Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR II

KEPERAWATAN ANAK PADA AN “K” DENGAN GANGGUAN SISTEM

PENCERNAAN “DIARE” DI RUANG ANAK RSUD PROV SULBAR KEC.

MAMUJU KAB. MAMUJU

TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

MAYA MARDAWATI M
SUKARDI MUHAMMAD ALWI
AMRIANA HESTY PINONTOAN
ARDIANSYAH DESI APRIANA KADIR
AYU LESTARI YUYUN SUCI WULANDARI
RATNA JUITA MANJAENI MUHTIA SAGITA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS ST. FATIMAH MAMUJU

T.A 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga laporan

Praktik Belajar Klinik (PBK) ini dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat serta

pelaksanaannya dapat berjalan secara terarah dan terpadu sehingga dapat mencapai tujuan

yang yang telah ditentukan. Laporan Praktik Belajar Klinik (PBK) ini disusun sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan S1 Keperawatan Institut

Kesehatan dan Bisnis ST. Fatimah Mamuju Tahun 2021. Kegiatan PBK dan penyusunan

laporan ini dapat diselesaikan pula atas bantuan bimbingan dan kerjasama berbagai pihak,

untuk kami ucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Ns. Safriadi Darmansyah A, S.Kep., M.Kes Sebagai Rektor Institut Kesehatan

dan Bisnis ST. Fatimah Mamuju.

2. Ns. Yuliana D, S. Kep., M. Kes sebagai Penanggung Jawab S1 Keperawatan

3. Ns. Muhlis S.Kep sebagai Pembimbing Institusi (KMB, Gawat Darurat, dan OK)

Praktek Belajar Klinik (PBK)

4. Ns. Hayyu Sitoresmi S. Kep., M. Kes sebagai Pembimbing Institusi (Anak, Maternitas

dan ICU) Praktek Belajar Klinik (PBK).

5. dr. Indahwati Nursyamsi M. Kes sebagai Direktur RSUD Provinsi Sulawesi Barat.

6. Suherlina S. Kep., Ns sebagai Pembimbing Lahan di Ruang UGD

7. Wanawati Zamad S. Kep., Ns sebagai Pembimbing Lahan di Ruang Interna/Bedah

8. Mardariska S. Kep., Ns sebagai Pembimbing Lahan di Ruang Anak

9. Masriani Amd. Keb sebagai Pembimbing Lahan di Ruang Maternitas

10. Suherniati S. Kep., Ns sebagai Pembimbing Lahan di Ruang ICU

11. Sukardi S. Kep., Ns sebagai Pembimbing Lahan di Ruang OK

12. Seluruh dosen dan staf dalam lingkungan pendidikan S1 Keperawatan Institut

Kesehatan dan Bisnis ST. Fatimah Mamuju.

13. Rekan-rekan mahasiswa PBK Kelompok 1 dan Kelompok 2


14. Orang tua, Saudara (i) kami tercinta yang telah memberikan do’a dan dukungan baik

fisik, mental , materi dan spiritual.

Kami menyadari laporn ini masih banyak memiliki kekurangan, oleh karena itu

permohonan maaf kami hanturkan sebelumnya serta, segala kritik dan saran sngat kami

harapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan didalamnya.

Mamuju, 20 Mei 2021

Penyusun

Mahasiswa PBK Kelompok I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Tujuan dan Kegunaan Praktek Belajar Klinik (PBK)........................................3

C. Sasaran Praktek Belajar Klinik (PBK)..............................................................3

D. Metode Yang Digunakan..................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................................8

A. Konsep Dasar Medis.........................................................................................8

B. Konsep Dasar Keperawatan..............................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................................10


A. Pengkajian......................................................................................................10

B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................16

C. Intervensi Keperawatan..................................................................................22

D. Implementasi Keperawatan.............................................................................22

E. Evaluasi Keperawatan.....................................................................................22

BAB IV KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN KASUS......................................29

A. Kesenjangan Antara Teori dan Kasus ............................................................29

BAB V KESIMPULAN..................................................................................................94

A. Kesimpulan.....................................................................................................94

B. Saran...............................................................................................................94

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................96

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran dalam perguruan tinggi profesi keperawatan membutuhkan

suatu tatanan yang dapat mendukung peserta didik untuk menghasilkan tenaga

kesehatan yang berkualitas dan profesional untuk memenuhi kebutuhan lapangan kerja

di bidang kesehatan. Tatanan proses pembelajaran tersebut diharapkan mampu

menghasilkan lulusan yang profesional dan siap pakai pada tingkat regional dan dapat

bersaing ditingkat global. Untuk mencapai kemampuan tersebut peserta didik perlu

mendapatkan pengalaman yang lebih terampil di klinik. Sesuai dengan kurikulum

program studi S1 Keperawatan Institut Kesehatan dan Bisnis ST Fatimah Mamuju,

untuk menjamin lulusan S1 sebagaimana yang dimaksud maka peserta didik perlu

mendapatkan Praktik Belajar Klinik (PBK) dan bentuk Praktik klinik Keperawatan II

yang merupakan lanjutan dari PKK 1. Praktik Klinin Keperawatan II merupakan

capaian mata kuliah KMB, Anak, Gawat Darurat, dan Maternitas dengan capaian
mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada kasus – kasus di RS pada bagian

Unit perawatan bedah, perawatan interna, perawatan anak, gawat darurat, dan

maternitas.

B. Tujuan Dan Kegunaan Praktik Belajar Klinik (PBK)


1. Tujun Umum

Setelah menyelesaikan program praktik klinik, peserta didik mampu melaksanakan

Asuhan Keperawatan pada kasus – kasus di RSU pada bagian unit Keperawatan

Bedah, Perawatan Interna, Perawatan Anak, Gawat Darurat, dan Maternitas

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan program praktik klinik, peserta didik mampu melaksanakan

Asuhan Keperawatan :

a. Melakukan pengkajian

b. Menentukan tujuan keperawatan

c. Merumuskan diagnosis keperawatan

d. Merencanakan tindakan keperawatan

e. Implementasi keperawatan

f. Evaluasi

g. Membuat rencana pendidikan kesehatan, termasuk rencana pemulangan pasien

(Discharged Planning)

h. Mendiskusikan dengan pembimbing aspek etik dan legal yang berkaitan

dengan Asuhan Keperawatan medikal bedah yang diberikan.

