TAHUN 2021
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
MAYA MARDAWATI M
SUKARDI MUHAMMAD ALWI
AMRIANA HESTY PINONTOAN
ARDIANSYAH DESI APRIANA KADIR
AYU LESTARI YUYUN SUCI WULANDARI
RATNA JUITA MANJAENI MUHTIA SAGITA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga laporan
Praktik Belajar Klinik (PBK) ini dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat serta
pelaksanaannya dapat berjalan secara terarah dan terpadu sehingga dapat mencapai tujuan
yang yang telah ditentukan. Laporan Praktik Belajar Klinik (PBK) ini disusun sebagai
Kesehatan dan Bisnis ST. Fatimah Mamuju Tahun 2021. Kegiatan PBK dan penyusunan
laporan ini dapat diselesaikan pula atas bantuan bimbingan dan kerjasama berbagai pihak,
1. Bapak Ns. Safriadi Darmansyah A, S.Kep., M.Kes Sebagai Rektor Institut Kesehatan
3. Ns. Muhlis S.Kep sebagai Pembimbing Institusi (KMB, Gawat Darurat, dan OK)
4. Ns. Hayyu Sitoresmi S. Kep., M. Kes sebagai Pembimbing Institusi (Anak, Maternitas
5. dr. Indahwati Nursyamsi M. Kes sebagai Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat.
12. Seluruh dosen dan staf dalam lingkungan pendidikan S1 Keperawatan Institut
Kami menyadari laporn ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu
permohonan maaf kami hanturkan sebelumnya serta, segala kritik dan saran sngat kami
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan didalamnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................16
C. Intervensi Keperawatan..................................................................................22
D. Implementasi Keperawatan.............................................................................22
E. Evaluasi Keperawatan.....................................................................................22
BAB V KESIMPULAN..................................................................................................94
A. Kesimpulan.....................................................................................................94
B. Saran...............................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................96
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran dalam perguruan tinggi profesi keperawatan membutuhkan
suatu tatanan yang dapat mendukung peserta didik untuk menghasilkan tenaga
kesehatan yang berkualitas dan profesional untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja
menghasilkan lulusan yang profesional dan siap pakai pada tingkat regional dan dapat
bersaing ditingkat global. Untuk mencapai kemampuan tersebut peserta didik perlu
untuk menjamin lulusan S1 sebagaimana yang dimaksud maka peserta didik perlu
mendapatkan Praktik Belajar Klinik (PBK) dan bentuk Praktik klinik Keperawatan II
capaian mata kuliah KMB, Anak, Gawat Darurat, dan Maternitas dengan capaian
mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada kasus – kasus di RS pada bagian
Unit perawatan bedah, perawatan interna, perawatan anak, gawat darurat, dan
maternitas.
Asuhan Keperawatan pada kasus – kasus di RSU pada bagian unit Keperawatan
2. Tujuan Khusus
Asuhan Keperawatan :
a. Melakukan pengkajian
e. Implementasi keperawatan
f. Evaluasi
(Discharged Planning)
gangguan system tubuh yang umum terjadi berdasarkan keilmuan yang terkait
meliputi: Gangguan Sistem Pernapasan, Gangguan Sistem Pencernaan, Gangguan
pada anak, pada kasus – kasus kegawatdaruratan, dan masalah pada maternitas.
kasus dan masalah Kelompok 1 di RSUD Prov. Sulbar, Praktek Belajar Klinik (PBL)
lain yaitu : kajian pustaka, observasi lapangan, deph interview dan diskusi kelompok
terfokus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Defenisi
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran
bercak-bercak, teratur dalam area-area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan
meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth dalam Wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat (Whalley and wong dalam
Wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia adalah rekuensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang
lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan
meningkat (Suzanne G. Bare dalam wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru- paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson dalam
wijayaningsih, 2013).
