Anda di halaman 1dari 37

PENGARUH CaO SERBUK CANGKANG

KERANG DARAH (Anadara granosa)


TERHADAP KUALITAS BATU BATA

Sebagai
Syarat dilakukannya Seminar Usul Penelitian

Oleh :
MESI
OKTARIA
1830802027

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang, puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segala
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh CaO serbuk
cangkang kerang darah (anadara granosa) terhadap
kualitas batu bata” tepat pada waktunya. Mengingat
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan
penulisan dalam penyusunan proposal penelitian ini,
penulis menyadari bahwa memiliki banyak kekurangan dan
belum sempurna.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan
ucapan terimakasih kepada Bapak Hasan Marzuki, S.Pd,
MT, selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Siti Rodiah,
S.Pd, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan
hingga terselesaikan proposal penelitian ini.

Palembang, Januari 2023

Penulis

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH CaO SERBUK CANGKANG


KERANG DARAH ( Anadar a gr anos a )
TERHADAP KUALITAS BATU BATA

Proposal Usul Penelitian Skripsi

Oleh
Mesi Oktaria
NIM : 1820802027

Disetujui
Untuk Seminar Usul Penelitian Skripsi

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Hasan Marzuki, S.Pd, MT Siti Rodiah, S.Pd., M.Si


NIP. 198502182014031003 NIDN. 2014069101

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kimia

Maryamah, M. T
NIP.198304202014032002

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................ii
DAFTAR ISI....................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................3
1.3 Tujuan........................................................................3
1.4 Manfaat.....................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................5
2.1 Bata Merah................................................................5
2.2 Proses Pembuatan Batu Bata Merah.........................6
2.3 CaO Sebagai Material Hidrolis pada Proses
Pembuatan Batu Bata Merah......................................7
2.4 SNI Batu Bata.............................................................8
2.5 Standar Deviasi Batu Bata........................................10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.....................12
3.1 Waktu dan Tempat..................................................12
3.2 Alat dan Bahan.........................................................12
3.2.1 Alat dan bahan yang digunakan untuk preparasi
serbuk cangkang kerang darah...............................12
3.2.2 Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan
batu bata................................................................12
3.2.3 Alat dan bahan yang digunakan dalam uji
kualitas………………………………………………………………..12
3.3 Prosedur Kerja..........................................................13
3.3.1 Preparasi serbuk cangkang kerang darah..............13
3.3.2 Konfirmasi Kadar CaO...........................................13
3.4 Membuat batu bata.................................................14
3.5 Uji Kualitas...............................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................21

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses pencampuran serbuk cangkang kerang
dengan tanah liat..............................................8

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Mutu batu bata........................................9
Tabel 2. Hasil kadar CaO.................................................13
Tabel 3. Rancangan pencampuran bahan dasar dengan
serbuk cangkang kerang darah..........................16
Tabel 4. Warna-warna batu bata......................................21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerang darah (Anadara granosa) merupakan jenis
kerang yang populer di indonesia. Menurut Direktur
jenderal perikanan tangkap Indonesia pada tahun 2022
menyatakan bahwa kerang darah yang ditangkap tidak
kurang dari 94.247,1 ton/tahun[1]. Dinas lingkungan hidup
dan pengelolaan sampah kabupaten prabumulih mencatat
pada tahun 2022 ada sekitar 1.2,34 sampai dengan 1.3,31
ton per tahun limbah cangkang kerang darah yang
terbuang dan menjadi sampah[2]. Limbah dibuang terus
menerus tanpa adanya pengelolaan yang tepat dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem
mengganggu kesehatan, kesejahteraan dan keselamatan
hayati[3].
Cangkang kerang darah memiliki kandungan CaO
66,70% dan MgO 22,28%, dengan kandungan senyawa
tersebut kulit kerang memiliki sifat relatif sangat kuat[4].
Cangkang kerang darah memiliki kandungan silika yang
tinggi yakni berkisar 0,69%. Kandungan silika yang tinggi
ini apabila dicampurkan dengan tanah liat akan
membentuk bata merah menghasilkan kekuatan bata yang

