Anda di halaman 1dari 32

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

(ISBD)

Oleh :

KELAS 2 TKJ - H

JURUSAN ELEKTRO
PRODI TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2022
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
KELOMPOK 1 (Makna Manusia) :
1. BUDI MULIA SUKI ----------------------------------------------------------------- (2123736643)
2. PUTRY BINTARY ROSDYANA LANGGA ----------------------------------- (2123736654)
3. CHIQO REYNALDI DIMU -------------------------------------------------------- (2123736647)
4. CHANDRA SAPUTRA DIMU HELA -------------------------------------------- (2123736645)
KELOMPOK 2 (Makna Sains) :
1. CAROLUS PHILIPUS TENA ------------------------------------------------------ (2123736644)
2. HERLOVINA PAULINA ANIE --------------------------------------------------- (2123736651)
3. HARIAWAN LEDOH --------------------------------------------------------------- (2123736648)
4. HENDRIKUS SIRILUS BHOLO -------------------------------------------------- (2123736650)
KELOMPOK 3 (Manusia Dalam Iptek) :
1. YESSY VERONICA BAKO -------------------------------------------------------- (2123736663)
2. YOFRIT OLIF TAUNU ------------------------------------------------------------- (2123736665)
3. YOHANES EMNAUEL LAGA ---------------------------------------------------- (2123736667)
4. HERNIMUS NEME MUDE -------------------------------------------------------- (2123736652)
KELOMPOK 4 (Pengaruh Iptek Bagi Kehidupan Manusia) :
1. PUTRY JAMIATUN RYANTO --------------------------------------------------- (2123736655)
2. RAFEL GRIFANDRI TANGI ------------------------------------------------------ (2123736656)
3. RANGGA NOVALDY HENUKH ------------------------------------------------- (2123736660)
4. RESA JELITA FALLO -------------------------------------------------------------- (2123736661)
KELOMPOK 5 (Hubungan Sains, Teknologi, Dan Agama) :
1. BINTANG SATRIA HUKE -------------------------------------------------------- (2123736785)
2. ZAHWA TUNNISA ------------------------------------------------------------------ (2123736670)
3. YOHANES EHAK KELEN --------------------------------------------------------- (2123736666)
4. RANDI RIANTO PADATU -------------------------------------------------------- (2123736659)
KELOMPOK 6 (Penerapan Sains Dan Teknologi Dalam Kehidupan) :
1. YOHANES FALENTINO BUPU -------------------------------------------------- (2123736668)
2. PRISCA SHERLY MARLINA TUNGA ----------------------------------------- (2123736653)
3. YOHANES RIKI BAI WESA ------------------------------------------------------ (2123736669)
4. CHELVIN ELVRANDA LETDE -------------------------------------------------- (2123736646)
KELOMPOK 7 (Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam) :
1. HEN UMBU LAIYA SOBANG --------------------------------------------------- (2123736649)
2. REY LUNGALDI KORE ----------------------------------------------------------- (2123736662)
3. YOANDRO STIVEN EDISON NAITBOHO ------------------------------------ (2123736664)
4. RAHEL PELANG -------------------------------------------------------------------- (2123736657)
DAFTAR ISI
1. Makna Manusia ...................................................................................................... 1
1.1. Pengertian manusia .......................................................................................... 1
1.2. Fase kehidupan manusia .................................................................................. 1
1.3. Pengertian manusia menurut para ahli ............................................................. 2
1.4. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan
manusia sebagai makhluk individu menurut para ahli .................................... 3
1.5. Contoh manusia sebagai makhluk sosial ......................................................... 3
2. Makna Sains ........................................................................................................... 5
2.1. Pengertian sains ............................................................................................... 5
2.2. Definisi sains menurut para ahli ...................................................................... 5
2.3. Ciri-ciri sains ................................................................................................... 6
2.4. Karakteristik sains dalam masyarakat ............................................................. 6
2.5. Sains dalam dunia pendidikan ......................................................................... 7
3. Manusia Dalam Iptek .............................................................................................. 9
3.1. Pengertian iptek ............................................................................................... 9
3.2. Manfaat iptek ................................................................................................... 9
4. Pengaruh Iptek Bagi Kehidupan Manusia .............................................................. 11
4.1. Pengertian iptek ............................................................................................... 11
4.2. Dampak iptek ................................................................................................... 11
4.3. Contoh iptek ..................................................................................................... 12
4.4. Manfaat iptek ................................................................................................... 13
5. Hubungan Sains, Teknologi, Dan Agama .............................................................. 14
5.1. Manusia dengan Sains,
Teknologi, Seni, Dan Agama ........................................................................... 14
5.2. Hubungan antara agama
dengan sains, teknologi, dan seni ..................................................................... 15
6. Penerapan Sains Dan Teknologi Dalam Kehidupan ............................................... 17
6.1. Contoh hubungan sains dan
teknologi pada kehidupan sehari-hari .............................................................. 17
6.2. Dampak perkembangan sains dan teknologi ................................................... 17
7. Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam ............................................................... 20
7.1. Arti tanggung jawab keilmuan ......................................................................... 20
7.2. Sifat keterbatasan tanggung jawab keilmuan .................................................. 22
7.3. Bentuk-bentuk tanggung jawab keilmuan ....................................................... 22
1. Makna Manusia
1.1. Pengertian manusia
Pengertian manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah makhluk
yang berakal budi / mampu menguasai makhluk lain.
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya
Manusia merupakan mahluk hidup yang paling pintar di bumi. Manusia bisa
menciptakan teknologi yang membuat manusia untuk bisa hidup lebih baik.
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, sehingga manusia selalu
melakukan penelitian untuk menemukan sesuatu yang baru. Rasa ingin tahu ini tidak
terbatas di bumi saja, manusia juga telah menjelajah sampai ke luar angkasa.

1.2. Fase kehidupan manusia :


1) Bayi
Saat masih bayi kita mengalami pertumbuhan secara cepat pada tahun pertama.
Selama tahun pertama, bayi selalu bergantung pada orang tua untuk memperoleh
makanan dan perlindungan.
Pada usia 3 bulan, bayi sudah bisa membalikkan tubuhnya. Kemudian pada usia
6 bulan, bayi sudah bisa duduk.Pada usia 8 - 10 bulan, bayi akan mulai merangkak
dan berdiri diri sendiri.
Pada usia 12 - 18 bulan, mereka sudah dapat berjalan sendiri tanpa dibantu.
Masa bayi dimulai dari lahir hingga usia 2 tahun.
2) Anak anak
Setelah mencapai usia 2 - 5 tahun disebut masa kanak-kanak atau balita (anak di
bawah 5 tahun).Pada usia ini kita sudah mampu berbicara dan mengenal
lingkungan.Setelah usia 5 tahun, kita sudah mampu bersosialisasi dan mulai
masuk sekolah.Pada tahapan ini kerja otak kita semakin baik. Karena itu kita
mulai bisa berkomunikasi, bersosialisasi, berpikir, dan bersikap
3) Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia
tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa

1
remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa .remaja
merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun.
4) Dewasa
Dewasa melambangkan segala organisme yang telah matang yang lazimnya
merujuk pada manusia yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau
Wanita usia orang yang dianggap dewasa adalah 17 tahun.
5) Lansia (Lanjut usia)
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupan. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses
yang disebut Aging Process atau proses penuaaan.
Seseorang di katakan lanjut usia apa bila umurnya di atas 65 tahun.

1.3. Pengertian manusia menurut para ahli :


1) NICOLAUS D. & A. SUDIRJA : Manusia adalah bhineka,tetapi tunggal. Bhineka
karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal jasmani dan rohani
merupakan satu barang
2) ABINENO JI : Manusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang
berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana"
3) UPANISADS : Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana atau badan
4) OMAR MOHAMMADAL-TOUMY AL-SYAIBANY : Manusia adalah makhluk
yang paling mulia, manusia adalah makhluk yang berfikir, dan manusia adalah
makhluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya adalah faktor keturunan dan lingkungan.
5) SOKRATES : Manusia adalah makhluk hidup berkaki dua yang tidak mengelola
dengan kuku data dan lebar.
6) KEES BERTENS : Manusia adalah suatu makhluk yang terdiri dari 2 unsur yang
kesatuannya tidak dinyatakan.
7) I WAYAN WATRA : Manusia adalah makhluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
8) ERBE SENTANU : Manusia adalah makhluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya.
Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lain.