Menurut Nursalam, (2008) letak anatomi, pneumonia dibagi menjadi pneumonia
lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), dan pneumonia intertisialis.Pneumonia
Lobaris
pneumonia Lobaris adalah peradangan pada paru dimana proses peradangan ini
menyerang lobus paru. Pneumonia ini banyak disebabkan oleh invasi bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif.
b. Pneumonia Interstisisalis
Pneumonia interstisial adalah kondisi dimana pernapasan langka
yang ditandai dengan pembentukan membran hialin di paru-paru.
3. Patofisiologi
Bronchopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh
virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga
terjadi peradangan broncus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada
bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk
produktif, ronchi positif dan mual. Setelah itu mikroganisme tiba di alveoli
membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu :
a. Stadium I (4-12 jam pertama / kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan pemulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan
aliran darh dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat
pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel
imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan
prostaglandin. Degranulasi bekerja sama dengan histamin dan prostaglandiin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler
paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
intertisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus
meningkatkan jarak yang harus di tempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka
perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan
penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
b. Stadium II / hepatisasi (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari
reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit, dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah
dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara akan bertambah sesak,
stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selam 48 jam.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Wawancara
(biasanya baru berlangsung 1-2 hari), frekuensi buang air besar (BAB) lebih
dari 3 kali dalam sehari, volume feses kurang lebih jumlahnya 250 mg dalam
sehari, bau feses amis/busuk, pasien panas, muntah, dan kejang, berat badan
lingkar kepala).
2) Data Subyektif
Data subyektif yang didapat yaitu pasien mengeluhkan Buang Air Besar
(BAB) cair, lemas, gelisah, mual muntah, anoreksia, badan panas, frekuensi
BAB cair dalam sehari lebih dari 3 kali, adanya riwayat reaksi alergi terhadap
suatu zat, makanan/minuman, atau lingkungan, dan adanya kebiasaan dan pola
makan anak seperti makan makanan terbuka, suka makan makanan pedas.
3) Data Obyektif
Data obyektif yang ditemukan yaitu mata cekung, ubun-ubun besar dan
cekung, turgor kulit kurang dan kering, lidah, bibir dan mukosa kering,
konsistensi feses cair, peningkatan suhu tubuh, penurunan BB, dan pasien
b. Pemeriksaan fisik
3) Tanda-tanda vital
Pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan tekanan darah
menurun (misal 90/40 mmHg), nadi cepat sekali (tachikardi), suhu terjadi
peningkatan, respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dan berat karena adanya
Pada pemeriksaan head to toe penderita diare ditemukan ubun- ubun yang besar
dan agak cekung, rambut rontok atau merah karena malnutrisi, mata pada
umumnya agak cekung, mukosa kering, bibir pecah-pecah dan sianosis, lidah
kering, tulang pipi biasanya menonjol, dan wajah tampak lebih pucat, umumnya
tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid, dan dapat juga menimbulkan aritmia
jantung. Temuan lain dapat dilihat dari pemeriksaan pada abdomen yaitu
umumnya simetris, supel tidak ada lesi, terdapat bunyi tympani (kembung),
umumnya ada nyeri tekan bagian perut bawah yaitu bagian usus dan dapat terjadi
kejang perut, dan bising usus lebih dari 30 x/menit. Pada anus terjadi iritasi,
kemerahan pada daerah sekitarnya, kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas
PATHWAY
Pathway diare
Isi usus
Penyerapan makanan di
usus
Diare
ANALISA DATA (Nurarif, Amin &
Kusuma, H., 2013)
Masalah Diagnosa
No Data Fokus Etiologi
Keperawatan Keperawatan
Batasan karakteristik :
Diare
a. Ada dorongan
Diare Malabsorbsi berhubungan
untuk defekasi
dengan
1.
