Anda di halaman 1dari 29

DOKUMEN RANCANGAN PEMBELAJARAN 2

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh : Hendra Irawan, S.P


No UKG : 201508406313
Kelas : Agritan 2 Kelompok 2

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 3

PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Agustus 2021
PERANGKAT PEMBELAJARAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : SMK Negeri Kasomalang
Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Buah
Kelas/Semester : XI/ III
Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agriteknologi
Program Keahlian : Agribisnis Tanaman
Kompetensi : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Keahlian
Materi Pokok : Ambang kerusakan tanaman buah akibat
serangan penyakit
Alokasi Waktu : 2 JP (2 x 45 Menit)

B. KOMPETENSI INTI
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah,
dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4 Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah
sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup Agribisnis Tanaman Pangan
dan Hortikultura. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan
mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami,
dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

C. KOMPETENSI DASAR
KD 3.11 Menganalisis ambang kerusakan tanaman buah akibat
serangan penyakit
KD 4.11 Melaksanakan pengendalian penyakit tanaman buah

D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


KD 3.11.3 Menentukan ciri ciri ambang kerusakan tanaman buah
semusim akibat serangan penyakit
3.11.4 Menganalisis penyebab ambang kerusakan tanaman buah
semusim akibat serangan penyakit
KD 4.11.3 Menentukan teknik pengendalian penyakit tanaman buah
semusim
4.11.4 Melaksanakan pengendalian penyakit tanaman buah semusim
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
1 Menentukan ciri ciri ambang kerusakan tanaman buah semusim akibat
serangan penyakit dengan baik dan teliti.
2 Menganalisis penyebab ambang kerusakan tanaman buah semusim akibat
serangan penyakit dengan baik dan teliti.
3 Menentukan teknis pengendalian penyakit tanaman buah semusim dengan
baik dan teliti sesuai dengan SOP.
4 Melaksanakan pengendalian penyakit tanaman buah semusim dengan baik dan
teliti sesuai dengan SOP.

F. MATERI PELAJARAN
1. Ambang kerusakan tanaman buah semusim akibat serangan penyakit
a. Ciri ciri ambang kerusakan tanaman buah semusim
b. Penyebab ambang kerusakan tanaman buah semusim
2. Teknik pengendalian penyakit tanaman buah semusim
a. Teknis pengendalian penyakit tanaman buah semusim
b. Pelaksanaan pengendalian penyakit tanaman buah semusim

G. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Presentasi, Penugasan

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan (15 menit)
a. Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam pembuka dan meminta ketua
kelas untuk memimpin berdo’a.
b. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
c. Guru mengingatkan kesepakatan bersama tentang aturan selama kegiatan belajar.
d. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran pertemuan hari
ini.
e. Guru memberikan pertanyaan pemantik dan apersepi pembelajaran yang akan
dicapai.

2. Kegiatan Inti (60 menit)


Sintak Kegiatan
Fase 1 : Mengamati :
Orientasi peserta • Guru menampilkan tayangan video tanaman buah
didik pada masalah semusim yang rusak akibat penyakit di aplikasi
(Kegiatan google meet.
Literasi) • Peserta didik menyimak tayangan video tersebut
Menanya :
• Guru meminta peserta didik untuk mencatat hal-hal
penting atau pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan masalah/tema tersebut.
Fase 2 : Mengumpulkan Informasi :
Mengorganisasika • Guru menyuruh peserta didik secara berkelompok
n peserta didik untuk mengidentifikasi ciri ciri dan penyebab
untuk belajar ambang kerusakan tanaman buah semusim serta
(Critical Thinking teknis pengendalianya.
(Berpikir Kritik) • Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk
menentukan ciri ciri dan penyebab ambang
kerusakan tanaman buah semusim serta teknis
pengendalianya.
Fase 3 : Menalar :
Membimbing • Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam
penyelidikan mencari ciri ciri dan penyebab ambang kerusakan
individu maupun tanaman buah semusim serta teknis pengendalianya.
kelompok • Peserta berdiskusi dan mengumpulkan informasi
(Collaboration) terkait ciri ciri dan penyebab ambang kerusakan
tanaman buah semusim serta teknis pengendalianya.
Fase 4 : Mengkomunikasikan :
Mengembangkan • Peserta didik mempresentasikan hasil kerja
dan menyajikan kelompok berupa gambar/video dalam bentuk
hasil karya power point di aplikasi google meet dan kelompok
(Communication) lain menganggapinya
Fase 5 : Menyimpulkan:
Menganalisis dan • Peserta didik menganalisa dan menyimpulkan
mengevaluasi masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait
proses pemecahan pembelajaran yang telah dilakukan melalui google
masalah meet dan kelompok lain menganggapinya.
(Creativity)

3. Penutup (15 menit)


a. Guru merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pemaparan
materi pertemuan berikutnya
b. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan hamdalah dan memunjuk ketua
kelas untuk memimpin doa

I. SUMBER/MEDIA PEMBELAJARAN BELAJAR


a. Sumber
https://anyflip.com/gcvtz/yvw (Modul bahan ajar)
https://www.youtube.com/watch?v=O7026BicKxY&t=145s
https://www.youtube.com/watch?v=3rbICcWhGXI
https://www.youtube.com/watch?v=D_oON0Rd0Gg&t=43s

b. Media
Power Point
Tanaman sample/contoh

J. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR


Penilaian
No Kompetensi
Teknik Bentuk
Sikap Observasi Daftar cek Skala penilaian
1
sikap
2 Pengetahuan Tes tulis Tes tulis online (google form)
3 Keterampilan Praktik Observasi dan tes praktek
K. RENCANA TINDAK LANJUT HASIL PENILAIAN

Remedial Pengayaan
Dilakukan kepada peserta didik yang Kegiatan pengayaan diberikan pada
belum mencapai KKM, dengan cara peserta didik yang telah mencapai nilai
mengerjakan ulang soal evaluasi melampui KKM, dengan memberikan
tentang ciri ciri penyakit penyebab materi pada sub berikutnya dan mencari
ambang kerusakan p a d a informasi dari sumber reverensi yang lain
tanaman buah.

Subang, 9 Agustus 2021


Mengetahui,
Kepala Sekolah
Mahaiswa

Ardi Mulyono, S.P


NIP. 196403231990031011 Hendra Irawan, S.P.
NIP. -
LAMPIRAN

1. EVALUASI/PENILAIAN PEMBELAJARAN
a. Sikap
Penilaian sikap meliputi; sikap dalam melakukan pengamatan, sikap dalam diskusi,
sikap dalam melakukan eksperimen/mencoba, dan sikap dalam melakukan
presentasi.