2
9) PAULA J. C & JANET W. K : manusia adalah makhluk terbuka, bebas memilih
makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup
secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul dengan
berbagai kemungkinan.

1.4. Faktor yang memengaruhi pertumbuhan manusia sebagai makhluk individu menurut
para ahli :
1) Pandangan NativistikPara ahli berpendapat bahwa faktor pertumbuhan yang satu
ini ditentukan oleh faktor-faktor lain yang dibawa individu sejak lahir. Artinya,
pertumbuhan seseorang ditentukan oleh faktor individu itu sendiri, baik kemiripan
dengan orang tua, bakat, dan potensi.
2) Pandangan EmpiristikFaktor pertumbuhan yang satu ini sedikit berlawanan
dengan nativistik, yakni faktor pertumbuhan seorang individu dilatarbelakangi
oleh lingkungan.
3) Pandangan KonvergensiFaktor pertumbuhan yang terakhir dapat dikatakan
kolaborasi kedua pandangan di atas. Faktor pertumbuhan individu yang satu ini
didorong oleh interaksi dasar dan lingungan sekitar

1.5. Contoh manusia sebagai makhluk sosial yaitu:


1) Gotong royong
Salah satu contoh manusia sebagai makhluk sosial adalah melakukan gotong
royong. Gotong royong adalah sebuah kegiatan yang dilakukan secara bersama
dengan bekerja sama. Tujuan dari gotong royong adalah untuk mendapatkan
sebuah tujuan yang diinginkan. Manfaat dari gotong royong adalah setiap orang
yang ikut berpartisipasi akan menikmati hasilnya secara bersama-sama dengan
adil.
Gotong royong adalah salah satu contoh nyata bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Di dalam kegiatan gotong royong, manusia akan saling membutuhkan.
Sehingga akan saling membantu. Gotong royong juga akan meningkatkan
solidaritas antar masyarakat. Contoh kecil dari kegiatan gotong royong adalah
membersihkan lingkungan sekitar bersama-sama.
2) Memiliki rasa empati dan simpati
Contoh lain yang menunjukan bahwa manusia adalah makhluk sosial yaitu
memiliki rasa empati dan simpati. Empati dan simpati adalah sebuah perasaan

3
yang ditujukan untuk orang lain yang sedang mengalami sebuah masalah atau
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Perbedaan dari keduanya terletak pada perasaan
yang dialami. Simpati adalah sebuah rasa iba atau kasihan, sedangkan empati
melebihi itu.
Contohnya saat seseorang mengalami musibah kebakaran. Seseorang yang
bersimpati akan memberikan belasungkawanya dan dukungan untuk orang yang
sedang mengalami musibah tersebut. Namun berbeda dengan empati, seseorang
yang berempati akan lebih memberikan aksinya dalam bentuk perbuatan. Seperti
membantu menyelesaikan masalah dengan memberikan sebuah makanan atau
pakaian pada orang yang terkena musibah kebakaran tersebut.
3) Membantu orang lain
Contoh selanjutnya yang menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial
adalah sikap membantu orang lain. Dapat dikatakan, saling membantu adalah ciri
atau contoh utama bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Setiap manusia pasti membutuhkan bantuan orang lain untuk dirinya. Begitupun
sebaliknya, setiap manusia pasti memiliki naluri alami untuk membantu orang
lain. Hal itu karena manusia adalah makhluk sosial yang saling bergantung pada
manusia lainnya.
Ketika seorang manusia membantu manusia lain, hal yang tidak disadari bahwa ia
juga membantu dirinya sendiri. Sehingga ketika terjadi sebuah masalah atau ia
membutuhkan sesuatu, orang yang dibantunya akan membantunya balik. Timbal
balik ini adalah bentuk dan contoh dari manusia adalah makhluk sosial.

4
2. Makna Sains
2.1. Pengertian sains
Pengertian sains sains merupakan salah satu kajian ilmu yang mempelajari gejala-
gejala kealaman sebagai proses, sains merupakan cara kerja yang sistematis dan
komprehensifdengan metode ilmiah yang meliputi pengamatan, membuat hipotetis,
merancang dan melakukan percobaan, mengukur dan proses-proses pemahaman
kealaman lainya sebagai produk kajian sain menghasilkan teori, hukum, potsulat,
kaidah-kaidah dan sebagainya. Sebagai sikap kaajian sain menghasilkan sikap
menghargai, menghormati, merasakan, menimbulkan keingintahuan, dan sebagainya.
Secara umum proses sains terdiri dari memecahkan masalah, merencanakan
percobaan, mengumpulkan data, melaporkan dan mengolah data, menefsirkan data,
dan mengkomunikasikan hasil dan kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan pada
proses sains disebut metode ilmiah atau proses ilmiah.

2.2. Definisi Sains Menurut Para Ahli


• Menurut Sardar (1987-1961)
Sains adalah sarana pemecahan masalah mendasar dari setiap peradaban. Tanpa
sains, lanut Sardar (1987, 161) suatu peradaban tidak dapat mempertahankan
struktur-struktur politik dan sosialnya atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
rakyat dan budayanya .
• Menurut Webster’s New Collegiate
Sains adalah pengetahuan yang dicapai melalui studi atau praktek atau
pengetahuan yang memiliki kebenaran dari pengoperasian ilmu misalnya yang
diperoleh dan diuji melalui metode ilmiah.
• Menurut Wigner
Definisi sains dapat diartikan sebagai gudang atau penyimpanan pengetahuan
tentang gejala-gejala alam. Pengertian sains juga mencakup pengetahuan tentang
dunia alamiah yang diperoleh dari interaksi indra dengan dunia tersebut
• Menurut Sund
Menurut Sund bahwa pengertian ilmu sains adalah sebagai produk dan proses hal-
hal yang berkaitan dengan sikap ilmiah, metode ilmiah dan produk ilmiah.
• Menurut Romano Hare

5
Sains adalah kumpulan teori-teori yang telah diuji kebenarannya, menjelaskan
tentang pola pola dan keteraturan maupun ketidakteraturan dari gejala yang
diamati dengan seksama.
• Menurut KKBI
Arti sains dapat dilihat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Makna sains versi
KBBI adalah ilmu pengetahuan pada umumnya, pengetahuan sistematis tentang
alam dan dunia fisik termasuk di dalamnya botani, fisika, kimia, geologi, zoologi,
dan sebagainya serta pengetahuan sistematis yang diperoleh dari sesuatu
observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau
prinsip sesuatu yang sedang diselidiki, dipelajari dan sebagainya.

2.3. Ciri-ciri sains


Ada beberapa unsur-unsur sains dan ciri-ciri sains yang membedakan dengan bidang
ilmu pengetahuan lainnya. Berikut merupakan beberapa ciri-ciri sains selengkapnya :
1. Sains adalah logis, rasional, dan wajar.
2. Ilmu membuat klaim yang terdefinisi yang didasarkan pada bukti baik yang
tersedia.
3. Hipotesis ilmiah harus bersifat falsifable.
4. Eksperimen Ilmiah harus dapat diulang dalam kondisi yang sama.
5. lmu memandang adanya kesenjangan yang tidak dapat dijelaskan dala teori atau
juga bukti kecurigaan.
6. Ilmu membutuhkan adanya upaya objektivitas, baik dari kontrol variabel dan
bias.
7. Ilmu menuntut penggunaan kejujuran dari metode ilmiah dan juga laporan jujur
8. Sains tidak menerima kebetulan atau juga korelasi yang tidak terbukti.
9. Persimoni atau juga kesederhanaan atau penjelasan yang sederhana.

2.4. Karakteristik Sains Dalam Masyarakat


Pendekatan sains dalam masyarakat merupakan inovasi yang berorientasi bahwa sains
sebagai bidang ilmu yang tidak terpisahkan dan realitas kehidupan masyarakat sehari-
hari dan melibatkan siswa secara aktif. Dalam pembelajaran konsep-konsep sains yang
terkait. Karakteristik pendekatan sains dalam masyarakat memiliki beberapa nilai
tambah, baik yang merupakan sasaran utama maupun yang berbentuk dampak
pengiring Nilai tambah yang merupakan sasaran utama antara lain: (1) melalui

6
pendekatan sains teknologi masyarakat dapat membuat pengajaran sains lebih
bermakna karena langsung berkaitan dengan permasalahan yang muncul pada
kehidupan sehari-bari, wawasan masyarakat tentang peranan sains dalam kehidupan
nyata. (2) sains teknologi masyarakat dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep, keterampilan proses, kreativitas dan sikap menghargai
produk teknologi serta bertanggungjawab atas masalah yang muncul.