1
2

lebih kuat dan bobot bata merah yang lebih ringan[5]. Hal
itu dikarenakan
serbuk cangkang kerang memiliki berat volume sebesar
0,59 gr/cm3 sehingga membuat bobot batu bata merah
turun menjadi 8,6%, hingga 15,87% dari bata normal.
Penurunan berat batu bata tergantung besar kecilnya
penambahan serbuk abu cangkang kerang pada tanah liat
merah[6].
Serbuk cangkang kerang akan bereaksi dengan tanah
liat merah sebagai alternatif dalam meningkatkan kualitas
batu bata. Serbuk cangkang kerang terdiri atas senyawa
yaitu 7,88% SiO2, 1,25% Al2O3, 0,03% Fe2O3, 66,70%
CaO dan 22,28% MgO[7]. Berdasarkan komposisi kimia
tersebut kandungan CaO pada serbuk cangkang kerang
cukup tinggi sehingga serbuk cangkang kerang berpotensi
sebagai bahan hidrolis. Kalsium oksida merupakan
senyawa kimia yang banyak digunakan untuk dehydrator,
pengeringan dan pengikat CO2[8]. Kalsium oksida
merupakan senyawa turunan dari senyawa kalsium
karbonat. Senyawa ini mampu mengikat air karena bersifat
sebagai dehidrator sehingga cocok digunakan sebagai
pencampur tanah liat bata merah[9].
Saat ini dibutuhkan inovasi untuk menghasilkan
berbagai bahan alternatif untuk campuran bata merah[10].
3

Bata merah memiliki kekurangan diantaranya memiliki


bobot yang berat sehingga membebani struktur yang
menopangnya dan menimbulkan beban yang cukup besar

pada struktur banguan[11]. Hal ini dikarenakan bata merah


hanya menggunakan tanah liat saja sebagai pembentuknya.
Tujuan dari penambahan serbuk cangkang kerang adalah
untuk mendapatkan bata merah yang memiliki bobot yang
ringan dan kuat serta mengantisipasi limbah kulit kerang
darah secara berlebihan. Salah satu bahan alternatif untuk
campuran bata merah yang digunakan pada penelitian ini
yaitu dengan menggunakan serbuk cangkang kerang
darah[12].
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan
penelitian tentang pengaruh CaO serbuk cangkang kerang
darah (Anadara granosa) terhadap kualitas batu bata.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh CaO serbuk cangkang kerang
darah (Anadara granosa) terhadap kualitas batu bata?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh CaO serbuk cangkang
kerang darah (Anadara granosa) terhadap kualitas batu
bata.
4

1.4 Manfaat
Dari melaksanakan penelitian ini diharapkan dapat
diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan alternatif bahan subtitusi batu bata berupa


limbah cangkang kerang tanpa kalsinasi.
2. Memberikan alternatif pemanfaatan cangkang kerang
darah sebagai bahan campuran batu bata
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bata Merah
Menurut Handayani [13], bata merah adalah salah satu
bahan material sebagai bahan pembuat dinding yang
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna
kemerah merahan. Secara umum bata merah terdiri dari
dua jenis, yaitu bata merah press tangan dan bata merah
press mesin. Bata merah press tangan dibuat dengan cara
tradisional dan menggunakan tangan serta alat-alat yang
sederhana. Bata merah press mesin dibuat dengan
menggunakan bantuan mesin-mesin. Menurut Erna
Hastuti[14], bata merah yang digunakan harus memiliki
sifat-sifat antara lain bentuk persegi mempunyai pinggiran
lurus dan tajam, tidak terlalu banyak retak, tidak terlalu
banyak menghasilkan gelembung apabila direndam dengan
air, tidak hancur apabila direndam dalam air, tidak patah
apabila ditekan dengan beban orang normal atau
dijatuhkan dari ketinggian 1,5 meter.
Batu bata biasanya digunakan sebagai penyangga atau
pemikul beban diatasnya seperti pada konstruksi
perumahan dan pondasi ataupun sebagai dinding
pembatas[15]. Batu bata juga harus memiliki nilai kuat

