METODE BLENDED
LEARNING
(PEMBELAJARAN BAURAN)
KEPERAWATAN GERONTIK
PENYUSUN
RAHMAWATI RAMLI, S.KEP.NS.M.KES
0
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Praktik Klinik Profesi Keperawatan Gerontik merupakan pelayanan profesinal yang
berdasarkan pada ilmu keperawatan gerontik dan teknik keperawatan gerontik yang berbentuk
pelayanan secara komprehensif (bio-psiko-sosiokultural) ditujukan pada lansia. Pelaksanaan
pelayanan keperawatan gerontik berdasar pada sintesa konsep dan prinsip ilmu keperawatan gerontik
melalui penerapan ilmu dan teknologi keperawatan ke dalam bentuk asuhan keperawatan pada lansia
secara individu maupun lansia yang berada di lingkungan keluarga dan komunitas. Proses
pembelajaraan yang dilaksanakan adalah pengalaman belajar klinik. Beban SKS stase ini adalah 3 SKS
(3 minggu praktik).
Pandemi Corona virus telah mewabah ke semua penjuru dunia. Virus ini pertama kali
ditemukan dari Wuhan China (Wang, Horby, Hayden, & Gao, 2020). Dampak dari pandemik telah
dirasakan sampai ke Indonesia, bahkan data terbaru dari World Health Organization (WHO) menyebut
negara Indonesia terbanyak kedua setelah India di Asia tenggara (WHO, 2020). Kerugian akibat
pandemi dialami, mulai dari sektor ekonomi, perdagangan bahkan sampai ke Bidang Pendidikan.
Dampak yang paling dirasakan yakni pada proses perkuliahan online. Pandemic ini sudah sangat
merugikan namun proses perkuliahan dan penyelesaian studi tidak dapat terhalang, berbagai upaya
telah dilakukan oleh institusi perguruan tinggi dalam merespon hal ini. Fenomena penularan
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Makassar sejak bulan Desember 2020 kembali
memasuki fase kritis yang ditandai dengan peningkatan kasus terkonfirmasi. Dari hal tersebut dan
menindaklanjuti kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah maka Rektor Universitas
Muslim Indonesia juga mengeluarkan surat keputusan perkuliahan selama Pandemi. Berdasarkan Surat
Keputusan Rektor Universitas Muslim Indonesia Nomor 2468/H.25/UMI/XII/2020 tentang
Pelaksanaan Perkuliahan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19
tanggal 28 Desember 2020 diputuskan bahwa Pelaksanaan Perkuliahan diselenggarakan secara daring
(online).
Metode pelaksanaan praktik Profesi Keperawatan Dasar dilaksanakan menggunakan metode
pembelajaran bauran (Blended Learning). pembelajaran bauran (Blended Learning) merupakan suatu
metode pembelajaran yang memadukan secara harmoni antara keunggulan pembelajaran tatap muka
(offline) dengan keunggulan pembelajaran daring (online) (Tim KPT Kemenristekdikti, 2018). Dalam
pembelajaran bauran mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman belajar saat didampingi dosen
di kelas ataupun di luar kelas, namun juga mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas secara
mandiri. Saat belajar di kelas bersama dosen, mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran dan
pengalaman Blanded Learning Keperawatan Gerontik belajar, praktik baik, contoh, dan motivasi
langsung dari dosen. Sedangkan pada saat belajar secara daring mahasiswa akan dapat mengendalikan
sendiri waktu belajarnya, dapat belajar di mana saja, dan tidak terikat dengan metode pengajaran dosen.
Materi belajar lebih kaya, dapat berupa buku-buku elektronik atau artikel-artikel elektronik, video
pembelajaran dari internet, virtual reality, serta mahasiwa dapat memperolehnya dengan menggunakan
gawai dan aplikasi-aplikasi yang ada dalam genggamannya dengan mudah.
Diharapkan dengan menerapkan metode tersebut selama Pandemi Covid-19, pencapaian
kompetensi klinik Profesi Keperawatan Dasar Program Studi Profesi Ners Fakultas 1Kesehatan
1
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia dapat tercapai. Setelah menjalani praktik Klinik Profesi
Keperawatan Dasar ini, mahasiswa diharapkan mampu menentukan gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar, dan melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
D. Capaian Pembelajaran
1. Capaian Pembelajaran (CPL) Program Studi
a. Sikap :
1) Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan menerima
tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan professional sesuai dengan lingkup
praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan;
2) Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai
dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
3) Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien,
menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan
kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan
informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan
lingkup tanggung jawabnya.
b. Pengetahuan
2
1) Menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanity values); menguasai teknik, prinsip dan
prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau
berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan gerontik.
2) Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan;
3) Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;
4) Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya
pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier
c. Keterampilan Khusus :
1) Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi keperawatan gerontik
2) Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas
berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk
menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
3) Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai
standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai
keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat;
4) Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak
diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada
penanggung jawab perawatan;
5) Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler
dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
6) Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang
akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan
persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
d. Keterampilan Umum :
1) Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan
pengalaman kerja;
2) Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik
profesinya;
3) Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
bidang profesinya;
4) Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
Label skala target pencapaian (Profesi Ners pada target 3 & 4):
3
Mencapai hampir semua hasil yang dan sesekali
diharapkan bantuan fisik
Hasil perilaku umumya sesuai
dengan konteks
Marginal 2 Aman hanya dengan bimbingan Tidak terampil Membutuhkan
Tdak sepenuhnya akurat Tidak efisien bantuan verbal
Pencapaian hasil diharapkan tidak terus menerus
lengkap dan sesekali
bantuan fisik
Tergantung 1 Tidak aman Tidak terampil Membutuhkan
Tidak dapat menunjukkan perilaku bantuan cerbal
yang diharapkan dan fisik terus
Kurangnya kesadaran akan perilaku menerus
yang sesuai dengan konteks
X 0 Tidak menampilakn perilaku sesuai
yang diharapkan
4
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL
Pengembangan Pembelajaran blended learning merupakan salah satu metoda pembelajaran yang
menggabungkan atau memadukan secara harmonis antara keunggulan-keunggulan pembelajaran tatap
muka (offline) dengan keunggulan-keunggulan pembelajaran daring (online) dalam rangka mencapai
capaian pembelajaran lulusan (Dirjen PK Kemenristekdikti, 2018)). Chaerusman (2018) menyatakan
bahwa pembelajaran blended learning merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mengkombinasikan
sedemikian rupa potensi terbaik dari pembelajaran sinkronous maupun strategi pembelajaran
asinkronous bertujuan untuk menciptakan pengalaman belajar untuk mencapai capaian pembelajaran
yang telah ditentukan secara optimal.