b. Bising usus
malabsorbsi
hiperaktif
c. Defekasi feses
cair >3 dalam 24
jam
d. Kram
e. Nyeri abdomen
2. Diagnosa Keperawatan
(2011) adalah:
3. Intervensi Keperawatan
A.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 1. Identifikasi faktor yang
selama......... x 24 jam
diharapkan pasien menyebabkan diare
membaik dengan (misalnya medikasi,
indikator:
bakteri, dan pemberian
1. 1. Pasien BAB 2x makan lewat slang)
sehari dengan 2. Monitor tanda dangejala
Diare konsistensi lembek diare
1. berhubungan 2.Pasien tidak sakit 3. Instruksikan pasien atau
dengan perut mulas-mulas keluarga untuk mencatat
malabsorbsi 3.Bising usus pasien warna, volume, frekuensi,
10-15 x/menit dan konsistensi tinja
4.Turgor kulit elastic 4. Ukur output (diare) pasien
5.Mukosa bibir 5. Berikan makanan dalam
lembab porsi kecil dan lebih sering
6.Tidak ada nyeri serta tingkatkan porsi
tekan pada abdomen secara bertahap
sebelah kanan atas 6. Anjurkan pasien
menghindari makanan
pedas dan menimbulkan
gas dalam perut
7. Anjurkan pasien untuk
menghindari dulu
makanan yang
mengandung laktosa
8. Kolaborasi pemberian obat
antidiare secara tepat
9. Konsultasikan dokter jika
terjadi peningkatan bising
usus serta tanda dan gejala
diare menetap
4. Implementasi Keperawatan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui atau membantu masalah klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik.
Dengan mengambarkan kriteria hasil yang dilakukan dan diharapkan. Implementasi
adlah praktik dari intervensi yang telah dibuat, implementasi dilakukan selama 3
hari dan juga mendapatkan hasil dari intervensi.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang
telah ditentukan, untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan. Dalam evaluasi keperawatan menggunakan catatan
SOAP. Yaitu sarana yang digunakan oleh tenaga medis untuk merekam informasi
mengenai pasien SOAP merupakan singkatan dari Subjek (subjek, perkataan
ataupun perbuatan dari pasien dan keluarga), Objek (Objek, hal yang dilihat oleh
perawat), Assesment (Penilaian) dan Planning (Perencanaan).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Data Umum
1. Identitas Klien
Agama : Katolik
Tengah
Ruangan : Anak
Suku : Toraja
- AYAH
Pendidikan : SD
Umur : 29 Tahun
Pekerjaan : Petani
- IBU
Pendidikan : SMP
Umur : 21 Tahun
Pekerjaan : IRT
Kesehatan
perhari
1. Prenatal
f. Imunisasi TT : 4 Kali
2. Natal
persalinan
3. Post Natal
40 cm
cuaca
Reaksinya kenaikan BB
GENOGRAM
?
? ? ?
2
? ? 21 ? ? 9 ? ? ? ? ? ? ?
1
// = Cerai
1. Pertumbuhan fisik
a. Berat Badan : 10 Kg
b. Tinggi Badan : 10 Cm
berguling
merangkak
orang
F. RIWAYAT NUTRISI
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
1. Riwayat Psikososial-Spiritual
2. Riwayat Spiritual
3. Riwayat Hospitalisasi
Keluarga sudah paham tentang sakit yang diderita An. K dan juga
kalau dirinya sedang sakit dan ia tidak tahu dirawat di rumah sakit.
lepas
1. Nutrisi
An.K 13 kg.
Saat sakit : tidak selera makan asi sja,tidak mau makan nasi+sayur,dan
2. Cairan
Sebelum sakit : hanyaminum asi dan air putih,An.K kuat minum air
3. Istirahat/Tidur
4. Eliminasi fekal/BAB
baunya biasa
baunya biasa.
5. Eliminasi urine/BAK
tidak berwarna.
tidak berbau.
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : aktivitas An.K sangat aktif dan beramain dan berlari -
lari.
Setelah sakit : An.K tampak lemas namun masih ingin bermain dan
rewel serta sehari sebelum keluar Rs An.K berlari lari hingga infusnya
lepas.
7. Personal hygiene
Sebelum sakit : An.K sangat suka mandi bahkan bisa 4 kali mandi
8. Aktifitas sehari-hari
Saat sakit : An.K sulit beraktifitas dan tampak lemah, namun masih
ingin bermain.
