Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum SMAN 3 Sampang

Gambaran umum tentang objek penelitian meliputi : sejarah berdiri

SMA Negeri 3 Sampang, letak geografis sekolah, struktur organisasi

sekolah, keadaan siswa, guru dan karyawan SMA Negeri 1 Sampang.

a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Sampang

SMA NEGERI 1 Sampang merupakan Sekolah Menengah Atas

tertua di Kabupaten Sampang, didirikan pada tahun 1960 dan pertama

kali meluluskan alumni pada tahun 1963. Untuk Sekolah Menengah

Atas yang ada di Sampang, SMAN 3 Sampang telah menghasilkan

banyak alumni-alumni selama ini dan di antaranya para pejabat

Pemerintah kabupaten Sampang dan para guru SMAN 3 Sampang itu

sendiri. SMAN 3 Sampang beralamat di JL. Diponegoro No. 50

Sampang,

b. Visi dan Misi SMAN 3 Sampang

Visi : Terwujudnya peserta didik yang cerdas, terampil berbudi luhur

dan berwawasan lingkungan

Misi:

1. Meningkatkan kualitas kelulusan

2. Memotivasi lulusan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

3. Mengembangkan potensi dasar sesuai bakat dan minat siswa

42
43

4. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah dan masyarakat

5. Menumbuhkan kembangkan pemahaman siswa terhadap agama dan

budaya dengan mengutamakan prilaku dan budi pekerti luhur

6. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara lingkungan

c. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi
SMA Negeri 3 Sampang

1. Kepala Sekolah

1) Bersama Wakil Kepala Sekolah, Tim Penjamin Mutu, dan

koordinator bidang menyusun Rencana Pengembangan Sekolah

Jangka Panjang 8 tahun, Jangka Menengah 4 tahun, dan Jangka

Pendek 1 tahun (RKS RKAS) serta mensosialisakannya kepada

seluruh warga sekolah.

2) Mempublikasikan rumusan visi, misi, tujuan, kebijakan mutu,

motto, dan janji layanan sekolah.


44

3) Mengimplementasikan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis

Sekolah : kemandirian atau otonomi, keterbukaan,

akuntabilitas, partisipatif, fleksibilitas, dan sustainibilitas.

4) Mengkoordinasikan semua kegiatan yang dilakukan oleh wakil

kepala sekolah dan koordinator bidang.

5) Merumuskan dan melaksanakan program supermonev

(supervisi, monitoring, dan evaluasi) internal serta

memanfaatkan hasil supermonev untuk meningkatkan kinerja

sekolah.

6) Menciptakan suasana/budaya sekolah yang menjamin

terkepalajadinya Proses Belajar Mengajar yang kondusif.

7) Melaksanakan pembagian tugas, pemberian pekerjaan dan

tanggung jawab yang jelas kepada warga sekolah.

8) Mengembangkan usaha-usaha sekolah yang mengarah kepada

keuntungan ekonomi (Pengembangan Ekonomi Kreatif) dalam

rangka peningkatan sumber dana sekolah untuk mendukung

penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah.

9) Menjalin kerjasama dengan orang tua peserta didik dan

masyarakat, komite, dan stakeholder lainnya dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan dan memobilisasi sumber daya

masyarakat.

10) Membangun dan mengembangkan jejaring internasional, seperti

dengan Lembaga Akreditasi Internasional, Lembaga Penilaian

Internasional serta dengan sekolah unggul untuk menjalin


45

partnership program dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan serta prestasi sekolah baik di tingkat nasional

maupun internasional.

11) Dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada instansi

di atasnya (Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang)

2. Wakil Kepala Sekolah

a. Wakasek Bidang Akademik Dan Administrasi Sekolah

1) Bersama Kepala Sekolah, Tim Penjamin Mutu menyusun

dan mendokumentasikan Rencana Pengembangan Sekolah

Jangka Panjang 8 tahun, Jangka Menengah 4 tahun, dan

Jangka Pendek 1 tahun (RKS - RKAS) serta

mensosialisakannya kepada seluruh warga sekolah.

2) Bersama Kepala Sekolah, Tim Penjamin Mutu menyusun

dan menetapkan Struktur Organisasi Sekolah, mekanis

mekerja, TUPOKSI, pembagian tugas Guru dan Tenaga

Kependidikan, tata tertib sekolah, serta Kode Etik Sekolah.

3) Mereview, merevisi, mengembangkan, dan

mendokumentasikan Buku I sesuai dengan ketentuan yang

berlaku pada Kurikulum 2013 serta sesuai dengan standar

atau kriteria ideal Sekolah Rujukan.

4) Mendokumentasikan Buku II (Silabus) dan Buku III (RPP)

secara lengkap sesuai dengan ketentuan Kurikulum 2013,

mengintegrasikan PLH, PEK, PBKL, dan PBKG,Literasi,

PPK, Pendidikan Anti Korupsi ( PAK), Kompetensi abad


46

XXI (6C), HOTS serta memenuhi kriteria ideal Sekolah

Rujukan.

5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang terkait dengan

peningkatan mutu pendidikan, relevansi, dan daya saing,

yang meliputi : bidang kurikulum, proses pembelajaran,

dan penilaian pendidikan, sesuai dengan ketentuan

Kurikulum 2013 dan memenuhi kriteria ideal Sekolah

Rujukan.

6) Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, melaksanakan

supervisi, monitoring, dan evaluasi internal di bidang

peningkatan mutu pendidikan, relevansi, dan daya saing,

yang meliputi : kurikulum, proses pembelajaran, dan

penilaian, serta menindaklanjuti hal-hal yang memerlukan

penanganan khusus

7) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang terkait dengan

peningkatan kompetensi dan professionalisme Pendidik dan

Tenaga Kependidikan sesuai dengan bidang tugas pokok

dan fungsi masing-masing untuk mengelola Sekolah

Rujukan

8) Berkoordinasi dengan bidang SIM dan PAS untuk

mengelola sistem informasi manajemen yang memadahi

untuk mendukung kelancaran administrasi sekolah dan

administrasi pendidikan yang efektif, efisien, transparan,

dan akuntabel memenuhi kriteria ideal Sekolah Rujukan.