C. Sasaran Prakti Belajar Klinik (PBK)

Kompetensi klinik yang harus dicapai oleh mahasiswa setelah mengikuti

Praktik Klinik Keperawatan II yang meliputi mata ajar keperawatan KMB,

Keperawatan Gawat Darurat, Keperawatan Anak, dan Keperawatan Maternitas adalah

memberikan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami berbagai macam

gangguan system tubuh yang umum terjadi berdasarkan keilmuan yang terkait
meliputi: Gangguan Sistem Pernapasan, Gangguan Sistem Pencernaan, Gangguan

Sistem Kardiovaskuler, Gangguan Sistem Perkemihan, berbagai masalah kesehatan

pada anak, pada kasus – kasus kegawatdaruratan, dan masalah pada maternitas.

D. Metode Yang Digunakan

Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dalam penyelesaian

kasus dan masalah Kelompok 1 di RSUD Prov. Sulbar, Praktek Belajar Klinik (PBL)

Institut Kesehatan dan Bisnis ST Fatimah Mamuju menggunakan 4 metode, antara

lain yaitu : kajian pustaka, observasi lapangan, deph interview dan diskusi kelompok

terfokus.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Defenisi
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran
bercak-bercak, teratur dalam area-area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan
meluas ke parenkim paru (Brunner dan Suddarth dalam Wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat (Whalley and wong dalam
Wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia adalah rekuensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang
lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan
meningkat (Suzanne G. Bare dalam wijayaningsih, 2013).
Bronchopneumonia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru- paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson dalam
wijayaningsih, 2013).
Menurut Nursalam, (2008) letak anatomi, pneumonia dibagi menjadi pneumonia
lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), dan pneumonia intertisialis.Pneumonia
Lobaris

pneumonia Lobaris adalah peradangan pada paru dimana proses peradangan ini
menyerang lobus paru. Pneumonia ini banyak disebabkan oleh invasi bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif.

a. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia)


Peneumonia Lobularis adalah ditandai adanya bercak-bercak infeksi pada
berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau
bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.

b. Pneumonia Interstisisalis
Pneumonia interstisial adalah kondisi dimana pernapasan langka
yang ditandai dengan pembentukan membran hialin di paru-paru.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan


bahwa Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat
yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
2. Etiologi
Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan oleh
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Penyebab
Bronchopneumonia yang biasa di temukan adalah :
a. Bakteri : Diplococus pneumonia, Pneumococus, Stretococus, Hemoliticus
Aureus, Haemophilus influenza, Basilus Frienlander ( Klebsial Pneumonia),
Mycobakterium Tuberculosis.
b. Virus: Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegal
c. Jamur: Citoplasma Capsulatum, Criptococus Nepromas, Blastomices
Dermatides, Aspergillus Sp, Candida Albicans, Mycoplasma Pneumonia,
Aspirasi benda asing.
Dalam keadan normal, paru-paru dilindungi terhadap infeksi oleh berbagai
mekanisme. Infeksi paru-paru bisa terjadi bila satu atau lebih dari mekanisme
pertahanan terganggu oleh organisme secara aspirasi atau melalui penyebaran
hematogen.Aspirasi adalah cara yang lebih sering terjadi.
Virus bisa meyebabkan infeksi primer atau komplikasi dari suatu penyakit, seperti
mobili atau vericella. Virus tidak hanya merusak sel epitel bersilia tetapi merusak sel
goblet dan kelenjar mukus pada bronkus sehingga merusak clearance mukosilia.
Apabila kuman patogen mencapai bronkoli terminalis, cairan edema masuk ke dalam
alveoli, diikuti oleh leukosit dalam jumlah banyak, kemudian makrofag akan
membersihkan debris sel dan bakteri. Proses ini bisa meluas lebih jauh lagi ke segala
atau lobus yang sama, atau mungkin ke bagian lain dari paru-paru melalu cairan
bronkial yang terinfeksi. Malalui saluran limfe paru, bakteri dapat mencapai aliran darah
atau pluro viscelaris. Karena jaringan paru mengalami konsilidasi, maka kapasitas vital
dan comlience paru menurun, serta aliran darah yang mengalami konsilidasi
menimbulkan pirau / shunt kanan ke kiri dengan ventilasi perfusi yang mismacth,
sehingga berakibat pada hipoksia. Kerja jantung mungkin meningkat oleh karena
saturasi oksigen yang menurun dan hiperkapnu. Pada keadaan yang berat, bisa terjadi
gagal napas (Wijayaningsih, 2013).

3. Patofisiologi
Bronchopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh
virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga
terjadi peradangan broncus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada
bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk
produktif, ronchi positif dan mual. Setelah itu mikroganisme tiba di alveoli
membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu :
a. Stadium I (4-12 jam pertama / kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan pemulaan yang
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan
aliran darh dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat
pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel
imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan
prostaglandin. Degranulasi bekerja sama dengan histamin dan prostaglandiin
untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler
paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
intertisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus
meningkatkan jarak yang harus di tempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka
perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan
penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
b. Stadium II / hepatisasi (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari
reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit, dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah
dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara akan bertambah sesak,
stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selam 48 jam.

c. Stadium III / hepatisasi keabu (3-8 hari)


Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa- sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih teteap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
d. Stadium IV / resolusi (7-1 hari)
Disebut juga stadiu resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisi-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsropsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula. Inflamasi pada
bronkus dii tandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk
produktif, ronchi positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai
alveoluss maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema
dan atelaktasis. Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan nafas,
sesak nafas, dan nafas rochi. Fibrosis bisa menyebakan penurunan fungsi paru dan
penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berfungsi. Enfisema
(tertimbunya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari
frekuensi nafas, hipoksemia, asidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis,
dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal nafas
(Wijayaningsih, 2013).
4. Phatway
6. Komplikasi
Menurut Sowden & Betz (2013), Bronchopneumonia dapat mengakibatkan penyakit lain,
yaitu :
a. Atelaktasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurang mobilisasi atau refleks batuk hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang
d. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
e. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

