuningan
Daun : daun terdapat pada pangkal batang, umumnya lebih
pendek daripada batang, lebar 2-8 mm, dan berbentuk garis
Bunga : bunga berwarna kekuning-kuningan amat banyak,
berkumpul dalam karangan bunga berbentuk bulat telur, terletak pada
ujung batang, anak bulir berukuran panjang 4-8 mm dan lebar 1 mm,
karangan bunga dilindungi oleh 2-3 daun pelindung (daun pembalut)
Buah : buah berbentuk jorong atau elips, berwarna coklat dengan
jumlah biji mencapai 50.000 biji/tanaman
Tinggi : dapat mencapai 10-70 cm
Habitat : di tempat-tempat basah dan berlumpur terutama
rawa-rawa yang berumput, sawah, sepanjang sungai atau saluran irigasi,
dan daerah terbuka yang basah
Siklus hidup : tumbuhan setahun
Perkembangbiakan : melalui biji

16
Kerugian yang ditimbulkan: merupakan pesaing tanaman padi
dalammemperoleh unsur hara dan air

https://dissolve.com/stock-photo/Agriculture-Weeds-Smallflower-Umbrella-Sedge-Cyperus-
difformis-royalty-free-image/101-D869-15-387

1) Morfologi gulma Cyperus iria L.


Nama umum : jekeng, linggih alit (bahasa daerah),
umbrella sedge (bahasa Inggris)
Gulma : tanaman Padi
Akar : berupa akar serabut yang tumbuh menyamping
berwarna merah kecoklatan
Batang : batang tumbuh tegak persegi, agak lunak,
berwarna hijau sampai kekuning-kuningan
Daun : daun licin, berbulu pada bagian ujung di bagian
pangkal batang dengan lebar 2-5 cm

17
Bunga : bunga terdapat di ujung berwarna kekuning-
kuningan, berbentuk payung, anak bulir berbentuk garis atau lanset,
tertekan dan meruncing, panjang 5-10 mm, lebar 0,8-1,0 mm, daun
pembalut 2-3, sering lebih panjang dari cabang karangan bunganya
Buah : buah dapat menghasilkan biji mencapai 5000
biji/tanaman
Tinggi : dapat mencapai 50 cm
Habitat : di tempat-tempat yang basah dan berlumpur
terutama di sawah-sawah
Siklus hidup : tumbuhan tahunan
Perkembangbiakan : melalui biji
Kerugian yang ditimbulkan : merupakan pesaing tanaman padi
dalam memperoleh unsur hara dan air

Contoh morfologi gulma golongan berdaun lebar


https://id.wikipedia.org/wiki/
Teki_ladang
1) Morfologi gulma Ageratum conyzoides L.
Nama umum : babadotan, wedusan, bandotan (bahasa
daerah), chickweed (bahasa Inggris)

18
Gulma : tanaman kacang-kacangan, tebu, teh, karet, ubi
kayu, kopi, kakao, jagung dan lain-lain
Akar : berupa akar tunggang dan berkayu
Batang : batang bulat, tegak berbulu, bercabang, dan
berongga
Daun : daun berhadapan, bulat telur, segitiga hampir bulat
telur, ujungnya lancip, tepinya bergerigi dan berbulu, bertangkai cukup
panjang
Bunga : bunga tidak menonjol keluar dengan selaput
pelindung gundul atau berbulu sedikit, bunga mengelompok berbentuk
bongkol/cawan, setiap bulir terdiri dari 60-75 bunga, berwarna biru
muda, putih atau violet, mahkota bunga dengan tabung sempit,
berbentuk lonceng lima (1-15 mm)
Buah : buah berwarna putih (2-3,5 mm), keras bersegi 5,
runcing, rambut sisik ada 5
Tinggi : dapat mencapai 90 cm
Habitat : dapat tumbuh di sembarang tempat terutama di
tempat terbuka atau agak terlindung dan tidak tergenang air
Siklus hidup : tumbuhan setahun
Perkembangbiakan : melalui biji
Kerugian yang ditimbulkan : dapat mengeluarkan zat allelopati
untuk meracuni dan menekan pertumbuhan tanaman
pesaing/kompetitor dan menjadi inang penyakit virus pada tanaman
kedelai

19
2) Morfologi gulma Amaranthus viridis L.

Nama umum : bayam duri (Indonesia), amaranth (bahasa


Inggris)
Gulma : tanaman padi gogo, kacang-kacangan, tebu,
jagung, ubi kayuAkar : berupa akar tunggang, tidak
berkayu (herbaceous) dan berwarna putih kekuning-kuningan
Batang : berbatang bulat, tegak, berwarna hijau sampai
ungu, berduri pada tiap ruasnya, termasuk berbatang basah
Daun : daun berselang-seling, bulat/oval, menyempit ke
bagian ujungnya, panjang tangkai daun 2-8 cm, berujung runcing,
tulang daun menyirip, tepi daun rata

20
Bunga : di bagian ketiak atau di ujung atas batang, padat,
berwarna hijau
Buah : buah mengandung biji berukuran sangat kecil,
berbentuk bulat dan berwarna hitam mengkilat
Tinggi : dapat mencapai 50-100 cm
Habitat : lebih menyukai lahan yang kering, seperti lahan
padi gogo atau tumbuh bersama tanaman lain di lahan kering
Siklus hidup : tumbuhan setahun
Perkembangbiakan : melalui biji
Kerugian yang ditimbulkan : pesaing tanaman budidaya dalam
mendapatkan air dan unsur hara

1) Morfologi gulma Portulaca oleracea L.


Nama umum : krokot, krokot (bahasa daerah)

21
Gulma : tanaman hampir pada semua tanaman seperti tanaman
kacang-kacangan, tebu, terong, cabai, jagung, teh, kopi, dan lain-lain
Akar : berupa akar tunggang, tidak berkayu (herbaceous) dan
berwarna kuning kecoklatan
Batang : berupa batang penuh, berdaging lunak, tumbuh
tegak atau merata tergantung cahaya, berwarna kemerahan, bentuk bulat,
panjang sekitar 10-50 cm, ruas tua tidak berambut
Daun : daun ujungnya bulat melebar atau tumpul, sebagian
tersebar, berhadapan, bertangkai pendek, ujung daun melekuk ke dalam
(0,2-4 cm), tepi rata, mempunyai lapisan lilin, tebal dan mengandung air,
berwarna hijau kemerahan
Bunga : berbunga sepanjang musim menghasilkan buah dengan
biji yang banyak, termasuk bunga tunggal yang berkelamin sempurna
Buah : buah berbentuk kotak, berbiji banyak (4-8 mm), ukuran
biji 0,5 mm, berbentuk oval berwarna hitam mengkilat permukaannya
tertutup kulit yang agak berkerut
Tinggi : dapat mencapai 50 cm
Habitat : dapat tumbuh di lahan pertanian terutama pada
tanah garapan, tebing atau daerah terbuka dan lembab
Siklus hidup : tumbuhan semusim dengan daur hidupnya 3-5
bulan
Perkembangbiakan : melalui biji dan stek batang
Kerugian yang ditimbulkan : menjadi pesaing tanaman budidaya dalam
mendapatkan air dan unsur hara

22
Rangkuman 2

● Pengelompokkan gulma yang dominan terdapat di lahan pertanian secara umum dilihat dari

morfologinya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok/golongan, yaitu: Gulma golongan


rumput (Grasses), Gulma golongan teki (Sedges), Gulma golongan berdaun lebar (Broad
leaves).