47

9) Berkoordinasi dengan MR ISO menyusun dan menetapkan

POS (Prosedur Operasional Standar) untuk semua kegiatan

sekolah sesuai dengan ISO 9001: 2015 dan IWA 2007 : 2

10) Menyusun Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan System

Penjaminan Mutu Internal ( SPMI) serta rencana tindak

lanjut pada akhir tahun pelajaran.

b. Wakasek Bidang Humas Dan Sarana Sekolah

1) Bersama Kepala Sekolah, Tim Penjamin Mutu menyusun

dan mendokumentasikan Rencana Pengembangan Sekolah

Jangka Panjang 8 tahun, Jangka Menengah 4 tahun, dan

Jangka Pendek 1 tahun (RKS - RKAS) serta

mensosialisakannya kepada seluruh warga sekolah.

2) Bersama Kepala Sekolah, Tim Penjamin Mutu menyusun

dan menetapkan Struktur Organisasi Sekolah, mekanisme

kerja, TUPOKSI, pembagian tugas Guru dan Tenaga

Kependidikan, tata tertib sekolah, serta Kode Etik Sekolah.

3) Berkoordinasi dengan Pengurus Komite, Korbid Humas,

Peran Serta Masyarakat dan Kemitraan

4) Mengkoordinasikan seluruh program kegiatan yang

berkaitan dengan Sekolah Berkarakter dalam rangka

memenuhi standar atau kriteria ideal Sekolah Rujukan.

5) Mengkoordinasikan seluruh program kegiatan

pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan

tuntutan perkembangan zaman, kebutuhan peserta didik,


48

masyarakat, serta memenuhi kriteria ideal Sekolah

Rujukan.

6) Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, melaksanakan

supervisi, monitoring, dan evaluasi internal di bidang

sarana dan prasarana serta menindaklanjuti hal-hal yang

memerlukan penanganan khusus.

7) Berkoordinasi dengan Tim GLS untuk melaksanakan

seluruh program kegiatan GLS memenuhi kriteria ideal

Sekolah Rujukan.

8) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang terkait dengan

peningkatan pendidikan budi pekerti yang terintegrasi

dalam kemasyarakatan untuk memenuhi kriteria ideal

Sekolah Rujukan

9) Berkoordinasi dengan MR ISO menyusun dan menetapkan

POS (Prosedur Operasional Standar) untuk semua kegiatan

sekolah sesuai dengan ISO 9001: 2015 dan IWA 2007 : 2

10) Menyusun Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan System

Penjaminan Mutu Internal ( SPMI) serta rencana tindak

lanjut pada akhir tahun pelajaran.

c. Wakasek Bidang Kesiswaan Dan Budaya Lingkungan

1) Bersama Kepala Sekolah, Tim Penjamin Mutu menyusun

dan mendokumentasikan Rencana Pengembangan Sekolah

Jangka Panjang 8 tahun, Jangka Menengah 4 tahun, dan


49

Jangka Pendek 1 tahun (RKS-RKAS) serta

mensosialisakannya kepada seluruh warga sekolah.

2) Bersama Kepala Sekolah, Tim Penjamin Mutu menyusun

dan menetapkan Struktur Organisasi Sekolah, mekanisme

kerja, TUPOKSI, pembagian tugas Guru dan Tenaga

Kependidikan, tata tertib sekolah, serta Kode Etik Sekolah.

3) Mengkoordinasikan seluruh program kegiatan yang

berkaitan denngan pembinaan kesiswaan dan peningkatan

prestasi sekolah dalam rangka memenuhi standar atau

kriteria ideal Sekolah Rujukan.

4) Berkoordinasi dengan Korbid Kurikulum dan Korbid

Kesiswaan.

5) Mengkoordinasikan seluruh program kegiatan

pengembangan Budaya dan Lingkungan sekolah sesuai

dengan Kriteria Sekolah Adiwiyata Mandiri dan menuju

Eco Schoola ASEAN serta kriteria ideal Sekolah Rujukan.

6) Berkoordinasi dengan Kepala Sekolah, melaksanakan

supervisi, monitoring, dan evaluasi internal di bidang

pembinaan kesiswaan dan peningkatan prestasi sekolah

serta menindaklanjuti hal-hal yang memerlukan

penanganan khusus.

7) Mengkoordinasikan seluruh program kegiatan menuju Eco

School ASEAN dan program pengimbasan sekolah

Adiwiyata memenuhi kriteria ideal Sekolah Rujukan.


50

8) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang terkait dengan

peningkatan pendidikan budi pekerti yang terintegrasi

dalam kultur sekolah untuk memenuhi kriteria ideal

Sekolah Rujukan.

9) Berkoordinasi dengan MR ISO menyusun dan menetapkan

POS (Prosedur Operasional Standar) untuk semua kegiatan

sekolah sesuai dengan ISO 9001: 2015 dan IWA 2007 : 2

10) Menyusun Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan System

Penjaminan Mutu Internal ( SPMI) serta rencana tindak

lanjut pada akhir tahun pelajaran.

d. Sarana dan Prasarana

Sekolah merupakan sebuah aktifitas besar yang didalamnya ada

4 (empat) komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang

dimaksud adalah staf tata laksana/administrasi, staf teknis pendidikan

didalamnya ada kepala sekolah dan guru, komite sekolah sebagai badan

independent yang membantu terlaksananya operasional pendidikan,

serta peserta didik yang bisa ditempatkan sebagai konsumen dengan

tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan ke empat harus

sinergis, karena berlangsungan operasional sekolah terbentuknya dari

hubungan yang harmonis keempat komponen tersebut.

Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau

memiliki sistem manajemen yang didukung dengan sumber daya

manusia, dana/biaya, sarana dan prasarana. Sekolah sebagai satuan

pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepala sekolah, wakil kepala


51

sekolah, guru, tenaga administrasi, laboran, pustakawan, dan teknisi

sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku pelengkap,

buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot),

dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan

olahraga), serta biaya operasional.

Sarana dan prasarana sekolah merupakan salah satu faktor

penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di

sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersediaan

sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan dan

pemanfaatan secara optimal. Untuk mengoptimalkan penyediaan,

pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana

pendidikan, sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian mengatur dan

mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi

dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan

perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.

Tabel 4.1
Identifikasi Sarana dan Prasarana di SMAN 3 Sampang

No Keterangan
1 Ruang Kelas, Ruang Osis dan UKS
2 Peralatan TIK
3 Laboratorium Komputer
4 Perpustakaan
5 Perlengkapan dan Peralatan Laboratorium IPA
6 Sarana dan Prasarana Olahraga, Bahasa dan Seni
7 Lapangan Olahraga
8 Ruang Tata Usaha, Ruang Guru dan Ruang Serba Guna
9 Laboratorium Biologi dan Fisika
10 Ruang Karya/Ruang Keterampilan

Sumber: Dokumentasi SMAN 3 Sampang


52

4.2 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian berdasarkan dari temuan

peneliti di lapangan saat penelitian berlangsung. Penelitian berkaitan dengan

Efektivitas Pembelajaran Online Saat Pandemi Covid-19 di SMAN 3

Sampang. Adapun uraian disesuaikan berdasarkan fokus penelitian yang telah

ditentukan sebelumnya dan sesuai dengan rumusan masalah yang ingin

ditemukan jawabannya. Maka secara sederhana hasil penelitian ini disajikan

sebagai berikut:

4.1.1 Efektivitas Pembelajaran Online Saat Pandemi Covid-19 di SMAN 3

Sampang

Sistem pembelajaran online merupakan sistem pembelajaran

tanpa tatap muka secara langsung guru dan siswa tetapi dilakukan

secara online dan menggunakan jaringan internet. Guru harus

memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meskipun siswa

berada di rumah. Solusinya, guru dituntut untuk dapat medesain media

pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media online.

Namun penggunaan teknologi bukan tidak ada masalah, banyak

varian masalah yang menghambat terlaksananya efektivitas

pembelajaran dengan metode online diantaranya ialah:

1. Keterbatasan penggunaan teknologi informasi oleh dosen dan

mahasiwa. Kondisi dosen di Indonesia tidak seluruhnya paham

penggunaan teknologi internet, ini bisa dilihat dari dosen-dosen yang

lahir sebelum tahun 1980-an. Kendala teknologi informasi


53

membatasi mereka dalam menggunakan media online. Begitu juga

dengan mahasiswa yang kondisinya hampir sama dengan dosen-

dosen yang dimaksud dengan pemahaman penggunaan teknologi

online.

2. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Perangkat pendukung teknologi jelas mahal. Banyak di

daerah Indonesia yang dosen pun masih dalam kondisi ekonomi

yang mengkhawatirkan. Kesejahteraan dosen maupun mahasiswa

yang membatasi mereka dari serba terbatas dalam menikmati sarana

dan prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan

musibah covid-19 ini.

3. Akses internet yang terbatas.

Jaringan internet yang benar-benar masih belum merata di

pelosok negeri tidak semua daerah dapat menikmati internet. Jika

adapun jaringan internet kondisinya masih belum mampu mengkover

media online.

4. Kurang siapnya penyediaan anggaran.

Biaya juga merupakan sesuatu yang menghambat

pelaksanaan pembelajaran online, aspek kesejahteraan dosen dan

mahasiswa masih jauh dari harapan. Ketika mereka menggunakan

kuota intenet untuk memenuhi kebutuhan media online, jelas mereka

tidak sanggup membayarnya. Negarapun belum hadir secara

menyeluruh dalam memfalisitasi kebutuhan biaya yang dimaksud.


54

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Efektivitas

Pelaksanaan Pendidikan di Tingkat Sekolah Menengah Atas Dalam

Pelaksanaan Pembelajaran Online di SMA Negeri 3 Sampang, dapat

diketahui dari beberapa indikator efektivitas sebagai berikut:

1. Kejelasan akan tujuan yang hendak dicapai

Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat

penting di dalam pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang

hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu

juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan secara

online pastinya tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang

hendak dicapainya.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak

Ishak, S.Pd. selaku Kepala SMAN 3 Sampang, mengatakan,

yaitu:

“Tujuan pelaksanaan pembelajaran online itu pastinya


sesuai dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) guru
itu sendiri jadi itu tergantung sama gurunya. Tapi secara
umum sebagai mana yang tertulis dalam pedoman sistem
pembelajaran daring (SPRING) maka pembelajaran online ini
bertujuan untuk memastikan proses belajar dapat terlaksana
secara optimal dan memenuhi standar mutu, sehingga
walaupun dalam keadaan covid dan pembatasan bersosial
namun siswa tetap dapat memperoleh ilmu dari para guru
sehingga dapat menyelesaikan studinya dan memperoleh
gelar sarjana tanpa menyalahi prosedur akademik
konvensional.” (wawancara, tanggal 25 Agustus 2021)

Kemudian Bapak Nur Wahed, S.Pd selaku Waka

Kesiswaan SMAN 3 Sampang Beliau mengemukakan bahwa:

“kalau masalah tercapai atau tidaknya tujuan tersebut


sebenarnya sudah tercapai, namun tidak efektif, karena dari
beberapa informasi yang saya dapatkan berdasarkan hasil
55

survei yang saya lakukan kepada beberapa siswa memang


pelaksanaannya pun sebenarnya belum efektif, apalagi bagi
mata pelajaran yang ada praktiknya, sehingga karena hal
tersebut kepala sekolah memberikan arahan juga untuk
mengadakan sistem pembelajaran gabungan antara luring dan
daring, memang kalau kita paksakan 100% daring pasti
pelaksaan pembelajaran itu tidak akan efektif khususnya pada
mata kuliah yang ada praktiknya.” (wawancara, tanggal 25
Agustus 2021)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat

diketahui bahwa tujuan pembelajaran online adalah untuk

memastikan proses belajar dapat terlaksana secara optimal

walaupun dalam pandemi covid-19 dan pembatasan bersosial.

