Anda di halaman 1dari 84

Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

MODUL PRAMUKA UNTUK KALANGAN


MADRASAH ALIYAH

[1]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
BAB I (Kode Kehormatan) ............................................................................ 1
BAB II ( Atribut & Seragam Pramuka Lengkap) ........................................ 2
BAB III (Sejarah Pramuka) ............................................................................ 9
Sejarah kepanduan ............................................................................................. 9
WOSM ............................................................................................................. 11
Sejarah kepramukaan ...................................................................................... 15
BAB IV (PBB) ................................................................................................. 17
Bagian I ............................................................................................................ 17
Bagian II .......................................................................................................... 21
Bagian III ........................................................................................................ 25
BAB V (Sandi Semaphore & Talin Temali) ................................................. 30
Semaphore ........................................................................................................ 30
Tali Temali ........................................................................................................ 32
BAB VI (P3K) ................................................................................................. 38
Pengertian ........................................................................................................ 38
BAB VII (Kompas & Menaksir) .................................................................... 52
Kompas ............................................................................................................ 52
Menaksir .......................................................................................................... 56
BAB VIII (Survival & Pendirian Tenda) ..................................................... 60
Survival .......................................................................................................... 60
Pendirian Tenda .............................................................................................. 64

[2]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
telah tercurah, sehingga kami bisa menyelesaikan Modul ini. Adapun tujuan dari
disusunnya modul ini adalah supaya para siswa/siswi dapat mengetahui bagaimana
pramuka dalam artian yang luas, terlepas apapun jurusan yang mereka tempuh.

Dukungan moral dan material dari berbagai pihak sangatlah membantu tersusunnya
modul ini. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada keluarga, sahabat, rekan-
rekan, dan pihak-pihak lainnya yang membantu secara moral dan material bagi
tersusunnya buku ini.

Buku yang tersusun sekian lama ini tentu masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan agar buku ini bisa lebih baik
nantinya.

Semarang, 22 Maret 2018

TIM

[3]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

BAB I
KODE KEHORMATAN

Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila,
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat,
menepati Dasadarma.

Dasadarma

Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

Patriot yang sopan dan kesatria.

Patuh dan suka bermusyawarah.

Rela menolong dan tabah.

Rajin, terampil, dan gembira.

Hemat, cermat, dan bersahaja.

Disiplin, berani, dan setia.

Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

[4]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

BAB II
ATRIBUT DAN SERAGAM PRAMUKA LENGKAP

[5]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Gerakan Pramuka memiliki atribut berupa:

a. lambang;

b. bendera;

c. panji;

d. himne;

e. mars; dan

f. pakaian seragam.

 KELENGKAPAN DAN JENIS PAKAIAN SERAGAM

1. Pakaian Seragam Pramuka terdiri dari:

a. Tutup Kepala.

b. Baju Pramuka.

c. Rok/ Celana.

d. Setangan Leher.

e. Ikat Pinggang.

[6]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

f. Kaos Kaki.

g. Sepatu.

h. Tanda Pengenal.

 PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA PUTRI MUSLIM

Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri

1) Tutup Kepala:

a) dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.

b) berbentuk topi bulat.

c) lebar lidah topi ± 4 cm.

2) Baju:

a) dibuat dari bahan warna coklat muda.

b) lengan panjang.

c) model prinses di bagian depan dan belakang.

d) memakai lidah bahu selebar 3 cm.

e) kerah model kerah dasi.

f) dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan
prinses ke jahitan samping, dengan tinggi saku 14-15 cm.

g) tanpa ban pinggang.

h) panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok. Kwartir

3) Rok:

a) dibuat dari bahan warna coklat tua.

b) bagian bawah melebar (model “A“).

c) dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.

[7]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

d) memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.

e) panjang sampai mata kaki.

4) Setangan Leher:

a) dibuat dari bahan warna merah dan putih.

b) berbentuk segitiga sama kaki;

(1) sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90º(panjang disesuaikan dengan
tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

(2) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.

c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna
merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

e) dikenakan di bawah kerah baju.

5) Kaos Kaki:

a) panjang kaos kaki sampai betis.

b) warna hitam.

6) Sepatu:

a) model tertutup.

b) warna hitam.

c) bertumit rendah.

7) Tanda Pengenal terdiri dari:

a) tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.

b) papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan atas.

[8]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

PAKAIAN SERAGAM PRAMUKA PUTRA MUSLIM

1. Pakaian Seragam Harian

Pakaian Seragam Harian Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putra

1) Tutup Kepala:

a) dibuat dari bahan warna coklat tua.

b) berbentuk baret.

c) dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.

2) Baju:

a. dibuat dari bahan warna coklat muda.

b. lengan pendek/ panjang.

c. memakai lidah bahu lebar 3 cm.

d. kerah model kerah dasi.

e. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.

f. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2
cm di tengah saku dan diberi tutup bergelombang.

g. dimasukkan ke dalam celana.

3) Celana:

a) dibuat dari bahan warna coklat tua.

b) berbentuk celana panjang.

c) memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.

d) memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.

e) memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar
selebar 2 cm dan diberi tutup.

[9]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

f) memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam di
tengah saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan
pemakai).

g) memakai ritsleting di bagian depan. h) memakai ikat pinggang berwarna hitam.

4) Setangan Leher:

a) dibuat dari bahan warna merah dan putih

b) berbentuk segitiga sama kaki;

(1) sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90º(panjang disesuaikan dengan
tinggi badan pemakai sampai di pinggang)

(2) bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm

c) setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna
merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

d) dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.

e) dikenakan di bawah kerah baju.

5) Kaos Kaki:

a) panjang kaos kaki sampai betis.

b) warna hitam.

6) Sepatu:

a) model tertutup.

b) warna hitam.

7) Tanda Pengenal terdiri dari:

a) tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.

b) papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

TATA CARA PEMAKAIAN

[10]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Tata Cara Pemakaian Seragam Pramuka.

1. Seorang calon anggota Gerakan Pramuka yang belum dilantik/ dikukuhkan hanya
dibenarkan memakai pakaian seragam pramuka, tanpa tutup kepala, tanpa setangan
leher dan tanpa menggunakan tanda pengenal Gerakan Pramuka lainnya.

2. Seorang anggota Gerakan Pramuka yang telah memenuhi syarat dan


dilantik/dikukuhkan atau mendapat perestuan, berhak memakai pakaian seragam
pramuka lengkap dengan setangan leher dan tutup kepala serta tanda pengenal
Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan yang berhubungan dengan usia
golongan, tingkat, dan jabatannya.

3. a. Pakaian Seragam Pramuka harus dikenakan oleh mereka yang berhak,


secara lengkap, rapi, bersih, dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
apalagi sedang melakukan kegiatan di depan umum. 28 Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka

b. Pakaian Seragam Harian dikenakan pada waktu melakukan kegiatan


kepramukaan pada umumnya.

c. Pakaian Seragam Upacara dikenakan pada waktu mengikuti upacara


peringatan hari besar nasional, Hari Pramuka, upacara pembukaan dan penutupan
kegiatan Jambore/Raimuna/ Perkemahan Wirakarya dan semacamnya, upacara
pelantikan pengurus mabi/kwartir, dan menghadiri undangan yang ditentukan
seragamnya adalah seragam upacara.

d. Pakaian Seragam Kegiatan, bakti atau olahraga hanya dikenakan selama


mengikuti kegiatan tersebut.

4. Pakaian Seragam Pramuka dikenakan hanya bilamana yang bersangkutan


bertindak sebagai anggota Gerakan Pramuka yang melaksanakan tugas atau
kegiatan kepramukaan.

5. Pada saat anggota Gerakan Pramuka bertindak sebagai anggota organisasi lain
yang sedang melakukan tugas atau kegiatan organisasi tersebut, tidak dibenarkan
memakai pakaian seragam pramuka dan/atau tanda pengenal Gerakan Pramuka.

[11]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

6. Seorang anggota Gerakan Pramuka yang secara pribadi menjadi anggota


organisasi massa atau organisasi politik dilarang keras memakai seragam pramuka
dan/atau tanda pengenal Gerakan Pramuka pada saat melaksanakan tugas atau
kegiatan organisasi massa atau organisasi politik tersebut dan sebaliknya.

7. Untuk menjaga harkat dan martabat Gerakan Pramuka, maka setiap anggota
Gerakan Pramuka yang menggunakan pakaian seragam pramuka,
bertanggungjawab atas nama baik Gerakan Pramuka dan harus bersikap atau
bertindak sesuai dengan Satya dan Darma Pramuka.

8. Kwartir atau satuan Gerakan Pramuka dan setiap anggota Gerakan Pramuka
berkewajiban untuk saling mengingatkan dan saling membetulkan cara
mengenakan pakaian seragam pramuka, yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam
petunjuk penyelenggaraan ini dengan cara santun.

BAB III

[12]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

SEJARAH KEPANDUAN DAN KEPRAMUKAAN


1. Sejarah Kepanduan
Kepanduan adalah gerakan pandu. Sedangkan salah satu definisi pandu adalah
anggota perkumpulan pemuda yang berpakaian seragam khusus, bertujuan
mendidik anggotanya supaya menjadi orang yg berjiwa kesatria, gagah berani, dan
suka menolong sesama makhluk. Jadi Gerakan Kepanduan adalah sebuah gerakan
pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri
dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang
bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong
mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui
program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan
aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan
dari 217 negara dan teritori.
Gerakan kepanduan ini dimulai pada tahun 1907 ketika Robert Baden-Powell,
seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan William Alexander
Smith, pendiri Boy's Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama
(dikenal sebagai jamboree) di Kepulauan Brownsea, Inggris.Ide untuk mengadakan
gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang
mempertahankan kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika
itu, pasukannya kalah besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya,
sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas
utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka
mendapatkan tugas-tugas yang ringan tetapi penting; misalnya mengantarkan pesan
yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan
itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat
mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas
keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi
sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari
gerakan Pramuka internasional.Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota
Mafeking membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah
buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan menjadi buku terlaris
saat itu.
Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell sebuah
buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton,
seorang keturunan Inggris-Kanada yang tinggal di Amerika Serikat, sering
mengadakan pertemuan dengan Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu
gerakan pemuda.Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk
menulis kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi judul
Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku petunjuk kepanduan bagi
para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk menguji ide-idenya, dia mengadakan