Pembelajaran blended learning sebagai kerangka acuan model desain sistem pembelajaran yang
berorientasi pada salah satu isu yang penting, yaitu seting belajar. Pembelajaran blended learning
memiliki komposisi yaitu 30% dari pembelajaran tatap muka dan 70% dari penayangan materi secara
online (Kenney & Newcombe, 2011). Mahasiswa dalam proses pembelajaran model blended learning
tidak hanya mendapatkan pengalaman belajar saat didampingi dosen di kelas ataupun di luar kelas,
namun juga mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas secara mandiri. Pada saat proses belajar
di kelas bersama dosen, mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran dan pengalaman belajar, praktik
baik, contoh, dan motivasi langsung dari dosen, sedangkan pada saat belajar secara daring mahasiswa
akan dapat mengendalikan sendiri waktu belajarnya, dapat belajar dimana saja, dan tidak terikat dengan
metode pengajaran dosen. Materi belajar lebih kaya, dapat berupa bukubuku elektronik atau artikel-
artikel elektronik, video pembelajaran dari internet, virtual reality, serta mahasiwa dapat
memperolehnya dengan menggunakan gawai dan aplikasi yang ada dalam genggamannya dengan
mudah (Unsyiah, 2020).
Pembelajaran blended learning menurut Kemeristekdikti (2018) terjadi apabila materi
pembelajaran 30%-79% dapat diperoleh dan dipelajari mahasiswa melalui daring. Klasifikasi
pembelajaran blended learning ditinjau dari aksesmahasiwa terhadapmateri pembelajaran sebagai
berikut: Tabel 2.1 Klasifikasi pembelajaran blended learning.
5
Persentase Materi Metode Pembelajaran Pembelajarn
Belajar dari Akses
Daring
0% Tatap muka Materi pembelajaran diperoleh di kelas, dan
pengajaran secara lisan.
1% - 29% Web Pada dasarnya pembelajaran masih terjadi
secara tatap muka di kelas, namun dosen
sudah memulai menfasilitasi mahasiswa
dengan meletakan RPS, tugas-tugas, dan
materi pembelajaran di web atau sistem
menajemen kuliah / LMS
Kalam@.umi.ac.id
30% - 79% Blended Pembelajaran terjadi secara blended yang
dilakukan secara daring maupun tatap
muka. Dosen melaksanakan pembelajaran
secara daring baik pada waktu yangsama,
waktu yang berbeda. Kuliah dosen,
materi,tugas-tugas, contoh-contoh, dan
ilustrasi dapat diakses oleh mahasiswa
setiap saat secara daring. Dosen dapat
melaksanakan kuliah menggunakan LMS
Kalam@.umi.ac.id, Zoom, Geogle
Classroom, Geogle Meet, Moodle, Webex,
Skype, Hangouts, FB, Edmudo, danlain-
lain.
>80% Daring Pembelajaran sepenuhnya terjadi secara
daring, sudah tidak terjadi lagi tatap muka.
Semua materi pembelajaran, contoh-
contoh, dan tugastugas- dilakukan secara
daring
6
B. Unsur-Unsur Blended Learning
Blended learning terdapat enam unsur menurut Soler, Soler, Araya (2017) yaitu: tatap muka, belajar
mandiri, menggunakan aplikasi, kegiatan tutorial, kerjasama dan evaluasi yang menjadi ciri dari
pembelajaran model blended learning. Unsur-unsurtersebut dijelaskan sabagai berikut:
1. Tatap muka
Proses tatap muka dalam pembelajaran blended learning tetap dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitupengajarsalahsatunya dosen menyampaikanmateridasaruntuklebihlanjut
dipelajari mahasiswa secar mandiri, meskipun tetap dilakukan pembelajaran secara daring maupun
luring.
2. Belajar mandiri
Proses belajar mandiri yaitu mahasiwa memperdalam pemahaman materi dengan melakukan
belajar mandiri dengan sumber belajar, waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh
masingmasing mahasiswa dengan mencatat hal-hal baru dan permasalahan yang didapatkan untuk
ditanyakan kepada dosen atau melakukan diskusi dengan sesama mahasiswa lainnya
3. Menggunakan aplikasi
Mahasiswa belajar mandiri menggunakan aplikasi untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
tidak langsung dengan dosen atau mahasiswa lainnya, dengan menggunakan aplikasi yang
sederhana seperti: WhatsApp (WA) atau menggunakan platform tertentu yang lebih terpadu seperti
kelas maya, google classroom, Edmodo, Trello dan sebagainya. Mahasiswa dalam mencarai
berbagai sumber belajar dapat melakukan secara online yaitu melalui browser Google maupun
melalui aplikasi, seperti: e-library dan e-book yang nantinya dosen dan mahasiswa dapat
memaksimalkan semua aplikasi yang ada sebagai media dan sumber belajar.
4. Kegiatan tutorial
Kegiatan pembelajaran dalam blended learning merupakan kegiatan tutorial yang memberikan
kesempatan luas untuk mahasiswa untuk belajar mandiri, bisa dilakukan dengan tatap muka atau
jarak jauh menggunakan aplikasi. Pembelajaran blended learning sangat ditentukan oleh peran
dosen sebagai tutor untuk mahasiswanya yang berperan dalam memberikan bantuan atau
bimbingan belajar yang bersifat akademik kepada mahasiswa dan membantu kelancaran proses
belajar mandiri mahasiswa, baik individu maupun kelompok berkaitan dengan materi yang
dibahas.
5. Kerjasama
Pembelajaran blended learning merupakan salah satu model pembelajaran kolaboratif disamping
belajar secara mandiri. Mahasiswa bisa melakukan kerjasama baik secara langsung di kelas
maupun tidak langsung melalui platform pembelajaran kolaboratif online, seperti platform Lark
dengan mahasiswa lainya atau dosen dalam menyelesaikan suatu permasalahan pembelajaran.
6. Evaluasi
Sistem evaluasi pada pembelajaran dengan model blended learning berbeda dibandingkan dengan
evaluasi pembelajaran langsung tatap muka. Evaluasi blended learning berdasarkan pada proses
dan hasil yang dapat dilakukan melalui penilaian kinerja siswa dengan mengisi portofolio yang
dapat berupa hasil penyelesaian mahasiswa dalam studi kasus, interprestasi bacaan, essay,
kuisioner, proyek, kerja kolaboratif maupun praktik
7
BAB III
PROSES BIMBINGAN
B. Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien usia
lanjut.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim .
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab.
4. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik, Dekompensasio cordis, hipertensi.
- Eliminasi : BPH
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare.
- Nutrisi: KEP.
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis.
5. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal .
6. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap klien usia lanjut yang unik .
7. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
usia lanjut.
8. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan
standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efisien dan efektif.
9. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan usia lanjut.
10. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
11. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya.
12. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
13. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan .
8
14. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan .
15. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
16. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
17. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
18. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan.
lansia dengan psiko social spiritual 1. Lanjut usia dengan masalah gangguan konsep
diri
2. Lanjut usia dengan masalah demensia
3. Lanjut usia dengan masalah spiritual
9
E. Metode Pembelajaran dengan Model Blended Learning
Model blended learning yang dipergunakan pada mahasiswa Kepaniteraan Klinik
Keperawatan Maternitas menggunakan Flipped model yang dilakukan yaitu dengan memulai pada
kuadran setting belajar dari asinkron mandiri (Self-directed Asynchronous Learning) yaitu
mahasiswa memulai belajarsecara daring yang dilakukan sebelummasuk ke lahan praktik,
dilakukan di mana saja, sesuai dengan kondisi dan kecepatan belajar masing-masing dengan
memanfaatkan teknologi komunikasi, yaitu dengan membaca, mendengarkan, menonton,
mempraktekkan, menstimulasi dan Latihan dengan memanfaatkan materi digital yang sebelumnya
sudah diupload oleh dosen pembimbing klinik yang relevan.
Praktik mahasiswa profesi Ners, yaitu di rumah sakit. Model blended learning flipped
classroom dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
10
F. Proses Pelaksanaan Praktek
1. Pre dan post conference
Sebelum memulai konferensi kasus dalam rangka pembahasan kasus tertentu yang ditetapkan
Clinical Instructor di lahan praktik saat stase di bidang keilmuan tertentu, mahasiswa tahap
profesi diberikan pre-test dan kemudian dilakukan post-test pasca konferensi selesai.Soal pre-
test dan post-test dibuat sebagi hasil kerjasama antara pembimbing institusi (preseptor) dan
pembimbing lahan praktik (CI) atau mentor. Soal pre-test dan post-test ditujukan untuk
mengukur tingkat pengetahuan mahasiswa peserta pendidikan tahap profesi yang berkaitan
dengan kasus yang dibahas dalam kegiatan konferensi kasus (case conference).
2. Case Report dan Diskusi Kasus
Laporan Kasus merupakan metode pembelajaran yang dipraktikkan secara rutin dalam setiap
pembelajaran klinik di lahan praktik. Dengan waktu studi 8 jam per hari, seorang mahasiswa
yang stase di bangsal atau bagia tertentu harus membuat dan menyampaikan laporan kasus atas
semua klien yang dalam tanggung jawab observasinya kepada perawat dalam shift yang
berbeda dalam kegiatan operant (pergantian antar waktu jaga), misalnya shift pagi ke shift sore,
shift sore ke shift malam, dan shift malam ke shift pagi.
3. Demonstrasi / Supervisi
4. Penyuluhan / HE
5. Mini Seminar Mini Seminar dilaksanakan sesuai kebutuhan dan kesepakatan antara CI dan
peserta didik. yang sama pada satu siklus serta dihadiri oleh peserta didik dari institusi lain.
Kegiatan seminar dilaksanakan dengan tujuan membahas penyakit yang diderita klien serta
membahas berbagai alternatif penatalaksanaannya, khususnya dalam perspektif
keperawatannya.
6. Jurnal Reading
Jurnal reading dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan mini seminar di akhir dapertemen,
jurnal yang dipaparkan sesuai dengan kasus yang diangkat serta mampu di implementasikan di
lahan tempat praktik.
11
Ringkasan Proses Pembelajaran Tahap Pendidikan Profesi Ners UMI
Adapun metode evaluasi yang digunakan untuk menilai ketercapaian mahasiswa dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan adalah dengan beberapa metode penilaian berbasis
kompetensi, di antaranya:
1. Log Book
Log book merupakan buku yang berisi catatan tentang seluruh aktivitas yang dilakukan mahasiswa
peserta program pendidikan profesi Ners selama bekerja dalam 1 (satu) shift di lahan praktik.
Format Log book terdiri dari beberapa kolom di antaranya: nomor, tanggal dan jam, jenis
aktifitas/kegiatan, hasil yang diperoleh, kendala/hambatan, rencana kegiatan selanjutnya, serta
paraf konsultan dan pembimbing.
2. Case Test atau Student Oral Case Analysis
SOCA merupakan metode analisis kasus yang dilakukan melalui tes lisan dan diukur secara
objektif. Tujuan SOCA ini adalah untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kasus klinis berdasarkan konsep yang komprehensif. Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis
kasus dengan menjelaskan masalah dan bagaimana mekanisme dasar terjadinya permasalahan
tersebut, membuat diagnosis keperawatan yang rasional, dan menjelaskan pemberian terapi dengan
menerapkan berbagai ilmu-ilmu dasar. Biasanya diawali dengan menggambarkan peta pikiran dari
suatu kasus klinis (menggambarkan hubungan masalah dengan situasi terkait atau mengidentifikasi
hubungan sebabakibat dari munculnya suatu permasalahan). Beberapa indikator yang dinilai dalam
tes lisan ini antara lain adalah:
a) Review kasus secara umum (skor 10)
Fokus penilaian kemampuan mahasiswa dalam menyusun peta konsep dan menjelaskan
hubungan antara diagnosis dengan kondisi lainnya seperti etiologi, faktor risiko dan faktor
predisposisi)
b) Keterlibatan ilmu-ilmu dasar (skor 20 – 35)
12
Menggambarkan keterkaitan ilmu-ilmu dasar dalam patofisiologi dan pathogenesis terjadinya
suatu penyakit/gangguan.
c) Patogenesis (10 – 25)
Menjelaskan mekanisme terjadinya suatu penyakit dan perubahan berbagai struktur tubuh yang
ditunjukkan dengan berbagai pemeriksaan penunjang.
d) Patofisiologi (20 – 40)
Menjelaskan setiap mekanisme terjadinya suatu penyakit yang ditandari dengan timbulnya
berbagai gejala dan tanda penyakit.
e) Manajemen atau penatalaksanaan (5 – 10)
Menjelaskan berbagai jenis intervensi keperawatan berdasarkan terapi yang ditetapkan dokter
baik yang bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.Khusus dalam pengobatan
termasuk di dalamnya terapi farmakologis dan non-farmakologis. f. Komplikasi (maksimal 5)
f) Prognosis (maksimal 5)
g) Penampilan mahasiswa (10)
komponen penilaian yang berkaitan dengan penampilan mahasiswa selama mengikuti tes lisan.
