Anda di halaman 1dari 30

LEADERSHIP

Nanang Adie Setyawan, S.E., M.M.


Leadership is the key of management

Administration
 Managing  Leading Management
Leadership
 Leadership is the tools of Decision Making
actuating of management
Human
Relation

 The function of
management is nothing
without leadership
DEFINISI LEADERSHIP
 “Aktivitas mempengaruhi perilaku orang lain, baik secara
individu maupun kelompok agar melakukan aktivitas dalam
usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu” (Silalahi,
2007)

 “Influence, the art of process of influencing people so that


they will strive willingly and anthusiastically toward the
achievement of group goals” (Koontz & Donnel)
“ Pengaruh, seni dari proses mempengaruhi orang-orang
sedemikian sehingga mereka mau bekerja keras dengan
sepenuh hati dan penuh semangat ke arah pencapaian
tujuan organisasi/kelompok”
FAKTOR/ELEMEN LEADERSHIP

Ada pihak yang mempengaruhi,


Ada pihak yang dipengaruhi,
Ada aktifitas mempengaruhi (dalam situasi
tertentu),
Ada tujuan yang ingin dicapai.
ARTI UTAMA KEPEMIMPINAN DALAM ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL

 The attribute of the position (atribut dari suatu posisi)


kepemimpinan sebagai suatu posisi, menunjuk pada
kekuasaan dan wewenang yang berada pada posisi
tertentu,
 The characteristic of a Person (sifat seseorang)
menunjuk kepada kecakapan seseorang untuk memahami
bahwa manusia memiliki kekuatan untuk memberikan
motivasi kepada orang lain yang berbeda dari waktu ke
waktu (kharisma),
 The catagory of behavior (katagory perilaku) perilaku
pemimpin berupa prestasi yang dimiliki dan perilaku
pemimpin yang berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup kelompok (teladan).
BENTUK-BENTUK KEKUASAAN (FRENCH &
RAVEN)

 Coercive Power (kekuatan atau kekuasaan memaksa)


kekuasaan didasarkan atas rasa takut,
 Reward Power (kekuatan atau kekuasaan berdasarkan
imbalan) kekuasaan didasarkan atas harapan untuk
mendapatkan pujian atau penghargaan,
 Legitimate Power (kekuasaan yang sah/formal) 
kekuasaan didapatkan dari posisi/jabatan/kedudukan yang
sah dalam hierarkhi keorganisasian,
 Expert Power (kekuasaan berdasarkan keahlian)
kekuasaan yang didasarkan atas keahlian khusus,
 Referent Power (kekuasaan berdasarkan daya tarik atau
penunjukkan)
DASAR LEGITIMASI POSISI SEORANG
PEMIMPIN

 Legal Power (kekuasaan legal) kekuasaan didasarkan


pada otoritas rasional legal yang didapat karena
menduduki posisi formal dalam hierarkhi organisasi,

 Personal Power (kekuasaan pribadi) kekuasaan


didasarkan atas daya tarik (kharisma, tradisi, keahlian)
pribadi seseorang yang dapat menimbulkan kesadaran
pengikut untuk menerima, mengakui dan mengikutinya
karena dirasa baik dan benar.
HAL-HAL YANG PERLU MENJADI PERHATIAN
SEORANG PEMIMPIN :

 Manusia adalah subyek, bukan faktor produksi/obyek,


 Secara individual, manusia memiliki sistem nilai (individual
value),yang mungkin suatu saat bertolak belakang dengan sistem
nilai perusahaan (corporate value),
 Manusia adalah seorang pribadi yang unik (tidak ada yang sama),
 Pencapaian sasaran dalam organisasi tidak boleh bertentangan
dengan martabat manusia,
 Manusia adalah entitas yang utuh (unified entity) - terdiri dari
pengetahuan, keahlian, sikap dan kepribadian, yang pada perilakunya
akan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
 Memahami kompleksitas setiap individu anggota organisasi
melalui model manusia.
TEORI MOTIVASI
(Mengenal model mengenai manusia sebagai individu)

Empat konsepsi tentang manusia dalam


pekerjaan (Edgar H. Schain dalam Harold
Koontz, 1989) :

 Rational-economic man assumption,


 Social man assumption,
 Self-actualizing man assumption (perwujudan
diri),
 Complex man assumption
TEORI MOTIVASI
(Mengenal model mengenai manusia sebagai individu)

Teori X dan Y McGregor (Koontz, 1989):


