Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ILMU TAFSIR

“PENDIDIKAN KELUARGA”

Disusun oleh:
Kelompok V
Fakhirah Azizah (40300122080)
Rayyana Amaliqa Umar (40300122090)
BAHASA DAN SASTRA INGGRIS
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

A. Pengertian Pendidikan dan Keluarga


 Pendidikan : Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering
terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.

 Keluarga : Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang terdiri dari dua atau
lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah,
hubungan perkawinan, dan adopsi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa keluarga
mensyaratkan adanya hubungan perkawinan, hubungan darah, maupun adopsi
sebagai pengikat.

B. Pengertian Pendidikan Keluarga


Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-
hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu
selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat.

C. Ayat Pembahasan
ْ ‫َوالَّ ِذيْنَ يَقُ ْولُ ْونَ َربَّنَا ه َْب لَنَا ِمنْ اَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّر ٰيّتِنَا قُ َّرةَ اَ ْعيُ ٍن َّو‬
‫اج َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِيْنَ اِ َما ًما‬

Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin
bagi orang-orang yang bertakwa.”

D. Terjemahan kosakata
Dan orang-orang
‫ين‬َ ‫َوٱلَّ ِذ‬ yang
َ ُ‫يَقُول‬
‫ون‬ (mereka) berkata

‫َربَّنَا‬ Ya Tuhan kami


ْ‫هَب‬ Anugerahkan

‫لَنَا‬ Bagi kami

‫ِم ْن‬ Dari


Pasangan-pasangan
‫َأ ْز ٰ َو ِجنَا‬ kami
‫َو ُذرِّ ٰيَّتِنَا‬ Dan keturunan kami
َ‫قُ َّرة‬ Penyejuk

‫َأ ْعي ٍُن‬ Mata

‫َوٱجْ َع ْلنَا‬ Dan jadikanlah kami


Bagi orang-orang
‫ين‬َ ِ‫لِ ْل ُمتَّق‬ yang bertakwa
‫ِإ َما ًما‬ Pemuka/pemimpin

E. Kandungan Ayat
Kata qurrah pada awal mulanya berarti "dingin" Yang dimaksud di sini adalah
"menggembirakan". Sementara ulama berpendapat bahwa air mata yang mengalir dingin
menunjukkan "kegembiraan", sedang yang hangat menunjukkan "kesedihan". Karena itu,
pada masa lalu, gadis-gadis masih malu menunjukkan perasaan atau kesediaannya
menerima pinangan calon suami, para wali menemukan indikator kesediaan, atau
penolakannya melalui air matanya. Bila dingin, maka itu berarti ia bergembira menerima
pinangan, dan bila hangat, maka ia tanda penolakan. Ada juga yang berpendapat bahwa
masyarakat Mekah pada umumnya merasa sangat terganggu dengan teriknya panas
matahari dan datangnya musim panas. Sebaliknya, mereka menyambut gembira
kedatangan musim dingin, apalagi dingin di daerah sana tidak terlalu menyengat. Dari sini,
kata tersebut diartikan juga dengan 'kegembiraan' (demikian M. Quraish Shihab dalam
Tafsir al-Mishbah). Kata "imam" (L) terambil dari akar kata "amma-ya'ummu" (54) yang
berarti 'menuju, menumpu', atau 'meneladani Dari akar kata yang sama lahir antara lain
kata ummat, yang berarti semua kelompok yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama,
waktu, atau tempat yang sama; kata umm yang berarti 'ibu', dan kata imâm yang
maknanya 'pemimpin' (baik domestik maupun publik); karena memang keduanya
seharusnya menjadi teladan, tumpuan pandangan, dan harapan terhadap semua yang
dipimpinnya, agar kelak masyarakat yang menjadi tanggung jawab keduanya sedapat
mungkin menjadi hamba-hamba-Nya yang mulia (hid al-Rahmán). Ada juga yang
berpendapat bahwa kata imam pada mulanya berarti 'cetakan' seperti cetakan untuk
membuat sesuatu yang serupa bentuknya dengan cetakan itu. Dari sini, kemudian kata
imam diartikan 'teladan'.

