Anda di halaman 1dari 11

LK- 3a.

Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP, yang dikaitkan dengan konteksnya
ELEMEN CAPAIAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
1. Menganalisis pengertian Al-Qur`an menurut para ulama akan
menanamkan jiwa kritis dan dinamis dalam menuntut ilmu
Peserta didik dapat menganalisis hal ihwal ilmu Al Qur’an yang meliputi; 2. Menganalisis sejarah turun Al-Qur`an dan kodifikasinya untuk
a. pengertian Al-Qur`an menurut pendapat para ulama’, meyakini kebenaran Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
b. sejarah turun dan kodifikasinya, 3. Menganalisis bukti-bukti keautentikan Al-Qur`an akan
c. bukti-bukti keautentikan, menumbuhkan pribadi yang jujur dan bertanggungjawab
Ilmu Al-Qur’an d. kemukjizatan, 4. Menganalisis kemukjizatan Al-Qur`an, akan mewujudkan pribadi
e. pokok-pokok kandungan, yang saleh dan muslih bagi sesama
f. dan struktur Al-Qur’an, 5. Menganalisis pokok-pokok kandungan Al-Qur`an akan membentuk
untuk meyakini kebenaran Al-Qur’an dan mengamalkan pesan Al-Qur’an dalam pribadi yang ta’addub dan dinamis
konteks kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara 6. Menganalisis struktur Al-Qur`an, melatih pribadi yang teliti dan
displin cerminan dari pemahaman terhadap struktur Al-Qur’an

1. Menganalisis perbedaan hadis, sunah, khabar dan atsar mengajarkan


Peserta didik mampu menganalisis hal ihwal tentang ilmu hadis yang meliputi;
sikap kritis dan jujur
perbedaan hadis, 2. Menganalisis sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis melatih
a. sunah, khabar, dan asar, bersikap jujur, gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat,
b. sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis, berbangsa dan bernegara
c. unsur-unsur hadis, 3. Menganalisis unsur-unsur hadis, menumbuhkan sikap optimis,
Ilmu d. kedudukan dan fungsi hadis terhadap ayat Al-Qur`an, konsisten dan amanah
Hadis e. pembagian hadis, 4. Menganalisis kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-Qur`an akan
f. serta tokoh-tokoh ulama hadis mewujudkan pribadi yang solutif dan mampu menghargai perbedaan
untuk meyakini kebenaran hadis-hadis tersebut bersumber dari Rasulullah Saw., dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
baik secara sanad dan matan maupun kualitas kesahihannya serta mengamalkan 5. Menganalisis pembagian hadis melatih pribadi yang kritis dan
bertanggungjawab dalam menyikapi informasi di era digital
ilmu hadis agar lebih kritis dalam menerima dan merespon berita di masyarakat
6. Menganalisis Tokoh-tokoh ulama hadis untuk meneladani mereka
dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. dalam beribadah dan berkarya

Aceh Tenggara, 24 Juni 2023


Mahasiswa

MUHAMMAD SAHRAN
LK- 3b. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup materi’ pada CP dan dikaitkan dengan konteksnya
ELEMEN CAPAIAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI MATERI TUJUAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN
Ilmu Al-Qur’an Peserta didik dapat menganalisis hal 1. Menganalisis pengertian Al-
Pengertian Al-Qur`an menurut
ihwal ilmu Al Qur’an yang meliputi; Qur`an menurut para ulama akan
a. pengertian Al-Qur`an Memahami dan Menganalisis pendapat para menanamkan jiwa kritis dan
ulama dinamis dalam menuntut ilmu
menurut pendapat para
2. Menganalisis sejarah turun Al-
ulama’, Sejarah turun dan
Memahami dan Menganalisis Qur`an dan kodifikasinya untuk
b. sejarah turun dan kodifikasi Al-Quran meyakini kebenaran Al-Qur’an
kodifikasinya, Bukti-bukti sebagai pedoman hidup
c. bukti-bukti keautentikan, Memahami dan Menganalisis
keautentikan Al-Qur`an 3. Menganalisis bukti-bukti
d. kemukjizatan, Memahami dan Menganalisis Kemukjizatan Al-Qur`an keautentikan Al-Qur`an akan
e. pokok-pokok kandungan, Pokok- pokok menumbuhkan pribadi yang jujur
f. dan struktur Al-Qur’an, Memahami dan Menganalisis dan bertanggungjawab
kandungan Al-Qur`an
untuk meyakini kebenaran Al-Qur’an 4. Menganalisis kemukjizatan Al-
dan mengamalkan pesan Al-Qur’an Qur`an, akan mewujudkan
dalam konteks kehidupan pribadi yang saleh dan muslih
bagi sesama
bermasyarakat berbangsa dan
5. Menganalisis pokok-pokok
bernegara kandungan Al-Qur`an akan
membentuk pribadi yang
Memahami dan Menganalisis Struktur Al-Qur`an ta’addub dan dinamis
6. Menganalisis struktur Al-Qur`an,
melatih pribadi yang teliti dan
displin cerminan dari
pemahaman terhadap struktur Al-
Qur’an