13
G. PROSES PEMBELAJARAN DAN BIMBINGAN
Rahapan & Kegiatan Kegiatan Metode Penugasan di Media Metode
Waktu Pembimbing Mahasiswa Pembelajaran Panti/Komunitas Pembelajar Evaluasi
an
Pra Interaksi Menginformasikan Mempelajari Ceramah Video OSCE
Sebelum hal-hal terkait dengan buku panduan Conference: (Objective
Praktik praktik Kep. Gerontik Kep. Gerontik Zoom Structured
Keperawatan (kegiatan, tata tertib, - Mengikuti Meeting Clinical
Gerontik dll) - Menjelaskan pretest / OSCE Examination)
buku panduan Kep. kepaniteraan
Gerontik - Pretest umum
keterampilan klinik /
OSCE kepaniteraan
umum
Pembekalan Praktik Mengikuti Ceramah Video Partisipasi
Klinik - Melakukan Kegiatan Conference: dalam diskus
pendekatan dengan Pembekalan Zoom
mahasiswa sehingga Praktik Klinik Meeting
mahasiswa dapat - Segera
beradaptasi dengan beradaptasi -
kelompok dan Memperkenalk
program baru - an diri,
Mendampingi orientasi
mahasiswa untuk kegiatan,
memperkenalkan diri personal, dan
sambil orientasi - pasien
Membuat kontrak - Membuat dan
kegiatan (fokus menyepakati
diskusi tiap hari, kontrak
rencana pencapaian kegiatan
Kep. Gerontik, dll)
Minggi I Pre conference: - Aktif Setiap Hari: Pre Absen kehahadiran LMS Kalam Kehadiran -
(Daring/Onli melihat persiapan mengikuti & Post sesuai Preceptor Video Partisipasi
ne) mahasiswa kegiatan Conference masing-masing Conference: dalam Diskusi
(pemahaman kasus secara Zoom
yang akan dihadapi) - Meeting
14
Bedside teaching: daring/onli Hari I: Membuat 1. Setiap LMS Kalam Kehadiran
Prosedur dan proses ne Laporan mahasiswa
keperawatan - - Mencapai Pendahuluan membuat
Supervisi prosedur - tindakan (LP) Tutorial Laporan
Evaluasi prosedur - observasi Individu Pendahuluan
Post conference dan (Asinkron (LP) yg
melakukan Mandiri/SelfDire dibagikan oleh
analisis cted Preceptor dengan
kesenjanga Asynchronous diagnosa medis
n Learning) yang berbeda tiap
- Melakukan individu
prosedur diantaranya :
secara
mandiri lansia dengan
dan masalah fisik
mendapat a) Lanjur usia
penilaia dengan
- Evaluasi COPD
diri dan b) Lanjut usia
merencana dengan
kan Pneumonia
kegiatan hipostatik
selanjutnya c) Lanjut usia
dengan
Dekompens
asio cordis
d) Lanjut usia
dengan
Hipertensi
e) Lanjut usia
dengan BPH
f) Lanjut usia
dengan
Diare
g) Lanjut usia
dengan KEP
15
h) Lanjut usia
dengan
Fraktur
i) Lanjut usia
dengan
artritis
3. Memberikan
asuhan
keperawatan
pada lansia
dengan psiko
social
spiritual
Lanjut usia
dengan masalah
gangguan konsep
diri
a) Lanjut usia
dengan
masalah
demensia
b) Lanjut usia
dengan
masalah
spiritual
16
sesuai Laporan
pendahuluan
Hari III : 1. Masing-masing LMS Kalam Kehadiran -
Journal Reading individu Video Partisipasi
menganalisis Conference: dalam Diskusi
(Asinkron jurnal Zoom
Kolaborative/ internasional Meeting
Colaborative tentang
Asynchronous pemberian terapi
Learning modalitas atau
komplementer
sesuai masalah
keperawatan
(Lampiran 18)
2. Sumber: E-
Journal
Keperawatan
(sinta.ristekdikti),
Perpustakaan
Negara Republik
Indonesia
(PNRI), Springer
Link di web
Perpustakaan
UMI
(https://lib.umi.ac
.id/)
Hari IV 1. Diskusi dan LMS kalam Keaktifan
Diskusi presentasi Laporan
Kelompok pendahuluan. Setiap
individu
(Asinkron mempresentasikan
Kolaborative/ LP dalam bentuk
Colaborative mind mapping dan
Asynchronous clinical pathway
Learning)
17
Hari V : 1. Setiap LMS Kalam - Kehadiran -
Studi Kasus mahasiswa Video Partisipasi
memaparkan Conference: dalam Diskus
(Asinkron hasil laporan Zoom
Mandiri/Self- kasus yang telah Meeting
Directed dimasukkan
Asynchronous kedalam asuhan
Learning) keperawatan
2. Setiap
mahasiswa
mempresentasika
n penyuluhan
Kesehatan sesuai
dengan media
yang telah dibuat
Hari VI : Setiap mahasiswa LMS Kalam Kehadiran -
Seminar Journal memaparkan hasil Video Partisipasi
reading review jurnalnya Conference: dalam Diskusi
Asinkron masing -masing Zoom
Mandiri/Self- Meeting
Directed
Asynchronous
Learning)
Minggu II Pre conference: melihat - Mencapai Sinkron - 1 Laporan Praktik di - Logbook
(Praktik di persiapan mahasiswa target Langsung/ Live- Pendahuluan Panti / - Direct
Panti/ (pemahaman kasus yang tindakan Synchronous individu sesuai Wilayah Observasio
akan dihadapi) observasi Learning): dengan masalah
Puskesmas) kerja nal of
Sup dan yang ditemukan Puskesmas
melakukan Prosedure
ervi pada Lansia setempat
analisis Skill
si - 1 Kasus Askep
kesenjangan - Case
pros Kelolaan
- Mencapai test/uji
- Logbook / ADL
edur target kasus
setiap hari (SOCA –
Evaluasi prosedur melakukan
Post conference prosedur Student
dengan Oral Case
dibantu Analysis)
18
- Melakukan - DOPS
prosedur (Direct
secara Observasi
mandiri dan onal
mendapat Prosedur
penilaian Skill) dan
- Evaluasi diri Student
dan
merencanak Oral Case
an kegiatan Analyses
selanjutnya. (SOCA)
- OSCE
- Problem
solving
skill
- Kasu
lengkap,
kasus
singkat
- Portfolio
Minggu III Pre conference: melihat - Mencapai Sinkron - Logbook / ADL Praktik di - Logbook
(Praktik di persiapan mahasiswa target Langsung/ Live- setiap hari Panti / - Direct
(pemahaman kasus yang tindakan Synchronous - Penyuluhan Wilayah
Panti/ Observasio
akan dihadapi) Supervisi observasi Learning):
Puskesmas) Kesehatan: kerja nal of
prosedur Evaluasi dan
prosedur Mahasiswa Puskesmas Prosedure
melakukan
analisis menyiapakan setempat Skill
Post conference
kesenjangan SAP dan - Case
- Mencapai leaflet/Poster/Ba test/uji
target nner penyuluhan kasus
melakukan terkait masalah (SOCA –
prosedur intervensi Student
dengan keperawatan pada Oral Case
dibantu keluarga binaan Analysis)
- Melakukan masing-masing. - DOPS
prosedur (Direct
- Ujian supervisi
secara
mandiri dan (OSCE) yang
19
mendapat dilaksanakan Observasi
penilaian langsung pada onal
- Evaluasi diri keluarga kelolaan. Prosedur
dan - Problem solving Skill) dan
merencanak Student
skill, yaitu
an kegiatan
melakukan latihan Oral Case
selanjutnya.