7. Pemeriksaan Penunjang

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian

Menurut Doengoes (2000), anamnesa terhadap pasien diare dibagi menjadi:

a. Wawancara

Anamnesa yang perlu diketahui pada pasien diare sebagai berikut:

1) Riwayat Perjalanan Penyakit

Riwayat perjalanan penyakit yang ditemukan adalah lamanya sakit/diare

(biasanya baru berlangsung 1-2 hari), frekuensi buang air besar (BAB) lebih

dari 3 kali dalam sehari, volume feses kurang lebih jumlahnya 250 mg dalam

sehari, bau feses amis/busuk, pasien panas, muntah, dan kejang, berat badan

selama menderita diare cenderung menurun. Untuk mengetahui berat badan

dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropometri (tinggi badan, berat badan,

lingkar kepala).
2) Data Subyektif

Data subyektif yang didapat yaitu pasien mengeluhkan Buang Air Besar

(BAB) cair, lemas, gelisah, mual muntah, anoreksia, badan panas, frekuensi

BAB cair dalam sehari lebih dari 3 kali, adanya riwayat reaksi alergi terhadap

suatu zat, makanan/minuman, atau lingkungan, dan adanya kebiasaan dan pola

makan anak seperti makan makanan terbuka, suka makan makanan pedas.

3) Data Obyektif

Data obyektif yang ditemukan yaitu mata cekung, ubun-ubun besar dan

cekung, turgor kulit kurang dan kering, lidah, bibir dan mukosa kering,

konsistensi feses cair, peningkatan suhu tubuh, penurunan BB, dan pasien

tampak lemah dan lemas.

b. Pemeriksaan fisik

1) Kesadarannya composmentis, pada dehidrasi berat dapat terjadi apatis, somnolen,

dan kadang soporokomateus.

2) Keadaan umumnya sedang atau lemah

3) Tanda-tanda vital

Pada dehidrasi berat dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan tekanan darah

menurun (misal 90/40 mmHg), nadi cepat sekali (tachikardi), suhu terjadi

peningkatan, respirasi cepat jika terjadi dehidrasi akut dan berat karena adanya

kompensasi asam basa.

4) Pemerisaan head to toe

Pada pemeriksaan head to toe penderita diare ditemukan ubun- ubun yang besar

dan agak cekung, rambut rontok atau merah karena malnutrisi, mata pada

umumnya agak cekung, mukosa kering, bibir pecah-pecah dan sianosis, lidah

kering, tulang pipi biasanya menonjol, dan wajah tampak lebih pucat, umumnya
tidak terjadi pembesaran kelenjar tiroid, dan dapat juga menimbulkan aritmia

jantung. Temuan lain dapat dilihat dari pemeriksaan pada abdomen yaitu

umumnya simetris, supel tidak ada lesi, terdapat bunyi tympani (kembung),

umumnya ada nyeri tekan bagian perut bawah yaitu bagian usus dan dapat terjadi

kejang perut, dan bising usus lebih dari 30 x/menit. Pada anus terjadi iritasi,

kemerahan pada daerah sekitarnya, kekenyalan kulit sedikit kurang dan elastisitas

kembali setelah 1-2 detik.

PATHWAY
Pathway diare

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang di usus Toksik tidak dapat diserap Ansietas

Hipersekresi air &


elektrolit
Hiperperistaltik

Isi usus
Penyerapan makanan di
usus

Diare
ANALISA DATA (Nurarif, Amin &
Kusuma, H., 2013)
Masalah Diagnosa
No Data Fokus Etiologi
Keperawatan Keperawatan

Batasan karakteristik :
Diare
a. Ada dorongan
Diare Malabsorbsi berhubungan
untuk defekasi
dengan
1.
b. Bising usus
malabsorbsi
hiperaktif
c. Defekasi feses
cair >3 dalam 24
jam
d. Kram
e. Nyeri abdomen

2. Batasan karakteristik : Resiko Resiko


a. Perubahan status kekurangan kekurangan
mental volume cairan volume cairan
b. Penurunan tekanan
darah
c. Penurunan tekanan
nadi
d. Penurunan turgor
kulit
e. Peurunan haluaran
urine
f. Membran mukosa
kering
g. Kulit kering
h. Peningkatan
hematokrit
i. Peningkatan suhu
tubuh
j. Peningkatan
frekuensi nadi
k. Peningkatan
konsentrasi urine
l. Penurunan berat
badan
m. Haus
n. Kelemahan
3. Batasan karakteristik : Ketidakseim- Ketidak- Ketidakseim-
a. Kram abdomen bangan nutrisi mampuan bangan nutrisi
b. Nyeri abdomen kurang dari mencerna kurang dari
c. Menghindari kebutuhan makanan kebutuhan
makanan tubuh tubuh
d. Berat badan 20% berhubungan
atau lebih di bawah dengan
berat badan ideal Ketidakmampu
e. Kerapuhan kapiler an mencerna
f. Diare makanan
g. Kehilangan rambut
berlebihan
h. Bising usus
hiperaktif
i. Kurang makanan
j. Kurang informasi
k. Penurunan berat
badan dengan
asupan makanan
adekuat
l. Membran mukosa
pucat
m. Ketidakmampuan
memakan makanan
n. Tonus otot
menurun
o. Mengeluh
gangguan sensasi
rasa
p. Cepat kenyang
setelah makan
q. Sariawan rongga
mulut
r. Kelemahan otot
pengunyah
s. Kelemahan otot
untuk menelan

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul menurut NANDA (2007- 2008), Wilkinson

(2011) adalah:

a. Diare berhubungan dengan malabsorbsi

b. Resiko kekurangan volume cairan

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan mencerna makanan.