Rubrik Penilaian Diskusi


Penilaian
No Aspek
4 3 2 1
1 Terlibat penuh
2 Bertanya
3 Menjawab
4 Memberikan gagasan
orisinil
5 Kerjasama
6 Tertib

Kriteria
1). Aspek Terlibat penuh :
Skor 4: Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, tanggung jawab,
mempunyai pemikiran/ide, berani berpendapat
Skor 3: Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, dan berani berpendapat
Skor 2: Dalam diskusi kelompok kadang-kadang berpendapat
Skor 1: Diam sama sekali tidak terlibat

2). Aspek bertanya :


Skor 4: Memberikan pertanyaan dalam kelompok dengan bahasa yang
jelas
Skor 3: Memberikan pertanyaan dalam kelompok dengan bahasa yang
Skor 2: kurang jelas Skor 2 : Kadang-kadang memberikan pertanyaan
Skor 1: Diam sama sekali tdak bertanya

3). Apek Menjawab :


Skor 4: Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang jelas
Skor 3: Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang kurang jelas
Skor 2: Kadang-kadang memberikan jawaban dari pertanyaan
kelompoknya
Skor 1: Diam tidak pernah menjawab pertanyaan

4) Aspek Memberikan gagasan orisinil :


Skor 4: Memberikan gagasan/ide yang orisinil berdasarkan pemikiran
sendiri
Skor 3: Memberikan gagasan/ide yang didapat dari buku bacaan
Skor 2: Kadang-kadang memberikan gagasan/ide
Skor 1: Diam tidak pernah memberikan
5) Aspek Kerjasama :
Skor 4: Dalam diskusi kelompok terlibat aktif, tanggung jawab dalam
tugas, dan membuat teman- temannya nyaman dengan
keberadaannya
Skor 3: Dalam diskusi kelompok terlibat aktif tapi kadang- kadang
membuat teman-temannya kurang nyaman dengan keberadaannya
Skor 2: Dalam diskusi kelompok kurang terlibat aktif
Skor 1: Diam tidak aktif

6) Aspek Tertib :
Skor 4: Dalam diskusi kelompok aktif, santun, sabar mendengarkan
pendapat teman temannya
Skor 3: Dalam diskusi kelompok tampak aktif,tapi kurang santun
Skor 2: Dalam diskusi kelompok suka menyela pendapat orang lain
Skor 1: Selama terjadi diskusi sibuk sendiri dengan cara berjalan kesana
kemari

Rubrik Presentasi
Penilaian
No Aspek
4 3 2 1
Kejelasan
presentasi
Pengetahuan
Penampilan

Kriteria
1) Aspek kejelasan presentasi :
Skor 4: Sistematika penjelasan logis dengan bahasa dan suara yang sangat
jelas
Skor 3: Sistematika penjelasan logis dan bahasa sangat jelas tetapi suara
kurang jelas
Skor 2: Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan bahasa
dan suara cukup jelas
Skor 1: Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan bahasa
dan suara cukup jelas

2) Aspek pengetahuan :
Skor 4: Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas
Skor 3: Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas
Skor 2: Menguasai materi kurang meskipun bisa menjawab seluruh
pertanyaan dan kesimpulan tidak berhubungan dengan topik yang
dibahas
Skor 1: Materi kurang dikuasai serta tidak bisa menjawab seluruh
pertanyaan dan kesimpulan tidak mendukung topic

3) Aspek penampilan :
Skor 4: Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh percaya diri
serta menggunakan alat bantu
Skor 3: Penampilan cukup menarik, sopan, rapih dan percaya diri
menggunakan alat bantu
Skor 2: Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi kurang percayadiri
serta menggunakan alat bantu
Skor 1: Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi tidak percaya diri
dan tidak menggunakan alat bantu

b. Pengetahuan
No Soal Kunci Jawaban
1 Jelaskan Kunci Jawaban:
bagaimana Pada tanaman buah yang terserang penyakit,
cara biasanya terlihat ciri-ciri seperti beberapa gejala.
mengetahui ciri Gejala adalah kelainan atau penyimpangan dari
ciri tanaman keadaan normalyang ditunjukkan oleh tumbuhan atau
yang terserang tanaman.
penyakit 1. Gejala lokal (local symptoms): gejala timbul
hanya terbatas pada bagian-bagian tanaman
tertentu saja misalnya penyakit pada daun, akar
atau buah.
2. Gejala sistemik (systemic symptoms): gejala
yang timbul disebabkan oleh penyakit yang
menyerang seluruh bagian tanaman: misalnya
yang disebabkan oleh virus, diseluruh bagian
tanaman terdapat virus walaupun tepat infeksi
pada bagian tertentu dari tanaman tersebut.
2 Jelaskan Kunci Jawaban:
perbedaan Apabila tanaman tersebut secara kasat mata
antara terdapat lender dan bau itu berarti terinfeksi oleh
tanaman yang bakteri, sedangkan jika pada tanaman tersebut
terserang terdapat semacam hipa makan tanaman tersebut
jamur dan terinfeksi
bateri oleh jamur.

Kriteria Penilaian
Skor 4: Jika jawaban lenkap dan benar
Skor 3: Jika jawaban benar tetapi tidak lengkap
Skor 2: Jika jawaban lengkap tetapi tidaktepat
Skor 1: Jika jawaban salah

c. Keterampilan
No Kompetensi/kegiata Kriteria Ya Tidak
n
Mengamati dan Mencatat bagian
menuliskan bagian tanaman yang
1
tanaman yang terinfeksi
terinfeksi penyakit
Mengamati dan Mencatat ciri ciri
2 menuliskan ciri ciri tanaman yang
penyakit yang terinfeksi
terdapat pada
tanaman yang
terinfeksi
Menentukan Menentukan teknik
rencana tekniks pengendalian yang
pengendalian tepat
terhadap tanaman
3
yang mengalami
ambang kerusakan
akibat serangan
penyakit
Membuat laporan Mencatat dan
4 hasil pengamatan melaporkan hasil
serta berdiskusi pengamatan

Kriteria Penilaian
Kriteria
No
Ya Tidak
1 Kompeten Tidak Kompeten

2. BAHAN AJAR

Tanaman dapat dikatakan sakit bila ada perubahan seluruh atau sebagian
organorgan tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologis
sehari-hari. Tanaman buah di Indonesia merupakan tanaman yang banyak
diminati oleh masyarakat. Tidak sedikit kendalan dalam
membudidayakanya. Kendala kendala tersebut diantaranya adalah
penyakit pada tanaman buah, seperti Rebah semai(Phytium sp.), Layu
fusarium (Fusarium oxysporum), LayuBakteri (Erwinia tracheiphila),
Downy Mildew (Pseudoperonospora cubensis), Powdery Mildew
(Erysiphe cichoracearum), Cucumber Mozaik Virus (CMV), sehingga
perlu dilakukan analisis jenis, ciri-ciri serta teknis pengendalian penyakit
tersebut.