2.5. Sains Dalam Dunia Pendidikan


Secara umum, pembelajaran idealnya dapat menyeimbangkan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Seperti halnya dalam pembelajaran, ruang lingkup sains dapat dikaji
dari tiga komponen utama tersebut yakni sains dilihat dari aspek produk (pengetahuan),
aspek keterampilan proses (psikomotorik), dan aspek sikap ilmiah (afektif). Aspek
produk dalam sains meliputi beragam produk dan hasil temuan dalam sains diantaranya
fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Beragam isu yang dapat diangkat sebagai
kajian dalam literasi sains adalah kesehatan, sumber daya alam, lingkungan, dan
bencana alam. Bagaimana mengenalkan peserta didik pada kondisi aman bencana,
meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap energi, air, pengelolaan sampah dan
menjaga kelangsungan keanekaragaman hayati merupakan beberapa contoh isu yang
dapat diangkat oleh guru menjadi sebuah aktivitas untuk mengoptimalkan literasi sains
peserta didik sekolah dasar.
a. Proses literasi sains dalam Pendidikan
Aktivitas di atas dapat dilakukan oleh peserta didik melalui beragam aktivitas di
antaranya kegiatan ekstrakurikuler sains, karya ilmiah untuk anak sekolah dasar,
pekan literasi sains, dan kegiatan lain yang sejenis. Kegiatan ini diharapkan dapat
memfasilitasi peserta didik dalam melakukan eksplorasi sains secara lebih
mendalam, di samping itu dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran sains
yang notabene masih minim dengan ragam praktik dan eksplorasi sains
(Kemendikbud, 2019: i). Melalui aktivitas sains ini, beragam keterampilan proses
sains dapat dioptimalkan seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasi,
memprediksi, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Beragam
pendekatan dalam mengoptimalisasi literasi sains peserta didik di sekolah dasar
dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya proses observasi, klasifikasi,
pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar. Beragam aktivitas literasi sains di satuan pendidikan

7
sekolah dasar dapat memanfaatkan beberapa sarana dan kegiatan, (lihat lampiran).
Strategi utama Gerakan Literasi Sains di sekolah dasar berupa literasi sains yang
sifatnya lintas kurikulum. Kegiatan yang dapat dilakukan berupa pendekatan
penerapan literasi sains secara konsisten dan menyeluruh di sekolah untuk
mendukung pengembangan literasi sains bagi setiap peserta didik. Keterampilan
literasi sains secara eksplisit diajarkan di dalam mata pelajaran, tetapi peserta
didik diberikan berbagai kesempatan untuk menggunakan sains di luar mata
pelajaran sains di berbagai situasi. Menggunakan keterampilan sains lintas
kurikulum memperkaya pembelajaran bidang studi lainnya dan memberikan
kontribusi dalam memperluas dan memperdalam pemahaman sains. Selain
melalui kurikulum, literasi sains juga dimunculkan di dalam lingkungan sekolah
b. Sumber belajar literasi sains
Pengembangan ragam sumber belajar berbasis literasi sains di satuan pendidikan
dapat dilakukan satuan pendidikan dan guru, antara lain sebagai berikut:
1) Penyediaan buku-buku berkaitan dengan sains, baik fiksi, nonfiksi, maupun
referensi yang sejalan dengan perkembangan peserta didik sekolah dasar.
Bukubuku dimaksud merupakan buku bermutu yang dapat diakses oleh
warga sekolah akan berpengaruh dalam mencetak warga sekolah yang literat
sains
2) Penyusunan dan pengembangan bahan ajar berupa rancangan proses
pembelajaran yang berisi hakikat sains, literasi sains, pola pikir sistem
(system thinking), serta bekerja dan berpikir kolaboratif.
3) Penggunaan permainan tradisional edukatif tentang sains yang dapat
memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Permainan edukatif dapat
dikembangkan dalam berbagai bentuk baik secara fisik maupun online.
4) Kegiatan Festival Literasi Sains dengan dengan berbagai aktivitas, misalnya:
▪ Pelibatan orang tua untuk melakukan kegiatan bersama dengan peserta
didik dalam membuat atau mengembangkan alat peraga dan permainan
sains di rumah.
▪ Pameran hasil karya proyek peserta didik (hasil Project-Based Learning)
yang bersifat interdisipliner dengan sains sebagai salah satu unsurnya.

8
3. MANUSIA DALAM IPTEK
3.1. Pengertian Iptek
IPTEK artinya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. IPTEK merupakan ilmu yang
mempelajari tentang perkembangan teknologi berdasarkan ilmu pengetahuan. Dalam
perkembangan global, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan
membentuk sebuah kemajuan.

3.2. Manfaat Iptek


yang paling terlihat dari IPTEK adalah membuat hidup lebih mudah. Ilmu pengetahuan
telah memberi manusia kesempatan untuk mengejar masalah sosial seperti etika,
estetika, pendidikan, dan keadilan; untuk menciptakan budaya; dan untuk
memperbaiki kondisi manusia. Ilmu pengetahuan kemudian menciptakan teknologi
canggih yang bisa mempermudah pekerjaan manusia.
IPTEK memberi manfaat pada berbagai bidang kehidupan. Secara umum manfaat
IPTEK adalah:
• Mempermudah komunikasi.
• Mempermudah pekerjaan manusia.
• Waktu yang digunakan lebih efisien.
• Dapat membantu manusia dalam meningkatkan dan memanfaatkan sumber
energi baru yang berguna untuk kelangsungan hidup manusia.
• Sumber daya alam yang ada di bumi ini lebih mudah dikelola dengan optimal
dan berkualitas.
• Banyaknya industri baru dan perusahaan baru yang dapat memberikan
lapangan pekerjaan, sehingga bisa mengurangi penggangguran.
• Mengurangi pemakaian bahan alami yang semakin langka.
• Dapat membawa manusia ke zaman yang lebih maju dan modern.

contoh IPTEK yang bermanfaat untuk kehidupan kita saat ini:

• Teknologi internet
• Teknologi smartphone, laptop, komputer, smartwatch dan piranti-piranti lain
yang terhubung dengan internet.
• Media komunikasi seperti TV, Radio dan lainya.

9
• Teknologi dalam bidang kedokteran seperti hanya kontrasepsi, operasi CT
Scan, dalam bidang padangan pangan dan pertanian juga tak kalah banyak
seperti traktor dan lainya.
• Berbagai perangkat elektronik dan transportasi seperti pesawat terbang, kereta
api, dan sebagainya.

10
4. Pengaruh Iptek Bagi Kehidupan Manusia
4.1. Pengertian iptek
IPTEK merupakan akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang kerap
digunakan saat membahas mengenai perkembangan teknologi, atau adanya
perkembangan suatu disiplin ilmu. Perkembangan IPTEK sendiri terjadi karena
adanya globalisasi. Kemajuan di bidang teknologi ini membantu kehidupan manusia.
Contohnya saja pembaruan teknologi di bidang transportasi, komunikasi, dan masih
banyak lagi.
Berikut pengertian teknologi menurut para ahli
o Capra
Teknologi adalah satu pembahasan sistematis, atas seni terapan. Acuan arti
teknologi ini berasal dari kata Yunani "techne" artinya wacana seni.
o Manuel Castells
Manuel Castells mendefinisikan teknologi sebagai sekumpulan alat, aturan, dan
prosedur penerapan dari pengetahuan ilmiah.
o Arnold J. Toynbee
Menurut Toynbee, teknologi merupakan karakteristik kemuliaan manusia.
Pendapat ini didasarkan atas perkembangan kebutuhan manusia yang tidak
hanya hidup untuk makan, melainkan terus mencari sesuatu yang lebih dalam
hidup.
o Miarso
Teknologi merupakan sebuah proses untuk meningkatkan nilai tambah. Proses
ini dapat digunakan dan menghasilkan produk tertentu. Selain itu teknologi
menjadi bagian dari sebuah integral yang terdapat di sistem tertentu.

