Anda di halaman 1dari 2

Seputar Unesa

SEMINAR PPG FIS, BANTU GURU LEBIH DEKAT DENGAN UNESA.


Nampaknya, kegencaran perbaikan kualitas guru di Indonesia semakin meningkat. Hal ini turut didukung
penuh oleh Unesa sebagai LPTK terkemuka di Jawa Timur, khususnya pada acara seminar Program
Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan oleh FIS (17/1). Sebagai pembicara adalah Muchlas Samani dan
Ketut Prasetya. Tampak begitu rapi dalam deretan duduk berbanjar, para peserta dan sekelompok guru
TK berseragam batik asal Ngawi mewarnai seminar yang ditunggu-tunggu para guru dan calon guru di
Indonesia.

Seminar yang bertema “Mencari Kualitas Bukan Kuantitas“ dalam faktanya ternyata memancing banyak
guru untuk memperoleh kejelasannya, menghilangkan wacanawacana di masyarakat yang cukup
membuat kepala pusing. Terbukti sebanyak 330 peserta yang terdiri dari para guru dan mahasiswa se-
Jawa Timur ini membludak dari yang dianggarkan oleh panitia. PPG yang sampai hari ini masih simpang
siur di kalangan masyarakat, dalam seminar ini diharapkan mampu menginformasikan dan memberikan
eksplanasi sedetail mungkin.

Kehadiran ajang menuju guru yang profesional ini, tidak terlepas dengan adanya MGMP yang
merupakan partner dalam PPG. Dasar hukum usulan Program Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No.8 Tahun 2009 tentang program pendidikan profsi guru prajabatan. Sedangkan
dasar Unesa sebagai penyelenggara PPG diatur dalam izin peneyelenggaraan program studi berasarkan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pndidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor: 6/Dikti/Kep/2007 Tanggal 2 April 2007.

Menjadi peserta didik yang akan mengikuti PPG tentu tidaklah mudah. Tetapi guru dan calon guru bisa
menyiapkan diri dari sekarang. Rasanya hal ini sebanding dengan kualitas guru profesional yang ingin
dicapai sebagaimana tujuan diadakannya PPG. Beberapa kriteria guru ke depan adalah guru diwajibkan
memiliki potensi dasar yang memadai, mempunyai basis keilmuwan yang kuat, mau belajar terus,
pebelajar cepat yang inovatif, open minded, dan ICT Literacy. Program Profesi Guru atau yang lebih
dikenal dengan (PPG) menekankan akuisisi teaching skill.

“Tidak cukup penyiapan diri saja, para pendidik pun perlu dilakukan pembinaan berkelanjutan melalui
CPTD yaitu continue, profesional, teaching, dan development," papar Muchlas Samani. Hal ini penting
mengingat apa yang dilakukan guru mmilki tanggung jawab besar pula di dunia dan di akhirat. Di
Singapura misalnya, guru mengikuti CPTD sebayak 90 jam pertahun secara terprogram, sedangkan di
Amerika Serikat sebagai penjaminan mutu, guru secara periodik harus resertifikasi. Upaya ini mungkin
saja efektif jika diberlakukan di Indonesia, tetapi sekali lagi, negeri ini masih berbenah. Dan kitalah yang
harus memulainya sejak dini, apalagi rongrongan perdagangan bebas 2010 sudah mulai berjalan.

Ketua Dikti itu juga menambahkan bahwa quota guru PPG yang akan diperoleh diidealkan dengan guru
yang diperlukan oleh suatu daerah agar tidak ada guru lulusan PPG yang tidak medapat pekerjaan. Satu
hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa tidak secara otomatis guru yang sudah bersertifikat lantas
akan mendapat tunjangan profesi. Tunjangan profesi hanya akan diperoleh jika guru tersebut lolos
dalam usulan yang telah disahkan oleh sekolah yang bersangkutan.

13. Majalah Unesa Nomor 38 Tahun XI Januari - Februari 2010

Anda mungkin juga menyukai