pemecahan Analyses
masalah yang (SOCA)
diberikan - OSCE
langsung oleh - Problem
preceptor baik solving
secara lisan skill
maupun tulisan. - Kasu
- Memberikan lengkap,
Senam Lansia / kasus
senam otak singkat
- Portfolio
20
H. EVALUASI PEMBELAJARAN
Proses evaluasi penilaian dilakukan oleh Preceptor Lahan dari Rumah Sakit dan Dosen
Preceptor institusi Program Studi Profesi Ners FKM Universitas Muslim Indonesia. Mahasiswa
dinyatakan lulus jika memenuhi kehadiran 100%, mendapat nilai minimal 70 untuk seluruh aspek
evaluasi, dan mematuhi tata tertib akademik yang berlaku. Angka mutu sesudah pembobotan
dijadikan huruf mutu dengan menggunakan pendekatan acuan patokan.
I. TATA TERTIB
1. Tata Tertib Mahasiswa
Berikut ini merupakan tata tertib praktik klinik yang harus dipatuhi dengan baik oleh
setiap mahasiswa :
a) Tata tertib praktik keperawatan keluarga mengacu pada tata tertib Program
Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Masyarakat UMI dengan ketentuan
waktu praktik mahasiswa selama 7 (tujuh) hari kerja selama 20 hari dimulai pada
hari senin sampai hari minggu. Waktu kunjungan ke pasien kelolaan dilakukan
setiap hari.
b) Lama praktik mahasiswa adalah setiap hari mulai pukul 08.00–14.00 wita.
Mahasiswa wajib berada di lokasi praktik sampai dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Apabila ada mahasiswa yang ingin meninggalkan lokasi praktik dalam
jadwal praktik, maka harus melaporkan kepada koordinator dan pembimbing yang
ada serta wajib menggantikan sesuai dengan kekurangan jam yang ada.
21
c) Kehadiran yang diharapkan adalah 100%, jika mahasiswa berhalangan hadir ke
tempat praktik maka wajib membuat permohonan izin secara tertulis yang
ditujukan kepada koordinator praktik dengan tembusan kepada ketua prodi.
d) Jika mahasiswa ingin mengganti kegiatan praktik pada waktu di luar jadwal yang
telah ditentukan, maka harus memberitahukan kepada koordinator/pembimbing
praktek serta meminta tanda tangan keluarga dan kepala desa setempat.
e) Menggunakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan syariat Islam, dimana
mahasiswa perempuan wajib menggunakan rok serta pakaian yang tidak terlalu
ketat, transparan, dan pendek, sementara mahasiswa laki-laki wajib memakai
kemeja berkerah dan celana panjang yang tidak terlalu ketat, dengan baju berwarna
putih dan bawahan berwarna hitam.
f) Menggunakan sepatu kets atau dengan hak rendah (2-3 cm) bagi wanita serta tidak
menggunakan make up yang berlebihan.
22
Lampiran 1 Format Cover Laporan Pendahuluan
OLEH:
NAMA :
STAMBUK :
KELOMPOK :
Preceptor Institusi
( )
23
Lampiran 2 Format Laporan Pendahuluan
A. Proses Penuaan Secara Umum
B. Konsep Aspek Legal Etik Keperawatan
C. Konsep Medis
1. Defenisi (nama penyakit)
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Patoflowdiagram / penyimpangan KDM (disesuaikan jumlah diagnosis kep. yang
kemungkinan muncul pada kondisi tersebut) serta diketik sndri, dsusun, diatur
dengan benar.