4.2. Dampak iptek


a. Dampak positif
- Perkembangan IPTEK memberikan dampak positif dan negatif dalam
kehidupan manusia. Berikut dampak positif bagi manusia:
- Mempercepat dan memudahkan proses informasi dan distribusi di bidang
ekonomi Dapat meningkatkan produksi
- Memberikan manfaat dan kemudahan untuk manusia Menambah ilmu
pengetahuan Memudahkan interaksi sosial masyarakat

11
- Kualitas pendidikan bertambah
- Harga barang di pasar global dapat bersaing
- Produk yang dijual lebih luas untuk perusahaan dan industry
b. Dampak negative
- Semakin berkurangnya budaya tradisional
- Maraknya tindak kejahatan di bidang teknologi, contohnya cybercrime
- Munculnya sifat konsumtif (membeli barang secara berlebihan)
- Penyebaran berita bohong atau hoax semakin mudah Individu bersikap anti
sosial

4.3. Contoh IPTEK


IPTEK memberikan pengaruh besar untuk masyarakat. Teknologi menjadi alat yang
digunakan manusia saat ini. Kemunculan teknologi penting untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan. Berikut contoh IPTEK:
1. Telepon Seluler
Ponsel pintar atau smartphone sekarang ini semakin berkembang. Dahulu ponsel
genggam hanya digunakan sebagai sarana komunikasi yang berkembang tahun
1990-an. Namun, dewasa ini ponsel pintar digunakan untuk berbagai kebutuhan,
seperti belanja online, belajar, menonton video, mendapatkan informasi, dan masih
banyak lagi.
2. Satelit
Indonesia memiliki satelit yang dinamakan Sistem Komunikasi Satelit Domestik
(SKSD) Palapa. Satelit ini digunakan untuk mengakses informasi dari perangkat
elektronik seperti radio, ponsel, dan televisi.
3. Komputer dan Internet
Komputer yang terhubung internet digunakan masyarakat untuk bisnis,
telekomunikasi, dan pendidikan. Jaringan internet ini bermanfaat untuk akses
komunikasi jarak jauh.
4. Televisi
Televisi sebagai media penyampai informasi. Televisi di Indonesia menyiarkan
tayangan hiburan dan informatif. Televisi dikenalkan di Indonesia tahun 1962
dengan siaran pertama televisi Republik Indonesia (TVRI).

12
5. Transportasi
Kemudahan IPTEK membuat pembaruan di bidang transportasi seperti darat, laut,
dan udara. Contoh transportasi yang berkembang di Indonesia yaitu pesawat, kapal
laut, kapal selam, kereta api, dan bus.

4.4. Manfaat iptek


a. Bidang Pendidikan
- IPTEK memudahkan guru dan siswa untuk proses pembelajaran
- Metode pelajaran yang menarik dan informatif
- memudahkan siswa untuk memahami materi yang diajarkan
- Adanya IPTEK membantu pembelajaran jarak jauh
- Teknologi memudahkan tenaga pendidik untuk mengolah data
b. Sosial Budaya
- IPTEK meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan di beberapa negara
Teknologi memudahkan manusia untuk melakukan pekerjaan lebih mudah.
Contohnya wanita yang bisa bekerja menggunakan teknologi, karena pekerjaan
dahulu dikerjakan oleh laki-laki
- Ekonomi dan Industri
- Negara mengalami ekonomi yang terus bertumbuh
- IPTEK dapat meningkatkan produktivitas di industri
- Terjadi daya saing tinggi dalam pekerjaan, sehingga pencari kerja
membutuhkan wawasan dan keahlian yang sesuai
- Perusahaan dan industri membuka lapangan pekerjaan untuk mengurangi
pengangguran
- Informasi dan Komunikasi
- Teknologi memudahkan manusia untuk mengakses informasi lebih cepat dan
akurat
- Memudahkan komunikasi jarak jauh
- Adanya internet memudahkan layanan perbankan
- Membantu manusia memanfaatkan sumber energi baru
- Memberikan kebutuhan dan kehidupan lebih maju

13
5. Hubungan Antara Manusia, Sains, Teknologi, Seni Dan Agama
5.1. Keterkaitan Manusia dengan Sains, Teknologi, Seni, Dan Agama
Manusia dengan komponen tubuhnya mampu memenuhi kebutuhan fisik maupun
psikisnya. Upaya untuk memenuhi kebutuhan belum tentu mudah. Manusia harus
menyesuaikan diri dengan alam seperti yang tercermin dalam pandangan-pandangan
hidup tradisional. Dengan kearifan tradisionalnya manusia tidak mengeksploitasi alam
tetapi mengambil sesuatu darialam berdasarkan kebutuhannya saat tertentu. Manusia
“modern” yang dibekali dengan ilmu pengetahuan modern ketika berhadapan dengan
alam,mempertanyakan bagaimana kita mengolah alam tersebut. Di sini muncul
pertanyaan teknologi apa yang harus dipersiapkan dalam mengeksploitasi alam untuk
memenuhi kebutuhan yang makin kompleks. Dalam mengatasi hambatan fisik, tangan
yang lemah dan tumpul tidak memungkinkan untuk merobohkan pohon besar. Untuk
merobohkannya maka manusia menggunakan alat-alat seperti kampak, parang, gergaji
yang merupakan buatan manusia. Tindakan manusia dalam membuat dan
menghasilkan alat-alat tersebut berarti manusia bertingkah laku secara teknologi.
Sedangkan alat-alat tersebut adalah artefak teknologi. Selain ilmu, teknologi dikatakan
sebagai paket untuk memenuhi kebutuhan akan keindahan yaitu seni. Seni
berkembang dari kebutuhan dalam menciptakan symbol-simbol, suara, ranah persepsi
yang mengekspresikan lebih dari hedonistis dan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Hingga sekarang kemanfaatan sains, teknologi dan seni lebih terasa meringankan
beban hidup manusia dalam mengangkut barang, menghemat waktu dan
memanfaatkan sumber daya baru yang efektif. Sains, teknologi, seni dan agama
merupakan hal yang sangat berkaitan erat dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan
manusia. Tanpa ilmu atau sains tidak akan lahir teknologi, sedangkan tanpa teknologi,
ilmu sulit berkembang pesat. Baik ilmu maupun teknologi memerlukan sentuhan seni
dalam pengembangannya. Manusia memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber
dan melalui banyak cara dan jalan, tetapi semua pengetahuan pada akhirnya berasal
dari Tuhan, dan disitulah peran agama dibutuhkan. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa”, sementara teknologi untuk mengetahui “bagaimana”. Sains sebagai
suatu badan pengetahuan, dan teknologi sebagai seni yang saling berinteraksi dengan
ilmu pengetahuan, sedangkan agama sebagai alat untuk mengontrol dan menstabilkan
perkembangan ilmu atau sains, teknologi, dan seni untuk mewujudkan keselarasan
hidup guna menciptakan kerukunan dan perdamaian umat beragama di seluruh dunia.

14
Sumbangan sains, teknlogi dan seni terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia
tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan
kenyataan bahwa sains, teknologi dan seni mendatangkan malapetaka dan
kesengsaraan bagi manusia. Kalaupun sains, teknologi dan seni mampu mengungkap
semua kenyataan rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti teknologi sinonim dengan
kebenaran. Sebab sains, teknologi dan seni hanya mampu menampilkan kenyataan,
bukan kebenaran.
Dari adanya kemajuan sains, teknologi dan seni banyak kalangan yang mencemaskan.
Diantara kecemasan itu berkisar pada akibat-akibat negatif yang ditimbulkannya.
Misalnya penemuan obat bius, yang mestinya dapat dimanfaatkan di bidang medis,
tetapi akhirnya bisa beralih fungsi karena disalah gunakan oleh pemakainya sehingga
menjadi sebuah alat untuk memperkosa wanita. Hal yang menjadi permasalahan
sekarang adalah alat apa yang dapat digunakan oleh manusia untuk mengerem
pengaruh-pengaruh negatif dari dampak kemajuan sains dan teknologi itu? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, rupanya hanya agama yang sanggup untuk
menawarkan pandangan-pandangan yang positif. Di sinilah, peran agama sebagai
pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali.
5.2. Hubungan antara agama dengan sains, teknologi dan seni, yaitu :
1) Berseberangan atau bertentangan, Agama mendasari pengembangan sains,
teknologi dan seni atau sains, teknologi dan seni mendasari penghayatan agama.
Pola hubungan pertama adalah pola hubungan yang negatif, saling tolak. Apa yang
dianggap benar oleh agama dianggap tidak benar oleh sains, teknologi dan seni.
Demikian pula sebaliknya. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan sains,
teknologi dan seni akan menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran agama
dan pendalaman agama dapat menjauhkan orang dari keyakinan akan kebenaran
ilmu pengetahuan. Orang yang ingin menekuni ajaran agama akan cenderung untuk
menjauhi ilmu sains, teknologi dan seni yang dikembangkan oleh manusia. Pola
hubungan pertama ini pernah terjadi di zaman Galileio-Galilei. Ketika Galileo
berpendapat bahwa bumi mengitari matahari, sedangkan gereja berpendapat bahwa
mataharilah yang mengitari bumi, maka Galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia
dihukum karena dianggap menyesatkan masyarakat.
2) Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai,
Pola hubungan ke dua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran sains, teknologi dan seni yang bertentangan dengan kebenaran agama