5
6

tekan yang sesuai dengan SNI, salah satu yang


mempengaruhi nilai kuat tekan dari batu bata adalah suhu
dan posisi batu bata ketika dalam proses pembakaran[16].
Dalam proses pembakaran batu bata dilakukan dalam
jumlah yang cukup banyak, sehingga panas saat
pembakaran pada setiap area atau posisi letak batu bata
tidak sama[17].
2.2 Proses Pembuatan Batu Bata Merah
Pada umumnya, batu bata terbuat dari tanah liat atau
lempung dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan batu bata
merah yang telah lama digunakan produsen batu bata.
Tanah liat memiliki sifat plastis dan mudah untuk dicetak
apabila basah terkena air. Dalam proses pembuatan batu
bata, tanah dicampur dengan air ke dalam lubang yang
telah dibuat. Air berfungsi sebagai pengikat material dan
pelumatan untuk melumuri tanah liat agar mempermudah
dalam proses pembentukan batu bata. Pada proses
pembuatan batu bata, terdapat beberapa tahapan yang
meliputi penggalian bahan mentah, pengolahan bahan,
pembentukan, pengeringan, pembakaran, dan
pendinginan[18].
Adapun cara pembuatan batu bata merah secara
sederhana dapat peneliti uraikan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan tanah liat atau tanah lempung yang
7

merupakan bahan baku pembuatan batu bata.


2. Bersihkan tanah liat tersebut dari kerikil, atau batu
kecil.
3. Beri sedikit air
4. Aduk sehingga menjadi adunan siap cetak
5. Cetak adunan tanah liat menggunakan cetakan atau
mesin press sehingga berbentuk kotak persegi panjang,
cetakan batu bata biasanya terbuat dari kayu yang
secara sederhana dibuat menjadi kotak
6. Keluarkan dari cetakan
7. Taburkan abu, pasir, serbuk bata merah
8. Jemur dibawah matahari dengan naungan sampai
kering
9. Bakar di dalam lio atau tungku pembakaran
10. Pendinginan bata hingga suhu ruang
2.3 CaO Sebagai Material Hidrolis pada Proses
Pembuatan Batu Bata Merah
Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan
lisis yang berarti campuran/peruraian. Hidrolisis adalah
penguraian zat dalam reaksi kimia yang disebabkan oleh
air. Reaksi kimia dalam hidrolisis memecah molekul air
menjadi
kation hidrogen dan anion hidroksida[19]. Dalam hal ini
peneliti akan mengadakan proses hidrolisis serbuk
8

cangkang kerang dengan tanah liat merah seperti pada


gambar dibawah ini :

Gambar 1. Proses pencampuran serbuk cangkang kerang dengan


tanah liat
Penelitian ini terinspirasi dari Nurhaeri[20] dalam
penelitiannya yang berjudul pengaruh silika (SiO 2) dalam
ampas tebu dan sekam padi sebagai bahan tambahan
pembuatan batu bata tanpa pembakaran. Dan penelitian
yang dilakukan oleh Siti Vera Lestari[21] yang
menggunakan CaO sebagai bahan campuran pembuatan
batu bata, CaO yang dihasilkan melalui pembakaran tulang
sapi. Dan penelitian Putri Karina[22] dan Deltiana,
dkk[23] yang memanfaatkan serbuk cangkang sawit
sebagai campuran pembuatan batu bata.
2.4 SNI Batu Bata
Standar persyaratan batu bata harus memenuhi kriteria
SII-0021-78 dan PUBI-1982[24]:
Tampak luar bentuk yang disyaratkan pada batu bata jenis
9