[13]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

sebuah perkemahan untuk 21 pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama


seminggu penuh, dimulai pada tanggal 1 Agustus, di Kepulauan Brownsea, Inggris.
Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau patrol system
dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan kepanduan yang dilakukannya.
Sistem ini mengharuskan para pemuda untuk membentuk beberapa kelompok kecil,
kemudian menunjuk salah satu di antara mereka untuk menjadi ketua kelompok
tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya berjalan
dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang direncanakan oleh
Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya ke seluruh Inggris. Dari
pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah buku berjudul Scouting fo Boys, yang saat
ini dikenal sebagai buku panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi
pertama. Saat itu Baden-Powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide
baru untuk beberapa organisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang terjadi, beberapa
pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan meminta Baden-Powell
menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan mulai mendorong mereka untuk
belajar dan berlatih serta mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin kesulitan
membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk membantunya. Oleh karena
itu, ia merencanakan untuk membentuk sebuah Pusat Pelatihan Kepemimpinan bagi
Orang Dewasa (Adult Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman
di dekat London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut..
Sekalipun Gerakan Kepanduan didirikan Baden-Powell, tetapi ia banyak
terinspirasi Frederick Russell Burnham, orang Amerika yg membantu Inggris di
Afrika Selatan. Burnham banyak belajar teknik hidup di alam bebas dari ayahnya
yang menjadi pastor di tempat penampungan (reservasi) orang Indian. Burnham
yang sukses menghadapi beberapa perang pemberontakan Indian, lalu pergi ke
Afrika Selatan & berkenalan dengan Baden-Powell di Perang Boer. Dari
Burnhamlah Baden-Powell menyusun berbagai ketrampilan-ketrampilan dasar
yang diperlukan seorang Boy Scout (Pandu). Terinspirasi orang Indian. Selanjutnya
di Gerakan Kepanduan, Burnham diangkat sebagai “Kepala Suku” pertama dari
gerakan yg didirikan Baden-Powell.
Pada tahun 1920,dibentuklah Dewan Internasional yang mempunyai 9 anggota dan
kantor pusatnya berada di London,Inggris. Kemudian Dewan Internasional berubah
nama menjadi Biro Kepanduan Sedunia ( World Scout Buereau), yang di tahun
1958 kantor pusatnya berkedudukan di kota Ottawa, Kanada. Pada tahun itu juga,
tepatnya tanggal 1 Mei 1958 kantor pusat dipindahkan ke Jenewa, Swiss.
1. Kepala Biro Kepanduan sedunia, antara lain
1. Hubert Maartin
2. Kolonel J.S. Wilson

[14]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

3. Spry
4. Lund
5. Dr. Laszlo Nagy
6. Eduardo Misoni
7. Luc Panissod
8. Scott Teare
Biro Kepanduan Sedunia dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Biro Kepanduan Sedunia putera yang berkedudukan di
Jenewa, Swiss. Yang terdiri dari 5 wilayah,yaitu :
1. Costa Rica ( Amerika Tengah dan Selatan )
2. Philiphina ( Asia )
3. Eropa
4. Afrika
5. Amerika

6. Biro Kepanduan Sedunia Puteri yang berkedudukan di kota


London, Inggris. Dibagi dalam 5 sektor,yaitu :
1. Eropa
2. Asia pasifik
3. Afrika
4. Amerika
5. Amerika Selatan
WOSM
Organisasi Kepanduan Sedunia atau World Organization of the Scout
Movement(WOSM) adalah organisasi dunia non-pemerintahan yang menaungi
gerakan kepanduan di seluruh dunia. WOSM didirikan pada tahun 1920, dan
memiliki kantor pusat di Jenewa, Swiss. Keberadaan WOSM juga tidak bisa
dipisahkan dari mitranya Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia atau World
Association of Girl Guides and Girl Scouts (WAGGGS).
Misi WOSM adalah untuk memberikan kontribusi untuk mendidik orang muda,
melalui sistem nilai berdasarkan Janji Pramuka dan Hukum Pramuka, untuk

[15]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

membantu membangun dunia yang lebih baik di mana orang terpenuhi diri sebagai
individu dan memainkan peran konstruktif dalam masyarakat. sebagai organisasi
dunia, WOSM diatur berdasarkan region, konferensi, committee dan biro.
Konferensi Kepanduan Sedunia atau yang biasa dikenal dengan The World
Scout Conference (WSC) adalah pertemuan rutin seluruh organisasi dan asosiasi
gerakan kepanduan sedunia yang diadakan setiap tiga tahun dan berfungsi untuk
koordinasi seluruh perwakilan kepanduan dunia mencakup ketaatan terhadap tujuan
dan prinsip-prinsip Organisasi Kepanduan dunia, dan kemerdekaan dari
keterlibatan politik setiap organisasi/asosiasi anggotanya.

Negara
Tanggal Konferensi ke- Lokasi Negara
Peserta

Konferensi Kepanduan
1920 London Inggris Raya 33
Dunia ke-1

Konferensi Kepanduan
1922 Paris Perancis 32
Dunia ke-2

Konferensi Kepanduan
1924 Copenhagen Denmark 34
Dunia ke-3

Konferensi Kepanduan
1926 Kandersteg Swiss 29
Dunia ke-4

Konferensi Kepanduan
1929 Birkenhead Inggris Raya 33
Dunia ke-5

Konferensi Kepanduan
1931 Baden bei Wien Austria 44
Dunia ke-6

[16]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Konferensi Kepanduan
1933 Gödöllő Hungaria 31
Dunia ke-7

Konferensi Kepanduan
1935 Stockholm Swedia 28
Dunia ke-8

Konferensi Kepanduan
1937 Den Haag Belanda 34
Dunia ke-9

Konferensi Kepanduan
1939 Edinburgh Inggris 27
Dunia ke-10

Konferensi Kepanduan Château de Rosny-


1947 Perancis 27
Dunia ke-11 sur-Seine

Konferensi Kepanduan
1949 Elvesaeter Norwegia 25
Dunia ke-12

Konferensi Kepanduan
1951 Salzburg Austria 34
Dunia ke-13

Konferensi Kepanduan
1953 Vaduz Liechtenstein 35
Dunia ke-14

Konferensi Kepanduan Niagara Falls,


1955 Kanada 44
Dunia ke-15 Ontario

Konferensi Kepanduan
1957 Cambridge Inggris Raya 52
Dunia ke-16

Konferensi Kepanduan
1959 New Delhi India 35
Dunia ke-17

[17]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Konferensi Kepanduan
1961 Lisbon Portugal 50
Dunia ke-18

Konferensi Kepanduan
1963 Rhodes Yunani 52
Dunia ke-19

Konferensi Kepanduan
1965 Mexico City Mexico 59
Dunia ke-20

Konferensi Kepanduan Amerika


1967 Seattle 70
Dunia ke-21 Serikat

Konferensi Kepanduan
1969 Otaniemi Finlandia 64
Dunia ke-22

Konferensi Kepanduan
1971 Tokyo Jepang 71
Dunia ke-23

Konferensi Kepanduan
1973 Nairobi Kenya 77
Dunia ke-24

Konferensi Kepanduan
1975 Lundtoft Denmark 87
Dunia ke-25

Konferensi Kepanduan
1977 Montreal Kanada 81
Dunia ke-26

Konferensi Kepanduan
1979 Birmingham Inggris Raya 81
Dunia ke-27

Konferensi Kepanduan
1981 Dakar Senegal 74
Dunia ke-28

[18]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Konferensi Kepanduan Amerika


1983 Dearborn 90
Dunia ke-29 Serikat

Konferensi Kepanduan
1985 München Jerman Barat 93
Dunia ke-30

Konferensi Kepanduan
1988 Melbourne Australia 77
Dunia ke-31

Konferensi Kepanduan
1990 Paris Perancis
Dunia ke-32

Konferensi Kepanduan
1993 Sattahip Thailand
Dunia ke-33

Konferensi Kepanduan
1996 Oslo Norwegia 108
Dunia ke-34

Konferensi Kepanduan
1999 Durban Afrika Selatan 116
Dunia ke-35

Konferensi Kepanduan
2002 Thessaloniki Yunani 126
Dunia ke-36

Konferensi Kepanduan
2005 Hammamet Tunisia 122
Dunia ke-37

Konferensi Kepanduan
2008 Jeju-do Korea Selatan 150
Dunia ke-38

Konferensi Kepanduan
2011 Curitiba Brazil
Dunia ke-39

[19]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Konferensi
Slovenia
2014 Kepanduan Dunia Ljubljana
ke-40

6. Sejarah Kepramukaan
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar
belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan
peristiwa pada sekitar tahun 1960.Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan
kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat
banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan
itu.Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor
II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional
Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang
menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila.
Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan
supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan
Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-
sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena
itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh
dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari
Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus
diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi
kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga
menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan
K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi,
Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu
sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun
1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan
Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden
pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato
Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga,
keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961
tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan
Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I
Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia

[20]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan


yaitu pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang
mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret
1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS
GERAKAN PRAMUKA
Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-
satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan
kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran
Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para
pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah;
Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus
dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa
ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana
Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile
Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan
penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada
tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai
HARI PRAMUKA.

BAB IV
PERATURAN BARIS-BERBARIS (P.B.B)

BAGIAN I

[21]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Peraturan baris-berbaris yang digunakan di lingkungan pramuka ada dua


macam, yaitu baris-berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris
menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan pramuka. Adapun
baris-berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur
dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI. Untuk mengetahui lebih lanjut
mari kita pelajari bersama-sama.

Baris-berbaris

Pengertian baris-berbaris itu sendiri adalah suatu wujud latihan fisik, yang
diperkenalkan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang
diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Maksud dan tujuan
Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan tanggung
jawab.
Yang dimaksud menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah
mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga
secara jasmani dapat menjelaskan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta
ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas
kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan daripada
penyisihan pilihan hati sendiri.
Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang
mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya
tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

[22]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

7. Aba-aba
Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktu secara serentak atau berturut-turut.
Macam aba-aba :
1. Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk digunakan hanya jika perlu untuk menegaskan
maksud dari aba-aba pelaksanaan.
Contoh:
Kepada pemimpin Upacara-Hormat-GERAK
Untuk amanat-istirahat ditempat-GERAK
2. Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk
dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Lencang kanan-GERAK (bukan lancang kanan)
Istirahat di tempat-GERAK (bukan di tempat istirahat)
3. Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat unuk
melaksanakan aba-aba pelaksanaan yang dipakai ialah:
GERAK
GERAK adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota
tubuh lain.
Contoh:
Jalan di tempat
Siap-GERAK
Hadap kanan-GERAK
Lencang kanan-GERAK
JALAN
JALAN adalah untuk gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Contoh:

[23]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Haluan kanan/kiri-JALAN
Dua langkah ke depan-JALAN
Satu langkah ke belakang-JALAN

Catatan:
Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya,
maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan-Maju
Contoh :
Maju-JALAN
Haluan kanan/kiri-JALAN
Hadap kanan/kiri-JALAN
Melintang kanan/kiri-JALAN

Tentang istilah “maju”

Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam


keadaan berhenti

Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-
aba “HENTI”

Misalnya :
Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju-JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba:
hadap kanan/kiri HENTI GERAK
Balik kanan maju-JALAN, karena dapat diberikan aba-aba: balik kanan HENTI-
GERAK
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok
kanan/kiri maju-JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah
biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba HENTI-GERAK, belok kanan/kiri-
GERAK.

Tentang aba-aba “HENTI”

[24]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Pada dasarnya aba-aba peringatan HENTI digunakan untuk menghentikan pasukan


yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan HENTI ini harus
diucapkan.

Contoh: Empat langkah ke depan-JALAN, bukan barisan-JALAN. Setelah selesai


pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba
berhenti.

1. MULAI
MULAI adalah aba-aba yang dipakai pada pelaksanaan yang harus dikerjakan
bertutut-turut.
Contoh:
Hitung-MULAI
Tiga bersaf kumpul-MULAI
Cara memberi aba-aba
Waktu memberi aba-aba, pemberian aba-aba harus dalam sikap sempurna dan
menghadap pasukan, kecuali dalam keadaan yang tidak mengizinkan untuk
melakukan itu.
Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba
terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh: kepada Pembina upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya:
Pada waktu memberikan aba-aba menghadap kearah yang diberi hormat sambil
melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan
bersama-sama dengan pasukan.