15
makin tidak dapat disangkal sementara keyakinan akan kebenaran agama masih
kuat di hati, jalan satu-satunya adalah menerima kebenaran keduanya dengan
anggapan bahwa masing-masing mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda.
3) Tidak bertentangan satu sama lain,
Pola hubungan ketika adalah kebenaran agama dipisahkan sama sekali dari
kebenaran sains, teknologi dan seni. Konflik antara agama dan ilmu pengetahuan,
apabila terjadi, akan diselesaikan dengan menganggapnya berada pada wilayah
yang berbeda. Dalam pola hubungan seperti ini, pengembangan sains, teknologi
dan seni tidak dikaitkan dengan penghayatan dan pengamalan agama seseorang
karena keduanya berada pada wilayah yang berbeda. Baik secara individu maupun
komunal, pengembangan yang satu tidak mempengaruhi pengembangan yang lain.
Pola hubungan seperti ini dapat terjadi dalam masyarakat sekuler yang sudah
terbiasa untuk memisahkan urusan agama dari urusan negara/masyarakat. Pola ke
tiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran
agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan tetapi juga tidak
saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan sains,
teknologi dan seni, ajaran agama tidak dikaitkan dengan sains, teknologi dan seni
sama sekali. Dalam masyarakat di mana pola hubungan seperti ini terjadi,
penghayatan agama tidak mendorong orang untuk mengembangkan sains,
teknologi dan seni. Pengembangan sains, teknologi dan seni tidak mendorong orang
untuk mendalami dan menghayati ajaran agama. Keadaan seperti ini dapat terjadi
dalam masyarakat sekuler. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan
pemisahan agama dan negara/masyarakat. Maka, ketika agama bersinggungan
dengan sains, teknologi dan seni, persinggungan itu tidak banyak mempunyai
dampak karena tampak terasa aneh apabila dikaitkan.
4) Saling mendukung satu sama lain,
Pola hubungan yang ke empat adalah pola hubungan yang positif. Terjadinya pola
hubungan seperti ini mensyaratkan tidak adanya pertentangan antara ajaran agama
dan sains, teknologi dan seni serta kehidupan masyarakat yang tidak sekuler.

16
6. Penarapa Sains Dan Teknologi Dalam Kehidupan
6.1. Contoh hubungan sains dan teknologi pada kehidupan sehari-hari :

- Penerapan ilmu fisika tentang lensa menghasilkan produk teknologi seperti


mikroskop dan teleskop. Mikroskop digunakan untuk melihal obyek yang sangat
kecil seperti bakteri, sehingga klasifikasi bakteri bisa dilakukan. Hasil
klasifikasinya dapat membantu dalam bidang kedokteran dan industri makanan.
- Penerapan ilmu elektro dapat menghasilkan robot yang bermanfaat dalam bidang
industri, manufaktur, kesehatan, dan sebagainya. Robot juga bisa berperan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dalam kegiatan penelitian yang tidak mungkin
dilakukan oleh manusia, seperti penyelaman ke dasar laut dalam dan penelitian
gunung berapi.

6.2. Dampak Perkembangan Sains dan Teknologi

Pada satu sisi, perkembangan sains dan teknologi memang telah membawa manfaat
luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Pada sisi lain, pesatnya kemajuan
sainsdan teknologi membawa pengaruh negatif. Gejala dehumanisasi merupakan salah
satu dampak negatif sains dan teknologi. Gejala dehumanisasi yaitu tergerusnya nilai-
nilai kemanusiaan.
Berikut adalah dampak perkembangan sains dan teknologi dalam berbagai bidang:
1. Bidang informasi dan komunikasi
• Dampak Positif
- Informasi terbaru di belahan bumi bagian manapun dapat diketahui
denganmudah melalui internet.
- Komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan handphone.
• Dampak Negatif
- Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris.
- Penggunaan situs tertentu yang disalahgunakan oleh pihak tak
bertanggung jawab demi tujuan tertentu.
2. Bidang Ekonomi dan Industri
• Dampak Positif
- Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.
- Terjadinya industrialisasi.

17
• Dampak negative
- Pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi
sesuaikebutuhan.
- Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi
akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan.
3. Bidang Sosial dan Budaya
• Dampak Positif
- Meningkatnya rasa percaya diri.
- Tekanan dan kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai
konsekuensi globalisasi akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun,
dan pekerja keras.
• Dampak Negatif
- Kemerosotan moral di masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan
pelajar.
- Pola interaksi antar manusia berubah menjadi lebih tertutup.
4. Bidang Pendidikan
• Dampak Positif
- Kehadiran media massa khususnya media elektronik dapat menjadi
sumberilmu dan pusat pendidikan.
- Tercipta metode-metode pembelajaran bar, yang memudahkan siswa dan
gurudalam proses pembelajaran.
• Dampak Negatif
- Kerahasiaan alat tes semakin terancam.
- Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk
melakukantindak kriminal.
5. Bidang politik
• Dampak Positif
- Timbulnya kelas menengah baru.
- Di bidang politik internasional terdapat kecenderungan tumbuh
regionalisme.

18
• Dampak Negatif
- Penggunaan persenjataan canggih untuk menyerang pihak lain demi
kekuasaan dankekayaan.
- Terorisme yang semakin merajalela.

Kesimpulan Sains dan teknologi adalah hal yang tak dapat lepas dari kehidupan manusia.Sains
dan teknologi akan terus berkembang seiring perkembangan peradaban manusia didunia. Pada
hakikatnya sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan.Perkembangan
sains sangat berpengaruh pada perkembangan teknologi begitu pula sebaliknya. Perkembangan
sains dan teknologi tidak hanya memberikan kemudahan bagimanusia namun juga dapat
menimbulkan dampak negatif.

19
7. Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam
7.1. Arti Tanggung Jawab keilmuan.
Aholiab Watloly (2001: 207-221) telah meletakkan berbagai prinsip dasar dalam hal
memahami tanggungjawab pengetahuan dan keilmuan. Istilah tanggung jawab, secara
etimologis menunjuk pada dua sikap dasar ilmu dan ilmuwan, yaitu; tanggung dan
jawab. Ilmu dan ilmuan, termasuk lembaga keilmuan, dalam hal ini, wajib
menanggung dan wajib menjawab setiap hal yang diakibatkan oleh ilmu itu sendiri
maupun permasalahan-permasalahan yang tidak disebabkan olehnya. Ilmu, ilmuwan,
dan lembaga.
keilmuan bukan hanya berdiri di depan tugas keilmuannya untuk mendorong
kemajuan ilmu, dalam percaturan keilmuan secara luas, tetapi juga harus berdiri di
belakang setiap akibat apa pun yang dibuat oleh ilmu, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Ilmu dalam ilmuwan, termasuk lembaga keilmuan, tidak dapat
mencuci tangan dan melarikan diri dari tanggung jawab keilmuannya.Tanggung jawab
mengandung makna penyebab (kausalitas), dalam arti "bertanggung jawab atas".
Tanggung jawab dalam arti demikian berarti; apa yang harus ditanggung. Subyek yang
menyebabkan dapat diminta pertanggungjawabannya, meskipun permasalahan -
permasalahan tersebut tidak disebabkan oleh ilmu atau ilmuwan itu sendiri. Aspek
tanggung jawab sebagai sekap dasar keilmuan, dengan ini, telah menjadi satu dalam
kehidupan keilmuan itu sendiri dan sulit dipisahkan. Tanggung jawab keilmuan, tidak
dapat dilepaspisahkan dari perkembangan pengetahuan maupun keilmuan dari abad ke
abad.
Berbicara mengenai tanggung jawab keilmuan, adalah sesuatu hal yang secara tidak
langsung mengenai tanggung jawab manusia, dalam hal ini, ilmuwan yang; mencari,
mempraktikkan, dan menerapkan, atau menggunakan ilmu atau pengetahuan tersebut
dalam kehidupan. Maksudnya, ilmu sebagai bagian dari kebijaksanaan manusia
dengan segala usaha sadar yang dilakukan untuk memanusiakan diri dan
lingkungannya, tidak dapat dipisahkan dari aspek tanggung jawab dimaksud. Ilmu dan
ilmuwan, sebagai seorang anak manusia, karenanya, wajib menanggung setiap akibat
apa pun yang disebabkan oleh ilmu itu sendiri, baik dari sisi teoretisnya maupun sisi
praktiknya. Ilmu dan ilmuwan juga wajib menjawab dalam arti merespons dan
memecahkan setiap masalah yang diakibatkan oleh ilmu maupun yang tidak
disebabkan oleh ilmu itu sendiri. Tanggung jawab keilmuan, dalam ini, bukan