Teori X, manusia memiliki sifat :
 Secara umum, manusia tidak suka bekerja dan
cenderung menghindarinya (malas),
 Karena sifat itu, perlu pemaksaan, pengawasan,
ancaman, dan hukuman,
 Secara umum, di sisi lain, manusia suka diatur,
menghindar dari tanggung jawab, kurang ambisi, dan
menginginkan keamanan (safety)
Teori Y, manusia memiliki sifat :
 Usaha fisik & mental dalam bekerja sama halnya dengan
bermain atau istirahat,
 Pengawasan eksternal bukan satu-satunya alat kendali
agar usaha diarahkan pada sasaran organisasi, secara
individu, manusia akan memimpin dan mengendalikan diri
sendiri sesuai sasaran organisasi,
 Tingkat keterlibatan manusia pada sasaran organisasi akan
sebanding dengan penghargaan yang diberikan organisasi,
 Dalam kondisi yang kondusif, manusia secara umum, tidak
hanya mau menerima namun juga menginginkan tanggung
jawab,
 Dalam kehidupan modern, potensi intelektual manusia,
secara umum hanya dimanfaatkan sebagian saja.
HIRARKHI KEBUTUHAN (ABRAHAM MASLOW)

Self actualization need

Esteem need

Social need

Safety need

Physiological need
HIRARKHI KEBUTUHAN
(ABRAHAM MASLOW)

1. Kebutuhan Fisik (Physiological need), yaitu


kebutuhan pokok untuk kelangsungan
hidupnya, seperti : makanan,air, pakaian
2. Kebutuhan untuk memperoleh keamanan
atau keselamatan (Security or safety need)
3. Kebutuhan Bermasyarakat (social need)
4. Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan
(Esteem need)
5. Kebutuhan untuk memperoleh kebanggaan
(self actualization need)
SIFAT PEMIMPIN >< BUKAN SIFAT PEMIMPIN
(George R. Terry, 1977)

PEMIMPIN BUKAN PEMIMPIN


 Memberikan semangat kepada  Memaksa pengikut,
pengikutnya,  Menyelesaikan pekerjaan
 Menyelesaikan pekerjaan dan tanpa menghiraukan pengikut,
mengembangkan pengikutnya,  Menjalankan kekuasaan
 Menunjukkan kepada dengan menanamkan rasa
pengikut, bagaimana takut, ancaman dan paksaan,
melaksanakan pekerjaan yang  Melepaskan tanggung jawab
ditugaskan, dan melimpahkan kewajiban
 Menerima dan memikul kepada orang lain,
kewajiban dan tanggung  Melimpahkan kesalahan
jawab, kepada pengikut atau
 Memperbaiki kegagalan dalam bawahan atas kesalahan dan
pekerjaan kegagalan yang terjadi.
TEORI KEPEMIMPINAN

 Teori Sifat (traits theory) atau


Pendekatan Sifat (traits approach),
 Teori Perilaku (behavioral theory),
 Teori Situasional atau Kontingensi
TEORI KEPEMIMPINAN

1.Teori Sifat (traits theory) atau Pendekatan


Sifat (traits approach):
 Chester I. Barnard, O. Tead, John D. Millet, Ralph Stogdill,
Keith Davis

Keberhasilan seseorang sebagai pemimpin


ditentukan oleh kualitas sifat atau karakteristik
tertentu yang dimiliki atau melekat dalam diri
pemimpin tersebut (fisik, mental, psikologis,
personalitas & intelektualitas).
TEORI KEPEMIMPINAN
2. Teori Perilaku (behavioral theory):
 Univ. IOWA, Univ. Michigan, Univ. Ohio, Blake & Mouton,
Rensis Likert

Kepemimpinan merupakan interaksi antara pimpinan


dengan pengikut. Pengikut menganalisis atau
mempersepsi, apakah menerima atau menolak
pengaruh dari pemimpinnya.
 Teori perilaku menyoroti gaya kepemimpinan seorang pemimpin

- Task Orientation, mengutamakan penyelesaian tugas,


- People Orientation, mengutamakan hubungan manusiawi
MODEL GAYA KEPEMIMPINAN

Tugas Orientasi perilaku Orang

Otokratis Gaya kepemimpinan Demokratis

 Task Orientation  cenderung otokratis


 People Orientation  cenderung demokratis

Gambar : Orientasi perilaku dan gaya kepemimpinan


TIPE KEPEMIMPINAN
(Sondang P. Siagian)

1. Tipe pemimpin yang otokratis


2. Tipe pemimpin yang militeristis
3. Tipe pemimpin yang paternalistis
4. Tipe pemimpin yang kharismatis
5. Tipe pemimpin yang demokratis
GAYA KEPEMIMPINAN DALAM PERILAKU
ORIENTASI HUBUNGAN