● Ciri-ciri gulma penting: 1). Pertumbuhan vegetatif cepat; 2). Daya adaptasi tinggi meskipun

lingkungannya kurang mendukung; 3). Perbanyakan vegetatif cepat dan produksi biji
melimpah; 4). Biji, umbi dan rimpang mempunyai masa dormansi panjang dan sulit
dikendalikan; 5). Memiliki daya saing tinggi meskipun populasinya rendah: 6). Kanopi
mempunyai kelindungan yang luas.

● Contoh morfologi gulma golongan rumput: Cynodon dactylon L., Echinocloa crusgalli L.,

Eleusine indica L.

● Contoh morfologi gulma golongan teki: Cyperus rotundus L., Cyperus difformis L.,

Cyperus iria L.,

● Contoh morfologi gulma golongan berdaun lebar: Ageratum conyzoides L., Amaranthus

viridis L., Portulaca oleracea L.

Tugas 2
1). Lakukan pengamatan mengenai jenis-jenis gulma berdasarkan morfologinya. Amati 3
jenis gulma yang berbeda, tentukan jenis gulma tersebut serta kelompoknya. Identifikasi
morfologi daun, akar, dan bunga, lalu gambarkan gulma yang sedang diamati

23
3). Catat hasil observasi tersebut, buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman dan
lakukan studi literature pada modul maupun sumber lain yang relevan
4). Presentasikan hasil pengamatan.

Tes Formatif 2
1. Sebutkan 3 golongan gulma berdasarkan morfologinya!
2. Bagaimana ciri morfologi gulma dari golongan rumput?
3. Bagaimana ciri gulma yang dianggap penting karena mempunyai daya saing tinggi, sukar
dikendalikan dan mudah menyebar?
4. Sebutkan 3 contoh gulma golongan gulma berdaun lebar! (nama umum dan latinnya)
5. Bagaimana ciri morfologi bunga Cyperus rotundus L.?

Tuliskan jawaban anda di sini.

24
Kembali ke daftar isi

KEGIATAN BELAJAR 3
Perkembangbiakan Gulma

Tujuan Kegiatan Belajar 3


Mengidentifikasi perkembangbiakan gulma secara vegetatif dan generatif

Uraian Materi 3
Gulma seperti tanaman budidaya mempunyai kemampuan untuk berkembangbiak baik
secara generatif dengan menghasilkan biji misalnya bayam duri (Amaranthus viridis L.)
maupun secara vegetatif dengan membentuk organ perkembangbiakan vegetatif seperti pada
alang-alang (Imperata cylindrical L.)
a). Perkembangbiakan Gulma Secara Generatif
Perkembangbiakan gulma secara generatif dengan menghasilkan biji mempunyai
peranan penting dalam siklus hidup gulma yaitu sebagai alat pemencaran dan sebagai alat
perlindungan pada keadaan yang tidak menguntungkan untuk berkecambah. Selain itu biji pada
gulma berperan sebagai sumber makanan sementara bagi lembaga dan sebagai sumber untuk
menurunkan sifat-sifat kepada generasi berikutnya.
Biji gulma mempunyai kemampuan untuk mudah terbawa oleh angin, air, hewan
maupun manusia. Hal ini akan memudahkan gulma menyebar pada lahan-lahan pertanian di
tempat lain dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu melalui perkembangbiakan secara
generatif ini gulma dapat menghasilkan biji dalam waktu yang relatif singkat terutama pada
gulma semusim. Misalnya wedusan (Ageratum conyzoides) yang mampu menghasilkan biji

25
setelah 6-8 minggu setelah perkecambahan. Perkembangbiakan secara generatif yang cepat
pada gulma semusim tersebut akan meningkatkan populasi gulma di lahan pertanian dengan
cepat dan dalam jumlah yang banyak. Sedangkan kemampuan berkecambah biji gulma dengan
semakin masaknya biji akan semakin besar. Tetapi ada beberapa jenis gulma yang bijinya
mampu untuk berkecambah meskipun bijinya belum masak atau gulmanya mati sebelum
bijinya mencapai tingkat kemasakannya. Selain itu biji-biji gulma juga mempunyai umur dan
masa dormansi yang relatif lama sehingga tanah secara umum dapat mengandung biji gulma
yang setiap saat dapat berkecambah hasil dari biji gulma tahun tahun sebelumnya. Apabila biji
gulma tersebut berkecambah dan tumbuh di lahan pertanian tentunya akan menimbulkan
gangguan serta persaingan dengan tanaman budidaya di lahan tersebut.

b). Perkembangbiakan Gulma Secara Vegetatif


Kemampuan yang dimiliki oleh jenis-jenis gulma menahun untuk memperbanyak diri
dari organ bagian vegetatif menyebabkan gulma jenis ini menjadi sangat kompetitif dan sukar
untuk dikendalikan. Perkembangbiakan gulma secara vegetatif dari jenis-jenis gulma menahun
dapat dilakukan dengan cara menghasilkan beberapa tipe dan bentuk organ perbanyakan selain
biji antara lain :

● Umbi daun merupakan tunas yang berada di bawah tanah, terdiri dari batang yang

sangat pendek yang diselaputi oleh daun, misalnya pada bawang-bawangan (Allium
spp.)

● Umbi batang merupakan pangkal batang yang membengkak dan terletak di dalam

tanah. Perbedaannya dengan umbi daun yaitu adanya beberapa mata tunas yang nyata
terlihat dan bagian yang bengkak sangat padat, misalnya pada Gladiolus sp. dan
Amorphophalus sp.

● Rhizoma merupakan batang yang menjalar di dalam tanah, dapat membentuk akar dan

tunas daun, misalnya pada alang-alang (Imperata cylindrical)

26
● Stolon merupakan batang yang silindris dan menjalar di permukaan tanah yang dapat

membentuk akar dan tunas daun serta pada beberapa jenis menjalar di permukaan air,
misalnya pada Cynodon dactylon dan Axonopus compressus

● Umbi akar merupakan bagian terminal dari rhizoma yang membengkak dan sebagai

organ penyimpan cadangan makanan serta mepunyai tunas ujung, misalnya pada teki
(Cyperus rotundus dan Cyperus esculentus)