ini adalah prisma segi empat panjang, mempunyai sudut


siku dan tajam permukaan rata dan tidak menampakkan
adanya retak, warna dan bunyi nyaring. Ukuran batu bata
harus sesuai dengan standar NI-10 (1978) yaitu: M-5a (190
x 90 x 65 mm), M-5b (190 x 140 x 65 mm) dan M-6 (230 x
110 x 55 mm). Pada standar pengukuran, penyimpangan
terbesar yang diperbolehkan untuk masing- masing
panjang, lebar dan tebal maksimum antara 3% sampai 5%.
Larutan garam, kadar garam tidak boleh melebihi 50%
karena akan mengakibatkan tertutupnya permukaan batu
bata dan dapat mengurangi keawetan batu bata. Penyerapan
disyaratkan tidak lebih dari 20%. Berat jenis batu bata
normal berkisar antara 1,8-2,6 gr/cm3. Kuat tekan
tergantung dari kelas bata merah.
Tabel 1. Standar Mutu batu bata

NO PENGUJIAN METODE Nilai standar


1. Densitas SNI -03- 1,60 – 2,50
4164-1996 gr/cm3
2. Warna SNI -03- Orange
Bata 4165-1996 kecoklatan
3. Ukuran SNI -03- Maks P=40 cm,
/Dimensi 4166-1996 L=7,5-30 cm, T=5
20cm
4. Tekstur ASTM C- Datar dan
10

67-03 kasat
5. Kuat ASTM C- Min 20 kg/cm2
Tekan 67-03
6. Penyerapan ASTM C- Maks 13 -20 %
67-03
7. Kadar ASTM C- Maks 15 %
Air 67-03
Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-
2000 meliputi beberapa aspek seperti[25]:
a. Pandangan Luar
Batu bata merah harus mempunyai rusuk- rusuk yang
tajam dan siku, bidang sisi harus datar, tidak menunjukkan
retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan, tidak
mudah hancur atau patah, warna seragam, dan berbunyi
nyaring bila dipukul.
b. Ukuran
Standar Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I (Yayasan
Dana Normalisasi Indonesia) nomor 15-2094-2000
menetapkan suatu ukuran standar untuk bata merah sebagai
berikut :
1. Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm
2. Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm
2.5 Standar Deviasi Batu Bata
Dalam penelitian ini peneliti akan menghitung standar
11

deviasi guna untuk mengetahui apakah data yang


dihasilkan pada masing-masing sampel batu bata yang
telah tercampur dengan serbuk cangkang kerang dengan
persentase 0%, 10%, 20%, 30%. Apakah masih memenuhi
standar SNI 15-2094-2000 atau sudah melampaui ambang
batas penyimpangan, dalam metode ini penguji akan
melakukan penelitian lab dengan acuan rumus dibawah ini
[26]:
Standar deviasi (Sd) = √ Σ¿ ¿
n −¿ 1
s2
kovarian =
μ
Keterangan :
X= nilai benda uji
μ = rata-rata
n = jumlah benda uji
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian mengenai Pengaruh
CaO Cangkang Kerang Darah
(Anadara granosa) Terhadap
Kualitas Batu Bata dengan Metode
Eksperimen laboratoris yang akan
dilaksanakan di Laboratorium
terpadu kampus B Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang. Dan
peneliti melakukan eksperimen
pembuatan batu bata di Desa
Sukamerindu Kecamatan Lubai
Kabupaten Muara Enim.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat dan bahan yang digunakan
untuk preparasi serbuk cangkang
kerang darah. Adalah limbah cangkang
kerang, air, sikat, tikar, alat pemanggang,
lesung, ayakan, baskom.
3.2.2 Alat dan bahan yang digunakan
dalam proses pembuatan batu bata.

