Oleh:
HAFIZ KHIBRAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2022
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................................................5
1.3.1 Tujuan umum...............................................................................................................5
1.3.2 Tujuan khusus..............................................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian...............................................................................................................5
BAB 2 TEORI ANATOMI....................................................................................6
BAB 3 PRESENTASI KASUS................................................................................................................8
3.1 Identitas Pasien....................................................................................................................8
3.2 Anamnesis............................................................................................................................8
3.3 Pemeriksaan Fisik.................................................................................................................9
3.4 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................10
BAB 4 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................13
4.1 Nefrolitiasis................................................................................................13
4.2Anatomi dan Letak Batu pada Ginjal...........................................................14
Gambar 2.1 Anatomy Ginjal (Tampak Posterior)............................................14
Gambar 2.2 Topografi Ginjal (Tampak Anterior)...........................................15
Gambar 2.3 Anatomi Ginjal...............................................................................17
Gambar 2.4 Lokasi Batu di Ginjal.....................................................................18
4.3 Epidemiologi...................................................................................................18
4.4 Etiologi............................................................................................................19
Tabel 2.1 Prevalensi dan Etiologi Berbagai Tipe Batu Ginjal........................20
4.5Faktor Risiko...................................................................................................21
4.6 Patogenesis......................................................................................................23
4.7 Patofisiologi dan Gejala Klinis................................................................24
4.7 Diagnosis....................................................................................................24
4.8 Tata laksana...............................................................................................25
4.9 Pencegahan................................................................................................27
2
BAB 5 KESIMPULAN........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal
ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya.1 Berdasarkan
anatomi dari ginjal, lokasi batu ginjal biasanya khas dijumpai pada bagian pelvis dan
kaliks.2 Sekitar 80% kasus batu terbentuk secara unilateral artinya hanya ditemukan batu di
salah satu bagian ginjal saja. Batu cenderung berukuran kecil dengan rata-rata diameter 2
sampai 3 mm dan bisa berbentuk halus atau bergerigi. Terkadang penambahan progresif
garam dapat menyebabkan terbentuknya struktur bercabang yang dikenal straghorn stone
atau membentuk cetakan sistem kaliks dan pelvis ginjal. Penyebab terpenting adalah
tersebut didalam urine terlampaui (supersaturasi).17 Batu bisa berada pada ginjal atau
berjalan melewati saluran kemih. Penyakit ini bagian dari penyakit urolitiasis atau bisa
disebut Batu Saluran Kemih (BSK). Lokasi dari batu bisa terkena di beberapa tempat yaitu
di ginjal, ureter dan kandung kemih. Ginjal merupakan tempat tersering terjadinya batu
dibandingkan dengan tempat saluran kemih yang lainnya.2,16 Jenis batu yang tersering pada
nefrolitiasis yaitu calcium oxalate stone dan calcium phosphate stone sekitar 75-80%,
struvite stone (magnesium, ammonium, dan phosphate) 15%, uric acid 7%, dan untuk
Prevalensi penyakit ini diperkirakan sebesar 7% pada perempuan dewasa dan 13%
pada laki-laki dewasa. Empat dari lima pasien adalah laki-laki, sedangkan usia puncak
adalah dekade ketiga sampai ke empat . 2 Di Indonesia sendiri, penyakit ginjal yang paling
sering ditemui adalah gagal ginjal dan nefrolitiasis. Prevalensi tertinggi penyakit nefrolitiasis
4
yaitu di daerah DI Yogyakarta (1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah , dan
Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal
akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga
tekanan di ginjal meningkat. BSK pada ginjal (nefrolithiasis) merupakan faktor pencetus
kemih proksimal terhadap kandung kemih yang dapat mengakibatkan penimbunan cairan
bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter sehingga mengakibatkan absorbsi hebat pada
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pertanyaan penelitian ini
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui anatomi ginjal dan implikasi
klinisnya.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai informasi yang berhubungan dengan
BAB 2
TEORI ANATOMI
2.1 Ginjal
vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm,
lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, berbentuk seperti biji kacang dengan lekukan
dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih
6
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak yaitu lemak pararenal dan lemak perirenal
yang dipisahkan oleh sebuah fascia yang disebut fascia gerota. Dalam potongan frontal
ginjal, ditemukan dua lapisan ginjal di distal sinus renalis, yaitu korteks renalis (bagian luar)
yang berwarna coklat gelap dan medulla renalis (bagian dalam) yang berwarna coklat
terang. Di bagian sinus renalis terdapat bangunan berbentuk corong yang merupakan
kelanjutan dari ureter dan disebut pelvis renalis. Masing-masing pelvis renalis membentuk
dua atau tiga kaliks rmayor dan masing-masing kaliks mayor tersebut akan bercabang lagi
Vaskularisasi ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang dari aorta
abdominalis di distal arteri mesenterica superior. Arteri renalis masuk ke dalam hillus
renalis bersama dengan vena, ureter, pembuluh limfe, dan nervus kemudian bercabang
menjadi arteri interlobaris. Memasuki struktur yang lebih kecil, arteri interlobaris ini
berubah menjadi arteri interlobularis lalu akhirnya menjadi arteriola aferen yang
menyusun glomerulus.