● Organ perbanyakan vegetatif yang berasal dari akar dapat berupa rootstock yang akan

berfungsi bila mengalami gangguan seperti pada Taraxacum officinale, Cirsium


arvense, dan Ranunculus bulbosus. Selain itu ada beberapa jenis gulma menahun yang
mempunyai lebih dari satu organ perbanyakan vegetatif seperti pada Cynodon dactylon
(stolon dan rhizoma) dan Cyperus rotundus (rhizoma dan umbi akar).
Setiap individu gulma menahun dapat menghasilkan organ perbanyakan vegetatif yang
sangat bervariasi jumlahnya. Kemampuan reproduksi vegetatif yang tinggi dalam waktu relatif
singkat apabila dibandingkan dengan gulma semusim dalam menghasilkan biji tidaklah ada
artinya. Penyebaran alami gulma melalui organ perbanyakan vegetatif dalam setahunnya sangat
dekat saja dari induknya (maksimum 3 meter). Akibatnya gulma tersebut akan mudah hilang
akibat pengolahan tanah, dimakan hewan atau beberapa pengaruh factor lainnya. Sedangkan
perbanyakan gulma semusim dengan biji dapat tersebar jauh dari induknya baik melalui angin
air burung atau hewan-hewan lainnya. Oleh karena itu organ perbanyakan vegetatif gulma
mempunyai kesempatan yang tinggi untuk menguasai kembali habitat karena lokasinya yang
aman. Sebaliknya gulma semusin dengan bijinya masih banyak dipengaruhi banyak sekali
factor pendukung keberhasilannya untuk menguasai kembali habitatnya.
Gulma seperti tanaman budidaya menurut siklus hidupnya dapat dibedakan menjadi
gulma semusim atau setahun (annual), gulma tahunan (perennial), dan gulma dua tahunan
(biennial). Gulma semusim atau setahun merupakan gulma yang melengkapi siklus hidupnya
dari biji, tumbuh sampai mati memerlukan waktu selama satu musim tumbuh atau setahun

27
dengan alat perbanyakannya berupa biji. Kebanyakan gulma pada lahan pertanian yang
berdaun lebar di dunia merupakan gulma semusim atau setahun, seperti babandotan/wedusan
(Ageratum conyzoides) dan bayam duri (Amaranthus viridis).
Gulma tahunan merupakan gulma yang memerlukan waktu selama lebih dari dua tahun
untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Kebanyakan gulma ini membentuk biji dalam jumlah
yang banyak untuk penyebarannya dan dapat pula menyebar secara vegetatif. Gulma tahunan
umumnya mengalami pertumbuhan yang baru tiap tahun dengan sedikit kerusakan organ gulma
yang berada di atas tanah. Selain itu sebagian gulma tahunan pada musim kemarau atau musim
gugur akan habis sampai pangkalnya dan tumbuh lagi pada musin penghujan atau musim semi.
Beberapa gulma seperti Cyperus rotundus, Cynodon dactylon, Lantana camara, dan lain-lain
dapat mengalami siklus hidup setahun ataupun tahunan tergantung kondisi lingkungan tempat
tumbuhnya.
Gulma dua tahunan merupakan gulma yang membutuhkan waktu selama satu sampai
dua tahun untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Gulma ini biasanya pada tahun yang pertama
akan menimbun cadangan makanan dalam organ penyimpanan cadangan makanannya.
Sedangkan pada tahun yang kedua gulma ini akan membentuk bunga-bunga reproduktif dan
biji. Berbagai gulma yang memiliki umbi seperti Verbascum thapsum dan Cirsium vulgare
bersifat dua tahunan.

Rangkuman 3

● Perkembangbiakan gulma secara generatif dengan menghasilkan biji mempunyai peranan

penting dalam siklus hidup gulma yaitu sebagai alat pemencaran dan sebagai alat
perlindungan pada keadaan yang tidak menguntungkan untuk berkecambah.

● Biji gulma mempunyai kemampuan untuk mudah terbawa oleh angin, air, hewan

maupun manusia. Hal ini akan memudahkan gulma menyebar pada lahan-lahan
pertanian di tempat lain dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu melalui

28
perkembangbiakan secara generatif ini gulma dapat menghasilkan biji dalam waktu
yang relatif singkat terutama pada gulma semusim.

● Perkembangbiakan Gulma Secara Vegetatif, kemampuan yang dimiliki oleh jenis-jenis

gulma menahun untuk memperbanyak diri dari organ bagian vegetatif menyebabkan
gulma jenis ini menjadi sangat kompetitif dan sukar untuk dikendalikan.

● Gulma seperti tanaman budidaya menurut siklus hidupnya dapat dibedakan menjadi

gulma semusim atau setahun (annual), gulma tahunan (perennial), dan gulma dua
tahunan (biennial).

Tugas 3
1). Lakukan pengamatan mengenai jenis gulma berdasarkan cara perkembangbiakannya:
amati 5 jenis gulma yang berbeda, tentukan jenis gulma tersebut serta kelompoknya. Lalu
Identifikasi cara perkembangbiakan gulma tersebut berdasar karakteristik gulma tersebut
dan gambarkan gulma yang sedang diamati.
2). Catat hasil observasi tersebut, buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman dan
lakukan studi literature pada modul maupun sumber lain yang relevan
3). Presentasikan hasil pengamatan.

Tes Formatif 3
1. Bagaimana pengaruh perkembangbiakan secara generatif gulma berperan dalam
pemencaran gulma?
2. Jelaskan 3 cara perkembangbiakan secara vegetatif gulma serta contoh jenis gulmanya!
3. Sebutkan masing-masing 2 contoh gulma semusim, tahunan, dan dua tahunan!

Tuliskan jawaban anda di sini.

29
Kembali ke daftar isi
KEGIATAN BELAJAR 4
Pengendalian Gulma

Tujuan Kegiatan Belajar 4


Mengidentifikasi cara-cara pengendalian gulma

Uraian Materi 4
Pengendalian gulma adalah suatu cara untuk menekan populasi gulma sampai jumlah
tertentu sehingga tidak menimbulkan kerugian terhadap tanaman. Agar pengendalian gulma
dapat dilaksanakan dengan efisien, pengendalian sebaiknya dilakukan pada awal periode kritis
tanaman dan gulma yang tumbuh setelah periode kritis dikendalikan sekedarnya saja karena
kehadirannya tidak begitu merugikan tanaman. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara
preventif, eradikatif dan secara langsung.
1. Pengendalian gulma secara preventif.
Mencegah perkembangbiakan dan penyebaran gulma baik melalui biji maupun organ
vegetatif.
2. Pengendalian gulma secara Eradikatif

30
Memusnahkan gulma sebelum berbunga dan berbiji sehingga gulma tidak tumbuh lagi.
Cara ini baik untuk area sempit dan datar, tetapi sangat mahal untuk area luas dan
kurang baik untuk tanah yang miring.
3. Pengendalian gulma secara langsung.
a. Pengendalian secara kultur teknis.
Cara ini dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik budidaya tanaman, antara
lain dengan : 1). Penyiapan lahan yang baik; 2). Menggunakan benih bebas dari
gulma; 3). Mengatur jarak tanam, sehingga dapat memacu pertumbuhan
tanaman agar dapat menekan pertumbuhan gulma; 4). Menggunakan mulsa
untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan gulma; 5). Rotasi tanaman,
karena dominasi gulma yang tumbuh pada setiap jenis tanaman akan berbeda;
6). Penggenangan untuk gulma darat.
b. Pengendalian secara mekanis
Cara ini lebih banyak dilakukan dibanding cara lain, yaitu dengan jalan merusak
gulma secara mekanik, sehingga gulma tersebut pertumbuhannya terhambat atau
mati. Pengendalian dengan cara ini antara lain dapat dilakukan dengan
mengolah tanah, menyiang dengan cangkul, sabit, mencabut gulma, membakar
gulma atau menggunakan alat mekanik.
c. Pengendalian secara biologi
Populasi gulma ditekan dengan menggunakan musuh alami berupa hama,
penyakit atau jamur yang dapat menekan atau mematikan gulma, tetapi tidak
berdampak pada tanaman budidaya. Cara ini belum banyak dilakukan di
Indonesia, karena terbatasnya musuh alami yang telah ditemukan dan dianggap
mudah dan aman untuk digunakan.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi musuh alami adalah : Tidak merusak
tanaman budidaya, siklus hidupnya sesuai dengan gulma yang diberantas, yakni
populasinya akan meningkat jika populasi gulma meningkat dan sebaliknya.
Mampu mematikan gulma paling tidak mencegah gulma membentuk biji dan