1. 0-6 Tahun
a. Motorik kasar
keatas duduk kepala tegak, menumpu badan pada kaki, dada terangkat
b. Motorik halus
coret.
c. Bahasa
d. Personal sosial
tepuk tangan.
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : E 4 V 5 m 6 (composmentis)
N=100x/m
adanya edema, tumor dan nyeri tekan tidak ada suara tambahan.
b. Sistem kardiovaskuler : inspeksi dada datar, palpasi posisi dada
Td=100/60 mmhg.
tekan karna BAB encer lebih dari tiga kali terdapat untah satu kali,
BAB encer belum ada ampas, tidak adanya bising usus, kurang nafsu
makan.
normal
sesuai usianya.
h. Sistem endokrin : An.K meiliki system endokrin yang baik dan saat
3. Pemeriksaan Diagnostik :
d. Mcv 95 16% m3
g. RDWCV 17,4 H3
k. PCT 0,333%
3. Penatalaksanaan medis
a. Oralit
c. Zink 1 x20 mg
d. Lurp RL
Pengumpulan Data
DATA
1. Ibu klien mengatakan klien BAB encer lebih dari 3 kali sehari
Klasifikasi Data
encer lebih dari 3 kali sehari 2. Klien tampak tidak ingin makan dan BB
muntah 1 kali
menurun 3 kg
Analisa Data
DS :
Diare berhubungan dengan
1. Ibu klien Malabsorbsi
malabsorbsi
mengatakan klien
3 kali sehari
2. Ibu klien
mengatakan klien
muntah 1 kali
DO :
DS : Ketidakmampuan Mencerna
Ketidakseimbangan nutrisi
Ibu klien mengatakan Makanan.
kurang dari kebutuhan
anaknya kurang nafsu
tubuh berhubungan dengan
makan dan BB
ketidakmampuan mencerna
menurun 3 kg
makanan.
DO :
menurun
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi
Keperawatan Hasil
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1. selama......... x 24 jam
diharapkan pasien
membaik dengan
indikator: 1. Identifikasi faktor yang
menyebabkan diare
1. 1. Pasien BAB 2x
Diare 2. Monitor tanda dangejala
sehari dengan
berhubungan diare
konsistensi lembek
dengan 3. Instruksikan pasien atau
2.Pasien tidak sakit
malabsorbsi keluarga untuk mencatat
perut mulas-mulas
warna, volume, frekuensi,
3.Bising usus pasien
dan konsistensi tinja
10-15 x/menit
4. Ukur output (diare) pasien
4.Turgor kulit elastic
5. Kolaborasi pemberian obat
5.Mukosa bibir
antidiare secara tepat
lembab
6.Tidak ada nyeri
tekan pada abdomen
sebelah kanan atas
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
P:
Lanjutkan
intervensi
2-3
3 Selasa, 4 Mei Diare berhubungan 1. Mengidentifikasi faktor S : Ibu klien
2021 dengan mengatakan
yang menyebabkan diare
Malabsorbsi BAB masih
11.45 - Diare disebabkan karena encer namun
hanya 3 kali
malabsorbsi karena nasi
sehari
yang dikonsumsi An. K,
karena ia tidak ingin
O : Klien
makan bubur masih
11.47 tampak
2. Memonitor tanda dan
lemas
gejala diare
- Ibu klien mengatakan
klien masih BAB encer A : Diare
belum
sebanyak 3 kali sehari dan
teratasi
juga tidak mengalami
muntah
TTV : TD : 100/60 mmHg P:
Lanjutkan
S : 36,2 oC, N : 100x/m, P :
intervensi
28x/m 2-5
11.49 3. Menginstruksikan
pasien atau keluarga untuk
mencatat warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi
tinja
- Frekuensi sedang dari
konsistensi tinja berwarna
kehijauan, bau biasa,
volume BAB 3 kali sehari,
konssistensi tinja masih
encer
4. Mengukur output
11.51 (diare) pasien
- Diare klien berwarna
kehijauan, masih encer
belum berampas dan
sebanyak 3 kali sehari
5. Berkolaborasi
11.53 pemberian obat
antidiare secara tepat
- Oralit, IUFD RL 14
Tpm, cefixieme syr 2 x
2,5 ml, Zink 1x20 mg, dan
Lacto B 2x1 sachet
4 Selasa, 4 Mei Ketidakseimbangan Nutrition management S : Ibu klien