5. Manifestasi klinik / tanda & gejala
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Penatalaksanaan/ terapi Pengobatan
9. Prognosis
10. Mind Mapping
D. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosis Keperawatan
3. Intervensi keperawatan (setiap intervensi sllu dilengkapi penjelasan rasional dan
bukan penjelasan tujuan)
4. Evaluasi (evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi kemungkinan keberhasilan dari
penerapan intervensi)
DAFTAR PUSTAKA
(daftar pustaka harus benar-benar di ambil dari beberapa sumber yang digunakan dalam
menyusun lapaoran, bukan daftar pustaka yang sudah ada pada artikel –cri referensi aslinya,
serta gunakan penulisan mendeley atau reference)
24
Lampiran 3. Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Gerontik
25
Dokter / perawat::
Rumah sakit / puskesmas::
Klinik:
Pelayanan kesehatan di rumah::
Lain-lain:
7. Deskripsi Aktivitas Selama 24 jam (Uraikan bersama Jam-nya):
8. Riwayat Kesehatan
Keluhan – keluhan utama (metode PQRST):
P
Q
R
S
T
Pengetahuan mengenai kondisi kesehatan saat ini :
Trauma:
26
Masalah-Masalah Berkaitan dengan Konsumsi Obat
Defisit (Uraikan jika ada keterbatasan dalam konsumsi obat) :
Efek samping yang tidak menyenangkan:
Persepsi keefektifan :
Kesulitan memperoleh :
10. Riwayat Alergi:
Obat-obatan:
Makanan:
Alergi Lain:
11. Nurtisi:
Uraikan jenis makanan untuk pagi, siang & malam :
BB saat ini:
Riwayat Peningkatan/penurunan BB:
Frekuensi makan:
Masalah-masalah yang mempengaruhi masukan makanan (mis: pendapatan tidak adekuat, kurang transportasi,
masalah menelan / mengunyah, stress emosional :
27
Air mata berlebihan Alergi
Pruritus Riwayat infeksi
Penampilan
Bengkak sekitar mata Kemampuan
Olfkatori
Floater Payudara
Diplopia Benjolan / massa
Kabur Nyeri/ nyeri tekan
Fotofobia Bengkak
Riwayat infeksi Keluar cairan dari putting susu
Tanggal pemeriksaan mata
Perubahan pada putting susu
terakhir
Dampak pada aktivitas sehari- Pola pemeriksaan
hari payudara sendiri
Telinga Tanggal dan hasil
mamogram terakhir
Perubahan pendengaran Kardiovaskuler
Rabas Nyeri dada
Tinitus Palpitasi
Vertigo Sesak nafas
Sensitivitas pendengaran Dipsnea pada aktivitas
Alat-alat prostesa Dipsnea noktural paroksimal
Riwayat infeksi Murmur
Tanggal pemeriksaan paling akhir Edema
28
Tanggal & hasil pemeriksaan dada
Nyeri pelvic
terakhir
Gastrointestinal Sistokel/ rektokel /prolaps
Disfagia Penyakit kelamin
Tidak dapat mencerna Infeksi
Nyeri ulu hati Masalah aktivitas seksual
Mual muntah Riwayat menopause (usia, gejala,
masalah pascamenopause)
Hematemesis Tanggal dan hasil pap paling akhir
Perubahan nafsu makan Muskuloskeletal
Intoleran makanan Nyeri Persendian
Ulkus Kekakuan
Nyeri Pembengkakan sendi
Ikterik Deformitas
Benjolan / massa Spasme
Perubahan kebiasaan defekasi Kram
Diare Kelemahan otot
Konstipasi Masalah cara berjalan
Melena Nyeri punggung
Hemoroid Protesa
Perdarahan rectum Kebiasaan latihan/olahraga
Pola defekasi biasanya Dampak pada Aktivitas sehari-hari
Sistem Endokrin Psikososial
Intoleran terhadap panas Cemas
Intoleran terhadap dingin Depresi
Goiter Insomnia
Pigmentasi kulit/tekstur Menangis
Perubahan rambut Gugup
Polifagia Takut
Polidipsia Masalah dalam
pengambilan keputusan
Poliuria Kesulitan berkonsentrasi
Sistem Saraf Mekanisme koping
Sakit kepala Stres saat ini
Kejang Persepsi tentang kematian
Sinkope/serangan jantung Dampak pada aktivitas sehari-hari
Paralisis
Paresis
Masalah koordinasi
Tie/tremor/spasme
Parestesia
Cedera kepala
Masalah Memori
Tingkat kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari:
Skala Depresi:
Fungsi intelektual/memori:
Masalah-masalah kesehatan lain-lain yang ditemukan:
29
Tingkat kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari:
………………………………….. 20….
Yang Mengkaji
(…………………………….)
30
Lampiran 4 Format Pengkajian Fungsional Klien
Index kemandirian dalam aktivitas sehari-hari dibuat berdasarkan evaluasi kemandirian atau
ketergantungan fungsional klien dalam hal mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah, kontinensia, dan
makan. Definisi spesifik dari kemandirian atau ketergantungan fungsional diuraikan di bawah index.
A : Kemandirian dalam hal makan, berpakaian, kontinensia, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi.
B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut.
C : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan.
E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi
tambahan.
F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu
fungsi tambahan
G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain : Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai C, D, E, atau
F.
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau banruan pribadi aktif, kecuali seperti secara spesifik
diperlihatkan di bawah ini. Seorang klien yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap sebagai tidak
31
Mandiri : Berpindah ke dan dari tempat tidur/ kursi secara mandiri (menggunakan/ tidak menggunakan
alat bantu)
Tergantung : Dibantu saat berpindah ke dan dari tempat tidur/ kursi, tidak melakukan satu atau lebih
perpindahan.
Kontinensia
Mandiri : BAB dan BAK seluruhnya dikontrol sendiri.
Tergantung : Inkontinensia total atau parsial pada BAB dan BAK, control total atau parsial dengan
enema, atau penggunaan urinal dan/atau bedpan secara teratur.
Makan
Mandiri : Mengambil makanan dari piring dan memasukkannya ke mulut, (memotong-
motong daging/ikan, mengolesi roti dengan mentega tidak dimasukkan dalam evaluasi).
Tergantung : Dibantu saat makan, tidak makan sama sekali, atau makam parenteral
A. Barthel Indeks
Pengkajian Tingkat Kemandirian
NILAI
NO KRITERIA PENILAIAN
BANTUAN MANDIRI
1 Makan / minum 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat 5-10 15
tidur/sebaliknya
3 Kebersihan diri; cuci muka, menyisir 5 10
rambut dll.