20
merupakan beban atau kuk, tetapi merupakan ciri martabat keilmuan dan ilmuwan itu
sendiri. Konsekuensinya, semakin tinggi ilmu maka semakin tinggi dan besar
tanggung jawab yang diemban oleh ilmu, ilmuwan dan lembaga keilmuan itu sendiri.
Kadang-kadang, tanggung jawab keilmuan tidak disebabkan oleh ilmu itu sendiri,
misalnya; dalam hal menyelesaikan setiap persoalan kemanusiaan, seperti; bencana
alam, keadaan alam yang kritis, konflik sosial, dan sebagainya. Tanggung jawab
keilmuan bukan saja dalam arti yang normative, misalnya berkaitan dengan aspek
moral yang bersifat legalistik saja, tetapi mencakup aspek yang lebih luas. Misalnya,
tanggung jawab keilmuan dalam menyelasaikan berbagai bentuk akibat perubahan
sosial yang berdampak terhadap tatanan moral masyarakat. Jadi, tanggungjawab
keilmuan juga memilki arti, mendudukkan manusia pada kedudukan martabat dirinya,
sehingga di satu sisi tidak diperalat oleh ilmu dan ilmuwan demi mencapai prestise
dan supremasi ilmu, atau di sisi lain, tidak tergilas oleh kebodohan dan kemelaratan
hidup karena lingkaran setan ketidaktahuan yang melilit dirinya.
Di sisi lain, tanggung jawab keilmuan mesti di dasarkan pada keputusan bebas
manusia, sehingga melalui tanggung jawan keilmuan maka ilmu, ilmuwan, manusia
serta masyarakat dibebaskan atau dijernihkan dari berbagai pengaruh emosional, sikap
curiga, dendam, buruk sangka, dan berbagai sikap irasional. Konsekuensinya,
tanggung jawab keilmuan harus terus mengalir dari dalam lautan luas tindakan
manusia (ilmuwan) yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab keilmuan menyangkut, baik masa lalu, masa kini, maupun masa
depan. Alasannya, karena penanganan ilmu atas realitas selalu cenderung berat
sebelah. Kenyataan tersebut telah banyak berpengaruh terhadap gangguan
keseimbangan kosmos (alam) seperti; pembasmian kimiawi dari hama tanaman,
sistem pengairan, keseimbangan jumlah penduduk, dan sebaginya. Juga, hal itu
menyangkut gangguan terhadap tatanan sosial dan keseimbangan sosial. Artinya, ilmu
lah yang telah mengemukakan bahwa tatanan alam dan masyarakat harus diubah dan
dikembangkan maka ilmu pula lah yang bertanggung jawab menjaganya agar dapat
diubah dan dikembangkan dalam sebuah tatanan yang baik, demi konseistensi
kehidupan, regulasi historis, dan keberlanjutan ekologis.
Tanggung jawab keilmuan mana didasarkan pada kesadaran bahwa ilmu selalu
merupakan sesuatu yang sifatnya masih belum rampung. Artinya, upaya keilmuan
tidak dapat meniadakan tanggung jawabnya yang lama, tetapi selalu menampilkannya
dalam kesegaran tanggung jawab yang selalu baru. Jadi, ilmuan harus terbuka pada

21
tanggung jawabnya yang baru walaupun hal itu tidak pernah dialami oleh
pendahulunya.

7.2. Sifat Keterbatasan Tanggung jawab Keilmuan.


Salah satu ciri pokok dari tanggung jawab keilmuan itu adalah sifat keterbatasan.
Tanggung jawab keilmuan memiliki sifat keterbatasan, dalam arti bahwa, tanggung
jawab itu sendiri tidak diasalkan atau diadakan sendiri oleh ilmu dan ilmuwan sebagai
manusia, tetapi merupakan pemberian kodrat. Sebagaimana manusia tidak dapat
menciptakan dirinya sendiri, tetapi menerimanya sebagai pemberian kodrat maka
demikian pula halnya ia tidak dapat menciptakan tanggung jawab. Manusia hanya
menerima dirinya dan tanggung jawabnya, serta menjalaninya sebagai sebuah
panggilan kodrati dan tunduk padanya.
Konsekuensinya, ilmuwan sebagai manusia tidak bertanggung jawab atas tanggung
jawab keilmuannya, sebab manusia tidak dapat dimintai pertanggung jawaban atas
kenyataan mengapa ia bertanggung jawab, sebab hal itu merupakan tugas yang
diterima dan dijalani atas dasar pemberian kodratnya. Manusia tidak bertanggung
jawab pada tanggung jawab, tetapi ia menerima tanggung jawab itu sebagaimana
adanya, dan menjalaninya dengan segala keterbatasannnya. Ilmuwan sebagai manusia,
menjalani tanggung jawab keilmuannya dengan segala keterbatasannya, baik secara
natural, kodrati, maupun dari keterbatasan keilmuannya sendiri. Pandangan tersebut
hendak menegaskan, betapa pentingnya bagi seorang ilmuwan memiliki suatu
"kepekaan besar" untuk membaca dan menjalankan tanggung jawab keilmuannya itu
secara baik, dan tidak boleh memandang dirinya serba bisa, serba oke, dan serba benar.

7.3. Bentuk-bentuk Tanggung jawab Keilmuan.


a. Tanggung jawab sosial. Ilmu bukan saja bersifat sosial, tetapi membutuhkan
tanggungjawab sosial, karena melalui suasana sosial itu ilmu dapat bertumbuh
subur secara efektif dan bertambah luas. Aneka kasus sosial dalam masyarakat
membutuhkan penanganan dan penyelesaian secara keilmuan. Ilmuwan dengan
kemampuan pengetahuannya yang cukup, dapat memberi argumentasi, kajian
kritis, dan membangun opini masyarakat mengenai permasalahan kehidupan yang
dihadapi. Misalnya, penganggulangan kemiskinan, penyakit, atau masalah nilai-
nilai sosial dalam pembangunan sehingga masyarakat tidak tercabut dari akar
kehidupan sosialnya yang khas. Ilmu dan ilmuan bertanggung jawab dalam hal