Ilmu Peserta didik mampu menganalisis Perbedaan hadis, sunah, khabar dan 1. Menganalisis perbedaan hadis,
Memahami dan Menganalisis sunah, khabar dan atsar
Hadis hal ihwal tentang ilmu hadis yang atsar
meliputi; perbedaan hadis, Sejarah kodifikasi dan mengajarkan sikap kritis dan
Memahami dan Menganalisis jujur
a. sunah, khabar, dan asar, Perkembangan hadis
2. Menganalisis sejarah kodifikasi
b. sejarah kodifikasi dan Unsur-unsur
Memahami dan Menganalisis dan perkembangan hadis melatih
perkembangan hadis, hadis bersikap jujur, gotong royong
c. unsur-unsur hadis, Kedudukan dan fungsi hadis dalam kehidupan bermasyarakat,
d. kedudukan dan fungsi hadis Memahami dan Menganalisis
terhadap Al-Qur`an berbangsa dan bernegara
terhadap ayat Al-Qur`an, Memahami dan Menganalisis Pembagian hadis 3. Menganalisis unsur-unsur hadis,
e. pembagian hadis, menumbuhkan sikap optimis,
f. serta tokoh-tokoh ulama hadis konsisten dan amanah
untuk meyakini kebenaran hadis- Memahami dan Menganalisis Tokoh-tokoh ulama hadis 4. Menganalisis kedudukan dan
hadis tersebut bersumber dari fungsi hadis terhadap Al-Qur`an
Rasulullah Saw., baik secara sanad akan mewujudkan pribadi yang
dan matan maupun kualitas solutif dan mampu menghargai
kesahihannya serta mengamalkan perbedaan dalam kehidupan
ilmu hadis agar lebih kritis dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
menerima dan merespon berita di
5. Menganalisis pembagian hadis
masyarakat dalam konteks kehidupan melatih pribadi yang kritis dan
berbangsa dan bernegara. bertanggungjawab dalam
menyikapi informasi di era
digital
6. Menganalisis Tokoh-tokoh
ulama hadis untuk meneladani
mereka dalam beribadah dan
berkarya