3. Intervensi Keperawatan
A.

Diagnosa Tujuan dan Kriteria


No Intervensi
Keperawatan Hasil

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 1. Identifikasi faktor yang
selama......... x 24 jam
diharapkan pasien menyebabkan diare
membaik dengan (misalnya medikasi,
indikator:
bakteri, dan pemberian
1. 1. Pasien BAB 2x makan lewat slang)
sehari dengan 2. Monitor tanda dangejala
Diare konsistensi lembek diare
1. berhubungan 2.Pasien tidak sakit 3. Instruksikan pasien atau
dengan perut mulas-mulas keluarga untuk mencatat
malabsorbsi 3.Bising usus  pasien warna, volume, frekuensi,
10-15 x/menit dan konsistensi tinja
4.Turgor kulit elastic 4. Ukur output (diare) pasien
5.Mukosa  bibir 5. Berikan makanan dalam
lembab porsi kecil dan lebih sering
6.Tidak ada nyeri serta tingkatkan porsi
tekan  pada abdomen secara bertahap
sebelah kanan atas 6. Anjurkan pasien
menghindari makanan
pedas dan menimbulkan
gas dalam perut
7. Anjurkan pasien untuk
menghindari dulu
makanan yang
mengandung laktosa
8. Kolaborasi pemberian obat
antidiare secara tepat
9. Konsultasikan dokter jika
terjadi peningkatan bising
usus serta tanda dan gejala
diare menetap

2. Ketidakseimban Setelah dilakukan Fluide management


gan volume tindakan keperawatan
cairan selama 3 x 24 jam, 1. Timbang popok/pembalut jika
diharapkan kebutuhan diperlukan
cairan dan elektrolit 2. Pertahankan catatan intake dan
dalam tubuh pasien output yang akurat
dapat teratasi dengan 3. Monitor status hidrasi
kriteria hasil: (kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan
- Input dan output
ortostatik), jika diperlukan
cairan elektrolit
4. Monitor vital sign
seimbang.
5. Kolaborasikan cairan IV
- Menunjukkan
6. Monitor status nutrisi
membran mukosa
7. Dorong masukan oral
lembab dan
8. Kolaborasi dengan dokter.
turgor jaringan
normal. Hypovolemia Management
1. Monitor status cairan termasuk
intake dan output cairan
2. Monitor tingkat HB dan
hematokrit
3. Monitor respon pasien
terhadap penambahan cairan
4. Monitor berat badan
2. Ketidakseimban Setelah dilakukan Nutrition management
gan nutrisi tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari selama 3 x 24 jam, 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan untuk menentukan jumlah
berhubungan nutrisi pasien dapat kalori dan nutrisi yang
dengan teratasi dengan dibutuhkan pasien
Ketidakmampua kriteria hasil: 3. Anjurukan pasien untuk
n mencerna meningkatkan intake IV
- Berat badan ideal
makanan 4. Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan
meningkatkan protein dan
tinggi badan
vitamin C
- Tidak ada tanda-
5. Berikan substansi gula
tanda malnutrisi
6. Monitor jumlah nutrisi dan
- Menunjukan
peningkatan kandungan kalori
fungsi 7. Berikan informasi tentang
pengecapan dari kebutuhan nutrisi
menelan
Nutrition Monitoring
- Tidak terjadi
1. BB pasien dalam batas
penurunan berat
normal
badan yang
2. Monitor adanya penurunan
berarti
berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan
5. Monitor lingkungan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
7. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
10. Monitor kadar albumin, total
protein, HB, dan kadar HT
11. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
12. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
- Pressure Management:
1. Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian yang
longgar
2. Jaga kebersihan kulit agar
tetap bersih dan kering
3. Mobilisasi pasien ( ubah posisi
pasien) setiap 2 jam sekali
4. Oleskan lotion atau
minyak/baby oil pada daerah
tertekan
5. Monitor aktivitas dan
mobilisasi pasien
6. Memandikan pasien dengan
sabun dan air hangat

4. Implementasi Keperawatan
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui atau membantu masalah klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik.
Dengan mengambarkan kriteria hasil yang dilakukan dan diharapkan. Implementasi
adlah praktik dari intervensi yang telah dibuat, implementasi dilakukan selama 3
hari dan juga mendapatkan hasil dari intervensi.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang
telah ditentukan, untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal dan mengukur
hasil dari proses keperawatan. Dalam evaluasi keperawatan menggunakan catatan
SOAP. Yaitu sarana yang digunakan oleh tenaga medis untuk merekam informasi
mengenai pasien SOAP merupakan singkatan dari Subjek (subjek, perkataan
ataupun perbuatan dari pasien dan keluarga), Objek (Objek, hal yang dilihat oleh
perawat), Assesment (Penilaian) dan Planning (Perencanaan).
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AN. “K”

DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN “ DIARE”

DI RUANG ANAK RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT

PADA TANGGAL 03 s.d 05 MEI 2021

A. PENGKAJIAN

Data Umum

1. Identitas Klien

Nama : An. “K”

Tempat Tanaggal Lahir : Mamuju, 06 Oktober 2019

Agama : Katolik

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Dusun Salubombang, Tobadak Mamuju

Tengah

Tanggal Masuk RS : 2 Mei 2021

Ruangan : Anak

Gologan Darah : Tidak diketahui

Sumber Info : Ibu Pasien


Umur : 1 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku : Toraja

Dx. Medis : Diare

Telepon : Tidak Ada

2. Identitas Orang Tua

- AYAH

Nama : Tn. “I”

Pendidikan : SD

Alamat : Mamuju Tengah

Umur : 29 Tahun

Pekerjaan : Petani

Telepon : Tidak Ada

- IBU

Nama : Ny. “B”

Pendidikan : SMP

Alamat : Mamuju Tengah

Umur : 21 Tahun

Pekerjaan : IRT

Telepon : Tidak Ada

3. Identitas Saudara (Terutama Satu Rumah)

No Nama Umur Hubungan Status

Kesehatan

1. Tn. “I” 29 Thn Suami Baik

2. Ny. “ B” 21 Thn Istri Baik

3. An. “K” 1 Thn Anak Sakit


B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan BAB encer,

Muntah 1x dan nafsu makan

berkurang, BAB lebih dari 3x

perhari

2. Alasan Masuk RS : Ibu klien mengatakan BAB encer,

banyak kali buang air besar,

muntah 1x dan nafsu makan

berkurang sehingga Tn. “N” dan

Ny. “B” Membawa An. “K” ke RS

3. Riwayat Penyakit : Riwayat penyakit demam karena Mau

pintar dan juga faktor cuaca

C. RIWAYAT KESEHATAN MASALALU

( Khusus anak usia anak 0-5 Tahun)