7
Ginjal mendapatkan persarafan melalui pleksus renalis yang seratnya berjalan
bersama dengan arteri renalis. Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju korda
spinalis segmen T10-11 dan memberikan sinyal sesuai dengan level dermatomnya.
Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa nyeri di daerah pinggang (flank) bisa
8
BAB 3
PRESENTASI KASUS
Nama : ny TY
Umur : 36 tahun
3.2 Anamnesis
Riwayan perjalanan penyakit : ± 1,5 bulan SMRS, penderita mengeluh nyeri pinggang, nyeri
dirasakan hilang timbul dan terkadang menjalar ke perut , pasien tidak mengeluh mual muntah.
Keluhan lainnya yaitu BAK sedikit-sedikit dan sering (-), nyeri saat BAK (-), nyeri setelah
BAK (-), riwayat BAK kemerahan (+), riwayat BAK keluar batu (-). Keluhan seperti demam
(-), menggigil (-) dan gelisah (-), BAB normal seperti biasa. Pasien berobat ke dokter umum
Sejak ± 1 minggu SMRS, pasien mengeluh nyeri pinggang kanan dan kiri yang bersifat hilang
timbul, tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi, Pasien mengeluh mual muntah. Keluhan
lainnya yaitu pasien mengeluh BAK sedikit-sedikit dan sering (-), nyeri saat BAK (-), nyeri
setelah BAK (-), riwayat BAK kemerahan (-), riwayat BAK berpasir (-) demam (+), menggigil
(-), BAB normal seperti biasa. Pasien berobat ke IGD RSUD Toboali, Bangka Selatan.
8
3.3 Pemeriksaan Fisik
• Nadi : 78 x/m
• Temperatur : 36,90C
• IMT : 19.76
• Kepala : Rambut hitam beruban, halus, tidak mudah dicabut, distribusi merata,
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, reflex
• Hidung : Nafas cuping hidung (-), discharge (-), deviasi septum (-), epistaksis (-)
9
3.3.3 Status Lokalis
10
• Hasil :
• Ginjal kiri : tampak batu berdiameter 1,48 cm di 1/3 proksimal ureter. Sistem
• Kesan :
Pemeriksaa
Interpretasi BNO :
11
Tampak batu radioopak pada kaliks ginjal kanan.
A. Diagnosa Utama
B. Penatalaksanaan
Konservatif :
Diet biasa
Edukasi
Farmakologis
Antibiotic iv
IVP
12
BAB 4
TINJAUAN PUSTAKA
4.1 Nefrolitiasis
4.1 Definisi
Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah sebuah material solid yang terbentuk
di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi
konsentrasinya.1 Berdasarkan anatomi dari ginjal, lokasi batu ginjal biasanya khas
dijumpai pada bagian pelvis dan kaliks.2 Sekitar 80% kasus batu terbentuk secara
unilateral artinya hanya ditemukan batu di salah satu bagian ginjal saja. Batu
membentuk cetakan sistem kaliks dan pelvis ginjal. Penyebab terpenting adalah
pada ginjal atau berjalan melewati saluran kemih. Penyakit ini bagian dari
penyakit urolitiasis atau bisa disebut Batu Saluran Kemih (BSK). Lokasi dari batu
bisa terkena di beberapa tempat yaitu di ginjal, ureter dan kandung kemih. Ginjal
kemih yang lainnya.2,16 Jenis batu yang tersering pada nefrolitiasis yaitu calcium
oxalate stone dan calcium phosphate stone sekitar 75-80%, struvite stone
(magnesium, ammonium, dan phosphate) 15%, uric acid 7%, dan untuk cystine
stone 1%.7
13
4.2Anatomi dan Letak Batu pada Ginjal
dengan ginjal kiri yang dikarenakan terdapat organ hati di bagian batas superior.