Aceh Tenggara, 24 Juni 2023


Mahasiswa

MUHAMMAD SAHRAN
LK- 3b. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP
CAPAIAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Elemen aqidah terkait dengan pengertian Al-Qur'an menurut pendapat para ulama, sejarah turun 1. Menganalisis pengertian Al-Qur`an menurut para ulama akan menanamkan jiwa kritis dan
dan kodifikasi Al-Qur'an, bukti-bukti keautentikan Al-Qur'an, kemukjizatan Al-Qur'an, pokok- dinamis dalam menuntut ilmu
pokok kandungan Al-Qur'an, dan struktur Al-Qur'an adalah sebagai berikut: 2. Menganalisis sejarah turun Al-Qur`an dan kodifikasinya untuk meyakini kebenaran Al-
1. Keyakinan pada Al-Qur'an sebagai kalam Allah: Qur’an sebagai pedoman hidup
Elemen ini menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT 3. Menganalisis bukti-bukti keautentikan Al-Qur`an akan menumbuhkan pribadi yang jujur
kepada Nabi Muhammad SAW melalui wahyu yang sempurna. Para ulama adalah sumber dan bertanggungjawab
otoritas dalam memahami, menafsirkan, dan menjelaskan ajaran yang terkandung dalam Al- 4. Menganalisis kemukjizatan Al-Qur`an, akan mewujudkan pribadi yang saleh dan muslih
Qur'an. Keyakinan ini memperkuat keberadaan Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup yang bagi sesama
berasal dari Allah SWT.
5. Menganalisis pokok-pokok kandungan Al-Qur`an akan membentuk pribadi yang ta’addub
2. Memahami sejarah turun dan kodifikasi Al-Qur'an:
dan dinamis
Aqidah ini melibatkan pemahaman terhadap konteks dan sejarah turunnya Al-Qur'an.
Mengenal sejarah turunnya Al-Qur'an dari wahyu kepada Nabi Muhammad SAW serta 6. Menganalisis struktur Al-Qur`an, melatih pribadi yang teliti dan displin cerminan dari
proses pengumpulan dan penulisan Al-Qur'an merupakan bagian penting dalam memahami pemahaman terhadap struktur Al-Qur’an
keautentikan dan keberlanjutan Al-Qur'an sebagai wahyu Allah SWT. Memahami kodifikasi
Al-Qur'an juga menunjukkan bahwa Al-Qur'an tetap terjaga dalam bentuknya yang asli sejak
zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang.
3. Menganalisis bukti-bukti keautentikan Al-Qur'an:
Aqidah ini melibatkan analisis terhadap bukti-bukti keautentikan Al-Qur'an, seperti
kecocokan teks Al-Qur'an yang tersebar di berbagai tempat dan waktu, keseragaman bacaan
Al-Qur'an, serta kesaksian para sahabat Nabi Muhammad SAW yang merekam dan
menghafal Al-Qur'an pada masa itu. Pengamatan terhadap bukti-bukti ini memperkuat
keyakinan akan keaslian Al-Qur'an sebagai wahyu Allah SWT.
4. Keyakinan pada kemukjizatan Al-Qur'an:
Aqidah ini menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah mu'jizat terbesar yang diturunkan oleh
Allah SWT. Kemukjizatan Al-Qur'an terlihat dalam keindahan bahasa, kebenaran ilmiah
yang terkandung di dalamnya, dan kemampuan Al-Qur'an untuk menginspirasi dan
mempengaruhi manusia sepanjang zaman. Keyakinan ini memperkuat penghormatan dan
penghargaan kita terhadap Al-Qur'an sebagai firman Allah SWT.
5. Pemahaman terhadap pokok-pokok kandungan Al-Qur'an:
Aqidah ini melibatkan pemahaman terhadap tema-tema utama, ajaran moral, hukum, akidah,
kisah-kisah nabi, dan petunjuk hidup yang terkandung dalam Al-Qur'an. Memahami pokok-
pokok kandungan Al-Qur'an membantu kita menerapkan nilai-nilai Al-Qur'an dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Mengenali struktur Al-Qur'an:
Aqidah ini melibatkan pengenalan terhadap struktur Al-Qur'an, seperti pembagian surah dan
ayat, urutan penulisan ayat-ayat, gaya bahasa, dan bacaan yang memiliki pola-pola tertentu.
Mengetahui struktur Al-Qur'an membantu kita dalam mempelajari dan merenungkan ayat-
ayat Al-Qur'an dengan lebih baik.

Melalui pemahaman dan keyakinan terhadap elemen aqidah yang terkait dengan pengertian Al-
Qur'an, kita dapat menghargai, mempelajari, dan menghayati Al-Qur'an secara lebih mendalam. Hal
ini memungkinkan kita untuk menjalankan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari dan
mewujudkan pribadi yang saleh dan berakhlak mulia.

