RESUME BY Revisi Riani Ifit Diyah PES
RESUME BY Revisi Riani Ifit Diyah PES
E 2 DI RUANG
NEONATUS INTENSIF CARE UNIT
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : by. E2
Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 16 Februari 2023
Umur : 25 Hari
Jenis kelamin : laki - laki
Diagnosa medis : BBLASR (Berat bayi lahir amat sangat rendah)
Tanggal masuk : maret 2023
Tanggal pengkajian : 15 Maret 2023
No Rekamedik : 17088993
Alamat : Kp. Jaksi
b. Identitas penanggung jawab
Nama Ibu : Ny. E
Nama Ayah : Tn. I
Usia Ayah : 29 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Jaksi Salopa Mandalawangi
Hubungan dengan pasien : Orang Tua
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 15 Maret 2023 jam 08.00 WIB,
Pasien berada di incubator, terpasang Oksigen nasal kanul 0,2 Liter per menit,
terdapat retraksi dinding dada, respirasi 64×/menit , SPO² 98 %. Pasien dapat
membuka mata, menangis lemah, tampak lemas dan menggerakan badannya,
Kesadaran Compos Mentis, GCS: (E4V4M6) 14, terpasang infus pada bagian Kiri
Dexstros 10% dan B Nutrion= 9 cc per jam, Suhu tubuh 37,4 0C, BB 830 gram,
otot menelan lemah, kulit tampak keriput, terdapat LD 2,0 cm, LLA 5,5 cm, Lk
25,5cm, Pb 35 cm, terpasang OGT hari pertama, Asi/Pasi 8x1cc per sonde, tidak
ada muntah, BAB tidak ada, BAK ada.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Bayi Ny E 2 lahir di ruang ponek obgyn RSUD dr. soekardjo Tasikmalaya
tanggal 16 februari 2023 pukul 20.55 WIB dengan 27-28mg, apgar score 3-4 lahir
spontan dengan berat badan 950 gram.
3. Pemeriksaan penunjang
11 maret 2023
Karbohidrat
266 76-110 Mg/dl GOD/POD
Glukosa sewaktu
15 maret 23
Karbohidrat
Glukosa sewaktu 107 76-110 Mg/dl GOD/POD
B. Analisa Data
Pernafasan periodik
Pernafasan Biot
Pola Nafas tidak efektif
2 DS:- BBLASR Defisit Nutrisi
DO:
-BB:830gram Prematuritas
-LD: 2.0cm
-LLA:5,5cm Fungsi organ-organ belum
-LK: 25,5cm baik
-PB: 35cm
-terpasang OGT Otak
-ASI/PASI 8x1cc
Imaturitas sentrum-sentrum
vital
Refleks menelan belum
sempurna
Defisit nutrisi
3 DS:- BBLASR Risiko ketidak stabilan kadar
DO: glukosa darah
-terpasang infus dextros10% Jaringan lemak subkutan
dan B.Nutrion 9cc/jam lebih tipis
-hasil GDS : 107mg/dl
Kekurangan cadangan energi
Risiko ketidakstabilan gula
darah
4 DS:- BBLASR Risiko infeksi
DO:
-leukosit 21.600 Prematuritas
-BB 830gram
Penurunan daya tahan
Meningkatnya leukosit
Risiko infeksi
5 DS:- BBLASR Risiko hipotermi
DO:
-BB 830gram (jaringan lemak Jaringan lemak subkutan
subkutan lebih tipis lebih tipis
-lahir prematur (27-28mg)
belum matangna fungsi Kehilangan panas melalui
sistem tubuh kulit
Risiko hipotermia
6 DS:- BBLASR Risiko Cidera
DO:
-bayi berada dalam inkubator Kekurangan O2 dan kadar
-BB 830gram CO2 meningkat
-bayi tampak lemas
-bayi dirawat dalam inkubator Suplay O2 ke paru menurun
-terpasang o2 0,2L
Kerusakan Otak
Resiko Cidera
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif (D.0005) b.d prematuritas ditandai dengan pasien
tampak lemas, respirasi 64x/menit, SPO2 98%, terpasang oksigen nasal kanul
0,2L, terdapat retraksi dinding dada, lahir 27-28mg
2. Deficit nutrisi (D.0019) b.d faktor psikologis (BBLASR) ditandi dengan
BB:830gram, LD: 2.0cm, LLA:5,5cm, LK: 25,5cm, PB: 35cm, otot menelan
lemah, terpasang OGT
3. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (D.0027) b.d kekurangan
cadangan energi ditandai dengan terpasang infus dextros10% dan B.Nutrion
9cc/jam, hasil GDS : 107mg/dl
4. Risiko hipotermi (D.0140) b.d jaringan lemak subkutan lebih tipis ditandai
dengan BB 830gram (jaringan lemak subkutan lebih tipis, lahir prematur (27-
28mg) belum matangna fungsi sistem tubuh
5. Risiko infeksi (D.0142) b.d meningkatnya kadar leukosit ditandai dengan
leukosit 21.600, BB 830gram
6. Risiko cedera (D.0136) b.d BBLASR ditandai dengan bayi berada dalam
inkubator, BB 830gram, bayi tampak lemas, bayi dirawat dalam inkubator,
terpasang o2 0,2L
D. Intervensi Keperawatan
No Dx keperawatan Tujuan Intervensi
1 Pola nafas tidak efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas
selama 1x24 jam inspirasi dan ekspirasi Observasi
yang tidak memberikan ventilasi adekuat 1. Monitor pola napas (frekuensi,
membaik, kriteria hasil: kedalaman, usaha napas)
- Dipsneu menurun 2. Monitor bunyi napas tambahan
- Penggunaan otot bantu nafas (mis. gurgiling, mengi, wheezing,
menurun ronkhi kering)
- Frekuensi nafas membaik 3. Monitor sputum (jumlah, warna,
- Kedalaman nafas membaik aroma)
Terapeutik
1. Pertahanan kepatenan jalan napas
dengan head-tift dan chin-lift
(jaw-thrust jika curiga trauma
servikal)
2. Posisikan Semi-Fowler atau
Fowler
3. Berikan minuman hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
5. Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan proses McGill
8. Berikan Oksigen, Jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, Jika tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, Jika perlu
Pemantauan Respirasi
Observasi
1. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea,
E. Implementasi Keperawatan
2. Memposisikan Fowler
Hasil : Posisi pasien terlentang
F. Evaluasi
O:
-Pasien berada di incubator,
-terpasang Oksigen nasal kanul 0,2 Liter per menit,
-terdapat retraksi dinding dada,
-respirasi 64×/menit ,
-SPO² 98 %
-Pasien dapat membuka mata, menangis merintih, tampak lemas
dan menggerakan badannya,
-Kesadaran Compos Mentis, GCS: (E4V4M6) 14
-terpasang infus pada bagian Kiri Dexstros 10% dan B Nutrion= 9
cc per jam,
-Suhu tubuh 37,40C,
-BB 830 gram, otot menelan lemah,
-kulit tampak keriput,
-LD 2,0 cm, LLA 5,5 cm, Lk 25,5cm, Pb 35 cm,
-terpasang OGT hari pertama, Asi/Pasi 8x1cc per sonde,
-tidak ada muntah,
-BAB tidak ada, BAK ada
A:
-