A. Pengertian penyakit pada tanaman buah


Penyakit tanaman dalam arti luas, adalah suatu aktifitas fisiologi yang
merugikan, akibat gangguan terus menerus oleh faktor penyebab primer
dan dinyatakan melalui aktifitas sel yang abnormal serta ditunjukan dalam
keadaan patologis yang khas atau disebut “gejala”. Dari gejala
ditimbulkan cukup jelas dilihat, bahwa penyakit dapat menurunkan
kualitas atau nilai ekonomis, dan merupakan akibat interaksi yang cukup
lama. Tanaman sakit adalah suatu keadaan proses hidup tanaman yang
menyimpang dari keadaan normal dan menimbulkan kerusakan.
Makna kerusakan tanaman adalah setiap perubahan pada tanaman
yang menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas hasil. Misalnya:
kemarin dan hari-hari yang lalu tanaman tomat itu kelihatan selalu segar,
sedangkan sekarang layu. Tanaman ini menyimpang dari keadaan normal
lalu biasanya orang mengatakannya sakit. Penyebab sakit itu bermacam-
macam, ada yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, kekurangan
air, kekurangan/kelebihan unsur hara, dan lain-lain, seperti pada Gambar
1.

Gambar 1. Penyakit pada tanaman tomat.


https://ilmubudidaya.com/cara-mengatasi-penyakit-pada-tanaman-
tomat/tomato-2
Penyakit tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1. Penyakit lokal.
Penyakit hanya terdapat disuatu tempat atau bagian tanaman
tertentu.Misalnya: pada buah, daun, cabang, batang atau akar.
2. Penyakit sistemik
Penyakit ini menyebar keseluruh tubuh tanaman, sehingga seluruh
tubuhtanaman akan menjadi sakit.

Selain itu penyakit juga terdiri dari beberapa macam yang dapat dibagi
menjadi dua golongan, yaitu penyakit parasit dan non-parasit atau
fisiologis. Dalam hal ini, berdasarkan batasan masalah yang telah
disebutkan pada bab sebelumnya, kamihanya membahas penyakit yang
disebabkan oleh parasit. Istilah parasit berasal dari bahasa latin parasitus,
artinya penebeng, pembonceng atau benalu. Kata parasit juga beasal dari
bahasa yunani parasitos, yang artinya makan bersama- sama dengan
lainnya dalam satu meja. Dewasa ini istilah parasit dalam dunia pertanian
berarti mahluk yang memperoleh makanan atau keuntungan dari mahluk
lain tetapi tidak mau memberi imbalan. Dalam ilmu penyakit yang disebut
parasit adalah tanaman atau binatang yang hidup di dalam atau pada
mahluk lain dan memperoleh makan tanpa memberikan konpensasi
sedikitpun. Tanaman ataubinatang yang di tempati parasit disbut innang
atau tuan rumah.

B. Jenis-jenis penyakit pada tanaman buah


1. Cendawan
Cendawan adalah suatu kelompok jasad hidup yang menyarupai
tumbuhan tingkat tinggi karena mempunyai dinding sel, tidak
bergerak, berkembang biak dengan spora, tetapi tidak mempunyai
klorofil. Cendawan tidak mempunyai batang, daun,akar, dan system
pembuluh seperti tumbuhan tingkat tinggi. Umumnya cendawan
berbentuk benang, bersel banyak, dan semua bagian cendawan
tersebut mempunyai potensi untuk tumbuh. Cendawan tidak dapat
berfotosintesis karena tidak memiliki klorofil. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, cendawan memanfaatkan sisa-sisa bahan
organic dari mahluk hiduplain, baik yang masih hidup maupun yang
telah mati. Bila mengambil makanandari tanaman yang masih hidup,
cendawan disebut parasit. Cendawan yang yang menyebabkan
penyakit pada tanaman disebut patogen. Cendawan yang menjadi
pathogen pada tanaman, mengganggu proses-proses fisiologis pada
tanaman yang menjadi inangnya. Gangguan yang terus-menerus yang
merugikan aktivitas tanaman disebut penyakit tanaman. Cendawan
merugikan tanaman dalam hal pengangkutan zat cair dan garam
mineral, mengganggu proses fotosintesa, serta menggangu proses
pengangkutan hasil- hasil fotosintesa. Cendawan dapat merusak akar,
batang, daun, bunga, dan buah, sejak dipertamanan samapai ditempat
penyimpanan. Contoh cendawandapat dilihat seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Cendawan pada buah Strawberry.


http://www.urbanhidroponik.com/2016/12/penyakit-busuk-buah-
botrytis- dan-pengendaliannya.html

2. Bakteri
Bakteri adalah sekelompok mahluk hidup yang berukuran
mikroskopis, yang biasa pula disebut jasad renik. Bakteri berbentuk
bulat, batang, spiral dan vibrion (bentuk koma). Bakteri berkembang
biak dengan cara membela diri, pembelahan diri dapat terjadi tiap jam
sekali. Jika satu bakteri membelah terus-menerus tanpa ada yang mati
selama 24 jam, maka akan terbentuk 17 juta bakteri. Tetapi
pembelahan bakteri tidak selalu berjalan mulus, ada saja faktor-faktor
yang menghambat misalnya suhu, air, persediaan makanan, danruang
tumbuh. Bakteri mempunyai arti penting dalam dunia pertanian, karena
sebagai bakteri hidup sebagai parasit pada tanaman. Sebagaian besar
bakteri sangat membutuhkan air untuk melangsungkan kehidupannya,
tetapi ada jugayang dapat bertahan lama dalam keadaan kering yaitu
menempel pada benih.Seperti cendawan, bakteri pengganggu tanaman
merugikan tanaman dalam hal pengangkutan air, proses fotosintesa,
pengangkutan zat-zat makanan, dan proses fisiologis lainnya dalam
tanaman. Tanaman yang terserang bakteri seringkali diketahui setalah
tanaman terserang berat, sehingga usaha pengendalian ditujukan untuk
menyelamatkan tanaman yang masih sehat. Secara garis besar bakteri
menyebabkan penyakit tanaman dengan cara menyebabkan busk pada
akar, batang, daun dan buah dengan mengeluarkan enzim penyebab
busuk ; bakteri juga mengeluarkan enzim hipertropi yang
mengakibatkan tanaman menderita puru/kanker/bengkak pada akar,
batang,daun dan buah; dan bakteri dapat mengeluarkan racun yang
mengakibatkan tanaman menjadi layu. Berikut contoh tanaman tomat
akibat serangan bakteribias dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Gejala bakteri pada tomat


https://bumikita.id/artikel/detail/Penyebab-Busuk-Pantat-Buah-
Tomat-dan-Pengendaliannya

3. Virus
Virus termasuk organisme submikroskopis yang dapat menyebabkan
tanamn sakit. Gejala penyakit virus sering tidak dapat dibedakan
dengan gejala kekurangan unsur hara, pengaruh faktor lingkungan
yang ekstrim, dan pengaruh pencemaran bahan kimia. Yang
membedakan penyakit tanaman dengan penyakit tanaman yang non-
patogenik (bukan yang disebabkan oleh patogen); yaitu bahwa
penyakit tanaman karena virus dapat ditularkan pada tanaman sehat;
sedang penyakit tanaman non-patogenik tidak dapat ditularkan. Pada
umumnya masih banyak petani yang belum tau jelas perbedaan antara
hama dan penyakit, sehingga pada waktu akan memberantas hama
keliru dengan mengatakan penyakit. Obat yang digunakan bisa keliru,
misalnya memberantas dengan fungisida. Untuk lebih jelasnya di
bawah pada Gambar 4. ini merupakan contoh gejala virus pada batang,
daun dan buah papaya.