Elemen akhlaq terkait dengan pengertian Al-Qur'an menurut pendapat para ulama, sejarah turun
dan kodifikasi Al-Qur'an, bukti-bukti keautentikan Al-Qur'an, kemukjizatan Al-Qur'an, pokok-
pokok kandungan Al-Qur'an, dan struktur Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
1. Menghormati dan mengamalkan ajaran moral Al-Qur'an:
Elemen ini mengajarkan kita untuk menghormati, memahami, dan mengamalkan ajaran
moral yang terkandung dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an memberikan petunjuk tentang
bagaimana kita seharusnya berperilaku, seperti jujur, adil, kasih sayang, sabar, dan berbuat
baik kepada sesama. Elemen ini mencakup aspek-aspek akhlak yang harus diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menginternalisasi nilai-nilai Al-Qur'an:
Aqidah ini menegaskan pentingnya menginternalisasi nilai-nilai Al-Qur'an dalam diri kita.
Ini berarti tidak hanya memahami konsep-konsep moral, tetapi juga mengamalkannya secara
konsisten dan ikhlas. Nilai-nilai seperti tolong-menolong, kesederhanaan, ketoleran, dan
keadilan harus dijadikan landasan dalam interaksi sosial dan perilaku kita.
3. Mendekatkan diri kepada Allah SWT:
Al-Qur'an mengajarkan pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah,
doa, dan akhlak yang baik. Elemen ini mendorong kita untuk mengikuti ajaran agama dan
menjalankan perintah-perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan
demikian, Al-Qur'an mendorong pembentukan akhlak yang baik sebagai konsekuensi dari
kesalehan dan hubungan mendalam dengan Allah SWT.
4. Memperkuat kesabaran dan tawakkal:
Al-Qur'an mengajarkan pentingnya memiliki kesabaran dalam menghadapi cobaan dan
tantangan kehidupan. Elemen ini mengajarkan kita untuk selalu berharap kepada Allah SWT
dan tawakkal, yaitu meletakkan kepercayaan penuh kepada-Nya dalam setiap perjalanan
hidup. Mempertahankan jiwa yang sabar dan tawakkal akan membantu membentuk akhlak
yang kuat dan bertahan dalam menghadapi berbagai ujian.
5. Menjaga hubungan sosial yang sehat:
Al-Qur'an memberikan arahan yang jelas tentang pentingnya menjaga hubungan sosial yang
sehat dan saling mendukung di antara sesama muslim. Elemen ini mencakup nilai-nilai
seperti toleransi, rasa saling menghormati, kerjasama, dan persaudaraan. Al-Qur'an
mengajarkan kita untuk menjauhi sifat-sifat buruk seperti kebencian, permusuhan, ghibah,
dan sifat sombong yang merusak hubungan sosial.
Melalui pemahaman dan penerapan elemen akhlaq yang terkait dengan pengertian Al-Qur'an, kita
dapat membentuk akhlak yang baik dan mulia. Al-Qur'an memberikan landasan dan pedoman untuk
menjalani kehidupan yang bermartabat, peduli terhadap sesama, dan menjauhi perilaku yang negatif.
Dengan demikian, Al-Qur'an tidak hanya memberikan petunjuk agama, tetapi juga membentuk
akhlak yang luhur dalam diri umat Muslim.