 Gaya kepemimpinan otokratik (G1) orientasi


tugas tinggi, orientasi hubungan manusia rendah,
 Gaya kepemimpinan Direktif (G2) Orientasi
tugas tinggi, orientasi hubungan manusia sedang,
 Gaya kepemimpinan konsultatif (G3)
Orientasi tugas sedang, orientasi hubungan
manusia tinggi,
 Gaya kepemimpinan Demokratik & Partisipatif
(G4) Orientasi tugas tinggi, orientasi hubungan
manusia tinggi
TEORI KEPEMIMPINAN

3. Teori Situasional atau Kontingensi.


 Fiedler, Martins G. Evans, Robert J. Jouse, Paul Hersey &
Kenneth H. Blanchard

“Efektifitas kepemimpinan tidak semata-mata bergantung


pada perilaku atau gaya yang digunakan dalam interaksi
pemimpin dengan pengikut, melainkan bergantung pada
sifat-sifat kontingensi atau situasi”
 No one best style to lead
Faktor-faktor kontingensi atau situasi :
- Hubungan pemimpin - pengikut
- Struktur tugas
- Kekuatan posisi pemimpin
TEORI KONTINGENSI KEPEMIMPINAN
MENURUT FIEDLER

Teori kontingensi menganggap bahwa


kepemimpinan adalah suatu proses
dimana kemampuan seorang pemimpin
untuk melakukan pengaruhnya tergantung
dengan situasi tugas kelompok (group
task situation) dan tingkat-tingkat daripada
gaya kepemimpinannya, kepribadiannya
dan pendekatannya yang sesuai dengan
kelompok.
TEORI KONTINGENSI KEPEMIMPINAN
MENURUT FIEDLER (CONT’D)

3 demensi kritis pada situasi/lingkungan


yang mempengaruhi gaya pemimpin yang
sangat efektif, yaitu :

1. Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan


(possition power)
2. Struktur tugas (task structur)
3. Hubungan antara Pemimpin dan anggotanya
(Leader member relations).
TEORI KEPEMIMPINAN (CONT’D)

Kondisi situasi :
a. Favorableness (situasi menguntungkan):
- Posisi pemimpin kuat,
- Hubungan Pemimpin-pengikut baik,
- Pemimpin disukai bawahan,
- Struktur tugas jelas dan difahami bawahan,
b. Non Favorableness (situasi tidak
menguntungkan) >< Favorableness
HUBUNGAN SITUASI DAN TIPE GAYA
KEPEMIMPINAN

 Situasi menguntungkan (S4), efektif menggunakan gaya


kepemimpinan partisipatif (G4),
 Situasi cukup menguntungkan (S3), efektif
menggunakan gaya kepemimpinan konsultatif (G3),
 Situasi kurang menguntungkan (S2), efektif
menggunakan gaya kepemimpinan direktif (G2),
 Situasi tidak menguntungkan (S1), efektif menggunakan
gaya kepemimpinan otoritatif (G1),
Tugas
P T
E U
RG
IA
LS
A
K
U

G1 G2 G3 G4
Rendah Tinggi
Perilaku hubungan

. S1 . S2 . S3 . S4 .
Tidak menguntungkan Situasi Menguntungkan

Bagan : Model hubungan gaya kepemimpinan, orientasi perilaku


dan faktor-faktor situasi
KATEGORI TINGKAT KEMATANGAN
BAWAHAN

1. Kematangan rendah (M1), memperlihatkan


bawahan tidak mampu dan tidak mau
melaksanakan tugas.
2. Kematangan rendah ke sedang (M2),
memperlihatkan bawahan tidak mempu tetapi
mau melaksanakan tugas.
3. Kematangan sedang ke tinggi (M3),
memperlihatkan bawahan mampu, tetapi tidak
mau melaksanakan tugas.
4. Kematangan tinggi (M4), memperlihatkan
bawahan mampu dan mau melaksanakan
tugas.
GAMBAR HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN,
ORIENTASI PERILAKU DAN FAKTOR KEMATANGAN

P
e H
r u
i b
l u G3 G2
a n
k g
u a
n
G1
G4
Rendah Tinggi
Perilaku Tugas
M4 M3 M2 M1
Tidak
Matang Kematangan Matang
KIAT SUKSES SEORANG PEMIMPIN :
 Kenali & identifikasi motivasi anggota kelompok,
 Beri bimbingan dan pengarahan secukupnya (tidak berlebihan),
 Lakukan interaksi hubungan yang intensif dan manusiawi dengan
mengembangkan komunikasi 2 (dua) arah dan personal,
 Ciptakan suasana kooperatif,
 Libatkan anggota dalam pemecahan masalah dan dalam
pengambilan keputusan,
 Kenali dan identifikasi situasi tugas,
 Kenali dan identifikasi kematangan bawahan,
 Pilih dan gunakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan
situasi,
 Fungsionalkan peran pemimpin dalam hal :
- Peran interpersonal,
- Peran informasional,
- Peran desisional
Thank You

Anda mungkin juga menyukai