12
13

Adalah tanah liat, serbuk cangkang kerang


darah, air, cangkul, alat pencetak, alat
pemotong, kayu, tungku.
3.2.3 Alat dan bahan yang digunakan
dalam proses uji kualitas. Adalah air,
batu bata, baskom, timbangan neraca
analitik,

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Preparasi serbuk cangkang kerang
darah
Preparasi adalah suatu proses
pengelolaan untuk mengubah satuan
yang telah dipilih untuk dianalisis
dengan menggunakan metode
tertentu. Dalam hal ini peneliti akan
melakukan preparasi serbuk
cangkang kerang darah dengan cara
limbah cangkang kerang darah
dibersihkan dari kotoran dan
dikeringkan, limbah cangkang kerang
darah yang telah dikeringkan akan
dipanggang/disangrai, kemudian
ditumbuk dengan menggunakan
14

lesung, lalu diayak menggunakan


ayakan 100 mesh.
3.3.2 Konfirmasi Kadar CaO
Tingkat perolehan kadar CaO
dipengaruhi oleh lamanya waktu
pembakaran, suhu api untuk
pembakaran 950 ºC dengan waktu
pembakaran selama 2 jam akan
menghasilkan kadar CaO sebesar
74,90%. Semakin lama proses
pembakaran akan menambah kadar
CaO yang akan dihasilkan. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil kadar CaO
No Suhu pembakaran Waktu Perolehan
(ºC) kadar CaO%
1 950 2 74,90
2 950 3 82,67
3 950 4 86,23
4 950 5 91,23
5 950 6 95,07
Dari hasil pengamatan awal
pembakaran cangkang kerang darah
secara fisik putih bersih, akan tetapi
15

setelah melalui proses pembakaran


beberapa jam, warna cangkang
kerang mengalami perubahan warna
menjadi keabu-abuan dan lebih
ringan hal ini disebabkan. Cangkang
kerang berkurang bobotnya
dikarenakan gas CO2 yang berasal
dari cangkang kerang darah menguap
sesuai dengan reaksi ketika cangkang
kerang membentuk CaCO3, ketika
mengalami pemanasan dengan suhu
tinggi maka akan terurai menjadi
CaO + CO2.
3.4 Membuat batu bata
a. Standar proses batu bata merah
Pada prinsipnya pembuatan batu bata
sangatlah sederhana yaitu dari adunan tanah liat
yang basah, kemudian dicetak menggunakan
mesin press atau cetakan manual yang terbuat
dari kayu. Kemudian dikeringkan dan dibakar
teknik dan proses pembuatan batu merah dari
tanah liat proses pembuatannya secara detail
adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan bahan pembuatan batu bata merah
16

2. Proses pembuatan bahan mentah menjadi bahan


baku
3. Proses mencetak batu bata merah
4. Proses pengeringan batu bata merah
5. Proses pembakaran batu bata merah
6. Proses pendinginan
7. Proses pengiriman dan distribusi batu bata merah
ke customer
Untuk tahap dua penulis akan menjelaskan
proses pembuatan batu bata merah yang
menggunakan campuran serbuk cangkang
kerang darah dengan proses sebagai berikut :
1. Siapkan lubang atau bak pengolahan untuk
mengaduk tanah liat
2. Lalu masukkan tanah liat dan serbuk cangkang
kerang darah ke dalam tempat atau wadah
pengadukan
3. Lalu aduk dengan menggunakan cangkul atau
tangan sampai tercampur merata
4. Pindahkan adonan ke area pencetakan lalu cetak
batu bata merah menggunakan alat cetak.
5. Selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur di
tempat ruangan terbuka.
b. Campuran Serbuk cangkang kerang darah
17

Dalam hal ini peneliti menggunakan CaO


yang terdapat didalam serbuk cangkang kerang
darah sebagai bahan campuran pembuatan batu
bata, dengan tahapan pembuatan yaitu dengan
mencampurkan tanah liat dengan penambahan
serbuk cangkang kerang darah dan air. Hingga
membentuk campuran yang homogen dengan
persentase campuran antara serbuk cangkang
kerang darah dan tanah liat sebesar 0%, 10%,
20% dan 30%. Adukan di biarkan selama 1
sampai 2 hari dan sebelum bahan penyusun batu
bata merah dicampur terlebih dahulu
menentukan kebutuhan bahan dengan
perbandingan berat. Adukan yang telah di
biarkan 1 sampai 2 hari, di injak-injak sambil
diberi air sedikit demi sedikit hingga menjadi
adunan yang siap dicetak. Penelitian ini
dilakukan dengan pembuatan batu bata berbahan
tanah liat dengan variasi campuran serbuk
cangkang kerang darah, yang kemudian diuji
sesuai dengan standar SNI 15-2094-2000.
Parameter yang diuji terdiri atas kualitas kuat
tekan batu bata, daya serap air dan densitas.
Rancangan campuran bahan dasar dengan
18