[25]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Pada taraf permulaan aba-aba yang ditujukan kepada pasukan yang sedang
berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah satu langkah pada
waktu berjalan, pada waktu berlari ditambah tiga langkah.
Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah dua
langkah untuk berjalan/ empat langkah untuk berlari.
Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.
Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.
Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentikan.
Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan
dengan besar kecilnya pasukan.
Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan, maka dilakukan, ULANGI
Contoh : lencang kanan-ULANGI-siap-GERAK

BAGIAN II

Peraturan baris-berbaris yang digunakan di lingkungan pramuka ada dua,


yaitu baris-berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris-berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara sendiri di lingkungan pramuka. Adapun
baris-berbaris tanpa menggunakan tongkat menurut tata cara yang telah diatur
dalam peraturan baris-berbasis TNI/POLRI.

1. Gerakan Perorangan – Gerakan Dasar

Sikap sempurna

Aba-aba: siap-GERAK. Pelaksanaannya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh


berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua telapak kaki membentuk sudut 60º, lutut
lurus dan paha dirapatkan, berat badan di atas kedua kaki, perut ditarik sedikit, dada
dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat

[26]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

pada badan pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa
rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik,
mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, bernafas
sewajarnya.

Istirahat

Aba-aba istirahat di tempat – GERAK


Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri, dengan jarak
sepanjang telapak kaki (30 cm)
Kedua belah tangan dibawa ke belakang dan di bawah pinggang, punggung
tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan
dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari
dan telunjuk, kedua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.

Macam-macam istirahat :
Istirahat di tempat biasa: istirahat yang berdasarkan aba-aba yang diberikan
badan boleh digerakkan asalkan masih dengan posisi istirahat di tempat.
Istirahat untuk perhatian: jika ada aba-aba semacam ini maka membentuk sikap
istirahat dan pandangan terfokus dengan si Pembina acara.
Istirahat parade: istirahat ini dilakukan dengan tangan di atas ikat pinggang dan
dalam posisi seperti itu terus-menerus sampai ada aba-aba SIAP-GERAK.

Lencang kanan/kiri: hanya dalam bentuk bersaf

Aba-aba: lencang kanan/kiri - GERAK

Pelaksanaanya:

Gerakan ini dijadikan dalam sikap sempurna.

Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri kesamping, jari
kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada disebelah

[27]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

kanan/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala


dipalingkan ke kanan/kiri tidak merubah tempat masing-masing meluruskan diri.

Saf tengah dan belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan kedepan dengan
pandangan mata, ikut pula memalingkan muka kesamping dengan tidak
mengangkat tangan.

Penjuru saf tengah dan belakang mengambil antara ke depan 1 lengan kanan/kiri
ditambah 2 kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa
menunggu aba-aba.

Pada aba-aba tegak-GERAK semua serentak menurunkan lengan dan memalingkan


muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

Pada waktu memimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan


barisan sedang meluruskan safnya, pemimpin pasukan yang berada dalam barisan
itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan
menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung pada sepatu).

Setengah lencang kanan/kiri

Aba-aba: setengah lengan lencang kanan/kiri - GERAK

Pelaksanaannya:

Seperti waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan di pinggang (bertolak pinggang)


dengan siku meyentuh lengan orang yang bediri di sebelahnya, pergelangan tangan
lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang
sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak – GERAK dengan serentak
menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap
sempurna.

[28]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)

Aba-aba: lencang kanan - GERAK


Penjuru sikap sempurna: nomor satu dan seterusnya meluruskan ke depan
dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan
tangan.
Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping
kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke
depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan.

Cara berhitung

Aba-aba: Hitung - MULAI

Pelaksanaan:
Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf
terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
Pada aba-aba pelaksanaannya pada aba-aba pelaksanaannya, berturut-turut
dimulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke
depan.
Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
Jika, berbanjar, pada peringatan aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam
sikap sempurna.
Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang
menyebutkan nomornya masing-masing.
Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan:
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.

Perubahan Arah (dalam keadaan berhenti)

[29]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

1. Hadap kanan/kiri

Aba-aba: hadap kanan/kiri-GERAK


Kaki kanan/kiri diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki
kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90º.
Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

2. Hadap serong kanan/kiri


Aba-aba: hadap serong kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya:
Kaki kanan/kiri diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kiri.
Berputarlah arah 45º ke kanan/kiri
Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri

3. Balik kanan
Aba-aba: balik kanan - GERAK
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaannya kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap
kanan) di depan kaki kanan.
Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180º
Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri

Cara berkumpul

Aba-aba: 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI

Pelaksanaannya:
Pelatih menunjuk seseorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk
mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.
Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ±4 langkah.

[30]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang


lainnya berlari dan berdiri di samping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti
pada waktu lencang kanan.
Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus. Penjuru
memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru melihat
ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke
sikap sempurna.

Cara latihan memberi hormat

Aba-aba: hormat - GERAK

Pelaksanaanya (dengan turtup kelapa, keadaan berhenti)


Ada aba-aba pelaksanaannya, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke
arah pelipis kanan, siku-siku 15º serong kedepan, kelima jari rapat dan lurus,
telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk
mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke
sikap sempurna.

BAGIAN III

Peraturan baris-berbaris yang digunakan di lingkungan pramuka ada 2, yaitu


baris-berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris-berbaris
menggunakan tongkat memiliki tata cara sendiri di lingkungan pramuka. Adapun

[31]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

baris-berbaris tanpa menggunakan tongkat menurut tata cara yang telah diatur
dalam peraturan baris-berbaris TNI/POLRI.

1. Bubar

Aba-aba: bubar - JALAN

Pelaksanaannya:

Pemberian aba-aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna.


Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah mengitung
2 hitungan dalam hati, lalu bubar.

2. Jalan ditempat

Aba-aba: jalan ditempat - GERAK

Pelaksanaanya:

Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat,


paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan
langkah biasa, badan tegak pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan
pada badan (tidak melenggang).

Dari jalan ke tempat berhenti

Aba-aba: berhenti - GERAK

Pelaksanaannya:

Pada aba-aba pelaksanaannya dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan, pada hitungan


ke dua kaki kanan/kiri diharapkan pada kaki kanan/kiri dan kembali ke sikap
sempurna.

[32]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

1. MAJU- JALAN

Dari sikap sempurna

Aba-aba: maju – JALAN

Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki
diangkat rata sejajar dengan tanah ±15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan
jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan ke depan 90º, lengan kiri
30º ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan
ke depan 45º, dan ke belakang 30º.

1. LANGKAH BIASA
Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti waktu sikap sempurna.
Cara melangkahkan kaki seperti pada jalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah
selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45º, di
belakang 30º.

2. LANGKAH TEGAP

1. Dari sikap sempurna

Aba-aba: langkah tegap – JALAN

Pelaksanaannya:

Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah,
selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara dihentakkan terus menerus tetapi
tidak dengan berlebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki
tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan

[33]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Jari-jari


tangan digenggam dengan tidak paksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.

2. Dari langkah biasa

Aba-aba: langkah biasa – JALAN

Pelaksanaannya:

Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah
satu langkah selanjutnya mulai berjalan seperti tersebut pada butir satu.

3. LANGKAH KE SAMPING

Aba-aba: ….. langkah ke kanan/kiri - JALAN

Pelaksanaannya:

Pada aba-aba pelaksanaan kaki kanan/kiri dilanjutkan ke samping kanan. Kaki kiri
sepanjang 40 cm. selanjutnya kaki kanan/kiri dirapatkan pada kaki kanan/kiri.

4. LANGKAH KE BELAKANG

Aba-aba: ….. langkah ke belakang – JALAN

Pelaksanaannya:

Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut
panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut
jumlah yang diperintahkan.

5. LANGKAH KE DEPAN

Aba-aba: ….. langkah ke depan – JALAN

[34]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki kiri ke depan mulai dengan
kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut
jumlah langkah yang diperintahkan.

Tata Cara Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris.


Pelaksanaan kegiatan baris-berbaris atau (PBB) dalam kepramukaan dapat
juga menggunakan tongkat pramuka. Baris-berbaris dengan menggunakan tongkat
ini memiliki tata cara dan pedoman tersendiri yang telah diatur oleh Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka.

Sebagaimana diketahui, pada pramuka golongan penegak, tongkat pramuka


menjadi sebuah kelengkapan. Dalam satu regu penegak, pemimpin regu membawa
tongkat pramuka yang dipasangi bendera regu. Anggota regu lainnya pun bisa ikut
membawa tongkat pramuka masing-masing. Tongkat pramuka yang dibawa oleh
regu pramuka penegak ini bisa digunakan sebagai penunjang berbagai kegiatan dan
aktifitas yang dilakukan oleh regu tersebut. Seperti digunakan untuk membuat
dragbar atau tandu darurat, membuat pionering atau bangunan darurat, kegiatan
halang rintang dan lain sebagainya.

Ketika sebuah regu pramuka penegak sedang membawa tongkat dan harus
melaksanakan baris berbaris ataupun melakukan beberapa gerakan dari peraturan
baris berbaris diperlukan aturan dan tata cara khusus. Untuk itulah Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka mengeluarkan pedoman penggunaan tongkat pramuka dalam
baris-berbaris. Pedoman ini mengatur tata cara dan sikap seorang pramuka dalam
membawa tongkat.

Secara garis besar, ketentuan tentang tata cara dan sikap pramuka saat membawa
tongkat dapat dikelompokkan dalam:

1. Penggunaan tongkat saat Sikap Sempurna (siap)


2. Penggunaan tongkat saat akan melakukan gerakan
3. Penggunaan tongkat saat memberi salam biasa

[35]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

4. Penggunaan tongkat saat memberi salam hormat dan salam janji


5. Penggunaan tongkat saat melaksanakan gerakan maju jalan atau lari jalan
6. Penggunaan tongkat saat sedang berjalan atau lari mengikuti aba-aba
7. Penggunaan tongkat saat istirahat di tempat
8. Penggunaan tongkat saat lencang kanan
9. Cara membawa tongkat Pramuka tanpa mengikuti aba-aba berbaris

BAB V
SEMAPHORE DAN TALI TEMALI

[36]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Semaphore adalah semboyan atau isyarat dengan menggunakan bendera


kecil yang berukuran 45x45 cm. tongkat atau tangkai panjangnya berukuran 50cm.
semboyan semaphore asal mulanya digunakan MARINE (angkatan laut)
dinamakan O (opak) dan P (pati) atau isyarat lengan. Warna yang digunakan adalah
warna (kanan dan kiri) merah kuning (bersilang). Warna merah kuning adalah
warna netral yang dapat diterima oleh warna latar belakang apapun dialam ini.
Warna ini sudah menjadi kesepakatan internasional bagi angkatan laut pemakai
semboyan semaphore ini.

[37]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Cara Pengiriman dan Penerimaan Semboyan/Isyarat Semaphore


Semboyan semaphore pengirim dan penerima keduanya harus menggunakan
bendera.
PENGIRIM PENERIMA
Sikap bendera/istirahat Sikap bersedia/istirahat
Perhatian Dijawab perhatian
UE= berita siap dikirim K= siap menerima berita
Berita dikirim tiap C= berita cukup jelas
kata kembali sikap bersedia L= terbalik berita tidak
dimengerti/salah
AR= berita selesai/habis R= jelas/siap sesuai perintah
Mengirim angka bendera disilangkan diatas
A=1, B=2, C=3, dst J=0.
IMI= tanda ulangan, bagian berita yang sulit/pengirim salah

[38]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

TALI-TEMALI

Tali adalah bendanya

Simpul adalah hubungan antara tali dengan tali

Ikatan adalah hubungan tali dengan benda lain (umpamanya dengan kayu dan
sebagainya)

[39]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Pada zaman sekarang memang banyak tali tahan lapuk, umpamanya : tali plastic.
Akan tetapi tidak jarang pula kita akan menemukan tali yang mudah sekali lapuk.
Untuk hal ini, kita perlu merawatnya dengan teliti.