22
memberikan prediksi atau ramalan serta peringatan dinih mengenai permasalahan
yang akan dihadapi masyarakat, baik yang nyata (manifest) maupun tersembunyi
(laten) atau yang bersifat gejala. Misalnya, dalam melakukan resolusi konflik dan
membangun manajemen perdamaian guna mewujudkan ciri masyarakat yang
mampu mencegah dan mengatasi konflik serta membangun sistem kedamian yang
langgeng guna mmemperlancar pembangunan dalam mewujudkan masysrakat
yang berkesejahteraan.
b. Ilmuwan, dengan latar belakang pengetahuannya yang cukup, harus bertanggung
jawab untuk menyampaikan ilmu atau pengetahuannya secara proporsional
kepada masyarakat dalam bahasa yang dapat mereka terima. Tanggung jawab
sosial keilmuan tersebut adalah penting, baik dalam rangka mengusahakan
kebenaran ilmu maupun baik dari segi untung -rugi, baik-buruk, dan lain
sebagainya. Dengannya, dapat dimungkinkan penyelesaian yang obyektif
terhadap setiap permasalahan sosial yang terjadi. Ilmu dan ilmuwan memiliki
tanggung jawab sosial, bukan sekedar karena ilmuan adalah anggota masyarakat
dan terlibat langsung dalam kepentingan sosial kemasyarakatan, tetapi ilmu secara
hakiki memiliki fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Ilmu,
meskipun merupakan hasil kekiatan individual, namun dikomunikasikan dan
dikaji secara terbuka oleh masyarakat.
Tanggung jawab keteladanan. Ilmu dan ilmuwan bukan saja mengandaikan
kebenaran keilmuan sebatas sebuah jalan pemikiran dengan pesona logika dan
ketajaman analisisnya, namun juga bertanggung jawab menunjukkan atau
mempraktikkan kebenaran keilmuannya di dalam kehidupan sosialnya yang luas
dan mendalam. Ilmu bukan hanya menyajikan sebuah kebenaran informasi,
namun memberikan keteladanan hidup yang ditunjukkan oleh ilmuwannya.
Ilmuwan harus berdiri di depan kebenaran-kebenaran keilmuannya selaku proto
tipe kebenaran yang sesungguhnya, juga berada di belakang kebvenaran-
kebenaran keilmuannya untuk menunjukkan tanggung jawabnya atas segala
akibat sosial maupun ekologis yang disebabkan oleh ilmu itu sendiri. Menghadapi
situasi kemasyarakatan kita di mana terdapat kecenderungan untuk memanipulasi
dan menghambat kebenaran nilai sehingga banyak mengakibatkan adanya
kegoncangan nilai maka ilmuan harus tampil ke depan untuk memberi
argumentasi, kajian kritis, serta membangun opini yang obyektif dan proporsional
terhadap setiap permasalahan sosial yang terjadi. Pengetahuan yang dimilikinya,

23
merupakan kekuatan yang akan membuat ilmuwan menjadi berani (bahkan berani
tampil sebagai martir seperti Socrates) dalam membela nilai-nilai kebenaran yang
dijamin dan diyakini dalam ilmu.Kelebihan ilmuwan adalah bahwa ia dapat
berpikir secara cermat dan teratur sehingga dengan kemampuan inilia, ia sekaligus
memiliki tanggung jawab untuk memperbaiki dan meluruskan pikiran masyarakat
yang sesat dan keliru menganai permasalahan yang dihadapi. Dengannya,
masyarakat tidak terjebak dalam lingkaran setan kepicikan yang membenarkan
aneka prasangka, sesat pikir, atau keliru pikir yang cenderung menumbuhkan atau
melanggengkan sikap saling curiga dan dendam. Melalui itu, masyarakat dapat
dicerdaskan sehingga mampu menangkal setiap upaya provokasi yang
memperalat dan memperbudak kekuarangan atau ketidaktahuannya demi
keuntungan-keuntungan yang bias.
c. Sikap tanpa pamrih. Sikap tanpa pamrih, berhubungan dengan kepentingan hati
nurani manusia dalam tugas keilmuan. Maksudnya, sikap ranpa pamrih menunjuk
pada keteguhan bathin atau hati, yang tanpa tegoda dengan imbalan apa pun, untuk
memperjuangkan kebenaran keilmuan, baik dalam rangka kepentingan teori
maupun praktis. Intinya, ilmuan harus terbuka pada himbawan dan seruan hati
(bathin) untuk terus mengritik dan membenahi diri dalam rangka mengatasi
berbagai kekurangan serta penyimpangan dalam kegiatan keilmuan. Salah satu
aspek di mana hal itu pasti adalah sifat kritik diri dan menahan diri.
Sikap tanpa pamrih, pertama-tama berhubungan dengan upaya membimbing diri
agar tidak tergesah-gesah dan ceroboh dalam memutuskan kebenaran atau
kepastian keilmu. Tuntutan sikap tanpa pamrih, meskipun kedengarannya agak
bertentangan dengan tuntutan praktis dalam rangka penerapan keilmuan bagi
kepentingan kesejahtreraan manusia, namun secara prinsipial tetap penting dalam
rangka tanggung jawab moral dan sosial keilmuan. Sikap tanpa pamrih dalam
keilmuan juga penting dalam rangka menjernihkan masalah-masalah di sekitar
pandangan hidup manusia. Artinya, bentuk tanggung jawab keilmuan dalam hal
sikap tanpa pamrih tidak hanya berhubungan dengan kepentingan ideologis
keilmuan, tetapi juga tanggung jawab paktis, agar terhindar dari kesalahan dan
penyalahgunaan.
Sikap tanpa pamring dalam keilmuan dibutuhkan dibutuhkan sebagai jaminan
agar penggunaan ilmu, sedapat mungkin, menguntungkan kehidupan manusia
secara memadai, dan tidak sekedar untuk mencapai target tertentu yang

24
menyimpan dari kepentingan mmanusia secara utuh. Keadaan makin sulit, bila
kelompok-kelompok terntu memanfaatkan ilmu untuk menjaga dan memelihara
kepentingannya, sehingga mengabaikan nilai kebenaran keilmuan demi
kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Sikap tanpa pamrih membuat kebenaran ilmu tidak netral karena kebenaran dan
pengabdian ilmu selalu diwarnai oleh adanya intensitas tujuan dan corak etis
tertentu yang mengafirmasikan atau menguatkan seruan kepentingan
kemanusiaan dalam ilmu. Corak etis kegiatan keilmuan sekali-kali tidak terbatas
pada penerapan-penerapan konkret (praktis)-nya, karena ia harus menjangkau hal-
hal yang lebih luas untuk menemukan sikap etis yang tepat. Melalui sikap
demikian, kedudukan manusia dalam pengembangan ilmu atau keilmuan tetap
tidak berubah, walaupun kemanusiaan itu sendiri mengalami pergeseran-
pergeseran yang sifatnya dinamis dalam tanggung jawab keilmuan itu sendiri.
Sikap tanpa pamrih dalam keilmuan penting pula dalam rangka mengatasi
ketidakdewasaan manusia. Sikap dapat memungkinkan manusia mengenal
keterbatasannya, makin belajar mengenal dan semakin baik menguasai dirinya
sendiri (pikirannya, emosinya, keinginannya, dan sebagainya) dan juga
realitasnya. Sikap tanpa pamrih, di satu sisi menginsyafkan manusia untuk selalu
meletakkan pandangan kritisnya terhadap perkembangan ilmu dan keilmuan. Di
sisi lain, sikap tanpa pamrih juga menginsyafkan manusia tentang betapa kurang
dewasanya manusia dan betapa banyak kemungkinan lagi untuk menjadi lebih
dewasa.
d. Tanggung jawab profesional. Tugas keilmuan menghimbau pada sebuah tanggung
jawab professional yang memadai. Tanggungjawab profesional keilmuan
mengandaikan bahwa seorang ilmuwan harus menjadi ahli dan terampil dalam
bidangnya, jadi bukan sekedar hobi. Tanggung jawab professional keilmuan
mengacu pada bidang keilmuan yang digeluti sebagai panggilan tugas pokok atau
profesi keilmuannya. Tanggung jawab professional menunjuk pula pada
penghasilan atau upah yang diperoleh berdasarkan tingkat kepakaran
(pengetahaun dan ketrampilan) yang dimiliki dalam bidang keilmuannya.
Profesional merupakan kata atau istilah yang umumnya diliputi sebuah citra diri
yang berbauh sukses,penuh percaya diri, berkompeten, bekerja keras, efisien, dan
produktif. Tanggung jawab profesional keilmuan menunjuk pada gambaran diri
seseorang berdisiplin, kerasan, dan sibuk dalam pekerjaan keilmuannya. Disiplin

25
dan kerasan meruapak sebuah paham yang membedakan secara radikal seorang
ilmuwan sejati dengan orang yang suka malas, santai, dan seenaknya dalam
sebuah tugas keilmuan.
Tanggung jawab professional keilmuan menunjuk pula pada sikap keilmuan yang
"tanpa pamrih" serta bersikap tenang, tekun, dan mantap, dapat menguasai situasi,
serta berkepala dingin dalam memperjuangkan dan mempertahankan kebenaran
ilmunya terhadap berbagai gugatan atau sanggahan. Profesionalisme dalam
keilmuan mensugestikan pula bahwa seorang ilmuan adalah sosok yang bersifat
pragmatis dan tidak membiarkan profesinnya untuk dipengaruhi oleh pandangan
-pandangan yang sempit dan sesat. Profesionalisme dalam keilmuan
mengandaikan pula sikap keilmuan yang tidak terpengaruh oleh hubungan-
hubungan primordialistik, ideologi atau oleh masalah keluarga dan pribadi.
Prifesionalisme kilmuan mengandaikan pula sebuah hasil keilmuan yang berlaku
secara universal, artinya dapat diterima secara luas dan umum.
Profesionalisme dalam keilmuan bukan sekedar ketrampilan yang dapat dipelajari
secara terpisah dari kepribadian sang ilmuwab. Bahkan, profesionalisme dalam
keilmuan meliputi seluruh struktur kepribadian sang ilmuwan. Tentu saja
diperlukan keahlian (spesialisasi) dalam mengembangkan profesionalisme
keilmuan. Meskipun keahlian dapat dipelajari dan dilatih, tetapi seorang belum
tentu disebuah professional dalam keilmuannya. Artinya, profesionalisme
keilmuan menunjuk pada kualitas pengetahuan dan kualitas kerja sebagai
ilmuwan.