serbuk cangkang kerang darah dapat dilihat dari


tabel berikut ini :
Tabel 3. Komposisi campuran tanah liat dengan
Rancangan
serbuk cangkang kerang darah
Kode
Tanah liat (%) Serbuk cangkang kerang
sampel uji
darah (%)
A 100 0
B 90 10
C 80 20
D 70 30

3.5 Uji Kualitas


Dalam hal ini peneliti
menggunakan CaO yang terdapat
didalam serbuk cangkang kerang
darah sebagai bahan campuran
pembuatan batu bata, dengan tahapan
pembuatan yaitu dengan
mencampurkan tanah liat dengan
penambahan serbuk cangkang kerang
darah dan air. Hingga membentuk
campuran yang homogen dengan
persentase campuran antara serbuk
19

cangkang kerang darah dan tanah liat


sebesar 0%, 10%, 20% dan 30%.
Adukan di biarkan selama 1 sampai 2
hari dan sebelum bahan penyusun
batu bata merah dicampur terlebih
dahulu menentukan kebutuhan bahan
dengan perbandingan berat. Adukan
yang telah di biarkan 1 sampai 2 hari,
di injak-injak sambil diberi air sedikit
demi sedikit hingga menjadi adonan
yang siap dicetak. Dengan
memperhatikan kualitas sebagai
berikut:

1. Kadar Air
Daya serap air dapat diketahui berdasarkan
persentase waktu. Peneliti merendam batu bata
selama 24 jam pada wadah yaitu baskom yang
telah diisi air sebanyak 5 liter air dan dapat
diperoleh dari hasil pengukuran massa kering
dan massa basa yang masing-masing ditimbang
menggunakan neraca analitik standar yang
diambil mengacu kepada SNI 15-2094-2000.
20

Dengaan rumus dibawah ini:


Kadar air = Berat basa – berat kering
×100 %
Berat kering
2. Bentuk dan Ukuran
Bentuk bata yang dipilih adalah segiempat
dan sejenis bata bolong dengan ukuran bata
panjang 18 cm, lebar 8 cm, tinggi 8 cm. Ukuran
tersebut dipilih berdasarkan tempat produksi
pembuatan batu bata yang peneliti observasi.
3. Kuat Tekan
Nilai kuat tekan batu bata merah berbahan
tambahan serbuk cangkang kerang darah sebesar
10%, 20%, dan 30% dapat dilihat setelah proses
pengeringan dengan cara dijemur. Pengujian
kualitas batu bata merah dengan campuran
serbuk cangkang kerang darah harus memenuhi
syarat-syarat batu bata merah. Batu bata harus
memiliki rusuk yang siku dan tajam, bidang sisi
batu bata harus datar, dan tidak menunjukkan
retak-retak. Batu bata tidak mudah hancur atau
patah, memiliki warna seragam dan memiliki
bunyi yang nyaring saat dipukul. Kualitas batu
bata merah dapat dilihat dari 3 aspek yakni kuat
21

tekan, daya serap air, dan massa jenis, dengan


rumus dibawah ini:
P
σ=
A
Keterangan:
σ = kuat tekan bata
P = beban maksimum bata
A = luas permukaan kuat tekan bata
4. Penyerapan
Daya serap air merupakan kemampuan
suatu bahan dalam menyerap air. Daya serap
yang tinggi akan mempengaruhi pada
pemasangan batu bata dan adukan karena air.
Adukan yang sudah jadi akan diserap batu bata
sehingga pengeras adukan tidak berfungsi dan
berakibat pada kuat adukan menjadi lemah.
Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan
penyerapan air maksimum dari batu bata merah
maksimal 20%.
% Penyerapan air (PA) = (mb – mk) x 100%
mk
Keterangan :
mk= massa kering (tetap) (kg)
mb = massa setelah direndam selama 24
22

jam (kg)