31
mampu berkembangbiak dan menyebar ke daerah lain yang ditumbuhi tanaman
inangnya. Contoh : Kutu Dactylopins tomenlosus untuk mengendalikan kaktus
liar, Ikan koan untuk menekan enceng gondok, pemanfaatan tanaman penutup
tanah (kacang-kacangan) untuk pengendalian alang-lang, dsb.
d. Pengendalian secara kimiawi
Senyawa kimia yang dapat menghambat atau mematikan gulma disebut
herbisida. Ketuntungan penggunaan herbisida : 1). Menghemat waktu dan
tenaga. Penyiangan 1 ha lahan perlu tenaga 20 – 40 HOK, dengan herbisida
hanya 3 – 4 HOK; 2). Dapat membunuh gulma diantara tanaman yang sulit
disiang; 3). Herbisida pratumbuh dapat mengendalikan gulma sejak awal; 4).
Dapat mengurangi kerusakan akar akibat penyiangan; 5). Dapat memilih saat
pengendalian gulma yang sesuai dengan waktu yang tersedia; 6). Mengurangi
kerusakan tanah, bahkan gulma yang mati dapat berfungsi sebagai mulsa dan
pupuk organik.
Untuk dapat menggunakan herbisida dengan baik, perlu diketahui jenis dan sifat
herbisida, serta jenis gulma yang akan dikendalikan sehingga ada kesesuaian
antara jenis herbisida yang digunakan dengan gulma yang akan dikendalikan.
Untuk memudahkan hal tersebut, telah dibuat klasifikasi herbisida berdasarkan
pergerakan dalam tanaman, waktu aplikasi, tempat pemberian, aktivitas dan cara
kerjanya sebagai berikut:

● Pergerakan herbisida dalam tanaman: 1). Kontak, hanya membunuh

bagian tanaman yang terkena larutan saja. Contoh : Propanil, Paraquat,


dll. 2). Sistemik, larutan dapat ditranslokasikan ke jaringan tanaman,
sehingga mampu membunuh seluruh jaringan tanaman di atas maupun di
dalam tanah. Contoh : 2,4 D, MCPA, metsulfuron dan lain-lain

● Waktu aplikasi herbisida: 1). Pratanam (pre planting) Larutan

disemprotkan kepada gulma yang sedang tumbuh sebelum tanam.

32
Contoh : Glyphosat dan ECPT. 2). Pratumbuh (pre emergence) Larutan
disemprotkan pada gulma yang telah tumbuh bersama tanaman
berkecambah. Contoh : Nitralin. 3). Pasca tumbuh (post emergence)
Larutan disemprotkan pada gulma yang telah tumbuh bersama tanaman
budidaya, dalam hal ini harus digunakan jenis herbisida yang selektif.
Contoh : Propanil, MCPA, dan lain-lain.

● Tempat pemberian herbisida: 1). Melalui daun Larutan herbisida

disemprotkan langsung ke daun gulma, contoh : Glyphosate; 2). Melalui


tanah Herbisida dapat berbentuk cairan atau butiran. Cara ini dilakukan
untuk mencegah tumbuhnya biji, rhizoma dan stolon gulma. Contoh :
Alaclor, karbomat dan tiokarbomat.

● Selektifitas herbisida: 1). Selektif Herbisida dapat menghambat

pertumbuhan atau mematikan jenis gulma tertentu tetapi tidak


mematikan tanaman budidaya. Contoh : Propanil membunuh rumput-
rumputan tetapi tidak mematikan padi. 2,4 D membunuh gulma berdaun
lebar tetapi tidak membunuh padi; 2). Tidak selektif Herbisida
membunuh semua jenis gulma dan tanaman budidaya. Contoh : Paraquat
membunuh semua tanaman yang mempunyai hijau daun.

● Cara kerja herbisida: 1). Merusak bentuk pertumbuhan karena

mempunyai sifat sebagai zat tumbuh. Contoh : MCPA, 1,2 D dan


Micoprap; 2). Menghambat pembelahan sel, Contoh : Dalapon,
Micoprap; 3). Menghambat proses asimilasi dengan menghambat
pembentukan klorofil. Contoh: Dalapon, Amitrole; 4). Mengganggu
sistem pernapasan tanaman (respirasi). Contoh : 2,4 D dan Dinosep; 5).
Menghambat sintesa protein, contoh : Glyphosate.

33
Faktor-faktor yang menentukan efektifitas penggunaan herbisida: 1). Sifat
herbisida, kontak dan sistemik dan sifat-sifat khusus lainnya; 2). Kecocokan
herbisida dengan jenis julma yang dikendalikan; 3). Keadaan lingkungan, seperti
kelembaban udara, intensitas cahaya matahari, sifat tanah dan lain sebagainya;
4). Cara penggunaan : alat yang digunakan, dosis, volume semprot dan cara
penyemprotannya.
Cara-cara pengendalian gulma di atas masing-masing mempunyai keuntungan dan
kerugian. Pengendalian gulma secara manual (dengan tangan) misalnya dapat memberantas
gulma dengan baik tetapi memerlukan tenaga banyak. Pengendalian gulma dengan herbisida
umumnya hanya mempunyai daya berantas terhadap jenis gulma tertentu dan kurang kuat
untuk memberantas jenis gulma yang lain. Demikian pula cara pemberantasan yang lain juga
tidak dapat memberikan hasil yang secara utuh cukup ekonomis dan memuaskan. Agar
pengendalian gulma dapat memberikan hasil yang memuaskan dengan biaya yang ekonomis,
perlu dikembangkan metode pengendalian gulma secara terpadu, yaitu dengan memadukan
beberapa cara pengendalian menjadi satu kesatuan cara pengendalian. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengendalian gulma secara terpadu: 1). Perpaduan antara faktor-faktor yang
dipadukan dapat mencirikan masalah gulma yang dihadapi secara tepat dan menyeluruh; 2).
Pemilihan cara-cara pengendalian harus tepat; 3). Pemilihan bahan, peralatan yang digunakan
dan pelaksanaan harus tepat; 4). Pelaksanaan pengendalian dalam jangka panjang dapat
memberikan hasil lebih baik dan secara ekonomi maupun ekologi dapat dipertanggung
jawabkan. Contoh komponen teknologi yang dapat dipadukan, di antaranya ialah:
a. Penyiapan/pengolahan tanah yang baik.
b. Pengaturan air irigasi yang dapat mencegah biji gulma berkecambah atau rimpang dan ubi
gulma bertunas.
c. Penggunaan alat penyiang mekanis seperti landak sehingga gulma mati terberantas dan
tanah menjadi gembur. Namun gulma yang tumbuh dekat tanaman harus dicabut dengan
tangan. Penggemburan tanah akan memperbaiki pertumbuhan akar dan sekaligus
meningkatkan hasil panen.

