Sebagai
Syarat dilakukannya Seminar Usul Penelitian
Oleh :
MESI
OKTARIA
1830802027
Penulis
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh
Mesi Oktaria
NIM : 1820802027
Disetujui
Untuk Seminar Usul Penelitian Skripsi
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kimia
Maryamah, M. T
NIP.198304202014032002
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................ii
DAFTAR ISI....................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................3
1.3 Tujuan........................................................................3
1.4 Manfaat.....................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................5
2.1 Bata Merah................................................................5
2.2 Proses Pembuatan Batu Bata Merah.........................6
2.3 CaO Sebagai Material Hidrolis pada Proses
Pembuatan Batu Bata Merah......................................7
2.4 SNI Batu Bata.............................................................8
2.5 Standar Deviasi Batu Bata........................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................12
3.1 Waktu dan Tempat..................................................12
3.2 Alat dan Bahan.........................................................12
3.2.1 Alat dan bahan yang digunakan untuk preparasi
serbuk cangkang kerang darah...............................12
3.2.2 Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
batu bata................................................................12
3.2.3 Alat dan bahan yang digunakan dalam uji
kualitas………………………………………………………………..12
3.3 Prosedur Kerja..........................................................13
3.3.1 Preparasi serbuk cangkang kerang darah..............13
3.3.2 Konfirmasi Kadar CaO...........................................13
3.4 Membuat batu bata.................................................14
3.5 Uji Kualitas...............................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................21
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses pencampuran serbuk cangkang kerang
dengan tanah liat..............................................8
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Mutu batu bata........................................9
Tabel 2. Hasil kadar CaO.................................................13
Tabel 3. Rancangan pencampuran bahan dasar dengan
serbuk cangkang kerang darah..........................16
Tabel 4. Warna-warna batu bata......................................21
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
lebih kuat dan bobot bata merah yang lebih ringan[5]. Hal
itu dikarenakan
serbuk cangkang kerang memiliki berat volume sebesar
0,59 gr/cm3 sehingga membuat bobot batu bata merah
turun menjadi 8,6%, hingga 15,87% dari bata normal.
Penurunan berat batu bata tergantung besar kecilnya
penambahan serbuk abu cangkang kerang pada tanah liat
merah[6].
Serbuk cangkang kerang akan bereaksi dengan tanah
liat merah sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas
batu bata. Serbuk cangkang kerang terdiri atas senyawa
yaitu 7,88% SiO2, 1,25% Al2O3, 0,03% Fe2O3, 66,70%
CaO dan 22,28% MgO[7]. Berdasarkan komposisi kimia
tersebut kandungan CaO pada serbuk cangkang kerang
cukup tinggi sehingga serbuk cangkang kerang berpotensi
sebagai bahan hidrolis. Kalsium oksida merupakan
senyawa kimia yang banyak digunakan untuk dehydrator,
pengeringan dan pengikat CO2[8]. Kalsium oksida
merupakan senyawa turunan dari senyawa kalsium
karbonat. Senyawa ini mampu mengikat air karena bersifat
sebagai dehidrator sehingga cocok digunakan sebagai
pencampur tanah liat bata merah[9].
Saat ini dibutuhkan inovasi untuk menghasilkan
berbagai bahan alternatif untuk campuran bata merah[10].
3
1.4 Manfaat
Dari melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat
diperoleh manfaat sebagai berikut:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bata Merah
Menurut Handayani [13], bata merah adalah salah satu
bahan material sebagai bahan pembuat dinding yang
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna
kemerah merahan. Secara umum bata merah terdiri dari
dua jenis, yaitu bata merah press tangan dan bata merah
press mesin. Bata merah press tangan dibuat dengan cara
tradisional dan menggunakan tangan serta alat-alat yang
sederhana. Bata merah press mesin dibuat dengan
menggunakan bantuan mesin-mesin. Menurut Erna
Hastuti[14], bata merah yang digunakan harus memiliki
sifat-sifat antara lain bentuk persegi mempunyai pinggiran
lurus dan tajam, tidak terlalu banyak retak, tidak terlalu
banyak menghasilkan gelembung apabila direndam dengan
air, tidak hancur apabila direndam dalam air, tidak patah
apabila ditekan dengan beban orang normal atau
dijatuhkan dari ketinggian 1,5 meter.
Batu bata biasanya digunakan sebagai penyangga atau
pemikul beban diatasnya seperti pada konstruksi
perumahan dan pondasi ataupun sebagai dinding
pembatas[15]. Batu bata juga harus memiliki nilai kuat
5
6
67-03 kasat
5. Kuat ASTM C- Min 20 kg/cm2
Tekan 67-03
6. Penyerapan ASTM C- Maks 13 -20 %
67-03
7. Kadar ASTM C- Maks 15 %
Air 67-03
Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-
2000 meliputi beberapa aspek seperti[25]:
a. Pandangan Luar
Batu bata merah harus mempunyai rusuk- rusuk yang
tajam dan siku, bidang sisi harus datar, tidak menunjukkan
retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan, tidak
mudah hancur atau patah, warna seragam, dan berbunyi
nyaring bila dipukul.
b. Ukuran
Standar Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I (Yayasan
Dana Normalisasi Indonesia) nomor 15-2094-2000
menetapkan suatu ukuran standar untuk bata merah sebagai
berikut :
1. Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm
2. Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm
2.5 Standar Deviasi Batu Bata
Dalam penelitian ini peneliti akan menghitung standar
11
12
13
1. Kadar Air
Daya serap air dapat diketahui berdasarkan
persentase waktu. Peneliti merendam batu bata
selama 24 jam pada wadah yaitu baskom yang
telah diisi air sebanyak 5 liter air dan dapat
diperoleh dari hasil pengukuran massa kering
dan massa basa yang masing-masing ditimbang
menggunakan neraca analitik standar yang
diambil mengacu kepada SNI 15-2094-2000.
20
jam (kg)
5. Densitas
Pengukuran densitas dilakukan dengan cara
sampel batu bata yang telah dibuat kemudian
ditimbang massa menggunakan neraca analitik
dan mencari volumenya. Densitas yang
disyaratkan untuk digunakan adalah 1,2 g/cm 3
sesuai dengan SNI-15-2094-2000. Sampel yang
akan diuji berbentuk kubus ukuran 18 cm x 8
cm x 8 cm bisa dihitung menggunakan rumus
dibawah ini:
m
ρ=
v
Keterangan:
ρ=¿ Densitas suatu bahan (gr/cm3)
m = Massa kering bahan (gr)
v = Volume bahan (cm3)
6. Warna bata merah standar
Warna bata merah banyak terdapat corak
dan ragam hal itu tergantung dengan tanah liat
dan campuran yang dipilih oleh pengrajin batu
bata. Dalam hal ini peneliti akan menampilkan
beberapa warna batu bata yang lumrah kita
23
21
22