Beberapa jalan untuk memelihara atau cara pemeliharaan tali :

1. Simpanlah tali pada tempat yang lembab, agar tidak lapuk


2. Letakkan pada tempat tertentu, sehingga pada saat diperlukan kita mudah
mengambilnya
3. Apabila tali tersebut basah, sebaiknya cepat dikeringkan di panas matahari
4. Usahakan gulungan tali mudah dilepas

A. SIMPUL
1.

Mati. Simpul Mati


berguna untuk
menyambungkan dua
tali yang sama besar.

2.

Anyam. Simpul
Anyam biasannya
digunakan untuk
menyambung dua
tali yang tidak
sama besarnya dan
dalam kondisi
kering.

[40]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

3.

Ujung tali. Simpul Ujung Tali digunakan untuk menjaga agar tali tidak
terurai

4.

[41]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Kursi. Simpul Kursi digunakan untuk mengangkat dan menurunkan orang


atau barang.

5.

Pangkal. Simpul
Pangkal digunakan
untuk membuat permulaan
ikatan

6.

Tiang. Simpul Tiang digunakan untuk mengikat leher binatang agar tidak
terjerat dan masih dapat bergerak bebas.

7.

Erat.

Simpul Erat ini digunakan untuk memulai suatu ikatan.

[42]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Jangkar. Simpul Jnagkar digunakan untuk membuat tandu darurat.

8.

Tarik. Simpul Tarik digunakan untuk menuruni tebing atau pohon dan
tidak akan kembali. Setelah sampai di bawah tali bisa ditarik (diambil)
dengan mudah.

[43]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

B. IKATAN

1.

Ikatan Palang. Ikatan untuk membentuk palang yang bersudut 90°

2.

Ikatan Silang. Ikatan untuk


membentuk tongkat bersilang
dan talinya berbentuk
diagonal.

3.

[44]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Ikatan kaki tiga. Ikatan yang digunakan sebagai penyangga, pondasi,


menara, kursi, meja, alat memasak, dan lain-lain.

4.

Ikatan untuk membuat dragbar (tandu)

[45]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

C. PIONERING
Pionering adalah membuat bangunan darurat yang dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Bangunan darurat tersebut dapat berupa
menara, jembatan, gapura, perlengkapan perkemahan, dll. Pioneering
dapat dibuat dengan menggunakan bahan utama yaitu kayu, bambu, rotan,
besi, dan lain-lain.

[46]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Contoh diatas merupakan Menara pengamatan dan menara pengintai,


dapat digunakan sebagai tempat mengirim sandi dan tempat latihan
menaksir.

BAB VI
MATERI P3K
A. Pengertian P3K
Pertolongan pertama pada kecelakaan atau yang disingkat P3K adalah
pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau
kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan dari dokter (Mashoed dan Djonet
Sutatmo,1979:99). Sedangkan menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991:274)
pertolongan pertama pada kecelakaan adalah pertolongan yang segera diberikan
keada korban kecelakaan sebelum mendapatkan pertolongan dokter. Berdasarkan
berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pertolongan pertama 3 pada
kecelakaan adalah suatu bentuk pertolongan sementara terhadap korban yang
dilakukan secepat dan setepat mungkin sebelum mendapatkan pertolongan dari
dokter agar korban tidak menjadi lebih parah. Kecelakaan dapat menimbulkan
korban mengalami shock, pendarahan, patah tulang, pingsan, collaps, mati suri, dan
luka sehingga harus segera mendapatkan pertolongan. Penolong harus mengetahui
jenis-jenis derita yang dialami korban sebelum memberikan pertolongan. Shock
adalah suatu keadaan yang timbul yang disebabkan oleh kehilangan darah, perasaan
sakit yang hebat, kadang-kadang psikis terganggu (Mashoed dan Djonet
Sutatmo,1979:103). Orang yang mengalami shock kesadarannya akan berkurang dan
lama-lama hilang, bahkan bisa sampai meninggal. Pendarahan adalah keluarnya
darah dari bagian tubuh baik melalui pembuluh darah arteri, vena, maupun capiler.

[47]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991:276-279) pengertian dari pingsan, luka,
mati suri, dan collaps adalah sebagai berikut: pingsan adalah keadaan di mana fungsi
otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban tidak sadarkan diri. Luka adalah
diskontinuitas (terputusnya hubungan) jaringan, collaps adalah keadaan dimana
seseorang merasa kepala pusing, mata berkunang-kunang, telinga berdenging, perut
mual, adan lemas dan dingin, sedangkan mati suru adalah keadaan yang dalam dan
gawat. Menurut Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman (1984:124-125) patah tulang
yang kadang-kadang dialami siswa ketika terjadi kecelakaan baik pada waktu
pelajaran olahraga maupun ketika bermain disekolah dapat digolongkan menjadi dua.
Pertama petah tulang komplet yaitu patah tulang di mana kedua ujungnya menadi
terpisah. Kedua adalah patah tulang stress adalah retak kecil pada permukaan tulang.

Tujuan
1. Mencegah terjadinya bahaya maut
2. Mencegah terjadinya rasa sakit yang berlebihan pada korban dan tetap
mempertahankan kesehatan pribadi
3. Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut
4. Mencegah terjadinya cacat tubuh akibat kecelakaan yang tidak terawat dengan
baik
5. Memberikan perasaan tenang/mengurangi rasa takut dan gelisah pada korban
kecelakaan
6. Mencegah terjadinya kematian karena korban tidak terawatt dengan baik
7. Prinsip pertolongan pertama pada kecelakaan
8. Bertindak cepat dan berhati-hati
9. Analisa situasi yang sebaik-baiknya

Didalam memberikan pertolongan kita harus berpegang pada beberapa hal


yaitu :

[48]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

1. Jangan panik, bertindaklah dengan cekatan namun tetap tenang dan berhati-
hati, sehingga korban/pasien juga terbawa tenang karena yakin mendapat
pertolongan yang baik.
2. Perhatikan tanda khusus yang memperjelas keluhan pasien
3. Terlebih dahulu lihat kedudukan kecelakaan yang terjadi sebenarnya
4. Adakan pemeriksaan awal pada korban kecelakaan
5. Jaga agar korban / penderita dalam keadaan tenang
6. Jauhkan penderita dari orang-orang / penonton
7. Jangan lihatkan lukanya pada penderita
8. Hendaklah tenang dalam melakukan pertolongan

Untuk mengambil langkah pertolongan terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan


1. Lokasi
a. Perhatikan tempat sekitar tempat terjadinya kecelakaan
b. Bagaimana terjadinya kecelakaan
c. Keadaan cuaca atau medan saat terjadi kecelakaan

2. Penderita
Perhatikan keadaan penderita, dalam keadaan pingsan atau sadar, jika dalam keadaan
sadar tanyakan keluhan dari si korban, dan sedapat mungkin cegah dan tanggulangi
keadaan shock.

3. Pertolongan
Pertolongan yang hendak diberikan sebaiknya telah direncanakan sebelumnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan hal ini sangat berguna agar korban tidak mengalami
shock. Namun bila korban dalam keadaan shock. Namun bila korban dalam keadaan
shock sebaiknya segera diatasi agar tidak lebih fatal.

4. Korban meninggal dunia

[49]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Foto posisi korban dari berbagai arah yaitu dari arah utara, selatan, barat, dan timur
sebagai penunjang pembuatan laporan. Catat barang milik korban yang tercecer
disekitar lokasi kecelakaan dengan teliti, jenis dan jumlahnya. Tutup tubuh korban
dengan ponco dan ikat agar tidak terbuka oleh angin, terbawa air atau hewan sebelum
dievakuasi, laporkan segera pada OSC/SMC atau pada polisi setempat jika bukan
dalam operasi SAR, mengenai jumlah korban, jenis kelamin dan lokasi
ditemukannya.

Macam-macam gangguan umum


1. Shock
Shock adalah keadaan yang timbul karena jumlah darah yang beredar didalam
pembuluh darah sangat kurang.
Gejala shock adalah kelanjutan dari lena, yaitu ;
a. Penderita merasa mual, lemas dan mata berkunang-kunang
b. Penderita pucat dan dingin
c. Nadi cepat (lebih dari 100 kali) dan lemah denyutnya
d. Pernafasan cepat dan dangkal
e. Bila keadaan berlanjut penderita jadi pingsan

Cara menolongnya
a. Penderita dibaringkan ditempat yang segar
b. Tenangkan penderita
c. Coba hentikan semua pendarahan yang ada
d. Pakaian yang menyempit dilonggarkan

2. Pingsan
Hilangnya kesadaran diri, dapat disebabkan oleh berbagai macam hal.

a. Pingsan biasa

[50]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Biasanya disebabkan karena berdiri terlalu lama diterik matahari, bekerja atau
bepergian dengan perut kosong, terlalu lelah, kurang tidur, tidak tahan melihat darah
( biasanya pada penderita kekurangan sel darah merah/anemia)
Tindakan pertolongannya
§ Baringkan korban pada tempat datar dan teduh
§ Letakkan kepala lebih rendah dari kaki kira-kira 30 cm
§ Buka atau longgarkan pengikat tubuh seperti ikat pinggang atau BH pada wanita
§ Jika korban muntah hendaknya kepala dimiringkan kekanan agar muntah tidak
masuk ke saluran pernafasan
§ Kompres kepala korban dengan kain basah yang dingin
§ Berikan aroma amoniak dibawah hidung korban

b. Karena panas
Terjadi pada orang normal yang bekerja pada tempat yang panas dalam waktu lama,
dengan tanda-tanda keringat mengalir cukup banyak dan pertolongannya jika korban
sadar minumkan garam encer atau oralit, penanganan selanjutnya sama dengan
pingsan biasa

c. Karena matahari
Kondisi ini lebih berat dari pada pingsan karena panas, hal ini timbul karena
kemampuan tubuh berkeringat kurang, menurun sehingga panas tubuhpun tidak
dapat diturunkan
Tanda-tandanya
§ Keringat yang keluar berhenti secara tiba-tiba, udara disekitar dirasakan lebih
panas
§ Wajah tampak merah dengan nafas yang semakin cepat dan dangkal
§ Kulit terasa kering dan suhu tubuh meningkat hingga 40-41 derajat celcius
§ Tubuh terasa lemah, sakit kepala, tidak dapat berjalan dengan tegak dan pingsan
pada stadium gawat
Tindakan pertolongannya
§ Baringkan korban ditempat teduh dengan banyak angin

[51]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

§ Kompres korban dengan kain basah yang dingin


§ Lakukan pemijatan pada kaki dan tangan agar tubuhnya tidak menggigil
§ Setelah korban sadar dan suhu tubuh menurun hingga 38 derajat celcius segera
dibawa kerumah sakit

d. Karena lapar
Bisanya terjadi karena kekurangan zat gula dalam darah/tubuh sebagai energy, hal
ini hany dapat diketahui dari pernyataan orang dekat yang mengetahuinya dengan
pasti bahwa korban tidak makan dalam beberapa hari.
Gejalanya
§ Tubuh terasa dingin dan berkeringat
§ Kondisi tubuh melemah dan tidak bertenaga, mata berkunang-kunang kemudian
pingsan
Tindakan pertolongannya
§ Berikan minuman yang hangat dan manis kepada korban atau penderita
§ Usahakan agar tetap sadar, jangan biarkan korban tidur
§ Jika pakaian yang dikenakan basah segera diganti yang kering dan hangat
§ Masukkan penderita dalam kantong tidur (sleeping bag) dan letakkan botol berisi
air hangat untuk membantu memanaskan kantong tidur
§ Jika kantong tidir dimungkinkan untuk dua orang sebaiknya berikan kontak
langsung antara kulit si korban dengan rekannya yang sehat
§ Setelah sadar berikan korban makanan yang manis karena hidrat arang cepat
menghasilkan panas
3. Luka
Rudapaksa yang mengenai anggota tubuh yang secara langsung maupun tidak
langsung menyebabkan kerusakan jaringan tubuh atau gangguan fungsi ;
a. Luka tertutup

§ Memar
Terjadi karena tumbukan benda tumpul pada jaringan lunak
Tanda-tandanya

[52]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Terlihat bengkak, berwarna merah kebiruan jika pembuluh darah yang terkena, terasa
sakit apabila ditekan.
Tindakan pertolongannya
Kompres dengan air dingin/es, setelah 1 jam baru dapat dikompres dengan air hangat,
jika memar local dapat diberikan macam-macam obat gosok, untuk mencegah sakit
dapat diberikan antalgin.