4 Keluar/ masuk kamar mandi 5
0
5 Mandi 0 5
6 Berjalan (jalan datar) 10 15
7 Naik turun tangga 5 10
8 Berpakaian/bersepatu 5 10
9 Mengontrol defekasi/ BAB 5 10
10 Mengontrol berkemih/ BAK 5 10
JUMLAH
KETERANGAN :
32
Lampiran 5. Pengkajian Status Kognitif
KETERANGAN :
SALAH 0–3 : Fungsi intelektual utuh
SALAH 4–5 : Kerusakan intelektual ringan
SALAH 6–8 : Kerusakan intelektual sedang
SALAH 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat
KESIMPULAN : ……………………………………………………
33
2 Orientasi 5 Menyebutkan tempat
keberadaan kita :
• Negara
• Kota /
Kabupaten
• Provinsi
• Panti
3 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama objek (
Kursi, meja, kertas)
4 Perhatian dan 5 Berhitung 100 dikurangi
kalkulasi 7 sampai 5 tingkat
5 Mengingat 3 Mengulangi
menyebutkan objek
pada no.3
6 Bahasa 9 • Tunjukan benda dan
tanyakan namanya
• Buat kalimat dan
minta klien
menirukan
• Mengikuti perintah
sebanyak 3 langkah
• Minta untuk
melakukan gerakan
• Minta untuk menulis
• Minta untuk
menyalin gambar
JUMLAH 30
KETERANGAN :
24 – 30 : Normal
18 – 23 : Gangguan kognitif sedang
0 – 17 : Gangguan kognitif berat
KESIMPULAN : …………………………………………………………………
34
Lampiran 6. Pengkajian Depresi
35
2 Saya muak dengan diri sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya kan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti pasti tentang tujuan diri diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
sendiri
H. Menarik Diri Dari Sosial
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
pada mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perassan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan permanen dalam penampilan saya
dan ini membuat saya tidak tertarik
1 Saya kuatir bahwa tampak tua atau tidak menarik
0 Saya merasa bahwa tampak lebih buruk daripada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya
36
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang sebelumnya
Penilaian
0–4 Depresi tidak ada atau minimal
5–7 Depresi ringan
8 – 16 Depresi sedang
16 > Depresi berat
Skala depresi geriatric yesavage atau biasa disebut dengan geriatric depression scale (GDS)
merupakan instrument yang disusun secar khusus untuk memeriksa depresi. Instrumen ini terdiri atas
30 atau 15 pertanyaan dengan jawaban YA atau TIDAK.GDS ini telah diuji kesahihan dan
keandalannya. Beberapa nomor jawaban YA dicetak tebal, dan beberapa nomor yang lain jawaban
TIDAK dicetak tebal. Jawaban yang dicetak tebal mempunyai nilai 1 apabila dipilih. Instrumen GDS
dengan 30 item pertanyaan ini dikatakan juga dengan menggunakan 15 item pertanyaan biasa disebut
GDS short Version.
37
4 Apakah Anda penuh sering merasa bosan? Ya/ Tidak
5 Apakah Anda penuh pengharapan akan masa depan? Ya/ Tidak
6 Apakah Anda diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat Ya/ Tidak
anda keluarkan/ungkapkan?
7 Apakah Anda mempunyai semangat baik sepanjang waktu? Ya/ Tidak
8 Apakah Anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Ya/ Tidak
anda?
9 Apakah Anda merasa bahagia pada sebagian besar waktu Ya/ Tidak
anda?
10 Apakah Anda sering merasa tidak berdaya? Ya/ Tidak
11 Apakah Anda sering merasa gelisah dan resah/gugup? Ya/ Tidak
12 Apakah Anda lebih senang tinggal tinggal di rumah dari pada Ya/ Tidak
pergi keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru
13 Apakah Anda sering kali kuatir akan masa depan? Ya/ Tidak
14 Apakah Anda merasa mempunyai banyak masalah dengan Ya/ Tidak
daya ingat Anda dibandingkan kebanyakan orang?
15 Apakah Anda piker hidup Anda sekarang ini menyenangkan? Ya/ Tidak
16 Apakah Anda merasa murung dan sedih? Ya/ Tidak
17 Apakah Anda merasa tidak berharga seperti perasaan Anda? Ya/ Tidak
18 Apakah Anda sangat kuatir tentang kejadian-kejadian masa Ya/ Tidak
lalu?
19 Apakah anda merasa bahwa kehidupan ini sangat Ya/ Tidak
menyenangkan/menarik?
20 Apakah Anda merasa berat untuk memulai proyek/ pekerjaan Ya/ Tidak
baru?
21 Apakah anda merasa penuh bersemangat? Ya/ Tidak
22 Apakah anda merasa bahwa Anda tidak ada harapan? Ya/ Tidak
23 Apakah Anda piker bahwa orang lain ebih baik keadaannya Ya/ Tidak
daripada Anda?
24 Apakah anda seringkali kesal terhadap hal-hal sepele? Ya/ Tidak
25 Apakah Anda seringkali merasa ingin menangis? Ya/ Tidak
26 Apakah Anda mempunyai kesulitan dalam berkomunikasi? Ya/ Tidak
27 Apakah Anda senang bangun di pagi hari? Ya/ Tidak
38
28 Apakah Anda lebih senang menghindari kegiatan sosial? Ya/ Tidak
29 Apakah mudah bagi Anda untuk mengambil keputusan? Ya/ Tidak
30 Apakah pikiran Anda jernih seperti biasanya? Ya/ Tidak
Interpretasi :
Skor 0 – 9 : Not depressed (Tidak depresi/ normal)
Skor 10 – 19 : Mild Depression (Depresi ringan)
Skor 20 – 30 : Severe Depression (Depresi sedang/berat)
39
15 Apakah Anda piker bahwa orang lain lebih baik keadaanya Ya/ Tidak
daripada Anda?
Interpretasi :
Skor 0 – 4 : Not depressed (Tidak depresi/ normal)
Skor 5 –9 : Mild Depression (Depresi ringan)
Skor 10 – 15 : Severe Depression (Depresi sedang/berat)
(Seikh & Yesavage, 1986)
40
Lampiran 7. Pengkajian Fungsi Sosial
Interpretasi :
< 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
4–6 : Disfungsi keluarga sedang
7 – 10 : Keluarga memiliki fungsi yang baik
41
Lampiran 8. Pengkajian Aspek Spiritual
42
Lampiran 9, Pengkajian Fungsi Keseimbangan
NILAI :
43
Lampiran 10. Format Klasifikasi Data
Klasifikasi Data
44
Lampiran 11. Format Analisa Data
Analisa Data
Dst
45
Lampiran 12. Format Rencana Asuhan Keperawatan
Dst
46
Lampiran 13. Format Implementassi Asuhan Keperawatan
Dst
47
Lampiran 14. Format Log Book (Activity Daily Living)
LOGBOOK / KEGIATAN HARIAN (ADL)
48
Lampiran 15. Format Penilaian Penyuluhan (Direct Observasional of Prosedure Skill)
Nama Mahasiswa :
Stambuk :
Tema Penyuluhan :
NILAI KET
NO KRITERIA PENILAIAN BOBOT
1 2
1 Mahasiswa mempersiapkan penyuluhan 10
dengan baik.
2 Tujuan penyuluhan dikemukakan dengan 5
jelas.