5. Densitas
Pengukuran densitas dilakukan dengan cara
sampel batu bata yang telah dibuat kemudian
ditimbang massa menggunakan neraca analitik
dan mencari volumenya. Densitas yang
disyaratkan untuk digunakan adalah 1,2 g/cm 3
sesuai dengan SNI-15-2094-2000. Sampel yang
akan diuji berbentuk kubus ukuran 18 cm x 8
cm x 8 cm bisa dihitung menggunakan rumus
dibawah ini:
m
ρ=
v
Keterangan:
ρ=¿ Densitas suatu bahan (gr/cm3)
m = Massa kering bahan (gr)
v = Volume bahan (cm3)
6. Warna bata merah standar
Warna bata merah banyak terdapat corak
dan ragam hal itu tergantung dengan tanah liat
dan campuran yang dipilih oleh pengrajin batu
bata. Dalam hal ini peneliti akan menampilkan
beberapa warna batu bata yang lumrah kita
23

jumpai di Indonesia, dari warna-warna tersebut


peneliti bisa menilai hasil batu bata yang dibuat
termasuk ke dalam warna batu bata yang mana.

Tabel 4. Warna-warna batu bata

Merah muda Salem muda

Merah keorange Salem

Merah bata Orange

Merah tua Orange Tua

7. Tekstur batu bata


Tekstur sangat berpengaruh terhadap
kualitas bata merah dalam studi analisis yang
dikemukakan oleh Irna Hendriyani[27] dalam
riset tentang bata merah. Mengemukakan ciri-
ciri tekstur bata merah yang berkualitas harus
memiliki tekstur sebagai beriut:
24

a. Jika dirabah dengan telapak tangan permukaan


bata harus teksturnya kasar.
b. Jika permukaanya disentuh harus siku dan tajam
c. Jika dipukul dengan jari, maka bunyinya harus
nyaring
d. Jika dipegang bata harus dalam keadaan kering
berdebu, tidak boleh lembab.
Tekstur harus menjadi tolak
ukur, karena semakin baik maka
semakin kuat pulah hasil sebua
bangunan yang akan di kontruksi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] P. Santoso, “Studi Penangkapan Kerang
Darah (Anadara granosa) Menuju
Pengembangan Budidayanya di
Kecamatan Kupang Tengah , Kabupaten
Kupang,” vol. 2, no. April, pp. 24–31,
2022.
[2] E. S. Wahyuni and U. B. Darma,
“Perencanaan Strategis Sistem Dan
Teknologi Informasi Pada Bank Sampah
Kota : Studi Kasus Bank Sampah Kota
Prabumulih,” vol. 1, no. 1, pp. 67–84,
2020.
[3] A. F. Rachmadani and N. F. Patria,
“pemanfaatan limbah cangkang kerang
darah sebagai the benefits of blood shell
waste as gelatin with,” 2021.
[4] S. Hidroksiapatit, D. Cangkang, and K.
Kepah, “sintesis hidroksiapatit dari
cangkang kerang kepah (Polymesoda
erosa) dengan variasi waktu pengadukan
1,” vol. 3, no. 1, 2014.
[5] A. Puspitasari, P. Adi, and D. F. Rubai,
“Dalam Remineralisasi Gigi Sulung,”

21
22

vol. 1, no. 1, pp. 42–46, 2018.