34
d. Pemakaian herbisida pra dan pasca tumbuh sesuai gulma sasaran yang dapat menekan
infestasi gulma. Jadi apabila menggunakan herbisida pra tumbuh, penyiangan ringan juga
masih diperlukan untuk mematikan gulma yang tidak terberantas serta untuk
menggemburkan tanah sekaligus memperbaiki pertumbuhan tanaman. Kombinasi dari
beberapa komponen teknologi pengendalian gulma yang sinerjis, kompatibel dan tidak
saling bertentangan akan dapat mengendalikan gulma lebih efektif dan efisien. Untuk
mencegah gulma resisten ataupun peledakan gulma tertentu terhadap herbisida yang
diaplikasi dapat dilakukan dengan cara : 1) Rotasi tanaman, ini berarti pemakaian
herbisida juga berlainan sehingga menghambat resistensi; 2) Rotasi herbisida berdasarkan
rotasi tanaman, sehingga setiap herbisida mempunyai “mode of action” yang berbeda; 3)
Penggunaan herbisida yang mempunyai lebih dari satu bahan aktif ; 4) Penggunaan dosis
herbisida yang rendah dan sedang secara bergantian, menunda evolusi resistensi; 5)
Penggunaan kultur teknik lainnya yang dapat melengkapi penggunaan herbisida

Rangkuman 4

● Pengendalian gulma adalah suatu cara untuk menekan populasi gulma sampai jumlah

tertentu sehingga tidak menimbulkan kerugian terhadap tanaman.

● Pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, eradikatif dan secara langsung

(kultur teknis, mekanis, biologi, kimiawi).

● Klasifikasi herbisida berdasarkan:

a. Pergerakan herbisida dalam tanaman: 1). Kontak, Contoh : Propanil, Paraquat. 2).
Sistemik, Contoh : 2,4 D, MCPA, metsulfuron.
b. Waktu aplikasi herbisida: 1). Pratanam (pre planting) Contoh : Glyphosat dan ECPT.
2). Pratumbuh (pre emergence) Contoh : Nitralin. 3). Pasca tumbuh (post emergence)
Contoh : Propanil, MCPA.

35
c. Tempat pemberian herbisida: 1). Melalui daun, contoh : Glyphosate; 2). Melalui tanah,
Contoh : Alaclor, karbomat dan tiokarbomat.
d. Selektifitas herbisida: 1). Selektif Herbisida, Contoh : Propanil membunuh rumput-
rumputan tetapi tidak mematikan padi. 2,4 D membunuh gulma berdaun lebar tetapi
tidak membunuh padi; 2). Tidak selektif Herbisida, Contoh : Paraquat membunuh
semua tanaman yang mempunyai hijau daun.

● Cara kerja herbisida: 1). Merusak bentuk pertumbuhan karena mempunyai sifat sebagai zat

tumbuh. Contoh : MCPA, 1,2 D dan Micoprap; 2). Menghambat pembelahan sel, Contoh :
Dalapon, Micoprap; 3). Menghambat proses asimilasi dengan menghambat pembentukan
klorofil. Contoh : Dalapon, Amitrole; 4). Mengganggu sistem pernapasan tanaman
(respirasi). Contoh : 2,4 D dan Dinosep; 5). Menghambat sintesa protein, contoh :
Glyphosate

● Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian gulma secara terpadu: 1). Perpaduan

antara faktor-faktor yang dipadukan dapat mencirikan masalah gulma yang dihadapi secara
tepat dan menyeluruh; 2). Pemilihan cara-cara pengendalian harus tepat; 3). Biji gulma
mempunyai kemampuan untuk mudah terbawa oleh angin, air, hewan maupun manusia.
Hal ini akan memudahkan gulma menyebar pada lahan-lahan pertanian di tempat lain
dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu melalui perkembangbiakan secara generatif ini
gulma dapat menghasilkan biji dalam waktu yang relatif singkat terutama pada gulma
semusim.

● Perkembangbiakan Gulma Secara Vegetatif, kemampuan yang dimiliki

oleh jenis-jenis gulma menahun untuk memperbanyak diri dari organ


bagian vegetatif menyebabkan gulma jenis ini menjadi sangat kompetitif
dan sukar untuk dikendalikan.

36
● Gulma seperti tanaman budidaya menurut siklus hidupnya dapat

dibedakan menjadi gulma semusim atau setahun (annual), gulma


tahunan (perennial), dan gulma dua tahunan (biennial).

Tugas 3
1). Lakukan pengamatan mengenai jenis gulma berdasarkan cara perkembangbiakannya:
amati 5 jenis gulma yang berbeda, tentukan jenis gulma tersebut serta kelompoknya. Lalu
Identifikasi cara perkembangbiakan gulma tersebut berdasar karakteristik gulma tersebut
dan gambarkan gulma yang sedang diamati.
2). Catat hasil observasi tersebut, buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman dan
lakukan studi literature pada modul maupun sumber lain yang relevan
3). Presentasikan hasil pengamatan.

Tes Formatif 3
1. Bagaimana pengaruh perkembangbiakan secara generatif gulma berperan dalam
pemencaran gulma?
2. Jelaskan 3 cara perkembangbiakan secara vegetatif gulma serta contoh jenis gulmanya!
3. Sebutkan masing-masing 2 contoh gulma semusim, tahunan, dan dua tahunan!

Tuliskan Jawaban Anda Disini.

KEGIATAN BELAJAR 4
Pengendalian Gulma

Tujuan Kegiatan Belajar 4


Mengidentifikasi cara-cara pengendalian gulma

37
Uraian Materi 4
Pengendalian gulma adalah suatu cara untuk menekan populasi gulma sampai jumlah
tertentu sehingga tidak menimbulkan kerugian terhadap tanaman. Agar pengendalian gulma
dapat dilaksanakan dengan efisien, pengendalian sebaiknya dilakukan pada awal periode kritis
tanaman dan gulma yang tumbuh setelah periode kritis dikendalikan sekedarnya saja karena
kehadirannya tidak begitu merugikan tanaman. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara
preventif, eradikatif dan secara langsung.
1. Pengendalian gulma secara preventif.
Mencegah perkembangbiakan dan penyebaran gulma baik melalui biji maupun organ
vegetatif.
2. Pengendalian gulma secara Eradikatif
Memusnahkan gulma sebelum berbunga dan berbiji sehingga gulma tidak tumbuh lagi.
Cara ini baik untuk area sempit dan datar, tetapi sangat mahal untuk area luas dan
kurang baik untuk tanah yang miring.
3. Pengendalian gulma secara langsung.
a. Pengendalian secara kultur teknis.
Cara ini dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik budidaya tanaman, antara
lain dengan : 1). Penyiapan lahan yang baik; 2). Menggunakan benih bebas dari
gulma; 3). Mengatur jarak tanam, sehingga dapat memacu pertumbuhan
tanaman agar dapat menekan pertumbuhan gulma; 4). Menggunakan mulsa
untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan gulma; 5). Rotasi tanaman,
karena dominasi gulma yang tumbuh pada setiap jenis tanaman akan berbeda;
6). Penggenangan untuk gulma darat.
b. Pengendalian secara mekanis
Cara ini lebih banyak dilakukan dibanding cara lain, yaitu dengan jalan merusak
gulma secara mekanik, sehingga gulma tersebut pertumbuhannya terhambat atau
mati. Pengendalian dengan cara ini antara lain dapat dilakukan dengan