Elemen adab terkait dengan pengertian Al-Qur'an menurut pendapat para ulama, sejarah turun dan
kodifikasi Al-Qur'an, bukti-bukti keautentikan Al-Qur'an, kemukjizatan Al-Qur'an, pokok-pokok
kandungan Al-Qur'an, dan struktur Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
1. Menghormati Al-Qur'an:
Elemen ini menekankan pentingnya menghormati Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam.
Hal ini melibatkan upaya untuk menjaga kebersihan fisik Al-Qur'an, menghindari
memperlakukan Al-Qur'an secara sembarangan, dan menghargai setiap halaman dan ayat
yang terdapat di dalamnya.
2. Membaca Al-Qur'an dengan tajwid:
Tajwid adalah tata cara membaca Al-Qur'an dengan memperhatikan aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Elemen ini melibatkan usaha untuk mempelajari dan mengaplikasikan tajwid
dalam membaca ayat-ayat Al-Qur'an supaya membacanya dengan baik dan benar.
3. Memahami tafsir Al-Qur'an:
Adab dalam mempelajari Al-Qur'an juga melibatkan usaha untuk memahami makna dan
tafsir dari ayat-ayat yang terkandung di dalamnya. Ini melibatkan menggunakan tafsir yang
telah disusun oleh ulama dan mengacu pada konteks sejarah turunnya ayat-ayat Al-Qur'an.
4. Menerapkan ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari:
Al-Qur'an memberikan petunjuk dan ajaran yang berkontribusi dalam membentuk perilaku
dan adab yang baik. Elemen ini melibatkan upaya untuk mengaplikasikan ajaran-ajaran
tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi contoh yang baik dalam
masyarakat.
5. Mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui Al-Qur'an:
Al-Qur'an merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada umat manusia sebagai
petunjuk hidup. Elemen ini melibatkan usaha untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai jalan
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan membaca, memahami, dan
mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
6. Menjaga kesucian Al-Qur'an:
Elemen ini mencakup menjaga kesucian Al-Qur'an dengan tidak menyalahgunakan atau
menyalin ayat-ayat Al-Qur'an tanpa izin dan menghindari penggunaan yang tidak pantas atau
melecehkan. Ini mencerminkan penghargaan terhadap keagungan dan kekudusan Al-Qur'an.

Melalui pemahaman dan penerapan elemen adab terkait dengan pengertian Al-Qur'an, kita dapat
menghormati, memahami, dan mengaplikasikan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Adab
dalam berinteraksi dengan Al-Qur'an akan membantu menguatkan hubungan spiritual dengan Allah
SWT dan membentuk karakter yang baik dalam kehidupan kita sehari-hari.

Elemen kisah-kisah keteladanan terkait dengan pengertian Al-Qur'an menurut pendapat para
ulama, sejarah turun dan kodifikasi Al-Qur'an, bukti-bukti keautentikan Al-Qur'an, kemukjizatan Al-
Qur'an, pokok-pokok kandungan Al-Qur'an, dan struktur Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
1. Kisah-kisah para Nabi dan Rasul:
Al-Qur'an berisi kisah-kisah para nabi dan rasul yang diutus Allah SWT untuk membimbing
manusia. Kisah-kisah ini mengandung pelajaran moral dan spiritual yang dapat menjadi
inspirasi bagi umat Islam untuk meneladani sikap dan perilaku para nabi dan rasul.
2. Kisah-kisah umat terdahulu:
Selain kisah para nabi dan rasul, Al-Qur'an juga berisi kisah-kisah umat terdahulu. Hal ini
termasuk kisah-kisah orang-orang yang diberkati oleh Allah SWT karena sikap mereka yang
taat dan jujur serta kisah-kisah orang-orang yang mendapatkan hukuman karena maksiat
mereka. Kisah-kisah ini memberikan peringatan yang kuat bagi umat Islam tentang
pentingnya ketaatan dan menghadapi konsekuensi atas perilaku buruk.
3. Kisah-kisah tentang ciptaan Allah SWT:
Al-Qur'an juga menyajikan kisah-kisah tentang ciptaan Allah SWT seperti bumi, langit, dan
makhluk hidup lainnya. Keteraturan di alam semesta ini mencerminkan kekuasaan Allah
SWT dan mengajarkan kita tentang pentingnya bersyukur atas karunia-Nya dan menjaga
lingkungan.
4. Kisah-kisah tentang pengalaman para sahabat dan ulama:
Al-Qur'an juga mencakup kisah-kisah para sahabat dan ulama yang belajar dari dan
menerapkan ajaran-ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan mereka. Kisah-kisah ini dapat
menjadi inspirasi dan teladan bagi umat Islam dalam menghadapi situasi dan tantangan di
kehidupan sehari-hari.
5. Kisah-kisah tentang kemuliaan Islam:
Al-Qur'an juga menyajikan kisah-kisah tentang kemuliaan Islam seperti kejayaan peradaban
Islam pada masa lalu, dan pengaruh positif Islam pada kehidupan manusia. Kisah-kisah ini
memberikan penghargaan pada keindahan dan keberhasilan Islam dalam membentuk
peradaban yang maju dan sejahtera bagi masyarakat.