1. Prenatal

a. Pemeriksaan kehamilan : 6 Kali

b. Keluhan selama hamil : Sakit Belakang

c. Riwayat terpapar radiasi : Tidak ada, hanya TV dan HP

d. Riwayat terapi Obat : Tidak ada, klien jarang minum obat

e. Kenaikan selama hamil : 8 Kg

f. Imunisasi TT : 4 Kali

g. Golongan darah ibu :O

h. Golongan darah ayah :O

2. Natal

a. Tempat melahirkan : Mateng

b. Lama dan jenis persalinan : Dirangsang

c. Penolong Persalinan : Dokter, dan Bidan,


d. Komplikasi Persalinan : Tidak ada komplikasi saat

persalinan

3. Post Natal

a. Kondisi Bayi : BB Lahir 2,9 gram, PB Lahir

40 cm

b. Penyakit anak : Tidak ada

c. Problem menyusui : Tidak ada problem menyusui

karena An. “K” sangat lancar

asi dan air asi banyak

1. Penyakit yang pernah dialami : Demam

2. Penyebab : Karena mau pintasi dan faktor

cuaca

3. Riwayat Perwatan : Tidak ada riwayat perawatan

4. Riwayat operasi : Tidak ada riwayat operai

5. Riwayat pengobatan : Tidak ada riwayat pengobatan

6. Riwayat kecelakaan yang : Tidak ada kecelakaan yang

pernah dialami pernah dialami

7. Riwayat Alergi : Tidak ada riwayat alergi

8. Riwayat imunisasi : Imunisasi lengkap BCG, DPT,

POLIO, Campak, Hepatitis B,

Reaksinya kenaikan BB

D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

GENOGRAM

?
? ? ?
2
? ? 21 ? ? 9 ? ? ? ? ? ? ?
1

= Perempuan / = Berpisah = Kembar Identik

= Laki-laki ……. = Tidak Kawin = Kembar non identik

× = Meninggal dunia = Hidup Bersama = Aborsi

= Klien I = Diadopsi = Lahir mati

// = Cerai

E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG ANAK

1. Pertumbuhan fisik

a. Berat Badan : 10 Kg

b. Tinggi Badan : 10 Cm

c. Tumbuh Gigi : 4 bulan, tunggal gigi belum ada

2. Perkembangan Tiap Tahap

Usia Anak Saat Ini : 1 Thn

a. Berguling : An. K sudah mendekati tahap

berguling

b. Duduk : An. K sudah melewati tahap duduk

c. Merangkak : An. K sudah melewati tahap

merangkak

d. Berdiri : An. K sudah melewati tahap berdiri

e. Berjalan : An. K sudah melewati tahap berjalan


f. Senyum pertama pada orang : An. K sudah selalu senyu kepada

orang

g. Berbicara pertama kali : An. K belum bisa berbicara

h. Berpakaian sendiri :An. K belum bisa berpakaian sendiri

F. RIWAYAT NUTRISI

1. Pemberian ASI (Sejak/Lamanya) : Sejak lahir An. K sudah diberikan

ASI dan kini An. K berusia 1 tahun

2. Pemberian susu formula : An. K tidak diberikan susu formula

3. Pemberian makanan tambahan : Sejak 6 bulan An. K sudah makan

nasi, buah dan sayur.

G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL

1. Riwayat Psikososial-Spiritual

a. Tempat Tinggal : An. K dan orang tuanya tinggal di desa

b. Lingkungan Rumah : Banyak pepohonan di sekitar rumahnya

c. Hubungan antar anggota keluarga : An. K baik kepada keluarganya

d. Pengasuh Anak : Ibu An. K tidak menggunakan pengasuh anak. Ia

mengasuh sendiri An. K

2. Riwayat Spiritual

a. Support System : Ayah dan ibu adalah support system An.K

b. Kegiatan Keagamaan : An. K masih berusia 1 tahun, telah diajarkan

tentang agamanya, namun belum untuk beribadah

3. Riwayat Hospitalisasi

a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit :

Keluarga sudah paham tentang sakit yang diderita An. K dan juga

rawat inap yang dijalani An. K


b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap : An. K belum tahu

kalau dirinya sedang sakit dan ia tidak tahu dirawat di rumah sakit.

Karena ia masih saja ingin bermain sampai beberapa kali infusnya

lepas

H. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Nutrisi

Sebelu m sakit :selera makan baik, menunya yaitu ASI+nasi dan

sayur , tdk ada makanan kesukaan dan tidak ada pantangan.dan BB

An.K 13 kg.

Saat sakit : tidak selera makan asi sja,tidak mau makan nasi+sayur,dan

BB An.K menurun 3 kg.

2. Cairan

Sebelum sakit : hanyaminum asi dan air putih,An.K kuat minum air

Saat sakit : An.K kuatminum air putih dan ASI.

3. Istirahat/Tidur

Sebelum Sakit : AN.K tidur tepat waktu

Saat sakit : An.K lemas namun, tidurnya teratur

4. Eliminasi fekal/BAB

Sebelum sakit : frekuensi BAB An.K lancar, warna kecoklatan dan

baunya biasa

Saat sakit : BAB encer,berwarna kehijauan lebih dari 3 kali sehari

baunya biasa.

5. Eliminasi urine/BAK

Sebelum sakit : Frekuensi BAK lancar,dala julah normal, jernih dan

tidak berwarna.

Saat sakit : BAK lancar,frekuensi sering,dan jernih tidak berwarna dan

tidak berbau.
6. Aktifitas dan latihan

Sebelum sakit : aktivitas An.K sangat aktif dan beramain dan berlari -

lari.

Setelah sakit : An.K tampak lemas namun masih ingin bermain dan

rewel serta sehari sebelum keluar Rs An.K berlari lari hingga infusnya

lepas.

