Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN

Mata Kuliah : Etika Keperawatan


Dosen Pengampu : Rosliana Dewi, S.Kp.,M.Hkes.,M.Kep

Disusun Oleh:

Nama : Nares Artamevia


Nim : 32722001D21067

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Kampus I: Jl. Karamat No. 36 Tlp. (0266) 210215 Kota Sukabumi
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kasus Dilema Etik
Keperawatan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Etika
Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kasus Dilema Etik Keperawatan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rosliana Dewi, selaku dosen Mata
Kuliah Etika Keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Sukabumi, 7 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kasus..................................................................................................................2
2.2 Opini Kasus........................................................................................................2
2.2.1 Aspek Hukum...........................................................................................2
2.2.2 Kode Etik Keperawatan............................................................................4
2.2.3 Asas Etik Keperawatan.............................................................................4
2.2.4 Norma dan Budaya...................................................................................5
BAB III PENUTUP6
3.1 Kesimpulan........................................................................................................6
3.2 Saran..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan suatu bentuk asuhan yang ditujukan untuk kehidupan orang
lain sehingga semua aspek keperawatan mempunyai komponen etika. Pelayanan
keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan, maka permasalahan etika
kesehatan menjadi permasalahan etika keperawatan pula.

Saat ini masalah yang berkaitan dengan etika (ethical dilemmas) telah menjadi
masalah utama disamping masalah hukum, baik bagi pasien, masyarakat maupun
pemberi asuhan kesehatan. Masalah etika menjadi semakin kompleks karena adanya
kemajuan ilmu dan tehnologi yang secara dramatis dapat mempertahankan atau
memperpanjang hidup manusia. Pada saat yang bersamaan pembaharuan nilai sosial dan
pengetahuan masyarakat menyebabkan masyarakat semakin memahami hak-hak
individu, kebebasan dan tanggungjawab dalam melindungi hak yag dimiliki. Adanya
berbagai faktor tersebut sering sekali membuat tenaga kesehatan menghadapi berbagai
dilema. Setiap dilema membutuhkan jawaban dimana dinyatakan bahwa sesuatu hal itu
baik dikerjakan untuk pasien atau baik untuk keluarga atau benar sesuai kaidah etik.

Berbagai permasalahan etik yang dihadapi oleh perawat telah menimbulkan konflik
antara kebutuhan pasien (terpenuhi hak) dengan harapan perawat dan falsafah
keperawatan. Menghadapi dilema semacam ini diperlukan penanganan yang melibatkan
seluruh komponen yang berpengaruh dan menjadi support system bagi pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Analisis kasus dilema etik keperawatan jiwa, terkait praktik pemasungan terhadap
orang yang dianggap menderita gangguan jiwa dapat ditinjau dari aspek hukum, kode
etik, asas etik, dan dari segi norma budaya.

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui penyelesaian kasus dilema etik keperawatan yang terjadi ditinjau
dari aspek hukum, kode etik, asas etik, dan dari segi norma budaya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kasus

Praktik pemasungan trhadap orang yang dianggap menderita gangguan jiwa masih
saja terjadi. Seperti yang terjadi pada Nur Kholis pemuda dari Desa Sugihan, Kecamatan
Soko, Mojokerto, Jawa Timur, itu dipasung warga setempat atas permintaan keluarganya.
Nur Kholis dipasung karena sering disebutkan mengamuk dan hendak membunuh
ayahnya.

Nur Kholis sempat dibawa ke rumah sakit jiwa, kemudian dokter dan perawat
menganjurkan Nur Kholis untuk di rehabilitasi namun keluarga menolaknya. Akhirnya
tim dokter dan perawat memberikan obat kepada keluarga untuk diminumkan pada Nur
Kholis di rumah. Setelah dua minggu, Nur Kholis tambah parah kemudian dibawa oleh
keluarganya masuk ke RSJ lagi. Setelah dilakukan pemeriksaan dan anamnese
(wawancara) pada keluarganya, ternyata Nur Kholis di pasung dirumah. Kemudian
perawat dan tim dokter menjelaskan tentang dampak pemasungan dan menganjurkan Nur
Kholis untuk direhabilitasi di RSJ tapi keluarganya masih tetap menolaknya dengan
keras. Perawat dan tim dokter mengalami dilema apakah harus membiarkan pasien untuk
pulang sesuai dengan keinginan keluarga pasien dan membiarkan pasien di pasung
ataukah memaksa melakukan rehabilitasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan pasien?

2.2 Opini Kasus

Kasus tersebut dapat ditinjau dari aspek hukum, kode etik, asas etik, dan dari segi
norma budaya.

2.2.1. Aspek Hukum

Dari kasus Nur Kholis di atas, jika ditinjau dari aspek hukum maka ada beberapa
dasar hukum yang berkaitan dengan kasus diatas, antara lain.

1. Dasar hukum yang melindungi tim kesehatan (termasuk perawat) jika tetap
melakukan tindakan sesuai dengan keinginan keluarga Nur Kholis.

2
a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MenKes/148/1/2010

pasal 12 dalam melakukan praktik, perawat wajib untuk:

- Menghormati hak pasien


- Melakukan rujukan
- Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
- Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien atau klien dan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
- Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
- Melakukan pencatatan Askep secara sistematis

b. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

pasal 5 ayat

(3) setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

Pasal 56 ayat

(1) setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi
mengenai tindakan tersebut secara lengkap.