Ginjal kiri terletak setinggi T12-L3 dan ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri.
Organ ini memiliki panjang sekitar 10cm, lebar 5cm, dengan ketebalan 2,5cm.18
Pada bagian batas superior bersentuhan dengan diafragma dan posteroinferior dari
ginjal berhubungan dengan otot quadrates lumborum dan dilalui oleh saraf dan
14
pembuluh darah subkostal serta saraf iliohipogastrik dan ilioinguinal. Dilihat dari aspek
anterior pada ginjal kanan terdapat hati yang dipisahkan oleh hepatorenal recess,
duodenum, ascending colon dan bagian ginjal kiri terdapat lambung, spleen, pancreas,
jejunum, descending colon. Masing masing ginjal memiliki beberapa bagian anterior
surface, posterior surface, lateral margin, medial margin, superior pole dan inferior
pole.18
Pada batas medial terdapat cekungan secara vertikal yang disebut hilum.
memperantarai tempat keluar masuknya pembuluh darah, saraf, renal pelvis dan
kaliks. Renal pelvis merupakan muara dari 2 atau 3 saluran kaliks major cabang
dari 2 atau 3 saluran kaliks minor pada bagian aspek internal dari ginjal kemudian
dari pelvis akan berujung pada ureter. Bagian eksternal ginjal diselubungi lapisan
15
yang dinamakan kapsul dan bagian internal ginjal terdiri dari 2 bagian yaitu
korteks atau bagian terluar dan medula. Bagian medula terdapat piramidal ginjal
16
yang berisi unit fungsional dari ginjal yaitu nefron dan berujung pada collecting
Kaliks dan pelvis merupakan tempat yang paling sering terdapat batu dan
bisa menjadi progresif menjadi persatuan batu di kaliks dengan batu di pelvis
yang disebabkan karena adanya penambahan garam berlebih yang dikenal sebagai
straghorn stone yang membentuk cetakan seperti struktur kaliks dan pelvis.
Sebuah batu bisa melewati daerah pelvis bahkan bermigrasi ke daerah ureter dan
17
18
Gambar 2.4 Lokasi Batu di Ginjal
Dikutip dari: Clinically Oriented Anatomy18
4.3 Epidemiologi
sering terjadi pada laki-laki sekitar 10% dan 5% pada wanita. Penyakit
nefrolitiasis lebih sering terjadi pada usia 20-49 tahun dan puncaknya terjadi pada
usia 35-45 tahun.3,4 Tingkat kekambuhan sekitar 30% sampai 50% dalam waktu 5
tahun.7 Sebesar 37.636 kasus baru di Indonesia, dengan jumlah kunjungan sebesar
58.959 orang, sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar 19.018
orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang atau sebesar 1,98% dari
19
4.4 Etiologi
kasus batu yang mengandung kalsium. Penyebab pembentukan batu yang paling
konstituen tersebut di dalam urin terlampaui. Berdasarkan Tabel 2.1, 50% pasien
hiperkalsiuria, pada 20% subkelompok ini terjadi ekresi berlebihan asam urat
melalui urin, yang mempermudah terbentuknya batu kalsium, asam urat dari urin
Penyebab batu ginjal tipe lain relatif lebih dipahami. Batu magnesium
amonium fosfat (struvit) hampir selalu terjadi pada pasien dengan urin alkalis
menetap akibat Urinary Tract Infection (UTI). Secara khusus, bakteri pemecah
batu. Selain itu bakteri mungkin berfungsi sebagai nidus untuk terbentuknya
semua jenis batu. Pada avitaminosis A, skuama yang terlepas dari epitel
terbentuknya batu asam urat. Sekitar separuh pasien dengan batu asam urat tidak
20
urin dengan kadar PH rendah atau dalam keadaan asam (<5,5) dan memudahkan
terbentuknya batu. Batu sistin hampir selalu berkaitan dengan kelainan genetik
transport asam amino tertentu, termasuk sistin di ginjal. Berbeda dengan batu
struvit, baik batu sistin maupun batu asam urat lebih besar kemungkinannya
Batu Etiologi
Persentas
e Batu
1-
Sistin 2%
21
4.5Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya nefrolitiasis yaitu kelebihan kalsium, fosfat, oksalat, dan
asam urat di dalam urin, riwayat keluarga batu ginjal, dan obesitas. Asupan
makanan dan cairan memiliki peran penting dalam pembentukan batu ginjal.3
penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nur Patria Kresna air sadah dapat