§ Keseleo
Suatu keadaan dimana persendian keluar dari sendinya. Hal ini disebabkan karena
tarikan, dorongan, dll.
Tanda-tandanya
Pergerakan terbatas, terasa nyeri, bentuk sendi tidak sama dengan sendi satunya,
sendi terlihat membengkak, dapat menimbulkan shock jika teramat sakit.
Tindakan pertolongannya
Istirahatkan sendi yang terkilir dan letaknya harus lebih tinggi dari jantung, dapat
dikompres dengan air panas dan diurut dengan arah ke jantung, dibalut dengan balut
tekan, berikan bidai pada sendi yang keluar, sewaktu akan mengembalikan sendi
yang keluar harap berhati-hati karena dapat mengakibatkan penekanan syaraf.

b. Luka terbuka

§ Lecet/scratch
Luka ini disebabkan karena bersinggungan dengan benda kasar / lama tergosok
Tanda-tandanya:
Terlihat penggembungan yang berisi air / lecet di kaki.Terlihat luka-luka kecil dikulit
akibat duri,kayu,dll
Tindakan pertolongannya
Bersihkan luka dengan larutan pembersih dan steril,seperti betadine,boor water,dll.
Kemudian berikan obat merah / Betadine 10 %

[53]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

§ Luka sayat / tusuk


Adalah suatu bentuk luka dimana bukan hanya permukaan kulit atau keseluruhan
kulit yang terluka,tetapi juga jaringan di bawah kulit. Biasanya luka seperti ini akibat
ruda paksa yang mempunyai permukaan tajam.
Tanda-tandanya:
Terlihat adanya pendarahan dan kulit yang terbuka. Tergantung pada pembuluh
darah yang sobek,pendarahan dapat besar atau kecil.
Tindakan pertolongannya
Bersihkan luka dengan larutan pembersih, seperti betadine 1 %,apabila luka tersebut
dapat diberikan bius local terlebih dahulu. Apa bila dirasa perlu, luka dapat
diperbesar dengan sayatan sehingga cairan pembersih dapat masuk. Beri Obat yang
di minu seperti antalgin sebagai penahan sakit dan anti biotic sebagai pencegah
infeksi.Apabila luka besar dan perlu di jahit harus segera dibawa ke rumah sakit
sebelum 8 jam.

§ Luka gigitan
Yaitu luka yang disebabkan akibat gigitan binatang buas, berbisa maupun serangga.
Luka karena gigitan binatang buas dapat dimasukan dalam golongan luka tusuk.

o Luka gigitan binatang buas


Tanda-tandanya:
Terdapat bekas gigi atau taring hewan tersebut. Luka mungkin tidak hanya satu
kadang terdapat juga luka robek.
Tindakan pertolongannya
Bersihkan luka setelah dibius total, berikan Alkohol 1 % kemudian berikan betadine
10%,bahkan mungkin diperlukan jahitan dari berbagai bagian, gunakan plester kupu-
kupu. Tutup luka dengan kasa steril yang telah diberikan larutan Betadine 10%.
Berikan pembalut dengan sedikit tekanan. Beri Obat Anti Biotik dan Antalgin.

o Luka gigitan lintah / pacet / leeches blite


Mula-mula tidak terasa kemudian terasa gatal

[54]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Tanda-tandanya:
Terasa gatal dan pendarahan tidak berhenti karena terkena zat anti Pembekuan darah
dan lidah lintah
Tindakan pertolongan
Lepaskan lintah dengan menyentuhkan benda panas / api atau tembakau. Berikan
betadine 1% kemudian berikan salep anti gatal. Baiknya lintah atau pacet tidak ditarik
dengan paksa sebab akan menimbulkan infeksi dan gigi yang tertinggal.

o Luka gigitan serangga


Tanda-tandanya:
Bengkak berwarna merah, terasa, nyeri, shock (terjadi pada Orang yang sensitive)
Tindakan pertolongan
Usahakan untuk mengeluarkan jarum sengat yang tertinggal.
Berikan salep anti gatal dan minumkan antalgin untuk menghilangkan rasa sakit.
o Luka gigitan Ular
Menurut cara kerjanya, bisa ular merusak 2(dua) bagian Yaitu saraf dan sel dara. Ular
hanya menggigit jika merasa terganggu.
Tanda-tandanya:
Lihat bekas gigitannya, berbisa atau tidak. Pada daerah luka terasa panas dan nyeri.
Tindakan pertolongan
Letakkan penderita dengan posisi yang lebih rendah dari pada jantung. Penderita
harus tenang dan diamsebisa mungkin agar Peredaran darah tidak terpacu. Buatlah
ikatan 10 cm Dari luka kearah jantung untuk hal ini dapat pula dibuat ikatan lainnya
lagi didaerah bertulang satu (Lengan / Paha). Ikatan baru dapat dikatakan benar jika
nadi tidak teraba atau darah berhenti mengalir pada luka. Ikatan ini tidak boleh
dibalut / di tutup agar mudah terlihat. Dapat dibuat sayatan melalui luka taring
sedalam 0,5 cm sepanjang 1-1,5 cm ingat pisau harus steril. Biarkan darah yang
bercampur bisa Dapat kerluar atau dihisap.

c. Luka bakar

[55]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Pada orang dewasa, luka bakar sebesar 20% dapat mengakibatkan syok. Pada anak-
anak syok dapat terjadi akibat luka bakar selebar 10%. Pedoman untuk
memperkirakan luas daerah yang terbakar disebut”rule of nine”.

Pertolongan gangguan pernapasan


Umum
Untuk p3k dikenal beberapa macam pernapasan buatan antara lain
1. Pernafasan buatan dari mulut ke mulut
§ Baringkan korban terlentang
§ Longgarkan pakaian korban, misalnya ikat pinggang, dasi, dll
§ Bersihkan mulut, hidung dan tenggorokan korban
§ Bebaskan jalan napas dengan cara tengadahkan kepala kebelakang dengan satu
tangan lalu tangan yang lain menunjang leher(Ekstensi)
§ Pada pernafasan buatan dari mulut ke mulut, tutup hidung korban agar udara yang
ditiup tidak keluar lagi melalui hidung
§ Ambil napas dalam, agar udara cukup banyak untuk ditiupkan ke dalam paru-paru
korban
§ Letakkan mulut penolong rapat-rapat mencakup seluruh mulut korban, kemudian
tiup dengan kuat hingga terlihat dada korban mengembang
§ Berikan 4 kali nafas dengan cepat, napas dalam dan hembus dengan cepat. Tiap
napas harus cukup untuk mengembangkan dada korban
§ Lanjutkan pertolongan napas 12-15 per menit
§ Sesudah satu menit diberi bantuan napas, periksa kembali apakah korban dapat
bernapas sendiri, lakukan pemeriksaan itu setiap beberapa menit sesudah itu
§ Jika korban sudah bernapas kembali, ia harus dalam posisi aman/stabil dan diawasi
pernapasannya
§ Jika korban tidak bernapas atau pernapasannya berhenti kembali harus dilanjutkan
bantuan napas

2. Pernapasan buatan dari mulut ke hidung

[56]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Cara ini dilakukan bila terjadi pada rahang/bibir atau bila mulut korban tidak dapat
dibuka.
§ Bebaskan jalan napas.
§ Gunakan jempol satu tangan untuk menahan dagu dan menekan bibir bawah agar
mulut tertutup.
§ Ambi napas dalam dan berikan 4 kali hembusan napas penuh dengan cepat melalui
hidung. Sehingga dada korban mengembang.
§ Buka mulut korban, perhatikan dada korban turun sambil mengambil napas lagi.
§ Tutup mulut korban, hembuskan napas dengan kuat dan lakukan sebanyak 12-15
kali permenit.
§ Lanjutkan bantuan dengan beberapa napas hembusan yang cukup untuk
mengembangkan dada.
§ Istirahat 5-10 detik untuk memeriksa apakah pernapasan telah kembali.

Resusitasi jantung paru


Resusitasi jantung paru adalah satu-satunya cara untuk mempertahankan hidup
selama seseorang tidak ada pernapasan dan denyut jantung
Sekali dimulai resusitasi jantung paru harus diteruskan sampai :
a. Pernapasan spontan dan denyut nadi korban timbul kembali.
b. Ada orang yang lebih ahli mengambil alih resusitasi jantung paru.
c. Ada dokter yang menangani.
d. Penolong terlalu lelah.
e. Setelah 30 menit tidak ada hasil.

2. Resusitasi jatung paru pada orang dewasa


a. Korban berbaring terlentang diatas dasar yang keras dan rata.
b. Kepala korban ditengadahkan.
c. Segera lakukan pernapasan buatan dengan mulut 3-5 kali.
d. Bila nadi leher tidak teraba, segera lakukan tekanan jantung dari luar.
e. Letakkan salah satu pangkal tangan penolong pada 2 jari diatas ujung tulang
dada korban sedangkan tangan yang lain diletakkan di atas tangan yang pertama.

[57]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

f. Renggangkan dan angkat jari-jari tangan hingga dengan demikian dapat


melakukan penekanan tanpa merusak tulang rusuk.
g. Bila posisi tangan sudah benar, dengan kedua tangan tegak lurus terhadap
tulang dada, dilakukan tekanan dengan bantuan berat badan.
h. Tekan langsung ke bawah tulang dada korban 4-5 cm guna memeras darah
keluar jantung, kemudian dilepaskan agar jantung terisi kembali. Jangan mengankan
tangan dari dada karena titik tekanan dapat berubah. Tekanan harus dilakukan secara
lembut dan teratur.
i. Penekanan dilakukan 60 kali permenit, denga menghitung; one and two and
three and…
j. Setelah beberapa menit lihat dan raba dengan cepat nadi leher.
k. Bila penolong hanya seorang diri dilakukan dulu pernapasan buatan2 kali
disusul dengan pijat jantung luar 15 kali.
l. Bila ada 2 penolong maka baik tekanan jantung maupun pernapasan buatan
dikerjakan bersama-sama dengna perbandingan 1 : 5.

Perdarahan Dan Pertolongannya

Tindakan untuk mengatasi perdarahan. Ingat patokan 5 T :


a. Tekan bagian yang berdarah, 5-15 menit. Beri pembalut tekan pada empat
perdarahan, bila belum berhenti dapat ditambah pembalut lain tanpa melepas
pembalut pertama.
b. Tinggikan anggota badan yan berdarah lebih tinggi dari jantung.
c. Tidurkan korban dengan kepala lebih rendah kecuali pada perdarahan dikepala
dan sesak nafas.
d. Tekan pembuluh nadi antara tempat perdarahan dengan jantung.
e. Tenangkan korban dan ajak bicara.

Patah Tulang

[58]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

1. Tanda-tanda patah tulang


a. Bagian yang patah membengkak
b. Daerah yang patah nyeri bila ditekan
c. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah
d. Anggota bagian yang patah mengalami gangguan fungsi

2. Bentuk/golongan patah tulang


a. Patah tulang tertutup: tidak ada luka, permukaan kulit tidak rusak
b. Patah tulang terbuka: ujung tangan yang patah menonjol ke luar, dan ada luka

3. Pertolongan patah tulang pada umumnya


a. Hentikan pendarahan bila ada
b. Bebaskan jalan napas, beri pernapasan buatan bila perlu
c. Tutup luka dengan kasa steril
d. Lakukan pembidaian pada tulang yang patah
e. Hangatkan tubuh korban/ selimut tubuh korban

4. Tujuan pembidaian
a. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah
b. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah
c. Mengurangi rasa nyeri
d. Mempercepat penyembuhan

5. Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembidaian


a. Bidai atau spalk dari: kayu, atau bahan lain yang kuat tetapi ringan dan pipih
b. Pembalut segitiga
c. Kasa steril

6. Syarat-syarat pembidaian
a. Siapkan alat-alat selengkapnya.

[59]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

b. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur
terlebih dahulu pada anggota badan korban yang sehat.
c. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar.
d. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum dipasang.
e. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tulang
yang patah.
f. Kalau memungkinkan anggota badan gerak tersebut ditinggikan setelah bidai.
g. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat lain yang mengikat harus dilepas.

Penyakit Dalam
Yang dimaksut penyakit dalam disini adalah penyakit yang sering ditemukan dalam
perjalanan dan dapat ditanggulangi sendiri.
1. Mimisan
Pendarahan pada hidung dapat disebabkan karena jatuh, panas terik atau tekanan
darah tinggi
Tanda-tandanya:
Tiba-tiba keluar darah segar dari hidung tanpa didahului dengan batuk atau muntah.

Tindakan pertolongan :
Penderita didudukan dengan kepala tertunduk agar darah tidak terhisap ke paru-paru.
Berikan tekanan pada hidung ( tepatnya daerah antara tulang hidung dan tulang
rawan ) dengan jari searah lubang hidung berdarah. Hal ini di lakukan selama 5 – 10
menit.

2. Keracunan
Racun merupakan suatu bahan dimana ketika diserap oleh organism hidup dapat
membunuh atau melukainya. Racun dapat diserap melalui pencernaan, hisapan,
intraverna, kulit atau melalui jalan lainnya. Reaksi yang timbul mungkin seketika itu
juga, cepat, lambat atau kumulatif.
Tandanya :
Wajah pucat dan kebiruan, muntah dan buang-buang air serta badan terasa lemas.

[60]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Tindakannya :
Usahakan untuk mengeluarkan kembali makanan yang telah di makan, berikan norit,
atau beras yang telah di tumpuk namun sebelumnya disangrai (goreng tanpa minyak)
sampai gosong(susu air kelapa).
Bila keadaan mendesak dapat pula menelan arang bersih yang telah ditumbuk halus,
jika buang-buang air saja berikan oralit dan banyak minum air tawar. Keracunan
makanan kaleng yang telah kadaluarsa dapat berakibat fatal, maka hendaknya
makanan kaleng dipanaskan dahulu hingga mendidih.

3. Diare
Biasanya disebabkan karena makanan/minuman yang tidak bersih.
Tandanya :
Perut terasa sakit mules, kadang disertai muntah-muntah tubuh tertasa lemas dan
pandangan berkunang-kunang.

Tindakannya :
Berikan oralit setiap kali muntah atau buang-buang air.

4. Kejang atau keram


Kejang otot dapat dapat terjadi karena berbagai sebab diantaranya temperature yang
terlalu panas /terlalu dingin, terlalu letih, sakit/demam tinggi.
Tandanya :
Pasien terlihat kesakitan, otot yang kejang terlihat mengembung. Otot keras dan
sangat nyeri sewaktu diraba.
Tindakannya :
Kejang otot karena letih dapat diatasi dengan meregangkan otot tersebut.
§ Kejang pada otot betis diatasi dengan bertumpu pada ujung kaki kemudian
sentakkan tumit ke bawah.
§ Kejang otot perut penderita dibuat gerakan sit-up, gosok otot yang kejang
mamakai obat gosok dengan cara menggosokkan seperti memijit / mengurut, kearah
jantung.

[61]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Kejang akibat demam, biasanya ditemukan pada anak kecil, (usia dibawah 6 tahun)
pertolongannya adalah dengan memasukkan sebuah sendok kedalam mulut dan
biarkan ia menggigit sendok (terlebih dahulu sendok sudah dilapisi kain sapu
tangan). Kemudian kompres kepalanya dengan kain basah, kalau perlu seluruh tubuh
dimasukkan ke dalam bak agar tubuh terasa dingin dan segera dibawa kerumah sakit.

[62]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

BAB VII
Kompas dan Menaksir

1. Kompas
Sekitar 4.500 tahun yang lalu, beberapa penasehat Cina menemukan suatu
serpihan di atas lapisan kayu yang mengambang di atas air dan selalu mengarah
pada satu arah yang sama. Setelah diamati, serpihan tersebut berupa suatu logam
dan selalu mengarah tercipta jarum kompas yang merupakan pelat logam
bermuatan magnet dalam suatu proses seimbang dan bergerak bebeas.
Ahli sejarah menyatakan bahwa bangsa Yunani juga mengetahui kompas
sederhana, seperti yang diketahui bangsa Cina. Pada tahun 1000 Masehi, bangsa
Arab dan Viking juga menggunakan kompas sederhana untuk membimbing
pelayaran mereka.
Jenis kompas yang dapat digunakan sangat bervariasi, tetapi yang biasa
digunakan adalah kompas prisma atau kompas bidik dan kompas orientasi. Kompas
orientasi akan dibahas dibahas lebih lanjut mengingat bentuknya yang sederhana,
mudah dibaca, dan digunakan. Akan tetapi, pada prinsipnya semua kompas
mempunyai fungsi dan cara kerja yang sama.
1. Bagian-bagian Kompas

[63]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

1. Dial : Permukaan diaman tertera angka/huruf


seperti jam
2. Visir : Pembidik Sasaran
3. Kaca Pembesar : Untuk melihat sasaran dan angka pada Dial
4. Jam Penunjuk : Menunjukkan lokasi magnet bumi
5. Tutup Dial : Dengan 2 garis bersudut 450 dan dapat diputar-
putar
6. Alat penggantung : Untuk tali/ dapat juga untuk menyangkutkan ibu
jari tangan sewaktu melakukan pembidikan

1. Cara menggunakan kompas sangat mudah. Langkah


pertama, lihatlah arah mata angin yang tertera pada kompas,
yaitu N (North = Utara), S (South = Selatan), E (East =
Timur), dan W (West = Barat).Hal yang paling penting dan
harus diingat adalah jarum kompas. Biasanya, pada jarum
tersebut terdepat dua warna, warna merah yang selalu
menunjukkan arah Utara dan warna lainnya yang
menunjukkan arah Selatan.
2. Rumah kompas dapat diputar dan mempunyai skala sudut
dari 00 sampai 360. Sudut tersebut disebut azimuth. Selain
arah N, S, E, dan W, juga terdapat arah lain, yaitu NE (North
East = Timur Laut), SE (South East = Tenggara), SW (South
West = Barat Daya), dan NW (North West = Barat Laut).
3. Bagaimana caranya jika arah yang dituju bukan Utara?
Misalnya, kita berencana menuju Tenggara (SE). Caranya,
letakkan kompas pada tempat yang datar, kemudian putar
rumah kompas hingga arah SE terdapat tepat pada penunjuk
arah yang dituju. Terlihat bahwa jarum kompas
menunjukkan arah tertentu. Selanjutnya, putar arah badan
hingga jarum merah menunjuk arah Utara (N). Berdasarkan
hasil tersebut dapat terlihat arah Tenggara yang akan dituju.

[64]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Ketika kita melakukan perjalanan menuju ke suatu arah, harus


memperhatikan arah tersebut agar tidak melenceng. Caranya, dengan sering melihat
kompas waktu berjalan atau dengan menentukan objek searah yang ditunjukkan
kompas (misalnya pohon), lalu berjalan ke arah pohon tersebut, kemudian kembali
melihat kompas. Cara lainnya, yaitu dengan melihat posisi matahari dan
mencocokkannya dengan arah di kompas sehingga arah kita tetap akurat.
Kapan teknik tadi digunakan? Teknik tersebut hanya digunakan jika kita
tidak membawa peta dan tidak tahu posisi kita sebenarnya di alam bebas. Akan
tetapi, kita harus ingat jalur-jalur yang pernah dilalui, seperti adanya sungai, jalan
setapak, pemukiman penduduk, atau tempat lain yang pernah dilalui. Setidaknya
dengan menggunakan kompas, kita berjalan tidak memutar dan menuju satu arah
yang tepat. Memang, penggunaan kompas tanpa menggunakan peta sangat riskan.
Oleh karena itu, peranan peta sebagai bagian dari navigasi sangat penting.

Perhatian!
1. Pastikan jarum kompas yang berwarna merah menuju Utara karena jika keliru,
arah yang akan dituju merupakan kebalikan dari arah yang sebenarnya.
2. Masalah yang biasa timbul, yaitu terganggunya jarum kompas oleh daya tarik
magnetis dari sumber lain, misalnya kabel listrik tegangan tinggi, daerah
pertambangan, dan barang-barang yang dikenakan (gelang logam, cincin
logam, senter, jam tangan, dan staple). Hal tersebut menyebabkan tidak
akuratnya arah Utara yang ditunjukkan kompas.
3. Peta
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi
berbentuk dua dimensi dan mempunyai perbandingan skala. Jenis peta
sangat beragam tergantung dari kebutuhannya masing-masing, tetapi dalam
navigasi darat digunakan peta topografi. Peta topografi terbagi menjadi
beberapa bagian :

[65]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

1. Judul peta, menandakan nama daerah yang tergambar dalam


peta.
2. Nomor peta, biasanya terdapat pada sudut kanan atas sebagai
nomor registrasi dari badan pembuat peta dan berfungsi
untuk mengetahui peta daerah lain yang berbatasan langsung
dengan peta itu (biasanya terdapat pada bagian bawah peta).
3. Koordinat, merupakan garis mendatar dan melintang yang
masing-masing mempunyai nomor. Terdapat dua macam
koordinat, yaitu koordinat geografis dan koordinat grid.
Pada koordinat geografis, sumbu yang digunakan adalah
garis bujur dan lintang dan dinyatakan dengan satuan derajat,
menit, dan detik. Koordinat grid disebut juga UTM
(Universal Transverse Mercator) menggunakan angka (per
enam atau per delapan) yang menunjukkan dari arah Barat
ke Timur serta dari arah Selatan ke Utara.
4. Skala peta, merupakan perbandingan antara jarak horizontal
sebenarnya di lapangan dengan jarak yang tergambar di peta.
Umumnya, skala peta topografi yang digunakan yaitu, 1:
25.000 dan 1 : 50.000. Skala 1: 25.000 berarti jarak 1 cm
yang tergambar di peta mewakili 25.000 cm (250 m) jarak di
lapangan. Begitu pula dengan skala 1 : 50.000 berarti jarak 1
cm yang tergambar di peta mewakili 50.000 cm (500 m)
jarak di lapangan.
5. Kontur, merupakan garis-garis yang menghubungkan
beberapa tempat yang ketinggiannya sama. Perbedaan
ketinggian pada peta yang berskala 1 : 25.000 adalah 12,5 m,
sedangkan pada peta yang berskala 1 : 50.000 mempunyai
perbedaan ketinggian sebesar 25 m. Semakin rapat posisi
kontur di peta, akan semakin curam medan di lapangan.
Sebaliknya, semakin renggang kontur yang tergambar maka
semakin landai permukaan lapangan.

[66]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

6. Tahun peta, menyatakan tahun pembuatan peta. Semakin


baru tahun pembuatannya maka peta tersebut semakin
akurat.

7. Legenda, merupakan penjelasan dari simbol-simbol yang


digunakan pada peta.
8. Deklinasi magnetis, digambarkan dalam bentuk anak panah
(biasanya terdapat dibawah peta) yang menunjukkan arah
GN (Grid North), TN (True North), dan MN (Magnetic
North). Grid North merupakan arah Utara peta yang
digambarkan melalui garis lintang grid dalam peta. True
North disebut juga dengan Geographical North adalah arah
Utara sebenarnya dari permukaan bumi. Biasanya,
digambarkan dengan simbol bintang. Magnetic North
merupakan pusat medan magnetis bumi dan arah Utara inilah
yang ditunjukkan oleh kompas.

9. Mempergunakan Kompas dan Peta


Penggunaan kompas dan peta secara bersama-sama disertai kemampuan
mengoperasikannya akan sangat menguntungkan. Keuntungannya, perjalanan
dapat dilalui dengan aman serta berada pada jalur yang tepat walaupun belum
pernah dilalui sebelumnya. Seringnya latihan dan belajar dari pengalaman akan
meningkatkan kemahiran melakukan navigasi. Berikut ini langkah-langkah
menentukan posisi dan arah perjalanan.
1. Menentukan posisi pada peta
Keberadaannya kita di alam bebas dapat diketahui posisinya pada
peta. Kegunaannya, yaitu untuk menentukan titik awal perjalanan

[67]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

(starting point) menuju daerah yang akan dituju dan mempermudah


orang lain mencari posisi kita dalam keadaan darurat. Berikut ini
beberapa langkah yang dilakukan untuk menentukan posisi pada
peta.
1. Buka peta di tempat yang datar, kering, dan lapang.
2. Cocokkan arah Utara peta dengan kompas. Ingat, sesuaikan
arah Utara kompas dengan Magnetic North yang terdapat
pada peta.
3. Lihat garis kontur peta, tentukan tempat yang lebih tinggi
dari lingkungan sekitarnya (misalnya puncak gunung).
Sesuaikan dengan apa yang dilihat di lapangan. Jika sudah
pasti, bidikkan kompas ke tempat itu. Putar rumah kompas
hingga jarum kompas yang berwarna merah menunjukkan
arah utara (N). Cara membaca sudut kompas (azimuth) dapat
terlihat pada garis penunjuk arah yang dituju pada kompas.
4. Tentukan titik lain yang serupa, kemudian bidik
5. Gambarkan garis lurus dari titik yang dibidik menggunakan
sudut yang telah dicatat tadi
6. Perpotongan dari garis tersebut merupakan posisi kita di
dalam peta

Menaksir
Menaksir dalam kepramukaan adalah mengukur tanpa menggunakan alat
sebenarnya untuk memperoleh hasil mendekati ukuran sebenarnya. Alat sebenarnya
yang dimaksud adalah meteran untuk mengukur panjang atau jarak. Timbangan
untuk mengukur berat.
1. Menaksir Tinggi
Cara yang digunakan manaksir tinggi ada beberapa macam yang
dapat disesuaikan situasi dan kondisi yang ada.
1. Metode Segitiga

[68]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Keterangan:
X = Tinggi yang ditaksir
C = Tinggi tongkat
A = Jarak tongkat dan tinggi yang diukur
B = Jarak tongkat dan pengamat
Rumus perhitungan :

X = C (A+B)
B

Dapat pula dilakukan dengan metode segitiga berikut :


Rumus : X = A
Keterangan :
X = Tinggi yang ditaksir
A = Jarak dengan pengamat

2. Metode Bayangan
Dapat dilakukan apabila ada sinar matahari dan keadaan
memungkinkan.

[69]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Keterangan :
A = Tinggi tongkat
B = Tinggi yang ditaksir
A’= Bayangan tongkat
B’= Bayangan tinggi yang ditaksir
Rumus :
B=DxA
A

3. Menaksir Tinggi Pohon


Teknik Menaksir tinggi Pohon.
1. Dilakukan oleh dua atau tiga orang.
2. Menggunakan alat bantu meteran/ langkah dan tongkat 2
meter.
3. Perlengkapan alat tulis.
Pelaksanaan :
1. Salah seorang berdiri di bawah pohon, kemudian
melangkahke depan sepanjang misal 8 meter.
2. Tepat dilangkah ke 8 meter salah seorang tiarap dan
membidik ujung pohon.
3. Seorang lagi memegang tongkat 2 meter melangkah secara
perlahan ke arah pohon atas perintah komando yang
membidik.

[70]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

4. Kalau sudah lurus bidikan antara ujung tongkat dan ujung


pohon maka pembidik teriak stop.
5. Setelah itu diukur jarak tongkat berdiri dengan kedudukan si
pembidik (apabila diketemukan panjang 3 meter)
6. Selanjutnya diketemukan kesimpulan sebagai berikut :
1. Jarak pohon dengan pembidik =8m
2. Panjang tongkat =2m
3. Jarak tongkat dengan pembidik =3m
4. Dengan demikian hasilnya = 2 X 8 : 3 = 5 1/3
5. Jadi tinggi pohon diperkirakan/ ditaksir + 5 1/3 m
Teknik menaksir dalam gambar :

[71]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

BAB VIII
Survival dan Pendirian Tenda

A. Survival
Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri
dari keadaan tertentu. Dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan
yang buruk dan kritis. Sedangkan Survivor adalah orang yang sedang
mempertahankan diri dari keadaan yang buruk. Survival adalah keadaan dimana
diperlukan perjuangan untuk bertahan hidup. Survival merupakan kehidupan
dengan waktu mendesak untuk melakukan improvisasi yang memungkinkan.
Kuncinya adalah menggunakan otak untuk improvisasi. Statistik membuktikan
hampir semua situasi survival mempunyai batasan waktu yang singkat hanya 3 hari
atau 72 jam bagi orang hilang, dan yang mampu bertahan cukup lama tercatat sangat
sedikit sekitar 5 persen itupun karena pengetahuan dan pengalamannya.
Dalam situasi survival janganlah tergesa-gesa menentukan prioritas survival karena
dapat berakibat salah, gagasan kaku yang tidak boleh ditawar-tawar juga akan
berakibat fatal. Ketepatan memutuskan dengan didukung pengalaman dan hasil
diskusi dapat menguntungkan karena situasi darurat perlu pertimbangan dan sikap
tegas dalam mencapai tujuan akhir. Dalam keadaan survival diperlukan
pengetahuan terhadap kondisi dan kebutuhan tubuh, bukan mutlak mengerti secara
fisik tetapi memahami reaksi atau dampak akibat pengaruh lingkungan.
menggunakan pengetahuan dalam usaha mengatur diri saat keadaan darurat adalah
kunci dari survival. Pengaturan disini adalah memelihara ketrampilan dan
kemampuan untuk mengontrol sumber daya didalam diri dan kemampuan
memecahkan persoalan, bila pengaturan keliru, tidak hanya badan terganggu akan
tetapi dapat langsung berdampak terhadap kemampuan untuk tetap hidup.

[72]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Memahami jenis kebutuhan hidup yang menjadi prioritas sangat menguntungkan


didalam situasi survival.
Dalam kondisi survival tantangan yang sangat dominan adalah sikap mental atau
psikologis untuk mencari kebutuhan tubuh dan untuk memperolehnya dibutuhkan
gagasan-gagasan dengan dasar pertimbangan dari pengalaman atau pendidikan
yang pernah diikutinya, pengalaman hidup dengan resiko tinggi dan aktivitas
menantang terbukti dapat membuat orang belajar untuk berbuat yang lebih baik dan
melakukan adaptasi efektif.
Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :

1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap detik
untuk bertahan hidup oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk
bertahan hidup. survival tanpa udara umumnya hanya bertahan selama 3
sampai 5 menit.
2. Selanjutnya dibutuhkan perlin- dungan, dari cuaca buruk dan keganasan
alam. sejak keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai
dari temperatur yang sangat berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan
sesuatu yang dapat melindunginya contohnya api yang dapat
menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda
atau gua. Api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua
3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan
terbebas dari CO2, asam dan pemborosan lain. Istirahat yang dimaksud
adalah istirahat fisik dan juga mental sebab stress dapat mengurangi
kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian istirahat dapat dimasukkan
kedalam prioritas ketiga.
4. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah
persoalan didalam survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3
jaringan yang mengandung air dan merupakan bagian sistem sirkulasi di
dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu tubuh, memperlancar buang air
dan mencerna makanan. Kondisi lingkungan yang exstrem tanpa air dapat
mengurangi kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat
dimasukkan kedalam prioritas keempat. Sangatlah bijaksana apabila
pemakaian air dapat dihemat.
5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi sementara
banyak manusia di benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan
tidak makan berhari-hari. Catatan menunjukkan bahwa tanpa makanan
survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70 hari. Keharusan untuk
mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival.
Penghematan energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan
makanan.

[73]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Sikap dalam Survival


Sikap cepat tanggap dalam keadaan darurat sangat diperlukan. Setiap orang harus
dapat berbuat yang terbaik dalam memprioritaskan pandangan terhadap lingkungan
darurat. Hal ini tidak mudah karena sikap ini perlu latar belakang pengetahuan dan
keterampilan. Bila semua prioritas telah diperoleh, tetapi masih kehilangan
kemauan untuk hidup atau kemampuan untuk menguasai mental yang disebabkan
kondisi fisik, maka akhirnya akan hilang sama sekali. Kondisi yang demikian
sangat membahayakan dan bahkan sesuatu yang menguntungkan pun akan
dibuangnya. Juga yangperlu diingat janganlah meremehkan sesuatu yang anda lihat.
Sikap mental positif sangat diperlukan untuk menganalisa semua yang bertentangan
dengan tubuh.

Apa saja yang berguna dalam menghadapi situasi survival dapat dilihat dalam dua
persoalan :

1. Kesiapan mendiskusikan dengan jelas “apakah anda ingin hidup ?”,


ungkapan yang sederhana. Secara naluriah manusia mempunyai insting
untuk menjaga diri. Banyak kegiatan survival yang menunjukkan adanya
jalan keluar dari periode fisik ekstrem dan mental stress ke posisi tenang.
Sadar atau tidak orang mempunyai kekuatan untuk dirinya sendiri terhadap
kematian. Oleh karena itu setiap orang juga mempunyai kekuatan untuk
dirinya sendiri terhadap kehidupan.
2. Kemampuan untuk memecahkan persoalan, hal ini didapat jika kita mampu
mempertahankan kondisi tubuh. sebagai contoh : tubuh manusia bekerja
optimum dengan temperatur 37 derajat C. Mengabaikan temperatur
lingkungan akan menyebabkan penyempitan susunan fungsi inti didalam
tubuh yang efektivitasnya tinggi yang pada akhirnya akan mengganggu
peredaran darah, menurunkan aktivitas sel, dan akhirnya otak cepat
kehilangan hubungan dengan realitas, akhirnya bertindak irrasional
berbarengan dengan turunnya koordinasi yang akhirnya berakibat fatal.
Pengetahuan dan pengalaman tidak ada artinya kalau tubuh hanya bekerja
dengan separuh kemampuannya, penghematan sumberdaya seperti energi,
panas dan air adalah penting.

Mengapa ada Survival ?


Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari
kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :

 Keadaan alam (cuaca dan medan)


 Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
 Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

[74]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

 Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-


kesalahan kita sendiri.

Dalam keadan tersebut ada beberapa faktor yang menetukan seorang Survivor
mampu bertahan atau tidak, antara lain : mental, kurang lebih 80% kesiapan kita
dalam survival terletak dari kesiapan mental kita. Timbulnya kebutuhan survival
karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi. Kesulitan-
kesulitan tsb antara lain :

 Keadaan alam (cuaca dan medan)


 Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
 Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)

Banyaknya kesulitan-kesulitan tsb biasanya timbul akibat kesalahan-kesalahan kita


sendiri.

Definisi Survival
Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini
hanyalah menurut versi pencinta alam ;
S sadarkan diri dalam keadaan gawat darurat
U usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R rasa takut dan putus asa harus hilangkan
V vitalitas mesti ditingkatkan
I ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V variasi alam bisa dimanfaatkan
A asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L lancar dan selamat

Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival


tersebut, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu
ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
Stop & seating / berhenti dan duduklah
Thingking / berpikirlah
Observe / amati keadaan sekitar
Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Kebutuhan survival
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor adalah :

1. Sikap mental ; Semangat untuk tetap hidup, Kepercayaan diri, Akal sehat,
Disiplin dan rencana matang serta Kemampuan belajar dari pengalaman]

[75]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

2. Pengetahuan ; Cara membuat bivak, Cara memperoleh air, Cara


mendapatkan makanan, Cara membuat api, Pengetahuan orientasi medan,
Cara mengatasi gangguan binatang, Cara mencari pertolongan
3. Pengalaman dan latihan ; Latihan mengidentifikasikan tanaman, Latihan
membuat trap, dll
4. Peralatan ; Kotak survival, Pisau jungle , dll

Membuat Bivak (Shelter)


Membuat bivak atau shelter perlindungan dalam keadaaan darurat sebenarnya
bertujuan untuk untuk melindungi diri dari angin, panas, hujan, dingin dan
gangguan binatang.
Macam –macam bivak :

1. Shelter asli alam ; Gua [yang bukan tempat persembunyian binatang, tidak
ada gas beracun dan tidak mudah longsor]. Ingat ! didalam gua jangan
berteriak karena dapat meruntuhkan dinding gua.
2. Shelter buatan dari alam ; daun-daunan yang lebar, ranting kayu,
atau separuhnya alam dan separuhnya butan [misalnya ponco di kombinasi
dengan ceruk batu atau pohon tumbang atau ranting kayu]

Syarat bivak :

 Hindari daerah aliran air [bila terpaksa, maka gunakan bivak panggung]
 Di atas bivak / shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh

B. Pendirian Tenda

[76]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Ketika menjadi seorang rimbawan kegiatan di dalam hutan adalah aktivitas


yang paling sering dilakukan. Anda akan memerlukan lebih banyak waktu untuk
berada di hutan. Banyak aktifitas yang akan dilakukan selama menjadi rimbawan
salah satunya tidur ketika malam hari dan beristirahat menyiapkan tenaga untuk
keesokkan harinya.

Untuk tetap aman dan nyaman dari serangan binatang buas kita harus bisa
menentukan dan mencari tempat yang tepat untuk mendirikan tenda. Untuk
membuat tenda di hutan kita bisa mencontoh kegiatan pramuka, layaknya seperti
kemah, cara bikin tenda juga bisa kita ikuti dari ilmu yang diberikan ketika kita
pramuka dulu. Agar tidak asal-asalan dan bias bikin tenda yang aman dan nyaman
berikut ini tutorialnya:

Langkah Pertama

[77]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Carilah tempat permukaan tanah yang rata kemudian sesuaikan dengan


ukuran tenda yang ingin kita bikin. Setelah itu letakkanlah tenda itu tepat di atas
tanah yang rata dengan bagian belakang ada dibagianatas. Pasang setiap bagian
tiang di depan, belakang, samping-samping dan pintu depan tenda. Kemudian
tancapkan dua buah penanda (kayu atau benda keras lainnya) tepat di tengah
bagian tenda setelah itu lipat tenda.

Langkah Kedua

Ketika anda membawa banyak kawan, suruhlah empat orang yang membuat
tenda. Ilustrasi seperti di gambar. A dan B tugasnya cukup mudah, Cuma
mendirikan sekaligus mengangkat tiang tenda tersebut. Dua orang lainnya C dan D
menarik setiap tali yang sudah disiapkan.

Langkah Ketiga

[78]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Dua orang lainnya si C dan D setelah langkah kedua dilakukan, segeralah


tarik tali kemudian ikatkan pada patoh yang sudah disiapkan pada awal tadi.
Sebaiknya ikatlah terlebih dulu tali dikedua sudut bagian kiri atau kanan, kemudian
dilanjut pada bagian pintu tenda dibagian depan dan belakang. Kencangkan tali
dengan menarik dan ikatlah dengan kuat, gunakan simpul yang kuat.

Langkah Keempat

Sekarang ikatlah tali-tali dinding tenda pada setiap tancapkan kayu yang
sudah dibuat. Kemudian tarik sekuat-kuatnya agar berdiri kokoh. Ikatlah dengan
kuat dan benar yang rapi agar enak dilihat.

Kontur tanah di Indonesia memang tidak menentu, ketika membuat atau


bikin tenda di tanah yang tergolong mudah cara di atas sudah cukup efektif dan
benar. Tetapi sebaliknya jika tanah wilayah tempat kita mendirikan tenda itu

[79]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

memiliki kontur tanah berbatu, bergambut ataupun berpasir tentu sangat sudah
untuk menancapkan pasak atau patoknya.

Solusinya cukup mudah jika anda membaca artikel ini dengan seksama, karena
kami akan bagikan caranya disini. Jika kontor tanah susah seperti yang sudah di
singgung diatas tadi kita dapat memanfaatkan pohon atau akar. Tetapi sebelum itu
lihat dulu kondisi pohonnya, jangan sampai ada pohon atau ranting yang rapuh yang
bisa membahayakan. Pastikan bahwa pohon tersebut kuat jika suatu saat ada angin
yang lumayan kuat. Teknik seperti ini bagi rimbawan mungkin sudah biasa, tapi
buat anda yang pemula sebaiknnya belajar dari artikel ini agar bisa memahami
kondisi setiap pohon dan tanah untuk bikin tenda bisa jadi sempurna tanpa
menimbulkan bahaya. Coba perhatikan gambar dibawah ini

gambar ilustrasi diatas untuk meilihat teknik pengikatan yang baik dan
benar. Jika tempatnya bebatuan dengan tanah yang keras tali tenda bisa di ikatkan
bersamaan di tongkat kemudian penguatnya diberi penindih batu yang seimbang
dengan besarnnya tenda. Sama seperti jika di tanah gambut ataupun berpasir cara
tersebut bisa digunakan. Kombinasikan dengan kreatif kita masih-masing jika
contoh pada gambar diatas memiliki perbedaan ketika praktek. Intinya seperti itu.

Jadi itulah cara mudah bikin tenda yang kami anjurkan ketika anda berada di dalam
hutan sebagai rimbawan. Atau juga sebagai anak pramuka yang baru ingin belajar
buat tenda bisa menggunakan teknik ini sebagai referensi dalam mendirikan tenda
di tengah hutan belantara.

Untuk tambahan, berikut juga kami berikan beberapa trik cara mencari tempat jika
ingin bikin tenda di hutan, diantaranya:

1. Hindari Pepohonan Besar

Ketika anda mlihat pohon besar sebaiknya perhatikan terlebih dulu keadaan
pohonnya. Pastikan tidak rapuh. Karena jika tertiup oleh angin ini bisa
membahayakan kalau kita berada disekitarnya. Lebih baik carilah kondisi pohon
yang masih segar dan terlihat sehat.

[80]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

2. Cari Lokasi dekat Mata Air

Mata air ketika di dalam hutan bisa merujuk ke sungai kecil. Untuk meringankan
beban mengangkut air untuk kebutuhan memasak, mandi, cuci dan minum
sebaikknya dirikan tena di dekat aliran sungat saja. Selain hawanya lebih adem atau
sejuk. Tapi ingat perhatikan kondisi sekitar sungai. Perkirakan kalau terjadi hujan
besar akan meluap sampai mana. Tetap jaga kondisi aman juga dengan keberadaan
tenda bikinan kita tadi.

3. Pilih Lokasi yang Luas dan Dataran tinggi

Supaya tenda berdiri sempurna tanpa memerlukan teknik yang terlalu susah,
silahkan carilah tempat yang datar dengan kontur tanah yang tidak terlalu keras.
Jangan cari lokasi yang bergelombang supaya mudah dalam mengangun tenda.
Sebaiknya juga cari tempat yang memiliki dataran lebih tinggi di banding yang
laiinya, supaya jika hujan tenda kita tidak ikut tergenang air. Selalu buat aliran
untuk air lewat ketika hujan tiba di sekitar tenda juga.

Mungkin dengan cara bikin tenda diatas anda sudah paham. Tapi jika anda berada
dalam hutan dan tidak memiliki persiapan alat, sebaiknya ikutilah tips berikut ini:

 Cari tiang penopang dan penyanggah dari pohon didalam hutan, gunakan
dengan bijak dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan.
 Gunakan pengikat tradisional seperti tali pohon yang merambat, bambu
ataupun hingga rotan.
 Gunakan dua tiang penyangka utama untuk menahan terpal agar lebih kuat
dan kokoh.

[81]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

 Ikat bagian ujung terpal ke pohon terdekat atau dengan cara membuat pasak.
 Penyangga bisa memanfaatkan kayu yang berbentuk Y agar lebih mudah
saat pengikatan.
 Tempat beristrirahat di dalam tena usahakan lebih tinggi dari kaadaan tanah
sekitarnya.
 Tempat tidur bisa menggunakan sisa terpal ataupun karung bahkan kayu
yang disusun.
 Buat menjemur pakaian dan memasak buatlah tempat khusus disekitar tenda

DAFTAR PUSTAKA

[82]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

Suhadi.HS, dkk. 2015. Keterampilan kepramukaan (scouting skills).Semarang


Yudiawan, Deni. 2002.Panduan Praktis Berpetualang di Alam Bebas.
Jakarta:Puspa Swara
Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka Keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 174 Tahun 2012
https://mahapalajoss.wordpress.com/2012/10/09/pengetahuan-dasar-survival/
https://porosbumi.com/cara-bikin-tenda/

http://pramukaria.blogspot.co.id/2014/09/tata-taca-menggunakan-tongkat-
dalam.html
http://sgl1pgsdunnes.blogspot.co.id/2014/02/teknik-menaksir-tinggi-dalam-
pramuka.html

[83]
Natal Kristiono | Giri Harto Wiratomo

[84]

Anda mungkin juga menyukai