7. Personal hygiene

Sebelum sakit : An.K sangat suka mandi bahkan bisa 4 kali mandi

sebelum masuk RS dan ibunya rajin memotong kuku dan mencuci

rabut, serta memperhatikan penampilannya.

Setelah sakit : An.K tidak bisa mandi dan mencuci rambut.dilap

badanya dengan tisue basah.

8. Aktifitas sehari-hari

Sebelum sakit : An.K seperti anak pada umumnya yang senang

bermain,berlari kesana kemari

Saat sakit : An.K sulit beraktifitas dan tampak lemah, namun masih

ingin bermain.

I. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN

1. 0-6 Tahun

a. Motorik kasar

An.K dapat bergerak seimbang, mengangkat kepala, kepala terangkat

keatas duduk kepala tegak, menumpu badan pada kaki, dada terangkat

menumpu satu tangan, membalik, bangkit kepala tegak, duduk tanpa

pegangan, berdiri tanpa pegangan bangkit waktu berdiri, bangkit terus

duduk, berdiri dua detik,berdiri sendiri, membungkuk kemudian berdiri,


berjalan dengan baik dan mundur, lari, berjalan naik tangga, lari

menendang bola kedepan, melompat melempar bola, loncat.

b. Motorik halus

An.K mengikuti kegaris tengah,dan bisa melewati garis tengah,

memegang icik-icik, mengamati, meraih, menggaruk, dan mencoret-

coret.

c. Bahasa

An.K Sudah dapat bereaksi, bersuara, mengatakan ooo,aaa, tertawa

berteriak menoleh ke arah suara, meniru bunyi kata-kata, mengoceh,

belum dapat berbicra dengan fasih, masih satu kata.

d. Personal sosial

An.K dapat menatap muka, membalas senyu m pemeriksa, tersenyum

spontan, mengamati tangannya, menggapai mainan, makan sendiri dan

tepuk tangan.

J. HARI SENIN TANGGAL 3 Mei 2021 Jam 11.45

1. Keadaan umum

a. Kesadaran : E 4 V 5 m 6 (composmentis)

b. Penampilan dihubungkan dengan usia : klien berpenampilan

layaknya anak usia 1 tahun pada umumnya

c. Eksperesi wajah : lemas, kesakitan,namun selalu ingin bermain

d. Kebersihan secara umum An.K tampak kurang bersih dengan

perilaku yang aktif

e. Tanda- tanda vital : S=36,9oC Td=100/60 mmHg P=25x/m

N=100x/m

2. Pengkajian data fokus

a. Sistem respiratory : inspeksi dada datar, P=25x/m, palpasi tidak

adanya edema, tumor dan nyeri tekan tidak ada suara tambahan.
b. Sistem kardiovaskuler : inspeksi dada datar, palpasi posisi dada

normal tdk ada nyeri tekan,bunyi dan irama jantung normal

Td=100/60 mmhg.

c. Sistem gastrointestinal : inspeksi gastrointestinal datar, adanya nyeri

tekan karna BAB encer lebih dari tiga kali terdapat untah satu kali,

BAB encer belum ada ampas, tidak adanya bising usus, kurang nafsu

makan.

d. Sistme urinaria : inspeksi An.K BAB lancar banyak minum

e.Sistem reproduksi : An.K masih berusia 1 tahun dan system reproduksi

normal

f. Sistem muskoloskletel : tidak adanya nyeri tekan,edema dan tumor

An.K juga tampak aktif dengan kegiatan bermain dan berlari

g. Sistem neurologi : An,K memiliki system neurologi yang baik dan

sesuai usianya.

h. Sistem endokrin : An.K meiliki system endokrin yang baik dan saat

sakit system imunnya bekerja dengan lebih cepat, pemulihan.

i. Sistem penglihatan An.K memiliki penglihatan yang normal

k. Sistem pendengaran : An.K memiliki syste pendengaran yang normal.

3. Pemeriksaan Diagnostik :

a. RBC 6,22 103/m3

b. HGB 14,5 L9/dl

c. HCT 36,3 16%

d. Mcv 95 16% m3

e. mCH 16,9 L9/dl

f. Mchc 10,6 L9/dl

g. RDWCV 17,4 H3

h. PLT 441 LH103/m3


i. Mpv 7,6 /m3

j. RDWCL 28/ L/m3

k. PCT 0,333%

3. Penatalaksanaan medis

a. Oralit

b. Cefixie syrp 2x2 s ml

c. Zink 1 x20 mg

d. Lurp RL

e. Lacto B 2x1 sascet

Pengumpulan Data

DATA

1. Ibu klien mengatakan klien BAB encer lebih dari 3 kali sehari

2. Ibu klien mengatakan klien muntah 1 kali

3. Ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan dan BB menurun 3 kg

4. Klien tampak lemas

5. Klien tampak tidak ingin makan dan BB menurun

Klasifikasi Data

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

1. Ibu klien mengatakan klien BAB 1. Klien tampak lemas

encer lebih dari 3 kali sehari 2. Klien tampak tidak ingin makan dan BB

2. Ibu klien mengatakan klien menurun

muntah 1 kali

3. Ibu klien mengatakan anaknya

kurang nafsu makan dan BB

menurun 3 kg
Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS :
Diare berhubungan dengan
1. Ibu klien Malabsorbsi
malabsorbsi
mengatakan klien

BAB encer lebih dari

3 kali sehari

2. Ibu klien

mengatakan klien

muntah 1 kali

DO :

Klien tampak lemas

DS : Ketidakmampuan Mencerna
Ketidakseimbangan nutrisi
Ibu klien mengatakan Makanan.
kurang dari kebutuhan
anaknya kurang nafsu
tubuh berhubungan dengan
makan dan BB
ketidakmampuan mencerna
menurun 3 kg
makanan.
DO :

Klien tampak tidak

ingin makan dan BB

menurun

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Diare berhubungan dengan malabsorbsi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan mencerna makanan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi
Keperawatan Hasil