Melalui pemahaman dan penerapan elemen kisah-kisah keteladanan dari Al-Qur'an, kita dapat
menemukan inspirasi dan melihat teladan untuk membentuk karakter yang baik dalam kehidupan
sehari-hari. Kisah-kisahnya mengajarkan nilai-nilai moral dan spiritual yang penting untuk menjadi
orang yang mengikuti jalan yang benar dalam hidup.
1. Menganalisis perbedaan hadis, sunah, khabar dan atsar mengajarkan sikap kritis dan jujur
Elemen aqidah (keyakinan) terkait dengan materi perbedaan hadis, sunnah, khabar, dan atsar, 2. Menganalisis sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis melatih bersikap jujur, gotong royong dalam
sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis, unsur-unsur hadis, kedudukan dan fungsi hadis terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Al-Qur'an, pembagian hadis, dan tokoh-tokoh ulama hadis adalah sebagai berikut: 3. Menganalisis unsur-unsur hadis, menumbuhkan sikap optimis, konsisten dan amanah
1. Keyakinan atas kewajiban untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai 4. Menganalisis kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-Qur`an akan mewujudkan pribadi yang solutif
sumber hukum Islam: dan mampu menghargai perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Perbedaan hadis, sunnah, khabar dan atsar menjelaskan tentang sumber-sumber pengetahuan 5. Menganalisis pembagian hadis melatih pribadi yang kritis dan bertanggungjawab dalam menyikapi
tentang ajaran Islam yang dapat digunakan sebagai pedoman. Melalui keyakinan kita sebagai informasi di era digital
6. Menganalisis Tokoh-tokoh ulama hadis untuk meneladani mereka dalam beribadah dan berkarya
umat Islam, kita diwajibkan untuk mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW sebagai sebuah
sumber kewajiban kita dalam menjalankan ajaran Islam serta sebagai pedoman dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
2. Keyakinan atas keabsahan hadis sebagai sumber hukum Islam:
Sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis menunjukkan bagaimana hadis sebagai sebuah
sumber hukum Islam dikumpulkan dan disusun dalam bentuk yang dapat dipergunakan oleh
umat Islam. Hal ini menandakan bahwa kita harus mempertahankan dan meyakini keabsahan
hadis sebagai salah satu sumber penting dalam memahami ajaran Islam.
3. Keyakinan bahwa unsur-unsur hadis dapat dipahami dengan benar:
Unsur-unsur hadis yang terdiri dari sanad dan matan sangat penting untuk dipahami oleh
umat Islam, agar kita dapat memahami hadis dengan benar dan menghindari pengaruh dari
hawa nafsu atau kepentingan tertentu.
4. Keyakinan akan kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-Qur'an:
Kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-Qur'an sebagai sumber hukum Islam sangat
penting diperhatikan. Keberadaan hadis sebagai pelengkap ajaran Al-Qur'an membantu kita
untuk memahami dan menjalankan ajaran Islam secara utuh.
5. Keyakinan akan pembagian hadis dari segi "Sahih", "Hasan", "Dhaif" dan
"Maudhu":
Pembagian hadis menunjukkan bahwa tidak semua hadis diakui kebenarannya, sehingga
perlu memahami pembagian hadis dari segi "Sahih", "Hasan", "Dhaif" dan "Maudhu". Ini
juga membantu kita dalam menggunakan hadis dengan benar dan menghindari penyebaran
informasi yang salah.
6. Keyakinan akan keberadaan tokoh-tokoh ulama hadis:
Tokoh-tokoh ulama hadis menjadi sosok penting dalam memahami serta mempertahankan
keabsahan hadis sebagai sumber hukum Islam. Hal ini menandakan bahwa kita harus
menghargai dan mempelajari karya-karya ulama hadis untuk memahami hadis dengan benar.

Dalam hal ini, pemahaman dan penerapan elemen aqidah terkait dengan perbedaan hadis, sunnah,
khabar, dan atsar, sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis, unsur-unsur hadis, kedudukan dan
fungsi hadis terhadap Al-Qur'an, pembagian hadis, dan tokoh-tokoh ulama hadis dapat membantu
umat Islam untuk memahami dan menjalankan ajaran Islam dengan benar dan sesuai dengan
keyakinannya.