menyebabkan pengendapan mineral yakni CaCO3 dan MgCO3 yang berujung pada
kristalisasi.21 Faktor usia, jenis kelamin, ras, lokasi geografis, cuaca dan genetik
sangat berpengaruh pada penyakit ini.7 Suatu kondisi klinis juga bisa
1. Usia
22
2. Jenis Kelamin
kadar sitrat air kemih sebagai bahan penghambat terjadinya batu pada
Negara yang beriklim tropis dengan ciri utamanya adalah suhu dan
urin akan meningkat dan zat-zat yang terkandung dalam urin akan
meningkat konsentrasinya.20
4.6 Patogenesis
tersebut harus seimbang selama adaptasi terhadap diet, iklim dan aktivitas. Urin
memiliki zat-zat seperti pirofosfat, sitrat dan glikoprotein yang bisa menghambat
ketika urin menjadi jenuh atau mengalami supersaturasi dengan bahan larut yang
dikarenakan tingkat ekresi yang berlebihan dan / atau karena air yang tertampung
terlalu lama akan membentuk kristal dan melakukan agregasi membentuk suatu
batu. Sebuah larutan dikatakan padat jika terdapat saturasi atau kejenuhan dalam
kesetimbangan zat tersebut. Apabila konsentrasi zat dalam larutan diatas titik
dan jika semakin tinggi dari saturasi kejenuhan suatu zat tersebut berlebih maka
kristal dapat berkembang secara spontan yang bisa menjadi sebuah batu
24
4.7 Patofisiologi dan Gejala Klinis
Efek mekanik dari pembentukan batu menimbulkan gejala klinis nyeri yang khas.
Ada 2 tipe nyeri yaitu renal colic dan noncolicky renal pain. Nyeri renal colic
biasanya disebabkan oleh peregangan dari collecting system atau ureter. Nyeri
noncolicky renal disebabkan oleh adanya distensi dari kapsul ginjal. Obstruksi
saluran kemih adalah mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk renal
colic yang menyebabkan peregangan dari ujung saraf. Mekanisme lokal seperti
mempersepsikan nyeri pada pasien dengan batu ginjal. Tingkat keparahan dan
lokasi rasa sakit dapat bervariasi dari pasien ke pasien tergantung pada ukuran
batu, lokasi batu, derajat obstruksi, ketajaman obstruksi, dan variasi anatomi
individu.19 Renal colic pada obstruksi dari renal pelvis dan ureter biasanya
tergambarkan nyeri sedang sampai nyeri berat di daerah panggul yang menjalar ke
daerah paha. Obstruksi batu di midureter biasanya nyeri menjalar ke lateral perut
bagian distal ureter atau uretrovesical junction biasanya sakit parah dan terasa
4.7 Diagnosis
gejala, termasuk pertanyaan tentang keluarga riwayat batu ginjal, diet, kelainan
pada pencernaan, penyakit lain dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan lab yang
dilakukan adalah tes urinalisis, darah dan pemeriksaan penujang lain seperti x-ray
ataupun CT scan.1
25
Urinalisis adalah pengujian sampel urin. Sampel urin dikumpulkan dalam wadah
memiliki infeksi dan menunjukan ada tidaknya zat-zat pembentuk batu pada urin
pasien. Pada pemeriksaan darah dapat menunjukan tentang zat-zat biokimia yang
dapat menyebabkan batu ginjal. Abdominal x-ray adalah gambar yang dibuat
menggunakan radiasi kecil. X-ray dilakukan di rumah sakit oleh teknisi x-ray, dan
gambar hasil akan di simpulkan atau di tafsirkan oleh ahli radiologi. Prosedurnya
dilakukan dengan cara pasien berbaring di atas meja atau berdiri selama proses x-
ray. Pasien akan menahan nafas nya agar gambar terlihat jelas dan tidak terpotong
atau kabur. Sinar x dapat menunjukkan lokasi batu dalam ginjal atau saluran
(3-D). Pasien Diinjeksikan cairan khusus yang disebut media kontras. Pada
jalan atau rumah sakit oleh teknisi x-ray. CT scan dapat menunjukkan lokasi dan
fungsi ginjal yang terkena, dan ada tidaknya infeksi saluran kemih,. 19 Batu ginjal
dapat diobati oleh dokter umum atau dokter ahli urologi. Batu-batu kecil biasanya
mungkin perlu obat nyeri dan harus meminum banyak cairan untuk membantu
atau ketidakmampuan untuk minum. Seseorang dengan batu yang lebih besar
yang mengakibatkan aliran urin tersumbat dan menyebabkan rasa sakit yang
hebat. Dalam keadaan seperti itu mungkin perlu penanganan lebih intensif.