38
mengolah tanah, menyiang dengan cangkul, sabit, mencabut gulma, membakar
gulma atau menggunakan alat mekanik.
c. Pengendalian secara biologi
Populasi gulma ditekan dengan menggunakan musuh alami berupa hama,
penyakit atau jamur yang dapat menekan atau mematikan gulma, tetapi tidak
berdampak pada tanaman budidaya. Cara ini belum banyak dilakukan di
Indonesia, karena terbatasnya musuh alami yang telah ditemukan dan dianggap
mudah dan aman untuk digunakan.
Beberapa syarat yang harus dipenuhi musuh alami adalah : Tidak merusak
tanaman budidaya, siklus hidupnya sesuai dengan gulma yang diberantas, yakni
populasinya akan meningkat jika populasi gulma meningkat dan sebaliknya.
Mampu mematikan gulma paling tidak mencegah gulma membentuk biji dan
mampu berkembangbiak dan menyebar ke daerah lain yang ditumbuhi tanaman
inangnya. Contoh : Kutu Dactylopins tomenlosus untuk mengendalikan kaktus
liar, Ikan koan untuk menekan enceng gondok, pemanfaatan tanaman penutup
tanah (kacang-kacangan) untuk pengendalian alang-lang, dsb.
d. Pengendalian secara kimiawi
Senyawa kimia yang dapat menghambat atau mematikan gulma disebut
herbisida. Ketuntungan penggunaan herbisida : 1). Menghemat waktu dan
tenaga. Penyiangan 1 ha lahan perlu tenaga 20 – 40 HOK, dengan herbisida
hanya 3 – 4 HOK; 2). Dapat membunuh gulma diantara tanaman yang sulit
disiang; 3). Herbisida pratumbuh dapat mengendalikan gulma sejak awal; 4).
Dapat mengurangi kerusakan akar akibat penyiangan; 5). Dapat memilih saat
pengendalian gulma yang sesuai dengan waktu yang tersedia; 6). Mengurangi
kerusakan tanah, bahkan gulma yang mati dapat berfungsi sebagai mulsa dan
pupuk organik.
Untuk dapat menggunakan herbisida dengan baik, perlu diketahui jenis dan sifat
herbisida, serta jenis gulma yang akan dikendalikan sehingga ada kesesuaian

39
antara jenis herbisida yang digunakan dengan gulma yang akan dikendalikan.
Untuk memudahkan hal tersebut, telah dibuat klasifikasi herbisida berdasarkan
pergerakan dalam tanaman, waktu aplikasi, tempat pemberian, aktivitas dan cara
kerjanya sebagai berikut:

● Pergerakan herbisida dalam tanaman: 1). Kontak, hanya membunuh

bagian tanaman yang terkena larutan saja. Contoh : Propanil, Paraquat,


dll. 2). Sistemik, larutan dapat ditranslokasikan ke jaringan tanaman,
sehingga mampu membunuh seluruh jaringan tanaman di atas maupun di
dalam tanah. Contoh : 2,4 D, MCPA, metsulfuron dan lain-lain

● Waktu aplikasi herbisida: 1). Pratanam (pre planting) Larutan

disemprotkan kepada gulma yang sedang tumbuh sebelum tanam.


Contoh : Glyphosat dan ECPT. 2). Pratumbuh (pre emergence) Larutan
disemprotkan pada gulma yang telah tumbuh bersama tanaman
berkecambah. Contoh : Nitralin. 3). Pasca tumbuh (post emergence)
Larutan disemprotkan pada gulma yang telah tumbuh bersama tanaman
budidaya, dalam hal ini harus digunakan jenis herbisida yang selektif.
Contoh : Propanil, MCPA, dan lain-lain.

● Tempat pemberian herbisida: 1). Melalui daun Larutan herbisida

disemprotkan langsung ke daun gulma, contoh : Glyphosate; 2). Melalui


tanah Herbisida dapat berbentuk cairan atau butiran. Cara ini dilakukan
untuk mencegah tumbuhnya biji, rhizoma dan stolon gulma. Contoh :
Alaclor, karbomat dan tiokarbomat.

● Selektifitas herbisida: 1). Selektif Herbisida dapat menghambat

pertumbuhan atau mematikan jenis gulma tertentu tetapi tidak


mematikan tanaman budidaya. Contoh : Propanil membunuh rumput-
rumputan tetapi tidak mematikan padi. 2,4 D membunuh gulma berdaun

40
lebar tetapi tidak membunuh padi; 2). Tidak selektif Herbisida
membunuh semua jenis gulma dan tanaman budidaya. Contoh : Paraquat
membunuh semua tanaman yang mempunyai hijau daun.

● Cara kerja herbisida: 1). Merusak bentuk pertumbuhan karena

mempunyai sifat sebagai zat tumbuh. Contoh : MCPA, 1,2 D dan


Micoprap; 2). Menghambat pembelahan sel, Contoh : Dalapon,
Micoprap; 3). Menghambat proses asimilasi dengan menghambat
pembentukan klorofil. Contoh: Dalapon, Amitrole; 4). Mengganggu
sistem pernapasan tanaman (respirasi). Contoh : 2,4 D dan Dinosep; 5).
Menghambat sintesa protein, contoh : Glyphosate.
Faktor-faktor yang menentukan efektifitas penggunaan herbisida: 1). Sifat
herbisida, kontak dan sistemik dan sifat-sifat khusus lainnya; 2). Kecocokan
herbisida dengan jenis julma yang dikendalikan; 3). Keadaan lingkungan, seperti
kelembaban udara, intensitas cahaya matahari, sifat tanah dan lain sebagainya;
4). Cara penggunaan : alat yang digunakan, dosis, volume semprot dan cara
penyemprotannya.
Cara-cara pengendalian gulma di atas masing-masing mempunyai keuntungan dan
kerugian. Pengendalian gulma secara manual (dengan tangan) misalnya dapat memberantas
gulma dengan baik tetapi memerlukan tenaga banyak. Pengendalian gulma dengan herbisida
umumnya hanya mempunyai daya berantas terhadap jenis gulma tertentu dan kurang kuat
untuk memberantas jenis gulma yang lain. Demikian pula cara pemberantasan yang lain juga
tidak dapat memberikan hasil yang secara utuh cukup ekonomis dan memuaskan. Agar
pengendalian gulma dapat memberikan hasil yang memuaskan dengan biaya yang ekonomis,
perlu dikembangkan metode pengendalian gulma secara terpadu, yaitu dengan memadukan
beberapa cara pengendalian menjadi satu kesatuan cara pengendalian. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengendalian gulma secara terpadu: 1). Perpaduan antara faktor-faktor yang
dipadukan dapat mencirikan masalah gulma yang dihadapi secara tepat dan menyeluruh; 2).