2021 Nutrisi Kurang mengatakan
1. Berkolaborasi dengan ahli
Dari Kebutuhan anaknya
11.55 Tubuh gizi untuk menentukan sudah mulai
Berhubungan jumlah kalori dan nutrisi makan
Dengan walau
yang dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan sedikit
Mencerna Makanan - Ahli gizi memberikan
bubur sebagai makanan O : Klien
tampak
penambah ASI karena ingin makan
selama ini An. K tidak ingin sedkit
makan bubur dan hanya
makan nasi
2. Memonitor jumlah nutrisi A:
Ketidakseim
dan kandungan kalori
bangan
11.57 - An. K mengkonsumsi ASI nutrisi
dan bubur dalam jumlah kurang dari
kebutuhan
lebih banyak dari kemarin tubuh belum
teratasi
P:
Lanjutkan
intervensi
2-3
makan nasi
2. Memonitor jumlah nutrisi A : masalah
Ketidakseim
dan kandungan kalori
bangan
15.10 - An. K mengkonsumsi ASI nutrisi
dan bubur dalam jumlah kurang dari
kebutuhan
banyak dai hari – hari tubuh
kemarin dan makan dengan teratasi
lahap
P:
Pertahankan
intervensi
BAB IV
NO TEORI REALITA
1. Pengkajian Pengkajian yang dilakukan
Dalam teori pengkajian cenderung hanya melalui
dilakukan untuk pengaatan perawat dan
mengupulakan data kurang berinteraksi
subjektif(wawancara dengan langsung dengan klien.
keluarga klien) dan data
objektif(melalui pengaatan
perawat)
2. Diagnosa keperawatan yang Diagnosa keperawatan yang
diangkat dala teori adalah 3 diangkat hanya 2 yaitu:
diagnosa keperawatan yaitu 1.diare berhubungan dengan
1. Diare berhubungan dengan mal absorbsi
mal absorbsi 2. ketidak seimbagan nutrisi
2. resiko kekurangan volume kurang dari kebutuhan
cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan
3. ketidak seibangan nutrisi ketidak mampuan mencerna
kurang dari kebutuha tubuh makanan
berhubungan dengan ketidak
mampuan mampuan
mencerna makanan
3. Intervensi Keperawatan Intervensi dilakukan hanya
Intervensi keperawatan berdasarkan dengan kondisi
dilakukan berdasarkan acuan dan keadaan klien saat
dari intervensi yang telah dalam masa perawatan .
dibuat dan di tetapkan
4. Implementasi Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan
dilaukan berdasarkan keadaan klien.
intervensi yang telah dibuat
dan di tetapkan.
5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan
bertujuan untuk memperoleh pengamatan atau secara
kesipulan dar implementasi objectife.
keperawatan yang telah
dilakukan berdasarkan
S,O,A,P(Subject,Object,Ases
sment,Planning.
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Terlepas dari semua uraian yang ada pada laporan ini. Kiranya tidak ada yang
sempurna dalam penyusunan laporan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan, agar
kedepannya kami dapat menyajikan laporan dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal – Bedah : Buku Saku untuk Brunner dan
Suddarth.Jakarta : EGC.
Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2.Edisi 15.Alih
Bahasa A. Samik Wahab.Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike Budhi
Subekti.Jakarta: EGC.
Grace, Pierce A & Borley, Neil R. 2006.At a Glance Ilmu Bedah.Jakarta : Erlangga.
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik; Alih Bahasa, Aifrina
Hany. Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdasarkan Diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction
Publishing.
Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing.
(Ed. 6). Missouri : Mosby.