Seperti:
b. Ureteroscopy
c. Percutaneous Nephrolithotomy
Dalam prosedur ini, sebuah kawat tipis yang disebut nephroscope yang
27
selama beberapa hari setelah prosedur dilakukan. Batu yang sudah hancur
4.9 Pencegahan
Batu ginjal dapat dicegah melalui perubahan makan, diet, dan nutrisi dan obat-
obatan. Tergantung pada jenis batu ginjal, pengurangan jumlah asupan natrium,
protein hewani (daging, telur, ikan), kalsium, dan oksalat (bayam dan kacang-
batu ginjal. Minum cairan yang cukup setiap hari merupakan cara terbaik untuk
minum minimal 2 sampai 3 liter cairan perhari. Minuman jeruk juga dapat
seperti :
a. Allopurinol (Zyloprim)
Bekerja dalam penurunan asam urat didalam darah dan urin. Biasanya
b. Hydrochlorothiazide
c. Potassium Citrate
28
Bekerja untuk meningkatkan sitrat dan PH urin serta menurunkan
hiperoksaluria.
d. Mercaptopropionyl Glycine
29
BAB 5
KESIMPULAN
Nefrolitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih
batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Batu-batu ini berdasarkan
komposisinya dibagi menjadi batu kalsium, batu struvit, batu asam urat, batu
sistin, batu xanthine, batu triamteren, dan batu silikat. Batu-batu ini terbentuk
akibat banyak faktor, seperti adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada
Penyakit ini memiliki gejala yang cukup khas dengan adanya rasa nyeri di
daerah pinggang ke bawah. Nyeri bersifat kolik atau non kolik. Nyeri dapat
menetap dan terasa sangat hebat. Mual dan muntah sering hadir, namun demam
jarang dijumpai pada penderita. Dapat juga muncul adanya bruto atau
ginjal, yaitu ditemukannya batu yang mengandung komponen kristal dan matriks
organik.
batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xanthine, batu triamteren, dan batu
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Hanley JM, Saigal CS, Scales CD, Smith AC. Prevalences of kidney stone in
the United States. Journal European Association of Urology[internet].
2012[diakses tanggal 28 Oktober 2015]; 62(1):160-5.Tersedia dari:
http://journal.unnes.ac.id/index.php/kem as
3. Depkes. Laporan riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;2013.
4. Krisna DNP. Faktor risiko kejadian penyakit batu ginjal di wilayah kerja
Puskesmas Margasari kabupaten Tegal tahun 2010 [skripsi]. Semarang:
Universitas Negeri Semarang; 2011.
31
https://www.med.unc.edu/medselect/res ources/course%20reading/ITC
%20nephrol ithiasis.full.pdf
10. Margaret Sue, David S, Dean G, Gary Curhan, Cynthia J, Brian R, et al.
Medical management of kidney stone: AUA guideline [internet]. USA: American
Urological Association; 2014 [diakses tanggal 28 Oktober 2015]. Tersedia dari:
https://www.auanet.org/common/pdf/ed
ucation/clinical-guidance/MedicalManagement-of-Kidney-Stones.pdf
32