Gambar 4. Gejala virus pada tanaman buah papaya.


https://balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/hasil-penelitian-
mainmenu- 46/1422-papaya-ringspot-virus-prsv
C. Ciri- ciri ambang kerusakan tanaman buah akibat
serangan penyakit
Pada tanaman buah yang terserang penyakit, biasanya terlihat ciri-
ciri seperti beberapa gejala. Gejala adalah kelainan atau penyimpangan
dari keadaan normalyang ditunjukkan oleh tumbuhan atau tanaman.
Suatu penyakit dapat menimbulkan gejala yang berbeda atau dapat pula
sama dari tanaman-tanaman yang berbeda. Apabila beberapa penyakit
bersama-sama menyerang satu tanaman, maka gejala yang
ditunjukkan oleh tanaman akan sangat sulit untuk dipisahkan atau
ditentukan penyebab utama karena gejala yang timbul merupakan suatu
campuran. Pengetahuan mengenai gejala penyakit sangat penting untuk
diketahui agar penyebab sakitnya tanaman dapat diketahui, sehingga
tindakan pecegahan dan pengendaliannya segera dapat dilakukan.
Gejala tanaman sakit dapat dibagi berdasarkan sifat gejala yang timbul,
pengaruhlangsung dan tidak langsung, berdasarkan ukuran gejala, serta
secara morfologis ddan anatomis Berdasarkan sifat gejala yang timbul,
gejala tanaman yang sakit dibagi menjadi:

1. Gejala lokal (local symptoms): gejala timbul hanya terbatas pada


bagian- bagian tanaman tertentu saja misalnya penyakit pada daun,
akar atau buah.
2. Gejala sistemik (systemic symptoms): gejala yang timbul
disebabkan oleh penyakit yang menyerang seluruh bagian tanaman:
misalnya yang disebabkan oleh virus, diseluruh bagian tanaman
terdapat virus walaupun tepat infeksi pada bagian tertentu dari
tanaman tersebut.

Berdasarkan pengaruh langsung dan tidak langsung, gejala tanaman


sakit dibagi menjadi:
a. Gejala primer (primary symptoms): gejala yang timbul langsung
dibagian tanaman tempat terinfeksi;
b. Gejala sekunder (secondary symptoms); gejala yang timbul pada
jaringan yang tidak diserang yang timbul secara tidak langsung
akibat adanya patogen (penyebab penyakit) di dalam tanaman.

Berdasarkan ukuranya, gejala tanaman sakit dibedakan menjadi:


a. Gejala mikroskopis (microscopic symtoms): gejala suatu
penyakit hanya dapat dilihat bila menggunakan alat pembesar
(mikroskop);
b. Gejala makroskopis (macroscopic symptoms): gejala suatu
penyakit yangdapat dilihat dengan mata telanjang.
Gambar 5. Jamur Penicillium secara makroskopis dan mikroskopis
https://123dok.com/document/8ydkv0eq-inventarisasi-jamur-jamur-
patogen- citrus-beberapa-bandar-lampung.html

Secara morfologi dan antomi gejala penyakit tumbuhan dapat


dikelompokkanmenjadi:
1. Hyperplasia adalah pertumbuhan luar biasa oleh perpanjangan
atau pembesaran sel-sel, dinamakan juga hipertropi. Gejala ini
meliputi:
a. Curl (kriting) ialah gejala pembengkakan tuanas atau pengulungan
daun sebagai akibat pertumbuhan tunas.

Gambar 6. Curl (kriting) Pada tanaman tomat.


http://www.biobestgroup.com/public/uploads/images/news/tomato-
virus-tylcv-003.jpg

b. Scab (kudis) adalah bercak-bercak yang tersembul keatas dan


kasar sebagai akibat pertumbuhan luar biasa dari sel epidermis
dan jaringandi bawahnya.

Gambar 7. Scab (kudis) pada buah jeruk lemon.


https://peduliketahananhayatijeruk.blogspot.com/2016/10/penyakit-
jeruk-kudis-jeruk-manis.html
c. Intumesensi adalah gejala kekurangan zat makanan akibat
penggembungan setempat sel epidermis.
d. Tumefeksi (tumefacion) adalah penumpukan bahan makanan
yang berlebihan dibagian atas batang atau akar sehingga
menimbulkan pembengkakan; bentuk-bentuknya adalah: puru
(galls), bintil (knots), dan kutil (warts);
e. Fasikulasi (fasciculation) yaitu bentuk pertumbuhan yang
menyimpangsuatu organ;
f. Proliferasi yaitu pertumbuhan yang melebihi ukuran normal
2. Hipoplasia yaitu pertumbuhan regresif dengan ukuran sel-sel; atau
ukurannya tidak dapat mencapai ukuran normal atau kerdil
(dwarf).
3. Perubahan warna terdiri dari:
a) Bercak kuning, dengan ciri-ciri berdasarkan patogen yang
meyerangnya. Bercak kuning tidak teratur (disebut mosaik)
biasanya disebakan oleh virus; bentuk bercak tampak seperti
karat, leaf spot, dan bentuk lain yang menyerupainya, biasanya
disebabkan oleh fungi misalnya; bercaknya bulat dan kecil,
biasanya disebabkan oleh bakteri;

Gambar 8. Bercak kuning pada daun mentimun.


https://sipindo.id/article/waspadai-gempuran-musuh-mentimun-1

b) Mati pucuk (dieback)

Gambar 9. Pada pohon pemaya Mati pucuk (dieback)


http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/58932/HAMA-DAN-
PENYAKIT-PADA-PEPAYA-SERTA-USAHA-
MENGATASINYA/
c) Daun keperak-perakan (shilvery shine)
d) Bercak air (water spot)
e) Bercak seperti berlemak.
f) Kekeringan atau layu yaitu gejala dengan ciri gugurnya daun
yang diikuti keringnya batang dan tunas. Penyebab dapat
berupa fungi, bakteri dan virus. Gejala yang termasuk dalam
kelompok ini diantaranya damping off yaitu gejala penyakit
persemaian yang menunjukkan kematian pada jaringan sel
pangkal perakarannya.

4. Nekrosis yaitu matinya jaringan baik pada kulit kayu maupun


daun yang disebabkan oleh patogen meliputi gejala:
a) Blight yaitu kematian yang cepat dari seluruh anggota tubuh
tumbuhanatau bagian luas dari daun termasuk tulang daun karena
aktifitaspatogen.
b) Terbakar (scorch/burn) yaitu daun yang menunjukkan
kamatian yang cepat dan meliputi bagian yang luas dan tidak
teratur.