41
Pemilihan cara-cara pengendalian harus tepat; 3). Pemilihan bahan, peralatan yang digunakan
dan pelaksanaan harus tepat; 4). Pelaksanaan pengendalian dalam jangka panjang dapat
memberikan hasil lebih baik dan secara ekonomi maupun ekologi dapat dipertanggung
jawabkan. Contoh komponen teknologi yang dapat dipadukan, di antaranya ialah:
a. Penyiapan/pengolahan tanah yang baik.
b. Pengaturan air irigasi yang dapat mencegah biji gulma berkecambah atau rimpang dan ubi
gulma bertunas.
c. Penggunaan alat penyiang mekanis seperti landak sehingga gulma mati terberantas dan
tanah menjadi gembur. Namun gulma yang tumbuh dekat tanaman harus dicabut dengan
tangan. Penggemburan tanah akan memperbaiki pertumbuhan akar dan sekaligus
meningkatkan hasil panen.
d. Pemakaian herbisida pra dan pasca tumbuh sesuai gulma sasaran yang dapat menekan
infestasi gulma. Jadi apabila menggunakan herbisida pra tumbuh, penyiangan ringan juga
masih diperlukan untuk mematikan gulma yang tidak terberantas serta untuk
menggemburkan tanah sekaligus memperbaiki pertumbuhan tanaman. Kombinasi dari
beberapa komponen teknologi pengendalian gulma yang sinerjis, kompatibel dan tidak
saling bertentangan akan dapat mengendalikan gulma lebih efektif dan efisien. Untuk
mencegah gulma resisten ataupun peledakan gulma tertentu terhadap herbisida yang
diaplikasi dapat dilakukan dengan cara : 1) Rotasi tanaman, ini berarti pemakaian
herbisida juga berlainan sehingga menghambat resistensi; 2) Rotasi herbisida berdasarkan
rotasi tanaman, sehingga setiap herbisida mempunyai “mode of action” yang berbeda; 3)
Penggunaan herbisida yang mempunyai lebih dari satu bahan aktif ; 4) Penggunaan dosis
herbisida yang rendah dan sedang secara bergantian, menunda evolusi resistensi; 5)
Penggunaan kultur teknik lainnya yang dapat melengkapi penggunaan herbisida

42
Rangkuman 4

● Pengendalian gulma adalah suatu cara untuk menekan populasi gulma sampai jumlah

tertentu sehingga tidak menimbulkan kerugian terhadap tanaman.

● Pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, eradikatif dan secara langsung

(kultur teknis, mekanis, biologi, kimiawi).

● Klasifikasi herbisida berdasarkan:

a. Pergerakan herbisida dalam tanaman: 1). Kontak, Contoh : Propanil, Paraquat. 2).
Sistemik, Contoh : 2,4 D, MCPA, metsulfuron.
b. Waktu aplikasi herbisida: 1). Pratanam (pre planting) Contoh : Glyphosat dan ECPT.
2). Pratumbuh (pre emergence) Contoh : Nitralin. 3). Pasca tumbuh (post emergence)
Contoh : Propanil, MCPA.
c. Tempat pemberian herbisida: 1). Melalui daun, contoh : Glyphosate; 2). Melalui tanah,
Contoh : Alaclor, karbomat dan tiokarbomat.
d. Selektifitas herbisida: 1). Selektif Herbisida, Contoh : Propanil membunuh rumput-
rumputan tetapi tidak mematikan padi. 2,4 D membunuh gulma berdaun lebar tetapi
tidak membunuh padi; 2). Tidak selektif Herbisida, Contoh : Paraquat membunuh
semua tanaman yang mempunyai hijau daun.

● Cara kerja herbisida: 1). Merusak bentuk pertumbuhan karena mempunyai sifat sebagai zat

tumbuh. Contoh : MCPA, 1,2 D dan Micoprap; 2). Menghambat pembelahan sel, Contoh :
Dalapon, Micoprap; 3). Menghambat proses asimilasi dengan menghambat pembentukan
klorofil. Contoh : Dalapon, Amitrole; 4). Mengganggu sistem pernapasan tanaman
(respirasi). Contoh : 2,4 D dan Dinosep; 5). Menghambat sintesa protein, contoh :
Glyphosate

● Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian gulma secara terpadu: 1). Perpaduan

antara faktor-faktor yang dipadukan dapat mencirikan masalah gulma yang dihadapi secara

43
tepat dan menyeluruh; 2). Pemilihan cara-cara pengendalian harus tepat; 3). Pemilihan
bahan, peralatan yang digunakan dan pelaksanaan harus tepat; 4). Pelaksanaan
pengendalian dalam jangka panjang dapat memberikan hasil lebih baik dan secara ekonomi
maupun ekologi dapat dipertanggung jawabkan.

Tugas 4
1). Lakukan pengamatan terhadap macam herbisida: herbisida kontak, herbisida sistemik,
herbisida selektif dan herbisida tidak selektif.
a. Tentukan herbisida yang dibutuhkan dilihat dari bahan aktifnya
b. Tentukan jenis gulma yang akan diberi perlakuan sesuai dengan jenis herbisida yang
akan diaplikasikan
c. Amati hasil perlakuan, lalu deskripsikan
3). Catat hasil observasi tersebut, buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman dan
lakukan studi literature pada modul maupun sumber lain yang relevan
4). Presentasikan hasil pengamatan.

Tes Formatif 4
1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian gulma secara preventif, eradikatif, dan langsung?
2. Bagaimana pengendalian gulma secara kultur teknis dapat efektif dilaksanakan?
3. Jelaskan perbedaan herbisida berdasarkan selektifitasnya!
4. Jelaskan faktor-faktor yang menentukan efektifitas penggunaan herbisida!
5. Agar pengendalian gulma dapat memberikan hasil yang memuaskan dengan biaya yang
ekonomis, perlu dikembangkan metode pengendalian gulma secara terpadu, jelaskan cara
pengendalian gulma secara terpadu yang mungkin untuk dilakukan!

Tuliskan Jawaban Anda Disini.

44
EVALUASI

1. Jelaskan bentuk persaingan gulma dengan tanaman budidaya dalam hal persaingan air
dan sinar matahari!
2. Sebutkan pengaruh yang merugikan dengan adanya gulma pada lahan pertanian!
3. Jelaskan ciri-ciri morfologi gulma golongan rumput dan teki!
4. Sebutkan organ perbanyakan vegetatif gulma beserta contoh gulmanya!
5. Jelaskan beberapa hal dalam pengendalian gulma secara terpadu agar dapat
dilaksanakan dengan baik!

Tuliskan jawaban anda di sini.