Elemen akhlaq (etika) terkait dengan materi perbedaan hadis, sunnah, khabar, dan atsar, sejarah
kodifikasi dan perkembangan hadis, unsur-unsur hadis, kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-
Qur'an, pembagian hadis, dan tokoh-tokoh ulama hadis ada beberapa, di antaranya:
1. Menghargai ulama hadis sebagai penyampai dan pelindung hadis.
Kita harus menghargai ulama hadis, karena mereka merupakan pelindung dan penyampai
hadis, yang membantu kita dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam dengan benar.
2. Menghindari kesalahan pemahaman dan penggunaan hadis.
Perbedaan hadis, sunnah, khabar, dan atsar, serta pembagian hadis dari segi "Sahih",
"Hasan", "Dhaif" dan "Maudhu" mengajarkan kita untuk mempelajari hadis dengan benar,
sehingga tidak menyebarkan informasi yang salah atau salah menggunakan hadis.
3. Menjadi sosok yang jujur dan berintegritas dalam menyampaikan hadis.
Unsur-unsur hadis yang terdiri dari sanad dan matan memberikan pesan untuk kita agar
selalu menjadi sosok yang jujur dan berintegritas dalam menyampaikan hadis, untuk
mencegah tersebarnya informasi atau penyalahgunaan hadis.
4. Bersikap adil dalam membaca dan memahami hadis.
Kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-Qur'an juga mengajarkan kita untuk bersikap adil
dalam membaca dan memahami hadis, sehingga tidak terjadi penyimpangan atau
penyelewengan ajaran Islam.
5. Menjadi sosok yang kritis dan berpikir rasional dalam memahami hadis.
Sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis memberikan pesan untuk kita agar selalu
menjadi sosok yang kritis dan berpikir rasional dalam memahami hadis, agar tidak terjadi
penyebaran informasi yang tidak benar atau pemahaman yang salah.
6. Mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya.
Dalam mempelajari hadis, kita juga diingatkan untuk selalu mentaati perintah Allah dan
Rasul-Nya, agar selalu menjalankan ajaran Islam dengan benar.

Dalam hal ini, pemahaman dan penerapan elemen akhlaq terkait dengan perbedaan hadis, sunnah,
khabar, dan atsar, sejarah kodifikasi dan perkembangan hadis, unsur-unsur hadis, kedudukan dan
fungsi hadis terhadap Al-Qur'an, pembagian hadis, dan tokoh-tokoh ulama hadis dapat membantu
umat Islam untuk memahami ajaran Islam dengan benar serta menjalankannya sesuai dengan etika
yang baik.

Elemen adab (tata krama) terkait dengan materi perbedaan hadis, sunnah, khabar, dan atsar, sejarah
kodifikasi dan perkembangan hadis, unsur-unsur hadis, kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-
Qur'an, pembagian hadis, dan tokoh-tokoh ulama hadis adalah sebagai berikut:
1. Menghormati pengetahuan dan otoritas ulama hadis.
Dalam mempelajari topik ini, penting bagi kita untuk menghormati pengetahuan dan otoritas
ulama hadis sebagai ahli dalam bidang ini. Kita harus mendengarkan dengan baik dan
menghormati pandangan mereka dalam memahami hadis.
2. Bersikap sopan dan tidak mengganggu dalam diskusi hadis.
Ketika berdiskusi mengenai perbedaan hadis, sejarah hadis, atau tokoh ulama hadis, kita
perlu menjaga tata krama yang baik. Bersikap sopan, tidak mengganggu, dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk berbicara adalah bagian dari adab dalam berdiskusi.
3. Menerima perbedaan pendapat dengan lapang dada.
Dalam mempelajari materi ini, kita akan menemukan perbedaan pendapat di antara ulama
hadis. Sikap yang baik adalah menerima perbedaan pendapat dengan lapang dada, tanpa
memicu konflik atau pertengkaran.
4. Melestarikan dan memuatkan hadis dengan benar.
Dalam memahami unsur-unsur hadis dan pembagian hadis, kita perlu menjaga adab yang
baik dalam melestarikan dan mengutip hadis. Hal ini termasuk memastikan bahwa hadis
dirujuk dengan benar dan tidak membuat perubahan yang tidak sesuai.
5. Membaca dan mempelajari hadis dengan khushu' (khusyuk).
Ketika belajar mengenai kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-Qur'an, penting bagi kita
untuk membaca dan mempelajari hadis dengan khushu' (khusyuk), yaitu dengan penuh
konsentrasi dan kehormatan terhadap ucapan Rasulullah.
6. Mematuhi etika dalam menyampaikan hadis.
Adab juga berperan penting dalam menyampaikan hadis kepada orang lain. Kita harus
mematuhi etika dalam berkomunikasi dan menghormati sensitivitas orang lain terhadap
ajaran agama.