Kemudian, Bapak Sutikno Arif, ST selaku Waka Humas

SMAN 3 Sampang, menambahkan:

“Target dan tujuan pembelajaran online sudah saya


sampaikan semua dalam pedoman sistem pembelajaran
daring (SPRING), yaitu pembelajaran online ini bertujuan
untuk memastikan proses belajar dapat terlaksana secara
optimal dan memenuhi standar mutu, sehingga walaupun
dalam keadaan covid dan pembatasan bersosial namun siswa
tetap dapat memperoleh ilmu dari para guru sehingga dapat
menyelesaikan studinya tanpa menyalahi prosedur akademik
konvensional. (wawancara, tanggal 25 Agustus 2021)

Kemudian dari pandangan siswa, berikut ini hasil

wawancara dengan Mohammad Ferdiasyah, bahwa:

“Pada Mata pelajaran tertentu efektif, namun pada Mata


pelajaran yang sifatnya lebih kepada skill seperti praktikum
di laboratoriaum tentu tidak efektif.” (wawancara, tanggal 28
Agustus 2021)

Lebih lanjut Intan Wahyuningtyas siswa SMAN 3

Sampang, mengatakan:

kalau menurut saya, proses pembelajaran online ini sangat


tidak nyaman, karena sering terkendala dengan jaringan,
apalagi kalau tinggal di daerah yang terpencil. kalau soal
56

mudahnya memahami materi juga sebenarnya kurang karena


terkadang terganggu dengan jaringan yang hilang ataupun
terkadang ada guru yang hanya memberikan bahan bacaan
tanpa dijelaskan. (wawancara, tanggal 28 Agustus 2021)

Bedasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan pembelajaran online

secara garis besar yaitu untuk memastikan proses pembelajaran

dapat terlaksana secara optimal dan memenuhi standar mutu,

sehingga mahasiswa tetap dapat melaksanakan proses

pembelajaran walaupun adanya pembatasan sosial dan dapat

menyelesaikan studinya tanpa menyalahi prosedur akademik

konvensional. Namun tujuan tersebut belum sepenuhnya tercapai

karena pembelajaran online masih belum dapat berjalan secara

efektif bagi beberapa mata kuliah khususnya mata kuliah

praktikum.

2. Kejelasan strategi untuk mencapai tujuan

Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam

proses pembelajaran yang terkait dengan pengelolaan siswa,

pengelolaan guru, pengelolaan kegiatan pembelajaran,

pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar dan

penilaian (assesment) agar pembelajaran lebih efektif dan efisien

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Strategi

pembelajaran pada hakikatnya terkait dengan perencanaan atau

kebijakan yang dirancang di dalam mengelola pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Begitu

pula dengan sistem pembelajaran online, untuk mencapai tujuan


57

pembelajaran yang telah dirancang diperlukan pula penentuan

strategi untuk mempermudah pencapai tujuan tersebut.

Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak

Ishak, S.Pd selaku Kepala SMAN 3 Sampang, yaitu:

“Strategi yang kita lakukan untuk mencapai tujuan


pembelajaran online itu pertama sekali dengan mengadakan
pelatihan serta diskusi dengan beberapa pihak tentang
beberapa hal yang baru atau sistem pembelajaran baru itu kita
diskusikan bersama dan juga memberikan masukan kepada
para dosen, terus yang kedua menentukan monev
(pemantauan dan evaluasi) yang kita lakukan dengan bekerja
sama dengan waka kesiswaan dan waka kurikulum tentang
bagaimana guru dalam melaksanakan pembelajaran daring
itu, apakah mereka mempunyai kesulitan, kesulitannya
dimana, maka dari itu nanti kita akan melakukan koordinasi.”
(wawancara, tanggal 5 September 2021)

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diketahui

bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran online pihak sekolah

telah menentukan pengawasan dan evaluasi dengan bekerja sama

dengan waka kesiswaan dan waka kurikulum untuk melihat kendala-

kendala dalam pembelajaran online.

Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Bapak Nur

Wahed, S.Pd selaku Waka Kesiswaan SMAN 3 Sampang, yaitu:

“dalam kontek ini hanya sebagai berperan sebagai Monev


dan kemudian hasilnya disampaikan ke kepala sekolah.
Kepala sekolah yang mengambil kebijakan perbaikan jika
dan yang keliru.” (wawancara, tanggal 5 September 2021)

Kemudian Bapak Sutikno Arif, ST selaku Waka Humas

SMAN 3 Sampang, menyampaikan:

strategi yang digunakan oleh guru disini dalam


meningkatkan efektifitas proses pembelajaran online yakni
melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama yaitu
perencanaan. Dimana dalam tahap perencanaan ini guru
58

membuat sebuah rencana pelaksanaan pembelejaran atau yang


biasa disebut dengan RPP. RPP adalah sebuah perencanaan
yang harus disiapkan oleh guru sebelum mengajar. Tujuan
pembuatan RPP adalah untuk mempermudah, memperlancar
dan meningkatkan proses pembelajaran.