Gambar 10. scorch/burn pada tanaman timun.


https://kambingjoynim.com/pupuk-gandasil/

c) Blast yaitu kematian yang cepat dari bagian pucuk atau


bagianperbungaan.
d) Busuk kering (dry rot atau bark rot) terdapat pada kulit kayu;
disebabkan oleh fungi. Jika jaringan kalus terbentuk pada tepi
bagian yang kena infeksi, maka akan terbentuk kanker.
e) Busuk basah (wet rot) adalah nekrosis berlendir dan basah,
bercak tidak mempunyai bentuk yang khusus termasuk dalam
gejala ini gejala yang disebabkan oleh fungi, nematoda dan
virus adalah busuk akar (root rot) dan damping off.

Gambar 11. damping off. Pada bibit tanaman timun.


https://teknologibenih.wordpress.com/2015/06/23/dampin
g-off- atau-rebah-kecambah/
5. Tumbuhnya fungi dipermukaan daun di antaranya:
a) Powdery mildew disebabkan oleh fungi Ascomycetes di mana
hifa tubuh pada permukaan daun.
b) Downy mildew disebabkan oleh fungi Phycomycetes dimana
sporangiofor atau sporangium membentuk lapisan berwarna putih
keabu-abuan pada permukaan daun.
c) Scoty mildew dimana hifa berwarna hitam menutupi
permukaan daun.
d) Rhizomorf yaitu struktur miselium fungi Basidiomycetes yang
berbentuk tali atau ban.

Selain dari itu, suatu tanaman menjadi sakit disebabkan oleh


patogen (penyebab penyakit). Tanda suatu penyakit adalah bentuk
vegetative atau reproduktif patogen. Untuk dapat mengetahui
tanda suatu penyakit haruslah dipelajari dulu mengenai berbagai
bentuk vegetative atau reproduktif patogen. Tanda suatu patogen
kadang-kadang dapat dilihat dengan mata biasa tanpa alat
pembesaran (makroskopis) dan kadang-kadang harus dilihat
dengan alat pembesar (mikroskop).

Penentu sebab-sebab timbulnya suatu penyakit tanaman ditentukan


dari hasil pengamatan gejala dan tanda. Oleh karenanya
pengamatan gejala dan tanda sangatlah penting dalam bidang
fitopatologi. Biasanya merupakan suatu strukturyang merupakan
tubuh atau bagian tubuh patogen yang sebagai besar dibentuk di
dalam sel / disekitar jaringan tanaman sebagai bentuk kegiatan
perbanyakan dan akan digunakan oleh patogen untuk melakukan
untuk penyebaran baik di bagian lain dalam satu tanaman atau di
tanaman lain di sekitarnya atau pada jarakyang jauh. Salah satu
pathogen tersebut adalah Jamur, mikroskopis diamater spora fungi
berkisar antara 10 μm bias dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. diamater spora fungi berkisar antara 10 μm


https://jamurbiology.blogspot.com/2019/

Ukuran masing-masing struktural alat perbanyakan berbagai


kelompok patogen itu berbeda. Diamater spora fungi berkisar antara
4-50 μm, sementara itu diameter hifanya antara 2-6 μm; bakteri
patogen berdiamater sekitar 0,5 μm. Representasi perbandingan
jenis patogen tananam. Dari berbagai literatur mungkin ditemukan
informasi dimensi masing-masing jenis patogen yang di bawah atau
di atas ukuran yang umum dikenal selama ini.

D. Teknis pengendalian penyakit pada tanaman buah


Pengendalian penyakit dalam rangka perlindungan tanaman dari
gangguan patogen penyebab penyakit haruslah mempertimbangkan
beberapa aspek yang sebagain merupakan bagian dalam tinjauan
agribisnis, yaitu:
1. Kuantitas produksi yang ingin dicapai dan yang memungkinkan
secara potensigenetis tanaman.
2. Kualitas produksi, yaitu standard kualitas yang ingin dicapai
sehingga panen memiliki nilai keekonomian yang layak dan
memberi keuntungan.
3. Harga produk yang mengacu pada harga yang wajar atau harga
pasar.
4. Biaya produksi yaitu semua biaya dan/atau investasi yang
dikeluarkan dalamrangka produksi tanaman dan/atau hingga hasil
panen sampai ke pihakpembeli.
5. Penghasilan dan keuntungan usaha tani yang sudah ditetapkan.

Oleh karenanya tindakan pengendalian mungkin tidak dilakukan


sejak dini jika diperkirakan usaha taninya tidak memberi keuntungan.
Pengendalian penyakit dapat digolongkan ke dalam dua katagori
besar yaitu:
a) Imunisasi yaitu usaha untuk mengurangi kerentanan tumbuhan
atau membuat immune (kebal) terhadap patogen yang
menyerangnya. Cara ini dilakukan dengan mengembangkan
strain-strain tanaman yang resisten (tahan) terhadap serangan
patogen melalui hibridisasi atau seleksi tipe–tipe resisten; cara
ini termasuk dalam kajian ilmu pemuliaan tanaman.
b) Profilaksis yaitu usaha melindungi tumbuhan terhadap
perkembangan penyakit yang dilakukan dengan cara melindungi
inang terhadap infeksi bahan kimia atau memanipulasi
lingkungan seperti perlakuan fisis dan biologis.

Pada prinsipnya pengendalian penyakit tanaman dapat dibagi


berdasarkan sasarannya yaitu: patogen (terhadap penyebarannya),
tanaman inangnya, dan keadaan tempat hidup tanaman atau
penyebabnya.

1. Pengendalian Terhadap Patogen


Pengendalian yang ditujukan kepada patogen adalah tindakan untuk
mencegah penyebarannya, yaitu meliputi:
a) Sanitasi, yaitu membebaskan lapangan dari penyebab penyakit
(patogen),misalnya dengan mengadakan penyemprotan dengan
fungsida atau udara panas pada tanah
b) Karantina, yaitu dengan penerapan peraturan karantina di mana
tumbuhan dan atau bagian tumbuhan harus diperiksa dalam
rangka untuk mendapatkan sertifikat fitosanitari yang
mengizinkan barang dan atau tumbuhan dapat masuk (untuk
impor) atau keluar (untuk ekspor). Karantina ertujuan mencegah
penyebaran atau penularan dari suatu penyakit dari daerah
(pulau atau Negara) ke daerah lain, dengan jalan melarang keluar
masuk suatu tanaman atau bagia dari tanaman (kayu, biji, dan
lain-lain) yang ada kemungkinan untuk membawa suatu patogen
atau membersihkan dahulua (bila mungkin) dari patogen dengan
menggunakan fungisida.
c) Eradikasi, yaitu memusnahkan patogen bersama tanaman
inangnya ataudapat pula dengan memusnahkan inangnya
sama sekali atau pemusnahan patogen dengan
menggunakan fungisida.
d) Perlindungan yaitu tindakan yang bersifat bencegah bagian
tanamandiinfeksi dan dirusak oleh patogen biasanya dengan
melalukan penyemprotan fungisida secara residual ke
permukaan baian tubuh tanaman (daun, buah, biji, bibit).
Seperti pada Gambar 13.
e) Melepaskan musuh alami atau agensia hayati yang dapat
menekan dan mematikan pathogen.

