Anda di halaman 1dari 4

Saat ini saya mengajar sebagai tenaga pendidik di SMK Negeri Kasomalang-Subang Jurusan

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) yang sering orang bilang jurusan
pertanian. Dari Tahun ketahun peminat yang masuk kejurusan ATPH tidaklah signifikan
jumlahnya hal ini disebabkan oleh salah satu mindset dan cara pandang baik orang tua atau siswa
terhadap jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) tersebut, banyak yang
memandang bahwasanya jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) itu kotor
kotoran, becek dan bau karena harus bersentuhan langsung dengan tanah sebagai media tanam
dan terkesan tradisional, sedangkan seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya pada saat ini
perkembangn Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) diera revolusi industri 4.0 berkembang
sangat pesat, sehingga pola KBM yang dilakukan pun harus menyongsong ke era 4.0 yang
berbasis teknologi tersebut, dengan harapan tidak ada lagi mindset orang tua atau siswa yang
berpandangan bahwasanya bahwasanya jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
(ATPH) itu kotor kotoran, becek dan bau dan terkesan tradisional. Dengan adanya program Guru
Penggerak ini saya menginginkan dapat pengembangan dan bimbingan untuk upgrade
kompetensi saya khususnya terkait bidang keilmuan di Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH) sehingga saya dapat menuangkan pengalaman program Guru Penggerak ini
dalam sebuah KBM yang relevan untuk era revolusi industri 4.0.

Selain dari mindset juga sarana dan prasarana jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH) masih terkesan tradisional sehingg perlu penyesuaian sarana dan prasarana
yang relevan dengan era revolusi industri 4.0. Salah satu contoh dalam teknik budidaya tanaman
yang dilakukan di SMK Negeri Kasomalang ini diantaranya masih melakukan bercocock tanam
dengan media tanah, kedepan saya ingin memberikan edukasi dan pemahaman kepada siswa dan
orang tuha bahwasanya bertani itu tidak mesti dengan media tanah tapi bisa dengan media air
yang sering dikenal dengan sistem HIDROPONIK, dengan teknik ini saya berharap tidak ada
lagi siswa atau orang tua yang berpandangan bahwasanya bertani itu kotor dan bau bahkan
terkesan tradisional, melaikan siswa dan orang tua akan merasa bangga anaknya masuk jurusan
pertanian karena di sekolah diajarkan bertani secara modern salah satunya yakni dengan sistem
hidroponik tersebut, selain dari itu di jurusan pertanian juga ada mata pelajaran Pembibitan dan
KULTUR JARINGAN TANAMAN yang merupakan suatu teknik propagasi tanaman secara
cepat dengan jumlah yang banyak juga steril, dengan cara ini saya yakin tidak ada lagi siswa atau
orang tua yang berpandangan negatif terhadap jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan
Hortikultura (ATPH) ini, sehingga di PPDB tahun depan siswa jurusan Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura (ATPH) akan meningkat signifikan jumlahnya.

Selain sarana dan prasarana yang harus menunjang, kualifikasi PTK yang berperan di jurusan
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) juga harus linier dengan kompetensi
keahlian, sehingga setiap PTK dapat bekerja secara profesional dalam mengembangkan jurusan
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Jika semua prasarat ini terpenuhi maka
saya yakin tidak ada lagi mindset yang beranggapan bahwasanya pertanian itu kotor dan lain
sebagainya sehingga jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) akan
menjadi salah satu jurusan yang paling diminati di SMK Negeri kasomalang bahkan menjadi
sekolah dengan jurusan Rujukan bagi sekolah sekolah lain yang mengembangkan kompetensi
keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH).

Saya adalah guru mata pelajaran Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) yang
memiliki keahlian di bidang budidaya tanaman secara HIDROPONIK dan KULTUR
JARINGAN TANAMAN. seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya pada saat ini dunia
sedang dilanda Pandemi COPID-19, kondisi ini akan merubah kebiasaan masyarakat khususnya
dalam budidaya, yang semula budidaya dilakukan diluar rumah (lahan dan ladang) karena
Pandemi COVID-19 maka semua orang dilarang untuk banyak aktifitas diluar rumah, dengan
teknik budidaya secara HIDROPONIK ini dapat dilakukan di sekitar rumah dengan pekarangan
rumah yang sangat kecil sekalipun, sehingga kecil kemungkinan untuk berinteraksi keluar
rumah. Selain dari itu karena sistem budidaya secara HIDROPONIK juga sifatnya bersih dan
praktis maka dalam pemasarannyapun juga banyak dilakukan secara online sehingga besar
kemungkinan di musim Pandemi Covid-19 ini dapat menghindari kita dari berinteraksi secara
langsung dengan pelanggan yang dapat menularkan Virus Covid-19 ini.