Berikut ini hasil wawancara dengan Mohammad

Ferdiansyah siswa SMAN 3 Sampang, mengatakan:

Terkait strategi pembelajaran online menurut saya nyaman


atau tidak nyaman tergantung siswa dan juga gurunya,
terkadang ada juga yang proses pembelajarannya itu berjalan
dengan nyaman ada juga yang tidak

Intan Wahyuningtyas siswa SMAN 3 Sampang,

mengatakan:

Bagaimana bentuk strategi pembelajaran daring kalau


menurut saya itu semua tergantung bagaimana siswa itu
sendiri, karena bagi siswa yang malas untuk datang ke sekolah
itu pastinya sangat menyenangkan bagi mereka tapi beda hal
nya dengan siswa yang rajin ke sekolah dan juga suka belajar,
itu pastinya akan sedikit menyulitkan mereka

Dari pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa strategi

pembelajaran online tergantung kenyamanan pelaksanaan

pembelajaran online tergantung pribadi siswa. Namun penyampaian

materi yang diberikan dosen masih kurang sempurna untuk dipahami

karena kurangnya bimbingan.

Berdasarkan hasil wawancara tesebut maka dapat

disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan agar pembelajaran online

dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu pihak

sekolah melakukan pelatihan serta diskusi serta menentukan Monev

(pemantauan serta evaluasi) terhadap proses pelaksanaan

pembelajaran online yang dilakukan oleh para guru dan siswa


59

dengan bekerja sama dengan waka kurikulum dan waka kesiswaan

untuk melihat kesulitan apa saja yang dialami pada saat proses

pembelajaran, juga membuat RPP yang sesuai dengan pembelajaran

online.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan

Dalam Perumusan kebijakan pendidikan haruslah bersifat

cerdas, dalam arti kebijakan pendidikan tersebut harus mampu

memecahkan problem pendidikan yang dapat dipertanggung

jawabkan kepada publik, baik dari segi manfaat, kualitas, maupun

akuntabilitasnya. Disamping itu, kebijakan pendidikan yang

dirumuskan haruslah bersifat bijaksana, dalam arti tidak

menimbulkan problematika pendidikan baru yang lebih besar dan

lebih rumit dibandingkan problem pendidikan yang hendak diatasi

atau dipecahkan. Kebijakan pendidikan yang dirumuskan juga

hendaknya memberikan harapan baru bagi warga negara bahwa

mereka dapat menjalani hari esok yang jauh lebih baik setelah

kebijakan pendidikan itu diimplementasikan. Serta, kebijakan

pendidikan yang dirumuskan haruslah mendorong produktivitas,

kualitas dan perikehidupan bersama dalam bidang pendidikan secara

efektif dan efisien. Begitupula dengan perumusan kebijakan

pembelajaran online di SMAN 3 Sampang, kebijakan tersebut

dirumuskan bedasarkan survey yang dilakukan sebelumnya dan

didasari oleh keputusan Kementrian Pendidikan tentang kewajiban

pembelajaran daring.
60

Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak

Ishak, S.Pd selaku Kepala SMAN 3 Sampang, yaitu:

“Perumusan kebijakan pembelajaran online itu


dikeluarkan sesuai dengan keputusan sekolah, lalu sekolah
memberikan arahan kepada guru-guru untuk membahas
bagaimana melakukan sistem pembelajaran daring, jadi nanti
kami pihak sekolah akan mengundang semua guru bersama
para waka untuk merumuskan bagaimana konsep
pembelajaran daring itu, jadi dalam perumusan kebijakan
pembelajaran daring ini tidak hanya dilakukan oleh kepala
sekolah tapi hampir semua pihak untuk merumuskan
kebijakan tersebut.”

Bapak Nur Wahed, S.Pd selaku Waka Kesiswaan SMAN

3 Sampang, juga menyatakan:

“Perumusan kebijakan pembelajaran daring ini sebenarnya


sudah dirancang selama setahun, sejak tahun ajaran
2019/2020 walaupun pada saat itu masih ada beberapa yang
dibolehkan Luring, dan ada beberapa yang daring. Tapi
perumusan kebijakan tersebut telah dilakukan sejak
pemerintah atau kementrian pendidikan memberikan arahan
untuk melakukan pembelajaran secara daring kepada daerah-
daerah zona merah covid termasuk Sampang pada saat itu
dan kebijakan tersebut akan terus berlangsung sampai kondisi
mulai membaik, jika kondisi covidnya sudah mulai stabil
baru setelah itu kita akan melakukan pembelajaran luring
secara maksimal.”

Lebih lanjut Bapak Sutikno Arif, ST selaku Waka Humas

SMAN 3 Sampang, menyampaikan:

“Respon siswa terhadap kebijakan pembelajaran online


secara umum karena kebijakan ini dibuat berdasarkan kondisi
sehingga suka tidak suka mereka harus melaksanakan, jadi
ada beberapa siswa yang kurang semangat dengan sistem
online karena tidak terbiasa dan ada juga yang setuju karena
mereka menganggap pembelajaran online lebih aman dan
safety jadi responnya itu berbeda-beda antar siswa”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat

diketahui bahwa perumusan kebijakan pembelajaran daring tidak


61

hanya dilakukan oleh kepala sekolah tapi hampir semua pihak untuk

merumuskan kebijakan tersebut.kebijakan tersebut telah dirancang

sejak awal tahun ajaran 2019/2020 dan akan berlaku sampai kondisi

covid mulai membaik.

Mohammad Ferdiansyah siswa SMAN 3 Sampang,

mengatakan:

“Kebijakan Pembelajaran Online mau tidak mau saya


lakukan, walau saya merasa kurang suka terhadap
pembelajaran online.”