Hikmah di Balik Pesan Ayat


Setelah ayat-ayat sebelumnya dalam surah al-Furqan menegaskan tentang karakteristik ibâd al-
Rahmân (hamba-hamba Allah yang terpuji) itu, di mana mereka merasa tidak cukup kebajikan
yang mereka lakukan kepada Allah swt. selama ini untuk meraih predikat ibâd al-Rahmân bila
hanya melalui sujud dan menegakkan qiyam al-lail. Oleh karena itu, ayat di atas menegaskan
bahwa untuk melengkapi kebajikan-kebajikan dimaksud, seharusnya ditambah lagi lebih banyak,
terutama lewat berbuat baik kepada keluarga, anak keturunan, dan terhadap masyarakat
umumnya. Bahkan lebih jauh, menurut Sayyid Quthb, harapan mereka adalah bagaimana agar
keluarga, anak keturunan, dan masyarakat umumnya, dapat melanjutkan warisan manha/
kebajikan mereka seperti di atas, sehingga mata mereka menjadi sejuk, hati mereka menjadi
tenang, penerus mereka semakin bertambah lebih banyak lagi bilangannya, bad al-Rahman
(hamba-hamba Allah yang mulia itu) lebih besar dan kokoh. Pada sisi lain, mereka juga
mengharapkan agar Allah menjadikan keluarga dan anak keturunan mereka, bahkan masyarakat
umumnya pun, sebagai satu teladan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah dan
takut terhadap-Nya.
Sikap menaruh dan menampilkan perhatian khusus mereka kepada keluarga (pasangan dan anak),
serta masyarakat umum, dengan harapan kiranya mereka dihiasi dengan sifat-sifat terpuji
sehingga dapat diteladani ini merupakan sifat kesebelas bad at Rahman yang termuat dalam surah
al-Furqan. Ayat di atas juga membuktikan bahwa sifat hamba-hamba Allah swt. yang terpuji itu
tidak hanya terbatas pada upaya menghiasi diri dengan amal-amal terpuji, tetapi juga memberi
perhatian penuh kepada keluarga dan anak keturunan, bahkan terhadap masyarakat umum. Doa
mereka itu tentu saja dibarengi dengan usaha mendidik anak dan keluarga agar menjadi manusia-
manusia terhormat, karena anak dan pasangan tidak dapat menjadi penyejuk mata tanpa
keberagaman yang baik, berbudi pekerti yang luhur, serta memiliki pengetahuan yang memadai.
Thâhir bin 'Asyûr mengamati bahwa sifat-sifat yang disandang oleh ibâd al-Rahmân itu terdiri atas
empat sifat pokok: (1) menghiasi diri dengan kesempurnaan agama (ayat 63), yakni yang berjalan
di atas bumi dengan lemah lembut dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka
berkata-kata baik, (2) keterbebasan dari kesesatan kaum musyrikîn (ayat 68), yakni tidak
menyembah Tuhan yang lain bersama Allah; (3) istiqâmah atau konsisten melaksanakan syari'at
Islam (ayat 64 dan 67), yakni tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq,
dan tidak berzina, serta orang yang tidak berkata dan bersaksi palsu; dan (4) peningkatan kualitas
kesalehan sosial dalam kehidupan duniawi (ayat 74), mendidik pasangan hidup dan anak
keturunan, serta keteladanan bagi orang-orang bertakwa.
Akhirnya, pesan ayat di atas menuntun dan mengharapkan agar para pemimpin (imam) baik
domestik maupun publik untuk benar-benar mampu menjadi teladan, tumpuan pandangan, dan
harapan bagi masyarakat pimpinannya, sehingga kelak mereka keluar dengan memperoleh
predikat hamba-hamba-Nya yang mulia (ibid al-Rahman); menjadi keluarga dan anak keturunan
yang sakinah, serta masyarakat yang merasakan "ketenangan dinamis" di sisi-Nya. Karena semua
sikap mulia yang terakhir ini, bukanlah hadiah atau anugerah yang jatuh begitu saja dari langit.
Akan tetapi ia merupakan suatu kondisi yang harus diperjuangkan perwujudannya lewat
kesungguhan, kesabaran, dan pengorbanan. Mudah-mudahan, mumpuni kita berada di bulan suci
Ramadhan ini, serta berada dalam kondisi Pandemi Covid-19 yang menuntun senantiasa bekerja,
belajar, dan beribadah di rumah (Work from Home). Demikian, wa Allah a'lam, semoga!
F. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Keluarga
Fungsi Pendidikan keluarga di antaranya yaitu: sebagai pengalaman pertama masa kanak-
kanak, menjamin kehidupan emosional anak, menanamkan dasar Pendidikan moral,
memberikan dasar Pendidikan social, meletakkan dasar-dasar Pendidikan agama bagi
anak-anak, sedangkan tujuan dari pendidikan keluarga adalah agar anak mampu
berkembang secara maksimal yang meliputi seluruh aspekperkembangan anak yaitu
jasmani, ruhani dan akal. Selain itujuga untuk membantu sekolah atau lembaga
pendidikan lainnyadalam mengembangkan kepribadian anak didik.

G. Kesimpulan
Pendidikan keluarga adalah sangat penting, karena dapat memungkinkan keluarga dapat
menegakkan dan memelihara hubungan yang benar di antara anggota keluarga, teman-teman dan
orang lain. Pendidikan keluarga juga memberikan pengetahuan, nilai dan keterampilan yang
penting bagi kehidupan anak.

Anda mungkin juga menyukai