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1. selama......... x 24 jam
diharapkan pasien
membaik dengan
indikator: 1. Identifikasi faktor yang
menyebabkan diare
1. 1. Pasien BAB 2x
Diare 2. Monitor tanda dangejala
sehari dengan
berhubungan diare
konsistensi lembek
dengan 3. Instruksikan pasien atau
2.Pasien tidak sakit
malabsorbsi keluarga untuk mencatat
perut mulas-mulas
warna, volume, frekuensi,
3.Bising usus  pasien
dan konsistensi tinja
10-15 x/menit
4. Ukur output (diare) pasien
4.Turgor kulit elastic
5. Kolaborasi pemberian obat
5.Mukosa  bibir
antidiare secara tepat
lembab
6.Tidak ada nyeri
tekan  pada abdomen
sebelah kanan atas

2. Ketidakseimban Setelah dilakukan Nutrition management


gan nutrisi tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
kurang dari selama 3 x 24 jam, 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh diharapkan kebutuhan untuk menentukan jumlah kalori
berhubungan nutrisi pasien dapat dan nutrisi yang dibutuhkan
dengan teratasi dengan pasien
Ketidakmampua kriteria hasil: 3. Monitor jumlah nutrisi dan
n mencerna kandungan kalori
- Berat badan ideal
makanan
sesuai dengan
tinggi badan
- Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
- Menunjukan
peningkatan
fungsi
pengecapan dari
menelan
- Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N HARI/TGL/JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


O KEPERAWATAN
1 Senin, 3 Mei 2021 Diare berhubungan 1. Mengidentifikasi faktor S : Ibu klien
dengan mengatakan
yang menyebabkan diare
11.45 Malabsorbsi BAB klien
- Diare disebabkan karena encer lebih 3
kali sehari
malabsorbsi ataupun
bakteri yang masuk ke
O : Klien
pencernaan pasien bisa
tampak
saja dari makanan yang lemas dan
tidak berlari
dikonsumsi
– lari lagi
11.47 2. Memonitor tanda dan
gejala diare
- Ibu klien mengatakan
klien BAB encer sebanyak
lebih dari 3 kali sehari dan A : Diare
belum
juga mengalami muntah 1
teratasi
kali.
TTV : TD : 100/60 mmHg
S : 36,9 oC, N : 100x/m, P : P :
24x/m Lanjutkan
intervensi
11.49 3. Menginstruksikan 1-5
pasien atau keluarga untuk
mencatat warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi
tinja
- Frekuensi dari
konsistensi tinja berwarna
kehijauan, bau biasa,
volume BAB lebih dari 3
kali sehari, konssistensi
tinja masih encer
4. Mengukur output
11.51
(diare) pasien
- Diare klien berwarna
kehijauan, encer
belum berampas dan
sebanyak lebih dari 3
kali sehari
5. Berkolaborasi
11.53 pemberian obat
antidiare secara tepat
- Oralit, IUFD RL 14
Tpm, cefixieme syr 2
x 2,5 ml, Zink 1x20
mg, dan Lacto B 2x1
sachet

2 Senin, 3 Mei 2021 Ketidakseimbangan Nutrition management S : Ibu klien


Nutrisi Kurang mengatakan
1. Mengkaji adanya alergi
11.55 Dari Kebutuhan anaknya
Tubuh makanan kurang
Berhubungan - Ibu klien mengatakan nafsu makan
Dengan dan BB
anaknya tidak memiliki
Ketidakmampuan menurun 3
Mencerna Makanan alergi makanan kg
2. Berkolaborasi dengan ahli
11.57
gizi untuk menentukan O : Klien
jumlah kalori dan nutrisi tampak
yang dibutuhkan pasien
tidak ingin
makan dan
- Ahli gizi memberikan BB menurun
bubur sebagai makanan jadi 10 Kg
dari 13 Kg
penambah ASI karena
selama ini An. K tidak ingin
makan bubur dan hanya
makan nasi A:
3. Memonitor jumlah nutrisi Ketidakseim
bangan
dan kandungan kalori nutrisi
11.59 - An. K mengkonsumsi ASI kurang dari
kebutuhan
dan bubur dalam jumlah tubuh belum
sedikit teratasi

P:
Lanjutkan
intervensi
2-3
3 Selasa, 4 Mei Diare berhubungan 1. Mengidentifikasi faktor S : Ibu klien
2021 dengan mengatakan
yang menyebabkan diare
Malabsorbsi BAB masih
11.45 - Diare disebabkan karena encer namun
hanya 3 kali
malabsorbsi karena nasi
sehari
yang dikonsumsi An. K,
karena ia tidak ingin
O : Klien
makan bubur masih
11.47 tampak
2. Memonitor tanda dan
lemas
gejala diare
- Ibu klien mengatakan
klien masih BAB encer A : Diare
belum
sebanyak 3 kali sehari dan
teratasi
juga tidak mengalami
muntah
TTV : TD : 100/60 mmHg P:
Lanjutkan
S : 36,2 oC, N : 100x/m, P :
intervensi
28x/m 2-5
11.49 3. Menginstruksikan
pasien atau keluarga untuk
mencatat warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi
tinja
- Frekuensi sedang dari
konsistensi tinja berwarna
kehijauan, bau biasa,
volume BAB 3 kali sehari,
konssistensi tinja masih
encer
4. Mengukur output
11.51 (diare) pasien
- Diare klien berwarna
kehijauan, masih encer
belum berampas dan
sebanyak 3 kali sehari
5. Berkolaborasi
11.53 pemberian obat
antidiare secara tepat
- Oralit, IUFD RL 14
Tpm, cefixieme syr 2 x
2,5 ml, Zink 1x20 mg, dan
Lacto B 2x1 sachet
4 Selasa, 4 Mei Ketidakseimbangan Nutrition management S : Ibu klien
2021 Nutrisi Kurang mengatakan
1. Berkolaborasi dengan ahli
Dari Kebutuhan anaknya
11.55 Tubuh gizi untuk menentukan sudah mulai
Berhubungan jumlah kalori dan nutrisi makan
Dengan walau
yang dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan sedikit
Mencerna Makanan - Ahli gizi memberikan
bubur sebagai makanan O : Klien
tampak
penambah ASI karena ingin makan
selama ini An. K tidak ingin sedkit
makan bubur dan hanya
makan nasi
2. Memonitor jumlah nutrisi A:
Ketidakseim
dan kandungan kalori
bangan
11.57 - An. K mengkonsumsi ASI nutrisi
dan bubur dalam jumlah kurang dari
kebutuhan
lebih banyak dari kemarin tubuh belum
teratasi