Gambar 13. penyemprotan fungisida pada tanaman buah melon


https://mitalom.com/pupuk-dan-pemupukan/1857/cara-
menyemprot- pupuk-daun-yang-benar-supaya-efektif-dan-
tanaman-subur/

2. Pengendalian Ditujukan Pada Inang


Pengendalian penyakit dengan mengunakan tindakan yang
ditujukan terhadap tanaman inangnya, dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
a. Menciptakan atau menyiapkan tanaman yang kebal (resisten),
yaitu dengan jalan menanam jenis tanaman yang resisten
terhadap penyakit. Untuk mendapatkan jenis resisten dapat
dilakukan dengan seleksi dilapangan atau dengan perkawinan
silang ataupun dengan penyambungan (grafting) atau
penempelan (okulasi).
b. Menggunakan tanaman yang toleran, yaitu dengan cara
menanam tanaman yang dapat menyembuhkan diri atau
menganti yang rusak karena serangan suatu pathogen.
c. Menggunakan tanaman yang hipersensitif, yaitu dengan
menanam jenis tanaman yang sangat peka bila diserang
pathogen; sel-selnya yang diserang akan segera mati sehingga
petogen ikut mati pula.
d. Melakukan preimunisasi, yaitu tanaman dibuat kebal dengan
jalan memberikan patogen lebih dahulu.
e. Menggunakan bahan kimia (pestisida) yang dapat masuk ke
dalam jaringan tanaman hingga dapat mematikan pathogen.

2. Pengendalian Ditujukan Terhadap Lingkungan


Tindakan pengendalian yang ditujukan pada tempat tumbuh atau
di mana terjadi interaksi antara inang dan patogen; dalam tindakan
ini juga termasuk memodifikasi komponen ekosistem atau
komunitas tanaman di area tempat budidaya atau tempat
dilakukannya kegiatan produksi.

Beberapa tindakan yang memodifikasi dan atau memanipulasi


lingkungan tempat tumbuh adalah meliputi:
a. Membuat tanaman campuran yaitu dengan mengatur
komposisi, jarak tanaman, dan pemilihan jenis campuran
sehingga dapat dihasilkan tanaman yang tahan terhadap
penyakit.
b. Mengatur jarak tanam dari tegakan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan keadaan yang merugikan terhadap kehidupan
pathogen.
c. Melakukan penjarangan atau pemotongan/pemangkasan
tanaman yang sakit atau terancam sakit agar dapat
menghasilkan kondisi tanaman yangtidak disenangi patogen
misalnya mengurangi kelembaban di bawah tajuk sehingga
dapat menghambat infeksi pathogen.
d. Mengatur naungan terutama pada naungan persemaian agar
intensitas sinar matahari masuk dan kelembaban udarapun
dapat diatur, hingga patogen tidak menyukainya.
e. Pergiliran tanaman yaitu dilakukan dengan mengadakan
pergiliran jenis tanaman sehingga patogen yang ada pada
suatu waktu tertentu akan hilang inangnya hingga patogenpun
ikut mati, tertekan, atau tereliminasi.
f. Mengatur drainase atau aliran air seperti selokan/parit dan
saluran irigasisehingga maka kelembaban udara yang relatif
tinggi sebagai akibat genangan air dapat dihindari; hal ini akan
mengurangi seranganpathogen.

3. Pestisida dan aplikasinya


Secara harfiah pestisida berarti pembunuh hama, berasal dari kata
pest (=hama) dan sida (caedo = membunuh). Pengelompokan
pestisida berdasarkan OPT sasaran Tabel 1.
OPT yang
Jenis pestisida yang dianjurkan
menyerang
Serangga Insektisida (Agrimec, Buldok, dll)
Tungau/ akarina Akarisida (Omi te, Rotraz, dll)
Cendawan/ jamur Fungisida (Amistartop, Dithane, dll)
Bakteri Bakterisida (Agrep, Bactocyne, dll)
Gulma/ tanamanliar Herbisida (Gramoxone, Goal, dll)
Tikus Rodentisida (Klerat, dll)
Siput/ moluska Moluskisida (Siputok)
Nematoda Nematisida (Furadan)
Sumber : http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10/men genal-
pestisida.html

Jika merujuk dari peraturan pemerintah No. 7 tahun 1973 dan


pendapat yang biasa digunakan oleh para pakar yang
berkecimpung di bidang tersebut, dapat didefinisikan bahwa
pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasa renik
dan virus yang dipergunakan untuk:
a. Memberantas atau membunuh dan mencegah hama dan
penyakit yang tidak diinginkan, hama-hama pada ternak dan
hewan peliharaan, binatang dan jasad renik dalam rumah
tangga bangunan, binatang yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan binatang. Cara kerja pestisida berdasarkan
gerakan racun pada tanaman bias dilihat pada Tabel 2.
b. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau
bagian-bagian tanaman (tidak termasuk pupuk).

No. Cara kerja Contoh


1. Non sistemik Diazinon 600 EC, Nuvaq 200
2. Sistemik Regent 0,3 G
3. Translaminer Curacron 500 EC
Sumber : http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10/mengenal-
pestisida.html

Penggunaan pestisida telah terbukti dapat meningkatkan produksi


bahan makanan, bahan bangunan, industri, serta melindungi manusia
dari gangguankesehatan. Di lain pihak pestisida merupakan racun bagi
manusia, hewan, danmakhluk hidup lainnya. Oleh karena itu sifat-
sifat dan cara-cara penggunaan pestisida perlu diketahui dan
difahami, sehingga dampak merugikan dari penggunaan pestisida
dapat ditekan semaksimal mungkin secara tidak membahayakan
kehidupan manusia dan lingkungannya. Penggunaan pestisida
dibidang pertanian demikian masif sehingga relatif tidak ada usaha
budidaya tanaman tanpa pestisida. Kondisi ini cukup memprihatinkan
karena pestisida kimia mengandung bahan yang dapat merusak
lingkugan dan mengancam kelestarian produksi pertanaman. Untuk
itu diperlukan upaya untuk mendapatkan dan mengembangkan jenis
pestisida alternative yang aman bagi manusia dan lingkungan.
Gambar 14. Penyemprotan pestisida https://abahtani.com/cara-
menanam-cabe-rawit/

Berdasarkan jenis sasarannya, maka pestisida dikelompokkan


menjadi:
a) Insektisida, yaitu pestisida untuk membunuh serangga.
b) Fungisida, yaitu pestisida untuk membunuh fungi (fungitoksin)
atau dapatmenekan pertumbuhan fungi (fungistatik).
c) Bakterisida, yaitu pestisida untuk membunuh bakteri.
d) Virisida yaitu bahan untuk membunuh dan atau
memenghancurkan ataumenginaktifkan virus.
e) Nematisida, yaitu pestisida: untuk membunuh nematode.
f) Rodentisida, yaitu pestisida untuk membunuh tikus dan hewan
pengeratlainnya.
g) Herbisida, yaitu pestisida untuk membunuh gulma.
h) Molluskisida, yaitu pestisida untuk membunuh siput.