Selain sebagai pelaku budidaya tanaman secara hHIDROPONIK saya juga memiliki sertifikat
kompetensi keahlian dalam mengembangkan tanaman secara KULTUR JARINGAN
TANAMAN juga memiliki sertifikat sebagai ASESOR KOMPETENSI KEAHLIAN yang
terhimpun pada jejaring LSP-P1 SMK N 2 Subang dibawah naungan Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP). Selain beberapa keahlian diatas, kelebihan yang mendukung peran saya sebagai
Guru Penggerak lainya yaitu saya memiliki beberapa sertifikat sebagai peserta dan narasumber
pada seminar yang berkaitan dengan ilmu pertanian. Dengan beberapa kompetensi yang saya
miliki saya berharap dapat berkontribusi dalam Tujuan Negara Kesatuan Republik (NKRI)
Indonesia yang tertera pada Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945 alinea keempat
salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan
dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal
tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya
yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat
bila ada)

Akhir Tahun 2019, Negara Indonesia khusnya mengalami musibah Pandemi Covid-19. Pandemi
Covid-19 ini baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan pengaruh dan
dampak yang cukup signifikan dalam dunia pendidikan khususnya, baik warga sekolah bahkan
stakeholder lainnya, mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri dengan kondisi Pandemi saat
ini. Pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menyikapi Pandemi ini, salah satunya dengan
meluncurkan Program Seri Pembelajaran Masa Pandemi COVID-19. Terutama dengan kaitannya
bagaimana sekolah dalam hal ini guru dibekali dengan peningkatan pengetahuan dan
kemampuan dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan saat ini saya bisa selesai
mengikuti program tersebut yanmg saya terapkan pada mata pelajaran Agribisnis Tanaman
Pangan dan Hortikultura yakni dengan teknik HIDROPONIK. Pada musim Pandemi COVID-19
ini teknik pembelajaran Jarak jauh sangat cocok diintegrasikan dengan teknik budidaya tanaman
secara HIDROPONIK, hal tersebut karena sistem HIDROPONIK ini cukup mudah dipraktikan
dan tidak memakan banyak tempat sehingga sangat cocok dipraktikan di rumah masing-masing
siswa sehingga siswa tetap melakukan pembelajarn praktik meskipun di musim Pandemi
COVID-19. Selain cukup mudah dipraktikan dan tidak memakan banyak tempat, teknik
budidaya secara HIDROPONIK ini juga bisa dilakukan sepanjang musim (tidak mengenal
musim) yang bisa dibuat dari dengan alat-alat sederhana misalkan untuk sistem HIDROPONIK
dengan model Nutrien Film Technique (NFT) bisa dengan menggunakan peralon atau bekas
kemasan air minum yang disusun dan diberi lubang sesuai dengan kebutuhan.

Dalam teknik budidaya tanaman secara HIDROPONIK, ada delapan model HIDROPONIK
diantaranya adalah:
1. Sistem Wick
2. Sistem Deep Water Culture
3. Sistem Aeroponik
4. Sistem Drip
5. Metode EBB dan Flow
6. Metode Nutrient Film
7. Metode Bubbleponic
8. Sistem Fertigasi
Dari ke delapan model tersebut yang paling mudah dan akan di pratikan pada siswa diantaranya:
1. Sistem Wick
2. Sistem Drip
3. Metode Nutrient Film
4. Sistem Fertigasi
Agar kegiatan praktik budidaya secara HIDROPONIK ini terlaksana maka melalui
pembelajaran daring saya akan mengajarkan teknik-teknik tersebut dengan cara menampilkan
video tutorial dan diskusi penuh bersama siswa serta membimbing siswa untuk melakukan
praktik secara sederhana di rumahnya masing-masing. Jika Pandemi COVID-19 ini berakhir
maka saya akan mendampingi secara langsung siswa untuk praktik baik di sekolah maupun di
perusahaan sehingga setiap siswa memiliki kompetensi keahlian dibidang HIDROPONIK.
Selain teknik budidaya yang akan saya ajarkan kepada siswa, saya juga akan mengajarkan
bagaimana teknik penanganan pasca panenya seperti :
a. Penyortiran
b. Pengelompokan (Grading)
c. Pengepakan (Packing)
d. Penyimpanan
e. Pengemasan dan Labeling
f. Pemasaran
dan yang paling penting dalam hal penanganan pasca panen ini yaitu adalah teknik pemasaran.
Di musim Pandemi COVID-19 ini, salah satu teknik pemasaran yang akan dilakukan yakni
dengan cara daring (Online) via media sosial seperti Facebook, Twitter, Istagram, WhatsApp
dan Online Shop lainya seperti Shoppe, Tokopedia, Lazada dan lain-lainya.

Anda mungkin juga menyukai