P:
Lanjutkan
intervensi
2-3

5 Rabu, 5 Mei 2021 Diare berhubungan 1. Memonitor tanda dan


dengan S : Ibu klien
gejala diare
15.00 Malabsorbsi mengatakan
- Ibu klien mengatakan klien BAB tidsk
tidak BAB encer lagi. BAB encer dan
sudah
sebanyak 3 kali sehari dan berampas
tidak muntah dan 3 kali
TTV : TD : 100/60 mmHg sehari

S : 36,5 oC, N : 100x/m, P : O : Klien


24x/m tampak
senang dan
15.02 2. Menginstruksikan tidsk lemas
pasien atau keluarga untuk lagi
mencatat warna, volume,
frekuensi, dan konsistensi
A : masalah
tinja diare teratasi
- Frekuensi sedang dari
konsistensi tinja berwarna
kecoklatan, biasa, P :
bau
Pertahankan
volume BAB 3 kali sehari, intervensi
konssistensi tinja tidak
encer
3. Mengukur output
15.04
(diare) pasien
- Diare klien berwarna
kecoklatan, tidak encer
sudah berampas dan
sebanyak 3 kali sehari
4. Berkolaborasi
15.06
pemberian obat
antidiare secara tepat
- Oralit, IUFD RL 14
Tpm, cefixieme syr 2 x
2,5 ml, Zink 1x20 mg, dan
Lacto B 2x1 sachet
6 Rabu, 5 Mei 2021 Ketidakseimbangan Nutrition management S : Ibu klien
Nutrisi Kurang mengatakan
1. Berkolaborasi dengan ahli
15.08 Dari Kebutuhan anaknya
Tubuh gizi untuk menentukan sudah mulai
Berhubungan jumlah kalori dan nutrisi makan
Dengan dengan
yang dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan lahap
Mencerna Makanan - Ahli gizi memberikan
bubur sebagai makanan
O : Klien
penambah ASI karena senang dan
selama ini An. K tidak ingin tampak
makan bubur dan hanya
ingin makan

makan nasi
2. Memonitor jumlah nutrisi A : masalah
Ketidakseim
dan kandungan kalori
bangan
15.10 - An. K mengkonsumsi ASI nutrisi
dan bubur dalam jumlah kurang dari
kebutuhan
banyak dai hari – hari tubuh
kemarin dan makan dengan teratasi
lahap

P:
Pertahankan
intervensi

BAB IV

KESENJANGAN ANTARA TEORI DAN KASUS

NO TEORI REALITA
1. Pengkajian Pengkajian yang dilakukan
Dalam teori pengkajian cenderung hanya melalui
dilakukan untuk pengaatan perawat dan
mengupulakan data kurang berinteraksi
subjektif(wawancara dengan langsung dengan klien.
keluarga klien) dan data
objektif(melalui pengaatan
perawat)
2. Diagnosa keperawatan yang Diagnosa keperawatan yang
diangkat dala teori adalah 3 diangkat hanya 2 yaitu:
diagnosa keperawatan yaitu 1.diare berhubungan dengan
1. Diare berhubungan dengan mal absorbsi
mal absorbsi 2. ketidak seimbagan nutrisi
2. resiko kekurangan volume kurang dari kebutuhan
cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubugan dengan
3. ketidak seibangan nutrisi ketidak mampuan mencerna
kurang dari kebutuha tubuh makanan
berhubungan dengan ketidak
mampuan mampuan
mencerna makanan
3. Intervensi Keperawatan Intervensi dilakukan hanya
Intervensi keperawatan berdasarkan dengan kondisi
dilakukan berdasarkan acuan dan keadaan klien saat
dari intervensi yang telah dalam masa perawatan .
dibuat dan di tetapkan
4. Implementasi Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan berdasarkan
dilaukan berdasarkan keadaan klien.
intervensi yang telah dibuat
dan di tetapkan.
5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan berdasarkan
bertujuan untuk memperoleh pengamatan atau secara
kesipulan dar implementasi objectife.
keperawatan yang telah
dilakukan berdasarkan
S,O,A,P(Subject,Object,Ases
sment,Planning.

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami


defekasi  berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering
(Lynda Juall, 2012). Diare disebabkan oleh bakteri, makanan dan psikologis. Pada
kasus ini diagnosa yang diangkat ada dua yaitu diare berhubungan dengan
malabsorbsi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan. Pada kasus ini
intervensi yang dilakukan kepada An. K selama 3 hari berhasi karena An. K sudah
tidak BAB lebih dari 3 kali sehari dan konsistensi tinja An. K tidak encer dan sudah
berampas. Jadi, yang perlu dilakukan hanya mempertahankan intervensi agar
kejadian seperti ini tidak terjadi lahi kepada An. K.

B. SARAN
Terlepas dari semua uraian yang ada pada laporan ini. Kiranya tidak ada yang
sempurna dalam penyusunan laporan. Kritik dan saran sangat dibutuhkan, agar
kedepannya kami dapat menyajikan laporan dengan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal – Bedah : Buku Saku untuk Brunner dan
Suddarth.Jakarta : EGC.

Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2.Edisi 15.Alih
Bahasa A. Samik Wahab.Jakarta : EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike Budhi
Subekti.Jakarta: EGC.

Doctherman, J. McCloskey. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) & Nursing


Outcomes Clasifications (NOC). USA : Mosby.

Grace, Pierce A & Borley, Neil R. 2006.At a Glance Ilmu Bedah.Jakarta : Erlangga.

Herdman, T. Heather. 2013. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Kee, Joyce L.1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.

Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik; Alih Bahasa, Aifrina
Hany. Jakarta: EGC.

Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan,


dkk.Jakarta : EGC.

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdasarkan Diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction
Publishing.

Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing.
(Ed. 6). Missouri : Mosby.

Anda mungkin juga menyukai