Dari semua jenis yang dikenal di bidang pertanian, tiga jenis pestisida
yaitu dengan sasaran fungi, bakteri, dan virus merupakan pestisida
untukpengendalian penyakit tumbuhan.

Fungisida, bakterisida, dan virisida merupakan suatu campuran yang


setidaknya mengandung bahan aktif atau bahan yang bersifat toksik
terhadaporganisme sasaran serta bahan pembawa (carrier) dan bahan
lain yang fungsinya untuk meningkatkan performa pestisida atau
dapat juga untuk meningkatkan efektivitas bahan aktif dalam
membunuh organisme sasaran. Pestisida untuk pengendalian
penyakit berdasarkan formulasinya dapat dikelompokkan menjadi:
a) Bentuk cairan terdiri atas 3 bentuk yaitu:
 Emulsifiable concentrate (EC) yaitu pestisida pekat yang
bisa dicampuri dengan air dan membentuk emulsi,
milsanya Ronstar 25 EC (angka 25 menunjukkan kadar
bahan aktif sebesar 25% , sedangkan pelarut (carrier) dan
bahan lainnya sebanyak 75%)
 Water soluble concentrate (WSC) yaitu pestisida pekat
yang dapatdilarutkan dengan air
 Emulsifiable (E) yaitu pestisida yang dapat diemulsikan.
b) Bentuk padatan yaitu:
 Granular, yaitu pestisida dalam bentuk butiran, misalnya
Microthiol 80 WG yang mengandung 8 % bahan aktif dan
yang lainnya sebanyak 92% dari berat total terdiri dari
bahan pembawan (carrier) dan bahan lain.
 Bentuk tepung (powder) adalah pestisida (fungisida)
berbentuk tepung yang dapat dicampur dengan air
misalnya Dithane M-45, Benox 50 WP, dan Antracol 70
WP (wettable powder). Untuk

fungisida Antracol mengandung 7% bahan aktif dan sisanya terdiridari bahan


pembawan (carrier) dan bahan lain.
Berikut (Tabel 3) merupakan bentuk formulasi dan kandungan bahan aktif

Kode Uraian Pengadukan Residu yang


formulasi tampak pada
tanaman

EC Emulsifiable Perlu Ada


Concentrate : Formulasi
dalam bentuk pekatan
cair dengan konsentrasi
bahan aktif cukup tinggi.
Jika dicampur dengan air
akan
membentuk
emulsi (butiran benda
cair yang
melayang
dalam media cair)
SCW atau Soluble Concentrate in Perlu Ada
WSC Water (SCW)
WP Wettable Powder Perlu Ada
Formulasi dalam bentuk
tepung yang jika
dicampurdengan air
akan membentuk
suspensi
S atau SP Soluble (S) Soluble Tidak Kadang-
Powder (SP) kadang
Formulasi dalam bentuk ada
tepung yang jika
dicampurdengan airakan
menghasilkan larutan
homogen
Sumber : http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10mengenal-
pestisida.html

Biasanya permintaan pasar atau masyarakat pengguna sangat


menentukan peredaran suatu pestisida. Berdasarkan susunan kimia
bahan aktifnya, pestisida terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a) Pestisida inorgonik, yaitu berbahan aktif senyawa in organik,
biasanya dalam bentuk persenyawaan logam, contoh: tembaga
oksiklorida, mankozeb (terdiri dari logam mangan dan seng)
dengan merk dagang Dithane M-45.
b) Pestisida Organik, yaitu pestisida yang berbentuk bahan organik
baik yang alami maupun sintetik, fumigant (formalin, alkohol,
karbondisulfida), senyawa tradisional (sabun, detergent), dan
pestisida nabati (ekstrak tumbuhan seperti: lengkuas, kunir, cabe,
lada, tembakau, dan lainnya.
Dalam istilah pestisida dikenal juga istilah biopestisida yaitu istilah
untuk menunjukkan bahan yang digunakan untuk mengendalikan
patogen penyebab penyakit adalah berasal dari organisme yang dalam
hal ini adalah jasad renik dapat berupa fungi, bakteri, atau virus. Jasad
renik yang biasa digunakan sebagai bahan aktif pestisida disebut
sebagai agensia hayati pengendali patogen penyebab penyakit atau
lebih praktisnya disebut sebagai agen biokontrol. Saat ini banyak
penelitian yang bertujuan mencari dan mengembangkan agen
biokontrol.
Organisme dari phylum Eumycophyta (fungi) dalam 2-3 dekade
terakhir banyak dipromosikan menjadi agen biokontrol terutama pada
penyakit yang berifat soil borne (tular tanah).

Selain dari itu, pestisida juga memiliki sifat toksisitas yakni ukuran
daya racunatau toksisitas pestisida diperlihatkan dengan istilah-istilah
berikut:

Lethal dose (LD50) artinya berapa mgram pestisida untuk tiap kg


berat badan binatang percobaan (misalnya tikus, kelinci), sehingga
mematikan sebanyak 50% dari populasi. Pestisida tersebut diberikan
lewat mulut (oral) atau kulit (dermal). Dalam perhitungan LD,
pestisida yang digunakan dalam pengukuran toksisitas diambil dari
pestisida yang murni (technical grade). Contoh Diazinon LD oral:
88-130 mg/kg pada tikus dan LD dermal: 455 mg/kg pada tikus.
a. Lethal conectration (LC50) biasanya digunakan untuk mengukur
toksisitasfumigant atau gas beracun.

Dari LD50 tersebut dapat digolongkan tingkat daya racun setiap


pestisida tersebut, misalnya :
 LD50 dermal 0-50 mg/kg: tosisitas tinggi
 LD50 dermal >50-250 mg/kg: tosisitas sedang
 LD50 dermal >250-1250 mg/kg: tosisitas rendah
 LD50 dermal >1250 mg/kg : tosisitas rendah sekali
Dalam aplikasi ada dua istilah yang paling sering dipakai dan
memegang peranan penting dalam perhitungan dan perencanaan yaitu
dosis dan konsentrasi. Pengertian dosis dalam penggunaan pestisida
biasanya diartikansebagai berikut:
a) Jumlah pestisida (liter atau kg) yang digunakan untuk
mengendalikan hama/penyakit per satuan luas tertentu dalam satu
kali aplikasi atau lebih
b) Jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan terlebih
dahulu dengan air yang digunakan untuk menyemprot
pertanaman yang diserang hama penyakit dengan luas tertentu
dalam satu aplikasi atau lebih
c) Jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperlauan
pers satuan luas atau per satuan volume larutan tertentu.