7.4. Etika Keilmuan.


a. Arti etika keilmuan. Istilah etikan dari bahasa Yunani etos yang berati baik,
berbudaya, atau beradat. Jadi etika keilmuan mengandaikan adanya tatanan nilai-
nilai kebaikan (etis) dalam keilmuan, baik dalam mengusahakan ilmu maupun
dalam menerapkan ilmu bagi kepentingan manusia. Ilmuan dan keilmuan,
karenanya, perlu didasarkan pada sebuah sikap kesadaran etis yang kuat.
Kesadaran etis dalam keilmuan berlangsung , baik muali dari tahap uapaya
pencaharian dan penentuan kebenaran maupun sampai pada tahap penerapan
hasilnya dalam bentuk pembangunan. Ciri etis yang mendasari proses tersebut
merupakan sebuah kategori moral keilmuan yang melandasi sikap etis seorang
ilmuwan. Sikap etis yang demikian bukan saja merupakan sebuah jalan pemikiran

26
bagi sang ilmuwan, tetapi justru lebih merupakan totalitas jalan hidupnya, dalam
sebuah tanggung jawab keilmuan yang utuh. Etika keilmuan dan moral keilmuan,
meskipun berbeda, karena etika keilmuan mendasari diri pada sikap kritis da;am
melakukan keputusan secara bebas sementara moral keilmuan mendasari diri pada
perintah moral atau kewajiban-kewajiban yang patut diikuti, namun keduanya
memiliki kesamaan dalam hal kemutlakan sikap keilmuan yang tegas terhadap
kebenaran.
Etika keilmuan merupakan sesuatu dorongan kejiwaan yang nyata-nyata
mempengaruhi dan menentukan bagaimana ilmuwan mendekati dan melakukan
kegiatan keilmuannya (memproses kebenaran dan menerapkan kebenaran
keilmuan) secara kritis dan bertanggung jawab. Etika keilmuan, dalam hal ini,
sangat berhubungan dengan semangat dan sikap bathin (kehendak bathin) para
ilmuwan yang bersifat tetap dalam dirinya untuk bersikap; adil, benar, jujur,
bertanggung jawab, setia, dan tahan uji dalam mengembangkan ilmu, baik untuk
kepentingan keilmuan secara luas maupun untuk penerapannya dalam
membangun kehidupan. Jadi, etika keilmuan mengandaikan adanya kehendak
bathin yang kuat sebagai sebuah tuntutan moral yang harus direalisasikan dalam
rangka tugas keilmuan.
Etika keilmuan, sebagai aspek mendasar dalam rangka keilmuan, menjaungkau
hal yang lebih jauh dan mendorong untuk menyelami semakin dalam
kemungkinan-kemungkinan terakhir mengenai hakikat manusia sebagai subyek
maupun obyek dalam keilmuan. Bahkan, etika keilmuan seakan menimbulkan
semacam kesulitan, di mana perkembangan keilmuan dikurung dalam semacam
lingkaran setan. Kondisi tersebut, muncul ketikan ditanyakan mengenai hal keraha
mana ilmu harus diterapkan? Mana penerapa keilmuan yang baik dan mana
penerapan yang kurang baik? Jelas bahwa kriteria etis yang digunakan untuk itu
adalah apakan penerapan tersebut dapat memajukan kesejahteraan hidup manusia
atau sebaliknya membawa ancaman terhadap konsistensi hidup generasi manusia
dan ekologisnya?
Artinya, seorang ilmuwan, secara moral tidak akan membiarkan kebenaran
ilmunya atau hasil penelitiannya untuk membunuh dan menindas sesama manusia
dan merusak alam lingkungannya. Kengerian hidup zaman ini yang kian
mencemaskan dengan mencuatnya berbagai kegoncangan kosmik, terkikisnya
lapisan hoson yang memacu meluasnya panas bumi yang kian mencemaskan, juga

27
kecemasan adanya perang kimia, dan senjata pembasmi masal, kejahatan
biokimia, dan berbagai kenyataan lainnya yang terus menghadirnya aneka
kecemasan mekar dalam kehidupan, menunjukkan betapa dunia keilmuan masih
terus menghadapi dirinya sebagai masalah. Ilmu atau keilmuan, bagaikan pisau
bermata dua, di satu sisi menyenangkan tetapi di sisi lain mencemaskan.
Kenyataan tersebut menegaskan pentingnya etika keilmuan dalam menyiasati
perkembangan keilmuan itu sendiri. Dengannya, ilmu atau keilmuan tetap
dikembangkan pada jalurnya yang sebenarnya. Melalui etika keilmuan, ilmu terus
dikembangkan sebagai prestasi keluhuran manusia yang mampu menyejahterakan
manusia serta membuat manusia menjadi actor bagi kehidupan, tapi di sisi lain,
melalui etika keilmuan manusia (ilmuwan) terus dinasihati dan digembalakan agar
tidak menyelewengkan keilmuan itu sendiri untuk mengancam kemanusiaanya
dan lingkungannya.
Etika keilmuan, pada prinsipnya, hendak mencerminkan adanya "kebangkitan
insani" melalui berbagai kegiatan keilmuan atau penemuan keilmuan yang pada
hakikatnya menunjukkan perkembangan citra keagungan dan peradaban manusia.
Etika keilmuan, dengan demikian, telah mengantisipasi perkembangan -
perkembangan keilmuan di kemudian hari yang mungkin mengubah kewajiban
etis keilmuan, tetapi tidak mengubah nilai-nilia etis keilmuan yang fundamental
mengenai hakikat dan martabat keagungan manusia. Bahwa terdapat
kemungkinan di mana dalam perkembangan keilmuan yang tidak terduga,
manusia (ilmuwan) dapat mengetahui dan memiliki sesuatu yang sudah
ditunjukkan dalam kesadaran eti keilmuannya itu. Kesadaran mana
memungkinkan manusia (ilmuwan) dapat menilai apakah perkembangan
keilmuannya dapat membantu mewujudkan perkembangan manusia secara lebih
utuh, walaupun ia sendiri tidak mengenal persis titik akhir yang sesungguhnya
dari perkembangan tersebut.
Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan dunia keilmuan semakin melangkah
maju dengan usaha-usaha efektif guna dapat memerangi "ketidakberesan" dalam
kehidupan, termasuk dalam dunia keilmuan. Bahkan, sejarah makin menunjukkan
pula bahwa perkembangan dunia keilmuan makin menyingkap adanya orientasi
atau arah baru pemikiran untuk makin menyadari akan keselamatan manusia.
Konsekuensinya, penting bagi seorang ilmuwan untuk memiliki kepekaan yang
besar terhadap etika keilmuan untuk mengatasi konsekuensi-konsekuensi etis

28
dalam dunia keilmuan itu sendiri. Kesadaran etis mana, di dasarkan pada
kenyataan bahwa dialah orang satu-satunya yang bertanggung jawab sepenuhnya
serta patut dimintai pertanggunganjawabannya atas segala hal yang diakibatkan
oleh kemajuan dunia keilmuan, baik terhadap moralitas manusia, maupun
orientasi perilakunya.

29

Anda mungkin juga menyukai