45
Tes formatif 2
1. Tiga golongan gulma berdasarkan morfologinya:
a. Gulma golongan rumput (Grasses)
b. Gulma golongan teki (Sedges)
c. Gulma golongan berdaun lebar (Broad leaves)
2. Ciri morfologi gulma dari golongan rumput:
Gulma golongan ini mempunyai batang bulat atau tegak pipih dan berongga. Daun
soliter pada buku - buku, tersusun dalam dua deretan, berbentuk pita, tepi daun rata, dan
terdiri dari dua bagian yaitu helai daun dan pelepah daun dengan lidah daun di antara
dua bagian tersebut. Karangan bunganya dalam bentuk anak bulir, dapat bertangkai atau
tidak dengan tiap anak bulir terdiri atas satu atau lebih bunga kecil. Setiap bunga kecil
tersebut biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung yang tidak sama besarnya,
yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea. Buahnya disebut buah karyopsis
dengan bentuk memanjang seperti perahu, bulat telur atau datar ramping.
3. Ciri gulma yang dianggap penting karena mempunyai daya saing tinggi, sukar
dikendalikan dan mudah menyebar adalah: Ciri-ciri gulma penting: 1). Pertumbuhan
vegetatif cepat; 2). Daya adaptasi tinggi meskipun lingkungannya kurang mendukung;
3). Perbanyakan vegetatif cepat dan produksi biji melimpah; 4). Biji, umbi dan rimpang
mempunyai masa dormansi panjang dan sulit dikendalikan; 5). Memiliki daya saing
tinggi meskipun populasinya rendah: 6). Kanopi mempunyai kelindungan yang luas.
4. Tiga contoh gulma golongan gulma berdaun lebar:
a. Portulaca oleracea L.
b. Amaranthus viridis L.
c. Ageratum conyzoides L.
5. Ciri morfologi bunga Cyperus rotundus L. adalah bunga bulir tunggal atau majemuk,
mengelompok atau membuka, berwarna coklat, mempunyai benang sari tiga helai,
kepala sari kuning cerah, tangkai putik bercabang tiga

46
Tes formatif 3
1. Pengaruh perkembangbiakan secara generatif gulma berperan dalam pemencaran
gulma: Biji gulma mempunyai kemampuan untuk mudah terbawa oleh angin, air,
hewan maupun manusia. Hal ini akan memudahkan gulma menyebar pada lahan-lahan
pertanian di tempat lain dengan jarak yang cukup jauh. Selain itu melalui
perkembangbiakan secara generatif ini gulma dapat menghasilkan biji dalam waktu
yang relatif singkat terutama pada gulma semusim.
2. Tiga cara perkembangbiakan secara vegetatif gulma:

● Umbi batang merupakan pangkal batang yang membengkak dan terletak di

dalam tanah. Perbedaannya dengan umbi daun yaitu adanya beberapa mata tunas
yang nyata terlihat dan bagian yang bengkak sangat padat
Contoh: Gladiolus sp dan Amorphophalus sp.

● Rhizoma merupakan batang yang menjalar di dalam tanah, dapat membentuk

akar dan tunas daun


Contoh: alang-alang (Imperata cylindrical)

● Stolon merupakan batang yang silindris dan menjalar di permukaan tanah yang

dapat membentuk akar dan tunas daun serta pada beberapa jenis menjalar di
permukaan air
Contoh: Cynodon dactylon dan Axonopus compressus

● Umbi akar merupakan bagian terminal dari rhizoma yang membengkak dan

sebagai organ penyimpan cadangan makanan serta mepunyai tunas ujung


Contoh: teki (Cyperus rotundus dan Cyperus esculentus)

47
Tes formatif 4
1. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara preventif, eradikatif dan secara langsung
adalah:
a. Pengendalian gulma secara preventif, mencegah perkembangbiakan dan penyebaran
gulma baik melalui biji maupun organ vegetatif.
b. Pengendalian gulma secara Eradikatif, memusnahkan gulma sebelum berbunga dan
berbiji sehingga gulma tidak tumbuh lagi. Cara ini baik untuk area sempit dan datar,
tetapi sangat mahal untuk area luas dan kurang baik untuk tanah yang miring.
c. Pengendalian gulma secara langsung: pengendalian secara kultur teknis, pengendalian
secara mekanis, pengendalian secara biologi, pengendalian secara kimiawi
2. Pengendalian gulma secara kultur teknis dapat efektif dilaksanakan dengan cara: 1).
Penyiapan lahan yang baik; 2). Menggunakan benih bebas dari gulma; 3). Mengatur jarak
tanam, sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman agar dapat menekan pertumbuhan
gulma; 4). Menggunakan mulsa untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan gulma;
5). Rotasi tanaman, karena dominasi gulma yang tumbuh pada setiap jenis tanaman akan
berbeda; 6). Penggenangan untuk gulma darat.
3. Selektifitas herbisida: 1). Selektif Herbisida dapat menghambat pertumbuhan atau
mematikan jenis gulma tertentu tetapi tidak mematikan tanaman budidaya. Contoh :
Propanil membunuh rumput-rumputan tetapi tidak mematikan padi. 2,4 D membunuh
gulma berdaun lebar tetapi tidak membunuh padi; 2). Tidak selektif Herbisida membunuh
semua jenis gulma dan tanaman budidaya. Contoh : Paraquat membunuh semua tanaman
yang mempunyai hijau daun.
4. Faktor-faktor yang menentukan efektifitas penggunaan herbisida: 1). Sifat herbisida,
kontak dan sistemik dan sifat-sifat khusus lainnya; 2). Kecocokan herbisida dengan jenis
gulma yang dikendalikan; 3). Keadaan lingkungan, seperti kelembaban udara, intensitas
cahaya matahari, sifat tanah dan lain sebagainya; 4). Cara penggunaan : alat yang
digunakan, dosis, volume semprot dan cara penyemprotannya.

48
5. Memadukan komponen teknologi pengendalian gulma yang sinergis, kompatibel dan tidak
saling bertentangan akan dapat mengendalikan gulma lebih efektif dan efisien, misalnya
sebagai berikut:
a. Penyiapan/pengolahan tanah yang baik.
b. Pengaturan air irigasi yang dapat mencegah biji gulma berkecambah atau rimpang
dan ubi gulma bertunas.
c. Penggunaan alat penyiang mekanis seperti landak sehingga gulma mati terberantas
dan tanah menjadi gembur. Namun gulma yang tumbuh dekat tanaman harus dicabut
dengan tangan. Penggemburan tanah akan memperbaiki pertumbuhan akar dan
sekaligus meningkatkan hasil panen.
d. Pemakaian herbisida pra dan pasca tumbuh sesuai gulma sasaran yang dapat
menekan infestasi gulma. Jadi apabila menggunakan herbisida pra tumbuh,
penyiangan ringan juga masih diperlukan untuk mematikan gulma yang tidak
terbatas serta untuk menggemburkan tanah sekaligus memperbaiki pertumbuhan
tanaman.

49
DAFTAR PUSTAKA

anonim. 2003. Mengendalikan Gulma. Jakarta.


https://docs.google.com/file/d/0B8FkdiO6aMdaTXExcUNpbVRJbE0/edit
Harsono, A. Implementasi Pengendalian Gulma Terpadu Pada Kedelai. Balai Penelitian
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang. 11 hal. 7 Januari 2020. 11.00
WIB.http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/modul/03-MODUL
%20%2GULMA%20.pdf

Kembali ke daftar isi

50

Anda mungkin juga menyukai