Dalam memahami materi yang berkaitan dengan perbedaan hadis, sejarah hadis, unsur-unsur hadis,
dan lain sebagainya, penting bagi kita untuk menjunjung tinggi adab dan tata krama yang baik. Hal
ini membantu menciptakan lingkungan belajar dan diskusi yang harmonis serta menghormati
pengetahuan dan pandangan orang lain.

Elemen kisah keteladanan terkait dengan materi perbedaan hadis, sunnah, khabar, dan atsar, sejarah
kodifikasi dan perkembangan hadis, unsur-unsur hadis, kedudukan dan fungsi hadis terhadap Al-
Qur'an, pembagian hadis, dan tokoh-tokoh ulama hadis adalah sebagai berikut:
1. Kisah keteladanan dari tokoh-tokoh ulama hadis.
Dalam mempelajari materi ini, kita akan menemukan banyak kisah keteladanan dari tokoh-
tokoh ulama hadis yang patut dijadikan teladan, seperti Imam Malik, Imam Bukhari, Imam
Muslim, dan lain-lain. Kisah-kisah ini bisa menginspirasi kita untuk mempelajari hadis
dengan giat dan semangat yang tinggi.
2. Membangun akhlak dan moral baik dalam memahami hadis.
Mengenal hadis dan ulama hadis dapat membantu kita membangun akhlak dan moral yang
baik serta mengikuti ajaran Islam dengan lebih baik. Banyak kisah-kisah dalam pengajaran
hadis yang mengajarkan nilai-nilai moral baik seperti kesabaran, kejujuran, dan keikhlasan.
3. Mengetahui sejarah perkembangan hadis dan Qur'an.
Dalam mempelajari sejarah perkembangan hadis dan Al-Qur'an, kita dapat memahami
sejarah Islam dan mengetahui kisah-kisah penting dalam sejarah tersebut. Hal ini membuat
kita lebih memahami konteks hadis dan keseluruhan ajaran Islam.
4. Mengaplikasikan ajaran hadis dalam kehidupan sehari-hari.
Mempelajari hadis juga membantu kita mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan
sehari-hari, seperti dalam berprilaku dan bersikap terhadap sesama. Dengan mengikuti
contoh dan pengajaran dari hadis, kita dapat memperbaiki diri secara spiritual dan
menjadikan diri kita sebagai contoh bagi orang lain.
5. Menjadi pemimpin yang baik dalam masyarakat.
Dalam pelajaran hadis, terdapat kisah-kisah mengenai kedudukan dan kepemimpinan yang
baik dalam masyarakat. Dengan memahami ajaran-ajaran ini, kita dapat menjadi pemimpin
yang baik dalam masyarakat dan memperbaiki dunia sekitar kita.

Dalam materi perbedaan hadis, sejarah hadis, dan unsur-unsur hadis, terdapat banyak kisah-kisah
inspiratif yang dapat menjadi sumber motivasi dan pembelajaran untuk kita. Dengan mengambil
inspirasi dari kisah-kisah ini, kita dapat memperbaiki akhlak, moral, dan nilai-nilai kehidupan yang
baik.

Aceh Tenggara, 24 Juni 2023


Mahasiswa

MUHAMMAD SAHRAN

Anda mungkin juga menyukai