[6] P. N. Lhokseumawe, K. Pengantar,
rahayu deny danar dan alvi furwanti
Alwie, A. B. Prasetio, and R. Andespa,
“Tugas Akhir Tugas Akhir,” J. Ekon.
Vol. 18, Nomor 1 Maret201, vol. 2, no. 1,
pp. 41–49, 2020.
[7] “Potensi abu cangkang kerang darah (,”
no. 2012, pp. 1–5.
[8] P. Suhu, A. O. Maisyarah, and A.
Shofiyani, “sintesis CaO dari cangkang
kerang ale-ale (Meretrix meretrix ),” vol.
8, no. 1, pp. 37–40, 2019.
[9] P. Penggunaan and B. B. Silica, “s IKLU
s,” vol. 8, no. 2, pp. 261–271, 2022.
[10] G. Sarjana and D. Ilmu, “uji katalitik
asam para toluena sulfonat dan CaO pada
reaksi sintesis biodiesel minyak kopi,”
2021.
[11] T. Sipil, U. Muhammadiyah, and S.
Utara, “evaluasi kekakuan batu bata
lubuk,” pp. 11–15.
[12] S. Fatimah and I. Triwati, “Sosialisasi
Penggunaan Material Tambahan Sebagai
23

Bahan Alternatif Pengganti Tanah Liat


dalam Pembuatan Batu Bata di Desa
Harapan,” vol. 2, no. April, pp. 1–8,
2022.
[13] S. Handayani, “kualitas batu bata
merah,” pp. 41–50.
[14] P. Mekar and S. Insani, “Analisis Pola
Struktur Kalsium Karbonat (CaCO3)
pada Cangkang Kerang Darah (Anadara
granosa) di Bukit Kerang Kabupaten
Aceh Tamiang Indonesia merupakan
negara yang terdiri Universitas Negeri
Malang dengan,” vol. 09, no. 01, pp. 23–
32, 2021.
[15] P. Teknik, S. Fakultas, and U. M.
Palembang, “Pengaruh penambahan abu
sekam padi pada pembuatan batu bata
terhadap kuat tekannya,” pp. 250–258.
[16] “jurnal pembakaran bata merah - Google
Cendekia.”
[17] M. Huda and E. Hastuti, “Pengaruh
temperatur pembakaran dan penambahan
abu terhadap kualitas batu bata,” pp.
142–152.
24

[18] R. Andika and H. A. Safarizki,


“Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang
Dara (Anadara Granosa) Sebagai Bahan
Tambah Dan Komplemen Terhadap Kuat
Tekan Beton Normal,” Modul. Media
Komun. Dunia Ilmu Sipil, vol. 1, no. 1, p.
1, 2019, doi:
10.32585/modulus.v1i1.374.
[19] L. Trianingsih, R. Hidayah, M. Pasca, S.
Universitas, and N. Yogyakarta, “studi
perbandingan efektivitas material bambu
dan batu bata sebagai konstruksi
dinding,” vol. X, no. 1, pp. 44–52, 2014.
[20] “Pembuatan batu bata dengan campuran
limbah kulit tebu (saccharum
officinarum) dan tanah liat,” 2020.
[21] “No Title,” 2020.
[22] A. Hidayat, P. Studi, T. Sipil, F. Teknik,
and U. Pasir, “pengaruh penambahan
cangkang sawit terhadap kuat tekan
beton f ’ c 25 MPa,” no. 1.
[23] D. Rosalia and A. Gunawan, “Kajian
penambahan abu cangkang sawit
terhadap kuat tekan bata merah,” vol. 5,
25

no. 1, pp. 83–92, 1996.


[24] M. Arief and N. Syah,“kualitas batu bata
berdasarkan area pembakaran (suatu
studi komperatif ),” vol. 2, pp. 160–164,
2021.
[25] “jurnal Mulyono,tri 2013 SNI
2847_2013 persyaratan.” .
[26] B. A. B. Ii and S. Pustaka, “No Title,”
pp. 6–19, 2008.
[27] I. Hendriyani, A. Marini, and N. I. Putri,
“Analisis SWOT Pemilihan Material
Dinding Bata Merah dan Bata Ringan di
Penajam Paser Utara,” vol. 2, no. 1, pp.
22–32, 2018.
16

Anda mungkin juga menyukai