Adapun pengertian konsentrasi yang sering digunakan dalam bidang


aplikasipestisida adalah sebagai berikut:
a) Konsentrasi fermulasi yaitu banyaknya pestisida dihitung dalam
cc atau gram pestisida per liter air (ppm) yang dicampurkan
b) Konsentrasi bahan aktif yaitu presentase bahan aktif suatu
pertisida yangterdapat didalam larutan jadi (larutan yang sudah
dicampur dengan air).
c) Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida yaitu
presentasekandungan pertisida yang terdapat dalam larutan jadi.

Dalam perhitungan dosis dan konsentrasi berkaitan dengan


rencanapelaksanaan aplikasi, yang perlu diperhatikan adalah:
a) Alat perlindungan tanaman, terdiri dari: alat semprot (hands
sprayer, mistblower), alat pendebu (duster), alat suntik, dan alat
infuse
b) Jenis hama, penyakit dan jenis gulma
c) Efektifitas dan presentase kandungan bahan aktif pestisida
d) Jumlah aplikasi
e) Fase pertumbuhan tanaman dan keadaan cuaca.

Cara aplikasi pestisida untuk pengendalia penyakit tanaman


dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a) Cara sebar yaitu pemberian pestisida agar merata keseluruh areal,
misalnya dengan spraying blowering, fogging (pengasapan), serta
aplikasimelalui pesawat terbang.
b) Membenamkan kedalam tanah atau menempatkan pestisida,
biasanya dalam bentuk granular.
c) Cara penyuntikan, yaitu aplikasi pestisida yang biasanya dilakukan
dengan cara menggunakan alat aplikasi yang memungkinkan
bahan aktif pestisidamasuk ke dalam tanah (sekitar perakaran)
untuk tujuan melindungi perakaran dari serangan patogen tular
tanah (soil borne patogen)
d) Cara infuse, yaitu aplikasi pestisida yang dilakukan bertujuan
memasukkan bahan aktif pestisida ke dalam jaringan tanaman
dengan alat bantu statis.
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah pelaksanaan
pengendalian penyakit. Pada dasarnya pelaksanaan penggendalian
penyakit maliputi:
a) Perlindungan tanaman, adalah upaya melindungi tanaman dari
infeksi patogen. Treatment ini biasanya menggunakan fungisida
dan bersifat pencegahan, artinya bila ada inokulum yang
menyentuh tanaman, maka inokulum patogen tersebut tidak
mampu melakukan aktifitas patogenesisnya. Tindakan
perlindungan juga dapat dilakukan dengan cara fumigasi pada
bahan simpanan di gudang untuk mencegah infeksi fungi
Aspergilus flavus dan Penicillium citrinum pada kacang-
kacangan yang dapat menghasilkan zat racun (dan bersifat
karsinogenik pada jarngan hati manusia dan hewan) berupa
aflatoksin dan sitrinin.
b) Eradikasi patogen, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk:
 Menghilangkan patogen secara langsung, yaitu misalnya
dengan memusnahkan tanaman yang terserang.
 Eliminasi patogen dengan cara teknik budidaya.
 Soil treatment berupa fumigasi tanah dengan menggunakan
fumigant metilbromida dalam sekala luas, atau dengan
formalin pada sekala kecil misalnya untuk persemaian.

Selain dari itu, dapat dilakukan tindakan perlindungan tanaman yang


bersifat pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
a) Menggunakan tanaman tanah hasil seleksi atau rekayasa
genatika.
b) Pengendalian kultur teknis, yaitu dengan menggunakan teknik
budidaya tanaman misalnya untuk memanipulasi lingkungan agar
aktivitas patogenterhambat. Contoh cara ini yaitu pemangkasan
tanaman penaungan tanaman kopi untuk mengurangi kelembaban
untuk mencegah seragan fungi Hemilia vastatrix patogen
penyakit
c) Aplikasi pestisida kimiawi, biasanya yang memiliki efek residual
dan bekerja secara kontak sehingga bahan aktif dapat mencegah
infeksi patogen.

Forum diskusi

Dari beberapa contoh tanaman buah diatas, ciri ciri penyakit manakah
yang paling banyak ditemukan dan teknis pengendalian manakah yang
paling tepat?
DAFTAR PUSTAKA

http://www.urbanhidroponik.com/2016/12/penyakit-busuk-buah-botrytis-dan-
pengendaliannya.html
https://bumikita.id/artikel/detail/Penyebab-Busuk-Pantat-Buah-Tomat-dan-
Pengendaliannya
https://balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/hasil-penelitian-mainmenu-
46/1422-papaya-ringspot-virus-prsv
https://123dok.com/document/8ydkv0eq-inventarisasi-jamur-jamur-patogen-
citrus- beberapa-bandar-lampung.html
http://www.biobestgroup.com/public/uploads/images/news/tomato-virus-tylcv-
003.jpg
https://ilmubudidaya.com/cara-mengatasi-penyakit-pada-tanaman-
tomat/tomato-2

https://peduliketahananhayatijeruk.blogspot.com/2016/10/penyakit-jeruk-
kudis- jeruk-manis.html
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/58932/HAMA-DAN-PENYAKIT-
PADA- PEPAYA-SERTA-USAHA-MENGATASINYA/
https://teknologibenih.wordpress.com/2015/06/23/damping-off-atau-rebah-
kecambah/
https://mitalom.com/pupuk-dan-pemupukan/1857/cara-menyemprot-pupuk-
daun- yang-benar-supaya-efektif-dan-tanaman-subur/
https://sipindo.id/article/waspadai-gempuran-musuh-mentimun-1

http://bppbanyuates.blogspot.com/2017/10/mengenal-pestisida.html

https://abahtani.com/cara-menanam-cabe-rawit/

https://kambingjoynim.com/pupuk-gandasil/
https://jamurbiology.blogspot.com/2019/
3. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Mata Pelajaran : AGRIBISNIS TANAMAN BUAH


Guru Pengampu : Hendra Irawan, S.P.
Kompetensi :
Dasar

Materi : Ciri ciri tanaman buah yang rusak akibat penyakit


Nama Siswa : 1. Kelas : XI ATPH
2.
3.

Tujuan :
Pembelajaran

Alat yang digunakan :


Alat tulis
Laptop/HP
Infikus
Bahan yang diperlukan
1. Tanaman contoh

b. Permasalahan
Lakukanlah analisis terhadap tanaman yang mengalami ambang kerusakan akibat
serangan penyakit, sesuai yang telah disajikan pada table observasi di bawah ini.

c. Langkah kerja
Amatilah gambar tanaman buah yang mengalami ambang kerusakan akibat serangan
penyakit dan lakukan identifikasi dengan:
1. Tentukan dan tuliskan jenis tanaman tersebut
2. Amati dan tuliskan bagian tanaman yang terinfeksi penyakit
3. Amati dan tuliskan ciri ciri penyakit yang terdapat pada tanaman yang terinfeksi
4. Buatlah laporan hasil pengamatan serta diskusikan melalui pentasi Tabel
observasi ambang kerusakan tanaman buah akibat serangan penyakit

Gambar
Nama tanaman Bagian yang terinfeksi Ciri ciri Penyakit
Tanaman

Anda mungkin juga menyukai