Kemudian Intan Wahyuningtyas siswa SMAN 3 Sampang,

mengatakan

“kebijakan daring ini kalau dikatakan nyaman sebenarnya


kita kurang nyaman, karena proses pembelajarannya itu
sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka, cuma
karena situasi kita mau tidak mau ya harus menerima sebagai
suatu konsekuensi.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat

disimpulkan bahwa, kebijakan pembelajaran online di SMAN 3

Sampang dirumuskan bedasarkan arahan yang dilakukan oleh kepala

sekolah dan dikoordinasi oleh wakil kepala sekolah sesuai

bidangnya. Kebijakan pembelajaran online yang diwajibkan kepada

para guru tersebut terdiri dari dua hal, yaitu pertama, pembelajaran

online dapat dilakukan secara synchronous yaitu pembelajaran

online yang dilakukan secara tatap muka melalui aplikasi zoom

meeting maupun google meet. Dan yang kedua pembelajaran online

dapat dilakukan secara ansynchronous yaitu pembelajaran daring


62

yang dilakukan dengan membagikan materi serta diskusi secara

tertulis dengan para siswa melalui aplikasi tersebut.

4. Perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat

Perencanaan merupakan langkah awal yang sangat penting

untuk dilakukan, karena dengan adanya perencanaan banyak hal-hal

atau masalah-masalah yang muncul dalam pelaksanaan suatu

kegiatan dapat diatasi karena sudah diperkirakan sebelumnya. Begitu

pula dengan pembelajaran online pada saat pandemi covid-19,

kegiatan tersebut juga membutuhkan perencanaan yang matang agar

pembelajaran online dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan

dan target yang telah ditetapkan.

Hal tersebut sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh

Bapak Ishak, S.Pd selaku Kepala SMAN 3 Sampang, yaitu:

“Kebijakan pembelajaran online pertama sekali


dikeluarkan oleh dinas pendidikan, jadi pertama sekali dinas
pendidikan memerintahkan kepada pihak sekolah untuk
melihat apakah pembelajaran online ini menjadi suatu
kemutlakan yang harus diberikan di SMA, jadi kita
melakukan beberapa uji coba di lapangan yang didasarkan
kondisi pandemi di Sampang dan juga ditambah dengan
kebijakan yang dikeluarkan oleh Mentri Pendidikan tentang
kewajiban pembelajaran online.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat

diketahui bahwa perencanaan pembelajaran online di SMAN 3

Sampang yang pertama sekali dilakukan adalah proses kerja sama

antara pihak Dinas Pendidikan dengan Pihak sekolah untuk

melaksanakan pelatihan kepada para guru tentang penggunaan


63

aplikasi online yang baik agar pembelajaran daring dapat dilakukan

dengan baik dan benar.

Pernyataan tersebut juga sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Bapak Nur Wahed, S.Pd selaku Waka Kesiswaan SMAN 3

Sampang yaitu:

Akhir Februari 2020 saat begitu informasi diterima


tentang Covid-19, saya melakukan komunikasi dengan
beberapa sekolah tentang rencana pembelajaran pada
semester Genap 2019/2020, dari informasi diketahui bahwa
beberapa sekolah sudah mempersiapkan diri untuk
melaksanakan pembelajaran semester genap secara online.

Kemudian Bapak Sutikno Arif, ST selaku Waka Humas

SMAN 3 Sampang, menyampaikan:

Perencanaan yang dilakukan oleh guru dalam menuangkan


ide ide kreatif untuk mengemas dan menyajikan materi
pembelajaran daring yang bervariatif didukung pemilihan
media aplikasi yang tepat hal ini dapat menjadikan peserta
didik lebih termotivasi, aktif dan tetap semangat mengikuti
pembelajaran daring.

Sementara itu Mohammad Ferdiansyah siswa SMAN 3

Sampang, mengatakan

“kelebihan pembelajaran online itu lebih efektif dari segi


tidak terhalang oleh jarak dan bisa dilakukan dimana saja.
Kekurangannya banyak mahasiswa yang kurang paham
terhadap materi yang diberikan oleh dosen apalagi jika
terkendala oleh jaringan internet

Intan Wahyuningtyas siswa SMAN 3 Sampang,

mengatakan:

Kelebihan pembelajaran online yaitu fleksibelitas waktu


dan tempat, kalau kekurangannya yaitu tidak efektif dan juga
tidak terjalin komunikasi yang tepat antara mahasiswa dan
dosen sehingga materi yang diberikan susah untuk dipahami
64

Bedasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa, perencanaan pembelajaran online di SMAN 3

Pamekasan yang pertama sekali dilakukan karena adanya Surat

Edaran Menteri Pendidikan dan diperkuat dengan Surat Edaran

Dinas Pendidikan tentang Mekanisme Pemberlakuan Bekerja Dari

Rumah (Work From Home) Bagi Tenaga Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Serta sekolah Secara Online/Daring (Dalam Jaringan)

di Lingkungan SMAN 3 Pamekasan.

5. Tersedianya sarana dan prasarana kerja.

Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang

digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran.

Jika dilihat dari sudut pandang siswa, sarana pendidikan adalah

adalah segala macam peralatan yang digunakan siswa untuk

memudahkan memahami suatu mata pelajaran. Sementara prasarana

pendidikan adalah segala macam alat, perlengkapan atau enda-benda

yang dapat digunakan untuk memudahkan atau membuat nyaman

penyelenggara pendidikan. Begitu pula dengan sistem pembelajaran

daring juga memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana

prasarana yang dimaksud adalah adanya jaringan internet yang

memadai, ketersediaan hendphone Spesifikasi Minimum android.

Selain itu juga juga ada beberapa perangkat pembelajaran populer

secara online yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran

daring, meliputi : google classroom, google form, quizis, zoom clode

meeting, webex, whatapp, dan google meet.


65

Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak

Ishak, S.Pd selaku Kepala SMAN 3 Sampang, yaitu:

Di SMAN 3 Sampang secara khusus itu diwajibkan


kepada para guru untuk melakukan proses belajar mengajar
dengan menggunakan aplikasi google classroom, tetapi dalam
hal lain diperbolehkan untuk menggunakan aplikasi kanvas,
jadi dalam panduan kita guru boleh menggunakan google
classroom atau kanvas, sementara aplikasi sinkronusnya
dibolehkan apa saja, boleh menggunakan zoom meeting atau
google meet

Berdasarkan wawancara tersebut maka dapat diketahui

bahwa dalam melaksanakan pembelajaran online SMAN 3 Sampang

secara khusus memberikan kewajiban kepada para guru untuk

menggunakan aplikasi google classroom dan kanvas dan juga dapat

menggunakan aplikasi zoom meeting atau google meet sesuai

dengan kesepakatan antara guru dan siswa.

Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Bapak Nur

Wahed, S.Pd selaku Waka Kesiswaan SMAN 3 Sampang, yaitu:

Berdasarkan hasil pantauan yang saya lakukan 90% siswa


itu menggunakan handphone dalam melaksanakan
pembelajaran online.

Lebih lanjut Bapak Sutikno Arif, ST selaku Waka Humas

SMAN 3 Sampang, menyatakan:

“kalau bicara tentang sarana kecukupan perangkat, itu


tergantung pribadi gurunya maupun siswa itu masing-masing.
Karena masing-masing mereka pastinya sudah punya
minimal smartphone apalagi di zaman sekarang. Terus kalau
soal koneksi internet saya rasa untuk guru itu sudah baik
karena kalau di daerah SMAN 3 Sampang sudah mempunyai
jaringan yang memadai, tapi kalau dari siswanya itu belum
tentu baik, apalagi mereka yang tinggal di derah-daerah
terpencil.”
66

Pernyataan selanjutnya juga dikemukakan oleh

Mohammad Ferdiansyah siswa SMAN 3 Sampang, mengatakan,

yaitu:

kalau perangkat sepertinya sudah cukup, masing-masing


siswa maupun guru pasti sudah memiliki smartphone sendiri.
Tapi kalau dari segi koneksi internet, saya pribadi masih
merasa kurang mampu dalam membeli kuota tiap pelajaran,
bahkan dari sekolah saja tidak tentu setiap bulannya ada
memberikan kuota gratis, Belum lagi terkadang jaringannya
sering terganggu dan tidak stabil

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan

bahwa tidak adanya kendala dalam kecukupan sarana perangkat,

namun masih adanya kendala dalam koneksi internet karena jaringan

yang tidak memadai dan ketidak mampuan membeli kuota setiap

pembelajaran.

Pernyataan selanjutnya juga dikemukakan oleh Intan

Wahyuningtyas siswa SMAN 3 Sampang, mengatakan, yaitu:

“Menurut saya kalau soal kecukupan perangkat dan


koneksi internet juga merupakan salah satu kendala bagi
sebagian mahasiswa, karena ada mahasiswa yang kecupan
ekonominya itu pas-pasan sehingga harus meminjam
perangkat seperti computer untuk kemudahan pembelajaran
online maupun pembuatan tugas, begitu juga dengan
kecukupan koneksi internet, ada asiswa yang kekurangan
uang atau kesusahan untuk membeli kuota setiap proses
pembelajaran, belum lagi yang tinggal didaerah yang jauh
dari perkotaan sehingga susah mendapatkan jaringan

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diketahui bahwa

masih adanya kendala dapat kecukupan perangkat dan koneksi

internet bagi mahasiswa karena tidak semua mahasiswa mampu

menyediakan perangkat yang baik dan koneksi internet yang

memadai.
67

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat

disimpulkan bahwa SMAN 3 Sampang mewajibkan para guru untuk

melangsungkan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi google

classroom atau kanvas serta zoom meeting atau google meet dan

berdasarkan hasil survei lebih dari 90% guru menggunakan

perangkat handphone dalam melangsungkan pembelajaran online.

Namun ada kendala mengenai jaringan internet.

6. Sistem pengawasan dan pengendalian

Pengawasan pembelajaran online merupakan suatu upaya

yang dilakukan oleh lembaga pendidikan terhadap proses

pembelajaran daring yang secara langsung dapat memberi pengaruh

terhadap perilaku para guru untuk memfasilitasi belajar siswa dan

meraih tujuan pendidikan. Pengawasan ini dirancang untuk

membantu para guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik

dan pengajar sekolah.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Ishak,

S.Pd selaku Kepala SMAN 3 Sampang, yaitu:

Kita mengawasi pelaksanaan pembelajaran online melalui


aplikasi yang sudah ada, jadi aplikasi tersebut diberikan
melalui siakad, dari siakad kita akan mengetahui dosen mana
yang sering masuk, yang tidak masuk, yang sering
memberikan materi atau tidak pernah memberikan materi,
adanya RPS atau tidak adanya RPS jadi kita memantau guru
itu dari siakad tersebut. Dari pengawasan itu nanti kita akan
sampaikan kepada kepala dinas bahwa ada guru yang tidak
masuk, selain gur,n siswa juga ketahuan masuk atau tidak
masuknya dia. Jadi nanti setiap aplikasi yang digunakan
untuk melaksanakan proses pembelajaran akan ada kaitannya
dengan siakad, karena di siakad itu nanti dia harus
mengabsen kehadiran baik guru maupun siswa walaupun
68

pembelajannya menggunakan aplikasi apapun yang


disepakati bersama.

Berdasarkan wawancara tersebut maka dapat diketahui

bahwa pihak sekolah melakukan pengawasan terhadap pelaksaan

pembelajaran online melalui portal siakad, karena guru dan siswa

wajib melakukan absen melalui portal siakad.

Pernyataan selanjutnya dikemukakan oleh Bapak Nur

Wahed, S.Pd selaku Waka Kesiswaan SMAN 3 Sampang, yaitu:

“Ya LPM melakukan monev. Yang dapat diLihat dalam


laporan Evaluasi SPRING semester Ganjil 2020/2021 pada
link

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa pengawasan pelaksanaan pembelajaran online di

SMAN 3 Pamekasan dilakukan melalui portal siakad, melalui siakad

akan diketahui dosen yang masuk dan tidak masuk, dosen yang

memberikan materi atau tidak dan guru yang memiliki RPS atau

tidak.