Pasal 8

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk
tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang diterimanya dari tenaga kesehatan.

Pasal 7

Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab.

Dari beberapa dasar hukum diatas, pasien dan keluarga berhak mengambil keputusan
yang terbaik atas tindakan yang akan dipilih setelah tim kesehatan termasuk perawat
memberikan informasi mengenai tindakan yang akan diterima pasien secara lengkap.
Hak pasien sepenuhnya untuk memutuskan apakah harus membiarkan pasien untuk

3
pulang sesuai dengan keinginan keluarga pasien atau tidak. Ketika ada persyaratan yang
diajukan, pasien dan keluarganya memiliki tanggung jawab atas dirinya dalam keputusan
tersebut, sesuai permenkes perawat wajib untuk menghormati keputusan atau persyaratan
yang diajukan oleh pasien.

2. Dasar hukum yang melindungi tim dokter dan perawat jika melakukan tindakan
untuk memperbaiki kondisi Nur Kholis agar membaik.

a. Undang-Undang No. 36 Tahun Tentang Kesehatan

pasal 56

(1) setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi
mengenai tindakan tersebut secara lengkap.

(2) hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada:

- penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam


masyarakat yang lebih luas

- keadaan seseorang tidak sadarkan diri, atau

- gangguan mental berat

Ketika Nur Kholis dibawa pulang oleh keluarganya (dalam kasus disebutkan setelah dua
minggu dibawa pulang keadaan Nur Kholis bertambah parah) tim kesehatan (termasuk
perawat) dibenarkan untuk melakukan tindakan penyembuhan. Salah satunya
menyarankan untuk rehabilitasi dan menghentikan pemasungan yang diduga akan
mempengaruhi keadaan pasien. Hal ini dibenarkan sesuai Undang-Undang No. 36 Tahun
2009

2.2.2 Kode Etik Keperawatan

Kode etik keperawatan Indonesia yang berkaitan dengan kasus diatas adalah
tentang tanggung jawab perawat terhadap tugas yang bunyimya “ perawat senantiasa
mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien dalam melaksanakan tugas
keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau
mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan “.

4
Dalam kasus yang dialami Nur Kholis, perawat dihadapkan pada dua pilihan yang
sulit, apakah membiarkan pasien di bawa pulang atau memaksa keluarga pasien untuk
merehabilitasi pasien di RSJ. Jika kode etik keperawatan yang menjadi dasar
pengambilan keputusan, tentu yang lebih dipentingkan adalah kesembuhan kondisi Nur
Kholis.

2.2.3 Asas etik keperawatan

Dari 6 asas etik keperawatan yang ada, maka asas yang berkaitan dengan kasus di atas
adalah:

a. Asas autonomy (asas menghormati otonomi)

perawat dituntut untuk menghormati apa yang menjadi hak pasien. Keluaraga Nur
Kholis memiliki hak penuh untuk memutuskan segala sesuatu yang berkenaan dengan
kesehatan Nur Kholis secara mandiri. Peran perawat dalam hal ini adalah melaksanakan
dan menghormati keputusan yang diambil oleh keluarga Nur Kholis.

b. Asas benefience (asas manfaat)

dengan berdasarkan asas manfaat ini, perawat dapat mempertimbangkan tindakan


apa yangnakan dilakukan untuk memperbaiki kondisi Nur Kholis tanpa melakukan
tindakan yang bukan kewenangannya, jika keputussan yang di ambil oleh keluarga Nur
Kholis tidak memberikan manfaat untuk proses kesembuhannya atau bahkan telah
memperburuk kondisi kesehatannya.

2.2.4 Norma dan Budaya

Tinjauan kasus berdasarkan norma dan budaya:

Dalam kasus di atas, apabila dokter, perawat, serta tim medis yang lain tetap melakukan
treatment tersebut maka ini bertentangan dengan norma sosial di masyarakat yang
memiliki pengertian: “ segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan
sebagian besar warga masyarakat ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena
tidak sesuai dengan harapan sebagian warga masyarakat. “

Maka berdasarkan norma dan budaya, tindakan keluarga pasien terhadap pasien yang
dipasung adalah perbuatan atau tindakan yang menyimpang walaupun sebagian

5
masyarakat setuju atas tindakan keluarga pasien untuk mempasung Nur Kholis. Jika terus
menerus dipasung itu hanya akan memperburuk kondisi kesehatan pasien.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang melibatkan
interaksi antara pasien/klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut penentuan
antara mempertahankan kesehatan hidup jiwa dan raga dengan ketentuan dokter dan
perawat, upaya menjaga kesehatan pasien yang bertentangan dengan pihak keluarga
pasien dan penerapan rehabilitasi dalam mengatasi kesehatan jiwa pasien.

Dalam membuat keputusan terhadap masalah dilema etik, perawat dituntut dapat
mengambil keputusan yang menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakini pasien/klien. Pengambilan keputusan yang
tepat diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan
mutu asuhan keperawatan dapat dipertahankan.

3.2 Saran

Perawat harus berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara mandiri atau


secara bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan untuk menyelesaikan
suatu dilema etik.

6
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R. (1995). Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius.

Suhaemi, M.E. (2004). Etika Keperawatan: aplikasi pada praktik. Jakarta: EGC

Taylor C., & Lemone P. (1997). Fundamentals of nursing. Philadelphia: Lippincott

Anda mungkin juga menyukai