3 Mahasiswa menerangkan konsep/ 15
informasi dengan jelas kepada
audience.
4 Lingkungan dipersiapkan dengan baik dan 5
kondusif.
5 Mahasiswa mendorong situasi penyuluhan 10
dengan baik.
6 Pembagian waktu diatur dengan tepat. 10
7 Materi dipresentasikan dengan tepat. 10
8 Sistematika dan isi materi tersusun 15
dengan tepat dan jelas.
9 Ketepatan dalam memberikan jawaban 10
(Rasional).
10 Kesimpulan dan hasil penyuluhan 10
dikemukan dengan singkat dan jelas
JUMLAH 100
100
Pembimbing/Penguji :
………………………………….
49
Lampiran 16. Format Penilaian Laporan Kasus
PENILAIAN PRAKTEK
KEPERAWATAN GERONTIK
Laporan Kasus
Nama mahasiswa : ……………………………… Ruangan/Kasus :
…………………..
KOMPONEN KEGIATAN BOBOT SKORE (S) NILAI
NO (B) (B x S)
1 2 3 4
1 Pengkajian 2
2 Diagnosa 1
3 Intervensi 1
4 Implementasi 1
5 Evaluasi 1
6 Validasi data 1
7 Penguasaan Kasus 2
8 Penulisan 1
TOTAL NILAI 10
PENGESAHAN PENILAIAN :
Nama Pembimbing & Tanda Tangan
Total nilai
Np = x 100
Total score (10) Pembimbing/Penguji :
…………………………………
50
Lampiran 17. Lembar Konsultasi Praktik Profesi Ners
Catatan :
1. Tanda (*) silahkan dilingkari salah satunya sesuai dengan kegiatan yang
dikonsultasikan
2. Setiap kegiatan di atas dengan tanda (*) disertai 1 lembar konsultasi
3. Isi kolom kegiatan yakni konsultasi, perbaikan dan ACC.
4. Kolom kegiatan minimal diisi 3 kali
5. Warna Sampul laporan dan Lembar Konsultasi berwarna hijau
Mahasiswa,
Menyetujui
Preceptor Institus
NIM.
51
Lampiran 18
REVIEW JURNAL
JUDUL
Judul Asli :
Penulis :
Di Publikasikan :
Abstrak
A. LATAR BELAKANG
1. Latar belakang Pemilihan jurnal
2. Latar Belakang Penelitian dalam jurnal
B. TUJUAN
1. Tujuan Review Jurnal
2. Tujuan Penelitian Dalam Jurnal
B. METODE
C. HASIL
D. PEMBAHASAN
E. ANALISIS JURNAL
1. Kelebihan
2. Kekurangan
F. IMPLIKASI KEPERAWATAN
G. APLIKASI DI RUMAH SAKIT
H. HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI JURNAL Hambatan : Solusi :
I. KESIMPULAN
NB : Lampirkan Jurnal Asli
52
Lampiran 19. Narasi Kasus
Ny G adalah seorang wanita 67 tahun dan suaminya Tn A 69 Tahun. Ny. G lahir pada
tanggal 1 Januari 1954 sedangkan suaminya lahir pada tanggal 20 Februari 1952. Mereka berdua
adalah pensiunan PNS yang sekarang tinggal di Jalan Perintis kemerdekaan Makassar. Mereka
berdua ber suku bugis dan beragama Islam. Mereka memiliki 2 orang anak , satu anak
perempuan dan satu anak laki-laki. Anak perempuannya telah menikah dan tinggal Bersama
suaminya di Surabaya. Anak laki-laki Ny. G pun sudah menikah dan tinggal di Palu. Saat ini
Ny. G dan suami tinggal berdua dirumah. Anak-anaknya mengajak mereka untuk tinggal
Bersama namun Ny. G dan suami menolak, dengan alasan masih sehat dan kuat. Ny. G tinggal
dirumah berukuran 17x 8 m2. Untuk mengisi waktu luang Tn. A berkebun dilahan kosong
disamping rumah, dan dibantu oleh Ny. G.
Hari ini Ny. G ditemani suaminya Tn A datang ke Puskesmas dengan keluhan utama:
Nyeri tangan dan lutut,, wajahnya nampak meringis. Dia menggambarkan Riwayat nyeri dan
kekakuan tangan selama 2 tahun, awalnya intermiten, tetapi sekarang setiap hari selama 5
bulan terakhir. Gejalanya didominasi di sendi jari tengah dan akhir dan sisi ibu jari pergelangan
tangan. Ini sendi kaku selama 15-20 menit setelah bangun tidur. Rasa sakitnya semakin parah
dengan berkebun, dan bekerja pekerjaan rumah lainnya, etapi membaik dengan istirahat. Sendi
jari yang terkena terlihat bengkak selama bertahun-tahun, tanpa perubahan ukuran yang berarti.
Semenjak jarinya sakit, dia merasa tidak mampu menggenggam dengan kuat. Lutut kirinya
nyeri secara intermiten selama lebih dari 5 tahun. Lututnya tidak kaku namun kadang-kadang
agak bengkak ketika ia merasa lututnya sakit. Nyeri lutut lebih buruk dengan jongkok, naik
dan menuruni tangga, dan setelah lama berjalan atau berdiri. Dia sering meninggalkan
pekerjaan rumah tangga karena menahan beban sakit lutut dan sering merasa gelisah. Riwayat
kesehatan masa lalu Ny. G termasuk hipertensi selama 9 tahun. Dia riwayat keluarga termasuk
riwayat ibunya adalah Arthritis .
Ny. G datang dengan tanda sebagai berikut: TD: 150/90mmHg, N: 105x/menit, RR:
24x/menit, S:365 ºC; indeks massa tubuh (BMI): 31. Ny. G merasa kesulitan tidur disiang dan
malam hari. Saat tidur dimalam hari Ny. G sering terjaga dan merasa tidak puas tidur saat pagi.
Beberapa persendian terasa nyeri pada palpasi, tidak ada yang meradang. Terdapat tonjolan
53
tulang yang serupa tetapi dengan nyeri tekan sedang. Pergelangan tangan pasif gerakan penuh
dan tidak nyeri secara bilateral, dan tidak ada nyeri pada pergelangan tangan dorsal. Lutut
terasa dingin untuk disentuh. Lutut kiri memiliki varus yang halus deformitas yang dapat di
kurangi secara pasif. Lutut memiliki krepitasi teraba di atas sendi patellofemoralgaris dengan
gerakan pasif, Panjang kaki sama.
54