4.3 Pembahasan

1. Kejelasan akan tujuan yang hendak dicapai

Tujuan pelaksanaan pembelajaran online secara garis besar yaitu

untuk memastikan proses pembelajaran dapat terlaksana secara optimal

dan memenuhi standar mutu, sehingga mahasiswa tetap dapat

melaksanakan proses pembelajaran walaupun adanya pembatasan sosial

dan dapat menyelesaikan studinya dan meraih gelar sarjana tanpa

menyalahi prosedur akademik konvensional. Namun tujuan tersebut belum


69

sepenuhnya tercapai karena pembelajaran online masih belum dapat

berjalan secara efektif bagi beberapa mata kuliah khususnya mata kuliah

praktikum.

2. Kejelasan strategi untuk mencapai tujuan

Strategi yang dilakukan agar pembelajaran online dapat berjalan

sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu pihak sekolah melakukan

pelatihan serta diskusi serta menentukan Monev (pemantauan serta

evaluasi) terhadap proses pelaksanaan pembelajaran online yang dilakukan

oleh para guru dan siswa dengan bekerja sama dengan wakil kepala

masing-masing bidang untuk melihat kesulitan apa saja yang dialami pada

saat proses pembelajaran

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan

Dalam Perumusan kebijakan pendidikan haruslah bersifat cerdas,

dalam arti kebijakan pendidikan tersebut harus mampu memecahkan

problem pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan kepada publik,

baik dari segi manfaat, kualitas, maupun akuntabilitasnya. Disamping itu,

kebijakan pendidikan yang dirumuskan haruslah bersifat bijaksana, dalam

arti tidak menimbulkan problematika pendidikan baru yang lebih besar dan

lebih rumit dibandingkan problem pendidikan yang hendak diatasi atau

dipecahkan. Kebijakan pendidikan yang dirumuskan juga hendaknya

memberikan harapan baru bagi warga negara bahwa mereka dapat

menjalani hari esok yang jauh lebih baik setelah kebijakan pendidikan itu

diimplementasikan. Serta, kebijakan pendidikan yang dirumuskan haruslah


70

mendorong produktivitas, kualitas dan perikehidupan bersama dalam

bidang pendidikan secara efektif dan efisien.

Kebijakan pembelajaran online di SMAN 3 Sampang

dirumuskan bedasarkan arahan yang dilakukan oleh kepala sekolah dan

dikoordinasi kepada para Waka. Kebijakan pembelajaran online yang

diwajibkan kepada para guru tersebut terdiri dari dua hal, yaitu pertama,

pembelajaran online dapat dilakukan secara synchronous yaitu

pembelajaran online yang dilakukan secara tatap muka melalui aplikasi

zoom meeting maupun google meet. Dan yang kedua pembelajaran online

dapat dilakukan secara ansynchronous yaitu pembelajaran daring yang

dilakukan dengan membagikan materi serta diskusi secara tertulis dengan

para mahasiswa melalui aplikasi tersebut. Kebijakan tersebut dirancang

sejak tahun ajaran 2019/2020 pada saat dikeluarkannya kebijakan oleh

kemenag tentang kewajiban pembelajaran online bagi zona merah dan

kebijakan tersebut akan berlangsung sampai kondisi covid-19 mulai

membaik.

4. Perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat

Perencanaan pembelajaran online di SMAN 3 Sampang yang

pertama sekali dilakukan karena adanya Surat Edaran Menteri pendidikan

tentang Mekanisme Pemberlakuan Bekerja Dari Rumah (Work From

Home) Bagi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Serta Kuliah

Secara Online/Daring (Dalam Jaringan) di Lingkungan SMAN 3

Sampang. Berdasarkan surat edaran tersebut, SMAN 3 Sampang


71

memutuskan bahwa semester genap 2019/2020 dilaksanakan secara online

dengan model blended learning

5. Tersedianya sarana dan prasarana kerja.

Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang

digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran. Jika

dilihat dari sudut pandang siswa, sarana pendidikan adalah adalah segala

macam peralatan yang digunakan siswa untuk memudahkan memahami

suatu mata pelajaran. Sementara prasarana pendidikan adalah segala

macam alat, perlengkapan atau enda-benda yang dapat digunakan untuk

memudahkan atau membuat nyaman penyelenggara pendidikan. Begitu

pula dengan sistem pembelajaran daring juga memerlukan sarana dan

prasarana yang memadai. Sarana prasarana yang dimaksud adalah adanya

jaringan internet yang memadai, ketersediaan hendphone Spesifikasi

Minimum android. Selain itu juga juga ada beberapa perangkat

pembelajaran populer secara online yang digunakan oleh guru dalam

proses pembelajaran daring, meliputi : google classroom, google form,

quizis, zoom clode meeting, webex, whatapp, dan google meet.

Berdasarkan hasil peneliitian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa SMAN 3 Sampang mewajibkan para guru untuk melangsungkan

pembelajaran dengan menggunakan aplikasi google classroom atau kanvas

serta zoom meeting atau google meet dan berdasarkan hasil survei lebih

dari 90% guru menggunakan perangkat handphone dalam melangsungkan

pembelajaran online. Namun ada kendala mengenai jaringan internet.


72

6. Sistem pengawasan dan pengendalian

Pengawasan pembelajaran online merupakan suatu upaya yang

dilakukan oleh lembaga pendidikan terhadap proses pembelajaran daring

yang secara langsung dapat memberi pengaruh terhadap perilaku para guru

untuk memfasilitasi belajar siswa dan meraih tujuan pendidikan.

Pengawasan ini dirancang untuk membantu para guru dalam menjalankan

tugasnya sebagai pendidik dan pengajar sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pengawasan pelaksanaan pembelajaran online di SMAN 3 Pamekasan

dilakukan melalui portal siakad, melalui siakad akan diketahui guru yang

masuk dan tidak masuk, guru yang memberikan materi atau tidak dan guru

yang memiliki RPP atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai